Anda di halaman 1dari 6

UJIAN PENJAMINAN KUALITAS (UPK)

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Alamat : Jl. Urip Sumohardjo Km.05 Gedung Fakultas Agama Islam Lt.II Kampus II UMI Tlp. 08114611448 Makassar 90231

Prodi : Akuntansi
Mata Kuliah/Kelas : AQIDAH/ A2 dan B2
Semester : Semester Awal T.A. 2020/2021
Dosen : Muhammad Syahrul, S.Pd.,M.Pd
Waktu : 90 menit

PETUNJUK SOAL :

a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal.


b. Baca soal berikut baik-baik, kemudian kerjakan sesuai dengan petunjuk yang ada
pada setiap soal.
c. Silahkan gunakan literatur yang tersedia di Google atau sumber lain.

SOAL:

1. a. Kemukakan pengertian Aqidah secara bahasa dan istilah !

 Bahasa. Aqidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqidan yang berarti simpul,

ikatan, dan perjanjian yang kokoh dan kuat. Setelah terbentuk menjadi aqidatan

(aqidah) berarti kepercayaan atau keyakinan. Kaitan antara aqdan dengan

‘aqidatan adalah bahwa keyakinan itu tersimpul dan tertambat dengan kokoh

dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.

 Istilah. Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah

oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah. Kebenaran

itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dangan

kebenaran itu.

b. Kemukakan induk Aqidah Islam sebagai rukun Iman !

 Iman menurut bahasa artinya membenarkan, dan Iman menurut syariat Islam

bermaksud mengakui dengan lisan, membenarkan dengan hati, dan

mengamalkannya dengan perbuatan. Sedangkan rukun Islam merupakan pilar

yang mencirikan seorang muslim. Rukun Islam inilah yang menjadi pedoman

umum seorang muslim dalam beribadah kepada Allah SWT.


 Dengan kata lain, rukun Islam merupakan perbuatan atau amalan yang

berbentuk fisik, sedangkan rukun Iman adalah amalan yang bersifat batiniah

atau keyakinan yang ada di dalam hati.

2. a. Jelaskan secara singkat mengapa manusia harus beraqidah?

 Karena aqidah mempunyai manfaat yang besar dalam kehidupan. Hidup ini

penuh dengan ujian dan cobaan. Untuk menghadapi cobaan hidup ini manusia

harus memiliki pegangan yang kokoh, sandaran yang kuat, dan mental yang

tahan banting. Semua kita dapatkan dengan beriman kepada Allah. Jadi

beriman kepada Allah adalah konsep dasar untuk membentuk pribadi yang

tangguh. Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk Allah akan

menjadi sosok tangguh yang kebal dari rasa takut dan kesedihan (QS. al-

Baqarah [2[: 38).

b. Kemukakan beberapa hal yang dapat menggoyahkan aqidah seseorang?

 Banyak hal yang bisa merusak akidah. Pertama karena faktor pendidikan.

Dengan pendidikan yang lemah, maka akidah orang juga akan mudah goyah.

Karena itu, pendidikan akidah harus diajarkan sedini mungkin. Bahkan, dalam

Islam, agar memiliki anak-anak shaleh dan shaleha, maka pendidikan akidah

sudah dimulai sebelum menikah. Setelah itu, pendidikan akidah juga

ditanamkan pada anak saat masih dalam kandungan, saat dilahirkan dan

sesudah dilahirkan, maupun selama masa pertumbuhannya.

 Faktor kedua yang bisa merusak akidah adalah ekonomi. Lemahnya ekonomi

bisa membuat akidah seseorang menjadi goyah. Kemiskinan bisa membuat

orang berpindah keyakinan.

 Faktor ketiga adalah politik. Hal itu seperti yang pernah terjadi pada bangsa

Indonesia saat dijajah Belanda yang merupakan non muslim. Selain

merampas kekayaan alam, para penjajah juga datang dengan misi

menyebarkan agama mereka pada penduduk lokal.


 Faktor lain yang bisa merusak akidah adalah sosial. Ketika di masyarakat

terjadi bentrokan hingga menimbulkan teror, maka orang akan mencari

perlindungan pada orang atau kelompok yang dianggap bisa memberikan

keamanan dan kenyamanan. Namun yang berbahaya, jika orang/kelompok

yang dimintai perlindungan itu berasal dari kelompok non muslim. Dalam

kondisi seperti itu, akidah seseorang bisa terpengaruh.

3. Dalam Islam beriman kepada Allah Ta'ala mencakup 4 (empat) unsur, diantaranya

: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah. Jelaskan maksudnya, kemudian tuliskan

salah satu ayat yang berkaitan dengan Tauhid !

 Tauhid uluhiyah

Tauhid uluhiyah adalah mentauhidkan atau mengesakan Allah SWT dalam

setiap kegiatan ibadah. Segala macam ibadah harus dilakukan hanya kepada

Allah dan untuk Allah. Allah adalah satu-satunya zat yang menciptakan manusia,

maka dari itu sudah seharusnya manusia beribadah hanya kepada Allah SWT.

Allah berfirman dalam Al Quran,

‫ض لَكم َج َع َل الَّذِي تَتَّقو َن لَ َعلَّك ْم قَ ْب ِلك ْم ِم ْن َوا َّلذِينَ َخلَقَك ْم الَّذِي َربَّكم اعْبدوا النَّاس أَيُّ َها َيا‬
َ ‫ِبنَا ًء َوال َّس َما َء فِ َرا ًشا ْاْل َ ْر‬

‫اء ِمنَ َوأ َ ْنزَ َل‬


ِ ‫ت ِمنَ بِ ِه فَأ َ ْخ َر َج َما ًء ال َّس َم‬
ِ ‫لِل ت َ ْج َعلوا فَ َل ۖ لَك ْم ِر ْزقًا الث َّ َم َرا‬
ِ َّ ِ ‫ت َ ْعلَمو َن َوأ َ ْنت ْم أ َ ْن َدادًا‬

“Wahai manusia, beribadahlah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dan

orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. Dia-lah yang menjadikan

bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. Dia menurunkan air

(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan

sebagai rizki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu

bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” [Al-Baqarah: 21-22]

 Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah merupakan alasan dari tauhid uluhiyah. Tauhid rububiyah

adalah mengesakan Allah sebagai satu-satunya pencipta dan pengatur segala

hal yang ada di dunia maupun akhirat. Allah Ta’ala berfirman :

ِ ‫لِل َس َيقولونَ ْال َع ِظ ِيم ْال َع ْر ِش َو َربُّ ال َّسب ِْع ال َّس َم َاوا‬
‫ت َربُّ َم ْن ق ْل‬ ِ َّ ِ ۖ ‫َش ْيء ك ِل َم َلكوت ِب َي ِد ِه َم ْن ق ْل تَتَّقونَ أَفَ َل ق ْل‬

َ ِ‫ت ْس َحرو َن فَأَنَّى ق ْل ۖ ِ َّلِل‬


‫سيَقولونَ ت َ ْعلَمونَ كنْت ْم إِ ْن َعلَيْ ِه ي َجار َو َل ي ِجير َوه َو‬

“Katakanlah, ‘Siapakah Rabb langit yang tujuh dan Rabb ‘Arsy yang besar?’

Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah , ‘Maka mengapa kamu

tidak bertaqwa?’ Katakanlah, ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan

atas segala sesuatu sedang Dia melindungi dan tidak ada yang dapat dilindungi

dari-Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’

Katakanlah, ‘(Kalau demikian) maka dari jalan manakah kamu ditipu?” [Al-Mu’-

minun: 86-89]

4. a. Kemukakan hikmah beriman kepada Malaikat !

 Senantiasa melakukan segala sesuatu secara proporsional, amanah dan

profesional.

 Belajar kritis dan berani bertanya untuk kebenaran

 Senantiasa taat beribadah

 Fokus dan penuh kesungguhan dalam bertindak

 Semangat dalam beribadah dan menjadi yang terbaik

 Selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong

b. Salah satu wujud beriman kepada kitab Allah Ta'ala adalah mengimani bahwa

Al-Qur'an adalah Kitab Allah yang terakhir dan menjadi pedoman bagi seluurh

manusia. Kemukakan ayat Al-Qur'an yang menjelaskan demikian?

 Firman Allah SWT di dalam Al Quran surat An-Nisa ayat 136 berikut ini:

‫بٱ َّلِلِ َء ِامنوا َءا َمن َٰٓوا ٱلَّذِينَ ََٰٓيأَيُّ َها‬ ِ َ ‫ب َرسو ِل ِهۦ َعلَى ن ََّز َل ٱلَّذِى َوٱ ْل ِكت‬
ِ ‫ب َو َرسو ِل ِهۦ‬ ِ َ ‫ِى َوٱ ْل ِكت‬
َٰٓ ‫َي ْكف ْر َو َمن ۖ قَبْل ِمن أَنزَ َل ٱلَّذ‬
َٰٓ
ِ ‫اخ ِر َوٱ ْليَ ْو ِم َورس ِل ِهۦ َوكتبِ ِهۦ َو َملَئِ َكتِ ِهۦ‬
ِ‫بٱ َّلِل‬ َ ‫ضلَ ۢ ًل‬
ِ ‫ض َّل فَقَ ْد ٱ ْل َء‬ َ ‫بَ ِعيدًا‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-

Nya dan kepada kitab (Al Quran) yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta

kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,

malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,

maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

5. Kemukakan hikmah beriman kepada Nabi dan Rasul !

 Dengan beriman kepada rasul, maka makin sempurna iman kepada Allah.

 Terdorong untuk menjadikan rasul-rasul Allah contoh dalam menjalankan hidup

 Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik kepada sesama.

 Memiliki suri teladan dalam hidup.

 Mencintai rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya.

6. a. Kemukakan hikmah beriman kepada hari akhir!

 Selalu beramal sholeh, meningakatkan keimanan dan juga ketakwaan kepada

Allah SWT.

 Tidak akan meniru pola hidup orang kafir (orang - orang yang tidak beriman).

 Selalu berbuat baik dan benar

 Mau berjihad dijalan Allah SWT dengan jiwa dan harta.

 Tidak kikir dalam berinfaq.

b. Kemukakan hubungan antara takdir dan ikhtiar dan kemukakan salah satu ayat

al-Qur’an yang berkaitan dengan takdir dan ikhtiar?

 Takdir dapat didefinisikan sebagai hukum sebab-akibat yang berlaku secara

pasti di bawah pengawasan Tuhan. Namun, ada pula di antara hal-hal itu yang

dapat diupayakan agar dihindari. Di sanalah letak ikhtiar.

Misalnya, ketika seorang Muslim hendak mencari nafkah. Ia dapat berikhtiar

menghindari pekerjaan yang haram. Caranya, dengan memilih pekerjaan yang

halal serta baik.


Mengenai ikhtiar, Allah Swt. telah memotivasi kita untuk senantiasa berusaha

jika ingin mengubah keadaan. Sebagaimana firman-Nya dalam Alquran:

ِ ُ‫ِبأ ه ْنف‬
َّ‫س ِه َّْم هما يُغه ِي ُروا هحتى ِبقه ْومَّ هما يُغه ِي َُّر هَّل ه‬
َّ‫ّللا ِإن‬
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah Keadaan (nasib) sesuatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan (perilaku) yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. al-

Ra’d: 11)

Anda mungkin juga menyukai