Soal Open Ended Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Berbasis
Kemampuan Berpikir Kritis di SMP
PROPOSAL
Oleh :
ULFATUL KHOIRIYAH
NIM : 201610060311070
Penelitian ini berfokus pada pengembangan soal open ended pada materi
bangun ruang sisi datar berbasis berpikir kritis di SMP sehingga berbeda dengan
penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Henra dan Siti (2018) menunjukkan bahwa pembelajaran model BBM dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fanny dkk (2018) menunjukkan bahwa hasil dari soal open ended pada materi
segiempat menghasilkan soal yang valid, efektif dan praktis. Penelitian pada skripsi
ini menjadi penting karena diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk variasi
soal open ended yang berbasis pada kemampuan berpikir kritis pada materi bangun
ruang sisi datar , hal ini sesuai tujuan abad 21.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan soal open ended pada
materi bangun ruang sisi datar berbasis kemampuan berpikir kritis. Pengembangan
tersebut dapat diukur dengan menggunakan berpikir kritis SMP yang valid, praktis,
dan efektif. Suatu alat evaluasi dikatakan valid apabila hasil dari validasi oleh
validator mengatakan bahwa soal tes yang akan dikembangkan sesuai dengan
kevalidan dari penyusunan soal test open ended dan indikator dan model soal open
ended . Instrumen dikatakan praktis jika hasil angket menunjukkan bahwa soal
tersebut mudah dipahami oleh siswa. Soal dikatakan efektif apabila praktisi dan
validator menyatakan hasil tes evaluasi memiliki potensi terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa. Proses pengembangan yang diharapkan pada penelitian ini yaitu
agar terciptanya alat evaluasi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan ajar
matematika melalui berpikir kritis siswa di tingkat SMP.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Soal Open-ended
Soal berbasis Open ended dapat membangun kegiatan secara interaktif antar
matematika dengan siswa sehingga mengajak siswa untuk menjawab permasalahan
melalui berbagai strategi yang ada (Wahyu & Bondan, 2018). Menurut Saniah (2016)
soal berbasis open ended berupa soal yang mengharapkan siswa untuk menganalisis,
menjelaskan, dan membuat dugaan, tidak hanya menyelesaikan, menemukan atau
menghitung. Soal open ended banyak membutuhkan kemampuan logika untuk
menyelesaikannya (Alimuddin,2018). Pemberian pada soal berbasis open ended
merupakan salah satu solusi alternatif untuk menekankan pada proses latihan soal-
soal (Adha & Refianti, 2018). Soal berbasis open ended merupakan soal yang tidak
lengkap atau terbuka yang memberikan berbagai macam hasil jawaban sehingga
memberikan pengalaman bagi siswa untuk menemukan sesuatu yang baru dalam
menyelesaikan masalah (Melianingsih & Sugiman, 2015). Pemberian masalah bukan
untuk menemukan jawaban tetapi untuk mencari strategi, cara dan pendekatan untuk
mencapai jawaban dari masalah yang diberikan (Riwayati, dkk, 2020).
Ciri-ciri soal berbasis open ended yaitu a). tidak mewajibkan menggunakan
metode baku, b). tidak mengharuskan dengan jawaban yang pasti atau
memungkinkan mempunyai banyak jawaban, c). diselesaikan dengan berbagai
macam cara dengan kemampuan yang bermacam-macam, d). memungkinkan siswa
untuk mengambil keputusan sendiri serta memiliki cara berpikir matematis yang
alami, e). memberikan skill berpikir logis dan komunikasi, f). terbuka untuk
kreatifitas dan berimajinasi saat berhubungan dengan konteks pengalaman siswa di
kehidupan sehari-hari (Sroyer, 2013).
Soal berbasis open-ended memiliki kelebihan yaitu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memberikan jawaban yang berbeda-beda dan dapat menjadi salah
satu cara dalam mengevaluasi kemampuan siswa secara objektif dalam keterampilan
tingkat tinggi, sehingga dapat mengembangkan kecakapan berpikir secara logis dalam
menyelesaikan masalah yang lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
kekurangan pada penggunaan soal berbasis open-ended yaitu pembuatan dan
menyajikan soal yang tidak mudah dan juga soal yang dapat menimbulkan respon
yang berbeda-beda tiap siswa seperti kemudahan atau kesulitan dalam memahami
permasalah dan motivasi siswa dalam mengerjakan soal tersebut. Soal berbasis open
ended harus memenuhi kriteria, yaitu:
N Kriteria Soal Open Ended Kriteria Soal Open Ended (Penelitian ini)
o (Penelitian terdahulu)
1 Soal memiliki beragam konsep Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih konsep
yang mereka pahami
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret 4.9 Menyelesaikan masalah yang
(menggunakan, mengurai, memodifikasi, dan membuat) berkaitan dengan luas
dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, permukaan dan volume bangun
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang ruang sisi datar (kubus,
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam balok,prisma, dan limas) serta
sudut pandang/teori gabungannya
Uji Coba
Revisi Desain Uji Coba Produk Revisi Produk Pemakaian
Penelitian yang dilakukan peneliti dalam pengembangan soal open ended ini
diadaptasi dari langkah-langkah pengembangan yang dikembangkan oleh Borg &
Gall tersebut dengan pembatasan. Borg & Gall (dalam Emzir, 2013: 271) menyatakan
bahwa dimungkinkan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk
membatasi langkah penelitian. Langkah-langkah pengembangannya disesuaikan
dengan kebutuhan peneliti. Pada penelitian kali ini hanya melakukan 2 kali uji coba
sedangkan pada penelitian Borg & Gall melakukan 3 kali uji coba. Mengingat
keterbatasan waktu dan dana yang dimiliki oleh peneliti, maka langkah-langkah
tersebut disederhanakan menjadi 5 tahapan yang merupakan modifikasi dari 10
langkah Borg & Gall langkah pengembangan.
Uji Coba
Validasi
Kelayakan
Pada pengembangan soal open ended ini mengacu pada langkah yang
dikemukakan oleh ahli dan disederhanakan oleh peneliti. Dari 10 langkah
tersebut peneliti hanya menggunakan 5 tahapan modifikasi dari langkah
pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall sesuai dengan
kebutuhan penelitian dan pengembangan yang dilakukan.
4 Tahap Uji Coba Lapangan Menguji layaknya suatu produk untuk mengetahui
efektivitas dan kepraktisan suatu produk kepada siswa
yang menjadi subjek peneliti
Lembar Angket Skor validitas soal open ended Ahli materi dan media
Analisis Mengidentifikasi hubungan- Siswa tidak membuat model matematika dari soal 0
hubungan antara pernyataan- yang diberikan
pernyataan, pertanyaan-
pertanyaan, konsep-konsep Siswa membuat model matematika dari soal yang 1
yang diberikan dalam soal diberikan tetapi tidak tepat
yang ditunjukan dengan
membuat model matematika Siswa membuat model matematika dari soal yang 2
dengan tepat dan memberi diberikan dengan tepat tanpa memberi penjelasan
penjelasan yang tepat
Siswa membuat model matematika dari soal yang 3
diberikan dengan tepat tetapi ada kesalahan dalam
penjelasan
3 Tingkat Hasil dari pengerjaan soal open ended minimal mencapai kategori mudah
kesukaran
4 Daya beda Hasil dari pengerjaan soal open ended minimal mencapai kategori mudah
1) Kevalidan Media
Hasil validasi media untuk mengetahui kelayakan suatu media yang
akan dikembangkan. Media dapat dikatakan valid setelah melakukan
pengajian dengan hasil minimal pada kategori valid. Hasil validasi yang
diperoleh dari pengisian lembar angket oleh validator ahli materi dan media.
Untuk mengetahui hasil validasi soal open ended menggunakan rumus rata-
rata sebagai berikut :
Tabel Kriteria Hasil Validasi Data Angket Pada Soal Open Ended
Nilai rata-rata Kualifikasi Keterangan
(Parno, 2016)
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menjaring data dari subjek penelitian
dengan menghasilkan data yang tetap walaupun dilakukan secara berulang.
Hasil reliabilitas minimal memenuhi syarat dengan kategori reliabilitas.
Karena tes yang digunakan berupa soal , maka reliabilitas tes dapat diukur
dengan rumus sebagai berikut :
( ) ¿)
❑
k
r 11 =
k−1
Ket:
K = banyaknya soal
r 11=¿ reliabilitas
Nilai Keterangan
(Laela, 2019)
3) Tingkat Kesukaran
Kesukaran soal bisa dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab
soal tes. Soal yang baik dan layak dipakai jika soal tersebut tidak terlalu sukar
ataupun tidak terlalu mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang
dikembangkan pada penelitian ini diperlukan uji tingkat kesukaran terhadap
tes. Tingkat kesukaran dapat dihitung melalui rumus berikut:
( SA +SB )−T (Smin)
TK =
T (Smax−Smin)
Ket :
TK = Tingkat kesukaran
SA = Jumlah skor kelompok atas
SB = Jumlah Skor kelompok bawah
T=Jumlah siswa kelompok atas dan bawah
Smax = Skor maksimum
Smin= Skor minimum
Ket:
DB= Daya beda
Xatas = rata-rata kelompok atas
Xbawah = Rata-rata kelompok bawah
5) Tingkat Keefektifan
Skor tes memiliki kriteria untuk menentukan bagaimana kemampuan berpikir
kritis siswa. Dalam penelitian dapat dikatakan efektif jika rata-rata skor
keseluruhan siswa menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa pada
kategori minimal baik (Nailul, dkk, 2018). Kriteria penilaian kemampuan
berpikir kritis pada siswa sebagai berikut :
Nilai Kategori
70 – 85 Baik
55 – 70 Cukup baik
40 – 55 Kurang baik
0 – 40 Sangat kuran
(Usman, 2013)
6) Kepraktisan Media
Data yang diperoleh dari hasil angket respon siswa diukur melalui
rumus persentase. Kepraktisan instrumen evaluasi minimal dengan kategori
praktis. Berikut ini merupakan kriteria penilaian berdasarkan kategori pada
tabel berikut:
Tabel Kriteria Kepraktisan Media
60 - < 80 Praktis