Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
lancar.
Dalam penyusunan makalah ini, selain memenuhi tugas dari dosen pembimbing
juga untuk menjelaskan tentang “ TAUHID RUBUBIYAH, ULUHIYYAH ” Serta
dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca pada
umumnya dan bagi teman-teman mahasiswa pada khususnya.
Kami sadari, meski makalah ini telah selesai tapi masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca maupun pendengar, demi kelancaran dan kesempurnaan tugas kami yang
selanjutnya.

Bengkulu , 9 Oktober 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
A. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. PEMBAHASAN................................................................................ 3
a. Pengertian sifat rububiyah............................................................ 3
b. Pengertian sifat uluhiyah.............................................................. 4
c. Kandungan makna tauhid & pembatalan tauhid.......................... 5
C. KESIMPULAN....................................................................................... 6
D. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………....7

iii
A.PENDAHULUAN
 Latar Belakang Masalah
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan
kepada-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri kita sendiri dan
keburukan amal kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah tak akan ada orang
yang sanggup menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan tak akan ada yang
sanggup menunjukinya.
Bahwasannya tiada tuhan yang hak melainkan Allah semata, tiada sekutu
bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad saw adalah hamba dan utusan-Nya.
Semoga Allah merahmati kita, ketahuilah bahwa perkara terbesar berkenaan dengan
diutusnya para rasul dari yang pertama hingga terakhir adalah perintah untuk ibadah
kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya (Tauhid), serta memperingatkan
dan melarang peribadatan kepada selain Allah
Demikianlah al-Qur’an dalam berbagai pembicaraan dan cerita yang
dikemukakannya selalu menjelaskan bahwa tauhid adalah persoalan pokok yang
diserukan oleh semua rasul. Setelah itu, baru turun hukum-hukum dan syari’at, turun
penjelasan tentang halal dan haram. Karena itulah, Allah memerintahkan semua
manusia untuk melakukan ibadah itu, bahkan penciptaan manusia adalah hanya untuk
beribadah kepada Allah saja, sebagaimana firman Allah;
]65 ‫َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو ْاِإل ْنَس ِإَّال ِلَيْعُبُد ْو ِن [الذاريات‬
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku.
Al-Qur’an membincangkan tentang al-amr (perintah) dan anbiya’ Allah (nabi-
nabi Allah) kerana kedua-duanya ada kaitan dengan penciptaan dan kekuasaan Allah
terhadap makhluk-Nya. Al-Qur’an menerangkan segala bentuk balasan baik (pahala)
untuk mereka yang mentaati Allah, Rasul dan syariat-Nya.
Tauhid ialah mengesakan Allah dan mengakui keberadaannya serta kuat
kepercayaannya bahwa Allah itu hanya satu tidak ada yang lain. Ada tiga macam

1
tauhid dalam islam, yakni : Tauhid Rububiyah, Uluhiyah, Asma wa sifat. Ketiga
tauhid tersebut harus dimiliki oleh manusia sebagai hamba-Nya. Sebagai umat
muslim kita tidak boleh hanya memiliki salah satu dari ketiga tauhid tersebut, karena
ketiga tauhid tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Apabila
kita hanya mempercayai salah satu diantaranya maka kita tidak bisa disebut sebagai
seorang yang syirik bahkan keluar dari islam.

2
B.Pembahasan

1) Tauhid Rububiyah.

Yaitu mengesakan Allah subhannahu wa ta’ala dalam segala perbuatanNya,


dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk. Allah
subhannahu wa ta’ala berfirman:

)62( ‫ُهَّللا َخ اِلُق ُك ِّل َش ْي ٍء‬

“Allah menciptakan segala sesuatu …” (QS. Az-Zumar: 62).

Bahwasanya Dia adalah Pemberi rizki bagi setiap manusia, binatang dan makhluk
lainnya.

Dan bahwasanya Dia adalah Penguasa alam dan Pengatur semesta, Dia yang
mengangkat dan menurunkan, Dia yang memuliakan dan menghinakan, Mahakuasa
atas segala sesuatu. Pengatur rotasi siang dan malam, Yang menghidupkan dan Yang
mematikan. Allah subhannahu wa ta’ala berfirman:

Jenis tauhid ini diakui semua orang. Tidak ada umat mana pun yang
menyangkalnya. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan untuk mengakuiNya,
melebihi fitrah pengakuan terhadap yang lain-Nya.

Dalil-Dalil Tauhid ar-Rububiyyah


Banyak dalil menunjukkan bahawa Allah itu Maha Esa dan tiada sesuatu menyamai
Allah dari segi Rububiyyah. Antaranya:
1. Orang yang berakal waras akan mengatakan bahawa setiap sesuatu pasti ada
pembuatnya.
2. Semua benda di alam ini, daripada sekecil-kecilnya hinggalah sebesar-besarnya,
menyaksikan bahawa Allah itu adalah Rabb al-’Alamin.

3
3.Susunan alam yang mengkagumkan, indah dan tersusun rapi adalah bukti Allah
Maha Pencipta. Jika alam boleh berkata-kata, dia akan menyatakan bahawa dirinya
makhluk ciptaan Allah. Orang yang berakal waras akan berkata bahawa alam ini
dijadikan oleh satu Zat Yang Maha Berkuasa, yaitu Allah. Tidak ada orang yang
berakal waras akan menyatakan bahawa sesuatu itu boleh berlaku dengan sendiri.
Begitulah hebatnya Ilmu Allah. Pandanglah saja kepada kejadian manusia dan
fikirkanlah betapa rapi dan seni ciptaan-Nya.terdapat seribu satu macam ciptaan
Allah yang memiliki sifat yang berbeda-beda antara satu sama lain. Semuanya
menunjukkan bahawa Allah adalah Rabb yang Maha Bijaksana.

2) Tauhid Uluhiyah

Uluhiyah adalah ibadah.

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba


berdasarkan niat taqarrub (mendekatkan diri) yang disyari’atkan seperti do’a, nadzar,
qurban, raja‘ (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah (takut) dan
inaabah (kembali atau taubat). Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul,
mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir
Tauhid uluhiyah Juga disebut “Tauhid Ibadah”, karena ubudiyah adalah sifat
‘abd (hamba) yang wajib menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan
mereka kepadanya.
Tauhid ini adalah inti dari dakwah para rasul, karena ia adalah asas dan
pondasi tempat dibangunnya seluruh amal. Tanpa mereali-sasikannya, semua amal
ibadah tidak akan diterima. Karena kalau ia tidak terwujud, maka bercokolah
lawannya, yaitu syirik.

4
2. Kandungan makna tauhid & pembatalan tauhid

Yaitu mengesakan Allah subhannahu wa ta’ala dalam segala perbuatanNya,


dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk.
Sesungguhnya banyak sekali hal-hal yang dikategorikan sebagai pem-batal ke-Islam-
an, namun para ulama banyak menyebutkan sepuluh pem-batal yang paling
berbahaya dan paling banyak dikerjakan ummat.
Pembatalan-pembatalan ke-Islam-an tersebut adalah :

1. Syirik atau mengadakan sekutu dalam beribadah kepada Allah –Sub-


hānahu wa Ta’ālā–.
2. Menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai wasīlah (perantara) dalam
doa, syafa’at dan tawakkal.
3. Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, menyangsikan kekafiran
mereka atau malahan membenarkan keyakinan mereka.
4. Meyakini bahwa petunjuk selain petunjuk Nabi Muhammad –
Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– adalah lebih sempurna dan lebih baik.
5. Membenci hal-hal yang berasal dari Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi
wa Sallama–, walaupun mengamalkannya.
6. Mengolok-olok sebagian ajaran yang dibawa Rasulullah –Shallallahu
‘alayhi wa Sallama–, seperti pahala atau balasan yang akan diterima.
7. Melakukan sihir, karena pelakunya dihukumi kafir.
8. Loyal terhadap orang kafir serta memberikan bantuan dan pertolongan
kepada orang musyrik untuk memerangi kaum muslimin.
9. Beranggapan bahwa manusia boleh keluar dari syari’at atau ajaran
Nabi Muhammad –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–.
10. Berpaling dari agama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, baik karena tidak
mau mempelajarinya atau karena tidak mau mengamalkannya.

5
C.Kesimpulan
Pada dasarnya pengutusan para rasul bertujuan untuk mengesakan Allah
dalam Tauhid al-Rububiyyah dan Tauhid al-Uluhiyyah. Dialah Tuhan Rabb
al-’Alamin dan Tuhan para Rasul tersebut. Tiada tuhan yang sebenar melainkan
Allah.Tauhid al-Rububiyyah dan Tauhid al-Uluhiyyah menjelaskan kekuasaan Allah
yang Maha Suci dalam pentakdiran urusan makhluk-Nya. Allah Pengurnia
kemaslahatan dan kebaikan. Allah Penentu al-amr (perintah). Allah-lah Pengutus ar-
Rasul untuk makhluk-Nya.Dengan tauhid yang kuat, maka akan terbentukkan
berbagai dorongan yang ada dalam jiwa manusia. Dia akan takut hanya kepada Allah
SWT dan berani mempertahankan keyakinannya,dengan mengetahui arti dari Tauhid
ar-rububiyyah dan Tauhid al-uluhiyyah manusia tidak berbuat syirik kepada Allah
SWT.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sihab, M. Quraish, tafsir Al-Misbah, peran kesan dan keserasian perpustakaan umum
Islam lentera hati, Jakarta, 2002
Al-mahalli, Imam Jalaludin, Imam jalaludin As-suyuthi, Tafsir Jalalain & Azbabun
Nuzul, jilid 1, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1997.
Al-mahalli, Imam Jalaludin, Imam jalaludin As-suyuthi, Tafsir Jalalain & Azbabun
Nuzul, jilid 2, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1997.
Al-mahalli, Imam Jalaludin, Imam jalaludin As-suyuthi, Tafsir Jalalain & Azbabun
Nuzul, jilid 3, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1997.
http://muslim.or.id/tafsir/tafsir-surat-al-qadr.html
http://www.ilmoe.com/585/pembagian-tauhid-rububiyah-uluhiyah-asma-wa-
sifat.html
http://qaasasaqidahtauhid.blogspot.com/2008/12/apa-itu-tauhid-uluhiyah-rubbubiyah-
dan.html
http://kongaji.tripod.com/myfile/al-baqoroh_ayat21-25.htm
http://muslim.or.id/tafsir/tafsir-surat-al-qadr.html
Nasution,Harun,Teologi Islam;Aliran-Aliran Sejarah,Analisa Perbandingan, Jakarta:
Universitas Indonesia,1978(Hal Ix).
Al-Allamah Asy-Syaikh Ja’far Subhani,Tauhid Dan Syirik;Studi Krisis Faham
Wahabi,Bandung:Mizan,1985(Hal 56).
Abduh Muhmmad,Risalah Tauhid,Jakarta:Bulan Bintang,1996
Zainuddin,Ilmu Tauhid Lengkap,Jakarta:PT Rineka Cipta,1996.
Jabir, Abu Bakar, Al-Jazairi,Aqidatul Mukminin,Jakarta:Pustaka Mantiq,1994(Hal
87).
Al-furaiyan,Walid, bin ‘Abdirrahman, Ibnu Katsir dari Ibnu ‘Abbas, Mujahid, ‘Atha’,
Ikrimah, asy-Sya’bi, Qatadah dan lainnya. Fat-hul Majiid Syarh Kitabit Tauhiid (hal.
39-40).
www.wikipedia.com di http://tauhid rububiyyat dan illahiyyat

Anda mungkin juga menyukai