Anda di halaman 1dari 8

LEMBAGA PENDIDIKAN MA`ARIF NU

INSTITUT AGAMA ISLAM MA`ARIF NU


(IAIMNU)
METRO – LAMPUNG
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STRATEGI DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM


Disusun Oleh:

1. Wahidah, S.Pd.I. (22122003)


2. Ali Tahan Uji (221220012)

Dosen :

Dr. H. Tulisan, M.Pd.I.

SEMESTER II TAHUN AKADEMIK 2022-2023

Jl. RA Kartini 28 Purwosari Metro Utara, Kota Metro, Lampung

1
STRATEGI DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latarbelakang

            Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi
penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, Dalam konteks ini Indonesia sering
mendapat kritik, karena dianggap masih tertinggal dalam melakukan pengembangan kualitas
manusianya. Padahal dari segi kuantitas Indonesia memiliki sumber daya manusia melimpah yang
mayoritas beragama Islam dan semua masalah ini ada hubungannya dengan metode dan srategi
pendidikan yang kurang baik.

            Oleh sebab itu demi tercapainya tujuan pendidikan islam yang baik maka pada penbahasan
makalah kali ini kami akan membahas bagaimana seharusnya metode dan strategi mendidikan islam
berjalan dengan maksimal sebagaimana yang kita harapkan.       

B.  Rumusan  masalah         

            Masalah pada pembahasan kali ini adalah bagaimana strategi dan metode pendidikan Islam yang
baik serta apa saja jenis strategi dan metode tersebut. Harapannya pada akhirnya nanti dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pendidikan formal ataupun non formal.

C. Tujuan kegiatan

1.       Untuk mengetahui pengertian srtategi dan metode pendidikan Islam

2.      Untuk mengetahui jenis dari setrategi dan metode pendidikan Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi dan Metode

1.       Strategi

        Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan belajar mengajar strategi bisa
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah Strategi biasanya berkaitan dengan taktik (terutama banyak
dikenal dalam lingkungan militer). Dalam proses pendidikan, taktik tidak lazim digunakan, akan tetapi
dipergunakan istilah metode atau tehnik.[1]              

Dalam kamus bahasa Indonesia, strategi merupakan suatu ilmu siasat perang serta akal atau
tipumuslihat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan.[2]

.Secara sempit strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Sedangkan secar aluas strategi pembelajaran dapat berarti sebagai penerapan
semua aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran termasuk didalamnya adalah
perencanaan, pelaksanaandanterhadap proses, hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran.[3]

Menurut Gerlach dan Ely(1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.[4]Jadi,
strategi adalah siasat atau cara penyajian yang dikuasai pendidik dalam mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, agar bahan pelajaran dapat dipahami dan
digunakan dengan baik.

2.      Metode

        Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya
pencapaian tujuan, yakni dalam penyampaian materi pelajaran, sehingga peserta didik mudah
memahami dan menyerap apa yang disampaikan.[5]

Metode atau metoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu metha dan hodos.Metha berarti melalui atau
melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan tertentu. Metode pendidikan Islam adalah cara-cara yang digunakan dalam
mengembangkan potensi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.[6]

Menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang beragam tentang metode :

a.    Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang dilakukan dalam mencapai
suatu tujuan.[7]

3
b.    Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode adalah segala kegiatan yang terarah yang
dikerjakan oleh guru dalam rangka menolong murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang
diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.[8]

Jadi, metode mengajar berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar
peserta didik paham atau mengerti betul dengan yang diajarkan sehingga tercapainya tujuan
pembelajaran.

      B.  Jenis strategi dan metode

Bentuk-bentuk strategi dan metode pendidikan Islam yang relevan dan efektif dalam pengajaran ajaran
Islam adalah :

1.       Keteladanan

        Pendidikan dengan teladan berarti menberi contoh, baik buruk tingkah laku, sifat cara berfikir, dan
sebagainya. Banyak ahli yang mengatakan bahwa pendidikan dengan teladan adalah pendidiakn yang
palik berhasil digunakan, dikarenakan dalam belajar orang pada umumnya lebih mudah menangkap
yang konkritketimbang yang abstrak.

Didalam Al-qur’an terdapat banyak ayat yang menunjukkan kepentingan penggunaan teladan dalam
pendidikan. Antara lain terlihan pada ayat-ayat yang mengemukakan pribadi-pribadi teladan, seperti:

ٗ ِ‫ُوا ٱهَّلل َ َو ۡٱليَ ۡو َم ٱأۡل ٓ ِخ َر َو َذ َك َر ٱهَّلل َ َكث‬


‫يرا‬ ْ ‫َة لِّ َمن َكانَ يَ ۡرج‬ٞ ‫لَّقَ ۡد َكانَ لَ ُكمۡ فِي َرسُو ِل ٱهَّلل ِ ُأ ۡس َوةٌ َح َسن‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

‫ُؤا ِمن ُكمۡ َو ِم َّما ت َۡعبُ ُدونَ ِمن دُو ِن ٱهَّلل ِ َكفَ ۡرنَا‬ ْ ‫وا لِقَ ۡو ِم ِهمۡ ِإنَّا ب َُر ٰ َٓء‬
ْ ُ‫َة فِ ٓي ِإ ۡب ٰ َر ِهي َم َوٱلَّ ِذينَ َم َع ٓۥهُ ِإ ۡذ قَال‬ٞ ‫قَ ۡد َكان َۡت لَ ُكمۡ ُأ ۡس َوةٌ َح َسن‬
‫ك‬ُ ِ‫وا بِٱهَّلل ِ َو ۡح َد ٓۥهُ ِإاَّل قَ ۡو َل ِإ ۡب ٰ َر ِهي َم َأِلبِي ِه َأَل ۡست َۡغفِ َر َّن لَكَ َو َمٓا َأمۡ ل‬
ْ ُ‫ضٓا ُء َأبَدًا َحتَّ ٰى تُ ۡؤ ِمن‬ َ ‫بِ ُكمۡ َوبَدَا بَ ۡينَنَا َوبَ ۡينَ ُك ُم ۡٱل َع ٰ َد َوةُ َو ۡٱلبَ ۡغ‬
‫ٱغفِ ۡر لَنَا َربَّن َۖٓا‬
ۡ ‫ُوا َو‬ْ ‫صي ُر َربَّنَا اَل ت َۡج َع ۡلنَا فِ ۡتن َٗة لِّلَّ ِذينَ َكفَر‬ ِ ‫ك َأن َۡبنَا َوِإلَ ۡيكَ ۡٱل َم‬ َ ‫ك ت ََو َّك ۡلنَا َوِإلَ ۡي‬
َ ‫لَكَ ِمنَ ٱهَّلل ِ ِمن َش ۡي ٖ ۖء َّربَّنَا َعلَ ۡي‬
‫ُوا ٱهَّلل َ َو ۡٱليَ ۡو َم ٱأۡل ٓ ِخ ۚ َر َو َمن يَتَ َو َّل فَ ِإ َّن ٱهَّلل َ هُ َو‬ْ ‫َة لِّ َمن َكانَ يَ ۡرج‬ٞ ‫ك َأنتَ ۡٱل َع ِزي ُز ۡٱل َح ِكي ُم لَقَ ۡد َكانَ لَ ُكمۡ فِي ِهمۡ ُأ ۡس َوةٌ َح َسن‬ َ َّ‫ِإن‬
‫ۡٱل َغنِ ُّي ۡٱل َح ِمي ُد‬
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama
dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada
kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada
Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan
ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim
berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami
bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali". (4)"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan
kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(5) Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan
umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan

4
(keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dialah
yang Maha kaya lagi Maha Terpuji” (6).[9]

2.      Pembiasaan

        Pembiasaan merupakan suatu proses penanaman kebiasaan. Yang dimaksud dengan kebiasaan
ialah cara-cara bertindak yang spontan dan hamper tidak disadari oleh pelakunya. Salah satu contoh
tentang penbiasaan ini ialah dalam hadis nabi:

        Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata : Rasulullah   SAW bersabda, “Suruhlah
anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena
meninggalkan shalat itu      jika berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka”. [HR. Abu
Dawud]

        Ibnu Qayyim menerangkan bahwa perintah ini ditujukan kepada wali bukan kepada anak-anak. Para
wali diperintahkan untuk mengajarkan anaknya tata cara shalat ketika berumur tujuh tahun. Hal ini
dimaksudkan agar mereka terbiasa dan merasa senang melaksanakan shalat.[10]

3.       Memberi nasihat

        Nasihat secara etimologis berasal dari kata nashaha  “bersih dari noda dan tipuan”, dan kata al-
nashih  “madu murni”. Nasihat juga berari  penjelasan tentang kebenaran dan kemaslahatan dengan
tujuan menghindakan orang yang dnasehati dari bahaya serta menunjukkannya ke jalan yang
mendatangkan kebahagiaan dan manfaat.

        Oleh sebab itu, dalam menggunakan metode nasihat, pendidik hendaknya berusaha menghindari
perintah dengan larangan langsung, tapi sebaiknya pendidik menggunakan teknik-teknik tidak langsung
seperti dengan bercerita dan membuat perumpamaan, seperti dalam bentuk cerita yang bernilai
edukatif.[11]

4.      Motivasi dan intimidasi

        Metode ini sesuai dengan tabiat manusia dimanapun dan apapun jenis, arna kulit, atau ideologinya.
Metode motivasi lebih baik  ketimbang metode intimidasi, sebab metode bersifat positif dan
pengaruhnya relative lebih lama karena bersandarkan pada pembangkitan dorongan intrinsik manusia.
Sementa, intimidasi bersifat negative dan pengaruhnya temporal (sederhana) karena bersandar pada
rasa takut.

        Pengutamaan penggunaan metode motivasi atas intimidasi terlihat melalui fakta-fakta sebagai
berikut:

a.    Dalam hal kebaikan, Allah melipatgandakan pahalanya, sementara dalam hal keburukan, Dia
membalasnya setimpal dengan keburukan itu.

5
b.    Allah akan meminta pertanggunjawaban dari manusia atas dosa-dosa yang mereka lakukan. Namun,
sementara itu dia membuka pintu taubat bagi mereka.

Semua ini menunjukkan bahwa pendidikan Islam lebih mengutamakan penggunaan metode motivasi
ketimbang meode intimidasi. Metode intimidasi baru digunakan apabila metode-metode lain seperti
pemberian nasihat, petunjuk, dan bimbingan tidak berhasil untuk mewujudkan tujuan.[12]

5.       Hukuman

        Hukuman merupakan metode terburuk, tetapi dalam kondisi tertentu harus digunakan. Oleh sebab
itu, ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan pendidik dalam menggunakan hukuman:

a.    Hukuman adalah metode kuratif. Artinya, tujuan hukuman ialah untuk memperbaiki peserta didik
yang melakukan kesalahan.

b.    Hukuma baru digunakan apabila metode lain tidak berhasil

c.    Sebelum dijatuhi hukuman kepada peserta didik hendaknya lebih dahulu diberi kesempatan untuk
memperbaiki diri.

d.   Hukuman yang dijatuhkan kepada peserta didik hendaknya dapat dimengerti olehnya, sehingga ia
sadar akan kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.

e.    Hukuman psikis lebih baik dari pada hukuman fisik.

f.     Hukuman hendaknya disesuaikan dengan perbedaan latar belakang kondisi peserta didik.

g.    Dalam menjatuhkan hukuman, hendaknya diperhatikan prinsip logis, yaitu hukuman disesuaikan
dengan jenis kesalahan.

h.    Pendidik hendaknya tidak mengeluarka ancaman hukuman yang tidak patut dilakukan.[13]

6.       Persuasi

        Dengan metode persuasi pendidikan islam menekankan pentingnya memperkenalkan dasar-dasar
rasional dan logika segala persoalan yang diajukan kepada peserta didik. Mereka dihindarkan dari
meniru segala pengalaman secara buta tanpa memahami hakikatnya atau pertaliannya dengan realitas,
baik individual maupun sosial.[14]

7.      Pengetahuan teoritis

        Metode ini adalah metode paling tua dan umum digunakan dalam pendidikan, termasuk pendidikan
islam. Orang yang berpengetahuan dan yang tidak berpengetahuan tidak akan pernah sama. Ialam
memandang ilmu sebagai jalan untuk mencapai ketaatan  dan ketundukan kepada Allah. Islam
menghargai ilmu dan orang-orang berilmu, serta memandang pengetauan sebagai dasar
pertanggungjawaban.

6
            Menurut Abdurrahman an-Nahlawi, beliau mengemukakan bahwa ada beberapa metode yang
dipergunakan dalam pendidikan Islam, yaitu:

a.       Pendidikan dengan Hiwar Qurani dan Nabawi.

b.      Pendidikan dengan kisah Qurani dan Nabawi.

c.       Pendidikan dengan perumpamaan.

d.      Pendidikan dengan teladan.

e.       Pendidikan dengan latihan dan pengalaman.

f.       Pendidikan dengan’ Ibrah dan Mau’izhah.

g.      Pendidikan dengan targhib dan tarhib.[15]

BAB III

PENUTUP

A.  Simpulan

1.       Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan metode pendidikan Islam adalah cara-
cara yang digunakan dalam mengembangkan potensi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan
Islam

2.      Jenis-jenis metode dan trategi pendidikan islam ialah: keteladanan, pembiasaan, member nasihat,
motivasi dan intimidasi, hukuman, persuasi, dan pengetahuan teoritis.

Menurut Abdurrahman an-Nahlawi, beliau mengemukakan bahwa ada beberapa metode yang
dipergunakan dalam pendidikan Islam, yaitu:

a).    Pendidikan dengan Hiwar Qurani dan Nabawi.

b).    Pendidikan dengan kisah Qurani dan Nabawi.

c).    Pendidikan dengan perumpamaan.

d).   Pendidikan dengan teladan.

e).    Pendidikan dengan latihan dan pengalaman.

f).     Pendidikan dengan’ ibroh dan mau’izhoh.

g).    Pendidikan dengan targhib dan tarhib

7
DAFTAR PUSTAKA

Hary,Noer,Aly,.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:PT LOGOS wacana Ilmu,1999

Umar,Bukhari,.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Amzah,2011

Arifin,M,.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara,1996

CATATAN KAKI

                [1] M.Arifin,”Ilmu pendidikan Islam”, (  Jakarta : Bumi Aksara,2000), h.56

                [2]Tri,Rama K, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”, (Surabaya : MitraPelajar) h. 488

                [3]Sujadna S. DKK, “Metode dan Tehnik Pembelajara Partisipatif”, (Bandung : Falah


Production,2001) h37.

                [4]Ibid, h.37-39

                [5] M. Arifin, “Ilmu pendidikan  Islam”, (Jakarta:Bumi Aksara,1996), h.197

                [6] Bukhari,Umar,”ILMU PENDIDIKAN  ISLAM”, (Jakarta :Amzah,2011), h.180-181

                [7]Surakhmad, “Pengantar  interaksi Belajar Mengajar”,  (Bandung : Tarsito, 1998) h.96

                [8]Mohammad,Omar, “Falsafah Pendidikan  Islam”,  ( Jakarta : BulanBintang, 1979) h.553

                [9] Hary,noer,Aly,.”Ilmu Pendidikan Islam”.(Jakarta:PT.LOGOS wacana ilmu.1999).h.178-184

                [10] Ibid,.h.184-191

                [11] Ibid,.h.191-196

                [12] Ibid,.h.196-200

                [13] Ibid,.h.200-202

                [14] Ibid,.h.203-205

                [15] Bukhari,Umar,”.ILMU PENDIDIKAN ISLAM”.(Jakarta:Amzah,2011)h.189

Anda mungkin juga menyukai