PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
RATIH ASMARA
NIM 2020143075
2024
1
1. Latar Belakang
Artinya, di abad ini peserta didik tidak hanya dituntut untuk mahir
dalam ilmu pendidikan. Lebih dari itu, peserta didik juga harus dapat
peserta didik untuk berpikir kritis, karena ini akan membantu mereka menjadi
dinilai melalui tes uraian. Tes berpikir kritis sangat penting dan dibutuhkan
sangatlah penting karena berpikir kritis dapat mendorong anak untuk selalu ingin
tahu, hal ini dapat meluas ke topik yang diajarkan di sekolah, atau yang juga
2021). Anak-anak yang memiliki pemikiran kritis yang efektif memiliki minat
yang luas dan ingin tahu tentang berbagai topik. Pemikiran kritis dapat
Menurut Ennis dalam (Davidi, Sennen, & Supardi, 2021, p. 11) berpikir
kritis adalah berpikir dengan reflektif yang berfokus pada pengambilan keputusan
tentang apa yang diyakini dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
membantu individu untuk memutuskan apa yang harus diyakini dan dilakukan
Ennis dalam (Nurlaili, 2020, p. 32). Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis
merupakan proses penting dalam kehidupan sehari-hari agar setiap individu dapat
merumuskan keputusan yang tepat mengenai apa yang perlu dipercaya dan apa
masih tergolong rendah. Berdasarkan data hasil dari Programne for Internasional
Student Assesment (PISA) pada tahun 2012 yang menyatakan peringkat skor
literasi Indonesia berada di peringkat 64 dari 65 negara dengan skor 382. PISA
menyatakan peserta didik di Indonesia hanya dapat mencapai level 1 dan level 2
dari 6 level soal. Maka PISA menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis
baik, serta peserta didik merasa kesulitan untuk menjawab soal-soal yang
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, oleh karena itu
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Akan tetapi usaha yang dilakukan oleh
supaya peserta didik terlibat aktif dan ikut langsung dalam proses pembelajaran
untuk menciptakan pembelajaran yang inovasi agar peserta didik lebih kritis dan
berpikir kritis dan kreatif. Salah satu pendekatan yang akan cocok jika digunakan
untuk mendukung pembelajaran tersebut yaitu STEM. Hal ini didukung dengan
Menurut (Subayani, 2022, p. 50) pada saat ini pendekatan STEM sangat
kemampuan berpikir kritis. Pendekatan ini tidak hanya diajarkan teori saja tetapi
5
pembelajaran.
didik agar mampu memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari. IPA
merupakan suatu proses penemuan, yang tidak hanya penguasaan pada kumpulan
pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip tetapi juga kaitannya dengan
eksplorasi alam secara sistematis. Namun masih banyak peserta didik yang kurang
peserta didik. Untuk merangsang minat dan motivasi peserta didik untuk
2. Masalah Penelitian
a) Identifikasi Masalah
maksimal.
Dari latar belakang, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti agar
Timur.
c) Rumusan Masalah
01 Rasuan?”.
3. Tujuan Penelitian
7
berpikir kritis pada materi panas dan perpindahannya di kelas V Sekolah Dasar.
4. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
b) Manfaat Praktis
a. Peserta didik
b. Guru
c. Sekolah
d. Peneliti Selanjutnya
5. Tinjauan Pustaka
8
a) Kajian Teori
Mathematics)
tentang pola dan hubungan antara ruang, jumlah, angka, dan struktur.
berkembang.
peserta didik dalam menghadapi daya saing global yang sangat pesat.
pembelajaran.
pengetahuan yang ada dan proses sains dalam memahami gejala alam
a. Reflection (Refleksi)
Pada tahap ini menghantarkan peserta didik pada kondisi masalah, lalu
b. Research (Penelitian)
13
c. Discovery (Penemuan)
d. Aplication (Aplikasi)
Pada tahap ini, setelah peserta didik selesai melakukan survei dan
e. Communication (Komunikasi)
, 2019, p. 70).
14
(komunikasi).
kehidupan manusia.
harinya.
meningkat.
Mathematics).
apa yang harus di percayai atau dilakukan Ennis (Safitri, 2019, p. 2).
berikut:
penalaran.
seseorang.
a) Dispositions (watak)
sifat skeptis atau tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang tidak
b) Criteria (kriteria)
c) Argument (argumen)
perkiraan-perkiraan.
Tabel 1
Dimensi Keterampilan Berpikir Kritis
Dimensi Keterampilan Berpikir Kritis Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
1. Mengidentifikasi atau merumuskan
pertanyaan
Elementary Clarification (Memberikan 2. Menganalisis argumen atau sudut
penjelasan sederhana) pandang
3. Bertanya dan menjawab suatu
pertanyaan yang menantang
1. Menilai kredibilitas suatu sumber
Basic Support (Membangun Keterampilan
Dasar)
2. Observasi dan mempertimbang-kan
hasil observasi
Inferring (Menyimpulkan) 1. Mededukasi dan mempertimbngakan
dedukasi
21
Solving dalam domain lain yang dari yang sudah dipelajarinya, (11)
pilihan pribadi.
pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh bahwa nilai F kurang dari 0,05,
4. Peneliti (Ilmi, Ratnawati, & & Subhan, 2021, p. 5982) penelitian yang
signifikansi pada level 0,005 adalah 0,000. Hasil hitung sig < a (0,000
< 0,0005), yang berarti bahwa uji t tidak berada dalam rentang Ho
perlakuan.
memiliki peran dalam penelitian yaitu sebagai dasar dan acuan bagi
terletak pada subjek yang diteliti, waktu, tempat penelitian dan jenis
penelitian.
salah satu komponen utama berpikir tingkat tinggi. Individu yang memiliki
Pretest
27
Posttest
Hasil
d) Anggapan Dasar
e) Hipotesis Penelitian
6. Metodologi Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang variasi tertentu yang ditetapkan oleh
a. Pendekatan STEM
digital.
1. Tempat Penelitian
Timur.
2. Waktu Penelitian
2023/2024.
30
1. Populasi
objek yang berad apada suatu wilayah dengan karakteristik khas tertentu
2. Sampel
p. 36) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi tersebut harus
(Renggo, 2022, p. 43) sampel non probabilitas adalah suatu sampel yang
d) Metode Penelitian
dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan (Arikunto, 2019,
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
Sumber : (Sugiyono, 2017, p. 79)
Keterangan:
STEM
e) Rancangan Perlakuan
1. Tes
diberikan dalam penelitian ini yaitu pretest (tes awal) dan posttest (tes
akhir). Tes yang digunakan dalam pretest sama dengan yang digunakan
dalam posttest yaitu soal yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan
Kompetensi Jumlah
No Indikator Sub Indikator Nomor
Dasar Soal
3.6 Menerapkan Merumuskan
konsep keterampilan 1, 6 2
perpindahan dasar
kalor dalam 3.6.1 Menganalisis peran Menyimpulkan
kehidupan penghantar panas Mengatur
sehari-hari. dalam kehidupan strategi atau 2, 3, 4 3
sehari. teknik
Memberikan
penjelasan lebih 5, 7, 8 3
lanjut
Merumuskan
keterampilan
dasar
Menyimpulkan 10,11 2
3.6.2 Menganalisis
Mengatur
perubahan wujud
strategi atau 9, 12, 14 2
benda
teknik
Memberikan
penjelasan lebih 13 1
lanjut
3.6.3 Menganalisis Merumuskan
peranan perubahan keterampilan
wujud benda akibat dasar
perpindahan kalor Menyimpulkan 18, 20 2
34
15, 17,
Mengatur
19, 21,
strategi atau 8
22, 23,
teknik
24, 25
dalam kehidupan
Memberikan
sehari-hari.
penjelasan lebih 16 1
lanjut
2. Observasi
menggali dari sumber yang berupa kejadian, tempat, benda, gerak atau
3. Dokumentasi
rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, rapor peserta didik, dan lain-
1. Validitas
penelitian ini adalah validitas isi (content validity) yaitu validitas yang
r xy = N ∑ XY −¿ ¿¿
Keterangan :
N = Jumlah responden
Kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka alat
ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung > r tabel
maka alat ukur tersebut tidak valid. Perhitungan uji validitas butir soal
2. Reliabilitas
tes hasil belajar relatif tetap (Siyoto & Sodik, 2015, p. 24). Untuk
[ ][ ∑
]
2
n ab
r 11 = 1−
(n−1) a 2b
Keterangan
maka dari itu sebelum menguji hipotesis harus dilakukan analisis data uji
1. Uji Normalitas
( fo−fh )2
x =∑
2
fh
Keterangan:
x2 : Chi-kuadrat/Normalitas sampel
2. Uji Homogenitas
sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Uji
sebagai berikut:
variansi terbesar
f hit =
variansi terkecil
3. Uji N-Gain
suatu metode atau perlakuan tertentu dalam suatu penelitian. Cara yang
suatu metode atau perlakuan tertentu efektif atau tidak. Rumus untuk
Dimana :
j) Jadwal Kerja
DAFTAR PUSTAKA
Education, 110.
Putri, S. U. (2019). Pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini. UPI Sumedang
Press.
Renggo, Y. R. (2022). Populasi dan Sampel Kuantitatif. Bandung: CV Media
Sains Indonesia.
Rofiqoh, E. S. (2022). PENGARUH PENDEKATAN STEM (SCIENCE,
TECHNOLOGY, ENGINEERING, MATHEMATICS) TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS V. Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia, 18053.
Safitri, R. (2019). Bepfikir Kritis Menurut Para Ahli dan Penerapannya dalam
Asuhan Keperawatan. 2.
Simarmata, J., Simanihuruk, I., Ramadhani, R., Safitri, M., Wahyuni, D., &
Iskandar, A. (2020). Pembelajaran STEM Berbasis HOTS dan
Penerapannya. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Simatupang, H., & Purnama, D. (2019). Handbook Best Practice Strategi Belajar.
Surabaya: CV Pustaka Media Guru.
Siswono, T. Y. (2018). Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah. Bandung: Rineka Rosdakarya.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Jakarta: Literasi
Media.
Sodik, S. S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Subayani, N. W. (2022). Implementasi STEM (Science, Technology, Engineering,
Mathematics) dalam Kurikulum PGSD. Jurnal Pemikiran Pendidikan,
28(2), 49-59.
Sugiyono, D. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sukmana, R. W. (2018). Implementasi Pendekatan STEM Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Sekolah Dasar. Primaria
Educationem Journal, 113-119.
Susanto, A. (2019). Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Yampap, U. &. (2020). Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar.
Musamus Journal of Primary Education, 57.
42