NIM : 22204016
KELAS :A
5. Jelaskan secara singkat tentang situasi dan kondisi bangsa Arab pada waktu turunnya
al-Qur'an!
Jawab:
Al-Qur’an turun dengan berbahasa Arab fasih. Pada masa di mana keautentikan dan ke-
balagh-an kata-kata menjadi bak sebongkah emas. Bangsa Arab saling
menyombongkan diri dengan syair-syair mereka sampai pada titik di mana mereka akan
rela “sujud”, menghormati terhadap rumah yang terpajang di depannya syair yang ber-
balaghah tinggi (memiliki kata-kata indah). Mereka, bangsa Arab sering kali
menggantungkan syair-syair (yang mereka agung-agungkan) pada Ka’bah, sebagai
penghormatan kepada sang penyair. Kita mengenal syair-syair Imru al-Qais (al-Majnun
Laila) merupakan salah satu dari sekian penyair masa jahiliyah.
Meski demikian, keadaan tersebut tidak malah membuat Islam dengan Al-Qur’an
mudah diterima di tengah masyarakat Arab. Alih-alih dengan kefashihan bahasa
mereka mudah menerima Al-Qur’an, mereka malah (banyak sekali) yang menentang
Al-Qur’an sebagai firman Tuhan secara terang-terangan. Meski kemudian mereka tidak
mampu melawan Al-Qur’an, mereka mengingkari keutamaan Al-Qur’an dan tetap
dalam keyakinan mereka.
Padahal jika memang mereka mampu, sudah sejak dahulu Allah lewat Al-Qur’an
menantang mereka untuk yang mendatangkan sesuatu yang “sama persis” sebanding
dengan Al-Qur’an
قل لئن اجتمعت ااالنس والجن على ان يأتوا بمثل هذا القرأن ال يأتون بمثله ولو كان بعضهم لبعض ظهيرا
“Katakanlah (wahai Muhammad): apabila seluruh manusia dan jin (bersatu) untuk
mendatangkan yang sama persis dengan Al-Qur’an, mereka tidak akan mampu
mendatangkannya, meski satu sama lain (dari mereka) bekerja sama” (Al-Isra’ (17):88)
Tantangan tersebut pun berlanjut dari yang semula satu “utuh” yang sama persis dengan
Al-Qur’an, sepuluh surat yang sama dengan Al-Qur’an ( Hud (11):13), bahkan sampai
satu surat yang sama dengan yang ada dalam Al-Qur’an (Al-Baqarah (02):23). Namun,
sebisa mungkin mereka menolak keberadaan Al-Qur’an sebagai firman Allah dengan
membuat “hoaks” diantara mereka. Mereka membual terhadap Al-Qur’an dengan
mengatakannya merupakan syair yang dibuat Nabi Saw (Yasin (36):69), ucapan dukun
(Al-Haqah (69):42), ucapan umat terdahulu (Al-Ankabut (29):49) ataupun ucapan yang
dibuat-buat seolah dari Tuhan (Al-Haqah (69):44-46). Semua itu mereka lakukan
karena mereka tidak mau mengakui Nabi Saw sebagai utusan Allah.
1. QS Al-Mujadalah /58: 11
2. (HR Muslim, no. 2699)
3. QS Al-Alaq/96: 1
4. QS Al-Baqarah/2: 31
5. QS Al-Furqan /25: 2
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatu dengan ukuran
dan aturan yang tepat, sehingga manusia dapat belajar dan memahami prinsip-prinsip
alam semesta.
Al-Quran menekankan pentingnya manusia untuk memperoleh pengetahuan dan
memanfaatkannya untuk kebaikan diri sendiri dan umat manusia secara keseluruhan.
Al-Quran juga menekankan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi harus digunakan
dengan bijak dan tidak merugikan diri sendiri, orang lain, dan alam semesta.
Al-Quran memandang positif kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti
dalam ayat yang menggambarkan penciptaan langit dan bumi, dan memanfaatkan
sumber daya alam untuk kesejahteraan manusia. Al- Quran juga menekankan bahwa
manusia harus memperhatikan dampak dari kemajuan dan teknologi terhadap alam
semesta dan lingkungan.
Al-Quran juga mengajarkan bahwa pengetahuan dan teknologi harus dipergunakan
dengan baik dan bijak, sesuai dengan ajaran Islam, sehingga dapat membawa kebaikan
bagi manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, Al-Quran juga menekankan
pentingnya pembelajaran dan pendidikan, baik agama maupun ilmu pengetahuan,
sebagai bekal untuk mencapai kesuksesan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat.
Dalam pandangan Al-Quran, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sarana untuk
memperoleh kemudahan dan kesejahteraan hidup di dunia, serta meraih kebahagiaan di
akhirat. Oleh karena itu, Al-Quran mendorong umat manusia untuk terus
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap berpegang pada ajaran
agama, sehingga dapat memperoleh manfaat yang optimal bagi diri sendiri dan umat
manusia secara keseluruhan.
Al-Quran juga memberikan pandangan positif terhadap teknologi dan kemajuan
manusia dalam berbagai bidang. Namun, Al-Quran juga menekankan bahwa teknologi
dan kemajuan harus digunakan untuk kebaikan dan tidak merugikan diri sendiri dan
orang lain. Al-Quran juga menekankan bahwa manusia harus mempertimbangkan
dampak dari kemajuan dan teknologi terhadap alam semesta dan lingkungan.
Dengan demikian, Al-Quran menegaskan pentingnya ilmu pengetahuan sebagai sarana
untuk mengenal Allah SWT dan menghargai ciptaan-Nya. Manusia diharapkan untuk
belajar dan memperoleh pengetahuan yang benar dan bermanfaat untuk kehidupan
mereka, serta mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk beribadah
kepada Allah SWT dan memanfaatkan ciptaan-Nya dengan sebaik-baiknya.
10. Sebutkan dan jelaskan 3 teori dalam menentukan pengertian ayat-ayat makkiyyah dan
madaniyyah!
Jawab:
A. Berdasarkan Masa Turun
"Makkiyyah ialah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah hijrah ke madinah,
kendatipun bukan turun di mekah, sedangkan madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun
sesudah Rasulullah hijrah ke madinah, kendatipun bukan turun di madinah. Ayat-ayat
yang turun setelah peristiwa hijrah disebut madaniyyah walaupun turun di mekah atau
di arafah."
• Dengan demikian, surat an-nisa' [4]: 58 termasuk kategori madaniyyah kendatipun
diturunkan di mekah, yaitu pada peristiwa terbukanya kota mekah (fath makkah).
• Begitu pula, surat al-maidah [5]: 3 termasuk kategori madaniyyah kendatipun tidak
diturunkan di madinah karena ayat itu diturunkan pada peristiwa haji wada'.
B. Berdasarkan Tempat Turun
"Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di mekah dan sekitarnya seperti mina, arafah,
dan hudaibiyyah, sedangkan madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di madinah dan
sekitarnya, seperti Uhud, Quba' dan Sul'a"
Terdapat celah kelemahan dari pendefnisian di atas sebab terdapat ayat- ayat tertentu,
yang tidak di turunkan di Makkah dan di Madinah dan sekitarnya.
Misalnya surat At-Taubah [9]: 42 diturunkan di Tabuk, surat Az-Zukhruf [43]: 45
diturunkan di tengah perjalanan antara Makkah dan Madinah. Kedua ayat tersebut, jika
melihat def nisi kedua, tidak dapat dikategorikan ke dalam Makkiyyah dan
Madaniyyah.
C. "Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Makkah.
Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang
Madinah"
Definisi di atas dirumuskan para sarjana muslim berdasarkan asumsi bahwa
kebanyakan ayat al- Qur'an dimulai dengan ungkapan "ya ayyuhan naas" yang menjadi
kriteria Makkiyah, dan ungkapan "ya ayyuha al-ladziina" yang menjadi kriteria
Madaniyyah.
Namun, tidak selamanya asumsi ini benar. Surat Al-Baqarah [2], misalnya, termasuk
kategori Madaniyyah, padahal di dalamnya terdapat salah satu ayat, yaitu ayat 21 dan
ayat 168, yang dimulai dengan ungkapan "ya ayyuhan naas". Lagi pula, banyak ayat al-
Quran yang tidak dimulai dengan 2 ungkapan di atas.
11. Bagaimana cara untuk mengenali ayat dan surat yang masuk kategori makkiyyah dan
madaniyyah?
Jawab:
Makkiyyah adalah ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW
sebelum hijrah ke Madinah, walaupun ayat tersebut turun di sekitar bukan di kota
Makkah, yang pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Makkah. Sedangkan
Madaniyyah adalah ayat-ayat Al- Qur'an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW
setelah hijrah ke Madinah walaupun turunnya di Makkah, dan pembicaraannya lebih
ditujukan untuk penduduk Madinah.
12. Kenapa ayat makkiyyah cenderung pendek dan ayat madaniyyah panjang?
Jawab:
Karena pada saat Rasulullah berdakwah di Makkah, kebanyakan mereka belum masuk
islam dan banyak yang menolak ajaran rasul, maka dari itu suratnya pendek-pendek
agar penyampaian risalahnya secara perlahan supaya dapat diterima oleh masyarakat
Makkah.
Sedangkan di Madinah, mayoritas disana sudah beriman, jadi walaupun penyampain
risalahnya banyak itu tidak memberatkan para sahabat dan masyarakat di madinah.
13. Apa faedah mengetahui ayat dan surat makkiyyah dan madaniyyah!
Jawab:
Untuk mengetahui ayat-ayat dan surah-surah Makkiyah dan Madaniyah memberikan
beberapa faedah, diantara yang paling penting adalah:
a. Mempermudah dalam Menafsirkan Al-Qur'an. Sebab, mengetahui tempat-tempat
turunnya Al-Qur'an dapat membantu memahami ayat dan menafsirkan dengan benar,
meskipun yang menjadi acuan adalah keumuman lafadz, bukan kekhususan sebab.
Dengan mengetahui Makkiyah dan Madaniyah, seorang mufassir bisa membedakan
antara nasikh dan ayat mansukh ketika ada dua ayat yang maknanya kontradiktif,
karena ayat terakhir menghapus ayat sebelumnya.
b. Meresapi gaya bahasa yang dipergunakan Al-Qur'an dan memanfaatkannya dalam
metode berdakwa menuju jalan Allah. Sebab setiap situasi mempunyai bahasa sendiri.
Memperhatikan apa yang dikehendaki oleh situasi merupakan arti paling khusus dalam
ilmu retorika. Karakteristik gaya bahasa Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-Qur'an
memberikan kepada orang yang mempelajarinya sebuah metode dalam penyampaian
dakwah ke jalan Allah yang sesuai dengan kejiwaan lawan bicara dan menguasai
pikiran, perasaan serta mengatasi apa yang ada dalam dirinya dengan penuh
kebijaksanaan. Setiap tahapan dakwah mempunyai topik dan penyampaian tersendiri.
Pola penyampaian itu berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan tata cara, keyakinan dan
kondisi lingkungan. Hal yang demikian nampak dalam berbagai cara Al-Qur'an
menyeru berbagai golongan, misalnya seruan terhadap orang-orang yang beriman,
musyrik, dan Ahli Kitab.
c. Mengetahui Sirah Nabawiyah di Sela Ayat-ayat Al-Qur'an. Turunnya wahyu kepada
Rasulullah berjalan seiring dengan sejarah dakwah lengkap dengan seluruh peristiwa
pada periode Mekah Madinah sejak awal wahyu hingga ayat terakhir turun. Al-Qur'an
adalah rujukan utama sirah nabawiyah yang tidak menyisakan ruang keraguan terkait
peristiwa yang diriwayatkan para ahli sejarah yang selaras dengan penjelasan Al-
Qur'an, dan memutuskan perselisihan ketika terjadi perbedaan riwayat.
Syarat nasikh ada yang telah disepakati dan ada yang masih diperselisihkan. Adapun
yang sudah disepakati adalah sebagai berikut :
1) Nasikh harus terpisah dari mansukh.
2) Nasikh harus lebih kuat atau sama kuatnya dengan mansukh.
3) Nasikh harus berupa dalil-dalil syara'
4) Mansukh tidak dibatasi pada suatu waktu
5) Mansukh harus hukum-hukum syara'
15. Apa yang melatar belakangi lahirnya teori nasikh dan mansukh dalam studi al-Qur'an!
Jawab:
Dapat dipahami bahwa nasikh mansukh terjadi karena Al-qur'an diturunkan secara
berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang mengiringinya. Oleh karena itu untuk
mengetahui Al-Qur'an dengan baik harus mengetahui ilmu nasikh mansukh dalam Al-
Qur'an.
16. Bagaimana tanggapan ulama tentang adanya nasikh dan mansukh dalam studi al-
Qur'an!
Jawab:
Sebagai bagian dalam kajian ilmu-ilmu al-Qur’an, nasikh dan mansukh adalah salah
satu cabang yang menjadi suatu persoalan di antara ulama tentang eksistenya, bahkan
antar agama samawi (Yahudi, Nasrani dan Islam) pun kajian ini tidak lepas
perbincangan. Karena hal itu menyangkut agama tersebut, apakah agama sebelumnya
dihapus oleh agama sesudahnya.
Jumhur ulama berpendapat bahwa keberadaan nasikh dan mansukh adalah suatu yang
niscaya baik secara dalil naqli ataupun dalil aqli, namun bagi yang menolak pun,
mereka memiliki landasan yang dikutip dari al-Qur’an dan argumentasi logis yang sulit
dibantah. Menurut kelompok yang kedua adanya pertentangan di antara teks-teks al-
Qur’an, adalah sesuatu hal yang tidak mungkin, bahkan mereka beranggapan bahwa
Nasikh Mansukh adalah problematika yang berasal dari luar Islam .
Munculnya pemikiran naskh pada dasarnya adalah sebagai respons terhadap adanya
teks-teks dalam al-Qur’an yang secara lahiriyah tampak adanya pertentangan di antara
teks-teks tersebut. Sehingga teori naskh dioperasikan dengan menilai ayat-ayat al-
Qur’an yang diwahyukan terdahulu sebagi dihapuskan oleh ayat-ayat yang diwahyukan
kemudian.
17. Jelaskan manfaat teori nasikh dan mansukh dalam studi al-Qur'an!
Jawab:
Berikut adalah kegunaan studi nasikh dan mansukh dalam penafsiran al qur’an :
Memelihara kemaslahatan Hamba.
Perkembangan Tasyrik menuju tingkat sempurna sesuai dengan perkembangan
dakwah dan perkembangan umat manusia.
Menghendaki kebaikan dan kemudahan bagi umat.
Menunjukkan bahwa syariat islam yang diajarkan rasulullah adalah syariat yang
paling sempurna, yang telah menghapus dari agama agama sebelumnya.
Untuk menguji umat islam dengan perubahan hukum,apakah dengan perubahan
ini mereka masih taat atau sebaliknya.
19. Jelaskan dan contohkan dua kaidah yang berhubungan dengan ilmu asbab an-nuzul!
Jawab:
Ada dua kaidah penting yang berhubungan dengan Asbabun Nuzul, yaitu:
العبرة بعموم اللفظ ال بخصوص السبب.1
“ Yang di jadikan pegangan ialah keumuman lafadz, bukan kekhususan sebab ”
Contohnya: QS.ALMAIDAH: 38:
والسارق والسارقة فاقطعوا ايديهما جزاء بما كسبانكاال من هللا وهللا عزيز حكيم
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari
Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Ayat ini turun berkenaan dengan pencurian sejumlah perhiasan yang dilakukan
seseorang pada masa Nabi. Tetapi ayat ini menggunakan lafal ‘am, yaitu isim mufrad
yang di ta’rifkan dengan alif lam (al) jinsiyyah. Mayoritas ulama memahami ayat
tersebut berlaku umum, tidak hanya tertuju kepada yang menjadi sebab turunnya ayat.
Kalau melihat sebab turun berarti pencuri yang di potong tangannya hanyalah
pencuri emas saja
Tapi kalau melihat keumuman lafadznya siapapun yang mencuri bentuk apa
saja, hukumannya sama potong tangan
العبرة بخصوص السبب ال بعموم اللفظ2.