Al-Qur’an itu di turunkan ke langit dunia dalam 20 kali lailatul qadr dalam 20 tahun
atau 23 kali lailatul qadr dalam 23 tahun atau 25 kali lailatul qadr dalam 25 tahun.
Pada tiap-tiap malam diturunkan ke langit dunia tersebut, sekedar yang hendak di
turunkan dalam tahun itu kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara berangsur-
angsur.
Adapula pendapat bahwa Al-Qur”an di turunkan tiga kali dalam tiga tingkat :
Al-Qur’an diturunkan dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari
malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi sampai 9 dhulhijjah Haji wada’ tahun
63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H. Permulaan turunnya Al-Qur’an ketika Nabi SAW
bertahannus (beribadah) di Gua Hira. Pada saat itu turunlah wahyu dengan perantara
Jibril Al-Amin dengan membawa beberapa ayat Al-Qur’an Hakim. Surat yang pertama
kali turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Sebelum wahyu diturunkan telah turun
sebagian irhas (tanda dan dalil) sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori
dengan sanad dari Aisyah yang menunjukkan akan datangnya wahyu dan
bukti nubuwwah bagi rasul SAW yang mulia. Diantara tanda-tanda tersebut adalah mimpi
yang benar di kala beliau tidur dan kecintaan beliau untuk menyendiri dan berkhalwat di
Gua Hira untuk beribadah kepada Tuhannya.
Proses turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW melalui tiga tahap, yaitu :
1. Al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke lauh al-mahfuzh yaitu suatu tempat
yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses
pertama ini diisyaratkan dalam Q.S Al-Buruuj : 21-22
”Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al- Qur’an yang mulia. Yang
(tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh”.
Juga dalam Q.S Al-Waqi’ah :77-80
”Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah bacaan yang sangat mulia, Pada Kitab yang
terpelihara (Lauhul Mahfuzh), Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang
disucikan, Diturunkan dari Rabbil ‘alamiin.
2. Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Al-Mahfuzh ke Bait Al-Izzah (tempat yang berada di
langit dunia. Diisyaratkan dalam: Q.S Al-Qadar: 1
”Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan”.
3. Al-Qur’an diturunkan dari Bait Al-Izzah ke dalam hati Nabi melalui malaikat Jibril
dengan cara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu ayat, dua
ayat, bahkan kadang-kadang satu surat. Diisyaratkan dalam Surat Ass-Syu’ara’ 193-
195, “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang
memberi peringatan, Dengan bahasa Arab yang jelas”.
Ayat-ayat tersebut diturunkan ketika Rasulullah SAW. Berada di gua Hira, yaitu
disebuah gua di Jabal Nur, yang terletak kira-kira 3 mil dari kota Mekah. Terjadi pada
malam hari senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari usia Rasulullah 13 tahun
sebelum hijriah, bertepatan dengan bulan juli tahun 610 M. malm turunnya Al-Qur’an itu
disebut”lailatul qadr”atau “lailatul mubarakah” yaitu suatu malm kemulian dan
keberkahan hal ini termaktub didalam Al-qur’an sebagai berikut:
Bahwasanya kami telah menurunkannya (Al-qur’an pertama kali) pada malm lailatul
qadr (QS. Al-Qadr ayat 1).
w َنw يw ِرw ِذw ْنw ُمw اwَّ نw ُكw اwَّ نwِ إwۚ w ٍةw َكw َرw اwَ بw ُمw ٍةwَ لw ْيwَ لw يwِ فwُهw اwَ نw ْلw َزw ْنwَ أw اwَّ نwِإ
Saat turunnya al-qur’an pertama kali itu disebut Yaumul Furqan ialah karna Al-
qur’an itu membawa ajaran-ajaran dan hukum-hukum yang jelas, yang memberikan batas
yang terang antara yang haq dan yang bathil, antara yang salah dan benar, dan antara
yang halal dan yang haram.
Di samping itu ada ulama berpendapat yang mengatakan bahwa ayat-ayat al-
qur’an yang pertama kali diturunkan ialah surah al-fatihah. syekh Muhammad Abduh
menguatkan pendapat ini dengan beberapa alasan, yaitu:
Dengan memperhatikan surah al-fatihah itu yang seolah-olah yang mencakup segala
pokok-poko isi al-qur’an itu secara garis besarnya, sehingga apa-apa yang tersebut
dalam surah-surah berikutnya adalah merupakan keterangan perincian bagi pokok-
pokok yang telah disebutkan dalam surst Al-Fatihah itu. Dengan demikian ia
Preambule bagi Alqur’an seluruhnya.
Boleh jadi karena fungsinya sebagai preambule tersebut itu maka nabi
memerintahkan supaya surah al-fatihah itu dicantumkan pada permulaan Al-Qur’an.
Memang ada hadist yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqy dalam kitab ”Dalailun
nubuwwah” yang menerangkan hal itu.
Akan tetapi ada pendapat lain lagi yang menyatakan bahwa ayat yang mula-mula
diturunkan surah Ad-Dhuha. Dan ada pula yang mengatakan ayat yang mula-mula yang
diturunkan surah Al-Mudatstsir. Bahkan ada pula yang mengatakan ayat-ayat surah Al-
muzammil.
3. Masa Terputusnya Wahyu
Apabila kita perhatikan dari riwayat hidup Rasulullah berdasarkan riwayat-
riwayat yang terkuat maka kita akan dapat kesimpulan bahwa ayat yang permulaan yang
diturunkan memanglah lima ayat permulaan surah Al-alaq kemudian ketika surah Al-
mudatstsir. Kemudian setelah itu wahyu mpun terputus, beliau tidak pernah lagi
menerima wahyu dalam waktu yang agak lama. Nabi amat merasa sedih dan gelisah
karna terputusnya wahyu tersebut, karna justru hal itu terjadi pada saat beliau mulai
melaksanakan tugas yang amat berat, dimana beliau memerlukan tuntunan-tuntunan dari
tuhan, apalagi untuk menghadapi rintangan-rintangan dari pihak lawan bahkan timbul
keragu-raguan dalam hati Nabi, apakah Allah benar-benar mengangkat beliau sebagai
Nabi dan Rasul-Nya. Kalau benar, mengapa kini wahyu terputus, justru saat beliau sangat
memerlukan dan merindukannya? Kesdihan, kegelisahan dan kekecewaan itu pada suatu
ketika mencapai puncaknya,dimana beliau merasa ditinggalkan oleh Tuhanya sedemikian
rupa.
Tetapi akhirnya, kesedihan,kekecewaan dan keraguan itu berakhir juga dengan
kembalinya wahyu turun kepada beliau yaitu ayat-ayat surah Ad-duha, yang
menggambarkan dengan jelas betapa hebatnya derita bathin yang beliau tanggung dalam
masa terputusnya masa-masa itu, dan betapa pula Allah menghibur hati Nabi serta
mengingatkan beliau pada masa lampaunya yang dahulunya adalah seseorang yang
melarat lalu diberikan kekayaan. Allah juga mengajarkan kepada Nabi bagaimana harus
bersikap pada anak yatim dan orang yang meminta-minta. Dan bagaimana mensyukuri
nikmat tuhan.
Hal ini memang terjadi. Di samping timbulnya rasa kecewa dan keragu-raguan beliau
tentang kenabian dan kerasulannya, beliau juga mersa rindu untuk mendapat wahyu itu
kembali. Pada saat kerinduan itu begitu hebatnya maka Tuhan menurunkan wahyu
surah Ad-Duha ini. Dengan demikian tentramlah hati beliau bahwa Allah benar-benar
mengangkatnya menjadi Nabi dan Rasul-Nya.
يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو َذرُوا َما بَقِ َي ِمنَ ال ِّربَاإِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمنِين
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkanlah sisa riba - yang belum dipungut -.” (al-Baqarah:278).
b. ‘Abdullah bin ‘Utbah r.a. katanya, ‘Abdullah bin ‘Abbas berkata kepada saya:
“Adakah anda tahu ayat yang terakhir sekali turun? Jawab-ku “tahu” yang
terjemahnya yaitu :
(Apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan) (al-Nasr: 1). Berkata
Ibnu ‘Abbas: “Kamu benar.”
c. Said bin Jubayr mengatakan orang-orang Kufah berselisih tentang ayat,
َّدwwَهُ َوأَعwwَ ِه َولَ َعنwwْب هَّللا ُ َعلَي ِ ا َوغwwَدًا فِيهw ِ َزا ُؤهُ َجهَنَّ ُم خَ الwا ُمتَ َع ِّمدًا فَ َجwwًلْ ُم ْؤ ِمنwwُا َو َم ْن يَ ْقتww َذابًا َع ِظي ًمwwَهُ عwwَل
َ wwَض
“Dan sesiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya ialah Neraka Jahanam, kekal dia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya azab siksa yang
besar.” (An-nisa’:93). Saya menemui Ibn ‘Abbas dan mempertanyakan ayat ini
dan beliau berkata: “Ayat ini adalah ayat terakhir diturunkan dan selepas itu
tidak ada ayat yang menasakhkan ayat ini.”
Pendapat Ubay bin Ka’ab Yusuf bin Mihran meriwayatkan kepada‘Abdullah bin
‘Abbas Ubay bin Ka’ab mengatakan potongan ayat al-Qur,an terakhir diturunkan
ialah,
ِ َعنِتُّ ْم َح ِريصٌ َعلَ ْي ُك ْم أَ ْنفُ ِس ُك ْم ع وف َر ِحي ٌم
َزي ٌز َعلَ ْي ِه َم ْد َجا َء ُك ْم َرسُو ٌل ِم ْن wَ ِبِ ْال ُم ْؤ ِمن
ٌ ين َر ُء
ا ق َ َل
Terjemahnya:
“Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari golongan kamu
sendiri (yaitu Nabi Muhammad SAW,berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan dan kesalamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang mu’min .” (aT-Taubah:128)
Pendapat ‘Aisyah.
Jubayr bin Nufayl berkata, “Aku pergi menemui ‘Aisyah, yang bertanya
kepadaku: Adakah kamu membaca Surah al-Ma’idah? Aku katakan Ya. Dia
berkata: Inilah Surah terakhir yang diturunkan……”
ت ِمنَ ْالهُدَى َو ْالفُرْ قَا ِن ِ َّضانَ الَّ ِذي أُ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُرْ آنُ هُدًى لِلن
ٍ اس َوبَيِّنَا َ ْه ُر َر َم
Ayat ini adalah dalil bahwa Al Qur’an pertama kali diturunkan di bulan Ramadhan.
Sebagaimana ayat lain:
“Sesungguhnya kami turunkan ia (Al Qur’an) di malam lailatul qadr.” (QS. Al Qadr: 1)
ْ َإِنَّا أ
َ َنزلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ٍة ُمب
ار َك ٍة
“Sesungguhnya kami turunkan ia (Al Qur’an) di malam yang penuh keberkahan” (QS.
Ad Dukhan: 3).
Imam Ibnu Katsir memaparkan, “Allah Ta’ala memuji bulan Ramadhan diantara bulan-
bulan lainnya. Yaitu dengan memilihnya sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an Al
Azhim” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/501).
Berdasarkan ayat-ayat diatas maka tidak ada perbedaan dikalangan para ulama
bahwa al-qur’an diturunkan pada malam lailatul qadr. Namun terdapat penjelasan
terhadap ayat-ayat diatas karena secara zahir bertentangan dengan realitas kehidupan
Rasulullah, dimana diturunkan Al-qur’an semala 23 tahun.
Pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama, kemudian dipegang oleh jumhur
ulama, bahwa yang dimaksud dengan turunnya Al-Qur’an dalam ketiga ayat diatas ialah
turunnya Al-Qur’an seklaigus Baitul Izzah di langit dunia untuk menunjukkan kepada
para malaikat-Nya betapa besar masalah ini. Selanjutunya Al-Qur’an diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW secara bertahap selama 23 tahun sesuai dengan peristiwa-
peristiwa yang mengiringinya sejak Beliau diutus sampai wafatnya. 13 tahun di Makkah
dan 10 Tahun di Madinah. Pendapat ini berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih dari
Ibnu Abbas. Antara lain:
“Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu
yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang
paling baik.” (Al-Furqan; 33)
b. Ibnu Abbas berkata, Al-Qur’an itu dipisahkan dari Adz Dzikr, lalu diletekkan di
Baitul Izzah di langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi SAW.
(HR. Al-Hakim).
c. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ia berkata: “Allah menurunkan Al-Qur’an sekaligus
ke langit dunia, pusat turunnya Al-Qur’an secara Gradual lalu Allah menurunkannya
kepada Rasul-Nya sebagian demi sebagian” (HR. AlHakim dan Al-Baihaqi).
d. Menurut Ibnu Abbas, “Al-qur’an diturunkan pada Lailatul Qadr pada bulan ramadhan
ke langit dunia sekaligus; lalu ia turunkan secara berangsur-angsur. (HR. Thabrani)