ISSN: 2338-1183
Received: July 4th, 2017 Accepted: July 6th, 2017 Online Published: July 12th, 2017
hasil uji coba instrumen tes disajikan 𝐹𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 1,941. Oleh sebab itu, 𝐻0
pada Tabel 1. diterima, yang menunjukkan bahwa
kedua data gain kemampuan berpikir
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Uji Coba kritis matematis siswa memiliki
Instrumen Tes varians yang sama.
Karena uji normalitas me-
No Reliabi- Tingkat Daya nunjukkan bahwa kedua data gain
Soal litas Kesukaran Pembeda berasal dari populasi yang ber-
1 sedang cukup
2
0,65
sedang cukup
distribusi normal dan uji homogeni-
(cukup) tas menunjukkan bahwa kedua data
3 sedang baik
gain memiliki varians yang sama,
Berdasarkan Tabel 1, dapat maka uji hipotesis yang digunakan
diketahui bahwa instrumen tes selanjutnya adalah uji parameter
kemampuan berpikir kritis matematis rata-rata yaitu Uji-t.
pada penelitian ini telah memenuhi
kriteria reliabilitas, tingkat kesukaran HASIL DAN PEMBAHASAN
dan daya pembeda yang ditentukan
serta telah dinyatakan valid, sehingga Data statistik kemampuan
instrumen tes sudah layak digunakan berpikir kritis matematis siswa di-
untuk mengumpulkan data. sajikan pada Tabel 3.
Selanjutnya, dilakukan uji
prasyarat yaitu uji normalitas terha- Tabel 3. Data Statistik Kemampuan
dap data gain kemampuan berpikir Berpikir Kritis Matematis
kritis matematis siswa. Berdasarkan Awal Siswa
perhitungan uji normalitas menggu-
nakan Uji Chi-Kuadrat diperoleh Data Kelas 𝒙𝒎𝒊𝒏 𝒙𝒎𝒂𝒌𝒔 𝒙 ̅ 𝒔
PBL 2,00 18,00 7,41 3,22
rekapitulasi uji normalitas data gain Pretest
RT 1,00 16,00 7,19 3,75
kemampuan berpikir kritis matematis Skor ideal pretest: 30
siswa yang disajikan pada Tabel 2. PBL = Problem Based Learning
RT = Reciprocal Teaching
Tabel 2. Rekapitulasi Uji Normalitas
Berdasarkan Tabel 3, dapat
Pembela- 𝒙𝟐 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒙𝟐 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔 Kesimpu- diketahui bahwa kemampuan ber-
jaran lan 𝑯𝟎 pikir kritis matematis siswa sebelum
Problem 3,257 7,815 diterima mengikuti model Reciprocal Teach-
Based ing tidak jauh berbeda dengan ke-
Learning
Reciprocal 5,381 7,815 diterima
mampuan berpikir kritis matematis
Teaching siswa sebelum mengikuti model
Problem Based Learning yang ter-
Berdasarkan Tabel 2, data lihat pada selisih rata-rata skor awal-
gain kemampuan berpikir kritis nya yaitu 0,22. Selanjutnya, dilihat
matematis siswa yang mengikuti dari simpangan bakunya, kemampu-
model Problem Based Learning dan an berpikir kritis matematis siswa
Reciprocal Teaching berasal dari sebelum mengikuti model Reciprocal
populasi yang berdistribusi normal. Teaching lebih heterogen daripada
Selanjutnya dilakukan uji kemampuan berpikir kritis matematis
homogenitas, diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < siswa sebelum mengikuti model
𝐹𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 , dengan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,421, dan Problem Based Learning.
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 730
ISSN: 2338-1183
model Reciprocal Teaching. Hal ini dan data yang belum diketahui untuk
menunjukkan bahwa ditinjau dari mendapatkan petunjuk tentang cara
pencapaian indikator kemampuan penyelesaiannya. Istilah-istilah atau
berpikir kritis matematis, siswa yang konsep baru akan dimunculkan pada
mengikuti Problem Based Learning masalah tersebut, sehingga memberi
memiliki kemampuan berpikir kritis acuan yang jelas terkait apa yang
matematis yang lebih dari kemampu- harus dipelajari dan kegunaan materi
an berpikir kritis matematis siswa tersebut. Aktivitas tersebut meng-
yang mengikuti model Reciprocal arahkan siswa untuk meningkatkan
Teaching. kemampuan analisis dan evaluasi
Penyebab kemampuan ber- informasi yang mereka dapat untuk
pikir kritis matematis siswa yang selanjutnya menentukan strategi,
mengikuti model Problem Based teknik penyelesaian masalah serta
Learning lebih dari kemampuan memberikan kesimpulan tentang apa
berpikir kritis matematis siswa yang yang telah dapatkan. Sejalan dengan
mengikuti model Reciprocal Teach- hasil penelitian Yuan (Setyorini,
ing salah satunya yakni dalam proses 2011), yang menyatakan bahwa
pembelajaran di kelas. Perbedaannya Problem Based Learning mengarah-
terletak pada aktivitas di awal pem- kan siswa untuk belajar mandiri
belajaran. Model Problem Based sehingga dapat mengembangkan
Learning mengorientasikan masalah keterampilan berpikir kritis dan
terkait materi yang dipelajari kepada dapat menganalisis masalah yang ada
siswa, sedangkan model Reciprocal di dunia nyata.
Teaching tidak mengorientasikan Penggunaan lembar kerja
masalah, namun siswa diberikan ke- peserta didik membantu aktivitas
bebasan untuk mencari dan me- diskusi siswa dalam menyelesaikan
mahami materi perbandingan dari masalah yang diberikan secara ter-
buku-buku yang ada di perpustakaan struktur. Dengan disajikannya per-
yang kemudian membuat pertanyaan masalahan dalam kehidupan sehari-
tentang apa yang belum dipahami. hari, siswa akan lebih mudah me-
Adanya orientasi masalah mahami dan memaknai permasala-
dalam model Problem Based han yang diberikan, sehingga siswa
Learning, mengarahkan siswa untuk dengan mudah akan mengeluarkan
menyelesaikannya. Kegiatan yang ide atau gagasannya dalam memilih
diperlukan siswa pertama kali untuk cara yang tepat untuk menyelesaikan
dapat menyelesaiakan masalah ter- masalah (Muchlis 2012:139).
sebut adalah memahami situasi dari Lembar kerja peserta didik
masalah yang dihadapi. pada model Problem Based Learning
Dalam memahami masalah menyajikan permasalahan realistis
tersebut, siswa akan mengaktifkan yang dimulai dari masalah yang lebih
pengetahuan yang telah dimilikinya kompleks. Adanya masalah yang
untuk menjawab pertanyaan atau kompleks memungkinkan istilah-
masalah terkait konsep atau pe- istilah baru atau konsep baru akan
ngetahuan yang baru (Pressley, muncul dalam masalah tersebut,
1992:92). Pemahaman masalah di- sehingga mendorong siswa untuk
lakukan dengan mengidentifikasi mencari informasi lebih banyak dan
masalah yang disajikan, bisa berupa tepat serta memperlihatkan kepada
fakta-fakta yang ada dalam masalah siswa bagaimana konsep-konsep
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 733
ISSN: 2338-1183
pada materi pembelajaran dapat di- kurang paham dengan materi yang
gunakan guna menyelesaian masalah dipelajari, diberikan kesempatan ber-
sehari-hari. Pada tahapan ini, siswa diskusi dengan anggota kelompok
mengidentifikasi masalah yang di- yang memiliki kemampuan kognitif
sajikan dahulu, dan menentukan yang lebih baik. Begitupun dengan
informasi yang diperlukan untuk siswa yang memiliki kemampuan
menyelesaikannya. Setelah siswa kognitif yang lebih, akan semakin
mengidentifikasi masalah, mereka paham dengan apa yang dipelajari,
dihadapkan pada masalah-masalah karena dengan mengajarkannya
yang sederhana guna memberi jalan kepada anggota kelompok lain,
kepada mereka agar memahami berarti mempelajari ulang pengetahu-
konsep-konsep dasar perbandingan. an yang dimilikinya. Kelompok
Tahapan selanjutnya adalah kembali diskusi dalam model Problem Based
pada penyelesaian masalah awal Learning dimaksudkan untuk
yang disajikan dengan memanfaat- mencapai dua tujuan, yaitu meng-
kan informasi yang didapat dan aktifkan pengetahuan yang telah
pemahaman konsep perbandingan dimiliki antara individu-individu
dari penyelesaian masalah sederhana untuk menangani tugas yang diberi-
sebelumnya. kan dan berbagi keahlian (Pressley
Tahapan terakhir pada model et. al., 1992:21).
Problem Based Learning adalah Selama proses pembelajaran
menyimpulkan hasil diskusi yang menggunakan model Problem Based
didapatkan dengan menyajikan atau Learning, terdapat beberapa kendala
mempresentasikan di depan kelas yang ditemukan. Pada pertemuan
kepada kelompok lainnya. Hasil pertama, keadaan siswa dalam kelas
diskusi kelompok penyaji diperiksa kurang kondusif saat pembagian
bersama-sama oleh guru dan siswa kelompok diskusi. Meskipun mereka
dari kelompok lain untuk mem- telah melaksanakan model Recipro-
perbaiki strategi ataupun penjelasan cal Teaching yang menggunakan
yang digunakan dalam menyelesai- metode diskusi kelompok, namun
kan masalah jika terdapat kesalahan. siswa tetap mengeluhkan pembagian
Mengoreksi kembali proses dan hasil anggota kelompoknya. Penyebabnya
pekerjaan yang telah dibuat merupa- dikarenakan pembagian kelompok
kan faktor yang sangat signifikan sebelumnya ditentukan oleh siswa
untuk meningkatkan kemampuan sendiri, sehingga saat guru yang me-
anak dalam menyelesaikan soal nentukan anggota kelompok masing-
(Bungel, 2014). masing, ada beberapa siswa yang
Selama proses diskusi guna tidak menerimanya dan memuncul-
menyelesaikan masalah yang disaji- kan sifat malas dalam berdiskusi
kan pada lembar kerja peserta didik, dengan anggota kelompok lainnya.
siswa menggunakan kemampuan Kendala lainnya yakni ketika
awal yang dimiliki untuk memahami diskusi berlangsung, beberapa siswa
masalahnya. Selanjutnya, dengan masih menanyakan bagaimana pe-
keadaan anggota kelompok yang nyelesaian permasalahan dalam
memiliki kemampuan kognitif yang lembar kerja peserta didik tanpa
tidak sama akan menguntungkan membaca dengan cermat setiap pe-
siswa dengan kemampuan rendah, rintah atau petunjuk dalam lembar
sedang, maupun tinggi. Siswa yang kerja peserta didik. Selain itu, be-
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 734
ISSN: 2338-1183
2Findex.php%2FJEPMT%2Far 5828%26title%3DPenerapan+
ticle%2Fdownload%2F3230% Model+Pembelajaran+Berbasis
2F2285&usg=AFQjCNEBBrv +Masalah+untuk+Meningkatka
kYqLwGvu5tIUAvgUr29prQw n+Kemampuan+Berpikir+Kriti
), diakses 11 Mei 2017. s+dan+Disposisi+Matematis+S
iswa), diakses 8 Mei 2017.
Eprilia, Yayuk. 2016. Penerapan
Model Problem Based Learn- Lambertus. 2009. Pentingnya Me-
ing untuk Meningkatkan Ke- latih Keterampilan Berpikir
mampuan Berpikir Kritis dan Kritis dalam Pembelajaran
Hasil Belajar Siswa Kelas X Matematika di SD. Forum
IPS 2 di SMAN 1 Purwoharjo Kependidikan, vol 28, no. 2,
Kabupaten Banyuwangi. pp. 136-142.
Skripsi. (Online). (http://repo-
sitory.unej.ac.id/handle/12345 Muchlis, Effie Efrida. 2012. Pe-
6789/78320), diakses 11 ngaruh Pendekatan Pendidikan
Maret 2017. Matematika Realistik Indone-
sia (PMRI) terhadap Per-
Facione, PA. 2013. Critical Think- kembangan Kemampuan Pe-
ing: What It is and Why it mecahan Masalah Siswa. Jur-
Counts. Millbrae: Measured nal Exacta. (Online), Volume
Reasons and The California 10, No. 2, 136-139. (http://e-
Academic. bookbrowsee-.net/08-effie-
efrida-mukhlis-df-d5467372-
Fatimah, Fatia. 2012. Kemampuan 17), diakses 20 Maret 2017.
Komunikasi Matematis dan
Pemecahan Masalah Melalui Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy,
Problem Based Learning. P., & Hooper, M. 2016. TIMSS
Jurnal Penelitian dan Evalu- 2015 International Results in
asi Pendidikan. (Online).Vol. Mathematics. Retrieved from
16, No. 1, (http://-download. Boston College, TIMSS &
portalgaruda.org/download_ver PIRLS International Study
ification.php?val=448&article= Center. [online]. Available:
52269&title=) diakses 20 April http://timssandpirls.bc.edu/tims
2017. s2015/internationalresults/. [ 1st
Husnidar, M. Ikhsan dan Syamsul Desember 2016].
Rizal. 2014. Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masa- Pansa, Hani Ervina. 2016. Problem
lah untuk Meningkatkan Ke- Based Learning dalam Pem-
mampuan Berpikir Kritis dan belajaran Matematika. Pro-
Disposisi Matematis Siswa. siding Konferensi Nasional Pe-
Jurnal Didaktik Matematika. nelitian Matematika dan Pem-
(Online). Volume 1, No.1. belajaran (KNPMP 1). Uni-
(https://www.google.co.id/?gw versitas Muhammadiyah Sura-
s_rd=cr&ei=66onWc3eM4jTv karta, 12 Maret 2016. (Online).
ASpu5fwDw#q=http://downloa (https://www.google.com/url?s
d.portalgaruda.org/article.php? a=t&rct=j&q=&esrc=s&source
article%3D157642%26val%3D =web&cd=3&cad=rja&uact=8
Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Juli 2017, Halaman 736
ISSN: 2338-1183