Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif matematis melalui lembar kerja peserta didik berbasis PMRI pada
materi pola bilangan. Penelitian dilakukan mulai dari penyusunan LKPD hingga laporan hasil
hasil penelitian. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Design
Research pada peserta didik kelas VIII SMP. Adapun tahapan Design Research yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 1) Thought Experiment (Fase Persiapan dan Desain), 2) Teaching
Experiment (Fase Pelaksanaan), 3) Retrospective Analysis (Fase Analisis Retrospektif). Subjek
dalam penelitian ini ada 9 peserta didik kelas VIII SMP yang diambil dari 3 desa, yaitu Desa
Tanjung, Desa Gayam, dan Desa.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu proses mengubah tingkah laku peserta didik dengan tujuan
ketika mereka tumbuh dewasa, mereka mampu hidup mandiri dalam lingkungannya (Sagala,
2011). Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik dalam pendidikan
adalah matematika. Sampai saat ini, matematika merupakan ratu ilmu pengetahuan yang tumbuh
dan berkembang dengan sendirinya sebagai suatu ilmu dan untuk melayani kebutuhan ilmu
pengetahuan dalam pengembangan operasionalnya. (Suherman, 2003). Salah satu tujuan dalam
proses pembelajaran matematika adalah untuk meningkatkan cara atau kemampuan peserta didik
dalam berpikir kreatif.
Berpikir kreatif merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
diperlukan bagi peserta didik untuk menghadapi tantangan di era persaingan global. Dengan
berpikir kreatif seseorang akan memiliki kebiasaan berpikir dengan memperhatikan intuisi,
kemudian mengaktifkan imajinasi, mengeksplorasi kemungkinan baru, menemukan perspektif
yang di luar kebiasaan, dan membuka ide-ide yang tak terduga (Johnson & Johnson, 2012).
Pengertian berpikir sering dikaitkan dengan proses melakukan dan memunculkan suatu gagasan
baru. Sedangkan kreatif seringkali dihubungkan dengan proses melakukan dan memunculkan
suatu kreativitas (Suripah, S & Stephani, Aulia, 2017). Dalam peningkatan kemampuan berpikir
kreatif matematis dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah adalah proses
pembelajaran yang dilakukan tanpa melibatkan peran aktif peserta didik (Happy dan Widjajanti,
2014). Berdasarkan kenyataan di lapangan telah menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kreatif peserta didik belum bisa dikatakan maksimal. Hal tersebut dikarenakan selama proses
pembelajaran berlangsung guru tidak berusaha menggali pengetahuan dan pemahaman berpikir
kreatif peserta didik (Azhari dan Somakin, 2013). Salah satu cara untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematis adalah dengan menggunakan bahan ajar yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan tentunya membuat proses pembelajaran menjadi interaktif
seperti LKPD atau lembar kerja peserta didik.
Lembar kerja siswa atau lembar kerja peserta didik adalah lembaran yang berisi tugas
dan harus dikerjakan oleh peserta didik yang biasanya berupa petunjuk, langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas
kompetensi dasar yang akan dicapainya. Prastowo mengatakan bahwa LKPD atau lembar kerja
peserta didik merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas berisi materi
yang akan dipelajari, rangkuman, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik bersifat teoritis maupun praktis, yang mengacu kepada
kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik (Amatullah Mu'tashimah, 2020). Lembar
kerja siswa mempunyai pengaruh yang besar dalam pembelajaran karena Lembar kerja siswa
dapat dijadikan pendorong dalam proses berpikir siswa sehingga memudahkan siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah (Rini Prabawati, 2019). Lembar kerja siswa yang dirancang
sebaiknya menggunakan pendekatan yang mendorong siswa mengkonstruksi pemahamannya,
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Menurut Andari & Komsiatun, salah satu bahan
ajar yang dapat digunakan untuk menunjang materi pembelajaran adalah Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD). Pembelajaran matematika yang baik di dalamnya memuat berbagai aspek
kehidupan yang sesuai dengan dunia nyata (Salma & Amin, 2014). Tentunya akan lebih baik jika
pembelajaran matematika dimulai dengan sesuatu yang konkret dan terdapat dalam keseharian
siswa (Septi Eka Trisnawati, 2020). Dalam pembelajaran matematika, peserta didik hanya dilatih
untuk melakukan perhitungan matematika dengan rumus yang tidak pernah diketahui dari mana
asalnya. Selain itu, bahan ajar yang kurang menarik dan interaktif mengakibatkan peserta didik
cenderung pasif dalam proses pembelajaran matematika. Hal tersebut dapat mempengaruhi
kemampuan berpikir kreatif matematis. oleh karena itu, diperlukan sebuah bahan ajar yang
disusun berdasarkan pendekatan yang menarik dan interaktif seperti pendekatan PMRI atau
Pendidikan Matematika Realistik.
PMRI atau Pendidikan Matematika Realistik Indonesia adalah suatu gerakan
untuk mereformasi pendidikan matematika Indonesia yang dicetuskan oleh sekelompok pendidik
dalam bidang matematika di Indonesia (Sembiring, 2010). Salah satu penyebab Pendidikan
Matematika Realistik atau PMR diterima dibanyak negara termasuk Indonesia adalah karena
PMR dianggap sebagai mathematics as human activities dan harus dikaitkan dengan kenyataan
atau realitas. Selain itu, peserta didik harus diberi kesempatan untuk menciptakan kembali
konsep matematika dibawah bimbingan orang dewasa (Hadi, 2017). Pendidikan Matematika
Realistik merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang berangkat dari pendapat
Freudenthal dan diharapkan menjadi solusi untuk memberikan kemudahan kepada siswa dalam
memahami pelajaran dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut
Gravemeijer (dalam penelitian Ratna.dkk, 2020) ada 5 karakteristik pembelajaran matematika
realistik, yaitu menggunakan masalah kontekstual, menggunakan model atau jembatan,
mengunakan kontribusi siswa, interaktivitas, dan terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya
(bersifat holistik). Adapun prinsip pembelajaran matematika realistik menurut Gravemeijer
adalah (1) Guided reinvention/progressive mathematizing, (2) Didactical phenomenology, dan
(3) Self-developed models (Munawarah, dkk, 2013). Salah satu prinsip PMRI yaitu prinsip
aktivitas yang menganggap perlunya penemuan kembali suatu konsep matematika (Guided
reinvention). Prinsip ini menghendaki peserta didik belajar matematika dengan mengalami
sendiri (beraktivitas). Melalui aktivitas kreatif, kreativitas peserta didik akan berkembang dengan
baik. Maka dari itu, pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI memungkinkan peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Treffers juga mengungkapkan
lima karakteristik PMRI yaitu: (1) Penggunaan Konteks, (2) Penggunaan Model Matematisasi
Progresif, (3) Pemanfaatan Hasil Konstruksi Siswa, (4) Interaktivitas, dan (5) Keterkaitan (Yanti,
dkk, 2016). Pembelajaran matematika mengenai materi pola bilangan sangat penting bagi peserta
didik, karena materi tersebut termasuk aktivitas matematika yang mengembangkan kemampuan
berfikir peserta didik (Marion, dkk, 2015).
Berdasarkan Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang standar isi mengenai
kompetensi pembelajaran matematika adalah menjelaskan pola bangun di kehidupan
sehari-hari dan memberikan dugaan kelanjutannya berdasarkan pola berulang (Octriana, dkk,
2019). Melalui pola bilangan, peserta didik dapat mencari rumus fungsi dari 𝑁 ke 𝑅dan
menemukan keterkaitan antar suku dalam suatu pola untuk menentukan rumus suku ke-n serta
kemudian menguji kebenaran rumus yang sudah dibuat (Sari, dkk, 2018).
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis melalui LKPD berbasis PMRI pada
materi pola bilangan tingkat SMP?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk proses peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif matematis melalui LKPD berbasis PMRI pada materi pola bilangan tingkat SMP.
Matematika
Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diajarkan untuk siswa sekolah dasar,
sekolah menengah, maupun perguruan tinggi. Matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari teknologi modern dan penting dalam berbagai disiplin ilmu mengembangkan daya
pikir manusia. Belajar matematika artinya membangun pemahaman tentang konsep-konsep,
fakta, prosedur, dan gagasan matematika. Banyak kontribusi yang diberikan matematikadalam
kehidupan sehari-hari, mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks. Oleh karena itu
matematika diajarkan mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Realistik
Realistik adalah cara berfikir yang penuh perhitungan dan sesuai dengan kemampuas,
sehingga gagasan yang akan diajukan bukan hanya angan-angan atau mimpi belaka tetapi adalah
kenyataan.
Pembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran secara realistik adalah pembelajaran yang dilakukan secara nyata dengan
menghubungkan kejadian-kejadian yang ada dalam kehidupan nyata. Pembelajaran matematika
dengan pendekatan realistik merupakan salah satu pembelajaran matematika yang telah berhasil
dilakukan dalam pendidikan.
Pola
Pola adalah bentuk atau model yang memiliki keteraturan baik dalam desain maupun
gagasan abstrak. Unsur pembentuk pola disusun secara berulang dalam aturan tertentu sehingga
dapat diperkirakan kelanjutannya. Pola dapat dipakai untuk menghasilkan sesuatu atau bagian
dari sesuatu.
Bilangan
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut
sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahu-
ntahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional,
bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Bilangan adalah suatu ide yang bersifat abstrak yang
akan memberikan keterangan mengenai banyaknya suatu kumpulan benda. Lambang bilangan
biasa dinotasikan dalam bentuk tulisan sebagai angka. Prosedur-prosedur tertentu yang
mengambil bilangan sebagai masukan dan menghasil bilangan lainnya sebagai keluran, disebut
sebagai operasi numeris.
Segitiga
Segitiga adalah salah satu bangun datar yang dibatasi oleh tiga sisi. Segitiga sama sisi
merupakan jenis segitiga yang ketiga sisi dan susdutnya memiliki ukuran yang sama.
Pola Bilangan Ganjil
Pola bilangan ganjil adalah susunan yang dimulai dari bilangan 1 sampai tak terhingga,
tapi ganjil. Contoh bilangannya adalah 1, 3, 5, 7, 9, dan seterusnya. Kalau menggunakan rumus
yaitu:
Keterangan:
ini rumusnya:
Keterangan:
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Design Research pada
peserta didik kelas VIII SMP. Adapun tahapan Design Research yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 1) Thought Experiment (Fase Persiapan dan Desain), 2) Teaching
Experiment (Fase Pelaksanaan), 3) Retrospective Analysis (Fase Analisis Retrospektif). Pada fase
persiapan dan desain, peneliti menyusun LKPD, dugaan proses berpikir siswa, dan merancang
aktivitas pembelajaran yang menarik. Pada fase pelaksanaan, peneliti melakukan proses
pembelajaran matematika menggunakan LKPD dengan aktivitas yang sudah disiapkan. Pada fase
analisis retrospektif, peneliti menganalisis data yang sudah diperoleh sesuai dengan teori yang
sudah ada atau berlaku.
Hasil dan Pembahasan
Tahap pertama yang dilakukan peneliti ialah mempelajari materi tentang pola bilangan,
pola bilangan ganjil, pola bilangan genap, dan pola bilangan segitiga. Selanjutnya, peneliti
merumuskan LKPD (lembar kerja peserta didik) berbasis PMRI yang dalam hal ini LKPD
tersebut diuji cobakan pada siswa untuk mengetahui seberapa efektif pembelajaran pola bilangan
berbasis PMRI dalam membantu siswa memahami materi tersebut. Pada LKPD itu sendiri,
lembar kerja berisi materi pola bilangan yang dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama yaitu tentang
materi pola bilangan ganjil, selanjutnya sesi kedua berisi tentang pola bilangan genap, dan yang
terakhir sesi ketiga berisi tentang materi pola bilangan segitiga.
LKPD ini akan diujikan pada kelompok kecil peserta didik kelas VIII yang terdiri dari 9
peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok. Pembelajaran berbasis PMRI ini diharapkan bukan
hanya digunakan agar peserta didik mudah memahami materi tetapi juga aspek aspek berikut: (1)
Peserta didik dapat menggambarkan masalah yang ada pada soal secara kontekstual (2) Peserta
didik dapat mengubah masalah kontekstual tersebut menjadi lebih abstrak berupa konsep
matematis (3) Peserta didik dapat menemukan bentuk matematika formal untuk soal dengan jenis
yang sama.
1. Sesi pertama: Memahami Konsep Pola Bilangan Ganjil
Pada sesi ini terdapat beberapa aktivitas yang akan dilakukan siswa. Tiap kelompok
akan berdiskusi dengan anggotanya masing-masing untuk mencoba menyelesaikan
permasalahan yang ada pada LKPD. Dimulai dari siswa mengamati soal yang tertera yaitu: