INTRIDUCTION
A. Latar Belakang
Semen putih adalah semen berkualitas tinggi yang dapat diaplikasikan untuk
keperluan dekorasi interior dan eksterior serta melapisi sambungan nat keramik,
profil, dan lainnya. Selain lebih putih, produk semen putih memiliki banyak
keunggulan seperti lebih efisien, lebih lengket dan lebih kuat.
B. Identifikasi masalah
Adapun beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Ada potensi permintaan yang lebih tinggi untuk semen putih di pasar.
2. Ada persaingan antara perusahaan semen untuk meningkatkan jenis semen
yang diproduksi.
3. Pengembangan produk untuk mortar.
C. Batasan masalah
Berdasarkan pada pembahasan di atas, maka akan dibatasi pada bagaimana
potensi permintaaan untuk semen puith, persaingan antar perusahaan, dan
pengembangan produk untuk mortar.
Hal tersebut berkaitan dengan jumlah persediaan bahan baku serta proses
pengujian yaitu sebagai berikut :
1. Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Batu kapur dari Tuban.
b. Gypsum berasal dari petrokimia.
c. Terak putih dari Tuban.
2. Pengujian di Laboratorium kimia Gresik
a. Uji kimia : uji kandungan MgO, SO3, Fe2O3, LOI.
b. Uji fisika : derajat warna.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Signifikasi Penelitian
Semen putih adalah semen hidrolisis yang berwarna putih dan diproduksi
dengan menggiling semen Portland putih terak yang sebagian besar terdiri dari
kalsium, silikat, dan tanah bersama dengan aditif dalam bentuk satu atau lebih bentuk
kristal dari senyawa kalsium sulfat. White Cement adalah semen tanpa konten C4AF,
biasanya untuk tujuan artistik. Semen putih dibuat untuk tujuan dekoratif, bukan
untuk tujuan konstruktif. Semen Portland Putih juga dapat digunakan untuk semua
keperluan dalam pembuatan mortar dan beton yang tidak memerlukan persyaratan
khusus, kecuali warna putih.
B. Penelitian Sebelumnya
Pada penelitian sebelumnya proporsi yang baikuntuk gypsum, batu kapur dan
terak putih dalam pembuatan semen putih adalah proporsi pada sampel 1, yaitu
gypsum 7% , batu kapur 4% dan terak putih 89% karena hasil uji dalan sampel 1
III. METODOLOGI
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif.
B. Data Awal
Proporsi yang baik untuk gypsum, batu kapur dan terak putih dalam
pembuatan semen putih adalah gypsum 7% , batu kapur 4% dan terak putih
89% . Sedangkan nilai LOI sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI)
adalah maksimal 5,0%. Dimana berdasarkan limit semen putih, presentase
kadar SO3 adalah
1,0-1,8% SO3 (SNI 15-2049- 1994)
C. Alat dan Bahan
Alat
a. Mesin grinding
b. Timbangan
c. Gelas beaker
d. Neraca analitik
e. Eksikator
f. Penjepit cawan
g. Furnace
h. Cawan
Bahan
a. Gypsum
b. Batu kapur
c. Terak putih
D. Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu
metode yang digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat satu dengan yang lain
dan membandingkan hasilnya. Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan:
Tahap Persiapan Benda Uji
Tahap persiapan benda uji merupakan suatu tahapan dimana segala
sesuatu yang berkaitan dengan pembuatan benda uji harus dipersiapkan.
Tahapan ini berisi tentang persiapan alat, bahan, tempat, penentuan mix
design dan teknis pelaksanaan.
Tahap Pembuatan Benda Uji
Benda uji yang dibuat adalah semen putih dengan variasi perbedaan
prosentase kandungan gypsum dan batu kapur dalam semen putih.
Tahap Perawatan Benda Uji
Setelah semen putih selesai dibuat, maka semen putih diuji agar
mempunyai kualitas yang baik.
Tahap Pengujian Benda
Pengujian semen putih dilakukan untuk mengetahui nilai LOI dan % SO3
yang ada pada kandungan semenputih pada tiga jenis sampel yang kandungan
gypsum dan batu kapurnya berbeda
Oktober November
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan bahan
baku
Pengujian bahan
baku
Pembuatan semen
putih
Pengujian semen
putih
V. REFERENSI
Ariefrvi.blogspot.com/2013/07/makalah-tentang-semen-portland.html?m=1
Noviar, D. 2002. Analisis Fisika Semen Portland, Tugas Akhir. Akademi Analisis
Kimia.Bogor .Hal. 27
Alfabeta