eISSN: 2599-2139
Edcomtech Abstrak
Pengembangan Bahan ajar Matematika Materi Bilangan Berbasis High Order
Thinking Skills (HOTS) untuk siswa SMP dimaksudkan untuk memberikan
Jurnal Kajian salah satu jawaban terhadap kurangnya buku pendamping pembelajaran
Teknologi Pendidikan Matematika materi bilangan yang mengimplementasi kurikulum 2013 serta
Volume 6, No 1, April 2021 keterbatasan guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran berorientasi
124-139 HOTS dan adanya tuntutan untuk peserta didik yang selalu membiasakan diri
berpikir kritis,analitis, memecahkan masalah dan meningkatkan kreativitas.
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian Research and Development
Submitted 03-05-2020
(R&D) dimana peneliti membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk
Accepted 12-05-2020
untuk membatasi langkah penelitian. Hasil validasi diperoleh bahwa secara
keseluruhan ahli desain memberi skor rata-rata 4,7. Ahli media memberi skor
Corresponding Author rata rata 4,7. Guru matematika memberi skor rata rata 3,84 dan angket respon
Siti Munawaroh siswa (Uji kelompok kecil) mendapat skor 4,5 berdasarkan data dan analisis yang
munawarohamel@gmail.com dilakukan menyatakan produk bahan ajar ini sangat layak digunakan sebagai
buku pendamping pembelajaran Matematika berbasis HOTS
Abstract
Development of Mathematics Teaching Materials for Numbers Based on High
Order Thinking Skills (HOTS) for junior high school students is intended to provide
one answer to the lack of a companion Mathematics learning companion number
material that implements the 2013 curriculum and the limitations of teachers in
developing HOTS-oriented learning strategies and the existence of demands for
students who always accustom themselves to think critically, analytically, solve
problems and increase creativity. This research uses Research and Development
(R&D) research methodology where researchers limit research on a small scale,
including to limit the research steps. Validation results obtained that overall
design experts gave an average score of 4.7. Media experts score an average
of 4.7. Mathematics teachers gave an average score of 3.84 and the student
response questionnaire (small group test) received a score of 4.5 based on the
data and analysis conducted which stated that this teaching material product
was very suitable to be used as a companion book for HOTS-based Mathematics
learning.
124
LATAR BELAKANG sampai tahun 2015, dalam dunia pendidikan
Saat ini kita berada pada era dimana yaitu PISA. Perolehan Tahun 2016, Dilansir
kemajuan pesat Ilmu Pengetahuan dan dari The Guardian, Indonesia menempati
Teknologi mengakibatkan berubahnya cara urutan ke-57 dari total 65 negara. Survei ini
berkehidupan manusia. Segala hal terjadi diterbitkan oleh Organisation for Economic
begitu cepat dan tidak terduga akibat Co-operation and Development (Pellini,
digitalisasi, otomatisasi menuntut kita 2016). Sehubungan dengan kemampuan
meningkatkan keterampilan keterampilan dan kompetensi guru, pada bagian ini yang
baru untuk mengimbangi perubahan paling utama karena kekuatan terdepan
tersebut (Sitompul, Leksono, & Rufi’i, pelaksanaan kurikulum adalah guru. Guru lah
2019). Perubahan itulah yang mendorong yang melaksanakan kurikulum 2013 yang saat
perubahan dalam sistem pendidikan. Sejalan ini sedang diimplementasikan. Pelaksanaan
dengan itu Pemerintah menyusun kurikulum Kurikulum ini sudah berlangsung lebih dari
yang berbasis pengembangan kemampuan tahun. Meskipun demikian, belum semua
memecahkan masalah, berpikir kreatif dan guru siap mengimplementasikan kurikulum
pengolahan informasi yaitu kurikulum 2013. 2013. (Hanik, Mardiyana, & Rosid, 2020)
Melalui kebijakan penerapan kurikulum 2013 Walaupun masih banyak guru belum
yang menggunakan pendekatan Saintifik mengembangkan pembelajaran HOTS secara
diharapkan semua pembelajaran bermuara maksimal. Dengan ditingkatkan bobot
pada pengembangan keterampilan menalar, soal ini guru dipacu menyelenggarakan
membandingkan dan mengolah pikiran proses pembelajaran berbasis HOTS. Model
tingkat tinggi atau dikenal dengan Higher pembelajaran yang mengajak peserta didik
Order Thinking Skills (HOTS). Implementasi berpikir kritis, mampu mengolah informasi
Kurikulum 2013 sejauh ini sudah 3 kali yang sering disebut berpikir tingkat tinggi
mengalami revisi, ini menunjukkan keseriusan atau Higher Order Thinking Skills ( HOTS),
pemerintah untuk menyiapkan anak bangsa harus selalu dikembangkan dalam proses
menyongsong masa depan. Falsafah dan kegiatan belajar mengajar di sekolah
pedoman hidup bangsa dapat dicerminkan itulah harapan dan himbauan pemerintah.
melalui kurikulum. Tujuan arah serta kualitas Dengan mengembangkan model itu
hidup masa depan berbangsa dan bernegara peserta didik akan terbiasa dan mempunyai
ini akan ditentukan oleh penerapan kebijakan kemampuan berkomunikasi dengan baik,
kurikulum yang digunakan oleh bangsa keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif
tersebut sekarang. Segala perubahan harus selalu mempunyai sikap percaya diri untuk
dapat diantisipasi oleh kurikulum, karena mempersiapkan diri menghadapi era digital
hanya melalui pendidikan sebagai salah satu milenium. (Harususilo, 2018)
cara yang paling ampuh untuk mengiringi Guru sudah harus memulai langkah
tersebut (Alfa, 2017). Pada kenyataaan langkah pembelajaran yang berpijak dan
implementasi nya tidak bisa dilepaskan mewujudkan empat asas dalam belajar
tanpa peran guru, sedangkan pemerintah yang disarankan oleh Komisi Internasional
sangat mendorong pengembangan HOTS UNESCO untuk pendidikan (1)belajar untuk
dalam pengajaran dikelas, terbukti dengan mengetahui , (2) belajar untuk mengerjakan
meningkatnya bobot soal UNBK standar , (3) belajar untuk menjadi , (4)belajar untuk
internasional sudah mulai diterapkan, hidup bersama . (Daryanto & Syaiful, 2017).
mencakup soal-soal Matematika, literasi, Guru tidak lagi sumber dari segala sumber
ataupun untuk soal Ilmu Pengetahuan Alam belajar, guru harus menghilangkan kebiasaan
yaitu yang memerlukan tingkat pemahaman, lama dalam mengajar. Tugas guru adalah
daya nalar dan daya pikir tinggi, atau dikenal tidaklah mudah. Penting untuk dicatat
HOTS (Higher Order Thinking Skills) (Sukmana, bahwa pendidik memiliki tanggung jawab
2018). mendalam untuk mendorong peserta didik
Penurunan prestasi kejuaraan tingkat untuk merefleksikan perubahan sifat, ruang
internasional kurun waktu tahun 2000 kelas dan kesesuaian pengetahuan terapan.
126 Edcomtech Volume 6, No 1, April 2021
Membangun pengetahuan sebagai prinsip dari Higher Order Thinking Skills atau HOTS
panduan mengasumsikan bahwa peserta didik (Brookhart, 2010)
akan menantang teori dan kenyataan yang Benjamin S. Bloom adalah seorang
ada. (MacKinnon & Aylward, 2009) Guru saat psikolog pendidikan dari Amerika Serikat , dia
ini hanya memfasilitasi peserta didik dalam beserta kawan kawannya adalah orang yang
belajar. memotivasi dan memberi semangat pertama mengenalkan konsep pemikiran
peserta didik untuk belajar menggunakan belajar Higher Order Thinking Skills (HOTS)
kemampuan bernalar, mengolah informasi dalam bukunya yang bertajuk Taxonomy of
dan berpikir kritis mempraktekkan berbagai Educational Objectives: The Classification of
strategi dan metode pembelajarn seperti, Educational Goals (1956) di dalamnya berisi
penemuan terbimbing, project based learning, kategori berbagai tingkat pemikiran bernama
investigasi kelompok, inquiry dan lainnya Taksonomi Bloom, mulai dari level paling
Sesuai isi Permendikbud No. 22 Tahun bawah sampai dengan level paling tinggi.
2016 perihal Standar Proses di jelaskan Keterampilan Level paling bawah dalam proses
pembentukan perilaku saintifik, sosial serta pembelajaran itu mencakup mengingat,
mengembangkan rasa keingintahuan dapat memahami, dan menerapkan Menurut
dicapai jika tiga model kegiatan pembelajaran Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua
ini dipraktekkan dan diterapkan. Model-model bagian. dan keterampilan kedua level paling
tersebut adalah Discovery/Inquiry Learning, tinggi adalah yang dikategorikan ke dalam
model Pembelajaran Melalui Penemuan keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa
Terbimbing, Problem-based Learning, model keterampilan menganalisis, mengevaluasi,
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Project- dan mencipta. (Ariyana, Pudjiastuti, Bestary,
based Learning, Pembelajaran Berbasis & Zamroni,, 2019). Pendapat para pakar
Proyek (Ariyana, Pudjiastuti, Bestary, & tentang ini , pengertian keterampilan berpikir
Zamroni,, 2019). tingkat tinggi dari Lauren B. Resnick adalah
Proses pembelajaran saat ini adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi secara rinci materi, menarik kesimpulan,
peserta didik yang mempunyai Kemampuan membangun representasi, menganalisis
berpikir, bernalar,analitis, kreatif dan mampu permasalahan, dan menciptakan hubungan
menyelesaikan masalah . Kemampuan dengan melibatkan aktivitas mental yang
mempunyai pola pikir kritis diperlukan paling dasar. (Resnick, 1987)
untuk membedakan dan memilah informasi Krulik dan Rudnick menyatakan bahwa
tersebut layak diterima atau perlu dikaji bagian terpenting dan sangat dibutuhkan
ulang. Berpikir kritis salah satu komponen dari dari proses pembelajaran matematika dalam
berpikir tingkat tinggi. Dengan membiasakan keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah
peserta didik melakukan pemikiran kritis, penalaran (Krulik, Rudnick, & Mileo, 2003).
berpikir kreatif, dan pemecahan masalah Kemampuan penalaran ini berkenaan dengan
maka pada akhirnya peserta didik terbiasa pembelajarannya di kehidupan sehari-hari
berpikir sehingga mempunyai keterampilan yang dihadapinya (Qolbi, Thaariq, Az-Zahroh,
berpikir tinggi atau Higher order Thinking Anwar, & Faiza, 2019)
Skills (HOTS) John Dewey berpendapat bahwa jika
Pengembangan kemampuan peserta didik seseorang berusaha berpikir segalah hal
untuk memiliki keterampilan berolah pikir secara mendalam dengan mengerahkan
yang kompleks adalah merupakan tujuan kemampuannya , memulai mengajukan
utama proses pembelajaran matematika. bermacam pertanyaan yang relevan dan
keterampilan berolah pikir yang kompleks akhirnya menemukan informasi yang
atau dikenal higher order thinking Skills relevan pula dan tidak hanya menunggu
atau keterampilan berpikir tingkat tinggi. informasi saja, semua itu adalah bagian
kemampuan memecahkan masalah, dari berpikir kritis secara esensial dalam
kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan proses aktif (Fisher, 2009). Keterampilan
berpikir kritis adalah merupakan bagian HOT terbaik harus dilakukan melalui kegiatan
Munawaroh, Pengembangan Bahan Ajar ... 127
langsung, keterampilan di mana siswa dapat juga akan mampu memberikan motivasi dan
mengarahkan pembelajaran mereka sendiri meningkatkan keterampilan dasar peserta
(Harrison, 2013) didik (Tinio, 2002) dalam (Utami, Nugroho,
Definisi HOTS dari Pemerintah melalui Dwijayanti, & Sukarno, 2018)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bahan ajar materi bilangan Menurut
pada dasarnya mengikuti pendapat Brookhart. hasil sebaran UNBK (Ujian Nasional Berbasis
Untuk membantu proses tersebut diperlukan Komputer) 2019 tingkat SMP Pusat Penilaian
pengembangan. untuk mendapatkan hasil pendidikan Kementerian Pendidikan dan
yang maksimal dalam proses pembelajaran Kebudayaan 2019 untuk capaian materi
diperlukan peningkatan kualitas cara memilih, matematika kota Surabaya Persentase siswa
menentukan, menetapkan , melaksanakan yang menjawab benar soal-soal pada setiap
dan mengembangkan metode pembelajaran cakupan materi adalah Materi bilangan adalah
dengan mendesain proses pembelajaran 51,86%, materi Aljabar adalah 63,54%, materi
itu. desain itulah bagian dari pengembangan Geometri dan Pengukuran 53,82% dan materi
( (Degeng & Degeng , 2018). Rancangan buku statistika dan peluang adalah 65,78% disini
bahan ajar yang dipilih karena Peneliti memberi ditunjukan pada materi Bilangan siswa yang
tambahan ide dengan mengembangkan menjawab benar paling sedikit hanya 51,86%
bahan ajar sebagai pendamping buku yang (Pendidikan, Pusat Penilaian, 2018). karena itu
ada dengan harapan bahan ajar yang valid, pemilihan materi ini dalam mengembangkan
praktis dan efektif untuk memfasilitasi guru Bahan ajar sangat tepat.
dan peserta didik dalam mengembangkan
dan mengimplementasikan kurikulum 2013 METODE
berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills). Jenis penelitian yang dikembangkan oleh
Merujuk pendapat Panen (2001) tentang peneliti adalah Research and Development
bahan ajar, menurutnya bahwa bahan (R&D) dimana hasil akhir penelitian adalah
ajar merupakan kesatuan bahan-bahan produk yang berupa bahan ajar dalam
atau materi pelajaran yang disusun secara bentuk buku yang valid sesuai kaidah untuk
seksama dan sistematis, yang digunakan memfasilitasi pendidik dan peserta didik dalam
guru dan peserta didik dalam kegiatan proses mengembangkan dan mengimplementasikan
belajar mengajar (Sadjati, 2012). Bahan ajar kurikulum 2013 berbasis HOTS. Selain itu
yang yang digunakan sebagai buku pelajaran juga peneliti membuat instrumen penelitian
yang menunjang kegiatan belajar mengajar berupa lembar validasi, dan angket tanggapan
disusun oleh pakar dalam bidangnya untuk peserta didik. Model yang dikembangkan
maksud-maksud dan tujuan instruksional yang dalam penelitian ini adalah pengembangan
dilengkapi dengan saran saran pengajaran versi Borg dan Gall dalam (Emzir, 2011) dimana
yang sesuai, dengan tujuan lebih mudah pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan
memahami disebut buku ajar (Tarigan, 1986) peneliti termasuk membatasi langkah langkah
dalam (Kurbaita, Zulkardi , & Siroj, 2013) penelitian karena beberapa alasan keterbatasan
Salah satu hal harus diperhatikan . Hasil penyesuaian prosedur penelitian sebagai
dalam pembuatan bahan ajar adalah segi berikut; yaitu (1) pengumpulan informasi,
bahasa Bahasa yang digunakan sederhana (2) perencanaan produk, (3) pengembangan
saja yang mudah dicerna karena peserta produk, (4) validasi produk, dan (5) evaluasi
didik hanya berhadapan dengan bahan produk (Yektyastuti & Ikhsan , 2016) untuk
ajar ketika belajar secara mandiri dan tahap 4 dan 5 peneliti satukan. Jadi uji lapangan
dapat menuntaskan proses pembelajaran dan revisi produk akhir. Model Borg and Gall
(Puspitasari, 2017). Buku adalah salah satu yang sudah dimodifikasi terlihat pada gambar
sarana dalam pembelajaran. Media yang baik berikut:
128 Edcomtech Volume 6, No 1, April 2021
ajar yang layak serta sesuai digunakan dalam Untuk mengetahui kelayakan produk ini
pembelajaran. sangat diperlukan Teknik analisis data. Analisis
ini untuk mengetahui seberapa jauh produk ini
Data, Instrumen Penelitian, Analisis Data memenuhi persyaratan penggunaan, dengan
Penggolongan data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
adalah data sebelum pembuatan bahan ajar Hasil validasi atau Penilaian Produk dari Ahli
yang berupa angket tanggapan peserta didik Media, Ahli Materi, guru, dan siswa dianalisis
pada proses pembelajaran, angket kebutuhan menggunakan langkah langkah yang ditempuh
peserta didik terhadap bahan ajar dan hasil yaitu: mengubah data kuantitatif dari skala
wawancara dengan guru matematika yang Likert yang berupa lembar penilaian ahli
menyangkut kendala kendala di lapangan. media, ahli materi, guru matematika , dan
Selanjutnya data setelah buku ajar selesai peserta didik diubah menjadi data kualitatif.
dibuat. Data ini berupa angket validasi oleh Selanjutnya, menyajikan seluruh data yang
para ahli, guru matematika dan peserta didik. telah diubah dalam bentuk tabel dari setiap
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, komponen.
data kuantitatif menyangkut validitas, Setelah itu melakukan perhitungan skor
keefektifan dan kepraktisan instrumen total rata-rata dari setiap komponen ke dalam
pembelajaran yang dikembangkan (Kharisma rumus
& Sugiman, 2017) dengan instrumen
berupa Kuesioner yang didalamnya berisi
pernyataan dan pertanyaan secara tertulis
kepada responden untuk mendapatkan Keterangan
jawaban. Pengisian kuesioner ini merupakan
teknik mengumpulkan data. (Sugiono, 2012)
Instrumen yang dikembang merupakan
adaptasi dari peneliti sebelumnya ( Selibauti,
& Karim, 2018). Skor yang didapat diubah dalam bentuk
Skala Guttman dan skala Likert digunakan persentase dengan rumus dibawah ini;
sebagai dasar pada Instrumen pengumpulan
data. Skala Guttman digunakan untuk Angket
pengalaman selama mengikuti pembelajaran
matematika dan mengetahui tanggapan
peserta didik terhadap bahan ajar yang Keterangan:
digunakan di sekolah karena skala Guttman P= Persentase
ini hanya memerlukan jawaban“ya dan tidak” 𝑓= Skor yang diperoleh
(Masruroh, 2015). Kemudian skala Likert untuk 𝑛 = Skor Keseluruhan
data validasi. Data kuantitatif yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan teknik skor rata-rata yang didapat diubah menjadi
deskriptif untuk mengetahui kevalidannya. nilai dalam kategori. sehingga, hasil akhir
Proses analisis mengikuti maksud tidak lagi berupa data kuantitatif, tetapi dalam
penelitian. Untuk mulai dengan memvalidasi bentuk kualitatif dengan kategori.
model atau produk yang digunakan dalam Konversi data kuantitatif menjadi data
konteks dari penelitian (Shroff, Thou Ting, & kualitatif menggunakan teori Sukardjo seperti
Lam, 2019) Untuk mengetahui hasil interval disajikan pada Tabel 1 dalam (Januarisman &
rata-rata skor dan kategori kelayakan dari Ghufron, 2016)
penilaian Bahan ajar yang telah divalidasi oleh Hasil akhir Produk pengembangan yang
ahli materi Bidang studi matematika , maka dihasilkan dikatakan layak jika masing-
dilakukan penghitungan masing komponen memenuhi kategori baik
(Lasmiyati & Harta, 2014)
130 Edcomtech Volume 6, No 1, April 2021
√ √
7 evaluasi √
8 Glosarium √
9 Daftar Rujukan √
10 Kunci Jawaban √
Gambar 2 Tampilan Cover Buku Matematika Gambar 3 Contoh Aktivitas Peserta didik
BerBasis HOTS Pembelajaran Berbasis masalah
132 Edcomtech Volume 6, No 1, April 2021
Tabel 3 Data Hasil Keseluruhan Penilaian dan Validasi Oleh Ahli Materi/isi
Tahap No Aspek penilaian Skor rata Kategori
rata
I 1 Aspek Kesesuaian Tujuan 4 Layak
2 Aspek Kelayakan isi 4,2 Layak
3 Aspek Kelengkapan materi 4,1 Layak
4 Aspek Kelengkapan evaluasi atau tes 4, Layak
II 1 Aspek Kesesuaian Tujuan 4,75 Sangat layak
2 Aspek Kelayakan isi 4,9 Sangat layak
3 Aspek Kelengkapan materi 4,7 Sangat layak
4 Aspek Kelengkapan evaluasi atau tes 4,75 Sangat layak
Skor rata rata Tahap I 4,07 Layak
Skor rata rata Tahap II 4,77 Sangat Layak
Berdasarkan tabel skor rata-rata dari 4 rata-rata 4,77 dengan kategori “Sangat
aspek yang dinilai oleh ahli materi, dapat Layak, pada tahap pertama revisi dilakukan
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pada aspek Tujuan pembelajaran disini
pada tiap aspek yang dinilai. Pada tahap 1 terdapat masukan berupa kejelasan tujuan
diperoleh skor rata-rata 4,07 dengan kategori pembelajaran lebih terperinci pada setiap
“Layak”, tahap 2 setelah berdasarkan kegiatan pembelajaran, masih ada beberapa
masukan, tanggapan dan penilaian tahap bagian yang harus disesuaikan antara materi
pertama memperoleh kenaikan 0,7 skor dengan tujuan pembelajaran, relevansi
Munawaroh, Pengembangan Bahan Ajar ... 133
antara materi dengan tujuan pembelajaran Hasil Uji Ahli Desain Pembelajaran
pada tiap tiap Kompetensi Dasar. Pada Produk pengembangan bahan ajar matematika
aspek kelayakan isi terdapat masukan untuk materi Bilangan Berbasis Higher Order Thinking
perbaikan di Kesesuaian penulisan daftar isi Skills sudah diselesaikan, selanjutnya direview
dengan isi buku teks, Kemudahan memahami oleh ahli Desain pembelajaran untuk sekiranya
peta konsep, Ketepatan penempatan unsur mendapat tanggapan, penilaian dan saran saran
tata letak (topik, sub topik, dan ilustrasi). Pada sebagai bahan perbaikan. Review ini menggunakan
Aspek Kelengkapan evaluasi atau tes masukan angket atau kuesioner yang telah disusun oleh
berupa evaluasi disertai kunci jawaban, pada peneliti, review dilakukan 2 kali yaitu tahap 1
Aspek Kelengkapan materi masukannya dan tahap 2. Pada tahap 2 adalah tahap setelah
adalah Kedalaman materi perlu diperdalam menerima masukan dari reviewer. Reviewer ahli
kembali dengan contoh dan uji coba, sehingga materi adalah Bapak Dr. H. Ibut Priono Leksono,
pemahaman siswa lebih luas dalam hal M.Pd, dosen Pascasarjana Universitas PGRI Adi
ini peneliti memberi tautan Barcode yang Buana. Skor rata rata diperoleh dari jumlah masing
intinya memberi keluasan materi lewat video masing indikator dalam satu aspek dibagi banyak
pembelajaran, bahan literasi, soal soal UNBK subjek penelitian dari aspek tersebut, kemudian
tahun lalu. dikonversi dalam persentase selanjutnya
disesuaikan dengan tabel Tabel Konversi Data
Kuantitatif Berdasarkan Teori Sukardjo
Tabel 4 Data Hasil Keseluruhan Penilaian dan Validasi Oleh Ahli Desain
Tahap No Aspek penilaian Skor rata rata Kategori
I 1 Aspek Desain Sampul 3,75 Layak
pada tabel skor rata-rata di atas, dapat Pada aspek Desain isi, perbaikan atau revisi
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang harus dilakukan peneliti, yaitu mengganti
skor hasil penilaian dari penilaian tahap 1 ke Font yang dianggap menyulitkan membaca
penilaian tahap 2. Skor rata-rata penilaian
tahap 1, yaitu 3,8 dengan kategori “Layak”. Hasil Uji Guru Matematika
Sedangkan skor rata-rata penilaian tahap Setelah dilakukan review dari ahli materi dan
2, yaitu 4,4 dengan kategori “Sangat Layak”. ahli desain pembelajaran bahan ajar ini direvisi
Peningkatan terjadi berdasarkan revisi yang sesuai masukan yang diterima. Kemudian
telah dilakukan peneliti terhadap Buku yang buku ajar di review oleh teman sejawat yaitu
dikembangkan. Revisi yang dilakukan pada guru matematika di SMP Negeri 20 Surabaya.
Sampul belum menggambarkan isi serta Adapun hasil dari review tersebut adalah
warna unsur dan tata letak kurang harmonis.
134 Edcomtech Volume 6, No 1, April 2021
Tabel 5 Keseluruhan Data Hasil Penilaian dan Validasi Tiap Aspek oleh Guru Matematika
No Aspek penilaian Skor rata rata Persentase Kategori
1 Aspek Kesesuaian Tujuan 3,75 75% Layak
2 Aspek Kelayakan isi 3,9 78% Layak
3 Aspek Kelengkapan materi 4 80% Layak
4 Aspek Kelengkapan evaluasi atau tes 3,75 75% Layak
5 Aspek Desain Sampul 3,75 75% Layak
6 Aspek Desain isi 3,9 78% Layak
Skor rata rata 3,84 77% Layak
Berdasarkan tabel data hasil penilaian oleh padat, guru matematika mengapresiasi model
guru matematika keenam aspek mendapat pembelajaran yang mengarahkan peserta
predikat Layak , rata rata keseluruhan aspek didik membiasakan berpikir kreatif. Masukan
memperoleh skor rata-rata 3,84 dengan dari guru matematika dijadikan bahan untuk
persentase 77% berkategori “Layak”. revisi 2 sebagai perbaikan produk
Banyak sekali masukan dari matematika Dari uraian hasil penilaian validator dapat
selaku pelaku dalam proses pengajaran yang disusun Data secara Keseluruhan Hasil
mengetahui titik titik penting pada sebuah Penilaian dan Validasi Ahli Desain, Ahli
bahan ajar. Masukan dari guru matematika Materi, dan Guru matematika Berikut tabel
pada aspek tujuan lebih difokuskan pada keseluruhan skor rata-rata penilaian dan
tujuan tiap sub pokok bahasan , masukan validasi oleh ahli media, ahli Desain , dan guru
lain desain sampul yang penataan nya terlalu matematika
Tabel 6 Keseluruhan Data Hasil Penilaian Oleh Ahli Desain , Ahli Materi,
dan Guru Matematika
No Penilai Skor rata-rata Kategori Tingkat kelayakan
1 Ahli Desain 4,4 Sangat Layak 88%
2 Ahli Isi 4,7 Sangat layak 84%
3 Guru Matematika 3,84 Layak 77%
Rata rata Skor 4,3 Sangat Layak 86%
Dari rata rata skor Validasi Ahli Desain, Ahli dalam skala kecil di satu sekolah. Pengujian
Materi, dan Guru matematika diperoleh produk dilakukan di SMP Negeri 20 Surabaya
skor 4,3. Skor yang didapat data kemudian dengan banyak subjek adalah 5 orang peserta
dilakukan pengkonversian data kuantitatif didik. Data hasil pengujian terhadap peserta
menjadi data kualitatif menggunakan teori didik kelas VII SMP ini merupakan data paling
Sukardjo . hasil yang diperoleh dalam kategori ujung yang diperoleh setelah penilaian
“Sangat Layak” dilakukan oleh ahli media, ahli materi, dan
guru Matematika. Mengenai respon atau
Uji Coba Skala Kecil tanggapan peserta didik kelas VII SMP adalah
Meskipun buku ajar ini sudah dikategorikan sebagai batasan pengujian buku ajar yang
sangat layak akan tetapi semua masukan dari dikembangkan dan merupakan hasil terakhir
guru matematika tetap dipertimbangkan penilaian kelayakan produk. Berdasarkan data
sehingga dilakukan revisi ke-2 dari produk hasil pengujian oleh peserta didik, didapatkan
buku ajar ini. Untuk mengetahui kelayakan skor rata-rata seperti pada Tabel 7.
nya maka produk buku ajar ini diuji cobakan
Munawaroh, Pengembangan Bahan Ajar ... 135
Tabel 7 Keseluruhan Data Hasil Penilaian Tiap Aspek oleh Peserta didik Kelas VII
No Aspek penilaian Skor rata rata Persentase Kategori
1 Aspek Kesesuaian Tujuan 4,6 92% Sangat Layak
2 Aspek Desain Sampul 4,5 90% Sangat Layak
Dari hasil pengujian di lapangan dalam skala layak terhadap bahan ajar Berbasis Hots
kecil aspek kesesuaian tujuan dengan skor pada materi Bilangan. Hasil perolehan semua
4,2 dalam kategori sangat layak, aspek Desain Penilaian dari ahli materi, ahli Desain, guru
sampul mendapat skor 4,5 dalam kategori matematika dan peserta didik terdapat pada
sangat layak, demikian dengan aspek aspek Tabel dibawah ini
yang lain mendapat tanggapan yang sangat
- 338. doi:https://doi.org/10.21067/ Swaran, C., Ambar , R., Masa , T., & Mostafa,
jpm.v4i1.3131 N. (2018, April 9). Developing a Higher
Suarman, Hendripides, & Hikmah, N. (2018). Order Thinking Skills Module for Weak
Development of Innovative Teaching ESL Learners. ERIC Institute of Education
Materials through Scientific Approach. Sciences, 11(7). doi:10.5539/elt.
Journal of Educational Sciences. Vol. v11n7p86
2, No. 2, 2018, 14-22, 2(2), 14-22. Utami, R. E., Nugroho, A. A., Dwijayanti,
doi:https://fkip.unri.ac.id/wp-content/ I., & Sukarno, A. (2018, September).
uploads/2019/03/JES-2018.pdf Pengembangan E-Modul Berbasis
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Etnomatematika Untuk Meningkatkan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R &D. Kemampuan Pemecahan Masalah.
Bandung: Alfabeta. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan
Sukmana, Y. (2018, April 13). Permintaan Maaf Matematika), 2(2), 268-283. doi:http://
Mendikbud Setelah Para Siswa SMA jurnal.unswagati.ac.id/index.php/
Keluhkan Sulitnya Soal UNBK... (I. D. JNPM/index
Wedhaswary, Editor, & kompas) Dipetik Yektyastuti, R., & Ikhsan , J. (2016).
September 29, 2019, dari nasional. Pengembangan Media Pembelajaran
kompas: https://nasional.kompas. Berbasis Android pada Materi Kelarutan
com/read/2018/04/13/17525781/ untuk Meningkatkan Performa
permintaan-maaf-mendikbud-setelah- Akademik Peserta Didik SMA. Jurnal
para-siswa-sma-keluhkan-sulitnya-soal- Inovasi Pendidikan IPA, 2(1), 88-99.
unbk Diambil kembali dari https://journal.
uny.ac.id/index.php/jipi/article/
view/10289/8072