PENDAHULUAN
Al Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai salah satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta,
didalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi dasar hukum, petunjuk, pedoman
dan pelajaran serta ibadah bagi orang yang membaca, mempelajari, mengimani serta
mengamalkannya.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT. dan memeluk Agama Islam
seharusnya dapat mengetahui isi kitab Al Qur’an dengan cara
mempelajari/membaca kitab tersebut, karena membaca Al Qur’an merupakan
perintah Allah SWT. sebagaimana tersurat dalam firman Allah Surat Al ‘Alaq ayat 1
s/d 5 yang artinya “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhanmu yang
paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam, Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Al Qur’an dan
Terjemah, 1984;1077).
Kemampuan baca tulis Al Qur’an yang benar, cara wudlu yang benar, cara
sholat yang benar dan akhlak yang mulya bagi setiap individu merupakan bagian
dari Pendidikan Agama Islam yang memiliki arti strategis untuk ikut mencerdaskan
kehidupan bangsa, khususnya dalam rangka menanamkan nilai-nilai Iman dan
Taqwa sejak usia dini dan bagi generasi muda dan masyarakat pada umumnya.
1
dalam dirinya. Juga sekolah, sebagai lembaga pendidikan yang berperan membekali
individu dengan keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki dalam kehidupan
ini.
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan
dan keterampilan dasar mengenai baca tulis Al Qur’an, berwudlu, sholat dan
akhlaqul karimah. Dalam rangka meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada
Allah SWT dan menumbuhkan perilaku baik di dalam diri.manusia seutuhnya
C. Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta pelatihan PKM inidalam
bidang baca tulis Al Qur’an, praktik berwudlu, shalat dan budi pekertinya semakin
baik dan dapat membentuk jiwa anak yang Islami.
D. Bentuk Kegiatan
1. Pelatihan Baca Tulis Al Qur’an dan tajwidnya dan hafalan surat surat pendek.
2. kegiatan belajar mengajar tata cara berwudlu dan sholat yang benar.
E. Tempat Kegiatan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Al Qur’an adalah dasar dan pedoman hidup bagi umat Islam yang
perlu dipelajari dan dimengerti serta diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari, karena di dalamnya memuat berbagai aturan dan tatanan hidup
manusia di dunia sampai di akhirat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
yang berisi firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, difahami dan
diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia .
Dalam mengartikan kata Al Qur’an sedikitnya ada dua golongan yang
berbeda pendapat yaitu :
1. Golongan pertama yang diwakili antara lain oleh Al-Lihyani
berpendapat bahwa Al Qur’an adalah bentuk masdar mahfudz
mengikuti wazan Al-Ghufran dan ia merupakan mustaq dari kata Qaraa
yang mempunyai arti sama dengan tala. Al Qur’an bisa juga disebut Al-
Muq’ru yang merupakan sebutan bagi obyek dalam bentuk masdarnya.
2. Golongan kedua yang diwakili antara lain oleh Az-Zujaj berpendapat
bahwa Al Qur’an diidentikkan dengan wazan Fu’lan yang merupakan
musytaq dari lafal Al Qur’an yang mempunyai arti al jam’u. Ibnu Atsir
juga berpendapat bahwa disebut Al Qur’an karena di dalamnya memuat
kumpulan kisah-kisah. Amar ma’ruf nahi munkar, perjanjian, ancaman,
ayat-ayat dan surat-surat lafal Al Qur’an adalah bentuk masdar seperti
kata Ghufran dan Khufran (Atsir, IV, tt : 30). Dari beberapa pendapat
tersebut mereka sepakat bahwa Al Qur’an adalah firman Allah SWT
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, bagi yang membaca-
nya merupakan ibadah dan mendapat pahala.
3
b. Nama-nama Al Qur’an
Al Qur’an mempunyai banyak nama antara lain :
1. Al Furqon artinya membeda. Mksudnya bahwa Al Qur’an itu dapat
membedakan antara yang hak dan yang batil seperti firman Allah
dalam surat Al Furqan ayat 1 (satu) yang artinya: “Maka suci Allah
yang telah menurunkan Al Furqan (Al Qur’an kepada hambanya agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh islam” (QS. Al
Furqan: 1).
2. Al Kitab artinya kitab Allah. Maksudnya wahyu dari Allah
sebagaimana firman Allah yang artinya: “Kitab ini tidak ada
keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi orang yang bertaqwa”
(QS. Al Baqoroh: 2).
3. Ad Dzikru artinya peringatan. Maksudnya bahwa Al Qur’an menjadi
peringatan bagi semua manusia atas segala tindakannya yang tidak
benar. Sebagaimana firman Allah yang artinya “Dan Aku (Allah)
telah menurunkan Adz Dzikir (Al Qur’an) kepadamu untuk
menjelaskan kepada manusia apa-apa yang telah Aku turunkan
kepada mereka” (QS. An Nahl : 44).
4
peringatan bagi orang-orang yang beriman” (QS. Al An Kabut: 51). Dari
ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa barang siapa mengiku Al
Qur’an maka mereka akan diberi rahmat dan peringatan dari Allah SWT.
Mengikuti Al Qur’an berarti menjadikan Al Qur’an sebagai
pegangan dan pedoman hidup, karena memang di dalam Al Qur’an
memuat berbagai aturan tentang kehidupan manusia di dunia hingga
akherat. Barang siapa mengikuti Al Qur’an maka hidupnya akan selamat
dan sejahtera di dunia dan akherat kelak. Bahkan istri Rasulullah SAW,
Siti Aisyah ketika ditanya sahabatnya tentang akhlak Rasulullah, beliau
menjawab bahwa akhlak Rasulullah adalah Al Qur’an.
Rasulullah sendiri pernah bersabda yang artinya: “Telah
kutinggalkan bagimu dua perkara yang tak akan tersesat jika kamu
berpegang pada keduanya yaitu Kitab Allh (Al Qur’an) dan Sunnah
RasulNya” (HR. Ibn. Abdul Barri).
5
mengajarkannya terhadap sesamanya, akan turun kepadanya ketenangan
dan ketentraman, akan terlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan
dijaga oleh malaikat, juga Allah akan selalu mengingat mereka”
diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah).
6
g) Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al Qur’an,
disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran
tentang ayat-ayat yang dibacanya itu dan maksudnya.
h) Dalam membaca Al Qur’an itu, hendaklah benar-benar diresapkan arti
dan maksudnya.
i) Disunatkan membaca Al Qur’an dengan suara yang bagus lagi merdu,
sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keidahan uslubnya
Al Qur’an.
j) Sedapat-dapatnya membaca Al Qur’an janganlah diputuskan hanya
karena hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya pembacaan
diteruskan sampai ke batas yang telah ditentukan, barulah disudahi.
Juga dilarang tertawa-tawa, bermain-main dan lain-lain yang semacam
itu, ketika sedang membaca Al Qur’an. Sebab pekerjaan yang seperti
itu tidak layak dilakukan sewaktu membaca Kitab Suci dan berarti
tidak menghormati kesuciannya.
7
Dalam menggunakan metode mengajar Baca Tulis Al Qur’an
Mahmud Yunus mengemukakan 4 (empat) metode yaitu:
a) Metode abjad yaitu mengajarkan huruf Al Qur’an dari nama-nama
huruf, kata perkata kemudian kalimat.
b) Metode suara yaitu ada kesamaan dengan metode abjad tetetapi
huruf diajarkan menurut bunyi.
c) Metode kata-kata yaitu memperhatikan kata-kata yang dibacakan
guru kemudian menirukannya.
d) Meode kalimat yaitu dimulai dari kalimat, kemudian kata kemudian
huruf. (Mahmud Yunus, 1981 : 6-20)
8
e) Mencintai Allah SWT dengan cara mencintai perintah-perintah-Nya
dan membenci perbuatan yang dilarang-Nya.
f) Ridho dan ikhlas terhadap qadha dan qadar Allah.
g) Mentaati, takut dan bertaqwa kepada Allah SWT.
h) Bertaubat kepada Allah
i) Selalu mencari keridhaan Allah SWT
j) Selalu memohon dan berdoa kepada Allah
k) Meniru sifat-sifat Allah, meneladani asmaul husna yang diterapkan
dalam kehidupan
Selain itu materi akhlak yang lain adalah tentang qana’ah, ikhlas,
sabar, istiqamah, tasamuh, ikhtiar, dan berdoa.
Adapun ciri-ciri sifat qona’ah adalah sebagai berikut :
a) Ia menerima anugerah yang diberikan Allah SWT dan sabar atas
ketentuan (ujian, cobaan) yang menimpanya.
b) Ia meminta tambahan yang layak, berusaha dan tawakal.
c) Hatinya tidak tertarik (terpedaya) dengan kekayaan duniawi.
Sedangkanikhlas adalah mengerjakan sesuatu perbuatan yang
baik tanpa pamrih kecuali hanya karena Allah dan mengharapkan ridha-
Nya. Beramal dengan ikhlas akan menjadikan seseorang bekerja dengan
jujur, disiplin dan tanggung jawab, serta sanggup berkorban dalam
melaksanakan tugas pekerjaan tersebut.
Sabar artinya tahan uji, tahan menderita, menerima apa yang
diberikan Allah baik yang berupa nikmat maupun berupa penderitaan.
Sedangkan istiqomah dalam bahasa Indonesia padanan kata istiqomah
adalah kata “taat asas”, yakni selalu taat dan setia kepada asas suatu
keyakinan oleh sebab itulah orang yang istiqomah dikatakan juga sebagai
orang yang taat asas.
Tasamuhdalam bahasa Indonesia, kata tasammuh dapat diartikan
dengan tenggang rasa, lapang dada atau toleransi. Sedangkan ikhtiar
(Kerja Keras) untuk mempertahankan hidup dan kehidupan, manusia
dituntut untuk berjuang baik secara perorangan (individu) maupun secara
kelompok (kolektif). Materi akhlak berikutnya adalah akhlak, yaitu
9
memohon kepada Allah, agar segala yang telah kita lakukan ada dalam
ridha Allah SWT dan dikabulkannya.
10
sesungguhnya shalat mencegah perbuatan yang jahat dan mungkar”(QS. Al-
Ankabut;45)
Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan dalam hati dan jiwa kita
umat muslim dan anak-anak dengan cara pendidikan yang lcermat, dan
dilakukan sejak kecil sebagaimana tersebut dalam hadis nabi Muhammad
SAWyang artinya “Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu
usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukulah ( lkalau mereka enggan
melasanakan shalat) diwaktu usia mereka meningkat sepuluh tahun” (HR..
Abu Dawud)
c. Syarat-Syarat Shalat
1. Beragama islam
2. Sudah baligh dan berakal
3. Suci dari hadats
4. Suci seluruh anggota badan pakaian dan tempat
5. Menutup aurat
6. Masuk waktu yang telah ditentukan
7. Menghadap kiblat
8. Mengetahui mana rukun wajib dan sunah.
d. Rukun Shalat
1. Niat
2. Takbiratul ihram
3. Berdiri tegakbagi yang kuasa ketika shalat fardhu. Boleh duduk,atau
berbareng bagi yang sedang sakit.
4. Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at
5. Ruku’ dengan tumakninah
6. I’tidal dengan tumakninah
7. Sujud dua kali dengan tumakninah
8. Duduk antara dua sujud dengan tumakninah
9. Duduk tasyahud akkhir dengan tumakninah
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir
11
12. Membaca salam yang pertama
13. Tertib; (Berurutan sesuai rukun-rukunnya)
Shalat akan batal atau tidak sah apabila salah satu rukunnya tidak
dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja.Adapun hal-hal yang dapat
membatalkan shalat adalah sebagai berikut :
1. Berhadats
2. Terkena Najis yang tidak dimaafkan.
3. Berkata-kata dengan sengaja di luar bacaan shalat.
4. Terbuka auratnya
5. Mengubah niat, missal ingin memutuskan shalat (niat berhenti shalat)
6. Makan atau /minum.walau sedikit,
7. Bergerak tiga kali berturut-turut, diluar gerakan shalat.
8. Membelakangi kiblat
9. Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti menambah ruku’sujud atau
lainnya dengan sengaja.
10. Tertawa terbahak-bahak
11. Mendahului Imam dua rukun.
12. Murtad, keluar dari Islam.
e. Sunah dalam Melakukan Shalat
Waktu mengerjakan shalat adadua sunah, yaitu sunah Ab’adh dan sunah
Hai’at
Adapun sunnah Ab’adh adalah sebagai berikut:
1. Membaca tasyahud awal
2. Memnbaca shalawat pada tasyahud awal,
3. Membaca shalawat atas keluarga Nabi SAW pada tasyahud akhir.
4. Memnbaca Qunut pada shalat Subuh dan shalat witir.
Sedangkan Sunah Hai’at terdiri dari hal-hal berikut:
1. Mengangkat keduabelah tangan ketika takbiratul ikhram,ketika akan ruku’
dan ketika berdiri dari ruku’.
2. Meletakan telapak tangan yang kanan diatas pergelangan tangan kiri ketika
sedekap,
3. Membaca do’a Iftitah sehabis takbiratul ikhram.
12
4. Membaca Ta’awwudz ketika hendak membaca fatihah,
5. Membaca Amiin ketika sesudah membaca Fatihah,
6. Membaca surat Al-Qor’an pada dua raka’t permulaan sehabis membaca
Fatihah,
7. Mengeraskan bacaan Fatihah dan surat pada raka’at pertama dan kedua,
pada shalat magrib, isya’ dan subuh selain makmum.
8. Membaca Takbir ketika gerakan naik turun,
9. Membaca tasbih ketika ruku’ dan sujud.
10. Memnbaca “sami’allaahu liman hamidah” ketika bangkit dari ruku’ dan
membaca “Rabbanaa lakal Hamdu” ketika I’tidal,
11. Meletakan kedua telapak tangan diatas paha ketika duduk tasyahud awal dan
tasyahud akhir,dengan membentangkan yang kiri dan mengenggamkan yang
kanan, kecuali jari telumjuk.
12. Duduk Iftirasy dalam semua duduk shalat,
13. Duduk Tawarruk pada duduk tasyahud akhir
14. Membaca salam yang kedua.
15. Memalingkan muka ke kanan dan ;kekiri ketika membaca salam pertama
dan kedua
f. Makruh Shalat
Orang yang sedang shalat dimakruhkan untuk:
1. Menaruh telapak tangan di dalam lengan bajunya ketika Takbiratul ikhram,
ruku’ dan sujud.
2. Menutup mulutnya rapat rapat.
3. Terbuka kepalanya,
4. Bertolak pinggang,
5. Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan.
6. Memejamkan mata,
7. Menengadah ke langit,
8. Menahan hadats
9. Berludah
10. Mengerjakan shalat di atas kuburan,
13
11. Melakukan hal-hal yang mengurangi kekhusukan shalat.
14
kemudian basuhlah kedua kakimu hingga kedua mata kaki” (QS. Al-
Ma’idah,ayat 6)
15
b. Fardhu Wudlu
Fardhu wudlu ada enam perkara, yakni:
1. Niat: hendaknya berniat menghilangkan hadast kecil, dan cara
melakukannya tepat pada waktu membasuh muka, sesuai dengan
pengertian niat itu sendiri : “Qhasdus Syai’in, muqtarinan bi
fi’lihi”Yang artinya : meniatkan sesuatu secara beriringan dengan
perbuatan.
2. Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga
bawah dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri)
3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku
4. Mengusap sebagian rambut kepala
5. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki
6. Tertib (berturut-turut), artinya mendahulukan mana yang harus
didahulukan, dan mengakhirkan mana yang harus diakhirkan.
c. Sunnah-sunnah Wudlu
Ada beberapa sunnah dalam melaksanakan wudlu’, antara lain :
1. Membaca basmallah pada permulaan wudlu
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan
3. Berkumur-kumur
4. Membasuh lubang hidung sebelum berniat
5. Menyhapu seluruh kepala dengan air
6. Mendahulukan anggota kanan dari pada kiri
7. Menyapu kedua telinga luar dan dalam
8. Menigakalikan membasuh
9. Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki
10. Membaca doa sesudah wudlu
Para fuqaha mengatakan bahwa wudlu’ juga sunah untuk
persiapan shalat sebelum masuk waktunya, masuk masjid, masuk tempat-
tempat suci, sa’i dalam haji, shalat jenazah, ziarah kubur, membaca Al
Qur’an, do’a dan menunaikan hajat, sujud syukur, azan, suami istri
16
dimalam pengantin, sebelum tidur, sebelum berkumpul dengan istri, dan
aktifitas sehari – hari.
17
BAB III
METODE DAN BENTUK KEGIATAN
30 Noverber 2020
B. Jadwal Pelatihan
18
serta do’a – do’anya.
5. Dr. H. Moh. Syamsul Falah, M.Pd pendek dan hafalan – hafalan surat
Senin
pendek dengan cara mendemotrasikan
7. Dr. H. Moh. Syamsul Falah, M.Pd syaratnya, tata caranya dan do’a -
Rabu
do’anya
11. Dr. H. Moh. Syamsul Falah, M.Pd Lanjutan bab wudlu ,rukun, syarat-
syaratnya, tata caranya serta do’a –
19
do’anya Rabu
No Nama-nama No Nama-nama
1 Bayu Rifki Maulana 33 Achmad Wahyu Romadlon
2 Ellga Erik Ramadhani 34 M. Nur Yadi
3 Fahry Yulianto 35 M. David Habib Mustofa
20
4 Gunaldi Budi Aprilian 36 Revangga Febriferliasyah
5 M. Ardana Riskiansyah 37 Tio Tri Wahyudi
6 Muhammad Rizky Syafaat 38 Ahmad Afandi Pandu W.
7 Rado Catur Mayzar 39 Fahril Dwi Febriansyah
Ubaidillah Hadi Pandu
8
Winata
40 Revi Nurya Isnaini
9 Adinda Vita Fernanda 41 Ashieva Dwi Nur A.
Al Aqshanah Najwa
10
Azzahra
42 Alya Rahma Fajrina
11 Arifa Adella Putri 43 Nia Ramadani
12 Azzalea Herdianada 44 Merry Andini
Cellya Azzaleya Hardi
13
Ananda
45 Afiqah Rahmania
14 Dwi Sistyani 46 Nurul Kamila
15 Marcela Aulia Firsty 47 Yunita Nur Fadila
16 Nuril Arizzi Amelia Putri 48 Arvina Damayanti
17 Nurul Ainun Ni'mah 49 Silviana Rizki
18 Putri Melinda Mardhiani 50 Sekar Mei Dita
19 Sisca Arumshalfita 51 Nabila Firda Najwa N
20 Vinda Aryani 52 Avina Durrotun Nafisa
21 Vira Viandini 53 Rahma Afifah
22 Vania Mutiara Kirani 54 Azzahra Citra Rul A.
23 Zazidah Alfi Aina Zahra 55 Alfredo Prayoga Efendi
24 M. Aqella Tsaiy Adhisyasta 56 Widhi Eza Wardana
25 Jerry Pratama P. 57 Alvian Kesha Dinata
26 Alfino Dion Syahputra 58 Charissa Salsabila
27 Mohammad Devan Raditya 59 Danisa Fahma Sania
28 Yudha Hanafi 60 M. Rizal Hardiansyah
29 Yudhi Hakiki 61 Shakila Putri Salwa
30 Rafif Budi Imanullah 62 Winanik Dwi Masytoh
31 Fathan Setiawan 63 Selly Amalia Nur Fadhila
32 Aldo Firmansyah Uutra 64 Siti Nur Nabila
D. Metode Kegiatan
Kegiatan ini berlangsung selama 2,5 jam ( dua jam , 30 menit ) dari
pukul 14.00 – 16.30. Diawali dengan berdo’a sebelum belajar dan “baca
sholawat Nabi saw sebagai penyemangat aktivitas belajar mengajar. Setelah
itu anak-anak mulai belajar mengaji sesuai dengan tingkat kemampuan.
Untuk yang belum bisa membaca Al Qur’an akan dibimbing dengan
21
membaca iqro. Dan untuk yang sudah lancar akan diperdalam dengan
mempelajari tajwid dan terjemah Al Qur’an. Anak-anak yang sudah belajar
membaca, akan dibimbing untuk menulis huruf-huruf hijaiyah sampai lancar.
Sedangkan untuk anak-anak yang sudah pandai membaca Al Qur’an
dibimbing untuk menghafal surat pendek dan do’a-do’a harian.
Adapun di sela-sela istirahat anak-anak diselingi hiburan dengan
bernyanyi bersama, bermain dolanan yang bersifat mendidik dan yang
relegus . Selain belajar mengaji kegiatan ini juga terdiri dari, pembelajaran
ilmu fiqih, praktik sholat dan wudhu, keterampilan (menggambar dan
mewarnai), kerajinan tangan, ilmu pengetahuan umum, hafalan surat pendek
dan do’a-do’a harian serta belajar baca sholawat Nabi dan belajar seni
qosidah.
Metode pelatihan yang digunakan adalah metode ceramah, tanya
jawab dan problem based learning. Metode ceramah adalah metode berbentuk
penjelasan konsep, prinsip, dan fakta. Kemudian ditutup dengan tanya jawab
antara pemateri dan audien. Metode ceramah dilakukan untuk memberikan
pengarahan awal dan efisiensi waktu yang terbatas. Namun metode ini juga
mempunyai keterbatasn jika tidak divariasi dengan metode lain.
Metode tanya jawab digunakan dalam PKM ini dengan tujuan untuk
meninjau ulang pelajaran atau ceramah, menyelingi pembicaraan agar
perhatian audien tetap fokus, dan mengarahkan pemikiran.
Metode problem based learning (pembelajaran berbasis masalah)
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. PBL akan
menjadikan pembelajaran bermakna. Peserta pelatihan yang berusaha belajar
memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan
yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
Penyuluhan dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta
penyuluhan berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. (Martinis,
2012:100).
Selain tiga metode di atas, metode praktik juga digunakan dalam
pelatihan ini. Metode praktik digunakan sebagai langkah croschek apakah
22
pengetahuan keagamaan yang didapat dari pelatihan benar-benar dapat
diamalkan atau tidak sehingga bukan hanya kognitif saja muara pelatihan ini
tetetapi juga afektif dan psikomotor.
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Setelah team pengajar Kegiatan pelatihan Pendampingan Baca Tulis
serta seni qosidah di Desa Bukur Kandangan Kediri Jatim dengan melalui pre
test, pos test maupun yang lain sehingga dapat menghasilan dengan sangat
sangat antusias mereka mengusulkan kepda team ini agar dapat dijadikan
B. Pembahasan
Sejumlah 64 peserta yang terdiri atas anak-anak usia 4-16 tahun
peserta menyangkut materi yang telah disampaikan. Bisa dilihat dari segi
memadai perihal apa yang telah dimaterikan. Oleh sebab itu diharapkan peserta
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Al Qur’an, wudlu, sholat, akhlaqul karimah sejak usia dini
pola pikir anak-anak yang masih jernih belum banyak terpengaruh oleh
mengingat daya pola pikir mereka yang masih sangat kuat dapat menjadi
kesempatan emas bagi orang tua untuk memberikan pendidikan yang baik. Demi
berakhlaqul karimah. Oleh sebab itu, Pelatihan Baca Tulis Al Qur’an dapat
Qur’an adalah merupakan pedoman dan pandangan hidup sehari hari pagi
seluruh umat islam yang kelak akan memberi petunjuk bagi generasi-generasi
B. Saran
1. Pendidikan Al Qur’an, sholat yang benar sejak usia dini sangat diwajibkan
bagi bagi orang tua anak untuk ditanamkan dan menjaga kehanifan anak
dalam meniti kebenaran, berakhlak mulia, dan berkarakter jujur dan sudah
mudah dipercayakan pada orang lain atau sudah cukup di bangku sekolah
serba sulit mencari orang orang yang betul betul dapat dipercaya
keamanahannya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Muhammad Azzam. Fiqih Ibadah /La Wasithu fil fiqhiI’badah,
Jkarta, 2009.
26