Anda di halaman 1dari 21

Al-quran seba

gai
sumber utama
ajaran islam
Kelompok 3
OUR Fadilatul karomah
Maysha yusuf
Maulidya putri
TEAM Mutia kaunia.r
Tujuan
perkuliahan
1. Menjelaskan makna dan fungsi Al-Qur'an

2. Mengemukakan sejarah pembukuan Al-Qur'an

3. Menjelaskan nilai - nilai Al-Qur'an dalam


lingkungan pendidikan, keluarga, dan pekerjaan

4. Menjelaskan keanekaragaman corak penafsiran


Al-Qur'an

5. Menjelaskan dialektika Al-Qur'an dan budaya

6. Menjelaskan rekonstruksi penafsiran Al-Qur'an


sebagai inspirasi budaya
Makna Al-qur'an
Al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui
malaikat Jibril untuk disampaikan kepada
umatnya.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjelaskan


bahwa Al-Quran adalah bentuk kata benda infinitif (mashdar)
yang bermakna membaca atau )‫ (قرأ‬dari kata qara`a
mengumpulkan. Jika Al-Quran berasal dari kata "qara`a" yang
bermakna membaca, maka Al-Quran berarti sesuatu yang
dibaca. Al-Quran menjelaskan bahwa kitab ini adalah sebuah
"pembeda" (al-furqān), "buku ibu" (umm al-kitāb), "petunjuk"
(huda), "kebijaksanaan" (hikmah), "pengingat" (Dzikr) dan
."wahyu" (tanzīl)
Fungsi AL-Qur'an

Sebagai petunjuk dari Allah Sebagai bukti (mukjizat)


Sebagai pemisah antara yang
SWT kepada manusia kebenaran risalah Nabi
Haq dan yang Bathil
Muhammad SAW

Sebagai nasihat bagi orang- Sebagai pembenar kitab-kitab


Sebagai obat dari penyakit hati
orang yang bertaqwa terdahulu
Al-Quran Sebagai Sumber Utama
Ajaran Islam
4. Kandungan Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada umat manusia melalui Nabi
Muhammad saw untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Petunjuk-petunjuk yang dibawanya pun
dapat menyinari seluruh isi alam ini. Sebagai kitab bidayah sepanjang zaman, Al-Quran memuat
informasi-informasi dasar tentang berbagai masalah, baik informasi tentang hukum, etika, kedokteran
dan sebagainya.
Hal ini merupakan salah satu bukti tentang keluasan dan keluwesan isi kandungan Al-Quran tersebut.
Informasi yang diberikan itu merupakan dasar-dasarnya saja, dan manusia lah yang akan
menganalisis dan merincinya, membuat keautentian teks Al-Quran menjadi lebih tampak bila
berhadapan dengan konteks persoalan-persoalan kemanusian dan kehidupan modern. Al-Quran juga
merupakan kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan
hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi maupun di luar angkasa akibat
kiamat besar.
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran terkandung kandungan yang secara garis besar dapat
kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti definisi dari
masing-masing kandungan inti sarinya.
Al-Quran Sebagai Sumber Utama
Ajaran Islam

1. Aqidah

Secara bahasa Aqidah berasal dari bahasa Arab: al-aqdu (ikatan), at-tautsiq (kepercayaan atau
keyakinan yang kuat), al-qhkam (mengukuhkan atau menetapkan) dan ar-rabthu bi quwwah (mengikat
dengan kuat).
Adapun secara istilah Aqidah dapat didefinisikan sebagai iman yang teguh dan pasti yang tidak ada
keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya. Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia
mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-Quran mengajarkan
akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak
pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman
yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
Al-Quran Sebagai Sumber Utama
Ajaran Islam

2. Ibadah

Secara bahasa, ibadah berarti taat, tunduk dan ikut atau nurut. Dalam bahasa syar'i ibadah
diartikan sesuatu yang diperintahkan Allah SWT sebagai syariat, bukan karena adanya
keberlangsungan tradisi sebelumnya atau karena tuntutan logika atau akal manusia, tetapi segala
bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk
ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum
islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci
ramadhan, dan beribadah haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
Al-Quran Sebagai Sumber Utama
Ajaran Islam

3. Akhlak

Dalam bahasa Arab, akhlak bentuk jamak dari khulqu yang artinya perangai, tabiat dan adab.
Dalam agama Islam, akhlak merupakan tolak ukur derajat seseorang. Dalam Al-Quran dikatakan
bahwa keimanan seseorang tidaklah cukup hanya dengan sekedar iman kepada Allah, Malaikat,
Nabi-nabi dan lainnya, akan tetapi keimanan harus disertai dengan akhlak dan perilaku yang baik.
Akhlak merupakan perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul
karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad
SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlak. Setiap manusia harus mengikuti
apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Al-Quran Sebagai Sumber Utama
Ajaran Islam

4. Hukum

Dalam Al-Quran termuat hukum-hukum yang mengatur tentang masalah-masalah yang ada pada
seluruh aspek kehidupan manusia. Misalnya, hukuman bagi pembunuh. Namun tidak semua aturan
hukum yang ada dalam Al-Quran sudah terperinci.
Kadang Al-Quran hanya menyebutkan prinsip-prinsip dasarnya saja. Misalnya, Allah menyatakan
keharaman darah dan bangkai secara mutlak dan umum.
Hukum yang ada di Al-Quran adalah memberi suruhan atau perintah untuk mengadili dan
memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum
dalam islam berdasarkan Al-Quran ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu'amalat,
munakahat, faraidh, dan jihad. Sebagai sumber hukum yang utama, maka al-Qur'an memuat sisi-
sisi hukum yang mencakup berbagai bidang.
Al-Quran Sebagai Sumber Utama
Ajaran Islam

5. Peringatan

Al-Quran sebagai kitab petunjuk juga berisi peringatan-peringatan kepada manusia. Peringatan
atau tadzkir adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT
berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman
kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga. Di samping itu ada pula gambaran yang
menyenangkan di dalam Al-Quran atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambaran yang
menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
Al-Quran Sebagai Sumber Utama
Ajaran Islam
6. Kisah atau Sejarah

Al-Quran juga berisi kisah-kisah mengenai orang-orang yang terdahul baik yang mengalami
kebinasaan akibat tidak taat kepada Allah swt ataupun kisah-kisah orang yang mendapatkan
kejayaan karena ketaatannya kepada Allah SWT. Kisah-kisah tersebut agar bisa menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang sesudahnya.
Jenis-jenis kisah dalam Al-Quran, diantaranya:
1. Kisah para nabi yang mengandung dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang
memperkuat dakwahnya, Sikap-sikap orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan
perkembangannya, serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan
golongan yang mendustakan. Misalnya kisah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Harun,
Nabi Isa, Nabi Muhammad, dan nabi-nabi serta rasul lainnya.
2. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan
orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Misalnya kisah orang yang keluar dari
kampung halaman, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati, kisah talut dan jalut, dua
putra Adam, penghuni gua, Zulkarnaen, orang-orang yang menangkap ikan pada hari sabtu,
Al-Quran Sebagai Sumber Utama
Ajaran Islam

3. Maryam, dan lain-lain.


4. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah,
seperti perang badar dan perang uhud dalam surah Ali-Imron, perang tabuk dalam surat At-
Taubat, perang ahzab dalam surat al-Ahzab, hijrah, Isra Miraj, dan lain-lain.
Al-Quran Sebagai Sumber Utama
Ajaran Islam
5. Sejarah Pembukuan Al-Quran

Sungguh sangat beruntungnya ummat Islam di seluruh dunia pada


zaman ini karena mash bisa membaca mushaf Al-Quran secara
lengkap. Jika saja pada zaman nabi Al-Quran tidak dibukukan atau
tidak dibuat mushaf, mungkin ummat Islam yang hidup di zaman
modern ini tidak akan mendapatkan petunjuk lewat mushaf Al-
Qur'an.
Namun, atas kuasa-Nya dan atas amanah yang ditunaikan dengan
baik oleh para sahabat dan juga tabi innya semua hal yang
ditakutkan pun tidak terjadi. Proses sejarah pembukuan Al-Quran
dilakukan dalam beberapa periode. Seperti yang akan dibahas
pada kali ini mengenai sejarah pembukuan Al-Qur'an.
Al-Quran Sebagai Sumber Utama
Ajaran Islam
5. Sejarah Penulisan Al-Quran

Awal Mula
Pada masa Abu Bakar, Al-Qur'an ditulis dalam satu mushaf dengan urutan
ayat dan surah yang sudah tertata rapi. Namun, mushaf ini masih polos tanpa
tanda baca, harakat (baris), nama surah, tanda waqaf, juz, hizb, dan lain
sebagainya.
Perjalanan Menuju Penyempurnaan
Seiring waktu, para ulama terdahulu berikhtiar untuk memudahkan umat
Islam dalam membaca dan memahami Al-Qur'an. Dimulai dari:
Hajjaj bin Yusuf: Berusaha menambahkan tanda baca, namun ditolak
karena kekhawatiran melanggar syariat.
Abu Aswad: Menambahkan titik pembeda untuk huruf-huruf Hijaiyah yang
dikenal sebagai titik i'rab
Nashr bin Ashim dan Yahya Bin Yamur: Memperkaya mushaf dengan
Naqtul i'jam.
Al-Quran Sebagai Sumber Utama
Ajaran Islam

5. Sejarah Penulisan Al-Quran

Puncak Penyempurnaan:
Pada masa Abbasiyah, Imam Al Khalil Ahmad binal Farohi tampil sebagai
pencetus rumusan tanda baca Al-Qur'an yang masih kita gunakan hingga
saat ini. Rumusannya meliputi:
Harakat: Fathah, kasrah, dammah, dan sukun.
Tanda Waqaf: Untuk menentukan tempat berhenti saat membaca.
Tanda Baca Lainnya: Juz, hizb, rubu', tsumun, tanda ayat sajadah,
penomoran ayat, dan tanda bacaan tertentu seperti isymam dan imalah.
Nilai Al-Quran
dalam LINGKUNGAN
ahlak mahmudah terhadap diri
PENDIDIKAN sendiri
Akhlak mahmudah adalah akhlak terpuji Semangat Belajar, Mandiri, Jujur, dan
yang selaras dengan nilai-nilai Islam. peduli terhadap sesama.
Dalam lingkungan pendidikan, akhlak
mahmudah terhadap diri sendiri penting ahlak mahmudah terhadap
untuk membangun karakter dan sesama manusia
kepribadian siswa yang Islami dan
berprestasi. Saling menghargai, saling menghormati,
dan saling menyanyangi
ahlak mahmudah terhadap Allah
Ikhlas Mencari Ilmu, Tawadhu,
Disiplin dan Tanggung Jawab.
Nilai Al-Quran
dalam LINGKUNGAN
PENDIDIKAN Dalam berhati-hati itu kita akan
mendapatkan keseriusan dalamm
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu mempelajari suatu ilmu.
yang tidak kamu ketahui. Karena
pendengaran, penglihatan dan hati Menghargai ilmu pengetahuan adalah
nurani, semua itu akan diminta salah satu kunci untuk mencapai
pertanggungjawabannya.” kesuksesan dalam hidup. Dengan
(QS. 17:36) menghargai ilmu pengetahuan, kita
dapat menjadi pribadi yang bermanfaat
Menghargai Ilmu Pengetahuan bagi diri sendiri, orang lain, dan bangsa
Ayat diatas meningatkan kita untuk berhati- negara.
hati dalam menerima informasi dan ilmu
pengetahuan, tidak mengikuti sesuatu yang
tidak diketahui kebenarannya. Menyadari
bahwa pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani akan dimintai pertanggungjawaban
di akhirat.
Nilai Al-Quran
dalam LINGKUNGAN
keluarga nilai-nilai Al-Quran dalam lingkungan
keluarga sebagai :
Di dalam lingkungan keluarga, anak
pertama-tama Kewajiban mempersiapkan anak-cucu
mendapatkan berbagai pengaruh (nilai). sebagai generasi penerus agar jangan
Oleh karena itu, keluarga merupakan ditinggalkan dalam keadaan lemah.
lembaga pendidikan tertua yang bersifat (QS. An-Nisa: 4)
informal dan kodrati.
Pendidikan dimulai dari keluarga.
(QS. At-Tahriim: 6)
Ayah dan ibu dalam keluarga sebagai
pendidiknya, dan anak si terdidiknya. Jika Perintah bersyukur dan penanaman tauhid.
karena suatu hal anak terpaksa tidak (QS. Lukman: 12-16)
tinggal dilingkungan keluarga yang hidup
bahagia, anak tersebut masa depannya Doa untuk diberi keturunan yang
akan mengalami kesulitan-kesulitan baik melanjutkan kepemimpinannya.
di sekolah, masyarakat, maupun kelak (QS. Maryam: 1-6)
sebagai suami istri di dalam lingkungan
keluarga.
Nilai Al-Quran dalam
Memiliki orientasi ke depan (visioner)
LINGKUNGAN pekerjaan
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
Menghargai waktu kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
"Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
kerugian, kecuali mereka yang beriman dan saling sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
menasihati dalam kebenaran dan kesabaran". (QS. Al- kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
Asr: 1-3)

Memiliki budaya kerja keras Memiliki networking dan akses yang luas
(silaturahim)
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
(Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang seorang diri, dan dari padanya Allah
telah kamu kerjakan". (QS. At-Taubah: 105) menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya
Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
Memiliki harga diri tinggi perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain,
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di dan (peliharalah) hubungan silaturahim.
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
lagi Maha Mengenal." (QS. Al Hujurat: 13) mengawasi kamu" (QS An-Nisa: 1)
thank You

Anda mungkin juga menyukai