Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 725

ISSN: 2338-1183

Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan


Berpikir Kritis Matematis Siswa

Sayu Yuni1, Haninda Bharata2, Caswita2


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unila
2
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unila
FKIP Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandarlampung
1
e-mail: sayuyuni@gmail.com/Telp.: +6282185499131

Received: July 4th, 2017 Accepted: July 6th, 2017 Online Published: July 12th, 2017

Abstract: Influence of Problem Based Learning Model toward Student’s


Critical Thinking Ability. This research aimed to know the influence of problem
based learning model toward student’s critical thinking ability. The population of
this research was all students of grade 7th of SMP N 1 Candipuro Lampung
Selatan in academic year of 2016/2017 that was distributed into six classes. The
sample of this research was students of VII A and VII B class that were choosen
by cluster random sampling. This research used the pretest posttest control group
design. Data analysis for testing of hypothesis in this research used t-test. Based
on the result of research and discussion, Problem Based Learning Model affects
the student’s critical thinking ability.

Abstrak: Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan


Berpikir Kritis Matematis Siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis
matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 223
siswa yang terdistribusi dalam enam kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa
kelas VII A dan VII B yang dipilih dengan teknik cluster random sampling.
Penelitian ini menggunakan the pretest-posttest control group design. Analisis
data untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji-t.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, model Problem Based Learning
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Kata kunci: pengaruh, problem based learning, berpikir kritis matematis


Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 726
ISSN: 2338-1183

PENDAHULUAN perkembangan zaman. Kurikulum


adalah seperangkat rencana dan
Perkembangan ilmu penge- pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
tahuan dan teknologi memberikan bahan pelajaran, serta cara-cara yang
pengaruh bagi kehidupan manusia digunakan sebagai pedoman penye-
dalam berbagai bidang. Tujuan awal lenggaraan kegiatan pembelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi di- untuk mencapai tujuan pendidikan
kembangkan adalah untuk memper- (Undang-Undang Republik Indone-
mudah aktivitas manusia. Namun sia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1
seiring waktu, ilmu pengetahuan dan ayat 19 tentang Sisdiknas). Berdasar
teknologi disalahgunakan untuk hal- pada Peraturan Bersama Direktur
hal yang negatif dan memunculkan Jenderal Pendidikan dasar dan
ketidakpedulian antar manusia dan Direktur Jenderal Pendidikan Me-
lingkungan hidup. Oleh karena itu nengah Kementerian Pendidikan dan
kualitas sumber daya manusia perlu Kebudayaan pasal 2 ayat 1 dan 3,
ditingkatkan agar manusia dapat kurikulum yang berlaku saat ini pada
memikirkan semua tindakan dan sekolah jenjang pendidikan dasar dan
akibat dari tindakannya dengan lebih menengah adalah Kurikulum Tingkat
bijak. Satuan Pendidikan dan Kurikulum
Usaha yang telah dilakukan 2013, dimana bagi sekolah yang
pemerintah dalam meningkatkan telah melaksanakan Kurikulum 2013
kualitas sumber daya manusia adalah selama tiga semester akan tetap
dengan menyelenggarakan pendidik- melaksanakan kurikulum tersebut,
an yang dapat dilihat dari fungsi dan dan sekolah yang memilih untuk
tujuan pendidikan nasional yang tidak melanjutkan Kurikulum 2013
tercantum dalam Undang-undang dapat melaksanakan Kurikulum
Republik Indonesia No 20 Tahun Tingkat Satuan Pendidikan dengan
2003 pasal 3 berikut. melaporkan kepada Menteri Pen-
didikan dan Kebudayaan melalui
“Pendidikan nasional berfungsi dinas pendidikan provinsi/kabupaten/
mengembangkan kemampuan dan kota.
membentuk watak serta peradab- Pada Kurikulum 2013,
an bangsa yang bermartabat Kurikulum Tingkat Satuan Pen-
dalam rangka mencerdaskan ke- didikan, maupun kurikulum yang
hidupan bangsa, bertujuan me- sebelumnya, matematika merupakan
ngembangkan potensi peserta salah satu mata pelajaran wajib untuk
didik agar menjadi manusia yang setiap jenjang pendidikan dasar dan
beriman dan bertakwa kepada menengah. Hal ini menunjukkan
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak bahwa matematika termasuk dalam
mulia, sehat, berilmu, cakap, mata pelajaran yang penting bagi
kreatif, mandiri, dan menjadi siswa. Matematika melatih siswa
warga negara yang demokratis menggunakan dan mengembangkan
serta bertanggung jawab”. kemampuan berpikirnya. Salah satu
Standar Kompetensi Kelulusan mata
Tujuan pendidikan nasional pelajaran matematika untuk siswa
tersebut dapat diwujudkan melalui SMP adalah memiliki kemampuan
pengembangan kurikulum yang di- berpikir logis, analitis, sistematis,
lakukan secara terarah, sesuai dengan kritis, dan kreatif, serta mempunyai
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 727
ISSN: 2338-1183

kemampuan bekerja sama (Permen- Beberapa penelitian telah


diknas Republik Indonesia Nomor 23 menunjukkan bahwa model Problem
Tahun 2006). Based Learning merupakan strategi
Kemampuan berpikir akan pendidikan yang penting untuk
membantu siswa menyelesaikan mengintegrasikan kurikulum, me-
permasalahan kehidupan sehari-hari. motivasi siswa serta membantu
Khususnya dengan berpikir kritis, mereka mengidentifikasi masalah
siswa dapat memutuskan langkah belajar dan menetapkan tujuan
apa yang tepat untuk menyelesaikan pembelajaran mereka sendiri (Azer,
permasalahanya dengan memikirkan 2001). Sebuah artikel dalam buletin
dampak yang akan dihasilkan dari CIDR (Pansa, 2016) mengemukakan
langkah tersebut. Jika dampak yang alasan mengapa digunakan pem-
dihasilkan kurang baik, maka siswa belajaran berbasis masalah dalam
secara kritis mencari tahu apa proses pembelajaran di sekolah,
penyebabnya dan alternatif penye- adalah karena: (1) pembelajaran ber-
lesaian yang lain. Selain itu, berpikir basis masalah menyiapkan siswa
kritis dapat membantu seseorang lebih baik untuk menerapkan pem-
memahami bagaimana memandang belajaran (belajar) mereka pada
diri sendiri, memandang dunia, dan situasi dunia nyata, (2) pembelajaran
bagaimana berhubungan dengan berbasis masalah memungkinkan
orang lain, membantu memahami siswa menjadi produsen pengetahu-
perilaku diri sendiri, dan menilai diri an, dari pada hanya konsumen, (3)
sendiri (Lambertus, 2009). pembelajaran berbasis masalah dapat
Kemampuan berpikir kritis membantu siswa mengembangkan
dapat ditingkatkan melalui kegiatan komunikasi, penalaran, dan ke-
pembelajaran yang mendorong siswa terampilan berpikir kritis.
untuk aktif dalam mencari informasi Kemampuan berpikir kritis
dari berbagai sumber, menjelaskan matematis siswa SMP di Indonesia
informasi dan situasi yang dihadapi, masih tergolong rendah berdasarkan
mencari solusi yang tepat ketika hasil survei TIMSS pada tahun 2015
mendapatkan masalah, serta menilai (Mullis et. al., 2016), Indonesia
dan bertanggung jawab atas segala memiliki skor 397 dan berada di
tindakan yang dilakukan. Kegiatan urutan ke-44 dari 49 negara.
pembelajaran yang dapat memfasili- Meskipun skor Indonesia mengalami
tasi kemampuan berpikir kritis kenaikan dari hasil survei tahun
tersebut dapat dijumpai dalam model 2011, namun masih tergolong
Problem Based Learning, karena rendah. Rendahnya kemampuan
model ini mengorientasikan siswa berpikir kritis matematis siswa di
pada masalah realistis sebagai Indonesia dapat dilihat dari soal-soal
konteks pembelajaran. Pembelajaran dalam TIMSS, yaitu soal tidak rutin
berbasis masalah memberi pengerti- dengan proporsi 40% menuntut
an bahwa dalam pembelajaran siswa kemampuan siswa untuk memecah-
dihadapkan pada suatu masalah, kan masalah, 25% menuntut kemam-
yang kemudian diharapkan melalui puan siswa menganalisa, menggene-
pemecahan masalah siswa belajar ralisasi, serta memberi alasan dalam
keterampilan-keterampilan berpikir menyelesaikan soal-soal yang
yang lebih mendasar (Husnidar, disajikan, dan 35% soal pemahaman,
Ihsan, dan Rizal, 2014). dimana soal-soal dari TIMSS
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 728
ISSN: 2338-1183

tersebut termasuk dalam indikator yaitu kelas VII A hingga VII F,


kemampuan berpikir kritis matematis dimana pembagian kelas tidak ber-
siswa. dasarkan peringkat. Pengambilan
Hasil dari observasi dan sampel dalam penelitian ini meng-
wawancara dengan guru matematika gunakan teknik cluster random
di SMP Negeri 1 Candipuro menun- sampling, sehingga terpilihlah kelas
jukkan bahwa kemampuan berpikir VII A sebanyak 37 siswa sebagai
kritis matematis siswa masih ter- kelas kontrol dengan model
golong rendah. Hal tersebut terlihat Reciprocal Teaching dan kelas VII
selama proses pembelajaran pada B sebanyak 37 siswa sebagai kelas
kegiatan presentasi hasil diskusi eksperimen dengan model Problem
kelompok, yakni pertanyaan yang Based Learning.
diajukan siswa hanya pertanyaan Desain yang digunakan pada
pengetahuan yang bahkan jawaban- penelitian ini adalah the pretest-
nya merupakan teori pada materi posttest control group design. Data
yang dipelajari, bukan pertanyaan dalam penelitian ini berupa data
yang menganalisis apa yang dipapar- peningkatan (gain) kemampuan ber-
kan oleh kelompok penyaji. Per- pikir kritis matematis. Pelaksanaan
tanyaan-pertanyaan tersebut meng pengumpulan data dalam penelitian
akibatkan kelompok penyaji hanya ini menggunakan instrumen tes ke-
memberi jawaban singkat tanpa mampuan berpikir kritis matematis
disertai penjelasan yang lebih rinci. yang dituangkan ke dalam beberapa
Penjelasan yang kurang rinci mem- soal uraian. Indikator kemampuan
buat siswa belum sepenuhnya me- berpikir kritis matematis yang di-
ngembangkan kemampuan untuk gunakan meliputi indikator interpre-
menjelaskan dan meyakinkan sese- tasi, analisis, penjelasan, dan ke-
orang tentang apa yang mereka simpulan (Facione, 2013:5).
lakukan. Selain itu, masih banyak Hasil penilaian oleh guru
siswa yang tidak menggunakan cara mitra menunjukkan bahwa instrumen
atau strategi tepat dalam mengerja- tes yang digunakan untuk mengambil
kan soal uraian, serta tidak teliti data kemampuan berpikir kritis
dalam proses perhitungan, sehingga matematis siswa dinyatakan valid.
jawaban akhir siswa tidak tepat. Instrumen tes tersebut selanjutnya
Berdasarkan pemaparan se- diujicobakan pada siswa di luar kelas
belumnya, maka perlu dilakukan sampel yaitu kelas VIII C. Data yang
penelitian mengenai pengaruh model diperoleh dari hasil uji coba selanjut-
Problem Based Learning terhadap nya dianalisis untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis matematis reliabilitas, daya pembeda, dan
siswa. indeks kesukaran soal. Kriteria
reliabilitas yang digunakan dalam
METODE PENELITIAN penelitian ini adalah cukup, tinggi,
dan sangat tinggi. Kriteria daya
Populasi dalam penelitian ini pembeda yang digunakan adalah
adalah semua siswa kelas VII SMP cukup, baik dan sangat baik.
Negeri 1 Candipuro Kabupaten Selanjutnya untuk interpretasi nilai
Lampung Selatan tahun pelajaran tingkat kesukaran yang digunakan
2016/2017 sebanyak 223 siswa dalam penelitian ini adalah sedang,
yang terdistribusi dalam enam kelas, sukar, dan sangat sukar. Rekapitulasi
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 729
ISSN: 2338-1183

hasil uji coba instrumen tes disajikan 𝐹𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 1,941. Oleh sebab itu, 𝐻0
pada Tabel 1. diterima, yang menunjukkan bahwa
kedua data gain kemampuan berpikir
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Uji Coba kritis matematis siswa memiliki
Instrumen Tes varians yang sama.
Karena uji normalitas me-
No Reliabi- Tingkat Daya nunjukkan bahwa kedua data gain
Soal litas Kesukaran Pembeda berasal dari populasi yang ber-
1 sedang cukup
2
0,65
sedang cukup
distribusi normal dan uji homogeni-
(cukup) tas menunjukkan bahwa kedua data
3 sedang baik
gain memiliki varians yang sama,
Berdasarkan Tabel 1, dapat maka uji hipotesis yang digunakan
diketahui bahwa instrumen tes selanjutnya adalah uji parameter
kemampuan berpikir kritis matematis rata-rata yaitu Uji-t.
pada penelitian ini telah memenuhi
kriteria reliabilitas, tingkat kesukaran HASIL DAN PEMBAHASAN
dan daya pembeda yang ditentukan
serta telah dinyatakan valid, sehingga Data statistik kemampuan
instrumen tes sudah layak digunakan berpikir kritis matematis siswa di-
untuk mengumpulkan data. sajikan pada Tabel 3.
Selanjutnya, dilakukan uji
prasyarat yaitu uji normalitas terha- Tabel 3. Data Statistik Kemampuan
dap data gain kemampuan berpikir Berpikir Kritis Matematis
kritis matematis siswa. Berdasarkan Awal Siswa
perhitungan uji normalitas menggu-
nakan Uji Chi-Kuadrat diperoleh Data Kelas 𝒙𝒎𝒊𝒏 𝒙𝒎𝒂𝒌𝒔 𝒙 ̅ 𝒔
PBL 2,00 18,00 7,41 3,22
rekapitulasi uji normalitas data gain Pretest
RT 1,00 16,00 7,19 3,75
kemampuan berpikir kritis matematis Skor ideal pretest: 30
siswa yang disajikan pada Tabel 2. PBL = Problem Based Learning
RT = Reciprocal Teaching
Tabel 2. Rekapitulasi Uji Normalitas
Berdasarkan Tabel 3, dapat
Pembela- 𝒙𝟐 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒙𝟐 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔 Kesimpu- diketahui bahwa kemampuan ber-
jaran lan 𝑯𝟎 pikir kritis matematis siswa sebelum
Problem 3,257 7,815 diterima mengikuti model Reciprocal Teach-
Based ing tidak jauh berbeda dengan ke-
Learning
Reciprocal 5,381 7,815 diterima
mampuan berpikir kritis matematis
Teaching siswa sebelum mengikuti model
Problem Based Learning yang ter-
Berdasarkan Tabel 2, data lihat pada selisih rata-rata skor awal-
gain kemampuan berpikir kritis nya yaitu 0,22. Selanjutnya, dilihat
matematis siswa yang mengikuti dari simpangan bakunya, kemampu-
model Problem Based Learning dan an berpikir kritis matematis siswa
Reciprocal Teaching berasal dari sebelum mengikuti model Reciprocal
populasi yang berdistribusi normal. Teaching lebih heterogen daripada
Selanjutnya dilakukan uji kemampuan berpikir kritis matematis
homogenitas, diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < siswa sebelum mengikuti model
𝐹𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 , dengan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,421, dan Problem Based Learning.
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 730
ISSN: 2338-1183

Data kemampuan berpikir Tabel 5. Data Statistik Gain Kemam-


kritis matematis akhir siswa kelas puan Berpikir Kritis Mate-
eksperimen dan kontrol diperoleh matis Siswa
dari skor hasil posttest yang di-
laksanakan pada akhir pertemuan. Data Kelas 𝒙𝒎𝒊𝒏 𝒙𝒎𝒂𝒌𝒔 𝒙 ̅ 𝒔
Dari pengumpulan data yang telah PBL 0,00 0,83 0,33 0,18
Gain
RT 0,00 0,65 0,26 0,14
dilakukan, diperoleh data statistik
Skor ideal gain: 1,00
kemampuan berpikir kritis matematis PBL = Problem Based Learning
akhir siswa kedua kelas seperti yang RT = Reciprocal Teaching
disajikan pada Tabel 4.
Peningkatan kemampuan ber-
Tabel 4. Data Statistik Kemampuan pikir kritis matematis siswa yang
Berpikir Kritis Matematis mengikuti model Problem Based
Akhir Siswa Learning lebih tinggi daripada ke-
mampuan berpikir kritis matematis
Data Kelas 𝒙𝒎𝒊𝒏 𝒙𝒎𝒂𝒌𝒔 𝒙 ̅ 𝒔 siswa yang mengikuti model
PBL 8,00 28,00 14,70 4,25 Reciprocal Teaching. Dilihat dari
Posttest
RT 5,00 24,00 13,08 4,14
Skor ideal posttest: 30
simpangan bakunya, sebaran pening-
PBL = Problem Based Learning katan kemampuan berpikir kritis
RT = Reciprocal Teaching matematis siswa yang mengikuti
model Problem Based Learning
Kemampuan berpikir kritis lebih heterogen dibandingkan pe-
matematis siswa setelah mengikuti ningkatan kemampuan berpikir kritis
model Problem Based Learning matematis siswa yang mengikuti
lebih tinggi daripada kemampuan model Reciprocal Teaching.
berpikir kritis matematis siswa Untuk mengetahui pencapai-
setelah mengikuti model Reciprocal an indikator kemampuan berpikir
Teaching yang terlihat pada rata-rata kritis matematis siswa, dilakukan
skor kemampuan berpikir kritis ma- analisis setiap indikator pada data tes
tematis siswa. Dilihat dari simpangan kemampuan berpikir kritis matematis
bakunya, kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah pem-
matematis siswa setelah mengikuti belajaran. Adapun hasil analisis dari
model Problem Based Learning kedua tes pada kedua kelas disajikan
lebih heterogen dibandingkan dengan pada Tabel 6.
kemampuan berpikir kritis matematis
siswa setelah mengikuti model Tabel 6. Pencapaian Indikator Ke-
Reciprocal Teaching. mampuan Berpikir Kritis
Data gain kemampuan ber- Matematis Siswa
pikir kritis matematis siswa di-
peroleh dari selisih antara skor ke- No Indikator
Awal (%) Akhir (%)
mampuan awal dan kemampuan E K E K
1 Interpretasi 76,13 35,14 98,65 84,23
akhir kemudian dibagi dengan selisih
2 Analisis 19,82 31,98 57,21 53,15
antara skor maksimal dan skor 3 Penjelasan 11,04 20,05 33,78 31,53
kemampuan awal. Berikut Tabel 5 4 Kesimpulan 5,41 12,61 21,62 17,57
data statistik gain kemampuan ber- Rata-rata 28,10 24,94 52,82 46,62
pikir kritis matematis siswa kelas E = Eksperimen
eksperimen dan kontrol. K = Kontrol
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 731
ISSN: 2338-1183

Berdasarkan Tabel 6, rata- kemampuan berpikir kritis matematis


rata pencapaian indikator kemampu- siswa yang mengikuti Reciprocal
an berpikir kritis matematis siswa Teaching adalah 21,70%.
kedua kelas mengalami peningkatan. Kemudian dilakukan uji ke-
Pada hasil tes kemampuan awal, per- samaan dua rata-rata data gain
sentase pencapaian untuk indikator kemampuan berpikir kritis matematis
kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Setelah dilakukan pengujian,
(analisis, penjelasan, dan kesimpul- diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 dengan
an) kelas kontrol lebih besar daripada 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,269, dan 𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 1,665.
kelas eksperimen, sedangkan pada Oleh sebab itu 𝐻0 ditolak, yang me-
tes kemampuan akhir, persentase nunjukkan bahwa rata-rata data gain
pencapaian untuk semua indikator kemampuan berpikir kritis matematis
kemampuan berpikir kritis matematis yang menggunakan model Problem
siswa kelas eksperimen lebih besar Based Learning lebih dari rata-rata
daripada indikator kemampuan ber- data gain kemampuan berpikir kritis
pikir kritis matematis siswa kelas matematis yang menggunakan model
kontrol. Reciprocal Teaching. Hasilnya me-
Indikator paling tinggi di- ngindikasikan bahwa model Problem
capai oleh siswa dengan model Based Learning berpengaruh ter-
Problem Based Learning dan hadap kemampuan berpikir kritis
Reciprocal Teaching adalah inter- matematis siswa. Sejalan dengan
pretasi. Indikator paling rendah yang beberapa hasil penelitian yang
dicapai siswa dengan model Problem berhubungan dengan kemampuan
Based Learning dan model Recipro- berpikir kritis dan Problem Based
cal Teaching adalah indikator ke- Learning yang menunjukkan bahwa
simpulan. Rendahnya skor siswa melakukan aktivitas berbasis ma-
pada indikator kesimpulan tersebut salah, meningkatkan kemampuan
berhubungan dengan indikator pen- berpikir kritis dan penelitian ini
jelasan, meskipun cara atau strategi menegaskan bahwa partisipasi dalam
yang digunakan dalam menyelesai- Problem Based Learning memiliki
kan soal sudah benar, belum dapat pengaruh yang signifikan terhadap
dipastikan kesimpulan yang mereka kemampuan berpikir kritis peserta
dapat juga akan benar. Proses per- didik EFL (Saeed dan Sarah , 2013).
hitungan juga sangat penting dalam Penelitian lainnya menunjukkan
mendapatkan jawaban yang benar. bahwa penerapan model Problem
Demikian juga sebaliknya, ketika Based Learning dapat meningkatkan
proses perhitungan siswa benar, kemampuan berpikir kritis dan hasil
namun cara yang digunakan salah belajar siswa kelas X IPS 2 di SMA
maka jawaban akhir siswa juga akan Negeri 1 Purwoharjo Kabupaten
salah yang berdampak pada indikator Banyuwangi (Eprilia, 2016).
kesimpulan yang tidak tepat. Se- Dilihat dari persentase pe-
lanjutnya, rata-rata persentase pen- ningkatan pencapaian indikator ke-
capaian untuk indikator kemampuan mampuan berpikir kritis matematis
berpikir kritis matematis siswa yang siswa, rata-rata peningkatan pen-
mengikuti Problem Based Learning capaian indikator siswa yang me-
meningkat sebesar 24,72%, sedang- ngikuti model Problem Based Learn-
kan untuk rata-rata peningkatan ing lebih dari rata-rata peningkatan
persentase pencapaian indikator persentase siswa yang mengikuti
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 732
ISSN: 2338-1183

model Reciprocal Teaching. Hal ini dan data yang belum diketahui untuk
menunjukkan bahwa ditinjau dari mendapatkan petunjuk tentang cara
pencapaian indikator kemampuan penyelesaiannya. Istilah-istilah atau
berpikir kritis matematis, siswa yang konsep baru akan dimunculkan pada
mengikuti Problem Based Learning masalah tersebut, sehingga memberi
memiliki kemampuan berpikir kritis acuan yang jelas terkait apa yang
matematis yang lebih dari kemampu- harus dipelajari dan kegunaan materi
an berpikir kritis matematis siswa tersebut. Aktivitas tersebut meng-
yang mengikuti model Reciprocal arahkan siswa untuk meningkatkan
Teaching. kemampuan analisis dan evaluasi
Penyebab kemampuan ber- informasi yang mereka dapat untuk
pikir kritis matematis siswa yang selanjutnya menentukan strategi,
mengikuti model Problem Based teknik penyelesaian masalah serta
Learning lebih dari kemampuan memberikan kesimpulan tentang apa
berpikir kritis matematis siswa yang yang telah dapatkan. Sejalan dengan
mengikuti model Reciprocal Teach- hasil penelitian Yuan (Setyorini,
ing salah satunya yakni dalam proses 2011), yang menyatakan bahwa
pembelajaran di kelas. Perbedaannya Problem Based Learning mengarah-
terletak pada aktivitas di awal pem- kan siswa untuk belajar mandiri
belajaran. Model Problem Based sehingga dapat mengembangkan
Learning mengorientasikan masalah keterampilan berpikir kritis dan
terkait materi yang dipelajari kepada dapat menganalisis masalah yang ada
siswa, sedangkan model Reciprocal di dunia nyata.
Teaching tidak mengorientasikan Penggunaan lembar kerja
masalah, namun siswa diberikan ke- peserta didik membantu aktivitas
bebasan untuk mencari dan me- diskusi siswa dalam menyelesaikan
mahami materi perbandingan dari masalah yang diberikan secara ter-
buku-buku yang ada di perpustakaan struktur. Dengan disajikannya per-
yang kemudian membuat pertanyaan masalahan dalam kehidupan sehari-
tentang apa yang belum dipahami. hari, siswa akan lebih mudah me-
Adanya orientasi masalah mahami dan memaknai permasala-
dalam model Problem Based han yang diberikan, sehingga siswa
Learning, mengarahkan siswa untuk dengan mudah akan mengeluarkan
menyelesaikannya. Kegiatan yang ide atau gagasannya dalam memilih
diperlukan siswa pertama kali untuk cara yang tepat untuk menyelesaikan
dapat menyelesaiakan masalah ter- masalah (Muchlis 2012:139).
sebut adalah memahami situasi dari Lembar kerja peserta didik
masalah yang dihadapi. pada model Problem Based Learning
Dalam memahami masalah menyajikan permasalahan realistis
tersebut, siswa akan mengaktifkan yang dimulai dari masalah yang lebih
pengetahuan yang telah dimilikinya kompleks. Adanya masalah yang
untuk menjawab pertanyaan atau kompleks memungkinkan istilah-
masalah terkait konsep atau pe- istilah baru atau konsep baru akan
ngetahuan yang baru (Pressley, muncul dalam masalah tersebut,
1992:92). Pemahaman masalah di- sehingga mendorong siswa untuk
lakukan dengan mengidentifikasi mencari informasi lebih banyak dan
masalah yang disajikan, bisa berupa tepat serta memperlihatkan kepada
fakta-fakta yang ada dalam masalah siswa bagaimana konsep-konsep
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 733
ISSN: 2338-1183

pada materi pembelajaran dapat di- kurang paham dengan materi yang
gunakan guna menyelesaian masalah dipelajari, diberikan kesempatan ber-
sehari-hari. Pada tahapan ini, siswa diskusi dengan anggota kelompok
mengidentifikasi masalah yang di- yang memiliki kemampuan kognitif
sajikan dahulu, dan menentukan yang lebih baik. Begitupun dengan
informasi yang diperlukan untuk siswa yang memiliki kemampuan
menyelesaikannya. Setelah siswa kognitif yang lebih, akan semakin
mengidentifikasi masalah, mereka paham dengan apa yang dipelajari,
dihadapkan pada masalah-masalah karena dengan mengajarkannya
yang sederhana guna memberi jalan kepada anggota kelompok lain,
kepada mereka agar memahami berarti mempelajari ulang pengetahu-
konsep-konsep dasar perbandingan. an yang dimilikinya. Kelompok
Tahapan selanjutnya adalah kembali diskusi dalam model Problem Based
pada penyelesaian masalah awal Learning dimaksudkan untuk
yang disajikan dengan memanfaat- mencapai dua tujuan, yaitu meng-
kan informasi yang didapat dan aktifkan pengetahuan yang telah
pemahaman konsep perbandingan dimiliki antara individu-individu
dari penyelesaian masalah sederhana untuk menangani tugas yang diberi-
sebelumnya. kan dan berbagi keahlian (Pressley
Tahapan terakhir pada model et. al., 1992:21).
Problem Based Learning adalah Selama proses pembelajaran
menyimpulkan hasil diskusi yang menggunakan model Problem Based
didapatkan dengan menyajikan atau Learning, terdapat beberapa kendala
mempresentasikan di depan kelas yang ditemukan. Pada pertemuan
kepada kelompok lainnya. Hasil pertama, keadaan siswa dalam kelas
diskusi kelompok penyaji diperiksa kurang kondusif saat pembagian
bersama-sama oleh guru dan siswa kelompok diskusi. Meskipun mereka
dari kelompok lain untuk mem- telah melaksanakan model Recipro-
perbaiki strategi ataupun penjelasan cal Teaching yang menggunakan
yang digunakan dalam menyelesai- metode diskusi kelompok, namun
kan masalah jika terdapat kesalahan. siswa tetap mengeluhkan pembagian
Mengoreksi kembali proses dan hasil anggota kelompoknya. Penyebabnya
pekerjaan yang telah dibuat merupa- dikarenakan pembagian kelompok
kan faktor yang sangat signifikan sebelumnya ditentukan oleh siswa
untuk meningkatkan kemampuan sendiri, sehingga saat guru yang me-
anak dalam menyelesaikan soal nentukan anggota kelompok masing-
(Bungel, 2014). masing, ada beberapa siswa yang
Selama proses diskusi guna tidak menerimanya dan memuncul-
menyelesaikan masalah yang disaji- kan sifat malas dalam berdiskusi
kan pada lembar kerja peserta didik, dengan anggota kelompok lainnya.
siswa menggunakan kemampuan Kendala lainnya yakni ketika
awal yang dimiliki untuk memahami diskusi berlangsung, beberapa siswa
masalahnya. Selanjutnya, dengan masih menanyakan bagaimana pe-
keadaan anggota kelompok yang nyelesaian permasalahan dalam
memiliki kemampuan kognitif yang lembar kerja peserta didik tanpa
tidak sama akan menguntungkan membaca dengan cermat setiap pe-
siswa dengan kemampuan rendah, rintah atau petunjuk dalam lembar
sedang, maupun tinggi. Siswa yang kerja peserta didik. Selain itu, be-
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 734
ISSN: 2338-1183

berapa siswa masih mengandalkan menyelesaikan soal jika yang ditanya


teman sekelompoknya yang memiliki berbeda dengan contoh soal se-
kemampuan kognitif lebih baik belumnya (Fatimah, 2012:49). Selain
untuk mengerjakan sendiri lembar itu, lembar kerja peserta didik yang
kerja peserta didik yang diberikan. digunakan dalam model Reciprocal
Meskipun sudah diarahkan untuk Teaching hanya menyajikan tahapan
mengerjakan lembar peserta didik siswa dalam pembelajaran, sehingga
yang diberikan secara diskusi dengan menyebabkan siswa kurang dapat
anggota kelompoknya, namun masih mengembangkan kemampuan ber-
saja tidak berdiskusi, dengan alasan pikir kritis matematisnya.
tidak memahami masalah atau
perintah yang ada pada lembar kerja SIMPULAN
peserta didik. Beberapa kendala
tersebut berdampak pada pengguna- Berdasarkan hasil penelitian
an waktu yang tidak sesuai dengan dan pembahasan, diperoleh kesimpu-
rencana pelaksanaan pembelajaran. lan bahwa model Problem Based
Keadaan siswa dalam diskusi Learning berpengaruh terhadap ke-
pada pertemuan selanjutnya lebih mampuan berpikir kritis matematis
kondusif. Siswa juga sudah lebih siswa.
memahami bagaimana bentuk dan isi
dari lembar kerja peserta didik yang DAFTAR RUJUKAN
diberikan, terlihat dari berkurangnya
siswa yang menanyakan bagaimana Azer, Samy A. 2001. Problem Based
cara mengerjakan lembar kerja Learning: A Critical Review of
peserta didik kepada guru. Sedang- Its Educational Objectives and
kan pada pertemuan pertama, The Rationale for Its Use.
banyaknya siswa yang bertanya dan Saudia Medical Journal. (On-
kebingungan dikarenakan mereka line). Volume 22 (4): 299-305.
langsung memikirkan bagai-mana (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
penyelesaian masalah yang disajikan, pubmed/11331485), diakses 16
padahal masalah awal tersebut April 2017.
dijadikan pengantar tentang materi
atau konsep baru yang akan Bungel, Moh Fikri. 2014. Peneapan
dipelajari dan untuk melatih siswa Model Pembelajaran Problem
mengidentifikasi suatu masalah. Based Learning untuk Me-
Model Reciprocal Teaching ningkatkan Hasil Belajar Siswa
tidak mengorientasikan masalah di Kelas VIII SMP Negeri 4 Palu
awal pembelajaran, sehingga mem- pada Materi Prisma. Jurnal
berikan acuan yang kurang jelas, Elektronik Pendidikan Mate-
meskipun sama-sama mencari infor- matika Tadulako. (Online)
masi terkait materi yang dipelajari, Volume 2, No. 1, 46-54.
namun siswa akan kesulitan ketika (https://www.google.com/url?s
diberikan masalah yang berkaitan a=t&rct=j&q=&esrc=s&source
dengan perbandingan. Terlebih lagi =web&cd=4&cad=rja&uact=8
ketika masalah yang diberikan &ved=0ahUKEwijzKe52PPU
kepada siswa berbeda dengan contoh AhXKP48KHVMGDU0QFgh
yang ada dalam buku yang mereka BMAM&url=http%3A%2F%2
baca. Siswa akan terkendala untuk Fjurnal.untad.ac.id%2Fjurnal%
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 735
ISSN: 2338-1183

2Findex.php%2FJEPMT%2Far 5828%26title%3DPenerapan+
ticle%2Fdownload%2F3230% Model+Pembelajaran+Berbasis
2F2285&usg=AFQjCNEBBrv +Masalah+untuk+Meningkatka
kYqLwGvu5tIUAvgUr29prQw n+Kemampuan+Berpikir+Kriti
), diakses 11 Mei 2017. s+dan+Disposisi+Matematis+S
iswa), diakses 8 Mei 2017.
Eprilia, Yayuk. 2016. Penerapan
Model Problem Based Learn- Lambertus. 2009. Pentingnya Me-
ing untuk Meningkatkan Ke- latih Keterampilan Berpikir
mampuan Berpikir Kritis dan Kritis dalam Pembelajaran
Hasil Belajar Siswa Kelas X Matematika di SD. Forum
IPS 2 di SMAN 1 Purwoharjo Kependidikan, vol 28, no. 2,
Kabupaten Banyuwangi. pp. 136-142.
Skripsi. (Online). (http://repo-
sitory.unej.ac.id/handle/12345 Muchlis, Effie Efrida. 2012. Pe-
6789/78320), diakses 11 ngaruh Pendekatan Pendidikan
Maret 2017. Matematika Realistik Indone-
sia (PMRI) terhadap Per-
Facione, PA. 2013. Critical Think- kembangan Kemampuan Pe-
ing: What It is and Why it mecahan Masalah Siswa. Jur-
Counts. Millbrae: Measured nal Exacta. (Online), Volume
Reasons and The California 10, No. 2, 136-139. (http://e-
Academic. bookbrowsee-.net/08-effie-
efrida-mukhlis-df-d5467372-
Fatimah, Fatia. 2012. Kemampuan 17), diakses 20 Maret 2017.
Komunikasi Matematis dan
Pemecahan Masalah Melalui Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy,
Problem Based Learning. P., & Hooper, M. 2016. TIMSS
Jurnal Penelitian dan Evalu- 2015 International Results in
asi Pendidikan. (Online).Vol. Mathematics. Retrieved from
16, No. 1, (http://-download. Boston College, TIMSS &
portalgaruda.org/download_ver PIRLS International Study
ification.php?val=448&article= Center. [online]. Available:
52269&title=) diakses 20 April http://timssandpirls.bc.edu/tims
2017. s2015/internationalresults/. [ 1st
Husnidar, M. Ikhsan dan Syamsul Desember 2016].
Rizal. 2014. Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masa- Pansa, Hani Ervina. 2016. Problem
lah untuk Meningkatkan Ke- Based Learning dalam Pem-
mampuan Berpikir Kritis dan belajaran Matematika. Pro-
Disposisi Matematis Siswa. siding Konferensi Nasional Pe-
Jurnal Didaktik Matematika. nelitian Matematika dan Pem-
(Online). Volume 1, No.1. belajaran (KNPMP 1). Uni-
(https://www.google.co.id/?gw versitas Muhammadiyah Sura-
s_rd=cr&ei=66onWc3eM4jTv karta, 12 Maret 2016. (Online).
ASpu5fwDw#q=http://downloa (https://www.google.com/url?s
d.portalgaruda.org/article.php? a=t&rct=j&q=&esrc=s&source
article%3D157642%26val%3D =web&cd=3&cad=rja&uact=8
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 736
ISSN: 2338-1183

&ved=0ahUKEwi3kYefkPbU line]. Journal of Academic and


AhUMro8KHcm1CYUQFgg6 Applied Studies (Special Issue
MAI&url=https%3A%2F%2F on Applied Linguistic) Volume.
publikasiilmiah.ums.ac.id%2F 3 (7), 1-14. Available: www.-
bitstream%2Fhandle%2F11617 academians.org [20th Maret
%2F7014%2F76_150_Makala 2017].
h%2520Rev%2520Hani%2520
Ervina%2520Pansa.pdf%3Fseq Setyorini, U. 2011. Penerapan Model
uence%3D1&usg=AFQjCNFe Problem Based Learning
DB-Cg9qxMZDVsnV8kgpIIw- untuk Meningkatkan Ke-
byqA), diakses 4 April 2017. mampuan Berpikir Kritis Sis-
wa SMP. Jurnal Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Fisika Indonesia, 7: 52-56,
Nasional Nomor 23 Tahun Januari 2011, ISSN: 1693-
2006 Tentang Standar Kom- 1246.
petensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Me- Undang-Undang Republik Indonesia
nengah. Jakarta: Depdiknas. Nomor 20 Tahun 2003.
Jakarta: Depertemen Pendi-
Pressley, M., Wood, E., dikan Nasional Republik
Woloshyn,V., Martin, V., Indonesia.
King, A., & Menke, D. 1992.
Encouraging Mindful Use of
Prior Knowledge: Attempting
to Construct Explanatory Ans-
wers Facilitates Learning. Pro-
ceeding of Educational Psy-
chologist. (Online). Volume
27, No. 1, 91-109 (https://-
www.google.com/url?sa=t&rct
=j&q=&esrc=s&source=web&
cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0
ahUKEwj8w52s4fPUAhXJpo8
KHVBBCz4QFggnMAA&url
=http%3A%2F%2Fwww.hosto
s.cuny.edu%2FMTRJ%2FHTR
T%2FEncouraging%2520mind
ful%2520use%2520of%2520pr
ior%2520knowledge.pdf&usg=
AFQjCNHi3UGGbSJ6105aN7
yMQjMLdqKrsg), diakses 17
April 2017.

Saeed, Seyed J. G. M., and Sarah, N.,


R. 2013. The Effect of Pro-
blem Based Learning on Cr-
itical Thinking Ability of
Iranian EFL Students. [On-

Anda mungkin juga menyukai