Anda di halaman 1dari 68

Daftar isi

KATA PENGHANTAR ........................... i

DAFTAR ISI ........................... 1


MATERI MUDZAKARAH ........................... 3
RUKUN IMAN
MATERI MUDZAKARAH ........................... 8
RUKUN ISLAM
MUDZAKARAH ENAM ........................... 12
SIFAT
USUL-USUL DA’WAH ........................... 20
DAFTAR WANITA ........................... 22
MAHROM
MUDZAKARAH FIQIH ........................... 25

Bab Thoharoh Dan Wudhu ........................... 28

Bab Shalat ........................... 35

Bab Sholat Mayit / Jenazah ........................... 36

Bab Zakat ........................... 37

Bab Mu’amalah ........................... 41

Bab Waqaf ........................... 44

Bab Nikah ........................... 47

Bab Thalaq ........................... 50

Bab Nadzar ........................... 53

Tanggung Jawab Agama ........................... 54


Sifat – Sifat Yang Pasti Bagi ........................... 56
Allah Dan Rasul-Nya

1
DZIKIR PAGI DAN PETANG ........................... 59

KUMPULAN FADHILAH ........................... 60

CATATAN ........................... 66

2
MATERI MUDZAKARAH RUKUN
IMAN

A. Rukun Iman Ada 6:

1. Iman kepada Alloh Subhaanahu wata‟ala.


2. Iman kepada para Malaikat.
3. Iman kepada Kitab‐Kitab Alloh.
4. Iman kepada para Rasul (Utusan) Alloh.
5. Iman kepada Hari Kiamat/Hari Pembalasan.
6. Iman kepada Qodho‟ dan Qodar (Semua ketentuan dari
Alloh).

B. Maksud dan Hikmah di Dalam Rukun Iman.


[

1. Iman kepada Alloh Subhaanahu wata’ala


Maksudnya adalah: Kita harus meyakini dan
membenarkan dengan hati kita akan keberadaan
Alloh Subhaanahu wata‟ala dengan segala Sifat‐
sifat‐Nya Yang Maha Sempurna. Sedikitpun tidak
ada cacat ataupun kekurangan di dalam Dzat‐Nya
ataupun Sifat‐Nya. Alloh adalah Yang Maha Kaya,
Maha Pemberi rezeki, Maha Esa, Maha Kuasa,
Maha Menentukan, Maha Mengetahui, Maha Hidup,
Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha
Berfirman.
Bagaimana kita ragu akan keberadaan Alloh
Subhaanahu wata‟ala, sedangkan adanya alam
semesta ini merupakan tanda bukti yang nyata akan
keberadaan‐Nya. Bagaimana kita ragu akan Maha

3
Kayanya Alloh Subhaanahu wata‟ala, sedangkan
alam semesta ini semua adalah milik‐ Nya.
Bagaimana kita ragu akan ke‐Esaan Alloh
Subhaanahu wata‟ala sedangkan teraturnya
peredaran matahari, bumi, bulan, dan bintang, itu
semua menunjukkan bahwa aturan‐aturan tersebut di
bawah satu perintah. Bagaimana kita ragu akan
kekuasaan Alloh Subhaanahu wata‟ala, sedangkan
Dia yang telah menciptakan kemampuan dalam diri
setiap makhluk‐Nya. Bagaimana kita ragu akan
Ilmunya Alloh Subhaanahu wata‟ala, sedangkan
Dia yang meletakkan ilmu pengetahuan pada setiap
makhluk‐Nya. Bagaimana kita ragu bahwa Alloh
Subhaanahu wata‟ala adalah Maha Hidup,
sedangkan Dia yang telah meniupkan ruh pada
makhluk‐Nya. Bagaimana kita ragu bahwa Alloh
Subhaanahu wata‟ala adalah Maha Melihat,
sedangkan Dia yang telah menciptakan penglihatan
seluruh makhluk‐Nya. Bagaimana kita ragu bahwa
Alloh Subhaanahu wata‟ala adalah Maha
Mendengar, sedangkan Dia yang telah menciptakan
seluruh pendengaran.

4
2. Iman kepada Para Malaikat
Maksudnya adalah: Kita harus meyakini
bahwasanya Alloh Subhaanahu wata‟ala memiliki
segolongan makhluk-makhluk yang suci, yang
seumur hidupnya selalu mentaati semua perintah-
Nya, dan tidak pernah bermaksiat kepada-Nya.
Mereka adalah Para Malaikat. Sebagian mereka ada
yang tinggal di sekitar Arsy Ilahi, ada yang tinggal
di langit, ada yang ditugaskan untuk mondar-mandir
antara langit dan bumi, ada yang ditugaskan selalu
menyertai manusia, dan lain sebagainya.

3. Iman kepada Kitab-kitab Alloh


Maksudnya adalah: Kita harus meyakini bahwa
Alloh Subhaanahu wata‟ala telah menurunkan
kitab-kitab suci dari langit sebagai pedoman hidup
manusia. Barangsiapa membenarkan dan
mengamalkan isi kandungannya dalam
kehidupannya, maka pasti dia mendapat petunjuk
dan akan berjalan di atas kebenaran. Sebaliknya
barangsiapa tidak meyakini kebenaran isinya,
akhirnya tidak mengindahkannya, maka pasti dia
akan tersesat dan menyesatkan.

4. Iman kepada para Rasul (Utusan) Alloh


Maksudnya adalah: Kita harus meyakini
bahwasanya Alloh Subhaanahu wata‟ala telah
mengutus para Nabi dan para Rasul, guna sebagai
contoh dan suri tauladan bagi manusia bagaimana
cara mengamalkan dan mempraktikkan Kitab-kitab
Alloh yang diturunkan kepada mereka dalam
kehidupan sehari-hari. Mereka adalah orang-orang
yang istimewa dari golongan manusia, yang selalu

5
dipelihara dan dijaga oleh Alloh Subhaanahu
wata‟ala dari kesalahan dan kekhilafan.
Maka siapa saja, dari keturunan siapa saja, berasal
dari negara mana saja, jika sanggup mengikuti jejak
kehidupan mereka, maka pasti dia akan
mendapatkan kesuksesan di dunia dan di akhirat,
kemuliaan di dunia kemuliaan di akhirat.

5. Iman kepada Hari Kiamat/Hari Pembalasan


Maksudnya adalah: Kita harus meyakini
bahwasanya dunia ini bukanlah akhir dari
kehidupan. Setelah kehidupan dunia ini ada lagi
kehidupan yang kekal abadi selama-lamanya. Itulah
Hari Kebangkitan dari kubur, Hari Pembalasan
setiap amal manusia. Pada hari itu ditampakkan
keadilan Alloh Subhaanahu wata‟ala, yaitu ketika
Alloh Subhaanahu wata‟ala menghukum orang-
orang yang durhaka, dengan melemparkan mereka
kedalam Neraka. Pada hari itu ditampakkan keluasan
rahmat dan anugerah Alloh Subhaanahu wata‟ala,
yaitu ketika Alloh Subhaanahu wata‟ala
memberikan balasan kepada hamba-hamba-Nya
yang patuh dan tunduk kepada aturan-aturan-
Nya,dengan mempersilahkan mereka memasuki
Syurga-Nya, dan mereka semua kekal di dalamnya.

6. Iman kepada Qodho’ dan Qodar


Maksudnya adalah: Kita harus meyakini bahwa apa
saja yang sudah terjadi, sedang terjadi, dan yang
akan terjadi di alam semesta ini, semua telah
diketahui, ditentukan, dan dikehendaki oleh Alloh
Subhaanahu wata‟ala. Tidak ada satupun kejadian
di alam semesta ini yang terlepas dari kontrol dan

6
pengawasan serta kehendak Alloh Subhaanahu
wata‟ala.

Fadhilah Iman :Dari Sayyidina Abu Huroiroh


Radhiallahu‟anhu berkata : “Rasulullah Shallallahu
„alaihi wasallam bersabda : „Iman itu ada tujuh
puluh sekian cabangan. Yang paling utama ialah
mengucapkan laa ilaha illallah. Sedangkan yang
paling rendah adalah menyingkirkan ganguan dari
jalan. Dan rasa malu merupakan salah satu dari
cabang iman‟”.

Keterangan : Para ulama‟ berkata : “Hakikat malu adalah akhlak


yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan yang
tercela dan mencegahnya dari melalaikan kewajiban kepada yang
bersangkutan”. (Riyadhus Sholihin)

7
MATERI MUDZAKARAH RUKUN
ISLAM

A. Rukun Islam Ada 5:


1. Bersaksi bahwasannya tidak ada yang berhak
disembah kecuali hanya Alloh Subhaanahu
wata‟ala, dan sesungguhnya Baginda Nabi
Muhammad Shallallahu „alaihi wasallam
adalah Rasul (Utusan) Alloh.
2. Menegakkan Shalat.
3. Menunaikan/membayar Zakat.
4. Berpuasa di bulan Ramadhan.
5. Naik Haji bagi yang berkuasa/mampu.
B. Sebuah Intisari, Maksud dan Hikmah di dalam
Rukun Islam.
Dalam mafhum sebuah hadits yang telah disabdakan oleh
Baginda Nabi Shallallahu „alaihi wasallam, diterangkan
bahwasannya Agama Islam adalah ibarat sebuah bangunan,
yang pondasi dasarnya berupa pengenalan terhadap Alloh dan
Rasul‐Nya. Sedangkan tiang‐tiang penyangga utamanya
adalah Shalat, Zakat, Puasa dan Haji. Adapun ibadah‐ibadah
lainnya, yaitu Muamalah, Mu‟asyarah (pergaulan) yang baik,
dan akhlaq yang mulia, adalah merupakan komponen‐
komponen lain yang berfungsi sebagai penyempurna dan
hiasan pada bangunan.
Apabila pondasi sebuah bangunan dirancang dalam
kondisi kuat dan kokoh, dan didukung pula oleh tiang‐tiang
penyangga utama yang kuat, maka tidak diragukan lagi
bahwasanya bangunan tersebut akan bisa bertahan lama
(Insya Alloh). Tetapi apabila pondasi dasar itu sendiri sudah
rapuh, atau tiang‐tiang penyangga utama sudah mulai lapuk,

8
maka dalam jangka waktu yang tidak lama, bisa dipastikan
bahwasanya bangunan akan roboh.
Begitu pula halnya dengan Agama Islam yang ada dalam
diri setiap insan. Apabila hati manusia sudah dipenuhi dengan
keagungan, kebesaran, serta kemuliaan Alloh dan Rasul‐Nya,
sehingga Alloh dan Rasul‐Nya lebih ia cintai daripada segala‐
galanya, maka akan muncul dari dalam diri manusia tersebut
sifat tunduk dan patuh terhadap yang dicintainya.
Shalat merupakan simbol ketundukan yang sempurna
kepada Sang Pencipta. Karena di dalam Shalat manusia
dituntut untuk tunduk dan patuh secara sempurna, mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki, mulai dari anggota yang
zhahir sampai konsentrasi batin. Maka apabila manusia betul‐
betul menjaga Shalatnya sesuai dengan yang dicontohkan
oleh yang mulia Baginda Nabi Shallallahu „alaihi wasallam,
maka niscaya dia akan mudah untuk taat kepada Tuhannya
selama hidupnya, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki,
baik zhahir maupun batin.
Sebaliknya apabila hati manusia sudah tidak mengenal
lagi siapa Alloh dan Rasul‐Nya, maka bagaimana kecintaan
kepada Alloh dan Rasul‐Nya akan timbul dalam hatinya.
Kalau hati sudah kosong dari kecintaan, maka yang akan
timbul hanyalah sifat pengingkaran dan penentangan
terhadap agama (yaitu aturan‐aturan Alloh Subhaanahu
wata‟ala yang ditelah di contohkan oleh Baginda Rasululloh
Shallallahu „alaihi wasallam). Karena bagaimana seseorang
akan menerima aturan‐aturan berupa perintah dan larangan
yang datang dari pihak yang tidak dikenalnya!
Adapun hikmah disyariatkannya Puasa, di samping
melatih ketaatan kepada Sang Khaliq, yakni walaupun
seseorang tinggal di rumah sendirian, tetapi dia tidak berani
makan dan minum hidangan yang sudah disiapkan untuknya,

9
selagi adzan Maghrib belum dikumandangkan. Maka di
samping itu pula supaya kita juga pernah merasakan
bagaimana penderitaan lapar yang hari‐hari dialami oleh faqir
miskin. Sehingga timbul rasa iba dan sayang terhadap
mereka. Akhirnya tanganpun terasa ringan mengulurkan
sedekah untuk mereka.
Maka beriringan dengan disyariatkannya Puasa
Ramadhan pada tahun kedua Hijriyah inilah, Alloh
Subhaanahu wata‟ala mewajibkan Zakat, yang di antara
hikmahnya di samping sebagai pembersih jiwa dan harta kita,
juga untuk menimbulkan rasa kasih sayang dan saling cinta‐
mencintai di tengah‐tengah umat, sehingga tidak ada
pembatas lagi antara si kaya dan si miskin.
Adapun Haji, diantara hikmahnya adalah merupakan
suatu wadah untuk mengadakan pertemuan tahunan Ummat
Islam dari seluruh penjuru dunia. Dengan mengenakan
pakaian yang sama, dengan bacaan yang sama, serta
melaksanakan manasik amalan Haji di tempat yang sama
pula, sehingga tampaklah persatuan dan kesatuan ummat,
sebagaimana yang dulu telah dibuat oleh Baginda Nabi
Shallallahu „alaihi wasallam pada waktu Haji Wada‟. Beliau
telah mengadakan pertemuan dengan Ummat Islam dari
seluruh penjuru dunia yang ada pada waktu itu, kemudian
Beliau memberikan nasehat‐nasehat bagaimana pentingnya
menjaga persatuan dikalangan Ummat Islam, dan juga
bagaimana pentingnya menda‟wahkan agama ke seluruh
penjuru dunia.
Di samping itu pula, Mekah adalah merupakan pusat
Markaz Da‟wah seluruh para Nabi dan para Rasul, semenjak
Nabi Adam „alaihissalam sampai Baginda Muhammad
Shallallahu „alaihi wasallam. Sehingga tidak ada seorangpun
dari mereka kecuali pernah pergi ke Mekah untuk
menunaikan Ibadah Haji. Maka kita datang ke sana di antara

10
maksudnya adalah untuk menjadikan arah dan tertib hidup
kita sebagaimana kehidupan para Nabi dan para Rasul, yaitu
menjadikan da‟wah dan perjuangan sebagai maksud hidup
kita.

11
MUDZAKARAH ENAM SIFAT

A. Pendahuluan
Alloh Subhaanahu wata‟ala. meletakkan
kejayaan ummat manusia di dunia dan di akhirat dalam
agama yang sempurna seperti yang dibawa oleh Baginda
Rasululloh Shallallahu „alaihi wasallam. Ummat pada
saat ini belum ada kekuatan untuk amal agama secara
sempurna. Dulu para Shahabat Radhiyallahu „anhum
telah amal agama secara sempurna, karena mereka
memiliki enam sifat yang mulia. Keenam sifat tersebut
adalah:
1. Yakin akan Kalimah Thayyibah (Laa ilaaha illalloh-
Muhammadur Rasululloh).
2. Shalat dengan khusyu‟ dan khudhu‟.
3. Ilmu yang disertai dzikir.
4. Memuliakan orang Islam.
5. Meluruskan dan membetulkan niat.
6. Da‟wah dan Tabligh khuruj fi sabilillah.

B. Penjelasan Arti, Maksud dan Tujuan Enam Sifat

1. Yakin Terhadap Kalimah Thayyibah (Laa Ilaaha


Illalloh- Muhammadur Rasululloh)

a. Laa ilaaha illalloh


- Artinya : Tidak ada yang berhak disembah
selain Alloh Subhaanahu wata‟ala.
- Maksudnya : Kita keluarkan keyakinan
terhadap makhluk dari hati kita, kemudian kita
masukkan kebesaran Alloh Subhaanahu
wata‟ala ke dalam hati kita, sehingga kita yakin

12
dengan sempurna bahwa makhluk tidak bisa
memberi manfaat ataupun bahaya tanpa izin dan
kehendak dari Alloh Subhaanahu wata‟ala.
- Keutamaannya : Sabda Baginda Nabi
Shallallahu „alaihi wasallam, ”Barang siapa
bersaksi tidak ada yang berhak disembah selain
Alloh dengan sepenuh hatinya, maka ia akan
dipersilahkan memasuki semua pintu Surga dari
mana saja dia mau”. (HR. Abu Ya‟la)
- Cara mendapatkannya :
1) menda‟wahkan keutamaan Iman,
2) latihan iman, membentuk majelis-
majelis yang membicarakan Iman, dan
3) berdoa kepada Alloh Subhaanahu
wata‟ala agar diberi hakekat Iman.
b. Muhammadur Rasululloh
- Artinya : Baginda Nabi Muhammad Shallallahu
„alaihi wasallam adalah utusan Alloh
Subhaanahu wata‟ala.
- Maksudnya : Meyakini bahwa satu-satunya
jalan untuk mendapatkan kejayaan dunia dan
akhirat, hanyalah dengan mengikuti cara hidup
Baginda Rasululloh Shallallahu „alaihi
wasallam.
- Keutamaannya : Sabda Baginda Nabi
Shallallahu „alaihi wasallam, ”Barang siapa
berpegang teguh dengan seluruh sunnahku (cara
hidupku) dikala umatku sudah rusak, maka dia
mendapatkan pahala seorang mati syahid”.
Dalam riwayat lain:” … seratus orang mati
syahid”. (HR. Thabaroni, Baihaqi)

13
- Cara mendapatkannya :
1) menda‟wahkan pentingnya sunnah
Baginda Nabi Shallallahu „alaihi
wasallam,
2) usaha menghidupkan sunnah Baginda
Nabi Shallallahu „alaihi wasallam
dalam kehidupan kita 24 jam, dan
3) berdo‟a kepada Alloh Subhaanahu
wata‟ala agar diberi hakekat sunnah
Baginda Nabi Shallallahu „alaihi
wasallam.

2. Shalat dengan Khusyu’ dan Khudhu’


- Artinya : Shalat dengan konsentrasi batin dan
merendahkan diri dengan mengikuti cara yang
telah dicontohkan oleh Baginda Rasululloh
Shallallahu „alaihi wasallam dengan para
shahabat Radhiyallahu „anhum.
- Maksudnya : Membawa sifat ketaatan dan
ketundukan kepada Alloh Subhaanahu
wata‟ala di dalam shalat ke dalam kehidupan
sehari-hari.
- Keutamaannya : Firman Alloh Subhaanahu
wata‟ala, ”Carilah pertolongan Alloh
Subhaanahu wata‟ala dengan sabar dan shalat,
karena sesungguhnya shalat itu amatlah berat
kecuali bagi orang-orang yang khusyu”. QS. Al-
Baqoroh: 45)
- Cara mendapatkannya :
1) menda‟wahkan keutamaan Shalat,
2) usaha memperbaiki zhahirnya Shalat,
3) usaha menyelesaikan setiap permasalan
dengan Shalat, dan

14
4) berdoa agar diberi hakekat Shalat.

3. Ilmu yang Disertai Dzikrulloh (Selalu Ingat kepada Alloh


Subhaanahu wata’ala)
- Artinya ilmu: Semua petunjuk yang datang dari Alloh
Subhaanahu wata‟ala melalui Baginda Rasululloh
Shallallahu „alaihi wasallam.
- Artinya dzikir: Mengingati Alloh Subhaanahu wata‟ala
sesuai dengan keagungan-Nya.
- Maksud keduanya: Supaya bisa mengamalkan semua
perintah-perintah Alloh Subhaanahu wata‟ala, pada
setiap saat dan keadaan, dengan menghadirkan
keagungan Alloh Subhaanahu wata‟ala kedalam hati,
serta ikut cara Baginda Rasululloh Shallallahu „alaihi
wasallam.
- Keutamaannya Ilmu : Sabda Baginda Nabi Shallallahu
„alaihi wasallam, ”Barang siapa melalui satu jalan untuk
menuntut ilmu, maka Alloh Subhaanahu wata‟ala akan
mudahkan dia meniti jalan menuju syurga”. (HR.
Muslim)
- Keutamaannya Dzikir : Firman Alloh Subhaanahu
wata‟ala, ”Ingatlah! Bahwasanya hanya dengan
mengingati Alloh Subhaanahu wata‟ala, hati akan
mendapatkan ketenangan”. (QS. Al-Ro‟d)

Ilmu ada dua :


1) Ilmu Fadhail
2) Ilmu Masail
- Cara mendapatkan Ilmu Fadhail :
1) menda‟wahkan kepentingan Ilmu
Fadhail,
2) sesering mungkin duduk dalam Majelis
Ta‟lim Fadhail,

15
3) menghadirkan nilainya amal dalam
setiap amalan, dan
4) berdoa agar diberi hakekat Ilmu
Fadhail.
- Cara mendapatkan Ilmu Masail :
1) menda‟wahkan kepentingan Ilmu
Masail,
2) berziarah kepada para „Ulama dan
duduk dalam Majelis Masail
mereka,
3) bertanya kepada mereka tentang
masail (baik dalam urusan
„ubudiyah ataupun muamalah), dan
4) berdo‟a agar diberi hakekat Ilmu
Masail.
- Cara mendapatkan Dzikir :
1) menda‟wahkan pentingnya Dzikir,
2) membaca tasbih, shalawat dan
istighfar setiap pagi dan petang
minimal seratus kali, dan
3) berdoa agar diberi hakekat Dzikir.

4. Ikromul Muslimin
- Artinya : Memuliakan sesama orang Islam.
- Maksudnya : Menunaikan hak sesama muslim tanpa
menuntut hak kita dari mereka.
- Keutamaannya : Sabda Baginda Nabi Shallallahu
„alaihi wasallam, ”Barang siapa menghilangkan satu
kesusahan seorang muslim dari kesusahan-
kesusahan urusan dunia dia, maka pasti Alloh
Subhaanahu wata‟ala akan menghilangkan darinya
satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dia di

16
akhirat kelak. Dan barang siapa menutupi aib
seorang muslim, maka pasti Alloh Subhaanahu
wata‟ala akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.
Dan Alloh Subhaanahu wata‟ala akan selalu
menolong seorang hamba selagi dia ada usaha untuk
menolong saudaranya (yang muslim)”. (HR.
Tirmidzi)
- Cara mendapatkannya :
1) menda‟wahkan pentingnya Ikrom,
2) mengucapkan salam baik kepada orang
yang dikenal ataupun yang tidak dikenal,
3) berbaur dengan orang yang wataknya
berbeda-beda,
4) menyayangi yang lebih muda, menghormati
yang lebih tua, dan memuliakan „ulama,
dan
5) berdo‟a agar diberi hakekat sifat Ikromul
Muslimin.

5. Tashihun Niat
- Artinya : Meluruskan dan membetulkan niat.
- Maksudnya : Membersihkan niat dalam setiap
amalan semata-mata karena Alloh Subhaanahu
wata‟ala.
- Keutamaannya : Sabda Baginda Nabi Shallallahu
„alaihi wasallam, ”Sesungguhnya Alloh
Subhaanahu wata‟ala tidak memandang bentuk rupa
dan jumlah harta kalian. Tetapi Alloh Subhaanahu
wata‟ala memandang kepada hati dan amalan
kalian”. (HR Muslim)

- Cara mendapatkannya :

17
1) menda‟wahkan pentingnya Ikhlas,
2) menjaga kondisi hati dalam setiap beramal (baik
sebelum, sedang, ataupun setelahnya) supaya
tetap dalam keadaan Ikhlash, dan
3) berdo‟a agar diberi hakekat sifat Tashihun Niat.

6. Da’wah dan Tabligh (Khuruj fi Sabilillah)

- Artinya : Mengajak dan menyampaikan.


- Maksudnya : Memperbaiki diri dengan
menggunakan diri, harta, dan waktu sesuai dengan
yang diperintahkan Alloh Subhaanahu wata‟ala.
Dan usaha menghidupkan agama secara sempurna
pada diri sendiri dan semua manusia di seluruh alam
dengan menggunakan harta dan diri sendiri.
- Keutamaannya : Firman Alloh Subhaanahu
wata‟ala, ”Adakah yang lebih bagus perkataannya,
melebihi orang yang mengajak kepada Alloh, dan
dia sendiri beramal shalih, seraya dia berkata :
„Sesungguhnya saya adalah termasuk golongan
orang-orang yang berserah diri kepada Alloh‟”. (QS.
Fushshilat: 33)

- Cara mendapatkan :
1) menda‟wahkan pentingnya Da‟wah dan
Tabligh,
2) meluangkan waktu keluar di jalan Alloh
Subhaanahu wata‟ala untuk menda‟wahkan
agama, sekurang-kurangnya 4 bulan seumur
hidup, 40 hari setiap tahun, 3 hari setiap bulan
dan 2,5 jam dalam setiap hari, dan

18
3) selalu berdo‟a kepada Alloh Subhaanahu
wata‟ala agar diberi hakekat Da‟wah dan
Tabligh khuruj fi sabilillah.

19
USUL-USUL DA’WAH
Usul-usul da‟wah ada 28 poin yang terbagi menjadi 7 bagian,
yaitu :

1. 4 hal yang diperbanyak :


a. Da‟wah Ilallah c. Dzikir dan Ibadah
b. Ta‟lim wa Ta‟allu d. Khidmat

2. 4 hal yang dikurangi :


a. Masa makan dan minum c. Keluar dari masjid
b. Masa tidur dan istirahat d. Bicara sia-sia

3. 4 hal yang dijaga :


a. Ketaatan kepada amir rombonga
b. Sifat sabar dan tahan uji
c. Amalan bersama dari kepentingan sendiri
d. Kehormatan masjid

4. 4 hal yang ditinggalkan :


a. Boros dan mubadzir
b. Meminta kepada selain Allah
c. Berharap kepada selain Allah
d. Ghoshob (memakai tanpa izin)

5. 4 hal yang tidak boleh disentuh :


a. Khilafiah (perbedaan pendapat)
b. Aib masyarakat
c. Politik
d. Status, Jabatan, Sumbangan

20
6. 4 hal yangdidekati :
a. „Ulama dan Santrinya
b. Ahli Tarekat (ahli zikir)
c. Muballigh atau Penceramah
d. Moshonnif (pengarang kitab)

7. 4 hal yang dijauhi :


a. Berdebat
b. Meremehkan atau merendahkan
c. Mengkritik
d. Tidak mudah menerima dan menolak

21
DAFTAR WANITA MAHROM
I. Mahrom Sebab Nasab
1. Ibu, nenek (baik dari ibu/ayah) dan seterusnya ke
atas.
2. Anak dan cucu perempuan (baik dari anak laki-
laki/anak perempuan) dan
seterusnya ke bawah.
3. Saudara perempuan (baik sekandung, seayah
maupun seibu).
4. Bibi (saudara perempuan ayah/ibu , bibinya ayah &
ibu ( saudara perempuan
kakek & nenek ) dan seterusnya ke atas.
5. Keponakan (anak saudara, baik laki-
laki/perempuan), anak keponakan dan
seterusnya ke bawah.

Peringatan !
a. Anak hasil zina adalah mahrom bagi ibunya
saja, tetapi bukan mahrom bagi laki-laki telah
yang berzina dengan ibunya. Hanya saja kalau
dia mau bertanggung jawab dan mau menikah
dengan wanita yang dia zinai, maka status dia
adalah sebagai ayah tiri bagi anak tersebut.
b. Saudara sepupu (anak paman/bibi) bukan
termasuk mahrom.
c. Anak angkat bukanlah mahrom, kecuali kalau
dia di susui oleh pihak ibu 5 kali atau lebih,
maka status dia adalah sebagai mahrom sebab
susuan.

22
II. Mahrom Sebab Mushoharoh (Pernikahan)
1. Mertua (ibunya istri, nenek istri dan seterusnya
ke atas), baik sebab nasab/sebab menyusui.
2. Menantu (istrinya anak & cucu) dan seterusnya
ke bawah, baik sebab nasab/sebab menyusui.
3. Anak perempuan tiri (anak wanita yang dibawa
oleh istri) dengan syarat suami sudah
bersetubuh dengan istri tersebut. Begitu pula
cucu yang di bawa oleh istri, dan seterusnya ke
bawah.
4. Ibu tiri (istrinya ayah yang baru). begitu pula
nenek tiri (istrinya kakek yang baru), dan
seterusnya ke atas.
Peringatan !
Hubungan antara mertua dan mertua (besan), hubungan
antara anak yang dibawa suami dan anak yang dibawa
istri, hubungan seseorang dengan menantu tiri (istrinya
anak tiri) dan mertua tiri (ibu tirinya istri), itu semua
adalah bukan mahrom dalam pandangan agama.
Sehingga pergaulan antar mereka tetap seperti orang lain.
Yakni tetap wajib memakai furdah / cadar dan tutup
aurat secara sempurna. Minimal harus menjaga jarak di
antara keduanya.

III. Mahrom Hanya dari Segi tidak Boleh


Dikumpulkan Bersama Istri dalam Satu
Pernikahan Seorang Suami.
Mereka adalah :
Seluruh mahromnya istri yang seandainya salah satu
dari keduanya diperkirakan seorang laki-laki, maka
keduanya haram untuk dinikahkan. Seperti saudara ipar
(saudara perempuan istri), bibinya istri dan
keponakannya. Wanita – wanita tersebut tidak boleh

23
dikumpulkan bersama istri dalam satu pernikahan
seorang suami. Adapun dalam segi pergaulan dan
membatalkan wudhu maka mereka seperti orang lain
(bukan mahrom ).
Maka dari itu apabila ada salah seorang istri sudah
meninggal atau diceraikan, maka kita boleh menikahi
saudara perempuannya, bibinya atau keponakannya.

24
MUDZAKARAH FIQIH
BAB THOHAROH DAN WUDHU

Thaharah (bersuci) adalah perkara yang menjadi syarat sahnya


sholat. Thaharah dibagi menjadi 2 :
1. Thaharah dari najis. Najis yaitu : Madzi, wadi,
darah, nanah, muntah, arak (minuman keras), anjing,
babi, segala sesuatu yang keluar dari kemaluan dan
anus kecuali air mani/sperma, bangkai (hewan yang
mati tanpa disembelih dengan cara yang benar sesuai
Syari‟at Islam) kecuali bangkai manusia, ikan, dan
belalang.
2. Thaharah dari hadats. Hadats ada 2, yaitu :
a) Hadats kecil yaitu : 1. Keluarnya segala sesuatu
dari kemaluan dan anus selain sperma, seperti :
buang air kecil, buang air besar, kentut, madzi
dll. 2. Hilangnya kesadaran, seperti : tidur, gila,
pingsan dsb. 3. Bersentuhan antara laki-laki dan
perempuan yang bukan mahrom. 4. Menyentuh
kemaluan dan anus.
b) Hadats besar yaitu : 1. Keluarnya sperma. 2.
Bersetubuh walaupun dengan binatang. 3. Suci
dari haid dan nifas. 4. Kematian. 5. Usai
melahirkan.

25
1. Thaharah dari Najis.
a. Cara mencuci pakaian.
b. Cara mencuci najis di lantai dan di tanah.
c. Cara mencuci najis pada badan.
d. Cara istinja‟ baik dengan air, atau dengan batu, tissu,
kertas koran dan sejenisnya.
e. Cara menyembelih hewan.
f. Cara mencuci bahan makanan (untuk dimasak).
g. Ukuran air dua qullah.
2. Thaharah dari Hadats.
a. Cara berwudlu‟(di kolam, di pancuran dan dengan air
yang sedikit).
b. Cara mandi besar (jinabat, haid dan nifas).
c. Cara bertayamum.
d. Cara bersuci bagi orang yang sebagian anggota badannya
terluka.
e. Cara bersuci bagi orang yang sebagian anggota badannya
terdapat pembalut luka (perban) atau sejenisnya.
f. Perkara-perkara yang dilarang bagi orang yang sedang
hadats kecil, jinabat, dan wanita yang sedang haid atau
nifas.
g. Cara mengusap muzah/sepatu.
3. Tatacara dan Tertib Gerakan dalam Shalat mulai Takbir sampai
Salam.
a. Tatacara shalat dengan berdiri.
b. Tatacara shalat dengan duduk.
c. Tatacara shalat dengan berbaring miring.
d. Tatacara shalat dengan tidur terlentang.
4. Tatacara dan Tertib Shalat Berjamaah.
a. Imam dengan satu makmum.
b. Imam dengan dua makmum yang datang secara
berurutan.
c. Imam dengan dua makmum sekaligus.

26
d. Imam dengan lima makmum yang datang secara
berurutan.
e. Imam dengan dua shaf yang mana shaf yang kedua
belum sempurna (tidak penuh).
f. Makmum masbuq yang ketinggalan satu raka‟at.
g. Makmum masbuq yang ketinggalan satu raka‟at dalam
Shalat Maghrib.
h. Makmum masbuq yang ketinggalan satu raka‟at dalam
Shalat Subuh.
i. Makmum masbuq yang mendapatkan imam dalam
keadaan ruku‟ .
j. Makmum masbuq yang mendapatkan imam dalam
keadaan telah selesai dari ruku‟.
5. Tatacara Shalat dalam Perjalanan.
a. Tatacara jama‟ taqdim dengan diqoshor.
b. Tatacara jama‟ ta‟khir dengan diqoshor.
c. Tatacara shalat fardlu di atas kendaraan.
d. Tatacara shalat sunnah di atas kendaraan.

NB : Keterangan dan praktik dalam Mudzakarah

27
‫‪BAB SHALAT‬‬

‫‪A.‬‬ ‫‪Niat Shalat‬‬

‫أُصَ يِّ‪ ٜ‬فَشْ ضَ اىظٖ ِْش أَسْ ثَ َع سَ َمعَبد ٍُ ْسزَ ْق ِجوَ اىقِ ْجيَ ِخ‬
‫أَدَاء)إ ٍَبٍب‪ٍَ /‬أٍُْ٘ ٍب (هلل رَعبىَ‪ ,ٚ‬هللا أمجَش‬
‫أُصَ يِّ‪ ٜ‬فَشْ ضَ اىعَصْ ِش أَسْ ثَ َع سَ َمعَبد ٍُ ْسزَ ْقجِوَ اىقِ ْجيَ ِخ‬
‫أَدَاء)إ ٍَبٍب‪ٍَ /‬أٍُْ٘ ٍب(هلل رعبىَ‪ ,ٚ‬هللا ُ أمجَشُ‬
‫َس َس َمعَبد ٍُ ْسزَ ْق ِجوَ اى ِق ْجيَ ِخ‬ ‫أُصَ يِّ‪ ٜ‬فَشْ ضَ اى ََ ْغ ِش ِ‬
‫ة ثَال َ‬
‫أَدَاء)إ ٍَبٍب‪ٍَ /‬أٍُْ٘ ٍب(هلل رعبىَ‪ ,ٚ‬هللا ُ أمجَشُ‬
‫أُصَ يِّ‪ ٜ‬فَشْ ضَ اىعِ شَب ِء أَسْ ثَ َع سَ َمعَبد ٍُ ْسزَ ْقجِوَ اىقِ ْجيَ ِخ‬
‫أَدَاء)إ ٍَبٍب‪ٍَ /‬أٍُْ٘ ٍب(هلل رعبىَ‪ ,ٚ‬هللا ُ أمجَشُ‬
‫ْح َس َم َعزَ‪ْ ٍُ ِِْ ٞ‬سزَ ْق ِجوَ اىقِ ْجيَ ِخ أَدَاء )‬ ‫صج ِ‬‫أُصَ يِّ‪ ٜ‬فَشْ ضَ اى ُ‬
‫إ ٍَبٍب‪ٍَ /‬أٍُْ٘ ٍب( هلل رعبىَ‪ ,ٚ‬هللاُ أمجَ ُش‬
‫‪Artinya: Saya menyengaja shalat … 4/3/2 rakaat, dengan‬‬
‫‪menghadap qiblat, dengan ada‟ (sebagai imam /makmum) karena‬‬
‫… ‪Alloh ta‟alaa … Allohu Akbar‬‬

‫‪B. Doa Iftitah‬‬

‫هللاُ أمجَشْ َمجِ‪ْٞ‬شا َّٗاى َح َْ ُذ هللِ مثِ‪ْٞ‬شا َّٗسُجحَبَُ هللاِ ث ْنشَ ح َّٗأصِ‪ٞ‬الَ إّ‪ٜ‬‬
‫د َٗاألَسْ ضَ َحِْ‪ٞ‬فب‬ ‫ذ َٗجْ ِٖ َ‪ ٜ‬ىيَّزِ‪ ٙ‬فَطَشَ اى َّس ََ َ٘ا ِ‬ ‫َٗ َّج ْٖ ُ‬
‫‪ََ ٍَٗ ٛ‬برِ‪ٚ‬‬ ‫َّٗ ٍَبأََّب ٍَِْب اى َُ ْش ِش ِم‪ َِْٞ‬إَُِّ صَ الَرِ‪ُ َُّٗ ٚ‬سنِ‪ٍَ َٗ ٜ‬حْ ‪َٞ‬ب َ‬
‫د َٗأََّبٍَِِْ اى َُ ْسيِ َِ‪َِْٞ‬‬ ‫ُ‬
‫ل ىَُٔ َٗثِ َزىِلَ أٍِشْ ُ‬ ‫هلل سَ ةِّ ا ْىعَبىَ َِ‪ َِْٞ‬الَش ِ‬
‫َش ْ‪َ ٝ‬‬ ‫ِِّ‬

‫‪28‬‬
Artinya: ”Alloh Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya,
segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Alloh sepanjang pagi dan
sore. AKu hadapkan sekujur tubuhku kepada Dzat yang telah
menciptakan langit dan bumi, dengan keadaan lurus dan
menyerahkan diri, dan aku bukanlah termasuk golongan kaum
musyrikin (orang -orang yang menyekutukan Alloh dengan yang
lain-Nya). Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku,
semata-mata hanya untuk Alloh Tuhan seru sekalian alam. Tidak
ada sekutu bagi-Nya, dan dengan keyakinan seperti inilah aku
diperintah. Dan aku adalah termasuk golongan orang -orang
yang berserah diri kepada Alloh.”

C. Surat Al Fatihah

َِ ِ ْ‫ اىشَّح‬. ََِِْٞ ‫ اىح َْ ُذ هللِ سَ ةِّ اىعَب َى‬. ٌِْ ٞ ِ‫َِ اىشَّح‬ ِ ْ‫ثس ٌِْ هللاِ اىشَّح‬
َ ‫ ا ْٕذِّب‬. ُِْٞ ِ‫َّبكَ ّ ْسزَع‬ٝ‫َّبكَ ّ ْعجُ ُذ َٗإ‬ٝ‫ إ‬. ِِْ ٝ‫َْ٘ ًِ اى ِّذ‬ٝ ِ‫ ٍَبىِل‬. ٌِْ ٞ‫اى َّش ِح‬
َ َّ
ٌْ ِٖ ْٞ َ‫َِْ أّ َع َْذَ َعي‬ٝ‫ط اى ِز‬ َ ‫ صِ شَ ا‬. ٌَ ْٞ ِ‫ط ْاى َُ ْسزَق‬ َ ‫اىصِّ شَ ا‬
…..ٍِٞ‫ أ‬. َِّْٞ ِ‫ ِٖ ٌْ َٗال اَىضَّبى‬ْٞ َ‫ة َعي‬ ِ ٘‫ض‬ ُ ‫شاىَ ْغ‬ٞ ِ ‫َغ‬
Artinya:
“Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji bagi Alloh Tuhan seru sekalian alam.
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai
hari pembalasan. Hanya kepada -Mulah kami mengabdi, dan
hanya kepada -Mu pulalah kami minta pertolongan. Berilah kami
petunjuk ke jalan yang lurus. Yaitu jalan hidupnya orangorang
yang telah diberi nikmat (yakni para nabi, para syuhada‟, para
wali dan orang ‐orang sholeh), bukan jalan hidupnya orang -
orang yang Engkau murkai (Orang Yahudi), dan bukan pula
jalan hidup orang -orang yang sesat (Orang Nasrani).” Amin
…(Aku mohon Engkau perkenankan doaku).

29
D. Contoh Surat yang Sunnah Dibaca selepas Al Fatihah

ِ‫ ٍَيِل‬. ‫بط‬ ِ َّْ‫أَعُْ٘ ُر ثِشَ ةِّ اى‬ ْ‫ قُو‬. ٌِْ ٞ ِ‫َِ اىشَّح‬
ِ ْ‫ثس ٌِْ هللاِ اىشَّح‬
ِْٛ‫ اىَّز‬. ‫بط‬ ِ َْ٘ ‫ا ْى َ٘س‬
ِ َّْ‫اط اىخ‬ ِّ‫ ٍِِْ شَش‬. ‫بط‬ ِ َّْ‫ إِى ِٔ اى‬. ‫بط‬
ِ َّْ‫اى‬
ِ َّْ‫اىجَّْ ِخ َٗاى‬
.‫بط‬ ِ ِ َّْ‫صذُْٗ ِساى‬
ٍَِِ . ‫بط‬ ُ ِٜ‫ط ف‬ ُ ِْ٘ ‫ُ َ٘س‬ٝ
Artinya: “Dengan nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah! (Wahai Muhammad Shallallahu „alaihi
wasallam): „Aku mohon perlindungan pada Tuhan Yang
Memelihara manusia. Yang menguasai sekalian manusia. Yang
menjadi Sesembahan manusia. Mohon perlindungan dari
kejahatan setan yang selalu bersembunyi. Yang selalu
membisikkan keburukan ke dalam hati manusia. Dari golongan
jin dan manusia.‟”

َّ ‫ هللاُ اى‬. ‫ قُوْ ُٕ َ٘ هللا ُ أَحَ ذ‬. ٌِْ ٞ ِ‫َِ اىشَّح‬


ٌْ َ‫ ى‬. ‫ص ََ ُذ‬ ِ ْ‫ثس ٌِْ هللاِ اىشَّح‬
.‫َنُِْ ىَُّٔ ُمفُ٘ا أَحَ ذ‬ٝ ٌْ َ‫ َٗى‬. ‫ُْ٘ ىَ ْذ‬ٝ ٌْ َ‫َيِ ْذ َٗى‬ٝ
Artinya: “Dengan nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah! (Wahai Muhammad Shallallahu „alaihi
wasallam): „Dialah Alloh Yang Maha Esa. Alloh adalah Tuhan
Yang bergantung kepada -Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak,
dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang
setara (menyamai) dengan -Nya.‟”

E. Doa ketika Ruku’


٣× ِٓ ‫ ٌِْ َٗثِ َح َْ ِذ‬ٞ‫ اى َع ِظ‬َِّٜ ‫ُس ْجحَبَُ َسث‬

30
Artinya: “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung, serta
memujilah aku kepada -Nya.” ( 3 kali).

F. Doa ketika I’tidal


َ ‫ َسثََّْب ى‬. ُٓ‫َس َِ َع هللاُ ىِ ََِْ َح َِ َذ‬
‫ل اىح َْ ُذ ٍِوْ ُء اى َّس ََ َ٘ادِ ٍَِٗوْ ُء‬
ْ ‫ض ٍَِٗوْ ُء ٍَب ِشئْذَ ٍِِْ ش‬
.‫ء َث ْع ُذ‬َٜ ِ ْ‫األَس‬
Artinya: “Alloh mendengar pujian orang yang memujinya. „Yaa
Alloh Tuhan kami. Bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi,
dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu.‟”

G. Doa ketika Sujud


٣× ِٓ ‫ َٗثِ َح َْ ِذ‬ٚ‫ األَ ْع َي‬َِّٜ ‫ُس ْجحَبَُ َسث‬
Artinya: “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, serta
memujilah aku kepada -Nya.” (3 kali)

31
H. Doa ketika Duduk di antara Dua Sujud
ِّٜ‫ َٗا ْٕ ِذ‬ِْٜ ْ‫ َٗاسْ ُص ْق‬ِْٜ ْ‫ َٗاسْ فَ ْع‬ِّٜ ْ‫ َٗاجْ جُش‬ِْٚ َْْ َ‫ َٗاسْ ح‬ِْٚ ‫َسةِّ ا ْغفِشْ ى‬
ْٜ ِّْ‫ َٗاعْفُ َع‬ِْٜ ِْ‫َٗعَبف‬
Artinya: “Ya Alloh. Ampunilah dosa-dosaku, belas kasihanilah
aku, cukupkanlah segala kekuranganku, tinggikanlah derajatku,
berilah rezeki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan
kepadaku dan ampunilah aku.”

I. Doa ketika Tahiyat Awal (pertama)


َ ْٞ َ‫ال ًُ َعي‬
‫ل‬ ِ َّ ِ ‫َبد‬
َ ‫اى َّس‬. ‫هلل‬ ُ ‫ِّج‬َّٞ‫اد اىط‬ ُ َ٘ ‫َبد اىصَّ َي‬ ُ ‫بد ا ْى َُجَبسَ م‬ُ َّٞ ِ‫اىزَّح‬
ِ‫ عِجب َ ِدهللا‬ٚ‫َْب َٗ َع َي‬ْٞ َ‫اى َّسالَ ًُ َعي‬.ُُٔ‫ َٗسَحْ ََخُ هللاِ َٗثَ َشمَبر‬ٜ‫َٖب اىَّْ ِج‬َٝ‫أ‬
‫أَ ْشَٖ ُذ أُْ الَّ إىَ َٔ إالَّ هللاُ َٗأَ ْشَٖ ُذ أَُّ ٍحَ ََّذا سَ سُ٘ ُه‬. ِٞ ِ‫اىصَّبىح‬
َ‫ِّ ِذّب‬ٞ‫ َس‬َٚ‫ َم ََب ثَبسَ ْمذَ َعي‬.‫ِّ ِذَّبٍُحَ ََّذ‬ٞ‫ َس‬ٚ‫ص ِّو َع َي‬ َ ٌَّ ُّٖ‫ اىي‬. ِ‫هللا‬
.‫ْذ‬ٞ‫ْذ ٍَّ ِج‬َِٞ ‫ل َح‬ َ َِّّ‫َِْ إ‬َِٞ ‫ ْاىعَبى‬ِٜ‫ ف‬.ٌَ ْٞ ِٕ ‫إِثْشَا‬
Artinya:
“Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan
hanyalah milik Alloh semata. Semoga keselamatan selalu
bersamamu wahai Nabi (Muhammad Shallallahu „alaihi
wasallam), begitu pula, rahmat dan berkah -Nya. Semoga
keselamatan selalu menyertai kami, dan seluruh hamba -hamba
Alloh yang shalih. Aku bersaksi bahwasannya tidak ada yang
berhak di sembah selain Alloh, dan aku bersaksi bahwasannya
Baginda Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wasallam adalah
utusan Alloh. Yaa Alloh! Limpahkanlah rahmat dan kemuliaan
atas junjungan kami Baginda Muhammad Shallallahu „alaihi
wasallam”

32
J. Doa ketika Tahiyat Akhir
(Doanya sama dengan doa tahiyat awal, kemudian ditambah doa
di bawah ini).
َٚ‫ ٌَ َٗ َعي‬ْٞ ِٕ ‫ِّ ِذَّبإِ ْثشَا‬ٞ‫ َس‬ٚ‫ْذَ َع َي‬َّٞ‫ َم ََبصَ ي‬.‫ِّ ِذَّب ٍُ َح ََّذ‬ٞ‫ آ ِه َس‬ٚ‫َّٗ َع َي‬
ِ َٚ‫ِّ ِذَّبٍُحَ ََّذ َٗ َعي‬ٞ‫ َس‬ٚ‫َبسكْ َع َي‬
‫آه‬ ِ ‫ َٗث‬.ٌَ ْٞ ِٕ ‫ِّ ِذَّبإِ ْثشَا‬ٞ‫آ ِه َس‬
‫آه‬
ِ َٚ‫ ٌَ َٗ َعي‬ْٞ ِٕ ‫ِّذِّبَإِثْشَا‬ٞ‫ َس‬َٚ‫َعي‬ َ‫ َم ََبثَب َس ْمذ‬.‫ِّ ِذَّبٍُحَ ََّذ‬ٞ‫َس‬
.‫ْذ‬ٞ‫ْذ ٍَّ ِج‬َِٞ َ‫َِْ إَِّّلَ ح‬َِٞ َ‫ اْىعَبى‬ِٚ‫ف‬.ٌَ ْٞ ِٕ ‫َسجِّ ِذَّبإِثْشَ ا‬
Artinya: “Dan atas keluarga Baginda Muhammad (Shallallahu
„alaihi wasallam), sebagaimana Engkau telah melimpah ‐kan
rahmat dan kemuliaan atas junjungan kami Nabi Ibrahim dan
keluarganya. Yaa Alloh! Limpahkanlah keberkahan atas
junjungan kami Baginda Muhammad (Shallallahu „alaihi
wasallam) dan keluaganya, sebagaimana Engkau telah
melimpahkan barakah atas junjungan kami Nabi Ibrahim dan
keluarganya. Di seluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji
lagi Maha Mulia.”

K. Bacaan ketika Salam


ِ‫ ُن ٌْ َٗسَحْ ََخُ هللا‬ْٞ ‫اى َّسالَ ًُ عي‬
Artinya: “Semoga keselamatan selalu menyertai kalian, begitu
pula rahmat Alloh Subhaanahu wata‟ala.”

L. Doa Qunut
ََِْ ْٞ ِ‫ َٗر ََ٘ىََّْب ف‬, َ‫ْذ‬ٞ‫ ََِْ عَب َف‬ْٞ ِ‫ َٗعَبفَِْب ف‬, َ‫ْذ‬ٝ‫ ََِْ َٕ َذ‬ْٞ ِ‫اىيَُّٖ ٌَّ ا ْٕ ِذَّب ف‬
‫ل َش َّش ٍَب‬ َ ِ‫ َٗقَِْب ثِشَحْ ََز‬, َ‫ْذ‬َٞ‫ ََب أَ ْعط‬ْٞ ِ‫َبسكْ ىََْب ف‬ ِ ‫ َٗث‬, َ‫ْذ‬َّٞ‫رَ َ٘ى‬
ٍَِْ ‫َزِه‬َٝ‫ َٗإَُِّّٔ ال‬, َ‫ْل‬َٞ‫ َعي‬َٚ‫ُ ْقض‬ٝ َ‫ َٗال‬ٜ ِ‫ل رَ ْقض‬ َ َِّّ‫فَإ‬, َ‫ْذ‬ٞ‫ض‬ َ َ‫ق‬
َ‫ فَيَل‬, َ‫ْذ‬َٞ‫ رَجَب َس ْمذَ سَ ثَّْب َ َٗرَعَبى‬, َ‫ْذ‬ٝ‫َعِض ٍَِْ عَب َد‬ٝ َ‫ َٗال‬, َ‫ْذ‬َٞ‫َّٗاى‬

33
ُ ‫ هللا‬َّٚ‫صي‬ َ َٗ , َ‫ْل‬َٞ‫ أَ ْسزَ ْغفِشُكَ َٗأَرُْ٘ ةُ إِى‬, َ‫ْذ‬ٞ‫ض‬ َ َ‫ ٍَب ق‬َٚ‫ا ْى َح َْ ُذ َعي‬
.ٌَ َّ‫ أىِ ِٔ َٗصَ حْ جِ ِٔ َٗ َسي‬ٚ‫ َٗ َع َي‬ِّٜ ٍِّ ُ‫ اْأل‬ِّٜ ِ‫ِّ ِذَّب ٍُحَ ََّذ اىَّْج‬ٞ‫ َس‬َٚ‫َعي‬
Artinya: “Ya Alloh! Berilah kami petunjuk, bersama -sama orang
yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah kami kesehatan,
bersama-sama orang yang telah Engkau beri kesehatan.
Tolonglah kami bersama -sama orang yang telah Engkau tolong.
Berkahilah untuk kami, apa saja yang telah Engkau anugerahkan
kepada kami. Dan lindungilah kami dari keburukan apa saja
yang telah Engkau tentukan. Karena sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Menentukan, dan tidak ada yang menentukan atas
Engkau. Sesungguhnya tidak akan hina orang -orang yang
Engkau cintai, dan sesekali tidak akan mulia orang -orang yang
Engkau musuhi. Maha Berkah Engkau, Wahai Tuhan kami, dan
Maha Tinggi Engkau. Segala puji bagi -Mu atas apa saja yang
telah Engkau putuskan. Aku memohon pengampunan dari-Mu,
dan pula kembali kepada -Mu. Semoga Alloh memberi rahmat,
keberkahan dan salam penghormatan atas yang mulia Baginda
Muhammad (Shallallahu „alaihi wasallam), beserta keluarganya
dan shahabat-shahabatnya.”

34
BAB SHOLAT MAYIT / JENAZAH

Sholat mayit dikerjakan dengan empat kali takbir, tanpa


ruku‟, tanpa sujud.
Cara sholat mayit:

A. Bacaan Setelah Takbir Yang Pertama


Membaca surat Al-Fatihah

B. Bacaan Setelah Takbir yang Kedua


Membaca sholwat. Yang terbaik adalah sholawat
Ibrohimiah sebagaimana yang dibaca pada waktu tahiyat
akhir.

C. Bacaan Setelah Takbir yang Ketiga

َّ / ُٔ ْْ ‫اىيُٖ ٌَّ ا ْغ ِفشْ َىُٔ َٗ اسْ َح َْ ُٔ َٗعَب ِف ِٔ َٗاعْ فُ َع‬


‫اىيُٖ ٌَّ ا ْغ ِفشْ ىََٖب َٗاسْ َح ََْٖب َٗ عَب ِفَٖب َٗاعْ فُ َع ْْ َٖب‬ َّ
Artinya : “Ya Allah ! Ampunilah dosa-dosa dia, berilah rahmat
dan kesejahteraan atasnya, dan maafkanlah kesalahan-
kesalahannya”.

D. Bacaan Setelah Takbir yang Keempat

‫ اىيَُّٖ ٌَّ الَرَحْ ِش ٍَْْب اَجْ َشَٕب َٗالَرَ ْفزَِّْب ثَ ْع َذَٕب‬/ َُٔ‫اىيَُّٖ ٌَّ الَرَحْ ِش ٍَْْب اَجْ َشُٓ َٗ الَرَ ْفزَِّْب ثَ ْع َذُٓ َٗ ا ْغفِشْ ىََْب َٗى‬
َ‫َٗا ْغفِشْ ىََْب َٗىَٖ ب‬
Artinya : “Ya Allah ! janganlah engkau halangi kami dari
mendapatkan pahala merawatnya, dan janganlah engkau
hadapkan kami dengan fitnah-fitnah selepas kematiannya, serta
ampunilah kami dan dia”.

E. Kemudian Salam Dua Kali dengan Menoleh ke Kanan


dan ke Kiri Sambil Mengucapkan Salam

35
BAB ZAKAT
1. Zakat Emas, Perak dan Uang
Barangsiapa memiliki emas minimal
seberat 20 dinar (85 gram), maka dia wajib zakat
2,5 %. Seumpama dia memiliki 300 gr, maka zakat
setiap tahunnya adalah: 7,5 gr emas.
Barangsiapa yang memiliki uang senilai 20
dinar (85 gram emas) maka dia wajib zakat 2,5
%. Seandainya sekarang 1 dinar harganya Rp.
2.150.000, maka batas minimal zakatnya adalah
Rp. 2.150.000 x 20 = Rp. 43.000.000, maka
zakat setiap tahunnya 2,5 %.
Contoh : Seumpama kita memiliki uang
sejumlah Rp. 50.000.000, maka zakatnya Rp.
1.250.000. Kalau uangnya sejumlah Rp.
60.000.000, maka zakatnya Rp. 1.500.000. Kalau
uangnya sejumlah Rp. 100.000.000, maka
zakatnya Rp. 2.500.000. dan seterusnya.

2. Zakat Perdagangan
Setiap tahun kita wajib mengeluarkan zakat
untk perdagangan kita. Seandainya kita mulai
dagang tanggal 1 syawal maka setiap 1 syawal
kita harus membayar zakatnya. Adapun caranya
:
1. Kita hitung seluruh harta dagangan dengan
harga jual grosir yang berlaku di daerah
setempat.
2. Kita hitung semua jumlah uang kita miliki
yang ada waktu itu.

36
3. Kita total semua piutang yang ada pada
orang lain, sekiranya piutang tersebut ada
harapan dibayar/ mudah ditagih.
4. Apabila total keseluruhan dari ketiga poin
diatas ada senilai 20 dinar emas / Rp.
43.000.000, atau lebih, maka zakatnya 2,5
% sama seperti contoh diatas.

3. Zakat Pertanian
Nishob/batas minimal zakat beras, jagung,
kacang, kedelai dan sejenisnya adalah 720 kg.
Dan gabah adalah : 1150 kg. Zakat pertanian itu
aslinya dikeluarkan setiap panen kalau setiap
panen sudah mencapai 1 nishob. Kalau 1 kali
panen tidak ada 1 nisob, maka 2 kali panen.
kalau 2 kali panen belum ada 1 nishob, maka
setiap 3 kali panen, dengan syarat masih dalam 1
tahun.
Zakat pertanian adalah 10 % jika pengairan
tanpa biaya, Seandainya pengairannya
menggunakan biaya, maka zakatnya 5 %.
Seandainya pengairannya terkadang
menggunakan biaya dan terkadang tidak, maka
zakatnya 7,5 %. Kalau hasil panen sawah kita 2
ton, berarti zakatnya 2 kwintal kalau
pengairannya tanpa biaya, dan 1 kwintal kalau
pengairannya dengan biaya.

4. Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib dikeluarkan satu tahun
sekali setiap malam Hari Raya Idul Fitri bagi
orang yang punya kelebihan di malam hari dan di
siangnya. Jumlah zakat fitrah setiap kepala 2,5

37
kg, sebagian „ulama mengatakan 3 kg. zakat
fitrah boleh dibayar mulai tanggal 1 Ramadhan
dan batas akhirnya tanggal 1 Syawwal sebelum
matahari terbenam. Afdholnya sudah dibayar
sebelum imam naik ke mimbar untuk khutbah
pada Hari Raya.

5. Pembagian Zakat
Zakat harus diberikan kepada salah satu
dari delapan golongan yang telah disebutkan
oleh Allah subhaanahu wata‟ala di dalam al
quranul karim .
Sebelum kita mengumpulkan dan
menghimpun zakat, maka beberapa hari
sebelumnya kita dianjurkan untuk mendata siapa
saja orang yang berhak menerima zakat yang ada
di kampung kita. Sehingga sebelum menerima
zakat, kita telah memiliki gambaran kira-kira
berapa orang yang berhak menerima zakat dan
berapa bagian masing-masing.
Dari delapan golongan tersebut yag ada di
Negara kita tinggal enam atau tujuh saja,
diantaranya:
1. Faqir, yaitu orang yang sama sekali tidak
mempunyai harta atau penghasilan yang
halal yang mencukupi kebutuhannya, baik
hal tersebut dikarenakan memang tidak
2
punya apa sama sekali ataupun
dikarenakan tidak mampu bekerja karena
sakit, atau tidak ada yang
mempekerjakannya, atau ada pekerjaan
tetapi tidak halal sehingga dia tidak mau

38
bekerja atau ada pekerjaan halal, tetapi
sangat tidak mencukupi.
2. Miskin, yaitu orang yang mempunyai harta
atau penghasilan tetapi tidak mencukupi
kebutuhannya. Fakir-miskin bisa diberi
zakat sesuai kebutuhannya.
3. „Amil, yaitu orang yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk mengurus zakat. Dan bisa
dikatakan dengan „amil juga yaitu panitia
pengumpul zakat yang ditunjuk oleh tokoh
masyarakat setempat. „Amil diberi zakat
sebatas upah kerjanya saja dan tidak boleh
lebih dari itu.
4. Mu‟allaf :
a. Orang yang sudah masuk Islam tetapi
keimanannya lemah, dia diberi zakat
supaya teguh imannya.
b. Orang yang sudah masuk Islam dan
imannya teguh dalam Islam, tetapi dia
ini seorang pemimpin/tokoh dari
kaumnya, yang kalau dia diberi zakat
akan mengajak kaumnya masuk Islam.
5. Ghorim :
a. Orang yang memiliki utang untuk
dirinya sendiri atau keluarga dengan
syarat : bukan untuk maksiat dan dia
tidak mampu untuk membayarnya.
b. Orang yang memiliki utang untuk
mendamaikan antara dua kaum yang
berselisih, berhutang untuk
pembangunan masjid atau madrasah
atau untuk menjamu tamu.

39
6. Fi sabilillah : yaitu sukarelawan perang dan
dia tidak mendapatkan gaji dari
pemerintahan.
7. Ibnu sabil :
a. Orang yang sedang mengadakan
perjalanan yang bukan maksiat dan dia
kehabisan bekal di dalam
perjalanannya.
b. Orang yang mau mengadakan
perjalanan yang bukan maksiat tetapi
dia tidak mempunyai bekal untuk
memulai perjalanan.

40
BAB MU’AMALAH
(HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN
PERDAGANGAN)

– Mencari nafkah dari sumber mata pencaharian yang halal


dengan cara yang halal hukumnya adalah fardhu „ain
(wajib bagi setiap orang).
– Sebelum terjun berdagang, hendaklah seseorang
memahami masalah fiqih perdagangan. Khalifah „Umar
radhiyallahu „anhu tidak mengizinkan seseorang
berjualan di pasar Madinah sebelum mempelajari
terlebih dahulu tata cara berdagang yang benar menurut
Islam.
– Utamakan kejujuran dalam jual-beli, karena hal ini akan
mendatangkan keberkahan pada harta dan penghasilan.
– Syarat orang yang melakukan akad jual-beli : 1) sudah
baligh, 2) berakal, 3) dewasa, dan 4) bukan orang yang
mengalami inflasi (orang yang semua hartanya disita)
hanya saja ada sebagian para „ulama membolehkan anak
yang belum baligh untuk berjual-beli khusus di dalam
perkara-perkara yang sepele seperti jajan, mainan dan
lain-lain.
– Syarat barang yang diperjual-belikan harus : 1) suci, 2)
bermanfaat, 3) bisa dilihat, 4) diketahui ukurannya, dan
5) bisa diserah-terimakan.

Maka tidak sah menjual barang najis seperti bangkai,


babi, anjing, arak, darah, dan lain-lain. Tidak sah menjual
barang yang tidak ada manfaatnya, tidak bisa dilihat, kecuali
barang dalam segel atau dalam bugkus yang berfungsi
sebagai pelindung. Tidak sah menjual barang yang tidak jelas
kadar ukurannya, atau tidak bisa diserah-terimakan.

41
Hal-Hal yang Dilarang dalam Jual-Beli.
– Menawar atau membeli barang yang sudah ditawar
orang lain dan sudah ada kesepakatan harga di
antara keduanya, begitu pula menjualnya.
– Menyembunyikan cacat dalam barang dagangan
(tidak menerangkan kepada pembeli).
– Menipu dalam jual-beli, seperti : daging ayam
disuntik dengan air supaya bertambah beratnya,
barang yang bagus diletakkan di bagian luar
sedangkan yang buruk di dalam.
– Banyak mencela barang ketika membeli dan
memujinya ketika menjual.
– Jangan banyak bersumpah dalam jual-beli, karena
sumpah itu akan menghilangkan keberkahan rezeki
walaupun tampaknya melariskan barang dagangan.
– Munyimpan atau menimbun barag-barang
kebutuhan pokok untuk dijual di waktu barang
sedikit dengan harga yang mahal.
– Mengurangi takaran timbangan.
– Mengedarkan atau membelanjakan uang palsu
dengan sengaja.

Beberapa Contoh Jual-Beli Yang Dilarang dan Tidak


Sah.
– Jual-beli yang tidak memenuhi syarat dan rukun
sebagaimana disebutkan di atas.
– Jual-beli patung atau gambar makhluk yang
bernyawa.
– Menjual barang yang sudah dibeli tetapi belum kita
terima.
– Jual-beli dengan sistim riba dengan segala bentu
dan macamnya.

42
Beberapa Contoh Penghasilan yang Haram.
– Hasil jual-beli yang tidak sah.
– Hasil dari membungakan uang atau lintah darat,
sebagaimana yang berlaku di BPR, bank-bank
konvensional dan yang sejenisnya. Begitu pula
keuntungan bunga yang didapatkan oleh para
nasabah dari hasil menabung di bank-bank tersebut.
– Sebagai solusi untuk menghindari segala macam
bentuk riba, Alhamdulillah sekarang sudah banyak
berdiri bank-bank syari‟ah.
– Hasil dari pelacuran, menyanyi yang bertentangan
dengan agama, perjudian, korupsi, suap dengan
segala bentuk dan macamnya.

43
BAB WAQAF
Waqaf adalah mencegah / menahan harta dari suatu
penggunaan untuk penggunaan lain.
Waqaf hukumnya : boleh.
Barang yang sah untuk diwaqafkan harus memenuhi 3 syarat
sebagaiberikut :
1. Berupa barang yang bisa diambil manfaatnya serta tahan
lama / kekal bendanya.
Contoh : Tanah, rumah, kitab, dsb. Sedangkan makanan
dan wewangian atau yang sejenisnya bukanlah barang
waqaf karena tidak tahan lama.
2. Diwaqafkan kepada asal (orang / sasaran pertama yang
diwaqafi) yang sudah ada dan far‟u (orang atau sasaran
waqaf selanjutnya) yang tidak putus.
Contoh : Saya waqafkan tanah ini untuk Zaid kemudian
untuk orang-orang fakir.
3. Bukan untuk perkara yang haram / terlarang / maksiat.
Contoh : Bukan untuk membangun gereja, tempat
perjudian, dsb.

Menjual Waqaf

Waqaf hanya untuk diambil manfaatnya, barang asalnya


tetap, tidak boleh dijual, diwariskan, atau diberikan, atau
dihibahkan.
Waqaf dilaksanakan menurut apa yang disyaratkan oleh
waqif (orang yang waqaf) berupa mendahulukan, mengakhirkan,
menyamakan, mengutamakan sebagian daripada sebagian yang
lain.

44
Contoh :
 “Saya waqofkan rumahku ini kepada Ali
kemudian orang-orang fakir”. Dalam contoh ini
Ali disebut “ asal ” dan orang-orang fakir
disebut “ far‟u ”.
 Ada sebagian tanah yang diwaqafkan untuk
kuburan sedangkan hasilnya diwaqafkan ke
madrasah. Mengingat kebutuhan yang
mendesak kemudian tanah tersebut dijual
dengan yang mahal (terletak di kota). Kemudian
hasil penjualannya dibeli untuk mengganti
kuburan yang asli. Sedangkan kelebihan
uangnya untuk madrasah termasuk
kesejahteraan guru. Bagaimana hukum
penjualan tanah tersebut dan bagaimana pula
hukum pergantian tanah kuburan tersebut ?
Jawab :
Tidak boleh dan tidak sah.
 Bagaimana hukum mendodol (membongkar)
sebagian tembok madrasah waqaf untuk
pemasangan kabel ?
Jawab :
Boleh, karena hal tersebut untuk kemaslahatan
barang waqafan (madrasah tersebut).
 Apabila ada masjid/madrasah yang diwaqafkan
dibongkar habis, dan semua peralatannya
diganti baru. Apakah orang yang mewaqafkan
peralatan lama yang sudah tidak dipakai masih
mendapat pahala ?
jawab :
Terjadi perbedaan pendapat antara „ulama, ada
yang berpendapat bahwa pahalanya tidak

45
terputus, dan ada pula yang berpendapat bahwa
pahalanya terputus.
Surat Waqaf.
Keberadaan surat waqaf sangatlah penting, diantaranya ialah :
– Sebagai data / dokumen tertulis.
– Sebagai bukti tertulis yang apabila terjadi sengketa di
kemudian hari.
– Sarana pengingat.
– Menghilangkan unsur kecurigaan satu sama lain.
– Dan sebagainya.

46
BAB NIKAH
- Barangsiapa yang mampu untuk menikah, hendaklah segera
menikah. Apabila belum mampu, disunnahkan berpuasa
untuk membentengi hawa nafsunya (Al Bukhari – Muslim).
- Menikah adalah sunnah Baginda Rasulullah shallallahu
„alaihi wasallam. Menolak menikah padahal dia mampu,
menyebabkan dia tidak diakui sebagai Ummat Nabi
shallallahu „alaihi wasallam. (Muslim).
- Menikah dapat menjaga pandangan dan kemaluan dari
maksiat. (Al Bukhari, Muslim, Nasai dan Ahmad).
- Nikah adalah suatu akad yang menyebabkan halalnya
seorang wanita untuk laki-laki yang menikahinya untuk
mengumpulinya. Diperbolehkan mengumpulkan 4 istri bagi
orang merdeka dalam pernikahannya.
Hukum nikah pada aslinya adalah boleh, maka bisa
menjadi sunah, wajib, makruh, dan haram, sesuai keadaan
masing-masing sebagai berikut :
 sunnah, bagi orang yang mampu, baik secara rohani
maupun jasmani.
 makruh, bagi orang yang tidak mampu, baik secara
rohani maupun jasmani.
 wajib, ketika seseorang disunnahkan untuk menikah,
kemudian dia menadzarkannya (seperti dia berkata:
“Kalau saya lulus S1 maka saya akan menikah”,
kemudian dia lulus, dll).
 haram, bagi orang yang tidak mampu menberikan
haq-haq istri, sekiranya dia menikah.

Memilih Pasangan :

47
- Laki-laki muslim tidak boleh menikahi wanita
pezina, dan wanita muslimah tidak boleh menikah
dengan laki-laki pezina.
- Laki-laki sholeh hanya untuk wanita sholehah, dan
wanita sholehah hanya untuk laki-laki sholeh An Nur
ayat 3.
Ciri-ciri wanita sholehah adalah : 1. Menaati suami, 2.
Menyenangkan jika dilihat, 3. Menjaga diri dan harta
jika ditinggalkan oleh suami. (Ibnu Majah).
- Wali hendaknya meminta izin kepada putrinya ketika
akan menikahkan kepada lelaki. Hendaklah wali tidak
menikahkan putrinya kepada laki-laki yang tidak disukai
oleh putrinya. (Al Bukhori).
- Disunnahkan menikahi wanita subur dan bersifat
penyayang, karena akan menjadi kebanggaan Baginda
Nabi shallallahu „alaihi wasallam pada Hari Kiamat.
- Jangan menikah dengan kerabat dekat karena akan
menganggu kesehatan anak (Nasa‟i).
- Hendaknya menikahi wanita yang taat. Wanita yang taat
dalam agama akan memberkahi rumah tangga. (At
Tirmidzi).
- Hendaknya memperhatikan keturunan calon istri. Jangan
sampai menikahi wanita yang cantik, tetapi berasal dari
keturunan yang buruk. (Sayyidina Ali radhiyallahu
„anhu)
- Sebaik-baik wanita adalah cantik dari jauh, menarik dari
dekat dan diliputi kenikmatan.
- Wajib menikahi wanita atas pertimbangan agamanya.
Jangan menikahi wanita kerena hartanya, martabatnya,
atau karena kecantikannya. (Al Bukhori).
Adab Pernikahan
- Pernikahan yang terbaik dan yang paling diberkahi
adalah pernikahan yang termudah pelaksanaannya, yaitu

48
tidak mahal mas kawinnya dan mudah prosesnya. (Ibnu
Majah).
- Dianjurkan menikah dan menggauli istri pada bulan
Syawwal. (Muslim).
- Disunnahkan melihat dahulu wajah wanita yang hendak
dinikahi. (Muslim).
- Beberapa adab dalam pernikahan :
– Mengadakan khutbah sebelum nikah,
mencampurkan bacaan “hamdalah” dengan ijab dan
qabul.
– Menyampaikan urusan suami hingga didengarkan
oleh istri.
– Mengundang orang-orang sholeh (selain dua orang
saksi).
– Berniat untuk menegakkan sunnah Rasulullah
Shallallahu „alaihi Wasallam.
- Ketika menghadiri pernikahan disunnahkan membaca
do‟a :
.‫ْش‬ٞ‫ َخ‬ِٚ‫َْ ُن ََب ف‬ْٞ َ‫ ُن ََب َٗجَ ََ َع ث‬ْٞ َ‫هللا ىَ ُن ََب َٗثَب َس كَ َعي‬
ُ ‫ك‬ َ ‫ثَب َس‬
- Syarat yang paling berhak untuk dipenuhi adalah mahar
(Muslim).
- Tanda keberkahan seorang wanita adalah :
* cepat menikah,
* cepat melahirkan anak,
* ringan maharnya.

49
BAB THALAQ
(Perceraian)

Thalaq adalah melepaskan ikatan akad nikah dengan lafadzh


tertentu.

Hukum Thalaq :
Wajib.
Bagi suami yang sudah bersumpah tidak menggauli
istrinya (sumpah ila‟).
Sunnah / mandub.
- Bagi suami yang tidak bisa memenuhi hak-hak istri.
- Istri sudah tidak bisa menjaga harga diri /
kehormatannya.
- Perintah salah satu ayah-ibu untuk kemashlahatan
dan bukan untuk menyusahkan.
Haram.
- Thalaq kepada istri (yang telah disetubuhi) yang
dijatuhkan pada waktu haid tanpa ada tebusan dari
sang istri.
- Thalaq yang dijatuhkan pada istri di masa suci yang
telah disetubuhi pada masa suci itu.
Makruh.
Hukum asal thalaq adalah makruh .

Lafadzh Thalaq
Lafadzh thalaq ada 2 macam :
 Terang (shorih) :kalimat yang tidak ragu-ragu lagi
bahwa yang dimaksud adalah memutuskan ikatan
perkawinan dan jatuh thalaq baik dengan niat atau
tidak niat.
Contoh : “ Engkau terthalaq ”, atau “ Saya ceraikan
Engkau.”

50
 Sindiran (kinayah) :kalimat yang apabila diniatkan
thalaq jatuh thalaq dan bila tidak diniatkan thalaq
tidak jatuh thalaq.
Contoh : “ Pulanglah Engkau ke rumah
keluargamu”, atau “ Pergilah dari sini.”
Bilangan Thalaq
Bilangan thalaq paling banyak adalah tiga.
 Thalaq satu atau dua masih boleh kembali (rujuk)
sebelum habis iddahnya dan boleh nikah kembali
setelah iddah.
 Thalaq tiga tidak boleh kembali (rujuk) atau kawin
lagi, kecuali apabila si permpuan telah menikah
dengan orang lain dan telah di thalaq pula oleh
suami yang kedua itu.
* Iddah : masa tunggu seorang perempuan untuk
bisa dinikahi kembali setelah terjatuhnya thalaq.

Baginda Rasulullah shalallahu‟alaihi wasalam bersabda :


“Siapapun wanita yang meminta thalaq (cerai) dari suaminya
tanpa suatu alasan yang diperbolehkan, maka haram baginya
(wanita itu) mencium baunya Surga” . (H.R. Ahmad, Abu Dawud,
At Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Thalaq adalah suatu yang diperbolehkan tapi dibenci oleh
Allah Subhanahu wata‟ala, dan merupakan perbuatan tercela
yang hanya boleh dilakukan dalam keadaan terpaksa. Dan thalaq
yang diminta sendiri oleh istri kepada suaminya tanpa suatu
alasan yang dapat diterima oleh agama, akan mengakibatkan
kerugian yang sangat besar bagi sang istri.
Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu‟anhu berkata
: “Baginda Rasulullah shalallahu‟alaihi wasalam bersabda : „Jika
seorang istri berkata kepada suaminya “ceraikanlah aku !”, maka
ia akan datang pada Hari Kiamat dengan muka yang tidak
berdaging, lidahnya menjulur keluar dari kuduknya, dan

51
terjungkir di kerak Neraka Jahannam, meskipun siang harianya ia
berpuasa dan malam harinya ia bangun Tahajjud semalamnya‟”.
Thalaq memang bias terjadi dalam sebuah pernikahan, dan
merupakan jalan terakhir untuk menyelesaikan masalah antara
dua orang suami istri. Tetapi hendaknya wanita berlindung
kepada Allah Subhanahu wata‟ala dari perceraian yang datang
dari permintaaanya sendiri, jika diiringi dengan alasan yang
dibenarkan oleh agama.
Adalah pasti bahwa setiap manusia memiliki kekurangan dan
kelemahan, sedang pernikahan adalah untuk saling
menyepurnakan kekurangan-kekurangan tersebut. Dengan
memahami hak dan kewajiban masing-masing, serta diringi rasa
syukur atas pasangannya, akan menghindarkan kemungkinan-
kemungkinan terburuk dari sebuah pernikahan. Dalam sebuah
hasits disebutkan, “jika seorang suami memandang istrinya
dengan pandangan rahmat , dan istri memandang suaminya
dengan pandangan rahmat pula, maka Allah subhanahu wata‟ala
akan memandang keduanya dengan pandangan rahmat dan kasih
sayang.

52
BAB NADZAR
Nadzar adalah janji tentang kebaikan yang asalnya tidak wajib
menurut syara‟, sesudah dinadzarkan, maka menjadi wajib.

Macamnya Nadzar :
1) Menjanjikan ibadah apabila dia mendapat nikmat
(keuntungan) atau karena terhindar bahaya.
Contoh : “ Kalau saya dikaruniai Allah anak, saya
akan puasa 5 hari karena Allah” atau “ Kalau Allah
menyembuhkan penyakit saya ini, saya akan sholat
tengah malam 6 kali karena Allah.”
2) Menjanjikan ibadah dengan tanpa ada sebabnya.
Contoh : “ Saya akan berpuasa 3 hari di bulan ini
karena Allah ” atau “ Saya bernadzar sholat dua
rakaat. ”
Bernadzar akan berbuat maksiat ( larangan ),hukumnya adalah
tidak sah.
Contoh : - “Saya bernadzar minum arak kalau lulus ujian. ”
- “Saya akan keliling telanjang bulat kalau sembuh
dari penyakit ”

53
TANGGUNG JAWAB AGAMA
Setiap muslim baik laki-laki ataupun wanita memiliki
amanah/tanggung jawab dalam agama yang sama, yang
terangkum dalam 3 perkara, yaitu : mewujudkan agama,
memelihara agama, dan meningkatkan agama.
Mewujudkan Agama
Untuk mewujudkan agama bagaimana caranya ? Caranya
dengan mewujudkan dakwah. Untuk mewujudkan
dakwah bagaimana caranya ? Caranya dengan
mengirimkan jamaah dakwah ke seluruh penjuru dunia.
Memelihara Agama
Untuk memelihara agama bagaimana caranya ? Caranya
dengan memelihara kerja dakwah. Untuk memelihara
kerja dakwah bagaimana caranya ? Caranya dengan
mewujudkan amalan masjid 24 jam sebagaimana masjid
Nabi saw , yaitu dengan menghidupkan 4 amal masjid :
Dakwah illallah, ta‟lim wata‟allum, ibadah & dzikir, dan
berkhidmat dan berakhlak seperti yang dicontohkan oleh
Rosululloh saw.
Meningkatkan Agama
Meningkatkan agama bagaimana caranya ? Caranya
dengan meningkatkan kerja dakwah. Untuk
meningkatkan kerja dakwah bagaimana caranya ?
Caranya dengan beberapa perkara:
– Menjaga hubungan silaturrahim secara
istiqomah.
– Rela menginfaqkan harta, diri, waktu untuk
agama, daripada untuk kesenangan dirinya
sendiri.
– Mendahulukan kepentingan agama daripada
kepentingan yang lainnya.

54
Kesimpulannya : mewujudkan, memelihara , dan
meningkatkan agama adalah dengan menjalankan dakwah di
tengah – tengah ummat, sebagai ungkapan tanggung jawab kita
dalam agama yang mana dakwah adalah perintah Allah
Subhanahuwata‟ala.

55
SIFAT – SIFAT YANG PASTI BAGI
ALLAH DAN RASUL-NYA
Asas agama ini adalah laailaha illallah
muhammadurrasulullah, keyakinan yang benar kepada Allah dan
Rasul-Nya. Maka wajib bagi setiap muslim untuk mengetahui
sifat-sifat yang pasti bagi Allah subhaanahu wata‟ala dan Rasul-
Nya, sehingga mempunyai pemahaman dan keyakinan yang
benar.

Sifat yang pasti bagi Allah subhaanahu wata’ala :


1. Wujud
Maknanya Allah subhaanahu wata‟ala itu pasti ada,
kalau Allah tidak ada, siapa yang mengadakan alam
semesta ini ? maka Allah pasti ada.
2. Qidam
Artinya Allah subhaanahu wata‟ala tidak bermula
adanya, apa saja yang bermula yakni asalnya tidak ada
kemudian menjadi ada adalah makhluk. Allah
subhaanahu wata‟ala adalah Yang Ada tanpa permulaan.
3. Baqo‟
Allah subhaanahu wata‟ala tidak berakhir, senatiasa ada
selama-lamanya.
4. Mukholafatu Lilhawaditsi
Allah subhaanahu wata‟ala tidak sama dengan makhluk
apa pun. Apa yang terlintas dalam hati kita, harus kita
pahami Allah subhaanahu wata‟ala tidak seperti itu.
Allah subhaanahu wata‟ala tidak bisa dibayangkan,
dibatasi, dan digambarkan oleh otak manusia.

56
5. Qiyamuhu Bina fsihi
Allah subhaanahu wata‟ala berdiri sendiri, tidak berhajat
kepada siapa saja dan apa saja dalam perkara apa saja.
6. Wahdaniyah
Allah subhaanahu wata‟ala satu, tidak ada tandingannya
dan tidak ada duanya.
7. Qudrah
Allah subhaanahu wata‟ala berkuasa berbuat apa saja
yang Dia kehendaki, menciptakan apa saja yang Dia
kehendaki.
8. Iradah
Semua yang terjadi adalah ketentuan Allah subhaanahu
wata‟ala.
9. Ilmu
Allah subhaanahu wata‟ala Maha Mengetahui
segalanya, yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan
yang akan terjadi.
10. Hayah
Allah subhaanahu wata‟ala Maha Hidup.
11. Sama‟
Allah subhaanahu wata‟ala Maha Mendengar segala-
galanya.
12. Bashor
Allah subhaanahu wata‟ala yang Maha Melihat segala-
galanya yang tampak atau yang tidak tampak, di dunia
atau di akhirat, semua dilihat oleh Allah subhaanahu
wata‟ala .
13. Kalam
Allah subhaanahu wata‟ala Maha Berbicara kepada
siapa saja yang Allah subhaanahu wata‟ala kehendaki
tanpa bisa dibayangkan caranya.

57
Sifat yang pasti bagi Rasul :
1. Shidiq
Maknanya benar, tidak mungkin bohong. Allah
subhaanahu wata‟ala telah membela, mendukung, dan
membenarkan para Rasul-Nya dengan mendatangkan
mu‟jizat-mu‟jizat yang luar biasa kepada mereka, maka
Rasulullah Sallallahu „alaihi wasallam tidak mungkin
bohong.
2. Amanah
Para Rasul „alaihimus salam tidak mungkin berbuat
buruk, karena mereka adalah orang-orang pilihan Allah
subhaanahu wata‟ala.
3. Tabligh
Para Rasul „alaihimus salam pasti menyampaikan semua
wahyu yang diperintahkan untuk disampaikan kepada
umatnya, tidak mungkin mereka menyembunyikannya.
4. Fathonah
Para Rasul „alaihimus salam itu cerdas dan bijaksana.
Para Rasul „alaihimus salam adalah manusia, tetapi tidak
mungkin mereka mempunyai cacat rohani maupun
jasmani, karena mereka adalah manusia-manusia pilihan
Allah subhaanahu wata‟ala.

58
DZIKIR PAGI DAN PETANG

Amalan yang dibaca selepas Shalat Subuh (Dzikir Pagi) dan


selepas Shalat Ashar/Maghrib (Dzikir Petang).

 Membaca Ayat Kursi

‫ْ٘ ًُ الَرَأْ ُخ ُزُٓ سِ َْخ‬َٞ‫ ا ْىق‬ٜ‫هللاُ الَ إِ َىَٔ إِال َّ ُٕ َ٘ ا ْى َح‬


‫ض‬ َ ْ ِٚ‫ اى َّس ََ َ٘دِ َٗ ٍَب ف‬ِٚ‫َّٗالَ َّْ٘ ً ىَٔ ُ ٍَبف‬
ِ ْ‫األس‬
َِْٞ َ‫َ ْعيَ ٌُ ٍَب ث‬ٝ ِٔ ِّ‫َ ْشفَ ُع ِع ْْ َذُٓ إِ َّالثِإ ِ ْر‬ٝ ٙ‫ٍَِْ َرا اىَّ ِز‬
ٍِِّْ ‫ء‬ْٜ ‫طُْ٘ َُ ِث َش‬ْٝ ُِِ‫ح‬ٝ َ‫ ِٖ ٌْ َٗ ٍَب َخ ْيفَُٖ ٌْ َٗال‬ْٝ ‫ ِذ‬ْٝ َ‫أ‬
ِ َ٘ ََ ‫ُٔ اى َّس‬ٞ‫ِع ْي َِ ِٔ إِ َّال ثِ ََب َشب َء َٗ ِس َع ُمشْ ِس‬
‫د‬
ِٚ‫َئُْ٘ ُدُٓ ِح ْفظُُٖ ََب َٕٗ ُ َ٘ ْاى َعي‬َٝ‫ض َٗال‬ ِ ْ‫َٗاألَس‬
.ٌُ ْٞ ‫ْاى َع ِظ‬
 Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas 3x

59
KUMPULAN FADHILAH

1. THOHARAH
A. WUDLU

Alloh Subhaanahu wata‟ala berfirman :

)٨٠١:‫َِ (اىز٘ثخ‬ٝ‫ُ ِحتُ اى َُطَّٖ ِِّش‬ٝ ُ‫َٗ هللا‬


“Dan Allah Subhanahu wata‟ala menyukai orang-orang
yang membersihkan diri” (Q.S. At-Taubah : 108)

Diriwayatkan dari Sayyidina Humron rodliallahu


„anhu ( seorang budak yang telah dimerdekaan oleh
Sayyidina „Utsman bin „Affan rodliallahu „anhu) dia
berkata, “Saya mendengar Sayyidina „Utsman bin „Affan
rodliallahu „anhu (sedangkan beliau berada di suatu
bangunan masjid kemudian mu‟adzin datang untuk
mengumandangkan „adzan Sholat Ashar, maka beliau
meminta untuk diambilkan air wudlu kemudian
beliaupun berwudlu kemudian berkata, „Demi Allah saya
akan menceritakan suatu Hadits yang kalau bukan karena
satu ayat dari Kitabullah maka tidak akan saya ceritakan,
sesungguhnya saya pernah mendengar Baginda
Rosulullah sallallahu „alaihi wasallam bersabda, Tidak
ada seorang Muslim yang berwudhu dengan sempurna
lalu dia mengerjakan sholat, kecuali Allah subhanahu
wata‟ala telah mengampuni (dosa) antara sholat tersebut
dengan sholat setelahnya.„” (H.R. Muslim).

60
Diriwayatkan dari Sayyidina Abu
Malik Al-Asy‟ari Radhiallahu ‟anhu berkata, “Baginda
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda,
„Bersuci merupakan separuh dari iman, Alhamdulillah
memenuhi timbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah
keduanya memenuhi – atau ia memenuhi – antara langit
dan bumi, Shalat adalah cahaya, Shodaqoh adalah bukti,
sabar adalah penerang, dan Al Qur‟an adalah hujjah yang
akan membela kamu atau memberatkanmu.” (H.R.
Muslim).
Keterangan : Bersuci merupakan separuh iman :
karena iman merupakan sucinya hati dari syirik,
sedangkan bersuci adalah sucinya anggota tubuh dari
hadats dan najis.

Ancaman bagi yang tidak menyempurnakan Wudlu


Diriwayatkan dari Sayyidina Abu Huroiroh
rodliallahu „anhu, sesungguhnya Baginda Nabi
sallallahu „alaihi wasallam bersabda, “Kecelakaan bagi
tumit yang tidak terkena basuhan air ketika berwudlu.”
(H.R. At Tirmidzi).

B. ISTINJA
Diriwayatkan dari Sayyidina Anas bin Malik
rodliallahu „anhu, sesungguhnya Baginda Rosulullah
sallallahu „alaihi wasallam suatu ketika memasuki suatu
kebun dan seorang anak (di antara kami yang paling)
muda mengikuti beliau dengan membawa wadah berisi
air, kemudian meletakkannya di samping sidr, maka
Nabi menunaikan hajat beliau, kemudian beliau keluar
sedangkan beliau telah beristinja dengan menggunakan
air. (H.R. Muslim).

61
Ancaman bagi yang tidak menyempurnakan Istinja
Diriwayatkan dari Sayyidina Ibnu Mas‟ud
rodliallahu „anhuma, beliau berkata, Pernah Baginda
Rosulullah sallallahu „alaihi wasallam melewati dua
kuburan kemudian beliau berkata, “Ketahuilah, bahwa
kedua penghuni dua kubur ini sedang di‟adzab dan hal
itu tidaklah disebabkan karena suatu dosa yang besar
(menurut prasangka keduanya). Adapun salah satunya
(di‟adzab karena) suka mengadu domba, sedangkan yang
satunya di‟adzab karena tidak berhati-hati dari kencing”.
Kemudian beliau mengambil pelepah kurma yang masih
basah dan membelahnya menjadi dua, lalu meletakkan
salah satunya di kuburan yang ini dan yang satunya lagi
di kuburan yang lain, kemudian beliau bersabda,
“Semoga Allah subhanahu wata‟ala meringankan
(„adzab) dari keduanya.” (H.R. Muslim).

2. SHALAT
A. SHALAT BERJAMA’AH

Allah Subhanahu wata‟ala berfirman :

) ٥٤:‫َش (اىعْنجذ‬ َّ ‫اَُِّ اى‬


ِ ‫ ع َِِ اىفَحشَب ِء َٗاىَُْن‬َٖٚ َْ‫صيَ٘ َح ر‬
“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar ” (Q.S. Al Ankabut
: 45).
Diriwayatkan dari Sayyidina Ibnu Abbas
rodhiallahu„anhuma berkata, “Baginda
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam
bersabda, “Islam itu dibangun atas lima
perkara: Bersaksi bahwa tiada tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah dan bahwa

62
Muhammad adalah Utusan Allah, mendirikan
Sholat, menunaikan Zakat, Haji dan Puasa
Ramadhan.” (H.R. Al Bukhari).
Diriwayatkan dari Sayyidina Ibnu „Umar
rodliallahu „anhuma, sesungguhnya Baginda
Rasulullah sallallahu „alaihi wasallam
bersabda, “Shalat berjama‟ah lebih utama
daripada shalat sendirian dengan keutamaan 27
drajat.” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan dari Sayyidina Abu Huroiroh
radhiallahu‟anhu, dari Baginda Nabi
Shallallahu „alaihi wasallam bersabda, “Orang-
orang yang sering berjalan menuju masjid
dalam kegelapan malam, adalah orang-orang
yang menyelam dalam rahmat Allah.” (H.R.
Ibnu Majah).

B. FADHILAH BERDO’A DI DALAM


DALAM SHALAT
Diriwayatkan dari Sayyidina Abu Huroiroh
rodliallahu „anhu, sesungguhnya Baginda
Rusulullah sallallahu „alaihi wasallam
bersabda, “Paling dekatnya keadaan seorang
hamba kepada tuhannya adalah ketika dia dalam
sujud, maka maka perbanyaklah berdo‟a (ketika
sujud).” (H.R. Muslim).

3. DZIKIR
Allah subhanahu wata‟ala berfirman :
) ٢٥١: ‫ ا َْرمُشْ ُم ٌْ (اىجقشح‬ُِّٚٗ‫ف َْبر ُمش‬
“Ingatlah kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepada
kalian”. (Q.S. Al-Baqarah : 152).

63
Diriwayatkan dari Sayyidina Hanzalah Al-
Usaidi Radhiallahu‟anhu, bahwa Baginda
Rasulullah sholallahu „alaihi wasalam bersabda,
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya! Kalau
saja keadaan kalian selalu sama dengan keadaan
kalian ketika berada bersamaku atau selalu berdzikir,
maka Malaikat akan menjabat tangan kalian di atas
tempat tidur kalian dan di jalan-jalan. Akan tetapi,
hai Hanzalah ! Ada kalanya begini dan ada kalanya
begitu”. Beliau mengucapkan sebanyak tiga kali”.
(H.R. Muslim).
 Fadlilah Ayat Kursi
Diriwayatkan dari Sayyidina Abdullah bin
Mas‟ud radhiallahu‟anhu, bahwasanya ada
seorang laki-laki telah berkata kepada baginda
Rasulullah shalallahu‟alaihi wasalam. “Wahai
Rasulullah ! Ajarkan kepadaku sesuatu ilmu
yamg mudah-mudahan Allah subhanahu
wata‟ala akan memberikan manfaat kepadaku
dengan ilmu tersebut.” Maka Baginda
Rasulullah shalallahu‟alaihi wasalam bersabda,
“Hendaklah engkau selalu membaca Ayat
Kursi, karena sesungguhnya ia akan menjaga
dirimu dan keturunanmu serta rumahmu bahkan
sampai beberapa rumah yang ada di
sekelilingmu.” (H.R.)

 Membaca Surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An


Naas
Diriwatkan dari Sayyidina Abdullah bin
Habib radhiallahu‟anhu, sesungguhnya
Baginda Rasulullah shalallahu‟alaihi wasalam

64
bersabda, “Bacalah olehmu Surat Al Ikhlas, Al
Falaq, dan An Naas setiap pagi dan sore
sebanyak tiga kali, niscaya surat tersebut akan
mencukupimu dari semua permasalahan.” (H.R.
At Tirmidzi).

Diriwayatkan dari Sayyidina Abu Musa


rodliallahu „anhu, Baginda Nabi sallallahu
„alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan
orang yang mengingat Allah dan orang yang
tidak mengingat Allah adalah seperti orang
hidup dan orang mati”.
Dan dalam riwayat lain : “Perumpamaan
rumah yang disebut nama Allah di dalamnya
dan rumah yang tidak disebut nama Allah di
alamnya adalah umpama kehidupan dan
kematian”. (H.R. Al Bukhori dan Muslim).

65
Catatan :

66
Catatan :

67
Catatan :

68

Anda mungkin juga menyukai