Anda di halaman 1dari 43

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Al QUR'AN
SEBAGAI SUMBER
AJARAN

KELOMPOK 4
Modul PAI
Kelompok 4

Anggota Kelompok :
Ahmad Nauval Algifari
Firdaus Kurniawan
Asy Syaffa Sajidah Rahmah W
Rangga Alfarisi Maharaja Arifin

Universitas Negeri Jakarta


Fakultas Teknik
Pendidikan Teknik Elektronika
2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesainya penyususnan e-book "Al-
quran Sebagai Sumber Ajaran". Buku ini disusun untuk membantu dalam memahami materi "Al-
quran Sebagai Sumber Ajaran".

Pada E-book ini Berisi tentang materi "Al-quran Sebagai Sumber Ajaran". yang meliputi :
Fungsi Al-Quran, Kandungan Al-quran dst. E-book ini dapat digunakan untuk Perguruan Tinggi
mata kuliah Agama Islam . E-book ini dapat diakses dimana saja oleh Mahasiswa. Mahasiswa
dapat memanfaatkan e-book ini untuk proses pembelajaran. Diharapkan dengan adanya e-book
ini wawasan tentang "Al-quran Sebagai Sumber Ajaran". dapat bertambah.

Pembuatan e-book ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun selalu saya harapkan demi pembuatan buku ini, Terima kasih

Jakarta , 21 November 2021

Penulis
A. Pengertian dari Al quran

Secara Etimologi Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau
"sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda
dari kata kerja qara'a yang berarti membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga
dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah
Al-Qiyamah yang artinya: “Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam
dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan
Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti
{amalkan} bacaannya.
Adapun menurut istilah Al-quran adalah Kalam Allah Swt yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dengan berbahasa Arab yang diriwayatkan secara mutawatir
dan menjadi ibadah dengan membacanya. Alquran adalah Kalam Allah Swt, artinya
bahwa Alquran adalah wahyu yang berasal dari Allah Swt.
B. Makna Al quran
Menurut bahasa, Al-Qur’an berasal dari kata qară’a yang artinya mengumpulkan atau
menghimpun huruf dan qiră’ah yang artinya menghimpun huruf dan kata dengan
yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Al-qur’an adalah firman atau wahyu
yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara
Malaikat Jibril. Al-qur’an menjadi pedoman hidup dan petunjuk bagi seluruh umat
manusia hingga akhir zaman. Al-qur’an merupakan kitab istimewa karena dengan
membacanya saja sudah bernilai ibadah. Menurut Dr. Subhi Ash-Shalih, Al-qur’an
adalah kalam Allah SWT berupa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan secara mutawir dimana membacanya
termasuk ibadah. Sedangkan menurut Ust. Muhammad Ali AshShabuni, Al-qur’an
adalah firman Allah SWT yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW penutup para nabi dan rasul, dengan perantara Malaikat Jibril dan
ditulis pada mushaf- mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawir,
serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, dimulai dengan Surah Al-
Fatihah dan ditutup Surah An-Nas.
C. Nilai Ajaran Dan Fungsi Al-Qur’an

2
Alquran sebagai sumber ajaran adalah mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia. Hanya saja ada sebagian perbuatan manusia yang diatur secara spesifik
dalam Alquran (dan Hadis), dan banyak dari bentuk perbuatan manusia yang tidak
diatur secara spesifik. Ibadah mahdhah (ibadah khusus, ritual) dibahas secara khusus
dalam Alquran (dan Hadis). Terdapat kaidah khusus yang berlaku dalam masalah
ibadah: “segala sesuatu terlarang untuk dilakukan kecuali terdapat dalil yang
membolehkannya” (Al- Burnu, 1983). Artinya, dalam ibadah ritual, jika tidak ada
dalil dalam nass Alquran (dan Hadis) yang membahasnya, maka suatu perbuatan
tidak boleh dilakukan.

Alquran sebagai sumber inspirasi etik. Alquran sangat menjunjung tinggi nilai-
nilai keadilan, persamaan, dan kemanusiaan. Banyak sekali ayat Alquran yang
mendorong umatnya untuk menjunjung keadilan (diantaranya Q.S. Al-Nisa [4]: 58,
135; Al- Maidah [5]: 8, 42; Al-An`am [6]: 152; Al-A`raf [7]: 29-30). Prinsip keadilan
harus menjadi acuan untuk semua persoalan, baik masalah individu maupun masalah
hubungan antar sesama manusia. Demikian juga Alquran menjunjung tinggi
persamaan antar sesama manusia dari berbagai suku dan ras. Semua atribut itu
memiliki kedudukan sama di hadapan Allah Swt. Satu hal yang membedakan
kedudukan manusia di hadapan Allah Swt adalah level ketakwaan (Q.S. Al-Hujurat
[49]: 13), yang bisa diraih oleh semua manusia dari beragam suku dan ras. Alquran
mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menebarkan kebaikan kepada sesama
(Q.S. Al- Mumtahanah [60]: 8-9).

Alquran sebagai inspirasi ilmu pengetahuan. Alquran bukan kitab ilmu


pengetahuan yang di dalamnya bisa secara langsung ditemukan ragam ilmu
pengetahuan. Namun Alquran sangat bisa menjadi inspirasi pengembangan ilmu
pengetahuan. Terdapat seratus ayat Alquran yang berisi dorongan untuk berpikir,
seperti pada Q.S. Al-Baqarah [2]: 44. Ayat pertama turun (Q.S. Al-`Alaq [96]: 1-5)
memberikan inspirasi untuk melakukan riset.

Alquran sebagai inspirasi nilai sosial-budaya. Alquran terbatas pada 30 juz dan
114 surat, dan sudah berhenti turun, sementara permasalahan sosial yang dihadapi

3
umat manusia terus bermunculan. Alquran menjadi acuan dan sumber nilai bagi

4
pengembangan norma sosial yang akan berlaku di masyarakat, baik masalah interaksi
sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Al-qur’an yang menjadi pedoman hidup mempunyai fungsi yang terbagi menjadi
3 antara lain:
1. Fungsi Al-qur’an dalam agama islam, diantaranya:
• Al-Huda (petunjuk), Al-qur’an memiliki 3 fungsi sebagai petunjuk yaitu;
petunjuk bagi manusia secara umum karena di dalam Al-qur’an terdapat isi yang
bersifat universal seperti berkaitan dengan ilmu pengetahuan, petunjuk bagi orang
bertakwa supaya menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya
dan petunjuk orang beriman berarti bagi orang yang mengakui tiada tuhan selain
AllahdanNabiMuhammad adalah utusan Allah.
• Al-Furqon (pemisah), Al-qur’an menjadi pemisah antara yang hak dan batil.
Didalam Al-qur’an dijelaskan berbagai macam yang termasuk hal yang benar dan
salah. Jika seseorang sudah memahami Al-qur’an dengan benar maka seharusnya
orang tersebut sudah bisa membedakan mana yang benar dan salah.
• Asy-Syifa (obat), Al-qur’an merupakan obat penyakit yang ada di dalam dada
manusia seperti perasaan tidak selalu tenang, terkadang merasa marah, iri,
dengki, cemasdan penyakit hati lainya. Saat hati seseorang terbuka dengan Al-
qur’an maka ia telah mengobati hatinya menjadi lebih tenang, damai dan bahagia
dengan berada di jalan Allah.
• Al-Mau’izah (nasihat), Al-qur’an menjadi nasihat bagi orang bertakwa dan
sumber pokok ajaran islam. Nasihat dalam Al-qur’an berkaitan dengan sebuah
peristiwa atau kejadian yang bisa diambil sebagai pelajaran bagi manusia
sekarang atau setelahnya.
Dengannasihatinikitabisamenyelesaikanmasalahyangdihadapisesuai ajaranagama.

2. Fungsi Al-qur’an bagi kehidupan manusia diantaranya:


• Sebagai petunjuk jalan yang lurus, Al-qur’an memberikan petunjuk agar umat
manusia dapat hidup dengan baik dan benar untuk berakhlak mulia,
menjalankan

5
ibadah dan perbuatan salah dan benar yang dijelaskan dengan peringatan-

6
peringatan agar terus bertakwa kepada Allah.
• Mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW, Al-qur’an menjadi mukjizat karena
merupakan
sumber dari segala sumber hukum dan penyempurna kitab terdahulu.

• Menjelaskan kepribadian manusia dan perbedaannya dengan makhluk lain, Al-


qur’an menyebutkan tentang manusia memiliki sifat baik dan buruk, bisa
membedakan mana benar dan salah, dikaruniai akal yang membuat perbedaan
dengan hewan dan menjadi pemimpin di dunia ini yang harus memiliki akhlak
baik yang berbeda dengan hewan.
• Penyempurna kitab sebelumnya, Al-qur’an merupakan penyempurna kitab
terdahulunya yaitu; Taurat, Zabur dan Injil. Perbedaannya kitab Al-qur’an
digunakansepanjangmasa hingga akhir zaman.
• Penjelas masalah yang pernah terjadi diantara kaum sebelumnya, Al-qur’an berisi
firman Allahyangturunberkaitan dengan kejadian padasaatitu. Kisahtersebut bisa
kita ambil hikmah dan dapat dipelajari agar tidak mengulangi kesalahan yang
sama.
• Memantapkan iman islam, Al-qur’an bisa membuat keimanan seseorang
menjadi lebih mantap dengan membaca dan memahami isinya yang membuat
semakin yakin akan islam adalah agama yang harus dianut.
• Tuntunan dan hukum untuk menjalani kehidupan, Al-qur’an menjadi dasar
aturan manusia yang mengatur tentang berhubungan dengan orang lain,
berdagang, warisan, zakat dan masih banyak lagi.
3.Fungsi Al-qur’an sebagai sumber ilmu, diantaranya:
• Ilmu tauhid, yaitu ilmu kalam yang membahas pengokohan keyakinan dalam
agama islam sehingga dapat menghilangkan keraguan akan islam. Tauhid berarti
mengesakan Allah, dengan mempelajari Al-qur’an dapat meyakinkan kita tentang
Tuhan yang satu yaitu Allah SWT.
• Ilmu hukum, yaitu ilmu yang membahas tentang aturan dalam islam. Seperti
hukum pernikahan, warisan, zakat dan lain-lain. Dengan memahami isi Al-qur’an
dapat menjadikan muslim taat dan berpengetahuan.
• Ilmu tasawuf, yaitu ilmu yang membahas cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak

7
dan batin. Dengan membaca Al-qur’an menjadi pengetahuan mengenai tata cara
islamdalam menjalani kehidupan.

8
• Ilmu filsafat islam, yaitu hubungan ilmu kalam dengan filsafat ilmu ini meyakini
keesaan Tuhan yaitu Allah SWT, filsafat pendidikan islam tenyang manusia dan
alam
• Ilmu sejarah islam yaitu, ilmu yang membahas sejarah dari terbentuknya manusia
hingga perjuangan Nabi Muhammad SAW. Didalam Al-qur’an banyak bercerita
tentang peradaban islam yang memiliki banyak rintangan dan halangan yang ikut
mengiringi perkembangan sejarah islam pada zaman tersebut.
• Ilmu pendidikan islam, yaitu Al-qur’an menjadi sumber utama untuk
mempelajari islam. Pendidikan ini juga diajarkan di sekolah agar peserta diidik
paham akan agamanya dan menuntut agar membaca Al-qur’an serta mengerti
akan apa yang dibacaagardapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kandungan al-qur’an
Didalam Al-qur’an terdapat kandungan yang menjadi hal pokok dan utama, letaknya
berada
dalam surat-surat dan ayat-ayat dalam Al-qur’an diantaranya:
1. Akidah atau keimanan, merupakan keyakinan yang berada dalam hati manusia
sepenuh hati. Didalam Al-qur’an mengajarkan untuk menyakini Allah yang maha
segalanya dan percaya pada rukun iman.
2. Ibadah, merupakan bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mendapat ridho Allah yang
menjadikan hubungan manusia dengan Allah SWT seperti; shalat, haji, zakat dan lain
sebagainya. Muamalah, merupakan hubungan manusia dengan manusia lainnya
seperti; tata cara jual-beli, pidana, hukum waris, politik, pernikahan. Didalam Al-qur’an
memberi petunjuk dan tata cara ibadah maupun muamalah.
3. Akhlak atau budi pekerti, merupakan perilaku yang dimiliki manusia baik yang terpuji
atau yang tercela. Didalam Al-qur’an mengajarkan untuk berperilaku baik pada ucapan
dan tingkah lakunya untuk mengikuti perintah-Nya dan menjauhilarangan-Nya
4. Hukum, merupakan ketentuan-ketentuan dan kaidah bagi seluruh umat manusia.
Diantaranya; hukum i’tiqadiyah (hukum yang berkaitan dengan keimanan), hukum
moral atau akhlak (hukum yang berhubungan dengan sifat keutamaan dan
menjauhkan

9
diri dari sifat tercela), hukum amaliyah (hukum yang berkaitan dengan segala perbuatan,

1
perjanjian dan muamalah sesama manusia). hukum ini bertujuan untuk memberikan
pedoman kepada manusia agar kehidupannya menjadi adil, damai, aman, tentram,
sejahtera dan selamat dunia dan akhirat.
5. Peringatan, merupakan kabar gembira bagi orang yang beriman dengan balasan surga
dan ancaman bagi manusia yang melanggar dengan balasan neraka. Untuk bertujuan
mengingatkan kita akan adanya azab dan balasan di hari akhir.
6. Kisah didalam Al-qur’an, menceritakan kisah orang-orang terdahulu baik yang
mengalami kebinasaan karena ketidaktaatan pada Allah atau kejayaan karena ketaatan
pada Allah. Kisah tersebutbisadipelajaridandiambilhikmahnyauntukmenjadipelajaran
di masaini agar tidak terulang.
7. Dorongan untuk berfikir, didalam Al-qur’an terdapat ayat-ayat yang memerlukan
pemikiran untuk mendapat manfaat dari ayat tersebut dan membuktikan
kebenarannya.

D. Interaksi Dengan Al-qur’an


Seseorang yang meyakini Allah Swt sebagai Tuhannya dan Muhammad adalah
utusan- Nya, maka ia akan meyakini kebenaran Alquran sebagai Wahyu dari Allah
Swt. Iman kepada Nabi Muhammad Saw melahirkan iman kepada sesuatu yang
dibawanya, yaitu Alquran.

Mengimani disini berarti meyakini bahwa tidak ada keraguan dalam Alquran karena
mengandung kebenaran yang mutlak dan terdapat petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa (Q.S Al-Baqarah [2]: 2) mengimani Alquran berarti mengimani kebenaran
kitab sebelumnya (Q.S. Ali Imran [3]: 3; Q.S. Yunus [10]: 37).

Iman kepada Alquran melahirkan keinginan untuk berinteraksi dengannya. Adapun


menurut Yusuf Al Qardhawi, berinteraksi dengan Alquran meliputi menghafal,
membaca, mendengarkan, memahami, mengamalkan, dan mendakwahkan.

1. Mendengarkan, Membaca, dan Menghapal Alquran


Mendengar dan membaca merupakan aktivitas pertama berkenaan dengan Alquran.
Masyarakat Arab melestarikan karya sastra mereka berupa untaian syair melalui

1
transmisi liasan ini (Shihab, 2001).

1
Tradisi lisan yang sangat kuat terkait erat dengan aktivitas menghapal. Syair dan
ragam pengetahuan yang muncul pada masyarakat Arab disimpan dalam hapalan.
Demikian juga dengan Alquran. Ia dihapal oleh Nabi Muhammad Saw, dan para
sahabat Nabi Saw. Inilah aktivitas utama dalam upaya turut serta menjaga kemurnia
Alquran saat itu.

Semangat menghapal Alquran terus berlanjut hingga kini, meski Alquran sudah
tersedia pada beragam media. Ini tentu sangat baik karena selain sebagai bukti
kecintaan kepada sumber ajaran, juga sebagai sumbangan terhadap upaya menjaga
kemurnian Alquran.

Mendengarkan bacaan Alquran, disamping sebagai manifestasi dari ketundukan


kepada perintah Allah Swt (Q.S. Al-A`raf [7]: 204), juga memiliki manfaat yaitu
lantunan bacaan Alquran bisa memberikan ketenangan jiwa, baik bagi orang yang
membacanya maupun bagi orang yang mendengarkannya. Tidak sedikit orang yang
tertarik kepada Islam karena mendengar lantunan bacaan Alquran. Salah satu contoh
klasik dalam hal ini adalah peristiwa masuk Islam Umar bin Khattab. Ia masuk Islam
karena wasilah mendengar bacaan Alquran saudara perempuannya.

Ketika Alquran dibaca maka hendaklah berdiam diri dan mendengarkan dengan
hikmat sebagaimana di dalam surat ala'raf ayat 204. Dan apabila dibacakan Al-qur’an
maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu
mendapatkan rahmat

Ciri-ciri orang tersentuh dengan bacaan Alquran yaitu bergetar hatinya (Q.S 8:2)
bertambah khusyu (17:106-109) dan menangis (Q.S.5:83-85

2. Mempelajari dan Mengamalkan Alquran


a. Mempelajari Alquran
Setelah mendengar, membaca, dan menghapal Alquran, tuntutan pada seorang
mukmin selanjutnya adalah mempelajari isi kandungan Alquran. Seseorang yang
memiliki hapalan Alquran belum tentu memahami maknanya.

Alquran merupakan satu kesatuan, yang memiliki keterkaitan antara satu ayat dengan
ayat yang lain. Tidak cukup memahami maksud Alquran hanya mengacu kepada satu

1
ayat Alquran tanpa menelusuri keterkaitan dengan ayat lain. Memaksakan diri

1
mengkaji Alquran secara langsung tanpa bekal memadai rentan memunculkan
kekeliruan fatal dalam memahami pesan Alquran.

Memahami pesan Alquran memerlukan perangkat yang mumpuni bidang kebahasaan


(dalam hal ini bahasa Arab); menguasai cabang-cabang ilmu Alquran yang tidak
sedikit jumlahnya; menguasai tafsir dan ilmu tafsir; menguasai hadis dan ilmu hadis
dengan segenap cabangnya; menguasai cabang-cabang ilmu ke-Islam-an, seperti
akidah, fikih, akhlak, sejarah, dan lain sebagainya. Untuk bisa menguasai semuanya
tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar, dan tentu tidak banyak orang yang bisa
meraihnya.

Pertanyaan muncul, bagaimana bagi orang yang tidak bisa menggali pesan Alquran
secara langsung? Alquran sudah memberikan arahan mengenai hal ini, “Maka
bertanyalah kepada ahli Alquran jika kalian semua tidak mengetahui” (Q.S. Al-Nahl
[16]: 43). Perama, bagi orang yang tidak memiliki kapasitas memadai untuk
melakukan kajian langsung terhadap Alquran, maka bertanyalah kepada orang yang
memiliki perangkat mumpuni untuk menggali langsung kepada Alquran. Bertanya
kepada mereka artinya menelusuri hasil kajian mereka yang di berbagai literatur dan
beragam cabang ilmu ke-Islam-an.

Kedua, jika langkah pertama sulit dilakukan, karena memang tidak mudah bagi orang
yang tidak mengelutinya, sulit memahami literatur yang berbahasa Arab, maka
bertanyalah kepada kiyai, ustaz, atau tokoh agama lainnya terkait masalah keagamaan
yang dihadapi.

Bentuk lain upaya memahami pesan Alquran adalah dengan mempelajari ragam
cabang ilmu ke-Islam-an seperti yang telah disebutkan di atas (akidah, fikih, akhlak,
sejarah, dan lain sebagainya).

Hasil kajian para ulama kepada Alquran ternyata tidak sama. Mudah ditemukan
ragam pendapat di antara mereka dalam upaya memahami Alquran. Ragam pendapat
ini terjadi karena beberapa sebab. Salah satunya adalah peluang yang diberikan
Alquran sendiri untuk dipahami secara berbeda. Redaksi Alquran sendiri bisa
memunculkan multi-tafsir. Perbedaan hasil kajian para ulama, selama dilakukan

1
oleh orang yang

1
memiliki kapasitas untuk melakukannya, harus dipandang sebagai sesuatu yang
wajar. Sebagai contoh, lafaz quru` pada ayat Alquran, “Dan para istri yang
diceraikan (wajib) menahan diri mereka menunggu tiga kali quru`” (Q.S. Al-Baqarah
[2]: 228). Lafaz quru` secara bahasa memiliki dua makna, haid dan suci, dua makna
yang bertolak-belakang. Para ulama sejak masa sahabat berbeda pendapat dalam
memahami ayat ini. Sebagian menyatakan bahwa masa `iddah perempuan yang
ditalak suaminya (dan haidnya aktif) adalah tiga kali suci, sebagian lagi tiga kali haid.
Mereka berbeda pendapat karena mengacu kepada makna bahasa yang berbeda. Ini
contoh sederhana bahwa perbedaan pendapat para ulama sangat mungkin dalam
memahami Alquran.

Sikap toleran, saling menghormati dan menghargai, merupakan sikap terbaik yang
harus dikembangkan dalam mengahadapi keragaman. Selama pendapat itu berasal
dari orang yang memiliki kapasitas, maka harus dihormati dan dihargai, meski tidak
harus setuju. Salah satu quote yang bagus dan relevan sekaitan dengan ini adalah
ungkapakan seorang ulama besar, Imam al-Syafi`i, “Pendapatku benar tetapi (bisa
jadi) mengandung kekeliruan, dan pendapat yang lain keliru tetapi (bisa jadi)
mengandung kebenaran”.

b. Mengamalkan Alquran
Secara umum berlaku prinsip, perilaku seseorang tergantung kepada pemahamannya.
Berdasarkan pada prinsip ini maka pemahaman seseorang tentang Alquran
mempengaruhi perilakunya. Agar memiliki pemahaman lurus tentang Alquran,
langkah di atas harus diikuti: 1) mengkaji Alquran langsung bagi yang mampu; 2)
bertanya kepada orang yang telah melakukan kajian langsung atau dengan mengkaji
hasil karya mereka; atau 3) bertanya kepada ustaz atau kiyai yang telah menelaah
karya para ulama yang telah melakukan kajian langsung kepada Alquran.

Uraian di atas juga merupakan manifestasi dari ittiba` kepada Allah Swt, ittiba`
kepada Alquran (Q.S. Al-An`an [6]: 155). Proses Ittiba` kepada Alquran berbeda-
beda sesuai dengan kapasitas dan kemampuan orang dalam memahami Alquran.

Sebagaimana pada pembahasan upaya memhami Alquran, yang memungkinkan


terjadi keragaman pendapat, maka perilaku umat Islam dalam upaya mengamalkan

1
pesan Alquran pun sangat mungkin beragam. Sebagaimana kita dituntut untuk
saling

1
menghormati dan menghargai orang lain yang berbeda pandangan dengan kita, maka
demikian juga dengan masalah perilaku yang berbeda. Selama memiliki rujukan
kepada Alquran, berasal dari pendapat para ulama yang memiliki kapasitas, maka
perilaku umat Islam yang beragam harus dihormati.

3. Menyampaikan (mendakwahkan) Pesan Alquran


Interaksi terkahir dengan Alquran adalah menyampaikan pesan-pesan Alquran kepada
orang lain. Paling tidak ada lima komponen dalam penyampaian pesan Alquran:
pengirim pesan, isi pesan, teknik penyampaian pesan, penerima pesan, dan tujuan
penyampaian pesan. Semua komponen ini saling berkaitan satu sama lain. Penerima
pesan harus dipertimbangkan dalam penentuan teknik penyampaian dan isi pesan. Isi
pesan juga berkaitan erat dengan kapasitas pengirim pesan. Sesuatu yang pasti, tujuan
penyampaian pesan adalah agar orang meninggalkan sesuatu yang buruk (mungkar)
menuju ke arah yang lebih baik (ma`ruf).

Pengirim pesan bisa siapa saja, karena semua orang memiliki kewajiban untuk
melakukannya. Namun pesan yang dimaksud adalah pesan kebaikan secara umum
yang menjadi kewajiban setiap orang untuk menyampaikannya. Menyampaikan pesan
atau dakwah secara khusus berkaitan dengan ajaran yang bersumber langsung dari
Alquran tidak semua orang berkewajiban. Kewajiban menyampaikan pesan tentu saja
sesuai dengan kapasitas masing-masing. Kapasitas di sini bisa dimaknai kecukupan
memahami materi pesan, dan kemampuan serta kewenangan untuk
menyampaikannya. Orang yang tidak memiliki kapasitas untuk berdiri di atas mimbar
tidak perlu memaksakan diri untuk melakukannya.

Sebagian orang sering keliru memahami hadis: “Balligu `anni walau ayah
(sampaikanlah dariku meskipun satu ayat)”. Hadis ini sering dijadikan landasan untuk
mendorong orang agar berdakwah, menyampaikan ayat Alquran atau Hadis Nabi
Saw. Saat ini Alquran sudah dibukukan dalam satu mushaf dan mudah ditemukan
oleh semua orang. Bahkan sekarang Alquran bisa ditemukan di berbagai media dan
aplikasi, sehingga orang yang ingin tahu tentang Alquran dengan mudah bisa
mendapatkannya. Oleh karena itu, jika hanya sekedar menyampaikan ayat, tentu

1
sudah berkurang

2
urgensinya. Jika yang dimaksud adalah menyampaikan pesan makna dari suatu ayat,
maka pertanyaannya adalah apakah kita memiliki kapasitas untuk menyampaikannya?
Seperti yang sudah dibahas di atas, memahami satu ayat Alquran tidak mudah untuk
dilakukan.

Hadis di atas, jika dibaca secara lengkap, justru memiliki makna keseimbangan
iformasi. Teks lengkap hadis tersebut adalah: “sampaikanlah dariku meskipun satu
ayat, ceritakanlah, tidak ada larangan, (riwayat) tentang Bani Israil, dan barang
siapa berdusta tentang diriku secara sengaja, maka nerakalah tempat yang cocok
untuknya”.

D. PEMBUKTIAN KEBENARAN AYAT AL-QURAN DALAM


PERSPEKTIF SAINS DAN TEKNOLOGI

1. Fakta tentang besi

Besi adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dalam
Alquran surat Al Hadiid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah menurunkan besi yang
memiliki kekuatan hebat dan memiliki banyak manfaat bagi manusia.
‫ ْن ُم ا ْل ْل ِم ْي ل َيُق ْو َم ا ْل س واَ ْن َز ح‬l‫وا‬ َ ‫ ْر س ِبا ْل َب ِ’ي ٰن ت‬lَ‫َقَدْ ا‬l ‫ل‬
ْ
‫نل َا ا ل ِد‬ ْ ‫الَّنا ِق ِط‬ ْ
‫َز نل َا ِك ٰت م َزان ب وا‬ ‫ َنَا‬l‫رسل‬ ‫ْ نل َا‬
‫ْيد‬ ‫س‬ ‫َع ُه‬
‫َق ِوي ˚ز‬ ِ ‫ َغ‬l‫ن ْعلَ ٰ ْن ُ ُ س‬l‫ل ل‬ ‫ِف ْي ِه أْ ِد و َم‬
‫َّٰلال ع‬ ‫ْن م ر ر لَ ْي ب‬ ‫ّا َم و‬ ‫ نَ ا ِف‬l˚‫س ْيد‬
‫ِز ْي‬ ‫ٗه ا اِن‬ ‫ٗه‬ ُ‫ِس ِل َي لا‬ ‫ُع‬ ‫ش‬
‫ْل‬ ‫صو‬
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami denganmembawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami
turunkan (anzalnaa) besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allahmengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-

2
Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi
Mahaperkasa.”

Dalam ayat ini, kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan” digunakan untuk
menunjuk besi. Apabila diartikan secara kiasan kata “anzalnaa” menjelaskan bahwa

2
besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.

Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi diturunkan dari
langit”, maka diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari langit. Beberapa ilmuwan
telah berhasil membuktikan kebenaran ayat itu. Partikel besi tidak berasal dari bumi
melainkan berasal dari benda-benda luar angkasa. Paling tidak, terdapat sembilan
ayat dalam Alquran yang membahas tentang besi:

2
‫ٰ ُي ِت‬
‫ِب ْي ُك ُم َ َرا ِب ِق ْي أْس ُك‬ ‫ ْك َ لَ ُك‬lَ‫’من ا ْل ل ا‬ ْ ‫َع‬ ‫اًل‬ ‫خل‬ َّ ‫وّٰ لالُ َ لَ ُك‬
‫مك‬
‫ْم ِۚ ذ‬ ‫ْي ا ْل ل ت ّر ْي وس ُك ْم‬ ‫ِج َبا نَ اناا ع ْم ل‬ ‫ل م‬ ‫ظ‬ ‫ق‬ ‫ع ْم ل ما‬
‫ِل‬ ‫ل ت‬ ‫ِق ح‬ ‫س‬ ‫و‬ ُ ‫وج‬ ‫ٰل‬ ‫’م‬
‫ك‬ ‫َرا‬ ‫ج‬ ‫ك‬ ‫ج‬
‫عَل ْي ُك ْم لَع ُم‬ ‫ ٗه‬lَ‫ْع َمت‬
‫ْون‬
‫َّل ُك ْم ت‬
‫س ِل‬
“Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan,
dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan
bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang
memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-
Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).”(QS An-Nahl: ayat 81)

2. Fakta penciptaan berpasang-pasangan

Surat Yaasin ayat 36 menjelaskan, Allah menciptakan segala sesuatu secara


berpasang-pasang. Dalam ayat lain, Allah juga berfirman

‫ذ‬lَ‫ُك ْم ت‬ َّ‫َعل‬
‫„ء خَل ْ ج‬ ‫و ِم ْن‬
‫ُر ْون‬ ‫َّك‬ ‫’ شي ْق نَ ا و ْي‬
‫ز ِن‬ ‫ل‬
‫ك‬

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat


akan kebesaran Allah.” (QS Adz-Zaariyat: 49)

Menurut ayat ini, Allah menciptakan yang berpasangan tidak hanya manusia,
melainkan segala sesuatu yang tumbuh dari bumi dan berbagai partikel yang tidak
terlihat mata.

Seorang ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan penelitian yang
membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan. Penemuannya dinamakan
‘Parite. Dia memperoleh Nobel di bidang fisika pada tahun 1933 karena
penemuannya itu.

2
3. Fakta tentang garis edar tata surya

Matahari, planet, satelit dan benda langit lainnya bergerak dalam garis edarnya
masing- masing. Alquran surat Al Anbiya ayat 33 dan surat Yaasin ayat 38
menjelaskan mengenai fakta ilmiah itu dan terbukti kebenaranya.

Banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang alam semesta dan tata surya.
Beberapa di antaranya seperti:

2
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-
masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al Anbiya:33).

‫ا ْلعَ ِز ْي ِز ا َْلع ِل‬ ‫َه‬ „ ’ ‫ ل‬lَ‫وال ْ س ت‬


‫ْي‬ ‫ا ِۗ ٰذ‬ ‫م ْ ج ِر ُ م ر‬
ِۗ َ‫ي ستَق‬ ‫ش‬
ِ‫ل‬
‫ِم ك َت ْق ِد ْي ُر‬

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang

Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS Yaa Siin: 38).

Quotes

‫حو‬
َ ‫ أ َْلق َم و َل ال س ق الَّن َها ُ ل َلك‬l˜‫َها‬ ‫ل ال ْ ۢ ن َب‬
‫ن‬
‫ِر ِۚ  ك ِفى َي ب‬ ‫ْيل ا‬ ‫دْ ِر َر ك ا‬lُ‫ْن ت‬ ‫م ِغى س‬
‫ِب‬ ‫َي‬ ‫ش‬
‫س‬ ‫و‬

"Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya."

(QS. Ya-Sin 36: Ayat 40)

Pengamatan astronomi telah membuktikan kebenaran fakta ini. Menurut ahli


astronomi, matahari bergerak sangat cepat dengan kecepatan mencapai 720ribu km
per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar Apex.

Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga
berjalan menempuh jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta juga berada
dalam suatu gerakan serupa.

4. Fakta tentang penciptaan manusia dalam 3 tahap

Dalam Alquran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia diciptakan dalam tubuh
ibunya dalam tiga tahapan.

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya
dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan daribinatang ternak.
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga

2
kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan?”

Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap petunjuk dari ayat itu.

2
Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga tahap (tiga kegelapan). Alquran
menggunakan istilah ‘kegelapan’ karena memang proses penciptaan manusia dalam
perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap. Tahap- tahap itu, pertama, tahap Pre-
embrionik, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi
segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan
zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk tiga
lapisan.

Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada

tahap ini disebut “embrio”. Organ dan sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk.

Ketiga tahap fetus yang dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini
bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.

1. Fakta tentang penciptaan manusia dalam 3 tahap

Dalam Alquran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia diciptakan dalam tubuh
ibunya dalam tiga tahapan.

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya
dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan daribinatang ternak.
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan?”

Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap petunjuk dari ayat
itu. Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga tahap (tiga kegelapan). Alquran
menggunakan istilah ‘kegelapan’ karena memang proses penciptaan manusia dalam
perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap. Tahap- tahap itu, pertama, tahap Pre-
embrionik, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi
segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan

2
zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk tiga
lapisan.

2
Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada

tahap ini disebut “embrio”. Organ dan sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk.

Ketiga tahap fetus yang dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini
bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.
2. Ashabul Kahfi
Kisah Ashabul Kahfi menceritakan tujuh pemuda yang beriman kepada Allah dan
ditidurkan dalam gua selama sekitar 309 tahun karena mempertahankan
keimanannya. Para pemuda tersebut bersama seekor anjingnya diselamatkan Allah
SWT dari kejaran Raja Diqyanus yang dzalim. Gua tempat para pemuda mengungsi
itu berada di Kota Aman, Yordania.
Adapun para Nama Pemuda Ashabul Kahfi: Muksalmina, Tamlikha, Marthunis,
Nainuwis, Sariyulis, dan Dzunawanis
Nama Pengembala yang ikut serta: Falyastathyunis
Nama Anjingnya : Qithmir atau Himran atau Rayyan (dari beragam pendapat)

Diriwayatkan dalam surat al-kahfi


. ‫رب‬
‫قَالُ ر‬ ‫ ى ُقلُ ْو ذْ َقا ُم‬l‫دا َ ط ع ٰل‬ ‫ق َي َمنُ ْوا ب ٰن ُه‬lِ’ ِۗ ْ ‫ك ن‬ ‫ص‬ ‫حن َنق‬
‫ْوا نب َا‬ ‫ْوا‬ ‫ِ ب ِه ْ م‬ ‫ى ر َنا‬ ْ‫ُه ْم ل اَِّن ُه ْم ة˚ َرِب’ ِه ْم ا ْم و ِزد‬lَ‫علَ ْي َبا‬
‫َب‬ ‫ح ت‬
‫و‬ ‫ا‬
‫أْت علَ ْي ِه ْم‬ َ ‫ْن د َه‬ ُ‫شط ˜ه ُؤ َ ۤل ِء َق خذ‬ l˜‫ْن د اها َّلَقْد ُق ْل نَ ا‬ ‫دْع‬ ‫ض‬ َ‫وا ْل‬ ‫ س ٰ م ٰ و‬l ‫ال‬
‫ْون‬ ‫ل‬ , ‫ْو ِن‬ ‫ ْوا‬lَ‫ْو ُم نَ ا ات‬ ‫طا‬ ‫اِذاا ٰل‬ , ‫ْو ِن‬ ‫َو ۟ا‬ ‫َل ْن‬ ‫ْر ت‬
‫ْو‬ ‫˜ه م‬ ‫˜ه م‬
‫ِةا‬
‫ا ِل‬
‫َلى ا ْل َ ش ْر‬ ˜ ٗ َّٰ‫ل‬ ‫ِّٰل ِ ِ ذ‬ ‫ن ف ظ‬l„ ِۗ ۢ ‫س ْل‬
َ ‫ْعُبد‬ َ ‫عَت َز ْل ت‬ l ‫م َّم ِن ا عل‬
‫َ ك ْه ي‬ ‫ال وا‬ ‫ْون ّل‬ ‫ُم ْوُه ْم م‬ ِ‫ال ذ ا وا‬ ‫ ٰرى ى‬lَ‫ْفت‬ َ‫ ’ي ل‬lَ‫„ م ْن ا‬
ِ َ
‫ْن‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫اب‬ ‫ُم‬ ‫ن‬
‫ف‬ ‫و‬ ‫ِۗا‬ ‫ط‬
‫ك‬
‫ُ ْن ا ْم ِر ’م ْرَفقاا‬ ‫ِ’ي َ ْم ئ‬ ‫ه رح‬, ‫َم ِت‬
‫ُك ْ م ’ م‬ ‫ك‬ َ‫ل‬ l‫وُي ه‬

3
‫ْن ’م‬ ُ ‫ْم َل ُك ب ْم ر ك‬

"Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyerukan
Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan
yang amat jauh dari kebenaran.” Ka¬um kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai
tuhan- tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang
terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-
orang yang mengada-adakan kebohong¬an terhadap Allah? Dan apabila kalian
meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah
tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhan kalian akan melimpahkan
sebagian rahmat-Nya kepada kalian dan menyediakan sesuatu yang berguna bagi
kalian dalam urusan kalian".

3
Mufasir Ibnu Katsir menerangkan, dalam ayat tersebut di atas Allah menyebutkan
bahwa tujuh pemuda itu adalah segolongan kaum muda yang menerima perkara yang
hak dan mendapat petunjuk ke jalan yang lurus dari guru-guru mereka yang saat itu
telah durhaka dan tenggelam ke dalam agama kebatilan menjadi sesat. Kalangan
Mufassirin —baik dari golongan ulama Salaf maupun Khalaf, bukan hanya seorang
dari mereka— mengatakan bahwa mereka (yakni para pemuda itu) terdiri atas
kalangan anak-anak para pembesar Kerajaan Romawi dan pemimpinnya.

Disebutkan pula bahwa pada suatu hari mereka keluar menuju tempat perayaan
kaumnya; setiap tahun kaum¬nya selalu mengadakan perayaan di suatu tempat yang
terletak di luar kota mereka. Mereka adalah para penyembah berhala dan taghut, dan
selalu meng-adakan kurban penyembelihan hewan untuk berhala sesembahan
mereka. Raja mereka saat itu adalah seorang yang diktator lagi keras kepala, bernama
Dekianus. Raja Dekianus menganjurkan rakyatnya untuk melakukan hai tersebut,
menyeru serta memerintah mereka Untuk menyembah berhala dan berkurban untuk
berhala. Ketika orang-orang keluar menuju tempat pertemuan mereka dalam hari raya
itu, para pemuda tersebut ikut keluar bersama bapak-bapak mereka dan kaumnya
untuk menyaksikan apa yang diperbuat oleh kaum¬nya dengan mata kepala sendiri.
Setelah menyaksikan perayaan itu, mereka mengetahui bahwa apa yang dilakukan
oleh kaumnya —yaitu bersujud kepada berhala dan ber¬kurban untuknya— tidak
boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi.
Maka para pemuda itu melolos¬kan diri masing-masing dari kaumnya dan
memisahkan diri di tempat yang terpisah jauh dari mereka. Pemuda Mabuk tersebut
Tenggelam. Korban belum Ditemukan Pada mulanya seseorang dari mereka duduk
bernaung di bawah pohon, lalu datanglah pemuda lain ikut duduk bergabung
dengannya. Kemudian datang lagi pemuda yang lain. Demikianlah seterusnya hingga
semuanya berkumpul di tempat tersebut, tanpa saling mengenal di antara sesama
mereka.

Masing-masing dari mereka menutup diri dari yang lainnya karena takut pribadinya
terbuka, sedangkan dia tidak mengetahui apakah teman¬nya itu seakidah dengannya

3
ataukah tidak? Akhirnya salah seorang dari mereka memberanikan diri mengatakan,

3
"Hai kaumku, kalian mengetahui, demi Allah, sesungguhnya tiada yang menjauhkan
kalian dari kaum kalian hingga kalian memisahkan diri dari mereka kecuali karena
suatu alasan, maka hendaklah kita mengutarakan tujuannya masing-masing."
Seseorang dari mereka menjawab, "Sesungguhnya saya, demi Allah, setelah melihat
apa yang dilakukan oleh kaum saya menyimpulkan bahwa apa yang mereka lakukan
itu batil. Karena sesungguhnya yang berhak disembah semata dan tidak boleh
dipersekutukan dengan sesuatu hanyalah Allah, Yang telah menciptakan langit dan
bumi serta semua yang ada di antara keduanya." Yang lainnya mengatakan, "Saya
pun mempunyai pemikiran yang sama dengan apa yang dia katakan," dan yang
lainnya lagi mengatakan hal yang sama, hingga mereka semua sepakat dalam suatu
kalimat dan ternyata mereka senasib dan sepenanggungan; mereka menjadi
bersauda¬ra yang sebenarnya dalam ikatan iman. Lalu mereka membangun sebuah
tempat peribadatan untuk menyembah Allah. Tetapi kaum mereka mengetahuinya
dan melaporkan keadaan mere¬ka kepada raja mereka. Raja memanggil mereka, lalu
menanyai urusan mereka dan apa yang sedang mereka lakukan. Mereka menjawab
dengan jawaban yang benar dan menyeru raja untuk menyembah Allah SWT.
Pemuda Mabuk Tenggelam di Kali Sunter, Korban belum Ditemukan Melarikan Diri
ke Gua Namun, Raja Dekianus marah mendengar ajakan para pemuda tersebut. Raja
memerintahkan para pengawalnya untuk membunuh mereka hingga membuat
ketujuh pemuda itu lari menyelamatkan diri dan bertemu di gua. Selama berada di
tempat persembunyiannya di gua, ketujuh pemuda itu atas izin Allah ditidurkan
selama 309 tahun. Hal ini
disebutkan dalam Alquran: ْ ‫ ْوا‬lُ‫ع َما لَ ِبث‬ ‫اعا ق‬ ُ‫ْزدَاد‬ ‫مائَ س ِن‬ ‫ ْوا ِفي ِه ْم‬lُ‫ولَ ِبث‬
‫ب‬ ‫ِۚ لَ ٗه ي‬ َ‫ا ل‬ ‫ِل س‬ ‫ْوا وا‬ ‫ْين‬ ‫„ة‬ ‫َٰثل ك‬
‫ُم‬ ‫ث‬ ‫ْه ِ ف‬
‫غ‬
‫لُا‬
‫ْك ِم َاحداا‬ ِ ‫ْو ْ ِ „ َل‬ ْ ‫لَ ُه‬ ‫" ال ٰم َْل ۗ ْ ْر و ِم‬Dan mereka
‫ ˜ه‬, ‫ه ن ل ي يُ و رك‬, ‫ِن‬ ‫ْم ما ن‬ ‫ه َا‬, ‫ب ِب‬ ‫ٰوت ْر وا‬
‫يح‬ ‫ش‬ ’ ‫ُد‬ ’ ‫ِْع‬ ‫ضَا ص‬ ‫س‬
‫م و‬ ‫م‬ ‫س‬
tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan di-tambah sembilan tahun (lagi).
Katakanlah, "Allah lebih mengeta¬hui berapa lamanya mereka tinggal (di gua),

3
kepunyaan-Nyalah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang
penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya. tidak ada seorang pelindung
pun bagi mereka selain dari-Nya; dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi
sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan." (QS. Al Kahfi: 25-26).

Disebutkan dalam ayat tersebut di atas bahwa ketujuh pemuda itu ditidurkan selama

3
309 tahun. Mereka kemudian dibangunkan oleh Allah dari tidurnya. Wajah mereka
pun berseri-sering dan saling bertanya berapa lama tidur di gua. Sebagian dari tujuh
pemuda itu lalu berkata bahwa hanya Allah yang tahu berapa lama mereka
ditidurkan. Setelah itu, mereka keluar dari gua dan mencari makan ke kota. Ketujuh
pemuda itu kaget karena keadaan kota sudah berubah dan banyak orang yang sudah
beriman kepada Allah SWT. Tidak berapa lama kemudian, ketujuh pemuda itu
meninggal dunia. Ashabul kahfi ini mengajarkan bagi Muslim untuk tetap berpegang
teguh kepada keimanan di mana pun dan dalam kondisi apa pun.

E. Rangkuman
1. Al-qur’an berasal dari Bahasa arab yaitu qoraa yang artinya baca. Secara
termologi merupakan kalamullah yang diturunkan kepada
2. Nama-nama lain Al-qur’an yaitu: al-furqon, al-huda, asy-syifa, adz-dzikru, al-
bayan, al-kitab
3. Salah satu tanda kemukjizatan Al-qur’an adalah mudah dihapal, berbahasa arab,
otentik (tidak bisa dipalsukan)
4. Struktur dan pembagian Al-qur’an yaitu berisi 114 surat, 6236 ayat, 30 juz terdiri
dari surat makkiyah dan madaniyah. Ciri-ciri surat makkiyah yaitu suratnya
panjang-panjang, berisi mengenai ketahudian sedangkan surat madaniyyah surat-
suratnya pendek-pendek, lebih banyak mengenai syariat, ibadah dan muamalah
5. Dari segi panjang-pendeknya, surat-surat di dalam Al-Qur’an dibagi empat
macam, yaitu: pertama, As Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat
Al- Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa’, Al-A’raaf, Al-An’aam, Al Maa-idah dan
Yunus kedua, Al Miuun (seratus ayat lebih), seperti Hud, Yusuf, Mu'min dan
sebagainya ketiga Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-
Anfaal, Al-Hijr dan sebagainya dan keempat Al Mufashshal (surat-surat pendek),
seperti Adh- Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas dan sebagainya
6. Hikmah diturunkannya secara berangsur-angsur
Berikut ini beberapa hikmah mengapa Al-qur’an diturunkan secara berangsur-angsur:
(Manna Al-khattan)

3
1. Mendidik rasulullah
2. Mudah dihapal
3. Menandakan bukan ciptaan manusia
4. Ada waktu untuk para sahabat untuk menuliskan
5. Pengajaran secara langsung dari rasul kepada para sahabat
7. Berikut ini diantara nilai-nilai ajaran Al-qur’an yaitu pertama. sebagai pedoman
hidup/petunjuk hidup, kedua, Al-qur’an sebagai pedoman hidup bagi umat
manusia, ketiga, Al-qur’an Sebagai Pedoman Ibadah, keempat, Sumber hukum
utama umat islam dalam melakukan ritual ibadah adalah Al-qur’an. Kelima, Al-
qur’an sebagai pedoman dalam ritual ibadah. Keenam, Perintah ibadah dalam Al-
qur’an yang sifatnya mengikat ketujuh, Al-qur’an Sebagai Sumber Inspirasi etik:
Keadilan, persamaan (ras), kemanusiaan kedelapan, Al-qur’an Sebagai Sumber
Inspirasi Ilmu Pengetahuan:
8. Tahapan berinteraksi dengan al-quran
1. Mengimani, Membaca, Mendengarkan, dan Menghapal Al-qur’an
2. Memahami dan Mengamalkan Pesan Al-qur’an
3. Menyampaikan Pesan Al-qur’an yaitu secara Umum (mengajak
kepada perbuatan baik, kewajiban setiap individu) secara Khusus
(menyempaikan pesan Al-qur’an, hanya orang yang memiliki
kemampua memadai)

E. Tugas belajar
Tugas Individu

Jawab pertanyaan dibawah ini

1. Jika ada suatu kelompok yang sangat mengagungkan Al-quran tanpa


melihat sumber yang lain seperti al-hadits maupun ijtihad. Bagaimana
pandanganmu mengenai hal tersebut, dan apa yang akan kamu lakukan
jika kamu bertemu dengan kelompok tersebut yang menganggap apa
yang kamu lakukan itu salah?

3
2. Bagaimana cara menanggulangi rasa malas membaca al-quran
ditengah maraknya gadget dalam pergaulan kita. Apa yang harus
dilakukan agar kita dapat konsisten dalam mebaca al-quran?
3. Bagaimana pendapatmu ketika melihat seseorang yang rajin
melaksanakan Sholat, tetapi gemar melakukan maksiat? Padahal
didalam Al – Qur’an sangat jelas tertulis salah satu manfaat solat
adalah mencegah perbuatan keji dan munkar. Kemudian, solusi apa
yang bisa kamu berikan kepada orang tersebut?
4. Terkadang kita sering berkeluh kesah di media sosial. Padahal salah
satu nama al-quran adalah Asy-Syifa, yaitu obat hati. Bagaimana cara
mengimplementasikan salah satu fungsi Al-Qur’an tersebut agar kita
bisa merasakan rasa syukur dalam menjalani hidup ini dan mengurangi
berkeluh kesah di mediasosial?
5. Sebutkan dan jelaskan tahapan dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an!
2. Tugas Proyek
Buatlah kelompok dengan teman sekelasmu

Amati permasalahan – permasalahan dibawah ini. Kemudian


diskusikan permasalahan tersebut dengan teman kelompokmu
agar mendapatkan solusi/jawaban dari permasalahan tersebut!

1. Bagaimana langkah yang harus kalian lakukan ketika melihat


seseorang yang semangat berdakwah, padahal kalian tahu pemahaman
agama orang tersebut belum mumpuni?
2. Dari dua hal berikut ini, manakah yang harus didahulukan antara
berdakwah dan mempelajari ilmu agama? Berikan jawaban kalian dari
sumber yang valid.
3. Banyak fenomena orang-orang yang berpendidikan kurang memiliki
adab yang baik. Salah satunya adalah sikap kurang sopan terhadap
guru. Menurut kalian mengapa hal itu bisa terjadi? Kemudian
bagaimana solusi yang bisa kalian tawarkan kepada teman kalian
tersebut.

3
4. Ketika menemukan teman yang belum lancar bahkan belum bisa
membaca Al-Qur’an. Apa yang ada dibenak kalian? Kemudian
bagaimana solusi yang bisa kalian tawarkan kepada teman kalian
tersebut.
5. Menurut kalian, pada usia berapa anak harus mulai membaca Al-
Qur’an dan berapa banyak jumlah yang harus dibaca? Serta mengapa
setelah selesai masa pendidikan di tingkat sekolah dasar, rata-rata
kewajiban membaca Al-Qur’an seakan kurang diperhatikan ketika
menginjak tingkaktan SMP-SMA? Padahal membaca al-quran
merupakan ibadah. Lakukanlah penelitian dengan teman kelompokmu
untuk dapat mengetahui penyebab terjadinya hal tersebut.

F. Daftar Pustaka
Al-Qardawi, Y. (1999). Berinteraksi dengan Al-qur’an. Terjemahan Bahrun Abu
Bakar dan Hery Noer aly. Semarang :Toha Putra

Ash-shiddieqy, H. (1990). Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-quran/Tafsir. Jakarta: bulan


bintang

Ash-shobuni.(1390 H). al_thibyan fi ulumi Al-qur’an. Jakarta. Dinamika berkah utama.

Asyafah, A(2010) pengembangan metode tadabur qur’an dalam pembelajran gama


islam (studi pada mahasiswa UPI tahun 2009/2010). Disertasi Sekolah pasca
sarjana Universitas pendidikan Indonesia, Sumedang

Shihab, Q.M. (1998). Membumikan Al-quran. Bandung Mizan

Shihab, Q.M. (2014). Mukjizat Al-qur’an. Bandung. Mizan

Shihab, Q.M. (2014). Wawasan Al-qur’an. Bandung Mizan

3
Taman, A. Jam’u Al-Qur’an Al-Karim (dalam Atlas agama islam karya sami bin
Abdullah)

Tim dosen PAI UPI. (2012). Pendidikan agama islam di perguruan tinggi. Jakarta:
yayasan Pena Pendidikan Anak.

Tafsir, A. (2007c). Filsafat Ilmu, Bandung.PT.Remaja

Tim Penyusun (2005) Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta :balai pustaka

Anda mungkin juga menyukai