Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Riset

Pendidikan Kimia

ARTICLE DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.081.01

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK MELALUI


PENERAPAN PENDEKATAN STEAM (SCIENCE, TECHNOLOGY,
ENGINEERING, ART AND MATHEMATICS) PADA MATERI REAKSI REDOKS

Ai Ilmiati1, Tritiyatma Hadinugrahaningsih2, dan Ella Fitriani3


123
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No 10, Rawamangun 13220, Jakarta, Indonesia

Corresponding author: aiilmiatiai@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui penerapan
pendekatan STEAM pada materi reaksi redoks. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 27 Jakarta pada semester
genap tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan berupa observasi lapangan, wawancara, reflektif jurnal, tes kemampuan berpikir kritis, dan
dokumentasi. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan enam tahapan model project based learning, yaitu
memberikan pertanyaan esensial, membuat perencanaan proyek, menyusun jadwal proyek, memonitor kegiatan
dan kemajuan proyek, menguji dan menilai hasil, dan mengevaluasi pengalaman. Model pembelajaran berbasis
proyek ini dilakukan dengan mengintegrasikan masing-masing komponen STEAM ke dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa lima dimensi kemampuan berpikir kritis peserta didik
tersebut telah muncul selama penerapan pendekatan STEAM menggunakan model project based learning. Lima
dimensi kemampuan berpikir kritis tersebut yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan
dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan lanjut, dan mengatur strategi dan taktik. Diantara lima dimensi
kemampuan berpikir kritis tersebut, kualitas berpikir kritis peserta didik lebih dominan pada dimensi membangun
keterampilan dasar dan dimensi mengatur strategi dan taktik, sedangkan kualitas berpikir kritis peserta didik yang
masih rendah terdapat pada dimensi menyimpulkan. Penilaian proyek yang telah dibuat peserta didik memiliki
nilai rata-rata yang sangat baik yaitu 3.87/4 dengan mempertimbangkan pembuatan produk, integrasi STEAM,
dan produk yang dihasilkan.

Kata kunci
Pendekatan STEAM, Project Based Learning, Berpikir Kritis Peserta Didik.

Abstract
This research was aimed to analyze students’ critical thinking ability through the implementation of STEAM
Approach in Redox Reaction Topic. The research was conducted in the second semester of 2017/2018 academic
year at SMA Negeri 27 Jakarta. This research used qualitative method. The data collection techniques used in this
research were observations, interviews, reflective journals, critical thinking skills tests, and documentations. The
learning processes were carried out by applying six stages of project based learning model, consisting of providing
essential questions, designing project plans, arranging project schedules, monitoring the activities and progresses
of projects, examining and assessing results, and evaluating experiences. This project-based learning model was
conducted by integrating each components of STEAM to the learning processes. Based on the result, it was
concluded that the five dimentions of students’ critical thinking have appeared during the implementation of
STEAM approach using the project-based learning model. The five dimentions of students’ critical thinking were
giving simple explanations, building basic skills, concluding, giving advanced explanations, and organizing
strategies and tactics. Between the five dimentions of students’ critical thinking, the qualities of students’ critical

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 1


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.081.01

thinking were highest in the dimention of building basic skills and organizing strategies and tactics, meanwhile, the
lowest one was in concluding dimention. The assessment projects made by students had the excellent average about
3.87/4 with considering the making of the products, integration of STEAM, and the outcome products.

Keywords
7E Learning Cycle, Communication Skills, Team Work Skill, Action Research.

1. Pendahuluan beberapa orang yang berani menyampaikan


pertanyaan dan jawaban. Kemudian,
Indonesia merupakan negara yang keterampilan berpikir kritis peserta didik juga
berkembang, oleh karena itu Indonesia memiliki belum dikembangkan secara maksimal.
tantangan lebih yaitu dengan adanya kebijakan Keterampilan berpikir kritis merupakan
MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang salah satu keterampilan abad 21. Oleh karena itu,
diterapkan di Indonesia sejak Desember 2015. untuk mempersiapkan sumber daya manusia
Kebijakan MEA akan memunculkan persaingan yang berkualitas, keterampilan berpikir kritis
atau kompetisi antara negara-negara ASEAN peserta didik harus dikembangkan agar seimbang
semakin ketat. Selain itu, berdasarkan hasil studi antara keterampilan hardskill. Prinsip
PISA (Program for International Student pembelajaran yang digunakan adalah untuk
Assessment) tahun 2015, Indonesia berada di meningkatkan dan menyeimbangkan antara
urutan 62 dari 70 negara (OECD, 2016). PISA keterampilan fisikal (hardskill) dan keterampilan
merupakan studi internasional tentang prestasi mental (softskill) (Permendikbud, 2016). Peran
matematika, sains dan literasi membaca. Oleh guru sebagai fasilitator diperlukan untuk
karena itu, Indonesia perlu mempersiapkan SDM membantu peserta didik dalam mengembangkan
(Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, dan kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, guru
memiliki keterampilan abad 21. Sehingga harus memilih pendekatan pembelajaran yang
Indonesia mampu bersaing dengan negara- tepat melalui kegiatan pembelajaran yang
negara lain di kawasan ASEAN, dan siap untuk menyenangkan, menarik, dan berkaitan dengan
menghadapi tantangan di masa depan. disiplin ilmu lain. Salah satu pendekatan
Pendidikan memilki peran penting dalam pembelajaran yang dapat digunakan yaitu
menghasilkan sumber daya manusia yang pendekatan STEAM (Science, Technology,
berkualitas. Penerapan Kurikulum 2013 di Engineering, Art, and Mathematics). STEAM
berbagai sekolah merupakan salah satu upaya merupakan perkembangan dari pendekatan
pemerintah dalam mempersiapkan sumber daya STEM (Science, Technology, Engineering, and
manusia menghadapi tantangan abad 21. Mathematics). Di Indonesia, STEM merujuk
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kepada empat bidang ilmu pengetahuan, yaitu
SMA Negeri 27 Jakarta pada Januari 2018, sains, teknologi, teknik, dan matematika.
sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum Namun, penelitian terus dilakukan hingga
2013 sebagai panduan kegiatan pembelajaran muncul istilah STEAM (Science, Technology,
sejak tahun 2014, namun peserta didik masih Engineering, Art, and Mathematics), yaitu
kesulitan dan lebih menyukai metode ceramah. dengan menambahkan huruf “A” yang berarti
Terutama kelas X yang merupakan masa-masa Art/Seni ke dalam istilah STEM. Pendekatan ini
peralihan dari SMP dan belum terbiasa dengan digunakan untuk mencapai pembelajaran yang
kebijakan kurikulum 2013. Pembelajaran yang kontekstual yaitu peserta didik diajak mengamati
digunakan peserta didik kelas X masih secara langsung fenomena-fenomena dalam
menggunakan metode ceramah, belum kehidupan sehari-hari. Sehingga akan membantu
melakukan kegiatan praktik di laboratorium, dan peserta didik dalam menghadapi tuntutan dan
pemberian tugas juga masih sederhana. tantangan abad 21.
Keaktifan peserta didik juga masih minim, hanya

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 2


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.081.01

Beberapa penelitian telah dilakukan Berpikir Kritis


dalam penerapan pendekatan STEAM Berpikir kritis merupakan sebuah proses
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh yang terarah dan jelas yang digunakan dalam
Sheena Ganbari, University of California, San kegiatan mental seperti memecahkan masalah,
Diego, USA (2015) yang berjudul Learning mengambil keputusan, membujuk, menganalisis
Across DisciplineS: A Collective Case Study of asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah
Two University Program That Integrated The (Johnson, 2007). Sedangkan menurut Ennis
Arts With STEAM, hasil penelitian (1985), berpikir kritis adalah berpikir secara
menunjukkan bahwa peserta didik yang beralasan dan reflektif dengan menekankan
menggunakan pembelajaran STEAM dengan pembuatan keputusan tentang apa yang harus
mengintegrasikan seni didalamnya membuat dipercayai atau dilakukan (Irwandi, 2013). Dapat
peserta didik merasakan bahwa pembelajaran disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah sebuah
menjadi lebih menyenangkan dan menambah proses aktif dan sistematis yang memungkinkan
wawasan berpikir peserta didik.. Selain itu, peserta didik untuk merumuskan dan
penelitian eksperimen yang dilakukan oleh mengevaluasi keyakinan dan pendapat peserta
Sastrika (2013) yang berjudul “Pengaruh Model didik dan mengembangkannya ke arah yang
Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap lebih sempurna. Tujuan berpikir kritis adalah
Pemahaman Konsep Kimia dan Keterampilan untuk mencapai pemahaman yang mendalam.
Berpikir Kritis”, menyimpulkan bahwa model Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
pembelajaran berbasis proyek memberikan hasil yaitu untuk mengembangkan kemampuan
keterampilan berpikir kritis siswa yang lebih berpikir manusia khususnya kemampuan berpikir
baik daripada model pembelajaran konvensional. kritis. Berpikir kritis menurut beberapa ahli
Materi reaksi redoks merupakan salah dapat didefinisikan sebagai kemampuan berpikir
satu materi dalam pembelajaran kimia yang tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills)
dipelajari oleh peserta didik pada semester yang dapat terjadi ketika peserta didik
genap. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan mengambil informasi yang didapat kemudian
bahwa sebagian besar peserta didik merasa disimpan dalam memori yang saling
kesulitan pada materi reaksi redoks yang terhubungkan untuk selanjutnya menata kembali
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu guru belum dan memperluas informasi yang didapatkan
membuat siswa terlibat aktif dalam setiap untuk mencapai tujuan dengan jawaban yang
kegiatan pembelajaran. Sehingga peserta didik paling memungkinkan. Menurut Ennis, terdapat
hanya diberitahu tanpa mencari tahu sendiri 12 indikator kemampuan berpikir kritis yang
melalui pemikirannya. Peserta didik hanya dikelompokkan dalam 5 dimensi keterampilan
menghafal tanpa memahami sesuatu dengan cara (Anggraini, 2015). Kelima dimensi tersebut
peserta didik sendiri, peserta didik hanya dilatih dapat dilihat pada Tabel 1.
untuk menyelesaikan banyak soal tanpa adanya
proses pemikiran yang mendalam, sehingga Tabel 1 Dimensi Berpikir Kritis Menurut Ennis
kemampuan analisis peserta didik dalam No. Dimensi Indikator
menyelesaikan soal cerita masih rendah. Hal ini 1 Memberikan a. Memfokuskan pertanyaan
berdampak kepada kurangnya keterampilan yang Penjelasan b. Menganalisis argumen
dimiliki peserta didik, salah satunya kemampuan Sederhana c. Bertanya dan menjawab
berpikir kritis. pertanyaan
Berdasarkan latar belakang masalah yang 2 Membangun a. Mempertimbangkan
Keterampilan apakah sumber dapat
telah disampaikan, maka penulis melakukan
Dasar dipercaya atau tidak
penelitian tentang analisis kemampuan berpikir b. Mengobservasi dan
kritis peserta didik melalui penerapan mempertimbangkan
pendekatan STEAM pada materi reaksi redoks laporan observasi
dengan menggunakan model pembelajaran 3 Menyimpul- a. Mendeduksi dan
berbasis proyek. kan mempertim-bangkan hasil

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 3


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.081.01

No. Dimensi Indikator ingin memahami apa yang sedang terjadi di


deduksi sekitarnya, ingin mancari tahu penyebab-
b. Menginduksi dan penyebabnya, dampak yang akan ditimbulkan
mempertimbangkan hasil serta berusaha untuk mencari solusinya.
induksi Komponen-komponen dalam STEAM
c. Membuat dan menentukan
akan dijelaskan sebagai berikut:
hasil pertimbangan
a. Science, merupakan bagian dari ilmu
4 Memberikan a. Mendefinisikan istilah dan
Penjelasan mempertim-bangkan suatu pengetahuan yang mempelajari alam semesta,
Lanjut definisi fenomena, fakta-fakta dan semua keteraturan
b. Mengidentifikasi asumsi- di dalamnya.
asumsi b. Technology, merupakan modifikasi, inovasi
5 Mengatur a. Menentukan suatu dari lingkungan alam untuk memenuhi
Strategi dan tindakan kebutuhan
Taktik b. Berinteraksi dengan orang manusia.
lain c. Engineering, merupakan suatu profesi yang
membutuhkan pengetahuan sains dan
Pada penelitian ini 5 dimensi kemampuan matematika dalam pembelajarannya.
berpikir di atas akan digunakan sebagai acuan d. Art, merupakan semua jenis seni yang ada
dalam mengolah data-data yang diperoleh dalam dunia pendidikan.
selama proses penelitian. Indikator berpikir kritis e. Mathematics, merupakan cabang disiplin ilmu
ini akan menjadi acuan dalam pembuatan lembar yang mempelajari berbagai pola dan
observasi, pedoman wawancara, reflektif jurnal, hubungan (Yakman dan Hyongyong, 2012).
dan soal tes kemampuan berpikir kritis peserta Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
didik dalam menganalisis kemampuan berpikir pendekatan STEAM mengupayakan peserta
kritis melalui pendekatan STEAM menggunakan didik untuk aktif dan terlibat langsung, sehingga
model pembelajaran berbasis proyek pada materi peserta didik dapat membangun pemahamannya
reaksi redoks. sendiri dari proses pembelajaran dengan
mengintegrasikan beberapa bidang studi dalam
STEAM kehidupan nyata.
STEAM (Science, Technology,
Engineering, Art, and Mathematics) merupakan Project Based Learning (PjBL)
suatu pendekatan yang berkembang dari Menurut Thomas (2000) model project
pengintegrasian art (seni) dalam STEM (Science, based learning membuat peserta didik belajar
Technology, Engineering, and Mathematics) dalam situasi masalah yang nyata, yang dapat
(Crayton, Svihla, dan Vanessa, 2015). Adanya melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen
pengintegrasian seni dalam pembelajaran STEM dan mengorganisir proyek-proyek dalam
dapat membuat proses pembelajaran yang pembelajaran. Made Wina mengemukakan kerja
menyenangkan sehingga peserta didik menjadi proyek adalah suatu bentuk kerja yang memuat
lebih kreatif dan inovatif serta dapat mengatasi tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada
pembelajaran yang dianggap sulit dengan pertanyaan dan permasalahan yang sangat
memunculkan ide-ide lain. menantang, dan menuntut peserta didik untuk
STEAM merupakan pendekatan yang merancang, memecahkan masalah, membuat
terintegrasi untuk dapat mendorong kreativitas, keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta
pendekatan pembelajaran yang kontekstual yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik
peserta didik diajak memahami fenomena- untuk bekerja secara mandiri (Al-Tabany, 2014).
fenomena yang terjadi disekitarnya (Yakman dan Pembelajaran berbasis proyek adalah
Hyongyong, 2012). Proses pembelajaran yang suatu pendekatan pendidikan yang efektif dalam
seperti ini peserta didik akan merasa ingin lebih mengembangkan kemampuan berpikir kritis
tahu, semangat belajarnya semakin tinggi karena karena pendekatan ini berfokus pada proses

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 4


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.081.01

berpikir, pemecahan masalah, dan interaksi dan makna yang didapatkan selama proses
antara peserta didik dengan teman-temannya penelitian (Creswell, 2009). Subjek penelitian
untuk membentuk dan menggunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X
pengetahuan yang baru. MIA 1 di SMA Negeri 27 Jakarta. Pengumpulan
Menurut Daryanto (2014) pembelajaran data penelitian ini dilakukan dengan 5 teknik
berbasis proyek memiliki beberapa kelebihan yaitu: observasi, wawancara, reflektif jurnal, tes
yaitu, meningkatkan motivasi belajar, kemampuan berpikir kritis pada materi reaksi
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, redoks dan dokumentasi.
meningkatkan kolaborasi, mengembangkan
keterampilan komunikasi, meningkatkan 3. Hasil dan Pembahasan
keterampilan dalam mengelola sumber belajar, Integrasi Pendekatan STEAM dalam Model
memberikan pengalaman pembelajaran melalui PjBL
praktik dalam mengorganisasi proyek, membuat a. Memberikan Pertanyaan Esensial
alokasi waktu, dan menyiapkan perlengkapan Pada tahapan esensial respon peserta
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. didik sangat antusias ketika diberikan
Selain itu, pembelajaran berbasis proyek pertanyaan, sebagian besar peserta didik
membuat suasana belajar menjadi memperhatikan dan menganalisis kemungkinan
menyenangkan, sehingga peserta didik maupun jawaban dengan cara membaca buku paket.
pendidik menikmati proses pembelajaran. Peserta didik sudah berani untuk menjawab
Berdasarkan kelebihan-kelebihan tersebut dapat pertanyaan guru, berani bertanya tentang sesuatu
disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis yang belum diketahui dan menganalisis
proyek akan membantu peserta didik dalam peristiwa-peristiwa yang peserta didik alami
mengembangkan keterampilan (soft skill) yang dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik juga
dimilikinya. terlihat sangat antusias dan sangat berani
Daryanto (2014) mengemukakan langkah- menyampaikan perbedaan pendapatnya di depan
langkah pembelajaran berbasis proyek sebagai peserta didik lain. Peserta didik memiliki rasa
berikut: ingin tahu yang tinggi terhadap suatu kejadian
yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Dapat
Memberikan Membuat Menyusun disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis
Pertanyaan Perencanaan Jadwal
Esensial Proyek Proyek
peserta didik telah muncul pada tahapan
memberikan pertanyaan esensial.
Mengevalua-si Menguji dan Memonitor b. Membuat Perencanaan Proyek
Pengalaman Menilai Hasil Kegiatan
dan Pada tahapan membuat perencanaan
Kemajuan proyek peserta didik tidak hanya melihat
Proyek prosedur yang ada pada lembar kerja aktivitas,
tetapi peserta didik juga mencari informasi dari
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran internet tentang cara menyelesaikan proyek,
berbasis proyek tersebut dapat disimpulkan desain untuk menghias proyek, dan kendala-
bahwa project based learning merupakan model kendala yang akan dihadapi selama pembuatan
pembelajaran yang sesuai dengan dengan proyek. Selain itu, peserta didik juga berdiskusi
pendekatan STEAM. tentang integrasi STEAM dan materi reaksi
redoks yang berhubungan dengan proyek yang
2. Metodologi Penelitian akan dibuat. Dengan demikian, peserta didik
Penelitian ini menggunakan metode telah mampu membangun keterampilan dasarnya
penelitian deskriptif kualitatif. Paradigma yang dalam memilih beberapa kriteria sumber
digunakan pada penelitian ini adalah paradigma pembelajaran yang akurat yang dapat
interpretivism yaitu paradigma yang mempercepat proses penyelesaian proyek. Dapat
menekankan pada pemahaman, sudut pandang disimpulkan bahwa tahapan membuat

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 5


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.081.01

perencanaan proyek membuat kemampuan


berpikir kritis peserta didik muncul, seperti
ketika memilih sumber-sumber yang jelas,
mudah dimengerti dan terpercaya.

c. Menyusun Jadwal Proyek


Pada tahapan menyusun jadwal proyek
peserta didik berdiskusi dengan peneliti dalam
membuat timeline penyelesaian proyek dari
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga
berdasarkan alokasi waktu maksimal yang telah
disepakati. Dalam pembuatan timeline, masing-
masing kelompok saling bekerja sama dan
bertanggungjawab terhadap alokasi waktu
penyelesaian proyek yang telah disepakati. Gambar 1. Hasil penyelesaian proyek oleh
Selain itu, peserta didik diharuskan membuat peserta didik
alternatif lain jika dalam penyelesaian proyek
tidak sesuai dengan alokasi waktu yang telah Gambar 1 menunjukkan bahwa masing-masing
ditentukan. Setiap alternatif yang dipilih peserta kelompok membuat kreasi yang berbeda-beda
didik memerlukan pemikiran yang kritis. Hal ini pada pot bunga, batang bunga, dan sumbat gabus
menunjukkan bahwa pada tahapan menyusun yang digunakan untuk menopang rangkaian Cu
jadwal proyek telah membantu peserta didik dan Zn.
dalam mengembangkan kemampuan Pengujian daya tahan nyala lampu
bekerjasama, saling bertukar pendapat, saling terhadap larutan lemon melalui rangkaian Cu dan
menghargai, memikirkan strategi, membuat Zn dapat membuat peserta didik membangun
perencanaan, dan memikirkan alternatif lain. pemahaman dan pengetahuannya sendiri tentang
Dengan demikian, tahapan menyusun jadwal faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan
proyek telah membuat kemampuan berpikir nyala lampu tersebut. Berdasarkan aktivitas
kritis muncul selama aktivitas pembelajaran. pembelajaran selama tiga pertemuan, peta
integrasi masing-masing komponen STEAM
d. Memonitor Kegiatan dan Kemajuan Proyek dalam setiap aktivitas pembelajaran yang
Pada tahapan ini masing-masing dilakukan peserta didik dapat dilihat pada Tabel
kelompok terlihat sangat aktif dan antusias saat 2.
melakukan diskusi tentang konsep-konsep reaksi Tabel 2 Integrasi STEAM dalam aktivitas
redoks. Hal ini terlihat dari cara peserta didik pembelajaran
mencari informasi dari berbagai sumber Science
Techno- Enginee-
Art
Mathe-
pembelajaran yaitu buku, internet, dan lembar logy ring matics
Konsep Penggun Pembuatan Menen- Perhitun
kerja aktivitas peserta didik. Setiap kelompok
reaksi a-an rangkaian tukan gan
juga terlihat sangat kompak dan saling redoks. voltmeter Cu dan Zn. hiasan dalam
bekerjasama dalam membuat proyek “Bunga saat untuk pembu-
Lampu Redoks”. Berbagai strategi dan taktik penguji- meng- atan
dilakukan oleh masing-masing kelompok dalam an hias pot rang-
potensial bunga. kaian
menyelesaikan proyek agar sesuai dengan
reduksi Cu dan
timeline yang telah disepakati. Hal ini terlihat lemon. Zn.
dari cara masing-masing kelompok membagi Penguji Penggun Pembuatan Menyu- Perhitu-
tugas secara adil kepada anggota kelompoknya. -an a-an larutan sun ngan
daya lampu lemon dan hiasan biloks
hantar LED. pemasa- dalam masing
listrik ngan pot masing
lemon. rangkaian. bunga. unsur.

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 6


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.081.01

Science
Techno- Enginee-
Art
Mathe- Cu dan Zn, menunjukkan sebagian besar peserta
logy ring matics didik sudah memahami konsep reaksi redoks dan
Penguji Penggu- Pemasa- Menyu- Perhitu-
buah-buahan yang dapat mengantarkan listrik.
-an naan ngan sun ngan
daya laptop, larutan hiasan- waktu Pengujian daya tahan nyala lampu
tahan proyek- lemon hiasan daya terhadap larutan lemon melalui rangkaian Cu dan
nyala tor, dan kepada pada tahan Zn dapat dilihat pada Tabel 3.
lampu. power rangkaian proyek. nyala
point Cu dan Zn. lampu Tabel 3 Data pengamatan daya tahan nyala
untuk terha-
menyaji- dap lampu terhadap larutan lemon
kan larutan melalui rangkaian Cu dan Zn
proyek lemon Kel Kel Kel Kel Kel Kel
Komponen
yang melalui 1 2 3 4 5 6
telah reaksi Kertas 2 4 5 3 1 4
dibuat. Zn dan Tisu
Cu. Tetesan 3 3 4 2 2 4
lemon
Selama aktivitas pembelajaran peserta Faktor lain - Kipas - - Kipas -
angin angin
didik juga mampu membuat solusi terhadap Waktu 60 60 180 60 1 150
kendala-kendala yang dihadapi dengan nyala me- menit me- me- menit me-
memikirkan strategi dan taktik untuk lampu nit nit nit 28 nit
penyelesaian kendala tersebut. Berdasarkan detik
aktivitas peserta didik dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kritis peserta didik telah Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 3,
muncul selama penyelesaian proyek. dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi daya tahan nyala
e. Menguji dan Menilai Hasil lampu. Semakin tebal kertas tisu, semakin
Pengujian hantaran listrik Cu dan Zn banyak tetesan lemon, maka semakin lama
yang telah dilakukan oleh peserta didik, lampu akan menyala. Sebaliknya, semakin tipis
menunjukkan sebagian besar rangkaian Cu dan kertas tisu, semakin sedikit tetesan lemon, maka
Zn yang dihasilkan dapat menghantarkan listrik akan semakin mudah mengering dan lampu akan
dan membuat lampu menyala. cepat redup. Faktor lain seperti pemberian angin
pada rangkaian, maka akan membuat kertas tisu
cepat mengering dan lampu akan cepat redup.
Pengujian daya tahan nyala lampu
terhadap larutan lemon, telah membuat peserta
didik melakukan pertimbangan antara hasil
pengamatan dan referensi yang digunakan.
Proses penyelesaian proyek juga telah membuat
peserta didik mengamati setiap data yang
diperoleh, membuat pertimbangan, dan
Gambar 2. Pengujian hantaran listrik rangkaian mengambil keputusan untuk keberhasilan
Cu dan Zn dengan larutan garam proyek.
Tahapan penilaian proyek melalui
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa rangkaian kegiatan presentasi membuat peserta didik berani
Cu dan Zn yang dibuat peserta didik sudah rapi mengajukan pertanyaan, memberikan kritik dan
dan benar. Hasil pengujian hantaran listrik saran, menjawab pertanyaan, memberikan
larutan lemon melalui rangkaian Cu dan Zn juga penjelasan, mempertahankan pendapat
menunjukkan bahwa semua rangkaian berhasil berdasarkan hasil pengamatan yang telah
menghantarkan listrik terhadap lampu. Pengujian dilakukan, saling menghargai pendapat, saling
hantaran listrik larutan lemon melalui rangkaian berkomunikasi dan berdiskusi dalam mencari

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 7


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.081.01

solusi atas masalah yang mungkin muncul ketika terlalu aktif di kelas, pendiam, bahkan ada yang
presentasi. pemalu. Melalui pendekatan STEAM dengan
pemeberian tugas proyek ini membuat keenam
3.9 peserta didik tersebut sangat aktif dalam
3.86 bertanya, menjawab, menyampaikan ide, bahkan
3.82 memimpin kerja sama antar anggota
3.78
kelompoknya. Dengan demikian, tahapan
k mengevaluasi pengalaman membuat peserta
ye M an
o EA ilk didik berpikir kritis melalui pendekatan STEAM
Pr iS
T
ha
s
an as di dan model pembelajaran berbasis proyek.
uat gr
n g
b te ya
m In k
Pe u Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
es od
r os Pr Berdasarkan hasil penelitian dapat
P
disimpulkan bahwa lima dimensi kemampuan
Gambar 3. Penilaian proyek peserta berpikir kritis peserta didik telah muncul selama
didik tahapan pembelajaran model PjBL yang
terintegrasi STEAM. Dimensi memberikan
berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa nilai rata- penjelasan sederhana terlihat ketika peserta didik
rata proses pembuatan produk yang dilakukan dapat fokus terhadap pertanyaan dan
peserta didik sudah baik karena sesuai dengan merumuskan pertanyaan untuk mencari
rancangan proyek yang telah direncanakan. kemungkinan jawaban. Peserta didik
Integrasi STEAM pada proyek “Bunga Lampu menggunakan beberapa sumber dalam mencari
Redoks” juga memiliki nilai rata-rata yang baik kemungkinan jawaban, diantaranya internet dan
karena produk yang dihasilkan telah memenuhi buku, sehingga peserta didik dapat memahami
komponen- komponen STEAM dan memiliki dan merumuskan pertanyaan serta memikirkan
konsep reaksi redoks yang jelas. Sehingga, strategi dan taktik untuk mencari jawaban dari
produk yang dihasilkan peserta didik memiliki pertanyaan. Peserta didik mampu menyampaikan
nilai rata-rata yang sangat baik dan dapat selesai pendapat yang disertai alasan, menganalisis
sesuai dengan alokasi waktu yang telah argumen peserta didik lain, dan mampu
direncanakan peserta didik pada timeline mempertahankan argumennya. Selain itu, peserta
pembuatan proyek. didik berani menyampaikan pertanyaan tentang
suatu hal yang peserta didik alami selama
f. Mengevaluasi Pengalaman penyelesaian proyek.
Penerapan pendekatan STEAM Dimensi membangun keterampilan dasar
menggunakan model pembelajaran berbasis terlihat ketika peserta didik menggunakan
proyek membuat peserta didik membuka pikiran teknologi terkini untuk membantu dalam
secara luas sehingga dapat membangun sendiri penyelesaian proyek. Peserta didik aktif
kemampuan belajarnya dan memahami materi memanfaatkan handphone untuk mencari
berdasarkan prosesnya, bukan menghafal. Selain informasi di internet dari berbagai sumber.
itu peserta didik belajar untuk bekerjasama dan Peserta didik juga melatih kemampuan berpikir
memiliki rasa tanggung jawab dalam kritisnya dengan mempertimbangkan sumber
menyelesaikan suatu proyek, menghadapi belajar yang akan digunakan dengan cara
berbagai kendala dan memberikan solusi dengan memilih sumber yang sesuai dengan proyek,
kreativitasnya masing-masing. jelas, dan mudah dipahami. Peserta didik aktif
Sebagian besar peserta didik setuju jika dan bekerjasama melakukan pembuatan proyek,
pendekatan STEAM dengan model pembelajaran dengan terus mengamati setiap tahapan selama
berbasis proyek ini diterapkan pada penyelesaian proyek. Peserta didik juga
pembelajaran kimia. Di samping itu keenam mengamati dan berdiskusi memikirkan strategi
peserta didik tersebut termasuk anak yang tidak untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 8


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.081.01

selama penyelesaian proyek, serta mengerjakan mengembangkan kemampuan dalam pemecahan


soal-soal pada lembar kerja aktivitas peserta masalah yang dihadapi. Peserta didik dapat
didik. mengembangkan kemampuan berinteraksi antar
Dimensi menyimpulkan terlihat ketika anggota kelompok maupun antar kelompok.
peserta didik mampu membuat kesimpulan
berdasarkan aktivitas pembelajaran yang telah 4. Kesimpulan
dilakukan pada materi reaksi redoks. Peserta Berdasarkan hasil penelitian, penerapan
didik juga telah melatih kemampuan berpikir pendekatan STEAM menggunakan model
kritisnya ketika mempertimbangkan kesimpulan- project based learning dapat melatih kelima
kesimpulan yang disampaikan, kemudian dimensi kemampuan berpikir kritis peserta didik.
memberikan tambahan untuk hasil kesimpulan Tahapan memberikan pertanyaan esensial, dapat
yang lebih lengkap. Selain itu, peserta didik melatih kemampuan berpikir kritis dalam
membuat pertimbangan dan melakukan dimensi memberikan penjelasan sederhana.
penafsiran berdasarkan fakta-fakta yang Tahapan membuat perencanaan proyek, dapat
ditemukan sebelum kemudian peserta didik melatih kemampuan berpikir kritis dalam
menarik suatu kesimpulan. dimensi membangun keterampilan dasar.
Dimensi memberikan penjelasan lanjut Tahapan menyusun jadwal proyek dapat melatih
terlihat ketika peserta didik memahami arti dari kemampuan berpikir kritis dalam dimensi
istilah kritis dan kerja sama, kemudian membuat mengatur strategi dan taktik. Tahapan memonitor
penjelasan lebih lanjut dari istilah tersebut. kegiatan dan kemajuan proyek, dapat melatih
Peserta didik dapat memberikan penjelasan lebih kemampuan berpikir kritis dalam dimensi
lanjut sesuai dengan pengalaman peserta didik memberikan penjelasan sederhana, membangun
ketika menyelesaikan proyek. Peserta didik juga keterampilan dasar, serta mengatur strategi dan
dapat menyimpulkan dan memberikan taktik. Tahapan menguji dan menilai hasil, dapat
penjelasan lebih lanjut tentang konsep reaksi melatih kemampuan berpikir kritis dalam
redoks pada proyek sesuai dengan pengalaman dimensi memberikan penjelasan lanjut. Tahapan
peserta didik ketika menyelesaikan proyek. mengevaluasi pengalaman, dapat melatih
Peserta didik dapat mengidentifikasi asumsi- kemampuan berpikir kritis dalam dimensi
asumsi dan pertanyaan dari kelompok lain, menyimpulkan, memberikan penjelasan lanjut,
kemudian membuat jawaban dan penjelasan serta mengatur strategi dan taktik. Diantara
lebih lanjut dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. kelima dimensi kemampuan berpikir kritis
Selain itu, peserta didik mendefinisikan tersebut, kualitas berpikir kritis peserta didik
pendekatan STEAM, dan melakukan lebih dominan pada dimensi membangun
pertimbangan terhadap integrasi masing-masing keterampilan dasar, dan dimensi mengatur
komponen STEAM pada proyek “Bunga Lampu strategi dan taktik. Sedangkan kualitas berpikir
Redoks”. kritis peserta didik pada dimensi menyimpulkan
Dimensi mengatur strategi dan taktik masih rendah. Penilaian proyek yang telah dibuat
terlihat ketika peserta didik menentukan ide-ide peserta didik memiliki nilai rata-rata yang sangat
dalam proyek dengan cara bekerjasama. Peserta baik yaitu 3.87/4 dengan mempertimbangkan
didik juga membuat pertimbangan untuk pembuatan produk, integrasi STEAM, dan
menentukan solusi dari kendala-kendala yang produk yang dihasilkan.
peserta didik hadapi berdasarkan informasi dan
pengalaman peserta didik selama menyelesaikan Ucapan Terima Kasih
proyek. Pertimbangan yang dilakukan peserta Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra.
didik dalam menentukan solusi yang sesuai Tritiyatma H, M.Si dan Ella Fitriani, M.Pd yang
dengan kendala yang dihadapi, menunjukkan telah membimbing, menyemangati dan
bahwa peserta didik dapat membangun memberikan arahan kepada penulis.
pengetahuan dan kemampuan berpikirnya
sendiri. Selain itu, peserta didik juga telah

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 9


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.081.01

Daftar Pustaka

[1]
Al-Tabany, T. I. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual: Konsep,
LAndasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/KTI). Jakarta:
Prenadamedia Group.
[2] Anggraini, Asterina. 2015. Penerapan Pendekatan SWH Pada Praktikum Laju Reaksi Dalam
Upaya Membangun Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jakarta: UIN Jakarta (tidak diterbitkan)
[3] Chonkaew, P., Sukhummek, B., & Faikhamta, C. 2013. Development of Analytical Thinking Ability
and Attitudes towards Science Learning of Grade-II Students Through Science Technology
Engineering and Mathematics (STEM Education) in The Study of Stoichiometry. The Royal Society
of Chemistry.
[4] Crayton, J., & Svihla, V. 2015. Designing for Immersive Technology: Integrating Art and STEM
Learning. The STEAM Journal, 2.
[5] Cresswell, J. W. 2009. Research Design: Qualitative and Quantitative Approach Thousand Daks.
CA: Sage
[6] Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Scientific Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.
[7] Ennis, R.H. 1985. Goals for a Critical Thinking Curiculum In Costa, A. L. (ed). Develoving Mind:
A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: ASDC Alexandria.
[8] Guba, E., Lincoln, Y. 1989. Fourth Generation Evaluation. United States of America: SAGE
Publication.
[9] Irwandi, D. 2013. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dengan Menggunakan Media
Pembelajaran (Video) Pada Materi Minyak Bumi. Jakarta: UIN Jakarta.
[10] Jeon, S., & Lee, Y. 2014. A Study of STEAM Education based on Art Scratch. Diakses pada tanggal
27 Desember 2017, dari http://www.learnteachlib.org/noaccess/130719
[11] Johnson, E. B. 2007. Contextual Teaching & Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.
[12] Messier, N. 2015. The How's and Why's of Going 'Full STEAM Ahead in Your Class Room'. Article
Steamedu.
[13] Miles, B. M. 1986. Qualitative Data
Analysis: A Sourcebook of New
Methods. Beverly Hills: SAGE Publication.
[14] OECD. 2016. Country Note-Results From PISA 2015. OECD Publishing. Diakses pada tanggal 15
November 2017 pukul 20:00 WIB dari www.oecd.org.edu/pisa.
[15] Partnership for 21st century Skill. 2009. 21st Century Skills Map. Diakses pada tanggal 23 November
2017 pukul 08.00 WIB dari http://science.nsta.org/ps/Final21stCenturyMapScience.pdf.

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 10


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.081.01

[16] Sastrika, I.A.K. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman
Konsep Kimia dan Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 3.
[17] Sheena, G. 2015. Learning Across DisciplineS: A Collective Case Study of Two University Program
That Integrated The Arts With STEAM. International Journal of Education and the Arts, 16 (7) 1-21.
[18] Sirhan, G. 2007. Learning Difficulties in Chemistry: An Overview. Journal Of Turkish Science
Education, 4.
[19] Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
[20] Suryani, E. 2016. Integrasi STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics)
untuk Mengembangkan Soft Skills Siswa dalam Pembelajaran Kimia pada Materi Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan di SMA Islam Terpadu. Tesis Universitas Negeri Jakarta.
[21] Tilaar, H. A. 2015. Pedagogik Teoritis untuk Indonesia. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
[22] Yakman, G., & Hyongyong, L. 2012. Exploring The Exemplary STEAM Education in The U.S as a
Practical Education Framework for Korea. J Korea Assoc. Sci. Edu, 32 (6).

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, xxxx, Vol.., No.. | 11

Anda mungkin juga menyukai