Anda di halaman 1dari 19

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF


BERBANTUAN MULTIMEDIA VISUAL DITINJAU
DARI KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS
Elpi Saputri1
Elpisaputri10@gmail.com
Abstract
The Interactive Conceptual Learning Model indirectly helps students think
systematically, logically in solving problems, especially in mathematics towards
understanding concepts that prioritize active interaction. This situation is very closely
related to the learning model which is based on the construction of knowledge or
understanding of concepts that promotes active interaction. This study aims to
determine the extent to which the influence of the Interactive Conceptual Learning
Model has on increasing students' understanding of mathematical concepts through
Multimedia Visual in class III students. Tests of ability to understand mathematical
concepts in this study were used to obtain quantitative data in the form of students'
ability to solve questions of understanding mathematical concepts. The results of the
research on the application of the Conceptual Learning Model and Visual Multimedia
can improve students' ability to understand mathematical concepts which are identified
from the difference in increasing the ability to understand mathematical concepts
between students who get the Conceptual Learning Model assisted by Visual
Multimedia and students who get learning with conventional learning strategies.
Keywords: Learning Model, Visual Multimedia, Mathematical Understanding.
Abstrak
Model Pembelajaran Konseptual Interaktif secara tidak langsung membantu siswa
berpikir secara sistematis, logis dalam pemecahan masalah khususnya dalam
matematika terhadap pemahaman konsep yang mengutamakan interaksi secara aktif.
Keadaan tersebut sangat erat kaitannya dengan model pembelajaran yang berpijak pada
pengkonstruksian pengetahuan ataupun pemahaman konsep yang mengedepankan
interaksi secara aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
Model Pembelajaran Konseptual Interaktif terhadap peningkatan pemahaman konsep
matematis siswa melaui Multimedia Visual pada siswa kelas III. Tes kemampuan
pemahaman konsep matematis dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
kuantitatif berupa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pemahaman
konsep matematis. Hasil penelitian penerapan Model Pembelajaran Konseptual dan
Multimedia Visual dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis
peserta didik yang teridentifikasi dari perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman
konsep matematis antara siswa yang memperoleh Model Pembelajaran Konseptual
berbantuan Multimedia Visual dan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
strategi belajar Konvensional.
Kata Kunci : Model Pembelajaran , Multimedia Visual, Pemahaman Matematis.

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Upbjj-Universitas Terbuka Jambi Tahun 2023.2.

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir, karena
itu matematika sangat diperlukan baik untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari maupun untuk menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.2 Ini berarti ahwa belajar matematika untuk mempersiapkan siswa agar
mampu menggunakan pola pikir matematika dalam kehidupan kesehariannya dan
dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain. Pembelajaran matematika merupakan
membentuk logika berpikir bukan sekedar pendai berhitung. Berhitung dapat
dilakukan dengan alat bantu, seperti kalkulator dan komputer, namun
menyelesaikan masalah perlu logika berpikir dan analisis.3 Oleh karena itu, siswa
dalam belajar matematika harus memiliki pemahaman yan benar dan lengkap
sesuai tahapan, melalui cara dan media yang menyenangkan dengan menjalankan
prinsip matematika. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan salah satu kajian yang
penting untuk diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk
membekali siswa dengan kemampuan menghitung dan mengolah data.
Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Pembelajaran
matematika juga dapat digunakan untuk sarana dalam pemecahan masalah dan
mengomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel,
diagram, dan media lain.
Sanusi menjelaskan tentang pelajaran matematika harus diberikan sejak
sekolah dasar supaya bisa memiliki kemampuan berpikir analis, kritis, logis,
kreatif, serta sistematis.4 Hal tersebut dilakukan untuk siswa dapat bertahan hidup
dalam keadaan dimana mereka harus berkompetisi. Untuk mecapai tujuan di atas,
maka semua pihak yang berhubungan pada bidang Pendidikan melakukan
2
Irene dkk, Buku Penilaian Bupena, (Jakarta : Erlangga, 2017), h. 55.
3
Rahmawati, E, Pengembangan Bahan Ajar Modul Matematika Berbasis Konstruktivisme dan
Pemecahan Masalah sebagai Media Pembelajaran pada Materi Pokok Pecahan, (Semarang : IKIP PGRI
Semarang, 2017), h. 46.
4
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2017), h. 33.

2
berbagai usaha dalam penyempurnaan pendidikan supaya dapat tercapai yang
diinginkan dalam segi pembelajaran. Pembelajaran matematika lebih diperhatikan
dibanding dengan mata pelajaran lain oleh pemerintah, hal tersebut dapat dilihat
dari kurikulum Permendikbud No. 67 Tahun 2013 dalam alokasi waktu yang
diberikan untuk pelajaran matematika.5 Hal tersebut bisa mengindikasi kembali
bahwa matematika sangat penting untuk dipelajari khusunya di Sekolah Dasar
(SD).
Arti penting matematika bagi siswa sekolah dasar merupakan sebagai hal
utama peletakan berbagai ilmu kemampuan dasar. Tujuan dari pembelajaran
matematika untuk dapat memahami standar kompetensi dan siswa mampu
mengatasi persoalan sistematik. Karena matematika sebagai ilmu dasar
perkembangan dan mampu berperan penting dalam kemajuan pola pikir manusia.
Seperti yang dijelaskan dalam The Ontario Curriculum :
"The of mathematics equips students with knowledge, skills, and habits of
mind that are assential for successful and rewarding participantion in such
a society".6
Matematika memberikan kelengkapan bagi siswa seperti berpikir,
keterampilan, pengetahuan seperti biasa menjadi sesuatu yang penting agar
suskses dan berguna di masyarakat. Suwangsih mengemukakan bahwa munculnya
matematika berasal dari pengalaman manusia secara empiris. 7 Artinya,
matematika berasal dari seluruh kegiatan manusia yang berupa pengalaman yang
ditangkap oleh panca indra kemudian diproses di dalam rasio sehingga menjadi
sebuah konsep matematika. Matematika tidak cuma sekedar masalah berbentuk
soal yang harus dijawab di dalam kelas saja, namun matematika dapat mengatasi
masalah yang ada di setiap aktivitas manusia. Hal tersebut yang menjadi landasan
pendidikan Indonesia yang menjadikan mata pelajaran matematika sebagai mata
pelajaran yang harus dipelajari dalam seluruh jenjang pendidikan dan seluruh
program studi atau disiplin ilmu sampai saat ini.

5
Sofan dkk, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya, 2020), h. 35.
6
Sundari dkk, Perbedaan Konsep Matematika Dan Pengetahuan I, (Jakarta : Alfabeta, 2011), h.
76.
7
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2017), h. 72,

3
Lestari dkk menyebutkan terdapat 7 aspek pada pemahaman konsep
matematis diantaranya pemahaman relasional, instrumental, intuitif, induktif,
rasional, mekanikal, serta konsep.8 Hal dasar yang perlu untuk dibangun oleh
siswa yaitu kemampuan pemahaman konsep. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Fatimah dkk bahwa terdapat tiga kemampuan pemahaman konsep
matematika yang penting dalam menyelesaikan tugas dalam matematika,
diantaranya pemecahan masalah, pemahaman konseptual dan penalaran
matematis. Sebagai tujuan utama dalam pengajaran matematika, paham akan
konsep menjadi sebuah hal penting serta merupakan visi dari pembelajaran
matematika. Ini di pertegas NCTM dalam Gardenia dkk yang berpendapat yaitu
siswa harus memahami ketika mereka mempelajari matematika.9
Model pembelajaran inovatif yang cocok untuk diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran untuk menanamkan kemampuan awal matematika dan mampu
memperbaiki pemahaman konsep matematika siswa pada konsep pembelajaran
matematika dengan cara menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif.
Pembelajaran konseptual interaktif dikembangkan untuk pembelajaran yang lebih
menekankan untuk menanamkan pemahaman konsep siswa secara terstruktur dan
utuh, sehingga peran siswa untuk terlibat dalam pembelajaran sangat banyak
dalam mengkonstruksi konsepsi. Pembelajaran ini dimulai dengan melihat
konteks materi yang diajarkan dengan konsep kehidupan yang nyata sehingga
siswa termotivasi untuk belajar.
Menurut De Jong, salah satu upaya untuk mengatasi isolasi pembelajaran
saat ini adalah penggunaan konteks yang bermakna untuk pengajaran dan
pembelajaran matematika.10 Konteks diadopsi untuk mendorong sikap yang lebih
positif dan pemahaman yang lebih baik tentang fisika.11 Berdasarkan penelitian
tersebut membuka peluang dalam menerapkan pembelajaran matematika di
sekolah dasar dengan penanaman konsep. Pembelajaran konseptual interaktif

8
Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2018), h. 12.
9
Suprijono, Kumpulan Metode Pembelajaran, Cooperatif Leaning Tahun 2020. In 18 Desember
2020. available from : http://history22education.wordpress.com
10
Creswell, J.W, Educational Research: Planning, Conducting, And Evaluating Quantitative
And Qualitative Research, (United States of America: Pearson, 2014), h. 51.
11
Santrock, Educational Psychology Third Edition, (New york: McGrawHill, 2016), Page. 17.

4
sangat membutuhkan keaktifan siswa yang mendorong keterlibatan siswa di
kelas.12 Dengan pembelajaran yang seperti itu diharapkan dapat berkontribusi
untuk mengatasi kekurangan dalam Pendidikan dan membuat pengajaran sains
bermakna bagi siswa.13 Pengajaran koseptual interaktif mengubah peran siswa dan
guru, menempatkan aktivitas siswa di pusat proses pengajaran.14
Dalam pembelajaran konseptual interaktif peran siswa sangat dominan
dalam pembelajaran sehingga dapat menanamkan konsep kemampuan awal
matematika yang utuh. Model pembelajaran konseptual interaktif agar lebih
efektif perlu didukung dengan menggunakan beberapa media visual dan simulasi
virtual sehingga lebih optimal dalam membentuk pemahaman konsep matematika
siswa. Penerapan model pembelajaran tersebut berguna untuk mempelajari materi
matematika dan sains yang lebih bersifat abstrak. Sebagai contohnya Operasi
bilangan merupakan materi yang membutuhkan tingkat pemahaman matematika
yang abstrak dan teliti, sedangkan sebagai contoh pada sains yaitu Materi
perubahan wujud zat marupakan materi sains yang sulit diajarkan karena
berkaitan dengan fenomena mikroskopis.
Materi ini dianggap sulit untuk dipelajari karena perubahan yang terjadi
tidak bisa dilihat secara langsung oleh siswa. Dengan berbagai media materi ini
bisa dilihat langsung dengan video yang ditayangkan dan simulasi virtual,
sehingga materi yang penting untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari
seperti matematika social dapat dipelajari oleh siswa dengan pemahaman yang
utuh. Dengan adanya beberapa media visual dan simulasi virtual yang diterapkan
akan menambah keberagaman dari model pembelajaran konseptual interaktif
dalam membentuk pemahaman konsep matematika siswa. Mengacu pada masalah
yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti mengangkat judul Peningkatan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Konseptual
Interaktif Berbantuan Multimedia Visual Ditinjau dari Kemampuan Awal
Matematis.

12
Sofan dkk, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya, 2020), h. 39.
13
Sawitri. D, Penggunaan Google Meet untuk Work From Home di Era Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19), Prioritas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2 (01), 2020, h. 13–21.
14
Umar, Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Pembelajaran Matematika,
Infinity Journal, 1(1), 1, 2019, https://doi.org/10.22460/infinity.v1i1.2

5
1. Identifikasi masalah
1) Media Pembelajaran Konvensional dalam proses pembelajaran masih
menjadi pilihan utama.
2) Pemanfaatan media pembelajaran belum optimal.
3) Rendahnya kemampuan awal matematis siswa dalam penguasaan materi.
4) Masih banyaknya siswa mendapat nilai dibawah KKM.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu dilakukan beberapa
tindakan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Tindakan yang
dilakukan untuk memecahkan permasalahan agar dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan Model
Pembelajaran Konseptual Interaktif Berbantuan Multimedia Visual Ditinjau dari
Kemampuan Awal Matematis.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Lingkungan sekitar adalah salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan
untuk menunjang pembelajaran secara lebih optimal. Pembelajaran akan lebih
bermakna dan bernilai bagi siswa, sebab dihadapkan langsung dengan keadaan
yang sebenarnya, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih menarik, tidak
membosankan, dan dapat menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat
belajar.
Alternatif pemecahan masalah yang tepat yaitu Mendeskripsikan benda
di SD sangat tepat dilaksanakan dengan menggunakan contoh benda konkret,
dimana siswa dapat melihat secara langsung. Definis sederhana sudah mencakup
salah satu jenis kombinasi yang diuraikan pada bagian terdahulu, misalnya
kombinasi slide dan tipe audio.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan penelitian dapat
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana Peningkatan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Konseptual Interaktif Berbantuan Multimedia Visual Ditinjau
dari Kemampuan Awal Matematis ?

6
2. Bagaimana tanggapan siswa SD terhadap penerapan model pembelajaran
konseptual interaktif berbantuan multimedia visual dalam pembelajaran
matematika SD operasi bilangan?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Peningkatan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Melalui
Model Pembelajaran Konseptual Interaktif Berbantuan Multimedia Visual
Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis.
2. Untuk menemukan gambaran secara deskriptif mengenai tanggapan siswa SD
terhadap penerapan model pembelajaran konseptual interaktif berbantuan
multimedia visual dalam pembelajaran matematika SD operasi bilangan.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk dapat memberikan sumbangan teoritis bagi
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, diharapkan penulisan ini
dapat dijadikan referensi tambahan bagi para akademisi penulis dan kalangan
yang berminat dalam bidang kajian yang sama terutama untuk menambah
inovasi pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini bermanfaat untuk dapat dijadikan masukan dan sumber
informasi bagi dunia Pendidikan terkhusus sekolah yang terkait. Karya tulis
ini juga dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi para pengambil
kebijakan guna mengambil langkah-langkah merencankan, melaksanakan dan
mengevaluasi Perencanaan Peningkatan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Melalui Model Pembelajaran Konseptual Interaktif Berbantuan Multimedia
Visual Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran
matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan
menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.15 Pemahaman matematik akan
bermakna jika pembelajaran matematika diarahkan pada pengembangan kemampuan
koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik
saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan
menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika.
Dalam proses pembelajaran matematika, pemahaman konsep merupakan bagian
yang sangat penting. Pemahaman konsep matematik merupakan landasan penting
untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika maupun
permasalahan sehari hari. Menurut Schoenfeld berpikir secara matematik berarti (1)
mengembangkan suatu pandangan matematik, menilai proses dari matematisasi dan
abstraksi, dan memiliki kesenangan untuk menerapkannya, (2) mengembangkan
kompetensi, dan menggunakannya dalam dalam pemahaman matematik.16
Implikasinya adalah bagaimana seharusnya guru merancang pembelajaran dengan
baik, pembelajaran dengan karakteristik yang bagaimana sehingga mampu
membantu siswa membangun pemahamannya secara bermakna.
Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam
memahami konsep dan dalam prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan
tepat. Adapun indikator pemahaman konsep menurut Kurikulum yang berlaku saat
ini, yaitu :
1) menyatakan ulang sebuah konsep
2) mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya)
3) memberikan contoh dan non-contoh dari konsep

15
Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2018), h. 42.
16
W. Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2017), h. 14.

8
4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep
6) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu
7) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Menurut Kilpatrick dkk, pemahaman konseptual adalah pemahaman konsep-
konsep matematika, operasi dan relasi dalam matematika. Beberapa indikator dari
kompetensi ini antara lain: dapat mengidentifikasi dan menerapkan konsep secara
algoritma, dapat membandingkan, membedakan, dan memberikan contoh dan contoh
kontra dari suatu konsep, dapat mengintegrasikan konsep dan prinsip yang saling
berhubungan.
Nila Kusumawati menyebutkan bahwa pemahaman matematik merupakan aspek
yang sangat penting dalam prinsip pembelajaran matematika. 17 Pemahaman
matematik lebih bermakna jika dibangun oleh siswa sendiri. Oleh karena itu
kemampuan pemahaman tidak dapat diberikan dengan paksaan, artinya konsep-
konsep dan logika-logika matematika diberikan oleh guru, dan ketika siswa lupa
dengan algoritma atau rumus yang diberikan, maka siswa tidak dapat menyelesaikan
persoalan-persoalan matematika. Siswa dikatakan memahami konsep jika siswa
mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan
contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan koneksi matematik antar berbagai
ide, memahami bagaimana ide-ide matematika saling terkait satu sama lain sehingga
terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteks di
luar matematika. Sedangkan siswa dikatakan memahami prosedur jika mampu
mengenali prosedur (sejumlah langkah- langkah dari kegiatan yang dilakukan) yang
didalamnya termasuk aturan algoritma atau proses menghitung yang benar.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa Pemahaman
konsep matematika merupakan bagian yang sangat penting dan landasan penting
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun persoalan-persoalan
dalam kehidupan sehari-hari dan Pembelajaran seperti proses komunikasi,
komunikasi yang dilakukan antara guru ke siswa atau sebaliknya, dan siswa ke siswa
yang menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar sebagai penentu utama
keberhasilan pendidikan.
17
Juandi, Meningkatkan Daya Matematika Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui
Pembelajaran Berbasis masalah, (Bandung : Disertasi Pascasarjana UPI, 2019), h. 57.

9
B. Model Pembelajaran Konseptual Interaktif
Dalam pendidikan berhasilnya suatu pembelajaran diukur dari seberapa jauh
hasil belajar yang dicapai siswa. Karena itu, hasil belajar mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pembelajaran. Salah satunya yaitu penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam
upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih
lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Model pembelajaran
konseptual interaktif yang dipadukan dengan kemampuan penalaran dapat membantu
siswa berpikir secara sistematis, logis dalam pemecahan masalah khususnya dalam
matematika terhadap pemahaman konsep yang mengutamakan interaksi secara aktif.
Siswa akan dapat meningkatkan pemahamannya terhadap konsep yang diajarkan
melalui interaksinya dengan guru, dengan temannya dan dengan materi yang
diajarkan pada saat itu.
Model pembelajaran interaktif “merupakan suatu pendekatan belajar yang
merujuk pada pandangan konstruktivisme. Model belajar ini merupakan salah satu
alternatif model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk berani
mengungkapkan keingintahuannya dan ketidaktahuannya terhadap konsep yang
sedang dipelajarinya.18 Sedangkan, menurut Dasna pembelajaran interaktif mengacu
pada interaksi antara peserta didik dengan pendidik, peserta didik dengan pengajar,
atau juga peserta didik dengan media/sumber belajar.19
Menurut Faire & Cosgrove model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan
nama pendekatan pertanyaan anak.20 Model ini dirancang agar siswa akan bertanya
dan kemudian menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri. Berdasarkan
pendapat yang telah dikemukakan, model pembelajaran interaktif dapat dipahami
sebagai pembelajaran yang menekankan pada komunikasi antar siswa maupun siswa
dengan guru melalui interaksi langsung dengan sumber belajar. Komunikasi dapat
terjalin dari pemberian stimulus-stimulus untuk menggali pertanyaan-pertanyaan
18
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), h. 32.
19
Nurida Oktavia, Perbedaan Penguasaan Konsep antara Peserta Didik yang menggunakan
Concept Mapping dengan Argument Mapping pada Konsep Kingdom Fungi, (Jakarta: Skripsi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, 2017), h. 12.
20
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), h. 17.

10
siswa sebagai ungkapan rasa ingin tahu siswa terhadap pengetahuan yang akan
dipelajari.
Model pembelajaran Interaktif lebih menekankan pertanyaan siswa sebagai ciri
khasnya. Dalam model pembelajaran interaktif akan serig muncul pertanyaan-
pertanyaan, dan pertanyaan dimungkinkan bervariasi. Pertanyaan dalam proses
pembelajaran memiliki tiga tujuan pokok, yakni meningkatkan tingkat berpikir
siswa, mengecek pemahaman siswa, dan meningkatkan partisipasi belajar siswa.
Dalam pembelajaran interaktif terdapat tujuh karakteristik sebagai berikut, (1)
adanya variasi kegiatan klasikal, kelompok, dan perseorangan, (2) keterlibatan
mental (pikiran dan perasaan) siswa tinggi, (3) guru berperan sebagai fasilitator,
narasumber, dan manajer kelas yang demokratis, (4) menerapkan pola komunikasi
banyak arah, dan (5) suasana kelas yang fleksibel, demokratis, menantang, dan tetap
terkendali oleh tujuan, (6) potensi dapat menghasilkan dampak pengiring lebih
efektif, (7) dapat digunakan di dalam maupun di luar kelas.21 Suatu model
pembelajaran dapat berhasil diterapkan dengan baik apabila dilaksanakan sesuai
dengan langkah-langkah model pembelajaran tersebut.
C. Penerapan Multimedia Visual di Sekolah Dasar
Multimedia merupakan media pembelajaran yang lebih dari satu media, bisa
berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi suara dan video. Definisi sederhana
sudah mencakup salah satu jenis kombinasi yang diuraikan pada bagian terdahulu,
misalnya kombinasi slide dan tipe audio. Namun, pada bagian ini perpaduan dan
kombinasi dua atau lebih, jenis media ditekankan kepada kendali komputer sebagai
penggerak keseluruhan gabungan media. Dengan demikian, arti multimedia yang
umumnya dikenal adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan
animasi. Penggabungan tersebut merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-
sama menampilkan informasi, pesan, atau isi pelajaran.22
a. Jenis-jenis Multimedia
Multimedia terbagi menjadi dua kategori yaitu multimedia linier dan
multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang
dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh

21
W. Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2017), h. 14.
22
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2016), h. 162.

11
pengguna. Multimedia ini berjalan berurutan, contohnya TV dan film.
Sedangkan multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi
dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
Contoh multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif dan aplikasi game.23
b. Prinsip-prinsip multimedia
Ada tujuh prinsip dasar untuk desain multimedia dinataranya :
1) Prinsip multimedia: murid-murid bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan
gambar-gambar daripada dari kata-kata saja.
2) Prinsip keterdekatan: murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan
gambar-gambar terkait disajikan saling berdekatan daripada saling berjauhan
dihalaman atau di layar.
3) Prinsip keterdekatan waktu: murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata-
kata, gambar-gambar, atau suara-suara ekstra/tambahan dibuang daripada
dimasukkan.
4) Prinsip koherensi: murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata, gambar
gambar, atau suara-suara ekstra /tambahan dibuang daripada dimaasukkan.
5) Prinsip modalitas: murid-murid dapat belajar lebih baik dari animasi dan
narasi daripada dari animasi, dan teks on-screen.
6) Prinsip redundansi: murid-murid bisa belajar lebih baik dari animasi, narasi,
dan teks on-screen.
7) Prinsip perbedaan individual: pengaruh desain lebih kuat terhadap murid-
murid berpengetahuan rendah daripada berpengetahuan tinggi, dan terhadap
murid-murid berkemampuan spatial tinggi daripada berspatial rendah.24

Guna mendorong guru untuk kreatif dalam menyusun media pembelajaran


agar dapat memudahkan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan, memberikan
efek menyenangkan, sesuai dengan tema yang diajarkan dan sesuai dengan
perkembangan jaman. Zaman yang semakin canggih dimana siswa sudah
mengenal gadget di usia dini, maka diusulkanlah sebuah media pembelajaran
tematik berbasis multimedia untuk siswa sekolah dasar. Media pembelajaran
berbasis multimedia untuk siswa sekolah dasar ini diharapkan dapat
memudahkan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dan meningkatkan hasil
belajarnya.

BAB III

23
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung : SATU NUSA, 2015), h. 53.
24
Ibid., h. 27.

12
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
a. Subjek
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III di SDN 07/III
Sungai Abu yang terdiri dari siswa kelas III yang berjumlah 16 orang (terdiri
dari 9 siswi perempuan dan 7 siswa laki-laki). Penelitian ini dilaksanakan
sebanyak 2 siklus dengan masing-masing siklus sebanyak 2 pertemuan.
b. Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 07/III Sungai Abu yang
berlokasi di Desa Sungai Abu Kecmatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci
Provinsi Jambi.
c. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun
ajaran 2023/2024 mulai dari bulan Mei 2023 sampai dengan Agustus 2023.

B. Desain Prosedur Perbaikan Penerapan


Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti
berdasarkan model PTK yaitu kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari yang terdiri
dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi serta refleksi.
Tahapan pelaksanaan siklus penelitian dapat dilihat pada bagan berikut :

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS 1 Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS 2 Pengamatan

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Taggart


Refleksi

13
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut:
1) Berkoordinasi dan bekerjasama dengan teman sejawat.
2) Menyiapkan silabus pembelajaran yang akan dilakukan.
3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Model
Pembelajaran Konseptual Interaktif Berbantuan Multimedia Visual.
4) Membuat atau menyusun lembar observasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pada setiap siklus ini adalah dengan menerapkan tindakan
yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selama proses
pembelajaran berlangsung, guru maupun peneliti mengajar menggunakan RPP yang
sebelumnya telah dirancang. Dalam pelaksanaan tindakan, kegiatan pembelajaran
tidak selalu terpaku sepenuhnya pada RPP, akan tetapi dalam kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan perubahan-perubahan yang sekiranya diperlukan
menyesuaikan waktu yang tersedia maupun kondisi peserta didik. Menghindari
adanya miskomunikasi antara peneliti dengan teman sejawat, maka sebelum
dilaksanakan tindakan peneliti menginformasikan kepada guru terlebih dahulu.
3. Pengamatan
Observasi merupakan cara untuk melihat sejauh mana pengaruh dari tindakan
yang telah dilakukan pada setiap siklus. Maka instrumen yang digunakan oleh
peneliti adalah dengan menggunakan lembar observasi untuk aktivitas siswa.
Untuk memperkuat hasil pengamatan, peneliti juga menggunakan catatan lapangan
yang berisi segala hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian
tindakan penelitian pada setiap siklus yang telah dilakukan. Hasil refleksi nantinya
akan dijadikan bahan perbaikan atau masukan bagi siklus selanjutnya.

C. Data dan Teknik Pengumpulan


a. Sumber Data

14
Sumber data dalam penelitian ini dibagi kedalam dua bagian yaitu:
1. Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan penulis untuk memperkaya dan
mempertajam analisis bagi penarikan kesimpulan yang meliputi: pengamatan
langsung (observasi), catatan lapangan dan wawancara yang di lakukan
penulis tentang bagaimana mengenai bagaimana Meningkatkan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Konseptual Interaktif
Berbantuan Multimedia Visual Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis..
2. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai laporan-
laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis yang
digunakan dalam penelitian. Adapun laporan atau dokumen yang bersifat
informasi tertulis yang dikumpulkan peneliti adalah mengenai bagaimana
mengenai bagaimana Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Melalui Model Pembelajaran Konseptual Interaktif Berbantuan Multimedia
Visual Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis..
b. Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a) Pengamatan (observasi) adalah pengamatan data yang dilakukan melalui
pengamatan penulis secara langsung dilapangan mengenai bagaimana
mengenai bagaimana Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Melalui Model Pembelajaran Konseptual Interaktif Berbantuan Multimedia
Visual Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis.
b) Wawancara (interview) adalah dimana penulis melakukan interview atau
wawancara terhadap guru dan siswa kelas rendah SDN 07/III Sungai Abu.
c) Catatan Lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang di dengar,
dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data refleksi
terhadap data dalam penelitian kualitatif di SDN 07/III Sungai Abu.
d) Dokumentasi yaitu teknik pengambilan data diperoleh melalui dokumen
dokumen, arsip, dan lain-lain yang ada kaitannya dengan masalah yang
diteliti. Dokumentasi berupa file dan foto-foto yang berkaitan dengan
penelitian di SDN 07/III Sungai Abu.
D. Teknik Analisis Data

15
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data model Miles
dan Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa Data dianalisis dengan
menggunakan tiga langkah analisis data: kondensasi data (data condensation),
menyajikan data (data display), dan menarik simpulan atau verifikasi (conclusion
drawing and verification).25 Secara lebih terperinci, langkah-langkah tersebut akan
diterapkan sebagaimana berikut ini :
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari metode yang di lakukan yaitu observasi,
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Semua jenis data ini memiliki
satu aspek kunci secara umum, analisinya terutama tergantung pada
keterampilan integratif dan interpretatif dari peneliti. Interpretasi diperlukan
karena data yang dikumpulkan jarang berbentuk angka, data kaya rincian, dan
panjang.
2) Kondensasi Data (Data Condensation)
Dalam kondensasi data merujuk pada proses pemilihan (selecting),
pengerucutan (focusing), penyederhanaan (simplifiying), peringkasan
(abstracting), dan transformasi data (transforming). Dalam kondensasi data
proses penelitian berpedoman pada tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu:
(a) Perencanaan Merdeka Belajar, (b) Kendala dan Solusi yang Dihadapi dari
literasi digital, dan (c) Dampak Literasi Digital terhadap keterampilan menulis
dan berbicara di SDN 045/XI Pesisir Bukit.
3) Penyajian Data
Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian
data tersebut, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi dan
apa yang harus dilakukan. Artinya apakah peneliti meneruskan analisisnya atau
mencoba untuk mengambil sebuah tindakan dengan memperdalam temuan
tersebut. Penyajian data dilakukan setelah analisis dan pengecekan ulang data,
disajikan menggunakan uraian deskriptif mengenai Meningkatkan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Konseptual Interaktif
Berbantuan Multimedia Visual Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis..
25
Miles, M.B, Huberman, A.M, & Saldana, J, Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook
Terjemahan (U. P. Rohidi, Tjetjep Rohindi (ed.); Edition 3). Sage Publications, 2014. Page. 47.

16
4) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Dari beberapa tahap yang telah dilakukan dan yang terakhir adalah
penarikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan serta pengecekan ulang
dengan bukti yang telah ditemukan di lapangan. Peneliti akan mengambil
kesimpulan terkait hasil proses analisis yang Meningkatkan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Konseptual Interaktif
Berbantuan Multimedia Visual Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis
berdasarkan bukti, data, dan temuan yang valid berdasarkan studi lapangan yang
telah dilakukan.26
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis data
adalah rangkaian kegiatan penelaan, pengelompokan, sistematis, penafsiran dan
verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademik dan ilmiah.
Analisis data penelitian bersifat berkelanjutan dan dikembangkan sepanjang
program kurikulum merdeka belajar mulai dari penetapan masalah,
pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Dengan menetapkan masalah
penelitian, penelitian sudah melakukan analisis terhadap permasalahan tersebut.
E. Indikator Capaian Penelitian
Penerapan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif Berbantuan
Multimedia Visual pada pembelajaran matematika materi praja muda karana
dikatakan berhasil jika Hasil belajar siswa menunjukkan nilai rata-rata kelas
minimal 70 dan persentase tuntas belajar klasikal minimal 75% dari jumlah
siswa memperoleh nilai belajar ≥ 70.

DAFTAR PUSTKA

Azhar Arsyad, 2016. Media Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Pers.

Daryanto, 2015. Media Pembelajaran, Bandung : SATU NUSA.

26
Satori dkk, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Alfabeta, 2011), h 17.

17
E, Rahmawati, 2017. Pengembangan Bahan Ajar Modul Matematika Berbasis
Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah sebagai Media Pembelajaran pada
Materi Pokok Pecahan, Semarang : IKIP PGRI Semarang.

Irene dkk, 2017. Buku Penilaian Bupena, Jakarta : Erlangga.

J.W, Creswell. 2014. Educational Research: Planning, Conducting, And Evaluating


Quantitative And Qualitative Research, United States of America: Pearson.

Juandi, 2019. Meningkatkan Daya Matematika Mahasiswa Calon Guru Matematika


Melalui Pembelajaran Berbasis masalah, Bandung : Disertasi Pascasarjana UPI.

Moleong, L. J. 2011, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Remaja Rosda Karya.

M.B, Huberman, A.M, & Saldana, J, Miles. 2014. Qualitative Data Analysis, A
Methods Sourcebook Terjemahan (U. P. Rohidi, Tjetjep Rohindi (ed.); Edition
3). Sage Publications.

Oktavia, Nurida. 2017. Perbedaan Penguasaan Konsep antara Peserta Didik yang
menggunakan Concept Mapping dengan Argument Mapping pada Konsep
Kingdom Fungi, Jakarta: Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.

Rusman, 2017. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,


Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Umar, 2019. Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Pembelajaran


Matematika, Infinity Journal, 1(1), 1, https://doi.org/10.22460/infinity.v1i1.2

Sanjaya, 2018. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta: Prenada Media Group.

Sagala, 2018. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2017. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta: Kencana.
Sawitri. D, 2020. Penggunaan Google Meet untuk Work From Home di Era Pandemi
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), Prioritas: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2 (01).

Satori dkk, 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta : Alfabeta.

Santrock, 2016. Educational Psychology Third Edition, New york: McGrawHill.

Sundari dkk, 2011. Perbedaan Konsep Matematika Dan Pengetahuan I, Jakarta :


Alfabeta.

18
Suprijono, 2020. Kumpulan Metode Pembelajaran, Cooperatif Leaning Tahun 2020. In
18 Desember 2020. available from : http://history22education.wordpress.com

Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar, Jakarta:
Prenadamedia Group.

Sofan dkk, 2020. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas, Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya.

19

Anda mungkin juga menyukai