Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohim
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat selesai menyusun
makalah kami dengan judul “Al-Qur’an Memahami dan Menghampirinya” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PAI pada semester 5
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) di Universitas Peradaban Bumiayu.
Makalah ini ditujukan untuk rekan-rekan mahasiswa PGSD semester 5 sebagai bentuk
materi pembelajaran dalam mengikuti perkuliahan Pembelajaran PAI. Makalah ini merupakan
hasil diskusi kelompok 3 dan diambil dari berbagai referensi yang kami pelajari, baik dari kitab
suci Al-Qur’an, buku konsep pendidikan Al-Qur’an dan lain sebagainya. Diharapkan dengan
disusunnya makalah ini akan membantu kami dan rekan-rekan mahasiswa lainnya untuk dapat
lebih mudah memahami materi pembelajaran PAI serta dapat lebih memahami pengertian,
fungsi, tujuan, kandungan pokok, dan Al-Qur’an sebagai mu’jizat sepanjang masa, serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kami ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh anggota kelompok atas kerja sama yang
baik dalam penyusunan makalah ini. Semoga usaha kita bermanfaat dan mendapat rahmat dan
ridho dari Allah SWT. Aamin

Bumiayu,   15 Oktober 2015

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan
perantara Malaikat Jibril. Al-Qur’an adalah kitab Allah yang terakhir setelah Taurat yang
diturunkan kepada  Nabi Musa a.s, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s, dan Injil yang
diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Bernilai ibadah tidak saja bagi pembacanya, tapi juga
pendengarnya. Artinya membaca Al-Qur’an merupakan salah satu bentuk ibadah meskipun yang
mendengar ataupun yang membacanya belum mengetahui maknanya. Didalam Al-Qur’an berisi
banyak penjelasan mengenai kehidupan manusia secara lengkap. Berisi petunjuk maupun
pedoman bagi manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Qur’an memiliki keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab lain.
Al-Qur’an merupakan kitab penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Keistimewaan dalam Al-
Qur’an juga berisi petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupannya untuk
meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Keistimewaan lainnya terdapat dalam gaya bahasa yang
digunakan dan informasi yang diberikan didalamnya. Didalam makalah ini akan dibahas
mengenai Al-Qur’an, baik dari segi definisi, fungsi, tujuan, pokok kandungan dalam Al-Qur’an,
Aplikasi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dan penjelasan mengenai Al-Qur’an sebagai
mu’jizat sepanjang masa.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Al-Qur’an?
2.      Apa fungsi Al-Qur’an?
3.      Apa tujuan Al-Qur’an?
4.      Apa saja pokok kandungan dalam Al-Qur’an?
5.      Jelaskan Al-Qur’an merupakan mu’jizat sepanjang masa !
6.      Bagaimana aplikasi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari?
C.       Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1.      Rekan-rekan mahasiswa dapat menjelaskan Definisi Al-Qur’an dengan benar
2.      Rekan-rekan mahasiswa dapat menjelaskan Fungsi Al-Qur’an dengan benar
3.      Rekan-rekan mahasiswa dapat menjelaskan tujuan Al-Qur’an dengan benar
4.      Rekan-rekan mahasiswa dapat memahami kandungan pokok Al-Qur’an dengan baik
5.      Rekan-rekan mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan Al-Qur’an sebagai mu’jizat
sepanjang masa
6.      Rekan-rekan mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan aplikasi kandungan Al-Qur’an
dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Al-Qur’an
Secara bahasa, al-Qur’an berasal dari kata kerja qara’a yang berarti bacaan dan qiraa’ah
yang berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan
yang tersusun rapi. Kata Al-Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru
(dibaca).
Mukni’ah (2011: 201) menjelaskan bahwa kata Qur’an paling umum diterjemahkan
sebagai bacaan atau tilawah (bacaan yang dilantunkan), dan telah dihubungkan secara etimologi
dengan qeryana (bacaan kitab suci, bagian dari kitab suci yang dibacakan dalam ritual
keagamaan). Dalam bahasa suriah, dan miqra’ dalam bahasa Ibrani (pembacaan suatu kisah,
kitab suci). Sebagian mufasir berpendapat bahwa kata tersebut berasal dari bentuk fu’lan,
Qura’an membawa konotasi “bacaan sinambung” atau “bacaan abadi”, yang dibaca dan didengar
beulang-ulang.
Menurut Subhi Ash-Shalih dalam Mukni’ah (2011:201) Ia mendefinisikan Al-Qur’an
sebagai kalam Allah swt. Berupa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan ditulis
dimushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.
Definisi senada diungkapkan oleh Muhammad Ali Ash-Shabuni. Menurutnya Al-Qur’an
adalah firman Allah swt. Yang tiada tandingaannya, diturunkan kepada Muhammad, penutup
para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf yang
kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya
merupakan ibadah, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Naas.
Mukni’ah (2011: 202) Al-Qur’an dikhususkan sebagai nama kitab yang diturunkan kepada
nabi Muhammad sehingga Al-Qur’an menjadi nama khusus kitab tersebut, yaitu sebagai nama
diri, termasuk juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Sebagai sebuah nama, Al-Qur’an merujuk
pada wahyu (Tanzil) yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad dalam rentang waktu
22 tahun 2 bulan 22 hari atau 23 tahun. 13 tahun diMekkah dan 10 tahun diMadinah. Al-Qur’an
adalah ekspresi dari Ummul Kitab sebagai paradigma komunikasi Ilahiah sebagaimana yang
dijelaskan dalam surat Al-Ra’d: 39:
ِ ‫ت َوعِ ْندَ هُ ُأ ُّم ْال ِك َتا‬
‫ب‬ ُ ‫ َيمْ حُوا هَّللا ُ َما َي َشا ُء َوي ُْث ِب‬.
Artinya: “Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan disisi-Nya terdapat
Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh)”. (QS. Al-Ra’d(13): 39).
Didalam Al-Qur’an juga menjelaskan tentang pernyataan nama Al-Qur’an, yang dapat
dilihat pada beberapa ayat, yaitu: dalam QS. Al-A’raf ayat 204, yang artinya “Dan apabila
dibacakan Al-Qur’an, maka dengarlah dan perhatikanlah ”, dan QS. Al-Waaqiah ayat 77
yang artinya “Sungguh Al-Qur’an ini bacaan yang sangat mulia”.

B.       Fungsi Alqur-an
Al-Qur’an adalah wahyu Allah, sebagaimana yang dijelaskan QS. Al-A’raf: 2:
َ ‫ك َح َر ٌج ِم ْن ُه لِ ُت ْنذ َِر ِب ِه َوذ ِْك َرى ل ِْلمُْؤ ِمن‬
‫ِين‬ َ ‫ ِك َتابٌ ُأ ْن ِز َل ِإ َلي‬.
َ ‫ْك َفال َي ُكنْ فِي‬
َ ‫ص ْد ِر‬
Artinya: “(Inilah) kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad); maka janganlah engkau sesak
dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan (Kitab) itu dan menjadi pelajaran
bagi orang yang beriman ”. (QS. Al-A’raf: 2)
Mukni’ah (2011: 204) Al-Qur’an berfungsi sebagai mu’jizat Rasulllah Muhammad Saw.
Pedoman hidup bagi setiap muslim dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab
Allah yang sebelumnya dan bernilai abadi. Sedangkan Wisnu Arya Wardhana (2009: 50)
berpendapat agar manusia dapat menjadi khalifah yang baik dimuka bumi ini, diperlukan suatu
pedoman atau petunjuk yang menjamin manusia menuju kearah kebaikan di dunia maupun
diakhirat nanti. Selama manusia mempercayai dan mau menggunakan pedoman atau petunjuk
tersebut, Insya’Allah tujuan untuk menjadi khalifah yang baik akan tercapai.
Wisnu Arya Wardhana (2009: 51) menyebutkan fungsi Al-Qur’an yang merupakan “hudal
lin naas” atau menjadi petunjuk bagi umat manusia. Adalah sesuai pula dengan nama-nama lain
dari Al-Qur’an, yaitu:
a.       Al-Kitaab atau kitaabullah, merupakan sinonim dari perkataan Al-Qur’an, sebagaimana tersebut
dalam surat Al-Baqarah: 2 yang artinya, “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan
padanya……..”
b.      Al-Furqaan, artinya “pembeda” yaitu yang membedakan yang benar dan yang batil, sebagai
tersebut dalam surat Al-Furqaan: 1 yang artinya “Maha Agung Allah yang telah menurunkan Al-
Furqaan kepada hambaNya, agar ia menjadi peringatan kepada seluruh alam”.
c.       Adz-dzikir artinya “Peringatan” sebagaimana yang tersebut dalam surat Al-Hijr: 9 yang artinya
“sesungguhnya kamilah yang menurunkan “Adz-Dzikir” dan sesungguhnya kamilah
penjaganya”.
d.      Al-Huda artinya “Petunjuk”, yaitu petunjuk manusia menjalankan tugasnya sebagai khalifah
dimuka bumi ini. (QS. Al-Jinn: 13)
e.       Al-Maui’zhah artinya “Nasehat”
f.       As-syifa artinya “obat” yaitu berfungsi sebagai penyembuh atau penawar bagi penyakit-penyakit
yang menyesak dada. (QS. Yuunus: 57)
g.      Al-Hikmah atau kitab kebijaksanaan yang berisi ayat-ayat tentang kebijaksanaan yang
dibutuhkan oleh manusia.
h.      Al-khoir atau kitab kebaikan yang memberikan tuntunan kepada umat manusia tentang kebaikan
yang datangnya dari Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah: 105 yang artinya
“Orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik, tidak menginginkan diturunkannya
suatu kebaikan (khoir) kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang
dikehendakiNya untuk menerima rahmatNya (kenabian)  dan Allah mempunyai karunia yang
besar”. (QS. Al-Baqarah: 105)
Sebagai pedoman hidup, Al-Qur’an banyak mengemukakan pokok-pokok dan prinsip-
prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia dengan Allah, serta mahluk
lainnya. Didalamnya terdapat peraturan-peraturan seperti beribadah langsung kepada Allah,
berkeluarga, bermasyarakat, berdagang, utang-piutang, warisan, pendidikan dan pengajaran,
pidana, dan aspek-aspek kehidupan lainnya. Dan setiap muslim diperintahkan untuk melakukan
seluruh tata nilai tersebut dalam kehidupannya.
Sebagai korektor Al-Qur’an banyak mengungkapkn persoalan-persoalan yang dibahas oleh
kitab sebelumnya yang dinilai Al-Qur’an tidak sesuai dengan ajaran Allah yang sebenarnya.
Baik dalam segi sejarah, hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan lain sebagainya.

C.       Tujuan Pokok Alqur-an
Quraish Shihab (1992: 57) menerangkan tentang tiga tujuan pokok Al-Quran yaitu:
a.    Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam
keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
b.    Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan
susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
c.    Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus
diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain
yang lebih singkat, “Al-Quran adalah petunjuk bagi seluruh manusia kejalan yang harus
ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat.”

D.      Pokok kandungan Alqur-an


Al-Qur’an dan Terjemahnya (76) Al-Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad s.a.w yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia.
Al-Qur’an diturunkan sebagai pegangan bagi mereka, yang ingin mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat. Tidak diturunkan hanya untuk suatu umat atau untuk satu abad, tetapi untuk
seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa, karena itu luas ajaran-ajarannya adalah sama
dengan luasnya umat manusia.
Islam menghendaki agar sifat-sifat yang ditanamkan pada manusia dipertunjukan dengan
syarat, yaitu sifat-sifat itu hendaknya diterapkan pada waktu yang tepat. Di kehendaki sifat suka
memberi ma’af, tetapi sebaliknya dikehendaki pula supaya kejahatan dihukum dengan hukuman
yang setimpal. Sifat suka memberi ma’af jangan sampai menggampangkan timbulnya kejahatan.
Ia menghendaki agar manusia itu jujur dan beani menerangkan yang benar, sekalipun perkataan
yang benar itu akan membawa iya dalam kesulitan. Selanjutnya Al-Qur’an mengajarkan agar
manusia tetap suci, tetapi tidak dengan jalan dikebiri. Manusia harus berendah hati, tetapi jangan
melupakan harga diri. Manusia dapat menggunakan hak-haknya, tetapi dengan tidak
menggunakan hak-hak orang lain. Manusia diwajibkan mendakwahkan agama, tetapi dengan
cara bijaksana. Demikian merupakan contoh-contoh ajaran Al-Qur’an.

Dalam Surat Al-Baqarah ayat, 2, 3, dan 4 ditegaskan;


‫ُون‬
َ ‫ب َو ُيقِيم‬ ِ ‫ون ِب ْال َغ ْي‬ 6َ ‫) الَّذ‬٢( ‫ِين‬
َ ‫ِين يُْؤ ِم ُن‬ َ ‫ْب فِي ِه ُه ًدى ل ِْل ُم َّتق‬ َ ‫َذل َِك ْال ِك َتابُ ال َري‬
‫ْك َو َما ُأ ْن ِز َل‬
َ ‫ون ِب َما ُأ ْن ِز َل ِإ َلي‬ 6َ ‫) َوالَّذ‬٣( ‫ون‬
َ ‫ِين يُْؤ ِم ُن‬ َ ُ‫الصَّال َة َو ِممَّا َر َز ْق َنا ُه ْم ُي ْن ِفق‬
)٤(. ‫ون‬ َ ‫ِمنْ َق ْبل َِك َو ِباآلخ َِر ِة ُه ْم يُو ِق ُن‬
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an)” ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan sholat, dan
menafkahkan sebagian rizki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman
kepada kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang diturunkan
sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”. (QS. Al-Baqarah: 2-4)
Al-Qur’an menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu mereka yang
memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya, serta menjauhi
larangan-Nya.
Mukni’ah (2011: 207) menyebutkan beberapa Kandungan pokok dalam Al-Qur’an yaitu:
1.                  Aqidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib
dimiliki oleh setiap orang didunia. Al-Qur’an mengajarkan Aqidah tauhid kepada kita yaitu
menanamkan keyakinan terhadap Allah yang satu yang tidak pernah tidur dn tidak beranak-
pinak. Al-Qur’an yang menyebut Allah sampai 2799 kali mulai dengan menerangkan tentang
keesaan Tuhan dan mengakhiri dengan keesaan Tuhan pula. Seperti yang terdapat dalam surat
Al- A’raaf ayat 59:

‫ هَّللا َ َما َل ُك ْم ِمنْ ِإ ٰ َل ٍه َغ ْي ُرهُ ِإ ِّني‬6‫َل َق ْد َأرْ َس ْل َنا ُنوحً ا ِإ َل ٰى َق ْو ِم ِه َف َقا َل َيا َق ْو ِم اعْ ُب ُدوا‬
‫اب َي ْو ٍم عَظِ ٍيم‬ َ ‫َأ َخافُ َع َل ْي ُك ْم َع َذ‬
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata:
"Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya".
Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa
azab hari yang besar (kiamat)”. (QS Al- A’raaf ayat 59).
Aqidah mengajarkan kita untuk percaya kepada yang ghaib, selain percaya akan keesaan
Allah, juga Percaya kepada malaikat Allah (QS. Al- Baqarah: 177) , percaya kepada wahyu yang
diturunkan oleh Allah swt (QS. Al-Maaidah: 48), percaya adanya akhirat (QS. As-Sajdah: 21),
percaya kepada nabi-nabi Allah (QS. Faathir: 24), dan percaya kepada qadar (QS. ), atau biasa
kita umat Islam sebut sebagai 6 butir dari rukun iman.
2.                  Ibadah
Dari segi bahasa ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut. Para fuqaha mengartikan ibadah
adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari
Allah swt. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama Islam adalah seperti yang tercantum dalam
lima butir rukun Islam:
a.       Mengucapkan dua kalimat syahadat (QS. Al-A’raaf: 158)
b.      Shalat 5 waktu (QS. Al’Ankabut: 45)
c.       Membayar Zakat (QS. At Taubah: 60)
d.      Puasa di bulan Ramadhan (QS. Al- Baqarah: 183. )
e.       Haji bagi yang mampu menjalankannya (QS. Ali’ Imran: 97)
3.                  Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji/ akhlakul
karimah maupun akhlak tercela / akhlakul madzmumah. Allah swt mengutus Nabi Muhammad
Saw tidak lain adalah untuk memperbaiki akhlak setiap manusia. Dan manusia harus mengikuti
apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
4.                  Hukum-hukum
Hukum yang ada diAl-Qur’an adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang
beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesame manusia yang
terbukti bersalah. Hukum dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis, seperti jinayat,
mu’amalat, munakahat, faraidh (pembagian harta pustaka), jihad (peperangan).
5.                  Peringatan
Peringatan (Tadzkir) adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan
ancaman Allah ta’ala. Berupa siksa neraka. Peringatan juga bisa berupa kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga. Disamping itu, ada
pula gambaran yang menyenangkan didalam Al-Qur’an (targhib) dan sebaliknya, gambaran yang
menakutkan (Terhib).
6.                  Sejarah-sejarah/ kisah-kisah
Sejarah/ kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu, baik yang mendapatkan
kejayaan akibat taat kepada Allah Swt. Serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak
taat / ingkat terhadap Allah Swt. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita
mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu/ i’tibar.
7.                  Dorongan untuk berfikir
Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang mengulas bahasan yang memerlukan pemikiran
manusia untuk mendapatkan manfaat dan juga untuk membuktikan kebenarannya, terutama
mengenai alam semesta.

E.       Alqur-an merupakan mu’jizat sepanjang masa


(Al-Qur’an dan Terjemahannya) Al-Qur’an Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan
berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa Al-Qur’an merupakan kitab yang
keotentikannya dijamin oleh Allah, dan kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-
dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an dan Kamilah
Pemelihara-Pemelihara Nya) (QS 15:9).
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Qur’an, jaminan yang diberikan atas dasar
Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh
makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim
percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Qur’an tidak berbeda sedikitpun
dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasullullah saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para
sahabat Nabi saw.
Al-Quran mempunyai sekian fungsi. Diantaranya adalah bukti kebenaran Nabi Muhammad
saw. Dalam hal ini, Al-Quran menegaskan: Katakanlah (hai Muhammad) sesungguhnya jika
manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan
mampu membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi
sebagian yang lain (QS 17:88).

1.    Bukti-Bukti dari Al-Quran Sendiri


Menurut pendapat seorang ulama besar Syi’ah kontemporer, Muhammad Husain Al-
Thabathaba’iy, yang menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak
turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang,sehingga
pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya.
(Quraish Shihab,1992: 28).
Menurut Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan
bahwa dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.
(Quraish Shihab,1992. 29).
2.    Bukti-Bukti Kesejarahan
Menurut .(Quraish Shihab, 1992: 30-31) ada beberapa faktor yang terlebih dahulu harus
dikemukakan yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran.
(Quraish Shihab, 1992: 30-31)
a.    Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak
mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan.
b.    Masyarakat Arab khususnya pada masa turunnya Al-Quran dikenal sebagai masyarakat
sederhana dan bersahaja.
c.    Masyarakat Arab sangat gandrung lagi mengagungkan kesusastraan.
d.   Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan
bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan
bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya
mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh kaum muslim, disamping mengagumi
keindahan bahasa Al-Quran, juga mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa ayat-ayat
Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
e.    Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum Muslim untuk memperbanyak
membaca dan mempelajari Al-Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.
f.     Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-
peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
g.    Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang
mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan
berita, lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.
F.        Aplikasi Alqur-an dalam kehidupan sehari-hari  menurut Tafsir (2013)
1.    Perintah untuk menuntut Ilmu
Qs Thaaha ayat 114
‫ْك َوحْ ُي ُه َوقُ ْل‬ َ ‫آن ِمنْ َقب ِْل َأنْ ُي ْق‬
َ ‫ضى ِإ َلي‬ ُ ِ‫َف َت َعا َلى هَّللا ُ ْال َمل‬
ِ ْ‫ك ْال َح ُّق َوال َتعْ َج ْل ِب ْالقُر‬
‫ ِز ْدنِي عِ ْلمًا‬  ِّ‫َرب‬
Artinya : “Maka Maha Tinggilah Allah, yang Menguasai seluruh alam, lagi Yang Benar (pada
segala-galanya). Dan janganlah engkau (wahai Muhammad) tergesa-gesa membaca Al-Quran
sebelum selesai dibacakan oleh Jibril kepadamu, dan berdoalah dengan berkata: 'Wahai
Tuhanku, tambahilah ilmuku'.
2.    Perintah untuk berhijab
Qs Al-A’raf ayat 26
‫اري َس ْوآ ِت ُك ْم َو ِري ًشا ۖ َولِ َباسُ ال َّت ْق َو ٰى ٰ َذل َِك‬ ‫َأ‬
ِ ‫َيا َبنِي ٰ آدَ َم َق ْد ْن َز ْل َنا َع َل ْي ُك ْم لِ َباسًا ي َُو‬
َ ‫ت هَّللا ِ َل َعلَّ ُه ْم َي َّذ َّكر‬
‫ُون‬ ِ ‫ِك ِمنْ آ َيا‬ 6َ ‫َخ ْي ٌر ۚ َذل‬
Artinya :”Wahai anak-anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu (bahan-
bahan untuk) pakaian menutup aurat kamu, dan pakaian perhiasan; dan pakaian yang berupa
taqwa itulah yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah dari tanda-tanda (limpah kurnia)
Allah (dan rahmatNya kepada hamba-hambaNya) supaya mereka mengenangnya (dan
bersyukur)”.
3.    Perintah untuk berzakat
Qs Al-Baqarah ayat 110
ۗ ِ ‫ َأِل ْنفُسِ ُك ْم ِمنْ َخي ٍْر َت ِج ُدوهُ عِ ْندَ هَّللا‬6‫الز َكا َة ۚ َو َما ُت َق ِّدمُوا‬ َّ ‫َوَأقِيمُوا ال‬
َّ 6‫ة َوآ ُتوا‬6َ ‫صاَل‬
َ ُ‫ ِإنَّ هَّللا َ ِب َما َتعْ َمل‬.
‫ون بَصِ ي ٌر‬
Artinya : “Dan dirikanlah oleh kamu akan sembahyang dan tunaikanlah zakat dan apa jua yang
kamu dahulukan dari kebaikan untuk diri kamu, tentulah kamu akan mendapat balasan
pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah sentiasa Melihat segala yang kamu kerjakan”
4.    Perintah untuk berlaku jujur dalam berniaga
 (Q.S Al An'aam(6) ayat 152)
‫ ْال َك ْي َل‬6‫ش َّدهُ َوَأ ْوفُوا‬
ُ ‫َوالَ َت ْق َربُوا َما َل ْال َيت ِِيم ِإال ِبالَّتِي ِه َيَأحْ َسنُ َح َّتى َي ْبلُ َغ َأ‬
‫ان َذا قُرْ َبى‬َ ‫ َو َل ْو َك‬6‫ قُ ْل ُت ْم َفاعْ ِدلُوا‬6‫ان ِب ْال ِقسْ طِ ال ُن َكلِّفُ َن ْفسًا ِإالوُ سْ َع َها َوِإ َذا‬ َ ‫ِيز‬ َ ‫َو ْالم‬
‫ َوصَّا ُك ْم‬ ‫َو ِب َع ْه ِد هَّللا ِ َأ ْوفُوا َذلِ ُك ْم‬
 ‫ُون‬َ ‫ِب ِه َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر‬
Artinya : “Dan janganlah kamu hampiri harta anak yatim melainkan dengan cara yang baik
(untuk mengawal dan mengembangkannya), sehingga ia baligh (dewasa, serta layak mengurus
hartanya dengan sendiri); dan sempurnakanlah segala sukatan dan timbangan dengan adil'.
Kami tidak memberatkan seseorang dengan kewajipan melainkan sekadar kesanggupannya -
'dan apabila kamu mengatakan sesuatu (semasa membuat apa-apa keterangan) maka hendaklah
kamu berlaku adil, sekalipun orang itu ada hubungan kerabat (dengan kamu); dan perjanjian
(perintah-perintah) Allah hendaklah kamu sempurnakan. Dengan yang demikian itulah Allah
perintahkan kamu, supaya kamu beringat (mematuhiNya)'.
5. Perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua
Qs An- Nisa ayat 36
6ِ ‫ هَّللا َ َوال ُت ْش ِر ُكوا ِب ِه َش ْيًئ ا َو ِب ْال َوالِدَ ي‬6‫َواعْ ُب ُدوا‬
‫ْن ِإحْ َسا ًنا َو ِبذِي ْالقُرْ َبى َو ْال َي َتا َمى‬
‫ْن‬
ِ ‫ب َواب‬ ِ ‫ب ِب ْال َج ْن‬
ِ ‫ب َوالصَّا ِح‬ ِ ‫ار ْال ُج ُن‬ ِ ‫ار ذِي ْالقُرْ َبى َو ْال َج‬ ِ ‫ِين َو ْال َج‬
ِ ‫َو ْال َم َساك‬
َ ‫ت َأ ْي َما ُن ُك ْم ِإنَّ هَّللا َ ال ُيحِبُّ َمنْ َك‬
‫ان م ُْخ َتاال َف ُخورً ا‬ ْ ‫يل َو َما َم َل َك‬
ِ ‫الس َِّب‬
Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-
banggakan diri.
6. Perintah untuk memaafkan kesalahan orang lain
Qs Ali Imran Ayat 134

ُ ‫اس َوهَّللا‬ َ ‫ْظ َو ْال َعاف‬


ِ ‫ِين َع ِن ال َّن‬ َ ‫ِين ْال َغي‬
َ ‫ون فِي السَّرَّ ا ِء َوالضَّرَّ ا ِء َو ْال َكاظِ م‬ َ ‫الَّذ‬
َ ُ‫ِين ُي ْن ِفق‬
َ ‫ُيحِبُّ ْالمُحْ سِ ن‬
‫ِين‬
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebaikan.( Qs Ali Imran Ayat 134).

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Agama islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di seluruh
dunia, yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia
mempunyai satu sendi utama yang esensial: berfungsi memberi petunjuk kejalan yang sebaik-
baiknya. Allah berfirman, sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang
sebaik-baiknya (QS 17:9).
Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syari’ah, dan akhlak,
dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsipil mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah
SWT menugaskan Rasulullah SAW., untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai
dasar-dasar itu: kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikir (Al-quran) untuk kamu terangkan
kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berfikir (QS 16:44).

B.  Saran
Demikian makalah yang telah kami buat. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
berharap para pembaca dapat memahami isi kandungan Al-Quran yang ada di dalam makalah ini
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam
penulisan makalah ini, kami mengharap saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta


2.      Arya, Wisnu Wardhana. 2009. Alqur-an dan Energi Nuklir. Pustaka Pelajar: Jakarta.
3.      Mukni’ah. 2011. Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Ar-Ruzz
Media: Jogjakarta
4.      Quraish, Shihab. 1992. Membumikan Al Qur’an. Mizan Pustaka: Bandung

Anda mungkin juga menyukai