Anda di halaman 1dari 6

Nama : Adrian B

Kelas : A2

NIM : 02320200148

SOAL:
1. a. Kemukakan pengertian Aqidah secara bahasa dan istilah !
b. Kemukakan induk Aqidah Islam sebagai rukun Iman !
2. a. Jelaskan secara singkat mengapa manusia harus beraqidah?
b. Kemukakan beberapa hal yang dapat menggoyahkan aqidah seseorang?
3. Dalam Islam beriman kepada Allah Ta'ala mencakup 4 (empat) unsur,
diantaranya : Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah. Jelaskan maksudnya,
kemudian tuliskan salah satu ayat yang berkaitan dengan Tauhid !
4. a. Kemukakan hikmah beriman kepada Malaikat !
b. Salah satu wujud beriman kepada kitab Allah Ta'ala adalah mengimani bahwa
Al-Qur'an adalah Kitab Allah yang terakhir dan menjadi pedoman bagi seluurh
manusia. Kemukakan ayat Al-Qur'an yang menjelaskan demikian?
5. Kemukakan hikmah beriman kepada Nabi dan Rasul !
6. a. Kemukakan hikmah beriman kepada hari akhir!
b. Kemukakan hubungan antara takdir dan ikhtiar dan kemukakan salah satu
ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan takdir dan ikhtiar?

JAWABAN FINAL AQIDAH


1. a. Bahasa. Aqidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqidan yang berarti
simpul, ikatan, dan perjanjian yang kokoh dan kuat. Setelah terbentuk
menjadi aqidatan (aqidah) berarti kepercayaan atau keyakinan. Kaitan antara
aqdan dengan ‘aqidatan adalah bahwa keyakinan itu tersimpul dan tertambat
dengan kokoh dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.
Istilah. Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara
mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah.
Kebenaran itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang
bertentangan dangan kebenaran itu.
b. Akidah Islam tercermin dalam rukun Iman (iman kepada Allah, Malaikat,
Rasul, Kitab, hari akhir, qadha’ dan Qadar).
2. a. Supaya Allah meridhai kita sebagai ummat Nabi Muhammad Shalallahu
Alaihi wa Sallam. Supaya kita terhindar dari syubhat (keragu-raguan) dan
terhindar dari perkara baru(bid'ah) yang menyebabkan la'nat Allah.
b. - Murtad dengan perkataan, seperti mencela Allah
- Murtad dengan perbuatan, seperti meninggalkan sholat
- Murtad secara I’tiqad ( keyakinan ), seperti keyakinan seseorang
bahwa Allah adalah tuhan yang miskin, pelit atau zalim
3. - Tauhid uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah mentauhidkan atau mengesakan Allah SWT
dalam setiap kegiatan ibadah. Segala macam ibadah harus dilakukan hanya
kepada Allah dan untuk Allah.
Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫اح ٌد ۖ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل ُه َو ال َّر ْح ٰ َم ُن ال َّر ِحي ُم‬


ِ ‫وَِإ ٰلَ ُه ُك ْ&م ِإ ٰلَهٌ َو‬
“Dan Rabb-mu adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada sesembahan yang
diibadahi dengan benar melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.” [Al-Baqarah: 163]
- Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah merupakan alasan dari tauhid uluhiyah. Tauhid
rububiyah adalah mengesakan Allah sebagai satu-satunya pencipta dan
pengatur segala hal yang ada di dunia maupun akhirat.
Allah Ta’ala berfirman:

ُ ِ‫هَّللا ُ َخال‬
َ ‫ق ُك ِّل‬
‫ش ْي ٍء‬
“Allah yang menciptakan segala sesuatu.” [Az-Zumar: 62]
4. a. Berikut ini beberapa hikman iman kepada malaikat Allah SWT.
 Tidak berlaku sombong.
 Memperkuat keimanan kepada Allah SWT.
 Suka mendoakan kebaikan dan memberi ampunan untuk orang lain.
 Menghindari keinginan untuk berbuat dosa.
 Semakin yakin akan kebesaran dari Allah SWT.
 Bersyukur kepada Allah SWT, karena sudah menciptakan malaikat
untuk membantu segala kehidupan dan kepentingan manusia itu
sendiri.
 Menumbuhkembangkan sikap cinta terhadap amal soleh.
 Merasa takut apabila telah melakukan perbuatan maksiat, karena
dengan meyakini segala perbuatan itu, tak akan terlepas dari
pengawasan malaikat.
 Bertakwa dan beriman kepada Allah SWT, serta berlomba-lomba
dalam hal kebajikan.
 Senantiasa untuk berpikir dan berhati-hati setiap melakukan suatu
perbuatan, karena perbuatan baik atau buruk, akan selalu
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak dan tak pernah luput.
 Yakin akan pertolongan Allah SWT.
 Membentuk sikap jujur, amanah dan mendorong diri kita untuk
tetap senantiasa berbuat baik.
ً ‫نَ ِذ ْي‬
b. ‫را‬ ‫ان َع ٰلى َع ْب ِد ٖه لِيَ ُك ْو َن لِ ْل ٰعلَ ِم ْي َن‬
َ َ‫ي نَ َّز َل ا ْلفُ ْرق‬
ْ ‫ۙ تَ ٰب َر َك الَّ ِذ‬
“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada
hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada
seluruh alam (jin dan manusia)” (QS al-Furqan (25): 1).

‫َو َك ٰذلِ َك اَ ْن َز ْل ٰنهُ ُح ْك ًما َع َربِيًّ ۗا َولَ ِٕى ِن اتَّبَ ْعتَ اَ ْه َو ۤا َء ُه ْم بَ ْع َد َما َج ۤا َء َك ِم َن‬
‫اق‬ ‫و‬ ‫اَل‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ل‬‫و‬ ْ‫ن‬‫م‬ ‫ا ْلع ْل ۙم ما لَ َك م َن هّٰللا‬
ٍ َ َّ ٍّ ِ َّ ِ ِ ِ َ ِ ِ
“Dan demikianlah Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) sebagai
peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Sekiranya engkau mengikuti
keinginan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka tidak ada
yang melindungi dan yang menolong engkau dari (siksaan) Allah.” (Ar-
Ra'du [13]: 37)
5. Hikmah beriman kepada Nabi dan Rasul sebagai berikut
 menjadikan kisah para rasul sebagai ibrah atau pelajaran bagi kita
 menguatkan iman kita
 menjadikan teladan sifat-sifat yang dimiliki para Rasul
 sebagai penguat dalam menegakkan agama dan mendakwahkan
agama kepada manusia
 memunculkan kecintaan kepada para Rasul atas pengorbanan
mereka untuk agama
 mendorong untuk selalu berbuat kebajikan
 memunculkan kesadaran bahwa pertolongan ALLAH ada didalam
amal
 menyadarkan diri bahwa kita ini hanya manusia biasa, makhluk
ciptaan ALLAH
 meyakini kekuasaan ALLAH benar adanya lewat mukjizat para
rasul
 menumbuhkan rasa takut dari apa yang dialami orang yang tidak
mau mengikuti Rasul ALLAH
6. a. hikmah beriman kepada Hari Akhir sebagai berikut
 Meningkatkan Ketakwaan Kepada Allah SWT
 Menjauhkan Diri dari Segala Hal yang Buruk dan Maksiat
 Siap Menghadapi Kematian dan Hari Kiamat
b. Bagaimana hubungan antara takdir dan ikhtiar? Sebagai orang Islam,
kita meyakini Allah SWT Mahakuasa atas segala sesuatu. Dalam kehidupan
di dunia, manusia mengalami banyak kejadian. Ada di antaranya yang tak
dapat ditolak. Sebab, memang begitulah hukum kausalnya
Takdir dapat didefinisikan sebagai hukum sebab-akibat yang berlaku
secara pasti di bawah pengawasan Tuhan. Namun, ada pula di antara hal-hal
itu yang dapat diupayakan agar dihindari. Di sanalah letak ikhtiar.
Misalnya, ketika seorang Muslim hendak mencari nafkah. Ia dapat berikhtiar
menghindari pekerjaan yang haram. Caranya, dengan memilih pekerjaan
yang halal serta baik.
Dalam Alquran, ada tiga pokok persoalan tentang takdir. Pertama,
takdir Allah berlaku pada fenomena alam. Artinya, hukum yang berlaku
objektif sehingga kausalitas alam dapat dipahami dan diperkirakan oleh
manusia. Kedua, sunnatullah. Ini berkaitan dengan hukum sosial yang di
dalamnya manusia terlibat. Ketiga, efek takdir yang baru dapat diketahui
kelak di akhirat.
Pada poin ini, iman berperan penting agar seseorang dapat
memahaminya. Ada enam perkara rukun iman. Salah satunya berkaitan
dengan qadha dan qadar. Manusia yang merupakan bagian dari alam ini dan
juga berada di bawah kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Dalam
menjelaskan kemutlakan Tuhan ini, Abu Hasan al-Asy'ary dalam kitab Al-
Ibanah an Usul ad-Dinayah ("Uraian tentang Prinsip-Prinsip Agama")
menyatakan, Allah SWT tidak tunduk kepada siapapun. Tidak ada zat apa
pun di atas Allah yang dapat membuat hukum dan dapat menentukan apa
yang boleh dibuat oleh Allah dan apa yang tidak boleh dibuat. Memahami
takdir adalah menyadari Kemahakuasaan Allah

ِ ُ‫ِإنَّ هَّللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتَّى يُ َغيِّ ُروا َما بَِأ ْنف‬
‫س ِه ْم‬
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah Keadaan (nasib) sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan (perilaku) yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. al-Ra’d: 11)

Anda mungkin juga menyukai