Anda di halaman 1dari 6

ISSNNo.

2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|51

PROSES BERPIKIR KREATIF MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH INDUKSI


MATEMATIKA BERDASARKAN SINTAKS PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

Oleh:

Bq. Malikah Hr
Dosen Fakultas Teknik Universitas Nusa Tenggara Barat

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif mahasiswa dalam
memecahkan masalah induksi matematika berdasarkan sintaks pembelajaran guided teaching. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Universitas Hamzanwadi
Selong. Penelitian dimulai dari bulan April sampai dengan Mei 2019. Subjek dalam penelitian ini terdiri
dari 6 mahasiswa semester dua Program Studi Pendidikan Informatika. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu observasi, wawancara mendalam dan analisis dokumen. Berdasarkan hasil
penelitian, disimpulkan bahwa pembelajaran guided teaching dapat merangsang berpikir kreatif
mahasiswa, menumbuhkan rasa ingin tahu, membantu mahasiswa dalam menemukan konsep yang baru,
dan melatih mahasiswa dalam mengkomunikasikan ide atau hasil kerjanya. Selain itu, pembelajaran ini
mementingkan keterlibatan aktif mahasiswa dalam memahami konsep untuk mendapatkan sebuah
kesimpulan. Dilihat dari tingkat kemampuan matematika mahasiswa, mahasiswa dengan kemampuan
matematika tinggi, sedang atau rendah mampu berpikir kreatif di setiap tahapan pembelajaran guided
teaching. Namun, perbedaan tingkat kemampuan tersebut mempengaruhi perbedaan karakteristik
mahasiswa dalam membangun proses berpikir kreatif pada saat memecahkan masalah induksi matematika.

Kata Kunci: Proses Berpikir Kreatif, Induksi Matematika, dan guided teaching.

PENDAHULUAN
Matematika adalah ilmu yang mempelajari Hasil wawancara peneliti dengan dosen
hal-hal seperti kuantitas, struktur, ruang dan pengampu mata kuliah tersebut, terdapat beberapa
perubahan. Materi yang dipelajari diantaranya permasalahan yang mempengaruhi kelancaran
aljabar, trigonometri, kalkulus, aljabar linier, dan perkuliahan matematika komputasi. Permasalahan
lain sebagainya (Dudley, 2010). Matematika dapat tersebut diantaranya, kurangnya motivasi
digunakan untuk membantu meningkatkan efisiensi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan, banyak
perkembangan teknologi. Karena memiliki peran diantara mahasiswa memiliki konsep dasar
yang penting, upaya untuk meningkatkan kualitas matematika yang masih rendah, dan mahasiswa
pendidikan matematika harus tetap dilakukan. kurang mampu menyampaikan dan mengolah
Berbagai komunitas, pendidik, perserta didik, informasi yang terkait dengan materi perkuliahan.
sekolah dan perguruan tinggi memiliki tanggung Selain itu, mahasiswa mengalami kesulitan dalam
jawab untuk pembelajaran matematika yang memecahkan masalah yang terkait dengan bahan
berkualitas (Beckmann et al., 2012). kajian perkuliahan khususnya pada materi yang
Pembelajaran matematika diperoleh menekankan metode pembuktian seperti induksi
diberbagai tingkatan pendidikan, khususnya di matematika. Permasalahan-permasalahan ini
tingkat Perguruan Tinggi. Beberapa program studi berpengaruh terhadap rendahnya nilai akhir
di Perguruan Tinggi menuntut mahasiswa untuk mahasiswa.
memahami konsep dasar matematika. Dalam Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
kegiatan perkuliahan, mahasiswa hendaknya tersebut, diperlukan kemampuan awal (prior
mempelajari matematika dengan pemahaman dan knowledge) dan keaktifan mahasiswa dalam
secara aktif membangun pengetahuan baru dari memecahkan masalah pada proses perkuliahan.
pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Akan Pemecahan masalah yang dimaksud tidak hanya
tetapi, mahasiswa sering menemukan konsep untuk menyelesaikan masalah matematika saja,
matematika yang terlalu abstrak untuk dipahami tetapi juga mengembangkan pemikiran kreatif
(Sarina and Namukasa, 2010). Keadaan ini juga di mahasiswa (Alexander, 2016).
temukan pada perkuliahan matematika komputasi Torrance (dalam Anwar et al., 2012)
Program Studi Pendidikan Informatika Universitas mendefinisikan berpikir kreatif (critical thinking)
Hamzanwadi Selong, dan hal ini mempengaruhi sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi
keefektifan proses perkuliahan, masalah, mencoba, menghasilkan ide-ide baru, dan
mengkomunikasikan hasil. Adapun tujuan dari
http://www.untb.ac.id/Juni-2019/ Volume 5, No. 2, Juni 2019
52|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

berpikir kreatif adalah untuk merangsang rasa ingin memecahkan masalah induksi matematika
tahu mahasiswa dalam melakukan hal-hal yang berdasarkan sintaks pembelajaran guided teaching.
menghasilkan ide, fleksibilitas, orisinalitas, dan Penelitian dilaksanakan di Universitas
membangun ide yang ada (Anwar et al., 2012). Hamzanwadi Selong yang berlokasi di kabupaten
Terkait dengan prestasi akademik, kreativitas Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat.
mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Ini Penelitian ini dimulai dari bulan April sampai
didukung dari beberapa hasil penelitian dengan Mei 2019.
sebelumnya yang menunjukkan bahwa kreativitas Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
dan prestasi akademik memiliki hubungan yang semester 2A dan 2B Program Studi Pendidikan
positif dan signifikan (Runco, 2007; Naderi et al., Informatika angkatan 2018/2019. Pemilihan subjek
2010). dilakukan dengan menggunaka teknik purposive
Untuk dapat berpikir kreatif tentu sampling dengan membagi mahasiswa menjadi tiga
membutuhkan adanya proses. Proses berpikir tingkatan yaitu mahasiswa dengan kemampuan
kreatif mahasiswa dapat berkembang dengan matematika tinggi, sedang dan rendah. Masing-
signifikan jika didukung oleh beberapa faktor yang masing kelas diwakilkan oleh 3 subjek dengan
berasal dari mahasiswa dan dosen pengampu mata tingkat kemampuan matematika yang berbeda.
kuliah. Faktor pendukung dari mahasiswa misalnya Secara keseluruhan, subjek dalam penelitian ini
dilakukan dengan memotivasi dan membiasakan berjumlah 6 mahasiswa, yang terdiri dari dua
diri untuk berlatih menyelesaikan permasalahan mahasiswa dengan kemampuan matematika tinggi
matematika. Sedangkan faktor pendukung dari (M1 dan M2), dua mahasiswa dengan kemampuan
dosen pengampu misalnya meningkatkan kualitas matematika sedang (M3 dan M4), dan dua
mahasiswa agar dapat mengembangkan mahasiswa dengan kemampuan matematika rendah
kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki dengan (M5 dan M6).
cara menerapkan metode pembelajaran yang Teknik pengumpulan data yang digunakan
menyenangkan dan dapat menumbuhkan motivasi dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara
belajar mahasiswa itu sendiri. Proses pembelajaran mendalam dan analisis dokumen. Observasi
yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah dengan dilakukan melalui observasi pasif. Dalam kegiatan
melakukan kegiatan diskusi. observasi ini, peneliti hanya mengamati proses
Proses pembelajaran dengan diskusi perkuliahan tanpa terlibat di dalamnya. Kegiatan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk ini bertujuan untuk memperoleh data aktivitas
berkomunikasi secara matematis, penalaran mahasiswa selama proses perkuliahan berlangsung.
matematis, dan membangun rasa percaya diri untuk Data hasil observasi berupa deskripsi kegiatan
memecahkan masalah matematika. Ini didukung perkuliahan matematika komputasi dengan bahan
dengan hasil penelitian Bliss and Lawrence yang kajian induksi matematika. Selain itu, kegiatan ini
menyimpulkan bahwa diskusi kelompok kecil bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
berpotensi menumbuhkan partisipasi siswa yang mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan
lebih besar dibandingkan dengan diskusi seluruh induksi matematika yang diberikan oleh dosen.
kelompok, serta lebih banyak interaksi antara siswa Wawancara dilakukan secara formal dan
dalam memperoleh pengetahuan yang lebih informal dengan melibatkan 6 mahasiswa yang
beragam (Kupczynski et al., 2012). menjadi sampel penelitian. Hasil wawancara
Melihat banyaknya manfaat kegiatan diskusi berupa jawaban lisan dari masing-masing
yang mendukung proses berpikir kreatif mahasiswa sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
mahasiswa, maka dalam penelitian digunakan salah peneliti. Wawancara ini bertujuan untuk
satu metode diskusi dalam kelompok kecil yaitu mengetahui perbedaan proses berpikir kreatif
metode guided teaching. Agus Suprijono (2010) mahasiswa yang memiliki kemampuan matematika
memaparkan sintaks pembelajaran guided teaching tinggi, sedang dan rendah dalam memecahkan
terdiri dari lima langkah, yaitu menyampaikan masalah induksi matematika. Selain itu, untuk
permasalahan, mengidentifikasi dan menyusun mengetahui kendala apa saja yang mempengaruhi
penyelesaian, mengkomunikasikan hasil proses berpikir kreatif ketika melakukan kegiatan
penyelesaian, ceramah interaktif, memeriksa diskusi berdasarkan sintaks pembelajaran guided
kembali hasil penyelesaian masalah. teaching. Wawancara ini digunakan untuk
memverifikasi hasil pemecahan masalah yang
METODE PENELITIAN sudah dikerjakan oleh mahasiswa, kemudian
dianalisis sehingga didapat proses berpikir kreatif
Jenis penelitian yang digunakan dalam
siswa dalam penyelesaian masalah matematika
penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif
induksi.
kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan
proses berpikir kreatif mahasiswa dalam

Volume 5, No. 2, Juni 2019 http://www.untb.ac.id/Juni-2019/


ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|53

Dokumen dalam penelitian ini berbentuk dari tiga anggota kelompok dengan kemampuan
jadwal perkuliahan matematika komputasi, RPS mahasiswa yang heterogen.
dan RTM yang digunakan oleh dosen dalam proses Pada tahap ini, dosen menyampaikan
perkuliahan, pertanyaan berbentuk soal yang memuat
data hasil diskusi mahasiswa, foto kegiatan permasalahan yang terkait dengan materi induksi
perkuliahan selama di dalam kelas, dan rekaman matematika. Ini bertujuan untuk mengetahui
hasil wawancara dengan mahasiswa. pikiran dan kemampuan yang dimiliki oleh
Untuk memperoleh data proses berpikir kreatif mahasiswa. Permasalahan yang diajukan berupa
mahasiswa, peneliti menggunakan instrumen utama permasalahan-permasalahan yang mempunyai
dan instrumen bantu. Instrumen utama yaitu kemungkinan alternatif jawaban.
peneliti sendiri. Peneliti mengumpulkan data secara Dari hasil observasi dan wawancara,
langsung dengan subjek penelitian. Adapun yang disimpulkan semua mahasiswa yang menjadi
digunakan sebagai instrumen bantu adalah subjek penelitian rata-rata memiliki intelegensi
pedoman observasi dan wawancara serta yang sama dalam memahami permasalahan yang
soal/permasalahan induksi matematika. diberikan oleh dosen. Awalnya mahasiswa
mengalami kesulitan dalam memahami masalah,
HASIL DAN PEMBAHASAN ditunjukkan dengan kebingungan mahasiswa ketika
membaca soal tersebut. M2 yang secara langsung
Pada tahap observasi, Peneliti melakukan
menanyakan kepada dosen tentang maksud yang
pengamatan dalam proses perkuliahan selama dua
terkandung dalam permasalahan yang akan
kali pertemuan pada tiap kelas. Observasi
disiskusikan dan subjek lain memperhatikan
dilakukan selama proses perkuliahan berlangsung.
pertanyaan M2, mereka mengakui memiliki
Proses perkuliahan dilakukan dengan menerapkan
kesulitan yang sama dalam memahami apa yang
sintaks pembelajaran guided teaching. Masing-
terkandung dari permasalahan tersebut. Walau
masing subjek ditempatkan pada kelompok yang
demikian, tahap awal ini mampu dilalui oleh semua
berbeda. Hal ini bertujuan agar subjek dapat
subjek penelitian. Hal ini diandai dengan kesiapan
mengikuti semua tahapan pembelajaran dengan
setiap kelompok untuk mencari penyelesain dari
maksimal dan peneliti lebih mudah mengamati
masalah induksi matematika.
proses berpikir kreatif mahasiswa tersebut. Hasil
observasi menunjukkan bahwa, masing-masing b. Mengidentifikasi dan Menyusun
subjek dalam tiap kelompok aktif dalam kegiatan Penyelesaian
diskusi dengan menerapkan setiap tahapan yang Pada tahap ini, dosen memberikan waktu
ada pada pembelajaran guided teaching. Selain itu, beberapa menit untuk memberikan kesempatan
masing-masing kelompok mampu menyelesaiakan kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi dan
permasalahan yang diberikan dosen dengan cara menyusun penyelesaian dari permasalahan induksi
yang bervariasi. matematika. Dianjurkan kepada mahasiswa untuk
Wawancara dilakukan dengan keenam bekerja sama dalam menyelesaiakan masalah
mahasiswa. Dari hasil wawancara didapatkan tersebut.
adanya perbedaan proses berpikik kreatif antara Dari hasil observasi dan wawancara, terlihat
mahasiswa yang memiliki kemampuan matematika semua subjek mulai
tinggi, sedang dan rendah. Selain itu, ditemukan mengidentifikasi masalah dengan semangat dan
beberapa permasalahan ketika melakukan proses menggali informasi
diskusi yang mempengaruhi proses berpikir kreatif yang dibutuhkan dengan cermat. M1 dan M2
mahasiswa. melakukan proses berpikir kreatif dengan baik,
Dari hasil observasi, wawancara mendalam, mereka berusaha menemukan permasalahan yang
dan dokumen yang mendukung, dapat diamati, melakukan kegiatan diskusi dengan
dideskripsikan proses berpikir kreatif mahasiswa kelompok masing-masing untuk mengumpulkan
dalam memecahkan masalah induksi matematika informasi, informasi yang terkumpul dipilih apakah
sesuai dengan tahapan yang terdapat pada sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran guided teaching. menyelesaikan masalah atau tidak, kemudian
memilih dan menyusun langkah penyelesaian.
a. Menyampaikan Permasalahan
M3 dan M4 menunjukkan aktivitas yang
Tahapan menyampaikan permasalahan sedikit berbeda dengan mahasiswa dengan
merupakan tahapan pertama dari metode kemampuan matematika tinggi. Mereka lebih
pembelajaran guided teaching. Sebelum memulai terlihat diam dan sedikit membutuhkan waktu lebih
tahap ini, dosen terlebih dahulu memastikan untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang
mahasiswa membentuk kelompok kecil yang terdiri didiskusikan, meski demikian M3 dan M4 tetap
berusaha memunculkan ide dan memberikan

http://www.untb.ac.id/Juni-2019/ Volume 5, No. 2, Juni 2019


54|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

kontribusi pemikiran di kelompoknya masing- Uniknya pada tahap ini, M5 berkontribusi


masing dalam menyelesaikan masalah dan tetap untuk berusaha mempresentasikan hasil kerja
berperan aktif dalam berdiskusi. kelompoknya. M5 mengalami kesulitan dalam
Berbeda lagi dengan M5 dan M6, mereka mempresentasikan hasil kerjanya, dia hanya
terlihat sibuk dalam menyelesaiakan masalah dan menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis dan
sedikit memisahkan diri dari kegiatan kelompok. meminta anggota lain di kelompokya untuk
Dari hasil wawancara, mereka mengakui adanya menjelaskan. Ketika dilakukan wawancara dengan
kebingungan terjadi pada tahap pembuktian, M5, M5 mengakui dia belum terbiasa
mereka tidak memahami langkah pembuktian berkomunikasi di depan mahasiswa lainnya, namun
induksi yang dilakukan oleh anggota kelompok dengan dukungan anggota kelompoknya, M5
mereka. Meski demikian, setelah anggota termotivasi untuk memberikan kontribusisnya
kelompok menyelesaiakan jawaban mereka, M5 dalam mengkomunikasikan hasil kerja
dan M6 berusaha bertanya kepada anggota kelompoknya di depan kelas meski hanya dengan
kelompoknya terkait dengan penyelesaian yang menulis hasil kerja kelompoknya saja, dan hal ini
tidak dimengerti. merupakan awal yang baik dalam meningkatkan
Pada tahap ini, semua subjek penelitian minat belajar dan melatih mental mahasiswa itu
mampu keluar dari kesulitan dan permasalahan sendiri.
yang mereka hadapi dengan cara masing-masing.
d. Ceramah Interaktif
M1 dan M2 berusaha menyusun dan mencari
penyelesaian masalah induksi matematika yang Pada tahap ini, dosen menyampaikan poin-
diberikan oleh dosen tanpa mengabaikan saran dari poin utama terkait dengan hasil kerja masing-
anggota kelompoknya. M3 dan M4 semampunya masing kelompok dengan ceramah yang interaktif.
berusaha memberikan idenya dan berkontribusi Dari hasil observasi dan wawancara, terlihat bahwa
dalam kegiatan diskusi. M5 dan M6 meski usaha dosen berperan sebagai sumber informasi
menemukan kebingunan dan kesulitan, mereka bagi mahasiswanya. Dosen menyampaikan poin-
tetap berusaha memahami permasalahan yang poin penting dan mengoreksi kesalahan dari
sedang didiskusikan dengan cara bertanya pada beberapa hasil kerja kelompok yang masih tertulis
anggota kelompoknya tentang penyelesaian yang di papan tulis. Selain itu, dosen memberikan
belum dimengerti. Hal ini menunjukkan adanya kesempatan kepada mahasiswa untuk menanyakan
proses berpikir kreatif pada masing-masing subjek masalah yang mungkin belum dimengerti.
penelitian. Proses berpikir kreatif juga terlihat pada
masing-masing subjek, M3 dan M4 mengajukan
c. Mengkomunikasikan Hasil Penyelesaian
pertanyaan tentang materi yang belum dipahami,
Pada tahap ini, Mahasiswa diminta untuk kemudian dosen memberikan kesempatan kepada
menyampaikan hasil kerja masing-masing mahasiswa lain untuk menjawabnya. Pada tahap ini
kelompok dan mencatat jawaban yang juga, dengan bantuan dosen M2 mencoba
disampaikan. Jika memungkinkan tulis menjawab pertanyaan mahasiswa lain dan
penyelesaian permasalahan di papan tulis dengan mengkomunikasikan pendapatnya dengan cukup
mengelompokkan jawaban masing-masing baik. Tahap ini mampu menumbuhkan kreativitas
kelompok dalam kategori-kategori yang nantinya berpikir mahasiswa dalam mengkomunikasikan ide
akan disampaiakn pada tahap selanjutnya. dan pendapat mereka, menciptakan interaksi antara
Dari hasil observasi dan wawancara, nampak dosen dengan mahasiswa dan sesama mahasiswa,
bahwa perwakilan dari masing-masing kelompok serta menumbuhkan keaktifan mahasiswa dalam
diberikan kesempatan untuk menuliskan dan kegitan diskusi kelas.
mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di
e. Memeriksa Kembali Hasil Penyelesaian
depan kelas. M1 dan M4 juga mendapat
Masalah
kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil kerja
kelompok mereka di depan kelas. M1 Pada tahap akhir ini, mahasiswa diminta untuk
mengkomunikasikan hasil kerjanya dengan lancar, membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin
mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh yang telah disampaikan. Mahasiswa juga diminta
kelompok lain. M4 juga mempresentasikan hasil untuk mencatat poin-poin yang dapat memperluas
kerja kelompoknya dengan cukup baik meski bahasan materi perkuliahan.
sedikit mengalami kesulitan ketika menjawab Dari hasil observasi, semua subjek penelitian
pertanyaan kelompok lain, namun M4 bisa berperan aktif melakukan apa yang diarahkan
mengatasinya dengan bantuan anggota dosen, mencatat konsep-konsep yang mendukung
kelompoknya. dalam memudahkan siswa menyelesaikan
pembuktian induksi matematika. Pada tahap ini,
mahasiswa mencoba memverifikasi hasil kerja

Volume 5, No. 2, Juni 2019 http://www.untb.ac.id/Juni-2019/


ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|55

mereka dengan cara membandingkan hasil kerja memahami setiap langkah dalam pembelajaran,
mereka dengan konsep yang dijelaskan dosen. mengidentifikasi masalah, namun ditemukan
Subjek M1 dan M2 memahami dan menemukan adanya kebingungan terjadi pada tahap
konsep baru dengan mengacu pada permasalahan pembuktian. Meski demikian, mahasiswa tidak
yang telah ada. Pada saat itulah mereka juga dapat putus asa dan berusaha bertanya kepada anggota
mengekspor ide-ide kreatif mereka ke anggota kelompoknya terkait dengan penyelesaian yang
kelompok lainnya, sehingga hal ini mampu tidak dimengerti. Selain itu, dengan bantuan
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dari anggota kelompoknya, mahasiswa memiliki
setiap mahasiswa meski memiliki tingkat keberanian mengkomunikasin hasil kerja
kemampuan matematika yang berbeda. kelompoknya, dan berkontribusi menciptakan
kelancaran kegiatan diskusi serta berani
PENUTUP menanyakan hal yang belum dipahami,
Secara umum, mengacu pada hasil penelitian,
a. Simpulan
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran guided
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan teaching dapat merangsang berpikir kreatif
diperoleh simpulan bahwa: (1) Proses berpikir mahasiswa, menumbuhkan rasa ingin tahu,
kreatif mahasiswa yang memiliki kemampuan membantu mahasiswa dalam menemukan konsep
matematika tinggi. Mahasiswa mampu melalui dan yang baru, dan melatih mahasiswa dalam
mencoba setiap tahapan pembelajaran guided mengkomunikasikan ide atau hasil kerjanya. Dalam
teaching dengan maksimal. Dimulai dari tahap kegiatannya, pembelajaran ini mementingkan
awal, mahasiswa mampu memahami apa yang akan keterlibatan aktif mahasiswa dalam memahami
dicari dari suatu masalah induksi matematika. Pada konsep untuk mendapatkan sebuah kesimpulan.
tahap identifikasi, mahasiswa mampu menggali Selain itu, mahasiswa dengan kemampuan
informasi yang dibutuhkan dengan cermat, mereka matematika tinggi, sedang atau rendah mampu
berusaha menemukan permasalahan yang diamati, berpikir kreatif di setiap tahapan pembelajaran
mengumpulkan informasi, kemudian memilih dan guided teaching. Namun, perbedaan tingkat
menyusun langkah penyelesaian. Pada tahap kemampuan tersebut mempengaruhi perbedaan
mengkomunikasikan hasil penyelesaian, karakteristik mahasiswa dalam membangun proses
mahasiswa mampu mengkomunikasikan hasil berpikir kreatif pada saat memecahkan masalah
kerjanya dengan lancar dan mampu menjawab induksi matematika.
pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. Pada
tahap ceramah interaktif, mahasiswa mambu b. Saran
berinteraksi dengan dosen dan sesama siswa untuk
Adapun saran dalam penelitian ini
menemukan ide dan konsep baru yang terkait
diantaranya: (1) Pendidik atau peneliti yang ingin
dengan langkah menyelesaikan pembuktian induksi
melakukan penelitian sejenis terkait dengan proses
matematika. Selanjutnya mahasiswa mampu
berpikir kreatif, hendaknya memperhatikan tingkat
memverifikasi hasil kerja mereka dan mengekspor
kemampuan matematika mahasiswa atau peserta
ide-ide kreatif mereka mahasiswa lainnya; (2)
didik lainnya. Ini berdampak positif dalam
Proses berpikir kreatif mahasiswa yang memiliki
mengembangkan proses berpikir masahasiswa
kemampuan matematika sedang. Mahasiswa
dengan karakteristik yang berbeda-beda dalam
mampu mengikuti kegiatan diskusi dengan cukup
menyelesaian suatu permasalahan; (2) Proses
baik dari tahap awal hingga akhir proses
berpikir kreatif memiliki peranan penting dalam
perkuliahan. Mahasiswa mampun memahami suatu
pemecahan suatu masalah, untuk itu diharapkan
masalah, dapat mengidentifikasi masalah dengan
penelitian ini dapat dikembangkan dengan
baik meski membutuhkan waktu lebih banyak dari
mempertimbangkan metode pembelajaran yang
mahasiswa dengan kemampuan tinggi,
mendukung berpikir kreatif dan dengan
berkontibusi memunculkan ide dalam penyelesaian
permasalahan matematika yang lebih luas.
masalah, mampu dan mempunyai keiinginan yang
cukup baik dalam mengkomunikasiksan hasil
penyelesaian masalah meski dalam hal ini
DAFTAR PUSTAKA
membutuhkan bantuan dari mahasiswa yang
memiliki kemampuan matematika tinggi, dan ikut Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning Teori
berperan aktif dalam kegiatan diskusi membangun & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka
konsep baru dari permasalahan yang didiskusikan; Pelajar.
(3) Proses berpikir kreatif mahasiswa yang
memiliki kemampuan matematika rendah. Sama Alexander, K. 2016. Current Issues In
seperti mahasiswa lainnya, mahasiswa dengan Mathematics Education. United States:
kemampuan matematika rendah berusaha Comap.

http://www.untb.ac.id/Juni-2019/ Volume 5, No. 2, Juni 2019


56|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Anwar, M. N., Aness, M., Khizar, A., Naseer, M.,. Kupczynski, L., Mundy, M. A., Goswami, j., &
& Muhammad, G. 2012. Relationship of Meling, V. 2012. Cooperative Learning
Creative Thinking with the Academic In Distance Learning: A Mixed Methods
Achievements of Secondary School Study. International Journal of
Students. International Interdisciplinary Instruction, vol. 5, no. 2, hlm. 81-90.
Journal of Education, Vol. 1, Issue 3, hlm
44-47. Naderi, H., Abdullah, R., Aizan, H. T., Sharir, J.,
& Kumar, V. 2010. Relationship between
Anwar, M. N., Shamim-ur-Rasool, S., & Haq, R. creativity and academic achievement: A
2012. A Comparison of Creative study of gender differences. Journal of
Thinking Abilities of High and Low American Science, 6(1), hlm. 181-190
Achievers Secondary School
Students. International Interdisciplinary Runco, M. A. 2007. Creativity. Theories and
Journal of Education, Vol. 1, Issue 1. Themes: Research,
Development and Practice. Amsterdam:
Beckmann, S., Chazan, D., Cuoco, A., Fennell, F., Elsevier.
& Findell, B. 2012. The Mathematical
Education of Teachers II. Issues in Sarina, V., & Namukasa, I. K. 2010. Nonmath
mathematics education/CBMS, analogies in teaching mathematics.
Conference Board of the Mathematical Procedia Social and Behavioral Sciences,
Sciences, vol . 17, hlm 1-86 vol 2, hlm. 5738–5743.

Dudley, U. 2010. What Is Mathematics For?.


Notices of the AMS, vol. 57, no. 5, hlm.
608-613.

Volume 5, No. 2, Juni 2019 http://www.untb.ac.id/Juni-2019/

Anda mungkin juga menyukai