Pendidikan Kimia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui penerapan
pendekatan STEAM pada materi reaksi redoks. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 27 Jakarta pada semester
genap tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan berupa observasi lapangan, wawancara, reflektif jurnal, tes kemampuan berpikir kritis, dan
dokumentasi. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan enam tahapan model project based learning, yaitu
memberikan pertanyaan esensial, membuat perencanaan proyek, menyusun jadwal proyek, memonitor kegiatan
dan kemajuan proyek, menguji dan menilai hasil, dan mengevaluasi pengalaman. Model pembelajaran berbasis
proyek ini dilakukan dengan mengintegrasikan masing-masing komponen STEAM ke dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa lima dimensi kemampuan berpikir kritis peserta didik
tersebut telah muncul selama penerapan pendekatan STEAM menggunakan model project based learning. Lima
dimensi kemampuan berpikir kritis tersebut yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan
dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan lanjut, dan mengatur strategi dan taktik. Diantara lima dimensi
kemampuan berpikir kritis tersebut, kualitas berpikir kritis peserta didik lebih dominan pada dimensi membangun
keterampilan dasar dan dimensi mengatur strategi dan taktik, sedangkan kualitas berpikir kritis peserta didik yang
masih rendah terdapat pada dimensi menyimpulkan. Penilaian proyek yang telah dibuat peserta didik memiliki
nilai rata-rata yang sangat baik yaitu 3.87/4 dengan mempertimbangkan pembuatan produk, integrasi STEAM,
dan produk yang dihasilkan.
Kata kunci
Pendekatan STEAM, Project Based Learning, Berpikir Kritis Peserta Didik.
Abstract
This research was aimed to analyze students’ critical thinking ability through the implementation of STEAM
Approach in Redox Reaction Topic. The research was conducted in the second semester of 2017/2018 academic
year at SMA Negeri 27 Jakarta. This research used qualitative method. The data collection techniques used in this
research were observations, interviews, reflective journals, critical thinking skills tests, and documentations. The
learning processes were carried out by applying six stages of project based learning model, consisting of providing
essential questions, designing project plans, arranging project schedules, monitoring the activities and progresses
of projects, examining and assessing results, and evaluating experiences. This project-based learning model was
conducted by integrating each components of STEAM to the learning processes. Based on the result, it was
concluded that the five dimentions of students’ critical thinking have appeared during the implementation of
STEAM approach using the project-based learning model. The five dimentions of students’ critical thinking were
giving simple explanations, building basic skills, concluding, giving advanced explanations, and organizing
strategies and tactics. Between the five dimentions of students’ critical thinking, the qualities of students’ critical
thinking were highest in the dimention of building basic skills and organizing strategies and tactics, meanwhile, the
lowest one was in concluding dimention. The assessment projects made by students had the excellent average about
3.87/4 with considering the making of the products, integration of STEAM, and the outcome products.
Keywords
7E Learning Cycle, Communication Skills, Team Work Skill, Action Research.
berpikir, pemecahan masalah, dan interaksi dan makna yang didapatkan selama proses
antara peserta didik dengan teman-temannya penelitian (Creswell, 2009). Subjek penelitian
untuk membentuk dan menggunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X
pengetahuan yang baru. MIA 1 di SMA Negeri 27 Jakarta. Pengumpulan
Menurut Daryanto (2014) pembelajaran data penelitian ini dilakukan dengan 5 teknik
berbasis proyek memiliki beberapa kelebihan yaitu: observasi, wawancara, reflektif jurnal, tes
yaitu, meningkatkan motivasi belajar, kemampuan berpikir kritis pada materi reaksi
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, redoks dan dokumentasi.
meningkatkan kolaborasi, mengembangkan
keterampilan komunikasi, meningkatkan 3. Hasil dan Pembahasan
keterampilan dalam mengelola sumber belajar, Integrasi Pendekatan STEAM dalam Model
memberikan pengalaman pembelajaran melalui PjBL
praktik dalam mengorganisasi proyek, membuat a. Memberikan Pertanyaan Esensial
alokasi waktu, dan menyiapkan perlengkapan Pada tahapan esensial respon peserta
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. didik sangat antusias ketika diberikan
Selain itu, pembelajaran berbasis proyek pertanyaan, sebagian besar peserta didik
membuat suasana belajar menjadi memperhatikan dan menganalisis kemungkinan
menyenangkan, sehingga peserta didik maupun jawaban dengan cara membaca buku paket.
pendidik menikmati proses pembelajaran. Peserta didik sudah berani untuk menjawab
Berdasarkan kelebihan-kelebihan tersebut dapat pertanyaan guru, berani bertanya tentang sesuatu
disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis yang belum diketahui dan menganalisis
proyek akan membantu peserta didik dalam peristiwa-peristiwa yang peserta didik alami
mengembangkan keterampilan (soft skill) yang dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik juga
dimilikinya. terlihat sangat antusias dan sangat berani
Daryanto (2014) mengemukakan langkah- menyampaikan perbedaan pendapatnya di depan
langkah pembelajaran berbasis proyek sebagai peserta didik lain. Peserta didik memiliki rasa
berikut: ingin tahu yang tinggi terhadap suatu kejadian
yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Dapat
Memberikan Membuat Menyusun disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis
Pertanyaan Perencanaan Jadwal
Esensial Proyek Proyek
peserta didik telah muncul pada tahapan
memberikan pertanyaan esensial.
Mengevalua-si Menguji dan Memonitor b. Membuat Perencanaan Proyek
Pengalaman Menilai Hasil Kegiatan
dan Pada tahapan membuat perencanaan
Kemajuan proyek peserta didik tidak hanya melihat
Proyek prosedur yang ada pada lembar kerja aktivitas,
tetapi peserta didik juga mencari informasi dari
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran internet tentang cara menyelesaikan proyek,
berbasis proyek tersebut dapat disimpulkan desain untuk menghias proyek, dan kendala-
bahwa project based learning merupakan model kendala yang akan dihadapi selama pembuatan
pembelajaran yang sesuai dengan dengan proyek. Selain itu, peserta didik juga berdiskusi
pendekatan STEAM. tentang integrasi STEAM dan materi reaksi
redoks yang berhubungan dengan proyek yang
2. Metodologi Penelitian akan dibuat. Dengan demikian, peserta didik
Penelitian ini menggunakan metode telah mampu membangun keterampilan dasarnya
penelitian deskriptif kualitatif. Paradigma yang dalam memilih beberapa kriteria sumber
digunakan pada penelitian ini adalah paradigma pembelajaran yang akurat yang dapat
interpretivism yaitu paradigma yang mempercepat proses penyelesaian proyek. Dapat
menekankan pada pemahaman, sudut pandang disimpulkan bahwa tahapan membuat
Science
Techno- Enginee-
Art
Mathe- Cu dan Zn, menunjukkan sebagian besar peserta
logy ring matics didik sudah memahami konsep reaksi redoks dan
Penguji Penggu- Pemasa- Menyu- Perhitu-
buah-buahan yang dapat mengantarkan listrik.
-an naan ngan sun ngan
daya laptop, larutan hiasan- waktu Pengujian daya tahan nyala lampu
tahan proyek- lemon hiasan daya terhadap larutan lemon melalui rangkaian Cu dan
nyala tor, dan kepada pada tahan Zn dapat dilihat pada Tabel 3.
lampu. power rangkaian proyek. nyala
point Cu dan Zn. lampu Tabel 3 Data pengamatan daya tahan nyala
untuk terha-
menyaji- dap lampu terhadap larutan lemon
kan larutan melalui rangkaian Cu dan Zn
proyek lemon Kel Kel Kel Kel Kel Kel
Komponen
yang melalui 1 2 3 4 5 6
telah reaksi Kertas 2 4 5 3 1 4
dibuat. Zn dan Tisu
Cu. Tetesan 3 3 4 2 2 4
lemon
Selama aktivitas pembelajaran peserta Faktor lain - Kipas - - Kipas -
angin angin
didik juga mampu membuat solusi terhadap Waktu 60 60 180 60 1 150
kendala-kendala yang dihadapi dengan nyala me- menit me- me- menit me-
memikirkan strategi dan taktik untuk lampu nit nit nit 28 nit
penyelesaian kendala tersebut. Berdasarkan detik
aktivitas peserta didik dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kritis peserta didik telah Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 3,
muncul selama penyelesaian proyek. dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi daya tahan nyala
e. Menguji dan Menilai Hasil lampu. Semakin tebal kertas tisu, semakin
Pengujian hantaran listrik Cu dan Zn banyak tetesan lemon, maka semakin lama
yang telah dilakukan oleh peserta didik, lampu akan menyala. Sebaliknya, semakin tipis
menunjukkan sebagian besar rangkaian Cu dan kertas tisu, semakin sedikit tetesan lemon, maka
Zn yang dihasilkan dapat menghantarkan listrik akan semakin mudah mengering dan lampu akan
dan membuat lampu menyala. cepat redup. Faktor lain seperti pemberian angin
pada rangkaian, maka akan membuat kertas tisu
cepat mengering dan lampu akan cepat redup.
Pengujian daya tahan nyala lampu
terhadap larutan lemon, telah membuat peserta
didik melakukan pertimbangan antara hasil
pengamatan dan referensi yang digunakan.
Proses penyelesaian proyek juga telah membuat
peserta didik mengamati setiap data yang
diperoleh, membuat pertimbangan, dan
Gambar 2. Pengujian hantaran listrik rangkaian mengambil keputusan untuk keberhasilan
Cu dan Zn dengan larutan garam proyek.
Tahapan penilaian proyek melalui
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa rangkaian kegiatan presentasi membuat peserta didik berani
Cu dan Zn yang dibuat peserta didik sudah rapi mengajukan pertanyaan, memberikan kritik dan
dan benar. Hasil pengujian hantaran listrik saran, menjawab pertanyaan, memberikan
larutan lemon melalui rangkaian Cu dan Zn juga penjelasan, mempertahankan pendapat
menunjukkan bahwa semua rangkaian berhasil berdasarkan hasil pengamatan yang telah
menghantarkan listrik terhadap lampu. Pengujian dilakukan, saling menghargai pendapat, saling
hantaran listrik larutan lemon melalui rangkaian berkomunikasi dan berdiskusi dalam mencari
solusi atas masalah yang mungkin muncul ketika terlalu aktif di kelas, pendiam, bahkan ada yang
presentasi. pemalu. Melalui pendekatan STEAM dengan
pemeberian tugas proyek ini membuat keenam
3.9 peserta didik tersebut sangat aktif dalam
3.86 bertanya, menjawab, menyampaikan ide, bahkan
3.82 memimpin kerja sama antar anggota
3.78
kelompoknya. Dengan demikian, tahapan
k mengevaluasi pengalaman membuat peserta
ye M an
o EA ilk didik berpikir kritis melalui pendekatan STEAM
Pr iS
T
ha
s
an as di dan model pembelajaran berbasis proyek.
uat gr
n g
b te ya
m In k
Pe u Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
es od
r os Pr Berdasarkan hasil penelitian dapat
P
disimpulkan bahwa lima dimensi kemampuan
Gambar 3. Penilaian proyek peserta berpikir kritis peserta didik telah muncul selama
didik tahapan pembelajaran model PjBL yang
terintegrasi STEAM. Dimensi memberikan
berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa nilai rata- penjelasan sederhana terlihat ketika peserta didik
rata proses pembuatan produk yang dilakukan dapat fokus terhadap pertanyaan dan
peserta didik sudah baik karena sesuai dengan merumuskan pertanyaan untuk mencari
rancangan proyek yang telah direncanakan. kemungkinan jawaban. Peserta didik
Integrasi STEAM pada proyek “Bunga Lampu menggunakan beberapa sumber dalam mencari
Redoks” juga memiliki nilai rata-rata yang baik kemungkinan jawaban, diantaranya internet dan
karena produk yang dihasilkan telah memenuhi buku, sehingga peserta didik dapat memahami
komponen- komponen STEAM dan memiliki dan merumuskan pertanyaan serta memikirkan
konsep reaksi redoks yang jelas. Sehingga, strategi dan taktik untuk mencari jawaban dari
produk yang dihasilkan peserta didik memiliki pertanyaan. Peserta didik mampu menyampaikan
nilai rata-rata yang sangat baik dan dapat selesai pendapat yang disertai alasan, menganalisis
sesuai dengan alokasi waktu yang telah argumen peserta didik lain, dan mampu
direncanakan peserta didik pada timeline mempertahankan argumennya. Selain itu, peserta
pembuatan proyek. didik berani menyampaikan pertanyaan tentang
suatu hal yang peserta didik alami selama
f. Mengevaluasi Pengalaman penyelesaian proyek.
Penerapan pendekatan STEAM Dimensi membangun keterampilan dasar
menggunakan model pembelajaran berbasis terlihat ketika peserta didik menggunakan
proyek membuat peserta didik membuka pikiran teknologi terkini untuk membantu dalam
secara luas sehingga dapat membangun sendiri penyelesaian proyek. Peserta didik aktif
kemampuan belajarnya dan memahami materi memanfaatkan handphone untuk mencari
berdasarkan prosesnya, bukan menghafal. Selain informasi di internet dari berbagai sumber.
itu peserta didik belajar untuk bekerjasama dan Peserta didik juga melatih kemampuan berpikir
memiliki rasa tanggung jawab dalam kritisnya dengan mempertimbangkan sumber
menyelesaikan suatu proyek, menghadapi belajar yang akan digunakan dengan cara
berbagai kendala dan memberikan solusi dengan memilih sumber yang sesuai dengan proyek,
kreativitasnya masing-masing. jelas, dan mudah dipahami. Peserta didik aktif
Sebagian besar peserta didik setuju jika dan bekerjasama melakukan pembuatan proyek,
pendekatan STEAM dengan model pembelajaran dengan terus mengamati setiap tahapan selama
berbasis proyek ini diterapkan pada penyelesaian proyek. Peserta didik juga
pembelajaran kimia. Di samping itu keenam mengamati dan berdiskusi memikirkan strategi
peserta didik tersebut termasuk anak yang tidak untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul
Daftar Pustaka
[1]
Al-Tabany, T. I. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual: Konsep,
LAndasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/KTI). Jakarta:
Prenadamedia Group.
[2] Anggraini, Asterina. 2015. Penerapan Pendekatan SWH Pada Praktikum Laju Reaksi Dalam
Upaya Membangun Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jakarta: UIN Jakarta (tidak diterbitkan)
[3] Chonkaew, P., Sukhummek, B., & Faikhamta, C. 2013. Development of Analytical Thinking Ability
and Attitudes towards Science Learning of Grade-II Students Through Science Technology
Engineering and Mathematics (STEM Education) in The Study of Stoichiometry. The Royal Society
of Chemistry.
[4] Crayton, J., & Svihla, V. 2015. Designing for Immersive Technology: Integrating Art and STEM
Learning. The STEAM Journal, 2.
[5] Cresswell, J. W. 2009. Research Design: Qualitative and Quantitative Approach Thousand Daks.
CA: Sage
[6] Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Scientific Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.
[7] Ennis, R.H. 1985. Goals for a Critical Thinking Curiculum In Costa, A. L. (ed). Develoving Mind:
A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: ASDC Alexandria.
[8] Guba, E., Lincoln, Y. 1989. Fourth Generation Evaluation. United States of America: SAGE
Publication.
[9] Irwandi, D. 2013. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dengan Menggunakan Media
Pembelajaran (Video) Pada Materi Minyak Bumi. Jakarta: UIN Jakarta.
[10] Jeon, S., & Lee, Y. 2014. A Study of STEAM Education based on Art Scratch. Diakses pada tanggal
27 Desember 2017, dari http://www.learnteachlib.org/noaccess/130719
[11] Johnson, E. B. 2007. Contextual Teaching & Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.
[12] Messier, N. 2015. The How's and Why's of Going 'Full STEAM Ahead in Your Class Room'. Article
Steamedu.
[13] Miles, B. M. 1986. Qualitative Data
Analysis: A Sourcebook of New
Methods. Beverly Hills: SAGE Publication.
[14] OECD. 2016. Country Note-Results From PISA 2015. OECD Publishing. Diakses pada tanggal 15
November 2017 pukul 20:00 WIB dari www.oecd.org.edu/pisa.
[15] Partnership for 21st century Skill. 2009. 21st Century Skills Map. Diakses pada tanggal 23 November
2017 pukul 08.00 WIB dari http://science.nsta.org/ps/Final21stCenturyMapScience.pdf.
[16] Sastrika, I.A.K. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman
Konsep Kimia dan Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 3.
[17] Sheena, G. 2015. Learning Across DisciplineS: A Collective Case Study of Two University Program
That Integrated The Arts With STEAM. International Journal of Education and the Arts, 16 (7) 1-21.
[18] Sirhan, G. 2007. Learning Difficulties in Chemistry: An Overview. Journal Of Turkish Science
Education, 4.
[19] Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
[20] Suryani, E. 2016. Integrasi STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics)
untuk Mengembangkan Soft Skills Siswa dalam Pembelajaran Kimia pada Materi Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan di SMA Islam Terpadu. Tesis Universitas Negeri Jakarta.
[21] Tilaar, H. A. 2015. Pedagogik Teoritis untuk Indonesia. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
[22] Yakman, G., & Hyongyong, L. 2012. Exploring The Exemplary STEAM Education in The U.S as a
Practical Education Framework for Korea. J Korea Assoc. Sci. Edu, 32 (6).