Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Turunnya Al-Qur'an

M. Ahsanal Kawakibi
2197204002

Jurusan Pendidikan IPA


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Hasyim Asy-‘ari Jombang
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk (hidayah) bagi
seluruh umat manusia. Al-Qur’an wahyu yang di berikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW melalui malaikat Jibril A.S setelah beliau genap berusia 40 tahun. Diturunkan secara
berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Turunnya Al-Qur’an kepada beliau tidak
menentu dari segi waktu dan keadaan. Terkadang diturunkan pada musim panas dan terkadang
diturunkan di musim dingin. Terkadang turun pada waktu malam, tetapi sering pula turun pada
waktu siang hari. Terkadang turun saat beliau berpergian, tetapi sering pula turun saat beliau
tidak dalam berpergian. Itu semua bukan kehendak Rasulullah, akan tetapi kehendak Allah SWT.
Allah SWT lah yang telah mengatur semuanya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka makalah ini di arahkan untuk menjawab beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian Al-Qur'an?
2. Apa maksud Al-Qur'an diturunkan sekaligus dan bertahap?
3. Apa hikmah turunnya Al-qur'an secara berangsur-angsur?

C. Tujuan Penulisan
Suatu kajian ilmiah, tentunya mempunyai tujuan-tujuan penelitian agar bisa menjadi
sebuah penelitian yang baik. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mencoba memberikan pandangan tentang makna atau pengertian Al-Qur’an.
2. Untuk mencoba menjelaskan mengapa Al-Qur'an diturunkan sekaligus maupun
bertahap.
3. Mencoba menjelaskan hikmah dibalik turunnya Al-qur'an yang secara berangsur-angsur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Pengertian Al-Qur’an
Al-Quran sebagai wahyu diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang saat
itu tengah bertempat di Jabal Nur, Gua Hira. Saat itu Rasulullah berusia 40 tahun, 6 bulan, 8 hari
menurut tahun Qamariyah. Awal turunnya Al-Quran ini diawali dengan 5 ayat pertama dari Surat
Al 'Alaq. Peristiwa inilah yang disebut dengan peristiwa Nuzulul Quran yang diperingati setiap 17
Ramadhan dan mengawali sejarah turunnya Al-Qur’an.
Rasulullah SAW menerima wahyu dari tersebut dalam 2 keadaan. Pertama, terdengar
seperti suara lonceng yang berbunyi keras. Kedua, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah dalam
keadaan seperti manusia biasa, yaitu menyerupai seorang laki-laki. Rasulullah yang tengah
sendiri saat itu langsung ketakutan hingga menggigil. Kemudian Rasulullah kembali ke rumah dan
menceritakan pengalaman tersebut kepada Khadijah, istrinya. Sejak peristiwa itu, kemudian Nabi
Muhammad SAW mendapat gelar Rasul.
Al-Qur’an sebagai wahyu Allah Swt. diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. dengan
perantaraan malaikat Jibril as., sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat as-Syu’ara ayat
192-195:
َ ‫ون م َن ْال ُم ْنذر‬
‫ين‬
َ ُ َ َ َْ ََ ُ ‫الر‬
ُ‫وح األم ز‬ َ )192( ‫ي‬
ُّ ‫نزل ب ِه‬ َ‫يل َر ِّب ْال َع َالم ز‬ُ ‫َوإ َّن ُه َل َت ز زن‬
ِِ ِ ‫) عَل قل ِبك ِلتك‬193( ‫ي‬ ِ ِ ِ ِ
‫ز‬
)195(‫ي‬ ُ ٍّ َ َ َ
ٍ ‫) ِب ِلس ٍان عر ِ يب م ِب‬194(
“Dan Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam; dia dibawa turun oleh Al-
Ruh Al-Amin (Jibril); ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan; dengan bahasa Arab yang jelas”.
Ayat di atas menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang dituangkan ke dalam
hati Rasulullah SAW dengan lafadznya berbahasa Arab melalui perantara malaikat Jibril AS.
Maksud diturunkan disini bukanlah turunnya yang pertama kali ke langit dunia, tetapi yang
dimaksudnya adalah turunnya Al-Qur’an itu secara bertahap. Sebagai ungkapan (untuk arti
menurunkan) dalam ayat di atas menggunakan kata “tanzil”. Menurut ahli bahasa antara kata
“tanzil” dengan “inzal” berbeda pengertiannya. Kata “tanzil” berarti turun secara berangsur-
angsur, sedang “inzal” hanya menunjukkan turun atau menurunkan dalam arti umum. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa penurunan Al-Qur’an adalah secara bertahap dan berangsur-
angsur, bukan sekaligus seperti halnya kitab-kitab suci terdahulu.
Dalam pandangan muslim, Al-Qur’an merupakan sebuah petunjuk bagi umat manusia
(hudallinnas) yang meletakkan dasar-dasar prinsipil dalam segala persoalan kehidupan umat
manusia dan merupakan kitab universal. Petunjuk inilah yang menjadi landasan pokok agama
Islam dan berfungsi sebagai pedoman hidup bagi penganutnya serta menjamin kebahagiaan
hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Al-Qur’an memperkenalkan dirinya dengan berbagai
ciri dan sifat. Salah satu diantaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya
dalam pandangan Muslim yang dijamin dan selalu dipelihara oleh Allah.
B. Turunnya Al-Qur'an sekaligus dan bertahap
As-Suyuthi mengutip pendapat al-Qurthuby menyebutkan bahwa turunnya Al-Qur’an
secara sekaligus adalah dari Lauhul mahfuz ke Baitul ‘Izzah di langit pertama. Barangkali hikmah
dan rahasia yang terkandung di dalamnya untuk menyatakan keagungan Al-Qur’an dan
kebesaran bagi penerimanya, serta memberitahu kepada penghuni langit bahwa penutup kitab-
kitab samawy yang akan diturunkan kepada Rasul penutup dari umat pilihan telah berada
diambang pintu dan akan segera diturunkan kepadanya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa sebelum diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW., Al-Qur’an telah tertulis di Lauhul Mahfudz. Kemudian penurunan selanjutnya, Al-Qur’an
itu diturunkan secara lengkap ke Baitul ‘Izzah di langit pertama, dan terakhir diturunkan secara
terpisah dan berangsur-angsur sejalan dengan peristiwa-peristiwa tertentu. Justru itu, tidaklah
tepat bila dikatakan bahwa penurunan Al-Qur’an itu hanya satu malam dan satu bulan, yaitu
bulan Ramadhan saja. Akan tetapi Al-Qur’an diturunkan secara berangasur-angsur di sepanjang
hari dan bulan, bahkan tahun.
Pendapat diatas didasarkan pada hadis dari Ibn Abbas yang diriwaytakan oleh Hakim:
“Al-Quran itu dipisah dipisahkan dari al-Dzikr, lalu diletakkan di Baitul ‘Izaah di langit
pertama, kemudian disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Saw.”.
Berdasarkan hadist danpenjelasan di atas dapat dipahami bahwa penurunan Al-Qur’an
itu ada dua cara; yaitu sekaligus dan secara terpisah (berangsur-angsur). Pengertian turunnya Al-
Qur’an tahap pertama adalah turunnya Al-Qur’an sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah
di langit dunia (langit lapis pertama). Sedangkan yang dimaksud turunnya Al-Qur’an cara kedua
pula adalah turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit dan secara
bertahap, sebagiannya menjelaskan bagian yang lain sesuai dengan fungsi dan kedudukannya,
serta selaras pula dengan kepentingan-kepentingan yang dihadapi Rasulullah dan kaum
muslimin, yang diperkirakan dari permulaan sampai ayat yang terakhir turun.
C. Hikmah Turunnya Al-Qur'an Secara Berangsur-angsur
Dari beberapa ringkasan mengenai sejarah turunnya Al-Qur'an, tampak bahwa proses
turunnya ayat-ayat Al-Qur'an secara berangsur-angsur memiliki makna dan nilai yang signifikan.
Diantaranya menunjukkan bahwa proses turunnya ayat-ayat Al-Qur'an sangat disesuaikan
dengan keadaan masyarakat saat itu, dan bergantung pada kebutuhan dan hajat mereka,
sehingga manakala dakwah Rasulullah saw telah menyeluruh, orangorang berbondong-bondong
memeluk agama Islam. Dan barulah ketika itu berakhir pulalah turunnya ayat-ayat Al-Qur'an,
sebagaimana penegasan dari Allah SWT :
“Hari ini telah Kusempurnakan agamamu dan telah Kucukupkan nikmat untukmu serta telah
kuridhoi Islam sebagai agamamu” (QS 5:3).
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, dimaksudkan sebagai pelajaran bagi umat
manusia yang penuh dengan nilai-nilai pendidikan, dimaksudkan agar umat Islam bisa memahami
latar belakang, kejadian atau fenomena alam untuk dapat dijadikan kajian sebagai pelajaran yang
sangat berharga atas kebesaran dan kekuasaan di alam raya ini. Serta dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan dan analisa singkat di atas, dapat kami simpulkan bahwa sejarah turunnya
Al-Qur’an sangat disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat saat itu. Meskipun Al-
Qur’an adalah sajian samawi, tetapi Al-Qur’an sangat berkepentingan bagi penataan dunia
khususnya umat manusia. Serta sebagai pedoman agar manusia dapat menyerap dan
mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat hablum minanas,
serta tunduk dan patuh kepada Allah SWT dari sisi psikologisnya, sehingga manusia dapat
berkembang untuk bisa menyeimbangkan antara kehidupan dunia sebagai bekal hidup untuk
menuju alam akherat seperti yang telah dicontihkan oleh Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Khaeroni, Cahaya. 2017. Sejarah Al-Qur’an (Uraian Analitis, Kronologis, Dan Naratif Tentang
Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an) Vol. 5 No. 2. Lampung.
Masduki , Yusron. 2017. Sejarah Turunnya Al-Qur’an Penuh Fenomenal (Muatan Nilainilai
Psikologi Dalam Pendidikan) vol.16 no.1. Palembang.
Yasir, Muhammad. 2016. Studi Al-Qur’an. Asa Riau. Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai