Prodi : Akuntansi
Mata Kuliah/Kelas : AQIDAH/ A2 dan B2
Semester : Semester Awal T.A. 2020/2021
Dosen : Muhammad Syahrul, S.Pd.,M.Pd
Waktu : 90 menit
PETUNJUK SOAL :
SOAL:
ikatan, dan perjanjian yang kokoh dan kuat. Setelah terbentuk menjadi aqidatan
‘aqidatan adalah bahwa keyakinan itu tersimpul dan tertambat dengan kokoh
Istilah. Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah. Kebenaran
itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dangan
kebenaran itu.
Iman menurut bahasa artinya membenarkan, dan Iman menurut syariat Islam
yang mencirikan seorang muslim. Rukun Islam inilah yang menjadi pedoman
berbentuk fisik, sedangkan rukun Iman adalah amalan yang bersifat batiniah
Karena aqidah mempunyai manfaat yang besar dalam kehidupan. Hidup ini
penuh dengan ujian dan cobaan. Untuk menghadapi cobaan hidup ini manusia
harus memiliki pegangan yang kokoh, sandaran yang kuat, dan mental yang
tahan banting. Semua kita dapatkan dengan beriman kepada Allah. Jadi
beriman kepada Allah adalah konsep dasar untuk membentuk pribadi yang
menjadi sosok tangguh yang kebal dari rasa takut dan kesedihan (QS. al-
Banyak hal yang bisa merusak akidah. Pertama karena faktor pendidikan.
Dengan pendidikan yang lemah, maka akidah orang juga akan mudah goyah.
Karena itu, pendidikan akidah harus diajarkan sedini mungkin. Bahkan, dalam
Islam, agar memiliki anak-anak shaleh dan shaleha, maka pendidikan akidah
ditanamkan pada anak saat masih dalam kandungan, saat dilahirkan dan
Faktor kedua yang bisa merusak akidah adalah ekonomi. Lemahnya ekonomi
Faktor ketiga adalah politik. Hal itu seperti yang pernah terjadi pada bangsa
yang dimintai perlindungan itu berasal dari kelompok non muslim. Dalam
3. Dalam Islam beriman kepada Allah Ta'ala mencakup 4 (empat) unsur, diantaranya
Tauhid uluhiyah
setiap kegiatan ibadah. Segala macam ibadah harus dilakukan hanya kepada
Allah dan untuk Allah. Allah adalah satu-satunya zat yang menciptakan manusia,
maka dari itu sudah seharusnya manusia beribadah hanya kepada Allah SWT.
ض لَكم َج َع َل الَّذِي تَتَّقو َن لَ َعلَّك ْم قَ ْب ِلك ْم ِم ْن َوا َّلذِينَ َخلَقَك ْم الَّذِي َربَّكم اعْبدوا النَّاس أَيُّ َها َيا
َ ِبنَا ًء َوال َّس َما َء فِ َرا ًشا ْاْل َ ْر
bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. Dia menurunkan air
(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah merupakan alasan dari tauhid uluhiyah. Tauhid rububiyah
ِ لِل َس َيقولونَ ْال َع ِظ ِيم ْال َع ْر ِش َو َربُّ ال َّسب ِْع ال َّس َم َاوا
ت َربُّ َم ْن ق ْل ِ َّ ِ ۖ َش ْيء ك ِل َم َلكوت ِب َي ِد ِه َم ْن ق ْل تَتَّقونَ أَفَ َل ق ْل
“Katakanlah, ‘Siapakah Rabb langit yang tujuh dan Rabb ‘Arsy yang besar?’
atas segala sesuatu sedang Dia melindungi dan tidak ada yang dapat dilindungi
Katakanlah, ‘(Kalau demikian) maka dari jalan manakah kamu ditipu?” [Al-Mu’-
minun: 86-89]
profesional.
b. Salah satu wujud beriman kepada kitab Allah Ta'ala adalah mengimani bahwa
Al-Qur'an adalah Kitab Allah yang terakhir dan menjadi pedoman bagi seluurh
Firman Allah SWT di dalam Al Quran surat An-Nisa ayat 136 berikut ini:
بٱ َّلِلِ َء ِامنوا َءا َمن َٰٓوا ٱلَّذِينَ ََٰٓيأَيُّ َها ِ َ ب َرسو ِل ِهۦ َعلَى ن ََّز َل ٱلَّذِى َوٱ ْل ِكت
ِ ب َو َرسو ِل ِهۦ ِ َ ِى َوٱ ْل ِكت
َٰٓ َي ْكف ْر َو َمن ۖ قَبْل ِمن أَنزَ َل ٱلَّذ
َٰٓ
ِ اخ ِر َوٱ ْليَ ْو ِم َورس ِل ِهۦ َوكتبِ ِهۦ َو َملَئِ َكتِ ِهۦ
ِبٱ َّلِل َ ضلَ ۢ ًل
ِ ض َّل فَقَ ْد ٱ ْل َء َ بَ ِعيدًا
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-
Nya dan kepada kitab (Al Quran) yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta
kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
Dengan beriman kepada rasul, maka makin sempurna iman kepada Allah.
Allah SWT.
Tidak akan meniru pola hidup orang kafir (orang - orang yang tidak beriman).
b. Kemukakan hubungan antara takdir dan ikhtiar dan kemukakan salah satu ayat
pasti di bawah pengawasan Tuhan. Namun, ada pula di antara hal-hal itu yang
ِ ُِبأ ه ْنف
َّس ِه َّْم هما يُغه ِي ُروا هحتى ِبقه ْومَّ هما يُغه ِي َُّر هَّل ه
َّّللا ِإن
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah Keadaan (nasib) sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan (perilaku) yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. al-
Ra’d: 11)