1
B. PENDAHULUAN
Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain
atau melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial manusia harus
memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tidak mengalami hambatan
atau maslah dengan manusia lain. Proses pembentuk akhlak sangat berperan dengan
masalah keimanan dan ketaqwaan seseorang. Keimanan dan ketaqwaan seseorang
berbanding lurus dengan akhlak seseorang atau dengan kata lain semakin baik
keimana dan ketaqwaan seseorang maka semakin baik pula akhlak seseorang hal ini
karena keimanan dan ketaqwaan adalah modal yang paling utama dimiliki manusia
sejak ia lahir dan melekat pada dirinya.
Saat ini keimanan dan ketaqwaan telah dianggap anggap sebagai hal yang biasa, oleh
masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti dari keimanan
dan ketaqwaan itu, hal ini manusia selalu menganggap remeh tentang itu dan
mengartikan keimanan dan ketaqwaan hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari
makna sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu
saja.1
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses terbentuknya iman?
2. Bagaimana hubungan antara keimanan dan ketakwaan?
3. Bagaimana problematika, tantangan, dan resiko dalam kehiduoan modern?
4. Bagaimana peran iman dan taqwa dalam menjawab problem dan tantangan
kehidupan modern?
1
Fita choiyanti “ Makalah keimanan dan ketaqwaan “ march 04 2016
2
D. PEMBAHASAN
1. Proses Terbentuknya Iman
Beriman merupakan suatau syarat yang penting dalam menjadi
muslim, tanpa iman, keislaman orang tersebut perlu dipertanyakan. Oleh
karena itu seorang muslim harus belajar tentang Tuhan dan Keimanan agar
bisa disebut beriman.
Iman di dalam bahasa arab mempunyai arti pengetahuan, percaya dan
yakin tanpa keraguan. Dengan ini bisa dinyatakan bahwa, iman merupakan
kepercayaan yang teguh yang timbul akibat pengetahuan dan keyakinan.
Sedangkan orang yang mengetahui dan percaya kepada Allah disebut
dengan Mukmin.
Kalau dilihat dari pengertian tentang iman tersebut, bisa dikatakan
bahwa terbentuknya iman di dalam diri seseorang, melalui dua tahap
sebagai berikut:
1. Didahului oleh pengetahuan tentang Tuhan
Artinya, iman itu dapat diperoleh dari proses berpikir, perenungan
mendalam, survey atau penelitian terhadap alam semesta.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) “Ya Tuhan kami, tiadalah
engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka”.(Q.S. Ali Imron:190-191).
Denagan demikian, proses tumbuhnya iman seseorang itu perlu
diasah dan dipertebal dengan terus menerus menggali rahasia kekuasaan
Allah yang tersedia di alam semesta karena iman tidak akan tumbuh
dengan sendirinya (burhan kauniyah), di samping selalu taat, takwa dan
beribadah kepada-Nya.
Kita bisa melihat bagaimana Nabi Ibrahim a.s. mengeksplorasi alam
dalam proses imannya kepada Allah, padahal Ibrahim hidup di tengah
3
kaum (dan bukan lain adalah bapaknya sendiri yaitu Azar) yang
menjadikan berhala sebagai Tuhan. Dan demikianlah kami perlihatkan
kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan
di bumi, dan (kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-
orang yang yakin. Ketika malam hari telah menjadi gelap, dia melihat
sebuah bintang (lalu) dia berkata, “Inilah Tuhanku”. Tetapi tatkala bintang
itu tenggelam, dia berkata, “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”.
Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: “Sesungguhnya jika
Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-
orang yang sesat”. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia
berkata, “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”. Maka tatkala matahari itu
telah terbenam, dia berkata: “hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri
dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan
diriku kepada Tuhan Yang Menciptakan langit dan bumi dengan
cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-
orang yang mempersekutukan Tuhan”. (Q.S. al An’am: 74-79).
Dari ayat di atas kita bisa melihat bahwa terbentuknya iman bukan
dari keturunan tetapi dari eksplorasi dan pengetahuan tentan Tuhan. Selain
itu juga ada kisah yang mengisahkan hal tersebut diantaranya adalah:
Kisah Nabi Nuh AS berupaya keras mengajak putranya untuk ikut
menaiki bahtera. Namun putranya itu membangkang. Seperti dalam Al-
Quran Surat Huud Ayat 42-46:
ِز ٍل ٰ ّيبُنَ َّى ۡار َك ْب َّم َعنَا َواَل+نَه َوكَانَ فِ ۡى َم ۡع ٰ ج َك ۡال ِجبَا ِل َو
ٗ و ُح ۨا ۡب+ۡ ُنَادى ن ٍ َو ِه َى ت َۡج ِر ۡى ِب ِهمۡ ِف ۡى َم ۡو
َتَ ُك ۡن َّم َع ۡال ٰكفِ ِر ۡين
ۤ
ِّ است ََو ۡت َعلَى ۡال ُج ۡو ِد
ى ۡ ض َى ااۡل َمۡ ُر َو َ س َمٓا ُء اَ ۡقلِ ِع ۡى َو ِغ ۡي
ِ ُض ۡال َمٓا ُء َوق َ ض ۡابلَ ِع ۡى َمٓا َء ِك َو ٰي
ُ َوقِ ۡي َل ٰيا َ ۡر
ٰ
ََوقِ ۡي َل بُ ۡعدًا لِّ ۡـلقَ ۡو ِم الظّلِ ِم ۡين
4
ه ِع ۡل ٌم ؕ اِنِّ ۤۡى+ٖ ِس لَـ َك ب ۡ صالِحۖ فَاَل ت َۡســ
ۡ ََٔــل ِن مَا ل
َ ـي ٍ َ س ِم ۡن اَ ۡهلِكَ ۚاِنَّ ٗه َع َم ٌل َغ ۡي ُر
َ قَا َل ٰيـنُ ۡو ُح اِنَّ ٗه لَ ۡـي
اَ ِعظُ َك اَ ۡن تَ ُك ۡونَ ِمنَ ۡال ٰج ِهلِ ۡي
ۖ َزنِ ٓى+ ِه فِى ٱ ْليَ ِّم َواَل تَخَ افِى َواَل ت َْح+ ِه فََأ ْلقِي+ت َعلَ ْي َ َوَأ ْو َح ْينَٓا ِإلَ ٰ ٓى ُأ ِّم ُمو
ِ س ٰ ٓى َأنْ َأ ْر
ِ ض ِعي ِه ۖ فَِإ َذا ِخ ْف
َ ِإنَّا َرٓادُّوهُ ِإلَ ْي ِك َو َجا ِعلُوهُ ِمنَ ٱ ْل ُم ْر
َسلِين
َوا ٰ َخ ِطـِٔين
۟ ُفَٱ ْلتَقَطَ ٓۥهُ َءا ُل فِ ْرع َْونَ لِيَ ُكونَ لَ ُه ْم َع ُد ّوًا َو َح َزنًا ۗ ِإنَّ فِ ْرع َْونَ َو ٰ َه ٰ َمنَ َو ُجنُو َد ُه َما َكان
Artinya: 7) Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan
apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil).
5
Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena
sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan
menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” 8) Maka dipungutlah ia
oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan
bagi mereka. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah
orang-orang yang bersalah.
2
Mochamad Ari Irwan 18/07/2020
6
dinyatakan dalam perkataan dan perbuatan. Suatu bentuk keyakinan
berdasarkan tiga unsur isi pikiran, ucapan, dan perbuatan.3
7
Wujud iman menurut tiga unsur, yaitu isi hati, ucapan, dan laku
perbuatan. Isi hati dan perbuatan disebut pandangan hidup, sedangkan
laku perbuatan yang mewujudkan gerak berbuat dalam keseluruhan hidup
manusia disebut sikap hidup.
Sikap hidup seseorang bisa bernilai haq bisa juga bernilai bathil,
tergantung pada pandangannya. Jika pandangannya adalah pandangan
haq, maka sikap hidup atau perilakunya bernilai haq. Demikian juga
sebaliknya, jika pandangan yang dimiiki pandangan bathil, maka sikap
hidup atau perilakunya bernilai bathil. Dengan demikian ada dua wujud
iman yaitu wujud iman haq dan wujud iman bathil Menurut pendapat
jumhur ulama dan imam Syafi’i meriwayatkan ijma para shohabat,tabi’in
dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau bahwa
iman adalah :
4
Posted on January 24, 2011 by HenyGarlic
8
” Sesungguhnya manusia senantiasa berada dalam kerugian kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih ”
5
rahmatabubassam.wordpress.com2018-09-17
,https://rahmatabubassam.wordpress.com/2018/09/17/keimanan-dan-ketakwaan/
9
3. Problematika , Tantangan, dan Resiko Dalam Kehidupan
Modern
Banyak terjadi problem yang berpijak kepada sosial budaya,
politik dan masalah masalah sosial lainnya, antara lain
6
https://rahmatabubassam.wordpress.com/2018/09/17/keimanan-dan-ketakwaan/
10
konsisten dengan apa yang di ikrarkannya dan membuat seseorang
menjadi amanah.7
7. Imann memberikan keberuntungan, orang yang beriman
selalu berjalan pada arah yang benar.
Penyakit Berbeda
2. Dalam ekonomi,
orang menciptakan humanisme dan
orang dengan rakus dan lupa hanya psyonated orang.
Contoh
Contoh prinsip-prinsip ekonomi kapitalis, serakah dan ego membuat
trotoar sebagai tempat penjualan tanpa mempertimbangkan kategori
pejalan kaki.
3 Kategori dalam
Kategori Melakukan Paparan Pendapat Bebas oleh Liberalisme
Globalisasi Techno, ia bertabrakan dengan batasan agama . Dan invasi
kota telah menciptakan Nailey Barat. Masyarakat kita dibesarkan ke
barat, membuat simbol, dan menolak skala
7
rahmatabubassam.
https://rahmatabubassam.wordpress.com/2018/09/17/keimanan-dan-ketakwaan/
11
orang dengan kepribadian ganda. Misalnya, seseorang sekaligus koruptor,
padahal orang tersebut beragama.
8
rahmatabubassam.
https://rahmatabubassam.wordpress.com/2018/09/17/keimanan-dan-ketakwaan/
12
bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal
hidup dan mati adalah firman Allah dalam QS. an-Nisa/4:78.
3. Iman menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan.
Rezeki atau mata pencaharian memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia. Banyak orang yang melepaskan pendiriannya, arena
kepentingan penghidupannya. Kadang-kadang manusia tidak segan-segan
melepaskan prinsip, menjual kehormatan dan bermuka dua, menjilat dan
memperbudak diri untuk kepentingan materi. Pegangan orang beriman
dalam hal ini ialah firman Allah dalam QS. Hud/11:6.
4. Iman memberikan ketenteraman jiwa.
Acapkali manusia dilanda resah dan dukacita, serta digoncang
oleh keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai
keseimbangan, hatinya tenteram (mutmainnah), dan jiwanya tenang
(sakinah), seperti dijelaskan dalam firman Allah surat ar-Ra’d/13:28.
5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).
Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu
menekankan kepada kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal
ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya QS. an-Nahl/16:97.
6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat
dengan ikhlas, tanpa pamrih, kecuali keridhaan Allah. Orang yang
beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik
dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada
firman Allah dalam QS. al-An’am/6:162.
7. Iman memberi keberuntungan
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar,
karena Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang
hakiki. Dengan demikian orang yang beriman adalah orang yang
beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
QS. al-Baqarah/2:5.
8. Iman mencegah penyakit
Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi
biologis tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh iman. Hal itu karena
semua gerak dan perbuatan manusia mukmin, baik yang dipengaruhi oleh
13
kemauan, seperti makan, minum, berdiri, melihat, dan berpikir, maupun
yang tidak dipengaruhi oleh kemauan, seperti gerak jantung, proses
pencernaan, dan pembuatan darah, tidak lebih dari serangkaian proses
atau reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Organ-organ tubuh yang
melaksanakan proses biokimia ini bekerja di bawah perintah hormon.
Kerja bermacam-macam hormon diatur oleh hormon yang diproduksi
oleh kelenjar hipofise yang terletak di samping bawah otak. Pengaruh dan
keberhasilan kelenjar hipofise ditentukan oleh gen (pembawa sifat) yang
dibawa manusia semenjak ia masih berbentuk zigot dalam rahim ibu.
Dalam hal ini iman mampu mengatur hormon dan selanjutnya
membentuk gerak, tingkah laku, dan akhlak manusia.9
Jika karena terpengaruh tanggapan, baik indera maupun akal,
terjadi perubahan fisiologis tubuh (keseimbangan terganggu), seperti
takut, marah, putus asa, dan lemah, maka keadaan ini dapat dinormalisir
kembali oleh iman. Oleh karena itu, orang-orang yang dikontrol oleh
iman tidak akan mudah terkena penyakit modern, seperti darah tinggi,
diabetes dan kanker.
Sebaliknya, jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak
mengacuhkan asas moral dan akhlak, merobek-robek nilai kemanusiaan
dalam setiap perbuatannya, tidak pernah ingat Allah, maka orang yang
seperti ini hidupnya akan diikuti oleh kepanikan dan ketakutan. Hal itu
akan menyebabkan tingginya produksi adrenalin dan persenyawaan
lainnya. Selanjutnya akan menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap
biologi tubuh serta lapisan otak bagian atas. Hilangnya keseimbangan
hormon dan kimiawi akan mengakibatkan terganggunya kelancaran
proses metabolisme zat dalam tubuh manusia. Pada waktu itu timbullah
gejala penyakit, rasa sedih, dan ketegangan psikologis, serta hidupnya
selalu dibayangi oleh kematian.
14
E. KESIMPULAN
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang mendasar bagi manusia untuk
merasakan kebahagiaan hidup. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah apabila
memenuhi tiga unsur akidah dalam islam. Yaitu: isi hati, ucapan, dan tingkah laku.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah (QS: Al-Anfal 2-4) yang artinya
“bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah bergetar hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah iman
mereka (karena-Nya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-
orang yang mendirikan shalat dan yang mnafkahkkan sebagian dari rezeki yang kami
berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenarnya. Mereka
akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Tuhan-NYA dan ampunan serta
rizki (nikmat) yang mulia. Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak
dapatdipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya orang yang bertakwa adalah orang
yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran Allah menurut sunnah rasul.
DAFTAR PUSTAKA
15
https://henygarlic.wordpress.com/2011/01/24/hubungan-antara-
keimanan-dan-ketakwaan/
http://bolaangs.blogspot.com/2010/10/peran-iman-dan-taqwa-di-dalam-
problem.html
https://imandantaqwafmyprojekislamic.weebly.com/hubungan-iman-
dengan-ketaqwaan-term-1.html#:~:text=Hub
https://rahmatabubassam.wordpress.com/2018/09/17/keimanan-dan-
ketakwaan/
https://www.pecihitam.org/proses-terbentuknya-iman/
https://fitachoiyanti14.blogspot.com/2016/03/makalah-keimanan-dan-
ketaqwaan-matkul.html?m=1
http://tugaskuliahseptian.blogspot.com/2010/06/keimanan-dan-ketakwaa
n.html
http://Buyamasoedabidin.wordpress.com/2008/05/24/pemantapan-iman-
dan-
taqwa
Abdiansyah, Septian (2010). Keimanan dan Ketaqwaan l
Abidin, Buya Masoed (2008). Pemantapan Iman dan Taqwa
Alim, Syahirul dkk. 1995. Islam untuk Disiplin Ilmu Pengetahuan Alam d
an
Teknologi. Jakarta: Departemen Agama RI.
16