Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani.
Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits. Selain dari
kitab Allah yang dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga bisa berpedoman
pada Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran firman Allah SWT
yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.
Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain atau wajib bagi
seluruh warga muslim di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti defenisi, kitab Allah
SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui
rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang  yang
mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran disebut orang-orang murtad.
Sebagaimana kita ketahui, Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt berarti menyakini adanya
kitab-kitab yang diturunkan kepada Rasul dan Nabi untuk disampaikan kepada Umat
Manusia. Maka dari itu kita harus wajib berpedoman kepada kitab-kitab yang diturunkan oleh
Allah Swt kepada nabi dan rasul-Nya supaya untuk mendapatakan kebahagiaan di dunia
maupun diakhirat.
B.     Rumusan Masalah
Adapun yang rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian, fungsi, dan isi kitab-kitab allah dalam lintasan sejarah?
2. Bagaimana fungsi al-qur’an secara khusus pada kitab-kitab allah yang diturunkan
Allah sebelumnya?
3. Bagaimana cara dan sikap mengimani al-qur’an secara teoritis dan praksis?
C.    Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun yang menjadi tujuan dari pada pembuatan makalah yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian, fungsi, dan isi kitab-kitab allah dalam lintasan sejarah.
2. Mengetahui fungsi al-qur’an secara khusus pada kitab-kitab allah yang diturunkan
Allah sebelumnya.
3. Mengetahui cara dan sikap mengimani al-qur’an secara teoritis dan praksis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Fungsi, dan Isi Kitab-kitab Allah dalam Lintasan Sejarah

Kitab menurut bahasa (etimologi) artinya tulisan. Kata kitab berasal dari bahasa arab
(kataba-yaktubu-kitabatan-kitaban) yang artinya tulisan, arti kitab secara istilah adalah tulisan
wahyu pada lembaran-lembaran yang terkumpul menjadi satu bentuk buku. Adapun arti iman
kepada kitab Allah adalah percaya dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab
itu berisi firman-firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya sebagai
pedoman hidup manusia agar dapat membedakan yang hak dan yang bathil, antara yang baik
dan buruk dan antara yang halal dan haram.

Adapun kitab-kitab yang tercatat pada al-Qur’an adalah:


1. Kitab Taurat

Taurat berasal dari bahasa ibrani, dalam agama adalah syariat, diturunkan kepada
Nabi Musa AS, dibukit Tursina ketika Nabi Musa beribadah sebagai mana yang telah
dilakukan oleh para nabi sebelumnya, sebagai pedoman dan petunjuk bagi kaum bani isroil,
hal ini sesuai dengan firman Allah SWT artinya : Dan kami berikan kepada Musa kitab
(taurat), dan kami jadikan kitab taurat itu petunjuk bagi bani isroil. (dengan firmannya); “
janganlah kamu mengambil penolong selain aku”. (Al-qur’an, surat Al-Isro: 2). Beberapa
hukum agama menerangkan tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW, sebagai rasul
terakhir. Beberapa hukum agama dalam Kitab Taurat tersebut tidak berlaku lagi setelah
diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab Taurat berisi petunjuk
kebenaran yang dapat dijadikan pedoman untuk memutuskan perkara yang dihadapi oleh
orang-orang Yahudi pada saat itu.

Isi pokok kitab taurat dikenal dengan sepuluh hukum perintah Tuhan, baik berupa
larangan dan perintah yang sesuai dengan tempat dan kondisi saat itu. Sepuluh hukum dalam
kitab taurat yaitu:

a. Menjelaskan aqidah yang benar yaitu mengesakan Tuhan.


b. Larangan menyebut nama Allah dengan main-main.
c. Memuliakan hari sabtu.
d. Menghormati kedua orang tua.
e. Larangan mencuri.

2
f. Larangan membunuh manusia.
g. Larangan berbuat syieik.
h. Larangan melakukan zinah.
i. Larangan menjadi saksi palsu.
j. Larangan memiliki keinginan atas hak orang lain.

2. Kitab Zabur

Zabur artinya tulisan. Kitab Zabur diberikan kepada Nabi Daud a.s. Kitab yang
diberikan kepada Nabi Daud a.s berbahasa Qibti. Turunnya Kitab Zabur diterangkan dalam
firman Allah SWT. Surah An-Nisa ayat 163. Kitab Zabur berisi tentang beberapa zikir,
pengajaran, dan hikmah. Isi Kitab Zabur merupakan petunjuk atau wahyu dari Allah dan
berlaku pada umat Bani israil. Kitab zabur berisi nyanyian, pujian kepada Allah atas segala
rahnatnya, juga berisi dzikir, doa, nasihat dan hikmat-hikmat. Sedangkan syariatnya
mengikuti syariat yang ada dalam kitab taurat. Menurut orang yahudi dan nasrani kitab zabur
sekarang ada pada kitab perjanjian lama yang terdiri dari 150 pasal. (Q.S. Al-isro: 55 )

3.Kitab Injil

Kitab suci Injil diberikan kepada Nabi Isa a.s putra Maryam. Kitab injil berbahasa
Yunani yang dalam bahasa Arabnya berarti Albisyarah atau kabar gembira. Kitab Injil
diturunkan sebagai pedoman untuk menyatakan keyakinan terhadap Allah SWT. Kitab Injil
berisi tentang keterangan dan ajaran-ajaran yang membenarkan atau memperkuat ajaran yang
terdapat dalam kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat dan Zabur.Kitab injil isinya sama
dengan kitab taurat, tetapi ada yang harus diralat yaitu yang tidak sesuai dengan peradaban
masa itu. Dan ada penambahan isi dalam kitab injil yaitu tentang berbuat baik sesame
manusia (kasih saying). Allah berfirman : Artinya : Dan kami iringkan jejak mereka (nabi-
nabi bani isroil) dengan isa putera maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu
taurat dan kami telah memberikan kepadanya kitab injil, sedang didalamnya ada petunjuk dan
cahaya (yang menerangi). (Q.S. Al-Maidah: 46 )

4. Kitab Al-Qur’an

Pedoman umat Islam adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan petunjuk untuk orang yang
bertakwa atau hudal lil muttaqin. Al-Qur’an adalah Kitab suci terakhir yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah Kitab suci yang berbahasa Arab. Menurut
bahasa, Al-Qur’an artinya bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah, Al-Qur’an adalah kalam

3
atau firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dalam bentuk
wahyu. Peristiwa turunnya Al-Qur’an yang pertama kali ini disebut Nuzulul Quran artinya
turunnya Al-Qur’an yang pertama.

Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir, isinya meliputi kitab-kitab terdahulu dan
melengkapi aturan-aturan yang belum ada. Pada dasarnya kitab-kitab Allah sebelum kitab Al-
Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad, seperti sebuah anak sungai yang mengalir
menuju suatu aliran sungai besar. Kemudian dari sungan besar itu mengalir menuju
kesamudera luas. Jadi risalah Nabi Muhammad saw, mencakup seluruh aspek yang ada dalam

kitab-kitab sebelumnya.

Isi Kandungan Al-Qur’an sampai akhir zaman kandungan Al-qur’an berlaku untuk semua
manusia dan untuk semua golongan. Diantaranya memuat tentang :

1. Ketauhi dan (pengesaan Allah) atau disebut juga Aqidah.


2. Cara-cara mengabdi kepada Allah (Fiqih).
3. Tata krama kehidupan sehar-hari (Akhlak).
4. Mengandung Ilmu Pengetahuan.
5. Kabar gembira bagi yang beriman dan peringatan bagi yang kafir.
6. Menata soal kedamaian dalm kehidupan bermasyarakat.
7. Sejarah orang-orang terdahulu.

Surat yang menjelaskan tentang hubungan dengan lintasan sejarah dalam kitab-kitab
Allah Swt ialah ( QS: Al-Maidah ayat 41-48). Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah
dalam lintas sejarah yaitu sebagai berikut:

a. Mempertebal keimanan kepada Allah Swt.


b. Memperkuat keyakinan seseorang terhadap tugas nabi Muhammad Saw.
c. Menambah ilmu pengetahuan.
d. Menanamkan sikap tolenransi terhadap pengikut agama lain.
e. Meningkatkan kualiatas kehidupan pribadi.
f. Membangun kehidupan bermasyarakat.
g. Menjalin kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
h. Sebagai pedoman hidup manusia dan sumber hokum manusia, agar mencapai
kebahagiaan dunia akhirat.

4
i. Menentramkan jiwa (bathin) yang percaya kepada wahyu Allah (Al-kitab). Karena
banyak hal yang tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan dan akal fikiran manusia,
tetapi wahyu Allah dapat menjawab persoalan-persoalan yang kita hadapi.

B. Fungsi Al-Qur’an Secara Khusus Pada Kitab-kitab Allah yang diturunkan Allah
Sebelumnya.

Dalam hubungannya dengan Kitab-Kitab Suci yang diturunkan Allah sebelumnya,


maka Al-Qur’an berfungsi sebagai:

1. Nasikh, baik lafazh maupun hukum, terhadap Kitab-Kitab sebelumnya. Artinya semua
Kitab Suci terdahulu dinyatakan tidak agi berlaku.
2. Muhaimin, atau batu ujian terhadp kebenaran Kitab-Kitab yang sebelumnya. Artinya
Al-Qur’an lah yang jadi korektor terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
Kitab-Kitab sebelumnya.
3. Mushaddiq (menguatkan kebenaran-kebenaran) para Kitab-Kitab Allah sebelumnya,
seperti Taurat dan Injil yang membawakan petunjuk Allah dan cahaya kebenaran
(ayat yang saama).

Al-Quran memuat dan menerangkan tujuan puncak umat manusia dengan bukti-bukti
kuat dan sempurna. Dan tujuan itu akan dapat dicapai dengan pandangan realistik terhadap
alam, dan dengan melaksanakan pokok-pokok akhlak dan hukum-hukum perbuatan. Al-
Quran menggambarkan tujuan ini secara sempurna. Di tempat lain, setelah menyebutkan
Taurat dan Injil, Allah berfirman:

Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan
batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu,
Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki,niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, “
(QS Al-Maidah:48).

5
Dan selanjutnya mengenai bahwa al-qur’an meliputi segala sesuatu ialah Allah
berfirman sebagai berikut:

Artinya: “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang
saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi
atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri..”(QSAn-Nahl:89).

Pada dasarnya dari ayat-ayat yang diatas ialah bahwa Al-Quran mengandung
kebenaran-kebenaran sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab-kitab samawi yang lain,
disertai beberapa tambahan, dan di dalamnya terdapat segala sesuatu yang dibutuhkan
manusia dalam perjalanannya menuju kebahagiaan yang diinginkannya, termasuk dasar-dasar
akidah dan perbuatan.

C. Cara dan Sikap Mengimani Al-Qur’an Secara Teoritis dan Praksis

Beriman kepada Kitab Allah SWT adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah
menurunkan wahyu berupa Kitab kepada para Rasul dengan Kitab tersebut mengandung
makna berupa larangan-larangan perintah Allah, apa-apa yang diwajibkan dilaksanakan, yang
berguna untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar, agar dapat menggapai suatu
kebahagiaan didunia dan akhirat.
Sepertihalnya contoh pada Q.S An-Nisa Ayat 136 yang artinya : “Wahai orang-orang
yang beriman ! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhamad) dan kepada Kitab
(Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya.
Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya,
dan hari kemudian, maka sesungguhnya, orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. an-
Nisa’4/136).
Pada hakikatnya orang hidup memerlukan aturan dan pedoman, Aturan yang dibuat
manusia disebut undang-undang atau tata tertib. Undang-undang atau tata tertib itu hanya
mengatur kehidupan dunia, sedangkan aturan atau pedoman yang mengatur kehidupan
didunia dan akhirat disebut kitab suci. Oleh sebab itu, dengan diturunkannya Al-Qur’an,
manusia mendapat pegangan hidup yang benar dan terhindar dari hal yang tidak benar.
1. Beriman kepada Al-Qur’an
Beriman kepada Al-Qur’an, berarti ia juga harus mengimani kitab-kitab terdahulu
sebelum datangnya AL-Qur’an. Kitab-kitab itu adaah Taurat, Zabur dan Injil. Karena Kitab-

6
kitab itu mengalami banyak perubahan, akhirnya Al-Qur’an menjadi penyempurna dari kitab-
kitab sebelumnya.
Belum dikatakan beriman kepada Al-Qur’an sebelum ada 3 hal dalam dirinya, ciri-ciri
nya adalah:
a. Berhukum dengan Al-Qur’an (At-Tahkim)
b. Tidak ada paksaan dalam mengamalkan isi Al-Qur’an (‘Adamul Haraj)
c. Pasrah pada semua perintah Al-Qur’an (Taslim).
Sedangkan untuk mengimani Al-Qur’an, perlu proses yang terus-menerus dan
berkelanjutan. Ada 5 hal yang harus dilakukan terhadap Al-Qur’an sehingga nantinya ia bisa
menguasai Al-Qur’an dengan baik dan benar. 5 hal itu bisa disingkat menjadi 5-M:
1. Mempelajari Al-Qur’an dengan mempelajari ilmu-ilmu dasarnya seperti:
a. Ilmu tetang cara membaca Al-Qur’an (Tajwid)
b. Ilmu Bahasa Al-Qur’an (bahasa Arab)
c. Ilmu Kaidah tulisan Al-Qur’an (Khat)
d. Ilmu tentang seni membaca Al-Qur’an (Tilawah)
e. Ilmu tentang perbedaan cara-cara membaca Al-Qur’an (Gharaibul Ayat dan Qira’ah
Sab’ah.
f. Ilmu tentang sebab-sebab turunnya Ayat (Asbabun Nuzul)
Dengan mempelajari beberapa ilmu dasar di atas, diharapkan setiap muslim siap
dalam membaca Al-Qur’an dengan baik, benar, fasih, serta berpengetahuan.

2. Membaca
Ketika ia sudah tahap membaca, maka secara otomatis, ia sudah harus betul
bacaannya, adabnya sudah tertata, paham sedikit banyak tentang arti ayat-ayat Al-Qur’an,
bacaannya bernada indah dengan kaidah yang benar, paham tulisan yang salah dan benar
serta tahu ayat yang dibacanya itu diturunkan sebab ada kejadian apa saja. Pada tahapan ini,
ilmu tambahan yang harus ia pelajari serta amalan-amalan harian agar lebih baik
bacaannyanya adalah:

a. Mempelajari beberapa Tafsir yang terpercaya


b. Mempelajari sejarah Nabi dan sahabat Ahli Al-Qur’an seperti Ibnu Mas’ud, dll.
c. Mempelajari Ilmu-ilmu Al-Qur’an, seperti ayat-ayat yang jelas artinya dan ayat-ayat
yang masih samar-samar.

7
d. Mempunyai target membaca maksimal dalam satu bulan hatam dengan cara membaca
1 juz per hari.
e. Berdo’a pada ayat-ayat yang mengandung nikmat dan adzab.
f. Melakukan sujud tilawah pada 15 ayat dalam Al-Qur’an yang telah ditentukan
Rasulullah untuk bersujud.
g. Melakukan Talaqqi (mengecek bacaannya kepada guru ahli yang bersanad sampai
pada Rasulullah secara berhadapan langsung).
h. Mulai mempelajari hadits Nabi Muhammad sebagai penjelas maksud Al-Qur’an.

Dengan pendalaman ilmu-ilmu di atas serta amaliyah harian tersebu. Ialah menjadi
semangkin berkualitas bacaan serta keilmuan islamnya.

3. Mentadabburi

Nomor ini berhubungan erat dengan nomor-nomor selanjutnya. Tadabbur adalah


merenungkan ayat-ayat yang ia baca. Dengan berbekal ilmu-ilmu diatas serta penguasaan
bahasa Arab yang baik, insya Allah ia bisa merenungkan dengan bagus dan bisa membuka
hati dan pikirannya untuk menerima ayat-ayat Allah. Dalam Tadabbur ini, ada 10 langkah
kunci untuk merenungkan Al-Qur’an dari Syeikh Khalid Ibnu Abdul Karim al-Lahm,
terkumpul dalam kalimat: ‫ ترتاج‬I ‫ إلصالح‬Inilah perinciannya:

1. (‫ق )قلب‬,Hati. Inilah alat untuk memahami Al-Qur’an. Hati harus bersih.
2. (‫ أهداف‬,‫أ )أهمية‬,Memunculkan tujuan dan maksud membaca Al-Qur’an. Mengapa kita
membaca Al-Qur’an.
3. (‫ص )صالة‬,Sholat. Membaca Al-Qur’an dilakukan waktu Sholat.
4. (‫ل )ليل‬,Malam. Membaca AL-Qur’an dalam sholat dilakukan pada malam hari.
Disanalah waktu bersih, tenang, fokus.
5. (‫أ )أسبوع‬,Seminggu. Maksudnya, mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an setiap minggu,
meskipun 1 minggu 1 juz.
6. (‫ح )حفظ‬,Menghafal. Membacanya secara dihafal sehingga terjadi fokus dan membekas
kuat di hati.
7. (‫ت )تكرار‬,Mengulang-ulang.
8. (‫ر )ربط‬,Mengikat. Artinya mengikat ayat-ayat dan dihubung-hubungkan dengan fakta
hidup sehari-hari.

8
9. (‫ل و ترتيل‬oo‫ت )ترس‬,Tartil dan tidak tergesa-gesa. Karena tergesa-gesa tidak mendapat
kebaikan dan manfaat ketika membacanya.
10. (‫ج )جهر‬,Nyaring, lantang, keras. Hal ini untuk menguatkan pendengaran dan agar
lebih fokus.

4. Mengamalkan

Ketika seseorang telah melaksanakan ta’lim (belajar), membaca secara tertil dan
mentadabburinya, kewajiban selanjutnya seorang muslim harus mengamakan apa yang
dibacanya. Bahkan ini tidak bisa dipisahkan. Para sahabat setelah membaca, mengkaji dan
merenungkan ayat yang ia baca, langsung ia praktekkan dengan jiwa keimanan yang tinggi.
Amalan ini secara otomatis menjadi aktivitasnya sehari-hari. Ia Berakhlak seperti Al-Qur’an
sebagaimana yang Rasulullah ajarkan. Ada 2 hal yang harus melandasi amalan setiap muslim,
yaitu:
a. Taslim. Artinya seluruh amalnya harus karena Allah semata, tidak karena orang tua,
guru, teman, dan lain sebagainya.
b. Ittiba’. Artinya amalan itu harus sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah
Saw. Tidak boleh membuat amalan sendiri yang tidak berdasar jelas.
Mengamalkan berarti juga mengajarkannya kepada teman-teman, seluruh muslimin
yang belum bisa Al-Qur’an, sehingga ilmu kita bisa terus terpelihara.

5. Menjaga
Setelah semua dilakukan, tugas kita adalah menjaga Al-Qur’an agar tidak disalah
gunakan, disalah tafsirkan oleh orang-orang yang kurang ilmu Al-Qur’annya. Jangan sampai
Islam dirusak oleh orang Islam sendiri. Kita harus mendakwahkannya supaya Al-Qur’an
selalu terjaga kemurnian ilmunya sampai hari kiamat kelak. Disamping itu, salah satu
penjagaan terhadap Al-Qur’an adalah dengan menghafalkan Al-Qur’an sampai dengan
Qiraah 7 yang bermacam-macam bacaannya (disebut Qira’ah Sab’ah) sehingga kita bisa
mendapat syafaat.
Beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan sikap mental dan perasaan. Oleh sebab
itu, mengatur hakikat seseorang beriman atau tidaknya kepada kitab-kitab Allah, hanya Allah
Rabb Yang Maha Mengetahui segala yang gaib dan nyata. Orang yang beriman kepada kitab
Allah tentu pasti akan membuktikan keimanannya dengan sikap dan perilaku yang dapat

9
diketahui oleh pancaindra manusia. Berikut dibawah ini adalah sikap perilaku beriman
kepada kitab Allah SWT, yaitu :
a. Mengetahui dan menghormati kedudukan kitab-kitab Allah sebelum Al-Qur’an, yang
dijadikan pedoman hidup oleh umat-umat sebelum Nabi Muhammad (Al-Qur’an).
b. Meyakini dan mengakui bahwa kitab suci Al-Qur’an merupakan kitab yang paling
utama dan paling akhir yang diturunkan karena Al-Qur’an membenarkan kitab-kitab
sebelumnya.
c. Mengakui dan meyakini bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup, bukan hanya untuk
bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman.
d. Menjalani hidup hanya untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana Al-Qur’an
menegaskan bahwa tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah.

BAB III

10
PENUTUP

A. Kritik

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT. Adalah mengakui, mempercayai dan meyakini bahwa
Allah SWT telah menurunkan kitab kepada para nabi dan Rasul-Nya yang berisi ajaran Allah
SWT. Untuk di sampaikan kepada umatnya masing-masing. Mengimani kitab Allah SWT,
wajib hukumnya. Mengingkari salah satu kitab Allah SWT sama saja mengingkari seluruh
kitab-kitab Allah SWT dan mengingkari para Rasul-Nya, malaikat dan mengingkari Allah
SWT sendiri.

B.     Saran 

Dari sumber yang diperoleh akhirnya penulis ingin menyampaikan saran kepada
pembaca bila akan menyampaikan :

1.      Kita harus memahami sumber terlebih dahulu agar saat menyampaikan tidak akan
keliru

2.      Saat menyampaikan kita harus tahu banyak tentang iman kepada kitab-kitab Allah SWT
dalam ajaran islam. Sekian dan terima kasih

11
12

Anda mungkin juga menyukai