Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan

Volume
Utari 7, Nomor
et al (2022). 4b,Ilmiah
Jurnal Desember
Profesi 2022
Pendidikan, 7 (4b): 2413 – 2419
ISSN (Print):
DOI: 2502-7069; ISSN (Online): 2620-8326
https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4b.1004

Kesulitan Guru dalam Menyusun Soal HOTS Pada Mata Pelajaran PPKn
Kelas Tinggi di SDN Gugus V Cakranegara

Ni Made Weni Utari1*, I Ketut Widiada1, Khairun Nisa1


1
Program Studi PGSD, Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Mataram, Indonesia
*Corresponding Author: weniutari0511@gmail.com

Article History Abstract: Kesulitan guru dalam menyusun soal HOTS yang dimaksud dalam
Received : October 10th, 2022 penelitian ini adalah suatu keadaan yang dibuat oleh guru dalam menyusun
Revised : October 25th, 2022 soal HOTS pada mata pelajaran PPKn yang bertujuan untuk mengetahui
Accepted : November 22th, 2022 tingkat kesulitan guru dalam menyusun soal HOTS pada mata pelajaran PPKn
kelas tinggi di SDN Gugus V Cakranegara. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan angket
dan wawancara kepada guru. Analisis data penelitian menggunakan rumus
persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan guru dalam
menyusun soal HOTS pada mata pelajaran PPKn pada aspek kesulitan guru
dalam menyusun soal HOTS masuk kedalam kategori sedang dengan
persentase 66,67% sedangkan pada aspek kesulitan guru dalam pembelajaran
PPKn masuk kedalam kategori sedang dengan persentase 66,67%. Apabila
dihitung secara keseluruhan kesulitan guru dalam menyusun soal HOTS pada
mata pelajaran PPKn dengan skor 67% masuk kedalam kategori sedang.

Keywords: Kesulitan guru, soal HOTS, pembelajaran PPKn

PENDAHULUAN juga dengan keterampila abad ke 21 (21stCentury


Learning)
Dalam Undang-Undang Sidiknas Nomor Pada bagian ini Undang-Undang Republik
20 tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Indonesia No 14 tahun 2005 pasal 28ayat 3
adalah usaha sadar dan terencana untuk menjelaskan tentang kompetensi pedagogik yang
mewujudkan suasana belajar dan meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
prosespembelajaran agar siswa secara aktif perancangan serta pelaksanaan pembelajaran,
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki evaluasi hasil belajar, dan pemngembangan
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, peserta didik mengatualisasikan berbagai potensi
kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang dimilikinya. Maka dari itu dapat
yaang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa disimpulkan bahwa evaluasi sangat penting
dan negara. untuk diterapkan pada siswa agar para guru dapat
Pendidikan saat ini diharapkan dapat memberikan penilaian serta guru juga
menghasilkan SDM (Sumber Daya Manusia) mengetahui tingkat kemampuan berfikir tingkat
yang memiliki kemampuan komunikasi dan tinggi siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang
kolaborasi yang kuat, ahli dalam menggunakan diberikan oleh guru kelas. Di samping peranan
teknologi, keterampilan berpikir kreatif, dan evaluasi yang sangat penting dalam dalam
inovatif serta kemampuan untuk memecahkan pembelajaran dan ditunjang dengan adannya
masalah (Miller & Northem,2011) (dalam instrumen sebagai alat ukur kemampuan tingkat
Adrian, 2019; 15). Senada dengan pendapat tinggi (high order thinking skills).(high order
tersebut,Murti (2015)mengungkapkan bahwa thinking skills)proses pegembangan berfikir
diabad ke 21 ini, pendidikan menjadi semakin tingkat tinggi yang melibatkan siswa agar dapat
penting untuk menjamin siswa memiliki menyelesaikan masalahsehingga siswa dapat
keterampilan beljar dan berinovasi, keterampilan mengambil keputusan (Saputra, 2016; Dinni
menggunakan teknologi, dan media informasi, 2018) (dalam safi’i, 2019).
serta dapat bekerja, dan bertahan dengan Kelas tinggi adalah yang terdiri dari siswa
menggunkan keterampilan untuk hidup (Life kelas 4,5, dan 6. Menurut Sri Anitah (Samsiyah,
Skills). Berbagai kopetensi yang dibutuhkan oleh 2016:10) mengatakan esensi proses pembelajaran
siswa di era globalisasi saat ini sering disebut kelas tinggi sekolah dasar adalah suatu
pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan

2413
Utari et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4b): 2413 – 2419
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4b.1004

sistematis untuk membelajarkan konsep, dan (Jiwandono 2022). Adalah mengembangkan


generalisasi hingga penerapannya potensi sisa dalam seluruh dimensi
(menyelesaikan soal, menggabungkan, kewarganegaraan yakni : 1). Sikap
menghubungkan, memisahkan, menyusun, kewarganegraan termasuk keteguhan, komitmen,
menderetkan, melipat, dan membagi). dan tanggung jawab kewarganegaraan, 2). Sikap
HOTS (Higher Order Thingking Skils) pengetahuan tentang kewarganegaraan, 3).
adalah kemampuan berpikir yang menerapkan Keterampilan kewarganegraaan termasuk
pengolahan dalam mengingat, menyatakan kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan
kembali, atau merujuk sesuatu hal. Oleh karena (Maisah 2020).
itu HOTS sudah diperkenalkan sejak sekolah Berdasarkan observasi dan wawancara
dasar dengan harapan kelak dikemudian hari yang dilakukan di SDN Gugus V Cakranegara
siswa dapat bersaing didunia global yang penuh dengan beberapa guru kelas tinggi pada hari
dengan tantangan (Jiwandono2022). Maka dari Kamis, tanggal 20 Januari 2022, dapat
itu guru disekolah harus lebih belajar atau disimpulkan bahwa guru mengalami kesulitan
memhami tentang pembuatan soal berbasis dalam penyusunan soal HOTS saat mnentukan
HOTS. KKO (Kata Kerja Operasional). Namun guru
Penggunaan soal berbasis HOTS dapat sering membuatkan soal HOTS berbentuk
membantu siswa meningkatkan salah satu pilihan ganda untuk memudahkan siswa
kebiasaan berpikir kritisnya. Siswa mungkin menganalisis soal agar tetap dapat
didorong untuk bernalar melalui pertanyaan- mempertimbangkan unsur yang dapat
pertanyaan ini daripada hanya mengingat, merangsang siswa untuk lebih berpikir tingkat
menghafal, atau bahkan menyontek. Unsur-unsur tinggi.
proses berpikir dalam taksonomi bloom menjadi
pertimbangan dalam mengembangkan soal-soal METODE
berbasis HOTS (Jiwandono, 2020). Evaluasi
sangat berperan penting untuk mengetahui Penelitian ini dilaksanakan di SDN 19
perkembangan belajar siswa dalam mata Cakranegara dan di SDN 33 Cakranegara. Jenis
pelajaran PPKn serta dapat menyelesaikan soal- penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
soal bebasis HOTS. Maka dari itu guru yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan
diwajibkan untuk menggunakan soal berbasis kuantitatif.Teknik pengumpulan data dalam
HOTS kepada siswa untuk memberikan penelitian ini yaitu angket dan wawancara.
penilaian dengan mata pelajaran yang diampunya
khususnya pada mata pelajaran PPKn. Dalam Tabel 1. Pedoman Skor Penilaian Angket
pembelajaran PPKn yaitu suatu bidang yang Kriteria Keterangan Skor
harus di terapkan pada seluruh siswa maka proses SS Sangat Setuju 4
belajar mengajar yang dimana guru diharapkan S Setuju 3
untuk membantu siswa agar mencapai tujuan- TS Tidak Setuju 2
tujuan yang sudah disusun oleh guru dalam STS Sangat Tidak Setuju 1
bidang PPKn. Pelajaran PPKn juga diharapkan
dapat mengembangkan prilaku serta mampu Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan
membentuk kepribadian siswa yang lebih baik. yang dilakukan dengan cara pencatatan dan
Dengan adanya soal berbasis HOTS dalam mata penganalisaan data hasilpenelitian dengan
pelajaran PPKn, siswa diharapkan membentuk menggunakan penghitungan statistik
jati diri yang lebih baik serta mampu menghadapi (Margareta,2013). Pendekatan kuantitatif
isu kewarganegaraan. merupakan salah satu jenis penelitian yang
Tujuan utama dari pendidik demokrasi ini spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan
adalah untuk mempromosikan kewarganegaraan. struktur dengan jelas sejak awal hingga
PPKn meliputi pendidikan moral, pendidikan pembuatan desain penelitian. Data yang diproleh
sosial, pendidikan politik, dan pendidikan nilai- dari hasil isian angket yang disebarkan ke 6
nilai demokrasi. Namun yang paling menonjol orang guru kemudian data dikuantitatifkan atau
adalah pendidikan nilai dan pendidikan moral dikualifikasikan kebentuk angka-angka dan
(Jiwandono 2021). Untuk membangun pola pikir dianalisis menggunakan statistik.
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, PPKn Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gugus
merupakan mata pelajaran yang sangat penting V Cakranegara yaitu SDN 19 Cakranegara
beralamat di Jalan Sapta Marga No. 6, Sapta

2414
Utari et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4b): 2413 – 2419
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4b.1004

Marga, Kecamatan Cakranegara dan SDN 33 SD = Standar Deviasi yaitu besarnya


Cakranegara beralamat di Jalan Suranadi No. 12 penyimpangan dari mean.
Karang Jangu Cakranegara.Dalam peneliti ini N = Jumlah responden
menggunakan teknik Non Probsability Sampling ∑ = Jumlah
Xi = Skor mentah dari hasil angket
jenis Proposive sampling yaitu tehnik penentuan
X = Nilai rata-rata
sampel didasarkan pada pertimbangan penelitian
mengenai sampel-sampel yang paling sesuai dan
3. Menentukan Kategori
dapat dianggap mewakili populasi. Dalam
Pemberian kategori bertujuan untuk
penelitian ini menggunakan 6 orang guru sebagai
menempatkan individu kedalam suatu
sampel dimana pada masing-masing sekolah
kelompok yang terpisah secara berjenjang
akan diambil 3 orang guru kelas tinggi yang
menurut suatu kontinum berdasarkan item yang
dimaksud untuk kelas tinggi yaitu kelas 4, 5, dan
diukur. Pemberian kategori ini dengan
6 di setiap SDN Gugus V Cakranegara.
menggunakan rumus antara lain:
Analisis Data Tabel 2. Kriteria Jenjang
1. Mengkualifikasi jawaban angket yang telah Kriteria Jenjang Kategori
diberikan kepada responden selanjutnya ≥ M + 1 SD Tinggi
akan diberikan skor untuk tiap item M – 1 SD s/d M + 1 SD Sedang
pernyataan. Pemberian tingkat-tingkat skor < M – 1 SD Rendah
pada setiap item menggunakan model Likert
untuk melakukan perhitungan dengan 4. Analisis Persentase
menggunakan rumus, yaitu :
2. Melakukan perhitungan dengan rumus, 𝐹(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛)
P= 𝑁(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛)
𝑥 100%
yaitu :
a. Mencari Mean Keterangan :
Mean merupakan nilai rata-rata yang diproleh P = Persentase
F = Jumlah jawaban responden
dari jumlah data keseluruhan kemudian
N = Number Of Cases (jumlah responden)
dibagi dengan jumlah responden. Berikut (Purwanto, 2011:111)
rumus mencari mean menurut Yane (2014).
∑ 𝑋𝑖
HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑋=
𝑁
Keterangan : Berdasarkan temuan survei dan
𝑋 = Rata-rata hitung wawancara yang dilakukan antara 1 Agustus
𝑁 = Jumah responden hingga 8 Agustus 2022, di SDN 19 Cakranegara
∑ = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ dan SDN 33 Cakranegara, yang mengkaji
Xi = Skor mentah dari hasil angket yang diisi guru tantangan yang dihadapi guru saat membuat soal
(angka dasar) HOTS. data dikumpulkan melalui kuesioner
dengan 15 pertanyaan dengan terlebih dahulu
b. Mencari Standar Deviasi mengkuantifikasi jawaban. Pertanyaan kuesioner
Setelah rata-rata diketahui, maka langkah bersifat negatif dan menggunakan model Likert
selanjutnya adalah mencari nilai standar untuk memberi peringkat tanggapan yang
deviasi, berikut rumusnan mencari deviasi dianggap paling tepat. Jawaban yang sangat
menurut Yane (2014). setuju mendapat skor 4, sedangkan jawaban yang
sangat tidak setuju masing-masing mendapat
√∑(𝑋𝑖−𝑋)2 skor 3, 2, dan 1. Sepuluh pertanyaan wawancara
SD =
𝑁 juga disertakan untuk mendukung temuan
Keterangan : penelitian yang telah selesai.

Table 3 Kriteria JenjangKesulitan Guru dalam Menyusun Soal HOTS


Kategori Kriteria jenjang Interval F %
Tinggi ≥ M + 1 SD ≥ 22.14 0 0%
Sedang M – 1 SD s/d M + 1 SD 15.52 s/d 22.14 2 33.33%
Rendah < M – 1 SD < 15.52 4 66,67
Jumlah 6 100%

2415
Utari et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4b): 2413 – 2419
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4b.1004

Berdasarkan hasil Kesesuaian Perhitungan pada Menyusun Soal HOTS dapat diketahui bahwa tidak ada
guru yang menggunakan kategori tinggi, hanya dua guru yang menggunakan kategori sedang dengan
rasio 33,33, dan empat guru yang menggunakan kategori sedang. kategori tinggi dengan rasio 66,67%.

Tabel 4. Statistik Kesulitan Guru dalam Mata Pelajaran PPkn


Kategori Kriteria jenjang Interval F %
Tinggi ≥ M + 1 SD ≥ 12.81 1 16.67%
Sedang M – 1 SD s/d M + 1 SD 7.53 s/d 12.81 4 66.67%
Rendah < M – 1 SD < 7.53 1 16.67%
Jumlah 6 100%

Berdasarkan hasil perhitungan PPKn Kesulitan skor 16,67% untuk kategori rendah. Oleh karena
Belajar, satu orang guru mendapat skor 16,67%, itu, dapat dikatakan bahwa penguasaan PPKn
empat orang guru mendapat skor 66,67% untuk menghadirkan kategori tingkat menengah.
kategori sedang, dan satu orang guru mendapat

Tabel 5. Kriteria Jenjang Kesulitan Guru dalam Menyusun Soal HOTS Secara Keseluruhan
Kategori Kriteria jenjang Interval F %
Tinggi ≥ M + 1 SD ≥ 29.33 1 16.67%
Sedang M – 1 SD s/d M + 1 SD 18.67 s/d 29.33 4 66.67%
Rendah < M – 1 SD < 18.67 1 16.67%
Jumlah 6 100%

Berdasarkan hasil perhitungan yang persentase sebesar 66,67%, dan 1 orang guru
digunakan untuk menentukan tingkat kesulitan yang mendapat kategori rendah mendapat
pembuatan soal HOTS, 1 orang guru yang persentase sebesar 16,67%. Data Kesulitan guru
memperoleh kategori tinggi memperoleh dalam menyusun soal HOTS dapat ditampilkan
persentase sebesar 16,67%, 4 orang guru yang dalam bentuk diagram sebagai berikut:
memperoleh kategori sedang memperoleh

Kesulitan Guru Dalam Menyusun Soal Hots Pada Mata


Pelajaran PPKn

Rendah Tinggi
16% 16%

Sedang
67%

Gambar 1. Diagram Lingkaran Kesulitan Guru Dalam Menyusun Soal Hots Pada Mata Pelajaran PPKn.

Pembahasan mata pelajaran PPKn. Dari hasil identifikasi


Pada bab ini, data hasil wawancara dan angket penelitian menggunakan bantuan
angket dianalisis dari kesulitan guru dalam Microsoft Excel didapatkan data sebagai berikut.
menyusun serta pada mata pelajaran PPKn
sehingga ditemukkan gambaran mengenai Kesulitan Guru Dalam Menyusun Soal Hots
Kesulitan Guru Dalam Menyusun Soal HOTS Kesulitan guru dalam penelitian ini akan
Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas Tinggi di SDN membahas mengenai kendala guru dalam
Gugus V Cakranegara. Kesulitan dalam menyusun soal HOTS. Menurut hasil untuk
menyusun soal HOTS serta kesulitan guru dalam kategori tinggi, tidak ada guru yang termasuk

2416
Utari et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4b): 2413 – 2419
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4b.1004

dalam kelompok tersebut. Namun, terdapat dua PPKn karena pelajaran tersebut sangatlah penting
guru yang termasuk dalam kategori sedang untuk diterapkan agar siswa-siswa di sekolah
dengan persentase 33,33%, dan empat guru dasar memahami materi serta dapatmengetahui
termasuk dalam kategori rendah dengan tingkah laku yang boleh ditiru dan tidak boleh
persentase 66,67%. .Menyusun soal HOTS ditiru. Menjadi guru dalam mengajar mata
sangat berperan penting dalam pembelajaan pelajaran PPKn yang dimana mampu
karena guru harus membantu siswa untuk memperbaiki karakter siswa yang tidak bisa
mengembangkan pengetahuannya agar lebih diatur sehingga dapat diatur,begitu juga saat
meningkat serta memiliki keterampilan dalam menjelaskan materi guru harus benar-benar
berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Maka dari itu menguasai materi tersebut agar saat menjelaskan
guru harus benar-benar memahami cara atau menyampaikannya pada siswa mudah untuk
menyusun soal berbasis HOTS tersebut karena dipahami. Guru kelas di SDN 19 Cakranegara
disarankan lebih kuat dalam bentuk penilaian selalu mempersiapkan diri sebelum mengajar
kelas dan beberapa komponen yang harus atau menjelaskan materi tersebut kepada siswa
dipahami oleh guru dalam menyusun soal HOTS begitu juga dari SDN 33 Cakranegara selalu
yaitu memperhatikan KKO (kata kerja menyiapkan diri untuk menguasai materi-materi
operasional), melihat sejauh mana kemampuan yang akan disampaikan pada siswa. Hal ini sesuai
siswa, serta tetap membuatkan kisi-kisi soal dengan pendapat Hardiyana Siti (2014:5),
untuk dipelajari oleh siswa. Berdasarkan dari seorang pendidik atau guru diharapkan tidak
SDN 19 Cakranegara untuk kelas 4 sampai kelas hanya transfer ilmu kepada siswa, melainkan
6 sudah menerapkan soal HOTS kepada siswa menanamkan kepribadian baik kepada siswa.
hanya ada beberapa kendala yang dialami yaitu Guru belum bisa dikatakan sukses dalam
saat menyusun dan melihat dari kemampuan mendidik jika siswa hanya memiliki kecerdasan
siswa, untuk guru kelas 5 mengalami intelektual saja. Guru dikatakan sukses jika siswa
kebingungan saat menysun soal HOTS serta memiliki kecerdasan dalam intelektual,
jawaban yang diberikan saat diwawancarai emosional,dan spiritual.
belum sesuai. Sedangkan di SDN 33 Cakranegara
untuk kelas 4 sampai kelas 6 juga sudah Kesulitan Guru Dalam Menyusun Soal
menerapkan soal kepada siswa tetapi guru kelas HOTS Pada Mata Pelajaran PPKn Secara
4 dari jawaban yangdiberikan dapat disimpulkan Keseluruhan
mengalami kesulitan dalam menyusun soal Kesulitan guru dalam menyusun soal
HOTS dan sangat kurang dalam memberikan HOTS dan kesulitan guru pada mata pelajaran
penjelasan saat diwawancarai. PPKn. Dalam penelitian ini kesulitan-kesulitan
Hal ini sesuai dengan pendapat guru yang dialami guru baik pada soal HOTS dan
Destianiar,dkk (2020:165), kemampuan guru pembeljaran PPKn akan diketahui melalui
dalam menyusun soal HOTS masih perlu besaran presentase yang diperoleh dari hasil
ditingkatkan. Oleh karena itu dalam upaya angket yang telah diisi oleh guru. Secara
membantu guru meningkatkan pemahamannya keseluruhan ditemukan 1 orang guru mengalami
tentang konsep dan penyusunan soal HOTS perlu kesulitan dalam kategori tinggi dengan
dilakukan pelatihan-pelatihan bagi guru seperti persentase 16,67%, sedangkan 4 orang guru
pelatihan mengenai cara penyusunan soal HOTS. berada dalam kategori rendah dengan
mengidentifikasi indikator yang digunakan untuk
Kesulitan Guru Pada Mata Pelajaran PPkn kesulitan guru membuat soal HOTS dan kesulitan
Pembelajaran PPKn berlangsung guru guru pada mata pelajaran PKn. Guru yang
tetap menyiapkan materi atau mempelajari materi termasuk dalam kelompok rendah sebanyak 1
sebelum menyampaikannya pada siswa sehingga orang guru dengan persentase masing-masing
tujuan pembelajaran tercapai. Berdasarkan hasil 16,67% dan 66,6%. Dalam hal ini dapat
tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat 1 orang dikatakan bahwa guru mengalami kesulitan
guru dalam kategori tinggi dengan persentase sedang dalam menyusun soal-soal HOTS topik
16,67%, 4 orang guru dalam kategori sedang PKn secara keseluruhan.
dengan persentase 66,67%, dan 1 orang guru
dalam kategori kurang baik. yang memiliki KESIMPULAN
persentase 16,67%. Guru sangat memiliki peran Berdasarkan hasil penelitian dan
penting dalam mengajar pada mata pelajaran pembahasan yang telah ditarik oleh peneliti

2417
Utari et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4b): 2413 – 2419
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4b.1004

mengenai kesulitan guru dalam menyusun soal Untuk Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.
HOTS pada mata pelajaran PPKn kelas tinggi di Jawa Barat: Adanu Abimata.
SDN Gugus V Cakranegara, dapat ditarik Hasan, Said (2018). Profesi Dan Profesionalisme
kesimpulan bahwa yang berperan sebagai Guru. Ponorogo: Uwais Inspirasi
menyusun soal HOTS dan mata pelajaran PPKn. Indonesia.
Berdasarkan dari hasil angket yang diisi oleh Hutagaol, Anita Sri Rejeki., & Nasari, Jesika
guru dan wawancara yang diberikan kepada 6 (2021). Analisis Kesulitan Guru
orang guru di SDN Gugus V Cakranegara, Matematika Kelas VII Dalam Menerapkan
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat Pembelajaran Daring Selama Pandemi
permasalahan yang dialami oleh guru pada Covd-19 Di SMP Nusantara Indah. Jurnal
kesulitan guru dalam menyusun soal HOTS Riset Pendidikan Jakarta. Vol. 3(2). 18.
tergolong dalam kategori sedang sebanya 4 orang Jiwandono, Ilham Syahrul, dkk.(2020). Penilaian
guru dengan persentase 66,67%. Selanjutnya Berbasis High Order Thingking Skills
mengenai kesulitan guru pada mata pelajaran (HOTS) di SDN 44 Mataram.Jurnal
PPKn tingkat permasalahan kesulitan gurunya Pepadu.Vol.1(2).199.
masuk kedalam kategori sedang sebanyak 4 Lestari, Anggi., Saepulrohman, Asep., & Hamdu,
orang guru dengan persentase 66,67%. Apabila Gullam (2016). Pengembangan Soal Tes
dilihat dari indikator tingkat permasalahan yang Berbasis HOTS Pada Model Pembelajaran
diproleh guru ada pada tingkat kategori sedang Latihan Penelitian Di Sekolah Dasar.
sebanyak 4 orang guru dengan persentase Jurnal Ilmiah Pendidikan. 3(1). 75.
66,67%. Lubis, Maulana Arafat (2020). Pembelajaran
Pendidikan Pancasila Dan
UCAPAN TERIMA KASIH Kewarganegaraan (PPKn) Di SD/MI:
Peluang dan Tantangan Di Era Industri
Terima kasih kepada dosen pembimbing 4.0. Jakarta: Kencana.
yang telah sabar dan meluangkan waktu untuk Mariyani, Setiyowati, Rini.,& Fatihah, Husnul
memberikan bimbingan, masukan dan (2022). Dampak Potensial Pengembangan
arahan.Ucapan terima kasih juga untuk guru dan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Hots
kepala sekolah SDN 19 Cakranegara dan SDN 33 dengan Sistem Barcode Pada Mata
Cakranegara. Pelajaran PPKn. JurnalPancasila dan
Kewarganegaraan. 6(2). 5.
REFRENSI Miswanto, Wawan (2021). Analisis Kesulitan
Guru Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran
Abdollah (2020). Menjadi Guru Profesional: Matematika Berbasis Higher Order
Studi Tentang Budaya Organisasi, Thinking Skills (HOTS). Prosding
Kepemimpinan Dan Kinerja Guru Di Seminar Nasional Pendidikan Dasar. 1(1).
Zaman Milenial. Jakarta Timur: UNJ 144.
Press. Mulyasa (2018). Implementasi Kurikulum 2013
Ahmad, Syarwani., & Hodsay, Zahruddin (2020). Revisi. Jakarta Timur: Bumi Aksara.
Profesi Kependidikan Dan Keguruan. Mulyoto, Galih Puji., Miftahusyai’an,
Yogyakarta: Budi Utama. Mohammad., & Hanifah, Nurhidayah
Andrian, Yusuf., & Rusman (2019). (2020). Konsep Dasar Dan
Implementasi Pembelajaran Abad 21 Pengembangan Pembelajaran Pendidikan
Dalam Kurikulm 2013. Jurnal Penelitian Pancasila Dan Kewarganegaraa Untuk
Ilmu Pendidikan. 12(1). 15. MI/SD. Depok: Public Institute Jakarta.
Dermawan, Deden Dicky., Wardani, Sri., & Ningsih, Han Shella., Koryati, Dewi., & Deskoni
Pranoto, Yuli Kurniawati S. (2021). (2018). Analisis Kesulitan Guru Dalam
Penerapan Asesmen Hots Sekolah Dasar Penerapan Pembelajaran Saintifik Pada
Menggunakan Quizizz. Cirebon: Zenius Mata Pelajaran IPS Di SMP Negeri Kota
Publisher. Palembang. Jurnal Profit: Kajian
Hamid, Abdul (2019). Penyusunan Tes Tertulis. Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi.
Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia. 3(2). 132.
Hamzah, Siddin., & Wekke, Ismail Suardi Putra, Angga (2021). Penerapan Model
(2020). Model Pembelajaran Kognitif Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

2418
Utari et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4b): 2413 – 2419
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4b.1004

Untuk Sekolah Dasar. Surabaya: Jakad


Media Pubilsing.
Posma (2021). Analisis Kesulitan Guru Bahasa
Indonesia Dalam Penerapan Pembelajaran
Higher Order Thinking Skills (HOTS) Di
SMK Swasta Parawisata Prima Sidikalang.
Jurnal Pendidikan Dan Sastra Indonesia.
5(2). 34.
Safi’i, Imam., & Amar, Faozan (2019). Pelatihan
Penyusunan Instrumen Evaluasi
Berstandar Hots Bagi Guru-Guru Di
Wilayah Banyudono. Abdimas
Dewantara. Vol. 2(2). 150-151.
Subhayani & Iqbal Muhammad (2020). Evaluasi
Pengajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia.
Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press.
Sugiyono (2018). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suriani, Farida., Nisa, Khairun, & Jiwandono,
Ilham Syahrul (2022). Analisis Kesulitan
Guru Dalam Mengembangkan RPP
Berasis HOTS di Kelas Rendah.Journal Of
Classroom Action Research. 4(2).101.
Asikin, Zaenul, Nisa, Khairun, & Jiwandono,
Ilham Syahrul (2021). Pengaruh Model
Pembelajaran Value Clarification
Technique (VCT) Berbantuan Games
Terhadap hasil Belajar PPKn Siswa Kelas
IV Gugus 04 Kecamatan Praya.Jurnal
Ilmiah Profesi Pendidikan.6(4).711.
Hadijah, Siti, Nisa, Khairun, & Jiwandono, Ilham
Syahrul (2022). Pengaruh Model Make A
Match Terhadap Minat Belajar Peserta
Didik Pada Muatan Materi PPKn Kelas
IV.Jurnal Pendidikan Dasar. 2(2).104
Asmawati, Maisah, Nurhasanah, Jiwandono,
Ilham Syahrul (2020). Pengaruh
Pemberian Reward dan Punishmen
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas IV
SDN Pemepek Kecamatan Pringgarata.
Jurnal Inovasi Penelitian. 1(7).1292

2419

Anda mungkin juga menyukai