Anda di halaman 1dari 40

KAJIAN ISLAM

1. Iman, Islam, Ihsan


2. Islam dan Sains
3. Islam dan Penegakan Hukum
4. Kewajiban Menegakkan Amar Makruf dan Nahi Munkar
5. Fitnah Akhir Zaman

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama :Nurhidayati

NIM :E1Q020040

Fakultas/Prodi :FKIP/Pendidikan Fisika

Semester :1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

T.A. 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita sampaikan kepada Allah SWT. Atas segala rahmat, nikmat, dan
inayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini yaitu artikel yang bertema “Kajian Islam”
.Artikel ini merupakan tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,Sebagai syarat untuk
mengikuti ujian akhir semester.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada sang revolusioner islam pembawa
risalah, pemersatu umat dengan ikatan tauhid Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan
pengikutnya.
Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr.Taufik Ramdani,S.Th.I.,M.Sos
sebagai dosen pengampuh mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah dengan ikhlas dan
sungguh-sungguh dalam membimbing saya sehingga segala ilmu yang telah beliau berikan bias
bermanfaat untuk masa depan saya,baik itu masa depan di dunia maupun di akhirat.
Besar harapan saya tugas ini akan memberikan manfaat bagi saya sendiri dan orang
lain,sehingga dengan artikel ini orang banyak dapat mengambil pelajaran di dalamnya.

Narmada, 17 Desember 2020

Nama:Nurhidayati
NIM:E1Q020040

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER…………………………………………………………………………...i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...……..ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...…iii

I.Iman,islam dan ihsan………………………………………………………………………….1

II.Islam dan Sains………………………………………………………………………………9

III.Islam dan Penegak Hukum………………………………………………………………....1

IV.Kewajiban Menegakkan Ammar Makruf Nahi Mungkar…………………………………22

V.Fitnah Akhir Zaman…………………………………………………………………….…...26

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….35

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………36

iii
I.IMAN,ISLAM DAN IHSAN

1. Iman

A. Pengertian Iman
Kata iman berasal dari bahasa arab amana yang berarti percaya. Mempercayai keberadaan
Allah SWT. Sebagai satu-satunya maha pencipta. Dengan mempercayai Allah SWT. Sebagai
satu-satunya yang maha pencipta, maka tidak patut bagi kita untuk menyembah selain kepada-
Nya.
Sedangkan Iman secara istilah adalah mempercayai dengan hati , mengikrarkan dengan
lisan, dan mengamalkan dengan anggota segala apa yang dibawa Nabi SAW dari Allah.
Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firmannya

artinya: “Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur‟an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang
diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-
Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.”
(Q.S. An Nisa : 136)

Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepadanya kita memohon pertolongan. Allah
SWT. Berfirman:
ُ‫إِيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َوإِيَّاكَ نَ ْست َِعين‬
Artinya:
“hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon
pertolongan.”
Menurut hadis yang telah diriwayatkan oleh umar, secara khusus iman berarti: “ memercayai
Allah,para malaikat-Nya, kitab-kitabnya, para utusan-Nya, hari akhir, dan mempercayai takdir
baik dan buruk-Nya.

1
B. Rukun Iman dan Hikmahnya
1. Iman kepada Allah
Iman kepada Allah berarti pembenaran atau penerimaan yang pasti akan wujud Allah,
rububiyah Allah, asma‟/ sifat Allah, dan Uluhiyah Allah.
Iman kepada Allah membawa muslim pada hal-hal berikut:
a) Keyakinan akan pertolongan Allah bagi mukmin
b) Keyakinan akan terwujudnya kehidupan yang baik,
c) Sikap dan perilaku tawakal
d) Keberuntungan dan kemenangan
e) Mendapat hidayat dan ketenangan hati

2. Iman Kepada Malaikat


Iman kepada Malaikat berarti penerimaan atau pembenaran yang pasti akan kebenaran
Malaikat sebagai makhluk Allah yang selalu taat kepada-Nya, keberadaan malaikat yang kita
ketahui maupun yang tidak kita ketahui nama mereka, sifat-sifat malaikat, tugas-tugas malaikat
Iman kepada Malaikat menimbulkan:
a. Keyakinan akan kesempurnaan dan keagungan Allah.
b. Semangat untuk beramal salih karena banyak sekali malaikat yang selalu taat kepada Allah.
c. Istiqomah dalam beramal salih karena setiap amal dicatat oleh malikat.
d. Sikap dan perilaku waspada akan tipu daya setan dan kehidupan dunia ketika kita ingan malakul
maut.
e. Sikap dan perilaku syukur kepada Allah karena kita selalu dijaga oleh Malaikat utusan Allah.

3. Iman Kepada Kitab-Kitab


Iman kepada kitab-kitab berarti pembenaran atau penerimaan yang pasti bahwa Allah
memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada rosulNya untuk disampaikan kepada manusia,
(bkitab-kitab tersebut merupakan kalamullah (firman Allah) iman kepada rosul yang dengan
kitab-kitab tersebut Allah berbicara kepada hamba-hambaNya, dan kitab-kitab tersebut berisi
kebenaran dan petunjuk bagi manusia untuk kebaikan hidup mereka di dunia dan di akhirat.
Kitab-kitab Allah diantaranya adalah Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur‟an. Kitab yang terakhir
diturunkan Allah adalah Al-Quran. Diantara keistimewaan Al-Quran adalah:
a) Berisi hukum-hukum Allah dan membenarkan Kitab-kitab terdahulu.
b) Semua manusia berpegang teguh kepada Al-Quran dan mengamalkan hukum-hukum yang
ditetapkan; hal ini berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang hanya khusus bagi para umat
Rosul tertentu.
c) Kemurnian al-Quran mendapat jaminan dari Allah melalui tangan Nabi, sahabat, ulama dan
umat islam yang setia.

2
4. Iman kepada Rosul-rosul
Iman kepada rosul berarti pembenaran atau penerimaan yang pasti bahwa Allah mengutus
bagi setiap umat Rosul dari mereka yang menyeru mereka supaya beribadah kepada Allah saja
dan menjauhi Taghut, para rasul yang diutus merupakan hamba Allah yang jujur dan bertakwa
dan para rasul menyampaikan kepada manusia segala sesuatu harus disampaikan tanpa
menambah atau mengurangi sesuatu.

Iman kepada rasul menumbuhkan:


a) Pengetahuan akan rahmat Allah yang diberikan kepada manusia
b) Sikap dan perilaku syukur atas rahmat tersebut.
c) Kecintaan dan kehormatan yang patut bagi mereka dan
d) Semangat untuk mengikuti petunjuk yang dibawa agar mendapat kebahagiaan hidup.

5. Iman kepada hari kiamat atau hari Akhir


Iman kepada hari kiamat berarti pembenaran atau penerimaan yang pasti akan kedatangannya
dan mengamalkan konsekuensinya. Iman kepada hari akhir mencakup kepada,tanda-tanda hari
akhir, tiupan sangkakala dan kematian manusia, alam barzah: kenikmatan dan sisksa didalamnya,
kiamat atau bangkitnya manusia dari kubur, mahsyar atau tempat berkumpul manusia, „ardh
atau menghadap Allah, kitab catatan amal, mizan atau timbangan amal, shirat atau titian diatas
neraka, haudh atau telaga, syafaat atau pertolongan Allah, dan surga atau neraka.
Al-Quran sangat memperhatikan terhadap hari akhir. Diantara perhatian tersebut adalah
bahwa:
a) Al-Quran hampir selalu mengaitkan iman kepada Allah dengan iman kepada hari Akhir
b) Al-quran memberikan nama yang bermacam-macam kepada hari akhir, salah satunya Al-haqqah
(yang benar-benar terjadi).

6. Iman kepada Qadha‟ dan Qadar (takdir Allah)


Iman kepada Qadha‟ dan Qadar berarti pembenaran atau penerimaan yang pasti bahwa Allah
telah menentuka sesuatu yang terjadi pada makhlukNya. Tidak ada seseorangpun yang tahu
takdir yang akan terjadi padanya. Oleh karena itu, iman kepada takdir membangkitkan seseorang
untuk berusaha mencari takdir yang baik, memperkuat tawakal seseorang kepada Allah, dan
menjadikan seseorang bersabar bila mendapat musibah, tidak sombong bila mendapatkan
kenikmatan, dan tidak menyalahkan takdir ketika terlanjur melakukan maksiat.

Dengan mempercayai Allah, para malaikat Allah, kitab-kitab Allah, para rosul-Nya, hari akhir
atau hari kiamat, dan takdir Allah, sesungguhnya kita telah melaksanakan enem rukun iman.
Enam perkara yang menjadi rukun iman itu tidak cukup hanya dengan dihafal. Namun, kita harus
manpu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3
Misalnya dengan memercayai Allah SWT., kita akan memiliki kesadaran bahwa setiap
perbuatan kita didunia akan mendapat balasannya yang setimpal nanti di akhirat . perbuatan baik
akan dibalas dengan kebaikan, sebaliknya perbuatan yang buruk akan dibalas pula dengan
sesuatu yang buruk. Dengan percaya kepada para malaikat-Nya, kita akan selalu menyadari
disamping kita ada malaikatyang selalu mencatat dan mengawasi semua yang klita lakukan.
Dengan mempercayai adanya hari kiamat, maka kita akan selalu mengingat adanya hari
pembalasan yang pasti terjadi. Diantaranya ciri-ciri orang beriman adalah sebagai yang
diterangkat ayat berikut.

َ‫علَى َر ِبّ ِه ْم َيت ََو َّكلُون‬


َ ‫علَ ْي ِه ْم آ َياتُهُ زَ ا َدتْ ُه ْم ِإي َما ًنا َو‬ ْ ‫ت قُلُوبُ ُه ْم َو ِإذَا ت ُ ِل َي‬
َ ‫ت‬ َّ ‫ِإنَّ َما ْال ُمؤْ ِمنُونَ الَّذِينَ ِإذَا ذُ ِك َر‬
ْ َ‫َّللاُ َو ِجل‬

Artinya: “ sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama
Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya pada mereka, bertambah (kuat)
imannya dan hanya kepada tuhan mereka bertawakal.”

Keimanan adalah sesuatu yang harus terus-menerus harus kita pupuk agar tetap kukuh
dalam kehidupan kita. Jika hal itu tidak kita lakukan, tidak mustahil kadar dan kualitas keimanan
dalam diri kita akan menurun. Beriman tidak cukup hanya sekedar ucapan. Beriman harus
meliputi pembenaran dalam hati ( tashdiqbi al-qalbi), di ucapkan dengan lisan (iqrar bi al-
lisani), dan diamalkan dalam perbuatan nyata („amal bi al-jawarih).

Nabi muhammad saw. Menjelaskan bahwa kadar keimanan seseorang bisa bertambah
dan berkurang. Tidak mustahil orang yang dipandang saat ini memiliki kadar keimanan yang
tinggi sewaktu saat akan melakukan perbuatan yang akan mengurangi kadar keimanan
tersebut.tidak mustahil juga seseorang yang dipandang jahat.suatu saat akan berubah menjadi
orang baik.

2. Islam

1.Pengertian Islam
Kata islam berasal dari bahasa arab aslama yang berarti berserah diri, yakni berserah diri
semata karena Allah SWT. Agar dapat keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Umat islam tidak
boleh mengabaikan kehidupan di dunia, sebagaimana mereka tidak boleh mengabaikan
kehidupan akhirat. Kehidupan dunia adalah bekal kita untuk menata kehidupan diakhirat. Bila
kita tidak dapat menata kehidupan di dunia, sesungguhnya bagaimana kelek kehidupan kita
diakhirat tercermin dari apa yang kita lakukan di dunia ini.
Berserah diri kepada Allah SWT. Berarti menerima semua yang menjadi ketentuan Allah
SWT. Dengan melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi setiap yang Allah SWT. Larang.
Harus kita yakini bahwa yang semua Allah SWT. perintahkan adalah demi kemaslahatan bagi
kehidupan kita. Sebaliknya setiap yang Allah SWT. Larang atau haramkan pasti ada keburukan
di dalamnya. Keburukan itu selain menimpa pelakunya dapat pula menimpa orang lain. Dengan
demikian, bila ada orang yang mengaku beragam islam, tetapi perbuatannya tidak menunjukkan
keberserahdirian kepada Allah SWT. Dengan melanggar setiap perintahnya, sesungguhnya dia
bukanlah orang islam dalam pengertian yang sebenar-benarnya.
4
Berikut pengertian islam berdasarkan sebuah hadis. “islam adalah engkau mempersaksikan
bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan Salar,
menunaikan zakat, berpuasa dibulan rahmadan, dan pergi haji ke baitullah bila engkau mampu
melaksanakannya.” (HR Muslim)
Menurut hadits tersebut, islam adalah persaksian terhadap Allah SWT. Dan Nabi
Muhammad saw. Sebagai rosul-Nya, mendirikan salat, membayar zakat, puasa dibulan
Ramadan, dan berhaji. Namun, kelima kelima hal ini tidak akan bermanfaat bila kita tidak
melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Banyak sekali orang yang berpuasa di bulan
ramadan, tetapi tidak memiliki kepedulian terhadap sesamanya yang membutuhkan. Akhirnya,
yang dia dapatka hanya rasa lapar dan dahaga karena menahan makan dan minum. Begitu juga,
banyak sekali orang yang mendirikan salat, tetapi masih berbuat kejahatan. Misalnya, jika ujian
masih mencontek.
‫َاء َٔ ْان ًُ ُْ َك ِش‬
ِ ‫ػ ٍِ ْانفَحْ ش‬
َ ‫صالج َ ذ َ ُْ َٓى‬ َّ ‫َٔأَلِ ِى ان‬
َّ ‫صالج َ إِ ٌَّ ان‬
Artinya: “ dan laksanakanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji
dan mungkar.”

Berdasarkan ayat diatas, wajib bagi kita untuk senantiasa untuk memaknai rukun islam
sehingga kita mendapatkan manfaatnya dalam kehidupan kita. Kalau kita tidak mau
memaknainya, maka semua itu tidak akan ada manfaatnya. Kita hanya merasa berat melakukan
kewajiban-kewajiban tersebut. Sehingga orang-orang munafik yang meskipun melaksanakan
salat, tetapi sesungguhnya mereka malas untuk melakukannya.

2. Rukun (pilar-pilar) Islam


Islam di bangun diatas lima rukun. Seseorang tidak akan menjadi muslim yang sebenarnya
hingga dia mengimani dan melaksanakannya yaitu:
Rukun pertama: syahadat (bersaksi) bahwa, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali
Allah, dan bahwasanya Muhammad Rasulullah. Syahadat ini merupakan kunci islam dan
pondasi bangunannya. Makna syahadat la ilaha illallah ialah : tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah saja,dilah ilahi yang hak, sedangkan ilahi selainnya adalah batil dan ilahi itu
artinya sesuatu yang disembah. Dan makna syahadat: bahwasanya Muhammad itu adalah
Rasulullah ialah: membenarkan semua apa yang diberitakannya, dan mentaati semua perintahnya
srta menjauhi semua yang dilarang dan dicegahnya.

5
Rukun kedua: shalat:Allah telah mengsyari‟atkan lima shalat setiap hari sebagai hubungana
antara seorang muslim dengan Tuhanya. Didalamnya dia bermunajat dan berdo‟a kepada-
Nya,disamping agar menjadi pencegah bagi muslim dari perbuatan keji dan mungkar. Dan Alah
telah menyiapkan bagi yang menunaikanya kebaikan dalam agama dan kemantapan iman serta
ganjaran,baik cepat maupun lambat.Maka dengan demikian seorang hamba akan mendapatkan
ketenangan jiwa dan kenyamanan raga yang akan membuatnya bahagia di dunia dan akhirat.
Rukun ketiga: Zakat yaitu sedekah yang dibayyar oleh orang yang memiliki harta
sampai nishab(kadar tertenrtu) setiap tahun,kepada yang berhak menerimanya seperti kaum fakir
dan lainya,diantara yang berhak menerima zakat.Zakat itu tidak di wjibkan atas orang fakir yang
tidak memiliki nishab,tapi hanya di wajibkan atas kaum kaya untuk menyempurnakan agama dan
islam mereka,meningkatkan kondisi dan akhlak mereka,menolak segala balak dari mereka dan
harta mereka,mensuccikan mereka dari dosa,disamping sebagai bantuan bagi orang-orang yang
membutuhkan dan fakir diantara mereka,serta untuk memenuhi kebutuhan keseharian
mereka,sementara zakat hanyalah merupakan bagian kecil sekali dari jumlah harta dan rizki yang
diberikan Allah kepada mereka.
Rukun keempat: Puasa yaitu selama satu bulan saja setiap tahun,pada bulan ramadhan yang
mulia,yakni bulan kesembilan dari bulan-bulan hijriyah.Kaum muslimin secara keseluruhan
serempak meninggalkan kebutuhan-kebutuhan pokok mereka,makan,minum,dan jimak di siang
hari mulai terbit fajar sampai matahari terbenam.Dan semua itu akan di ganti oleh Allah bagi
mereka berkat karunia dan kemurahan-Nya,dengan penyempurnaan agama dan iman
mereka,serta peningkatan kesempurnaan diri,dan banyak lagi ganjaran dan kebaikan lainya,baik
di dunia maupun di akhirat yang telah di janjikan Allah bagi orang-orang yang berpuasa.

Rukun kelima: Haji yaiu menuju masjidil haram untuk melakukan ibadah tertentu. Allah
mewajibkan atas orang yang mampu sekali seumur hidup,Pada waktu itu kaum muslimiin dari
segala penjuru berkumpul di tempat yang paling mulia dimuka bumi ini,menyembah tuhan yang
satu,memakai pakaian yang sama,tidak ada perbedaan antara pemimpin dan yang
dipimpin,antara si kaya dan si fakir dan antara yang berkulit putih dan berkulit hitam.Mereka
semua melaksanakan bentuk-bentuk ibadah tertentu,yang terpenting diantaranya adalah: wukuf
di padang arafah,tawaf di ka‟bah,kiblatnya kaum muslimin, dan sa‟i antara bukit shafa dan
marwah.

6
3.Ihsan

Kata ihsan berasal dari bahasa arab ahsana yang berarti berbuat baik. Pengertian ihsan
sebagaimana yang telah nabi saw. Ajarkan dalam sebuah hadis adalah sebagai berikut.

Artinya: “engkau menyembah atau beribadah pada Allah seakan-akan engkau melihatnya.
Dan bila engkau tidak dapat melihatnya sesungguhnya Allah melihat engkau.”
Maksud hadis diatas, kita harus memiliki kesadaran bahwa apapun yang kita lakukan dalam
kehidupan ini selalu dalam pantauan dan pengetahuan Allah SWT. Bila kita melakukan suatu
perbuatan dan merasa dalam pantauan dan perhatian orang lain, pasti kita akan melakukan
perbuatan itu secara lebih baik dibandingkan ketika kita melakukannya tanpa ada orang yang
memperhatikan. Bila kita salat berjamaah, maka kita akan melakukannya lebih baik dari pada
ketika sendiri. Kita sering membeli baju bagus, sepatu bagus, dan semua yang bagus-bagus
karena kita ingin dilihat orang. Kalu sedang sendiri, kita enggan untuk memakai yang bagus-
bagus tadi.
Dalam ihsan, ketika kita beribadah atau melakukan perbuatan baik kita dianjurkan seolah-olah
melihat Allah SWT. Seandainya kita tidak mampu melakukannya, kita harus yakin bahwa tuhan
selalu mengawasi dan melihat apa yang kita lakukan. Hal ini dimaksudkan agar tumbuh
keinginan atau motivasi yang lebih besar untuk terus melakukan perbuatan baik, untuk
mendapatkan balasan kebaikan pula dari Allah SWT.
Allah SWT. Berfirman.
‫سا ُن‬ ِ ْ ‫ان إِ ََّّل‬
َ ‫اْل ْح‬ ِ ‫س‬ ِ ْ ‫ه َْل َجزَ ا ُء‬
َ ‫اْل ْح‬
Artinya: “tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).”

Hubungan iman, islam dan ihsan


Iman, islam dan ihsan adalah bagian utama dalam agama tak sempurna agama seseorang bila
tidak menyempurnakan iman, islam dan ihsan dalam kehidupannya. Iman, islam dan ihsan
adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Iman adalah
keyakinan yang menjadi dasar akidah seseorang. Keyakinan tersebut harus diwukudkan melalui
pelaksanaan ke lima rukun islam. Dengan demikian, beriman tanpa melaksanakan rukun islam
adalah sia-sia. Setiap orang yang mengaku beriman, semestinya juga melakukan rukun islam.

Untuk melaksanakan kelima rukun islam itu dengan baik maka harus dilakukan dengan cara
ihsan. Cara ihsan dengan merasakan seolah olah melihat Allah SWT. Seandainyapun tidak bisa
dilakukan maka sungguh tidak ada keraguan bahwa Allah SWT. Selalu melihat perbuatan kita.
Kesadaran bahwa Allah SWT. Selalu melihat setiap perbuatan yang kita lakukan, terutama
yangberkaitan dengan pelaksanaan rukun islam, maka kita akan melaksanakan rukun islam itu
dengan kesungguhan untuk mendapatkan ridhonya. Dengan kata lain, ihsan sesungguhnya
merupakan cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

7
Untuk mempelajari iman, islam dan ihsan para ulama‟ mengelompokkannya dalam tiga
cabang ilmu agama. Rukun islam berupa prakit amal lahiriyah disusun dalam ilmu fiqih, yaitu
ilmu yang berkaitan dengan perbuatan manusia sebagai hamba Allah. Iman dipelajari dalam ilmu
tauhid atau teologi yang menjelaskan tentang pokok-pokok keyakinan. Sementara untuk
mempelajari ihsan sebagai tata cara beribadah masuk dalam bidang ilmu tasawuf.
Setiap umat islam harus meyakini bahwa pengetahuan Allah SWT. adalah pengetahuan yang
tiada batasnya. Pengetahuan AllahSWT. meliputi segala hal yang meliputi muka bumi dan langit,
hal yang tersembunyi, samar, maupun tampa dengan jelas. Allah SWT. Berfirman.

ُ ُ‫و َما تَ ْسق‬.....


.....‫ط ِم ْن َو َرقَ ٍة ِإَّل َي ْعلَ ُم َها‬ َ
Artinya: “...tidak ada sehelai daunpun yang gugur yng tidak diketahuainya...” (QS Al-
Anam/6:59)

8
II.ISLAM dan SAINS

1. Pengertian islam dan sains


Islam, kata ini adalah suatu suku kata yang dipergunakan oleh nabi Muhammad SAW, untuk
nama ajaran yang dibawanya yaitu islam. Secara harfiah (etimologi), islam berasal dari bahasa
arab yang mempunyai banyak arti antara lain tunduk, patuh, berserah diri dan selamat. Menurut
istilah Harun Nasution memberikan definisi tentang islam, bahwa Islam adalah agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad
sebagai Rasul. Islam pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu
segi, tetapi mengenai berbagai segi kehidupan manusia.

Sedangkan kata sains berasal dari bahasa latin “scientia” yang berarti pengetahuan. Ada pula
yang mendefinisikan sains adalah “pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan
pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum
alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal
ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan
pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena – fenomena
yang terjadi di alam .

Pengertian sains juga merujuk kepada susunan pengetahuan yang orang dapatkan melalui metode
tersebut, atau bahasa yang lebih sederhana, sains adalah cara ilmu pengetahuan yang didapatkan
dengan menggunakan metode tertentu.

Sains dengan definisi diatas sering kali disebut dengan sains murni, untuk membedakannya
dengan sains terapan, yang merupakan aplikasi sains yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. ilmu sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Natural sains atau Ilmu Pengetahuan Alam
2. Sosial sains atau ilmu Pengetahuan social

Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan, sains sebagai proses
merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam
rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan
akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah
kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

9
Ilmu berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang dari dua cabang utama
yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan
filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam ilmu-ilmu sosial (the social sciences). Ilmu-
ilmu alam membagi menjadi dua kelompok yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu
hayat (the biological sciences). Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang membentuk
alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk hidup didalamnya. Ilmu alam
kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari
substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit dan ilmu bumi), (the earth sciences)
yang mempelajari bumi kita.

2.Al – Qur’an dengan Sains


Mu‟jizat islam (al-qur‟an) yang paling utama ialah hubungannya dengan ilmu pengetahuan.
Surah pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW ialah nilai tauhid, keutamaan
pendidikan dan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Islam juga memerintahkan umatnya
mencari ilmu untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW

“Menutut ilmu itu wajib bagi setiap orang islam”.

Al – qur‟an (kitab suci umat islam) mengandung ilmu pengetahuan yang pasti dan tidak ada
pertentangan di dalamnya. Di dalam Al-qur‟an terdapat kurang lebih 750 rujukan yang berkaitan
dengan ilmu, sementara tidak ada agama atau kebudayaan yang lain yang menegaskan dengan
begitu tegas akan pentingnya ilmu dalam kehidupan manusia untuk menjamin kebahagiaannya di
muka bumi ini dan di akhirat.
Ilmu yang terkandung dalam al-Qur‟an antara lain ialah ilmu yang berhubungan dengan
kemasyarakatan yang memberi pedoman dan petunjuk dan juga terdapat maklumat atau isyarat
tentang perkara – perkara yang telah menjadi tumpuan kajian sains, misalnya :
1. Cap jari tangan sebagai tanda pengenal manusia ( Q.S al- Qiyamah : 3-4)
2. Penciptaan planet bumi dan langit (Q.S al- Anbiya‟ : 30)
3. Bahwa planet bumi beredar menurut orbitnya mengelilingi matahari (QS. Al- Anbiya‟ : 33)
4. Penciptaan makhluk semuanya berpasangan (QS. Yasin : 36)

Allah SWT telah membuat peraturan sebab-akibat bagi makhluk –Nya supaya umat manusia
merasa tentram dan stabil di muka bumi ini, serta berusaha untuk mendapatkan keridloan-Nya.
Allah telah memberitahukan umat manusia perkara-perkara yang tidak dapat dipikirkan oleh
manusia melalui wahyu. Hal itu untuk menunjukkan kepada manusia bahwa Allah SWT Maha
Esa dan semua yang ada di alam semesta dibawah kekuasanNya.

10
Sebenarnya berbicara mengenai pengetahuan tidak akan pernah dilepaskan dari dua aspek.
Pertama adalah aspek yang mengetahui yaitu manusia atau disebut juga sebagai subjek kedua
adalah aspek yang diketahui atau disebut juga sebagai objek antara subjek dengan objek tidak
akan pernah bisa dipisahkan, artinya tidak akan pernah ada. Sebuah pengetahuan andai kata salah
stu dari kedua aspek itu tidak ada yang tidak ada. Hasil interaksi antara subjek dan objek itu
kemudian dikomunikasikan dan jadilah pengetahuan. Jadi pengetahuan pada dasarnya ialah
kesatuan antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui.

Sekarang kita yakin bahwa sains adalah sejenis penjelasan tentang suatu hal yang mengungkap
berbagai kondisi (sebab-musabab) yang terjadi didalamnya. Sains juga merupakan sejenis
penjelasa tentang suatu hal yang mengungkapkan contoh suatu hukum atau keseragaman umum.
Hal ini juga msih benar, seandainya kita mengatakan bahwa usaha sungguh-sungguh sains bukan
penjelasan terakhir tentang berbagai hal, tetapi sains hanya menganalisis dan mengklarifikasikan
hukum-hukum tersebut dan menentukan berbagai kondisi yang terjadi atas mereka kemudian
merumuskan atau memformulasikan cara-cara mereka bertingkah laku.

Cara kerja sains adalah sebagai berikut :


I. Kumpulan fakta-fakta
II. Gambaran tentang fakta-fakta
1. Definisi dan gambaran umum
2. Analisis
3. Klasifikasi
III. Penjelasan tentang fakta-fakta
1. Memastikan sebab-musabab (invartable antecedents)
2. merumeskan berbagai kesamaa prilaku(uniformities of behavior)

3. Peran Islam dalam Sains


Kekuatan akal atau rasio manusia dalam realitas faktualnya tidaklah cukup untuk menyingkap
tabir rahasia kejadian dan kehidupan di alam semesta. Alasan logisnya, manusia adalah
makhluk yang merupakan sesuatu yang diciptakan dan berada dalam keterbatasan, yang tak
terbatas adalah Sang Kholik. Dengan demikian manusia adalah noktah penciptaan dari totalitas
ciptaan yang ada, yang mana kemampuan pengetahuannya sangatlah bergantung pada
kemurahan Sang Kholik.

Dalam hal ini islam sebagai ajaran yang datang dari Al-Kholiq sudah tentu lebih tinggi
kedudukannya dibandingkan sains. Artinya, realitas kebenaran yang ada dalam islam yang mana
bersumber dari wahyu lebih terjamin, sifatnya absolut dan bisa dipercaya karena ia tidak datang
dari kemampuan manusia yang terbatas.

11
Islam mengajarkan manusia untuk melakukan nazhar (mengadakan observasi dan penilitian
ilmiah) terhadap segala macam peristiwa alam diseluruh jagad ini dan juga terhadap lingkungan
masyarakat serta historisitas bangsa-bangsa terdahulu. Seperti dalam firmanNya dalam surat
Yunus ayat 101 “Lihatlah apa-apa yang dilangit dan dibumi…” dan surat Ali Imron ayat
137 “Sesungguhnya telah berlaku sebelum kamu sunnah-sunnah Allah. Maka berjalanlah kamu
di muka bumi dan lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan agama”.

Dari penjelasan di atas dapat kita kritisi tentang perbedaan nazhar yang diperintahkan Allah dan
nazhar yang biasa dilakukan dalam sains. Berbeda dengan nazhar pada sains, yang hanya menitik
beratkan pada observasi dan eksplorisasi ilmiah untuk meneliti substansi material alam semesta,
nazhar yang diperintahkan agama tidak hanya sekedar kerja rasio dan rasa, tetapi juga didorong
aktif oleh manifestasi iman kepada Allah. Dengan demikian islam mengajarkan bahwa segala
sesuatu yang kita selidiki dan teliti secara mendalam itu adalah terbatas pada ciptaan Allah dan
semata-mata dalam rangka menigkatkan iman manusia kepada Allah.

4. Peran sains dalam Islam


Di era modern ini sains sangatlah di unggulkan, pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan
ringan karena kemajuan dari sains dan teknologi. Selain memudahkan manusia dalam menjalani
aktifitas sehari-hari, sains juga mempunyai peran penting dalam peribadatan umat islam.
Adapun peran sains dalam peribadatan muslim antara lain dalam penentuan waktu sholat,
penentuan arah qiblat, penentuan 1 ramadhan dan 1 syawal.

Dalam penentuan waktu sholat, al-qur‟an dan hadits sebenarnya sudah menjelaskan hal tersebut
namun masih bersifat kualitatif sebab belum disebutkan pukul berapa awal setiap waktu sholat.
Akan tetapi dari hadits dan sumber-sumber lainnya, akhrinya para ulama dan ahli hisab atau ahli
astronomi dapat menyebutkan waktu sholat secara kuantitatif. Selain itu sains juga memiliki
andil dalam penentuan arah qiblat. Dalam penentuan arah qiblat biasanya menggunakan rumus-
rumus segitiga bola dan rumus-rumus sinar matahari.
Itulah beberapa peran dari sains terhadap islam dalam hal penerapan sains untuk kesempurnaan
peribadatan seorang muslim.

5. Sains Moderen dan Islam


Keinginan atau obsesi akan bangkitnya kembali peradaban Islam secara jujur lahir dari bentuk
romantisisme terhadap sejarah masa lampau. Walau begitu, keinginan itu tentunya sesuatu yang
wajar. Bahkan menjadi kewajiban setiap muslim untuk dapat membangun suatu peradaban yang
berlandaskan nilai-nilai Islam. Karena itu, catatan sejarah di atas akan membuat kita lebih bijak
dalam melihat ke arah mana kita akan menuju.

12
Satu hal yang jelas adalah sebuah peradaban baru dapat berdiri kokoh jika berhasil membangun
suatu sistem pengetahuan yang mapan. Bangkitnya peradaban Islam akan sangat tergantung pada
keberhasilan dalam bidang sains melalui prestasi institusional dan epistemologis menuju pada
proses dekonstruksi epistemologi sains moderen yang memungkinkan nilai-nilai Islam terserap
secara seimbang ke dalam sistem pengetahuan yang dibangun tanpa harus menjadikan sains
sebagai alat legitimasi agama dan sebaliknya. Ini sejalan dengan gagasan islamisasi pengetahuan
yang pernah dilontarkan oleh Ismail Raji Al-faruq

Mengapa masyarakat Islam perlu melakukan reformasi sains moderen? Bukankah sains moderen
telah begitu banyak memberikan manfaat bagi manusia? Pernyataan ini mungkin benar jika kita
melihat tanpa sikap kritis bagaimana sains moderen membuat kehidupan (sekelompok) manusia
menjadi lebih sejahtera. Argumen yang masuk akal datang dari Sal Restivo yang mengungkap
bagaimana sains moderen adalah sebuah masalah sosial karena lahir dari sistem masyarakat
moderen yang cacat.

Secara historispun kita bisa memahami bagaimana sains moderen lahir sebagai mesin eksploitasi
sistem kapitalisme. Paul Feyerabend bahkan mengkritik sains moderen sebagai ancaman
terhadap nilai-nilai demokrasi, kualitas hidup manusia, dan bahkan kelangsungan hidup bumi
beserta isinya. Dalam kondisisi seperti ini, Islam semestinya dapat menjadi suatu alternatif
dalam mengembangkan sains ke arah yang lebih bijak.

Walau begitu, islamisasi pengetahuan adalah sebuah proyek ambisius untuk tidak menyebutnya
utopia. Proyek islamisasi pengetahuan yang sarat dengan nilai akan sangat sulit tercapai karena
bertentangan dengan dogma sains moderen yang mengklaim dirinya sebagai “bebas” nilai
sehingga bersifat netral dan universal. Klaim netralitas dan universalitas sains moderen itu
sendiri pada dasarnya bermasalah. Netralitas justru menjadi tempat perlindungan bagi sains
moderen dari kritik terhadap berbagai permasalahan sosial yang diproduksinya. Sementara
universalitas tidak lebih dari sekedar alat hegemoni sains moderen terhadap sistem pengetahuan
yang lain.

Studi sosial dan kultural terhadap sains moderen yang dilakukan beberapa sarjana memberi
cukup bukti bahwa sains dan pengetahuan yang dihasilkannya selalu bersifat kultural,
terkonstruksi secara sosial, dan tidak pernah lepas dari kepentingan ekonomi dan politik. Inilah
tantangan terbesar bagi saintis muslim dalam upaya membangun sistem pengetahuan yang
islami.

6. Islam dan Sains di Indonesia


Kenyataan bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia
selalu dikaitkan dengan harapan akan bangkitnya Islam di negara ini. Fakta kuantitatif ini
sayangnya belum cukup bagi kita untuk bersikap optimis. Kendala besar bagi cita-cita tersebut
ada pada dua sisi. Sisi pertama adalah masih lemahnya tradisi ilmiah di Indonesia. Walaupun
Indonesia memiliki perguruan tinggi yang cukup berkualitas, kegiatan ilmiah yang sehat,
khususnya dalam bidang sains, dalam menghasilkan pengetahuan yang orisinil masih jauh dari
harapan.
13
Kondisi ini menjadi lebih lemah lagi karena terpisahnya sains dan filsafat dalam wacana
akademik. Masuknya sains dalam kategori ilmu eksakta sementara filsafat sebagai ilmu non-
eksakta adalah indikasinya. Padahal kategori eksakta dan non-eksakta tersebut bersifat ilusif. Ini
menyebabkan tidak terbentuknya suatu tradisi filsafat kritik sains yang mapan, dan sebaliknya,
sains berjalan sendiri seolah-olah dia bersifat otonom.

Pada sisi kedua, merujuk pada tesis Nurcholish Majid, satu kenyataan bahwa masyarakat Islam
di Indonesia tidak mewarisi tradisi intelektual peradaban Islam ketika masa keemasan. Islam
muncul di Indonesia justru ketika tradisi intelektual Islam sedang mengalami penurunan di
tempat asalnya sehingga tradisi intelektual tersebut tidak sempat terserap dalam sistem sosial dan
kebudayaan. Disamping itu, salah satu syarat tumbuhnya tradisi intelektual adalah adanya sikap
keterbukaan atau inklusivitas karena suatu sistem pengetahuan baru dapat terbentuk dengan baik
jika berada dalam sistem sosial yang menghargai perbedaan dan keberagaman pemikiran. Hal
ini menjadi isu penting mengingat masih kuatnya eksklusivitas di berbagai lapisan masyarakat
Islam di Indonesia.

Sebagai penutup, apa yang diuraikan di atas adalah suatu bentuk kepedulian terhadap Islam dan
sains di Indonesia yang patut mendapat perhatian publik secara terus menerus untuk
membangkitan semangat dan tradisi kritik sains sekaligus kritik bagi masyarakat Islam di
Indonesia. Dan karenanya studi relasi antar sains dan Islam seharusnya menjadi agenda penting,
baik dalam tradisi filsafat Islam maupun dalam wacana sains di level teoritis maupun praksis.

14
III.ISLAM DAN PENEGAK HUKUM

A. Pengertian Hukum Islam


Hukum adalah seperangkat norma atau peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku
manusia, baik norma atau peraturan itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarkat maupun peraturana atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh
penguasa. Bentuknya bisa berupa hukum yang tidak tertulis, seperti hukum adat, bisa juga
berupa hukum tertulis dalam peraturan perundangan-undangan. Hukum sengaja dibuat oleh
manusia untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan harta benda.
Sedangkan hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum
tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda dalam masyarakat,
tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dengan dirinya
sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan manusia
dengan benda alam sekitarnya.

B. Ruang Lingkup Hukum Islam


Hukum islam baik dalam pengertian syaariatr maupun fikih di bagi menjadi dua bagian
besar, yaitu:
1. Ibadah (mahdhah)
Ibadah adalah tata cara dan upacara yang wajib dilakukan oleh seoraang muslim dalam
menjalankan hubingan kepada Allah, seperti shalat, membayar zakat, menjalankan ibadah
haji. Tata caara dan upacara ini tetap, tidak ditambah-tambah maupun dikurangi. Ketentuannya
telah di atur dengan pasti oleh Allah dan dijelaskan oleh RasulNya. Dengan demikian tidak
mungkin ada proses yang membawa perubahan dan perombakan secaara asasi mengenai hukum,
susunan dan tata cara beribadat. Yang mungkin berubah hanyalah penggunaan aalat-alat modern
dalam pelaksanaannya.
2. Muamalah (ghairu mahdhah)
Adalah ketetapan Allah yang berhubungan dengan kehidupan sosial manusia walaupun
ketetapan tersebut terbatas pada pokok-pokok saja. Karena itu sifatnya terbuka untuk
dikembangkan melalui ijtihad manusia yang memenuhi syarat melakukan usaha itu.

15
C. Bagian-Bagian Hukum Islam
1. Munakahat
Hukum yang mengatur sesuatau yang berhubunngan dengan perkawinan, perceraian dan akibat-
akibatnya.

2. Wirasah
Hukum yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta
warisan daan cara pembagian waarisan.
3. Muamalat
Hukum yang mengatur masalah kebendaan daan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia
dalam persoalan jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, perserikatan dan lain-lain.
4. Jinayat
Hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman baik dalam
jarimah hudud atau tindak pidana yang telah ditentukan bentuk dan batas hukumnya dalam al
quran daan sunah nabi maupun dalam jarimah ta‟zir atau perbuatan yang bentuk dan batas
hukumnya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya.
5. Al-ahkam as-sulthaniyah
Hukum yang mengatur soal-soal yang berhubungan dengan kepala negara, pemerintahan pusat
maupun daerah, tentara, pajak daan sebagainya.
6. Siyar
Hukum yang mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk agama dan
negara lain.
7. Mukhassamat
Hukum yang mengatur tentang peradilan, kehakiman, dan hukum acara.
Sistematika hukum islam daapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Al-ahkam asy-syakhsiyah (hukum perorangan)
2. Al-ahkam al-maadaniyah (hukum kebendaan)
3. Al-ahkam al-murafaat (hukum acara perdata, pidana, dan peradilan tata usaha)
4. Al ahkam al-dusturiyah (hukum tata negara)
5. Al-ahkam ad-dauliyah (hukum internasional)
6. Al-ahkam al-iqtishadiyah wa-almaliyah (hukum ekonomi dan keuangan)

16
D. Tujuan Hukum Islam
Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul mashaalihi
(mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi
merumuskan lima tujuan hukum islam:
1. Memelihara agama
Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia oleh martabatnyadapat
terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain danmemenuhi hajat jiwanya. Agama islam
memberi perlindungan kepada pemeluk agam lain untuk menjalankan agama sesuai dengan
keyakinannya.

2. Memelihara jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara hak
manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam melarang pembunuhan sebagai
penghilangan jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana yang dipergunakan oleh manusia
untuk mempertahankan kemaslahatannya hidupnya.
3. Memelihara akal
Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena akal mempunyai peranan
sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Seseorang tidak akan dapat menjalankan
hukum islam dengan baik dan benar tanpa mempergunakan akal sehat.
4. Memelihara keturunan
Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat penting. Karena itu,
meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut ketentuan Yang ada dalam
Al-Qur‟an dan As-Sunnah dan dilarang melakukan perzinahaan.
5. Memelihara harta
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia untuk
kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi dilindungi haknya
untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, sah menurut hukum dan benar menurut
aturan moral. Jadi huku slam ditetapkan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
itu sendiri, baik yang bersifat primer, sekunder, maupun tersier (dloruri, haaji, dan tahsini).

17
E. Sumber Hukum Islam
Di dalam hukum islam rujukan-rujukan dan dalil telah ditentukan sedemikian rupa oleh
syariat, mulai dari sumber yang pokok maupun yang bersifat alternatif. Sumber tertib hukum
Islam ini secara umumnya dapat dipahami dalam firman Allah dalam QS. An-nisa: 59:

"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri di antara
kamu. Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia pada Allah (al
quran) dan Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kapada Allah dan hari akhir.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik (akibatnya)".(QS. An-nisa: 59)
Dari ayat tersebut, dapat diperoleh pemahaman bahwa umat islam dalam menjalankan hukum
agamanya harus didasarkan urutan:
1. Selalu menataati Allah dan mengindahkan seluruh ketentuan yang berlaku dalam alquran.
2. Menaati Rasulullah dengan memahami seluruh sunnah-sunnahnya
3. Menaati ulil amri (lembaga yang menguasai urusan umat islam).
4. Mengenbalikan kepada alquran dan sunah jika terjadi perbedaan dalam menetapkan hokum

Secara lebih teknis umat islam dalam berhukum harus memperhatikan sumber tertib hukum:
1. Al Quran
2. Sunah atau hadits Rasul
3. Keputusan penguasa; khalifah (ekseklutif), ahlul hallli wal„aqdi (legislatif), amupun qadli
(yudikatif) baik secara individu maupun masing- masing konsensus kolektif (ijma‟)
4. Mencari ketentuan ataupun sinyalemen yang ada dalam al quran kemmbali jika terjadi
kontroversi dalam memahami ketentuan hukum.
Dengan komposisi itu pula hukum islam dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis:
1. Dalil Naqli yaitu Al Quran dan as sunah
2. Dalil Aqli yaitu pemikiran akal manusia

18
F. Kontribusi Umat Islam Dalam Perumusan Dan Penegakan Hukum Islam

Hukum islam ada dua sifat, yaitu:


1. Al- tsabat (stabil), hukum islam sebagai wahyu akan tetap dan tidak berubah sepanjang masa
2. At-tathawwur (berkembang), hukum islam tidak kaku dalam berbagai kondisi dan situasi
social.

Dilihat dari sketsa historis, hukum islam masuk ke indonesia bersama masuknya islam ke
Indonesia pada abad ke 1 hijriyah atau 7/8 masehi. Sedangkan hukum barat baru diperkenalkan
VOC awal abad 17 masehi. Sebalum islam masuk Indonesia, rakyat Indonesia menganut hukum
adat yang bermacam-macam sistemnya dan sangat majemuk sifatnya. Namun setelah islam
datang dan menjadi agama resmi di berbagai kerajaan nusantara, maka hukum islam pun munjadi
hukum resmi kerajaan-kerajaan tersebut dan tersebar menjadi hukum yang berlaku dalam
masyarakat.
Secara yuridis formal, keberadaan negara kesatuan Indonesia adalah diawali pada saat
proklamasi 17 Agustus 1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945 kemudian diakui berlakunya
Undang-Undang Dasar 1945. Pada saat itulah keinginan para pemimpin islam untuk kembali
menjalankan hukum islam bagi umat islam berkobar.
Dalam pembentukan hukum islam di indonesia, kesadaran berhukum islam untuk
pertama kali pada zaman kemeerdekaan adalah di dalam Piagam Jakarta 22 juni 1945 , yang di
dalam dasar ketuhanan diikuti dengan pernyataan “dengan kewajiban menjalankan syariat islam
bagi pemeluk-pemeluknya”. Tetapi dengan pertimbangan untuk persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia akhirnya mengalami perubahan pada tanggal 18 Agustus 1945 yang rumusan sila
pertamanya menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Meskipun demikian, dalam berbagai macam peraturan perundang-undangan, hukum islam telah
benar-benar memperoleh tempat yang wajar secara kontitusional yuridis.

Dengan demikian kontribusi umat islam dalam petrumusan dan penegakan hukum sangat
besar. Adapun upaya yang harus dilakukan untuk penegakan hukum dalam praktek
bermasyarakat dan bernegara yaitu melalui proses kultural dan dakwah. Apabila islam telah
menjadikan suatu keebijakan sebagai kultur dalam masyarakat, maka sebagai
konsekuensinyahukum harus ditegakkan. Bila perlu “law inforcement” dalam penegakkan
hukum islam dengan hukum positif yaitu melalui perjuangan legislasi. Sehingga dalam
perjaalananya suatu ketentuan yang wajib menurut islam menjadi wajib pula menurut
perundangan.
19
G. Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri manusia membutuhkan
pertolongan satu sama lain dan memerlukan organisasi dalam memperoleh kemajuan dan
dinamika kehidupannya. Setiap individu dan kelompok sosial memiliki kepentingan. Namun
demikan kepentingan itu tidak selalu sama satu saama lain, bahkan mungkin bertentangan. Hal
itu mengandung potensi terjanya benturan daan konflik. Maka hal itu membutuhkan aturan main.
Agar kepentingan individu dapat dicapai secara adil, maka dibutuhkan penegakan aturan main
tersebut. Aturan main itulah yang kemudian disebut dengan hukum islam yang dan menjadi
pedoman setiap pemeluknya.
Dalam hal ini hukum islam memiliki tiga orientasi, yaitu:
a. Mendidik indiividu (tahdzib al-fardi) untuk selalu menjadi sumber kebaikan,
b. Menegakkan keadilan (iqamat al-„adl),
c. Merealisasikan kemashlahatan (al-mashlahah).
Orientasi tersebut tidak hanya bermanfaat bagi manusia dalam jangka pendek dalam
kehidupan duniawi tetapi juga harus menjamin kebahagiaan kehidupan di akherat yang kekal
abadi, baik yang berupa hukum-hukum untuk menggapai kebaikan dan kesempurnaan
hidup (jalbu al manafi‟), maupun pencegahan kejahatan dan kerusakan dalam kehidupan (dar‟u
al-mafasid). Begitu juga yang berkaitan dengan kepentingan hubungan antara Allah dengan
makhluknya maupun kepentingan orientasi hukum itu sendiri.
Sedangkan fungsi hukum islam dirumuskan dalam empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi ibadah
Dalam adz-Dzariyat: 56, Allah berfirman: "Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia
melainkan untuk beribadah kepadaKu". Maka dengan daalil ini fungsi ibadah tampak palilng
menonjol dibandingkan dengan fungsi lainnya.
2. Fungsi amr makruf naahi munkar (perintah kebaikan dan peencegahan kemungkaran).
Maka setiap hukum islam bahkan ritual dan spiritual pun berorientasi membentuk
mannusia yang yang dapat menjadi teladan kebaikan dan pencegah kemungkaran.

3. Fungsi zawajir (penjeraan)


Adanya sanksi dalam hukum islam yang bukan hanya sanksi hukuman dunia, tetapi juga
dengan ancaman siksa akhirat dimaksudkan agar manusia dapat jera dan takut melakukan
kejahatan.

20
4. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah (organisasi dan rehabilitasi masyarakat)
Ketentuan hukum sanksi tersebut bukan sekedar sebagai batas ancaman dan untuk
menakut-nakuti masyarakat saja, akan tetapi juga untuk rehaabilitasi dan pengorganisasian umat
mrnjadi leboh baik. Dalam literatur ilmu hukum hal ini dikenal dengan istilah fungsi enginering
social.
Keempat fungsi hukum tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu saja untuk bidang hukum
tertentu tetapi satu dengan yang lain juga saling terkait.

21
IV.KEWAJIBAN MENEGAKKAN AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR

1. Pengertian amar ma`ruf nahi mungkar


Yang dimaksud amar ma‟ruf adalah ketika engkau memerintahkan orang lain untuk
bertahuid kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya, berbuat baik kepada sesama
manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan kemaslahatan. Atau makruf adalah setiap pekerjaan
(urusan yang diketahui dan dimaklumi berasal dari agama Allah dan syara‟-Nya. Termasuk
segala yang wajib yang mandub. Makruf juga diartikan kesadaran, keakraban, persahabatan,
lemah lembut terhadap keluarga dan lain-lainnya.
Sedang munkar adalah setiap pekerjaan yang tidak bersumber dari agama Allah dan
syara‟-Nya. Setiap pekerjaan yang dipandang buruk oleh syara‟, termasuk segala yang haram,
segala yang makruh, dan segala yang dibenci oleh Allah SWT.
Termasuk tolong menolong ialah menyerukan kebajikan dan memudahkan jalan untuk
kesana , menutup jalan kejahatan dan permusuhan dengan tetap mempertimbangkan
kemumgkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Kalau kita tidak sanggup mencegahnya atau takut akan membahayakan diri sendiri, kita berusaha
memberikan nasihat, kita pergunakan akal kita agar dia membatalkan niatnya.

2. Perintah Amar Ma`ruf Nahi Mungkar.


Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma‟ruf dan
Nahi Munkar. Amar Ma‟ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung.
Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa
ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan
Allah swt beserta RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang tidak
melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan dalam hal tersebut.
Ketahuilah bahwa amar ma‟ruf nahi munkar termasuk Ushul Ad-Din, dengan dicapai tujuan
perutusan (bi;tsah) para nabi.
Dan sesungguhnya saya mendengar rasulullah saw bersabda: sesungguhnya apabila
orang-orang melihat orang yang bertindak aniyaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka
kemungkina besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, yang disebabkan oleh
perbuatan mereka itu sendiri.
3. Karakter masyarakat dalam menyikapi amar ma’ruf nahi munkar.

Ada 3 karakter masyarakat dalam menyikapi amar ma‟ruf nahi munkar:


1. Memerintahkan yang ma‟ruf dan melarang yang munkar, atau dinamakan karakter orang
mukmin.
2. Memerintahkan yang munkar dan melarang yang ma‟ruf, atau dinamakan karakter orang
munafik.
3. Memerintahkan sebagian yang ma‟ruf dan munkar, dan melarang sebagian yang ma‟ruf dan
munkar. Ini adalah karakter orang yang suka berbuat dosa dan maksiat.

22
Dengan melihat ketiga karakter tersebut, maka sudah jelas bahwa tugas beramar ma‟ruf
nahi munkar bukanlah hanya tugas seorang da‟i, mubaligh, ataupun ustadz saja, namun
merupakan kewajiban setiap muslim. Dan ini merupakan salah satu kewajiban penting yang
diamanahkan Rasulullah SAW kepada seluruh kaum muslim sesuai dengan kapasitasnya masing-
masing. Rasulullah mengingatkan, agar siapa pun jika melihat kemunkaran, maka ia harus
mengubah dengan tangan, dengan lisan, atau dengan hati, sesuai dengan kapasitas dan
kemampuannya. Begitu juga Imam al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya‟ Ulumuddin, beliau
menekankan, bahwa aktivitas “amar ma‟ruf dan nahi munkar” adalah kutub terbesar dalam
urusan agama. Ia adalah sesuatu yang penting, dan karena misi itulah, maka Allah mengutus para
nabi. Jika aktivitas „amar ma‟ruf nahi munkar‟ hilang, maka syiar kenabian hilang, agama
menjadi rusak, kesesatan tersebar, kebodohan akan merajalela, satu negeri akan binasa. Begitu
juga umat secara keseluruhan.Penurunan azab menimpa masyarakat
Apabila manusia melihat kemunkaran dan tidak bisa merubahnya, Dikawatirkan Allah akan
melimpahkan azab siksa-Nya secara merata.

4. Manfaat Melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.


Ada beberapa manfaat bila amar ma‟ruf dan nahi munkar ditegakkan.
1. Kita akan menjadi bagian dari orang-orang mukmin
2. Segala kebaikan akan diberikan siapa saja yang melakukan aksi amar ma‟ruf nahi munkar,
yaitu, orang-orang yang lahir dari umat terbaik (umat muslim)
3. Kita akan menjadi orang-orang yang shaleh
4. Kita akan mendapatkan keselamatan apabila kita mencegah perbuatan buruk (munkar).
5. Kita akan menjadi orang-orang yang meraih kemenangan.
6. Allah akan memberikan rahmat dan karunianya kepada kaum tersebut, sehingga tercipta
kerukunan, kedamaian dan ketentraman.
7. Akan dijauhkan dari Azab Allah.
8. Ilmu yang dibawa oleh para ulama (sebagai pewaris para nabi) akan terjaga dengan baik,
sehingga dijauhkan dari kesesatan dalam menuntut ilmu, yaitu niat/motivasi yang salah dan
belajar pada orang yang salah. Dengan terjaganya para ulama yang sholeh, maka akan
lahirlah umara (penguasa) yang baik dan mampu memimpin umatnya dengan
adil. Keempat, bila seseorang sudah menjalankan amar ma‟ruf dan nahi munkar, maka
hatinya akan tenang dan termotivasi untuk menjalankan kehidupannya lebih baik lagi dari
hari ke hari
Namun tidak bisa dipungkiri, saat ini kema‟rufan telah „digerus‟ oleh derasnya arus
kemunkaran. Hal ini terjadi karena kemunkaran telah dibungkus dengan performa yang menarik,
sehingga hampir seluruh lapisan masyarakat mampu menikmatinya. Begitu mudahnya
kemunkaran sudah masuk dalam celah-celah sempit dalam rumah melalui media cetak dan
elektronik, yang setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat.
Tentu ini sangat berbahaya, karena kemunkaran/kebathilan yang secara terus-menerus
disuguhkan dan diinformasikan, apalagi didesain dengan performa yang menarik, maka sangat
mungkin kemunkaran itu akan dianggap sebagai kebaikan dan kemudian dijadikan sebagai
kebiasaan.
23
Untuk menghadang arus kemunkaran ini diperlukan benteng yang kokoh, yaitu dari diri
kaum muslim sendiri yang harus sadar akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah.
Kesadaran inilah yang akan mengantarkannya untuk menjadi seorang yang muttaqin, dan mampu
menjalankan amar ma‟ruf nahi munkar dengan baik.
Ketika kita ingin menyelamatkan umat secara keseluruhan dari bahaya kemunkaran,
maka hendaklah dimulai dari diri sendiri dan keluarga kita. Dan jika Allah dan Rasul Nya telah
memberikan rambu-rambu yang tegas dan jelas, maka sebagai seorang muslim yang taat sudah
sepatutnya untuk berucap sami‟na wa atho‟na.

5. Akibat Mengabaikan Perintah Amar Ma’ruf Dan Nahi Munkar


Sebagaimana diungkapkan dalam pendahuluan karena pentingnya amar ma‟ruf dan nahy
munkar, Allah memerintahkan umat Islam untuk melakukan amar ma‟ruf dan nahy munkar.
Ketika kewajiban itu diabaikan dan tidak dilaksanakan, maka pasti orang-orang yang
mengabaikan dan tidak melaksanakannya akan mendapat dosa. Tidak ada satu umatpun yang
mengabaikan perintah amar ma‟ruf dan nahy munkar kecuali Allah menimpakan berbagai
hukuman kepada umat itu. Berikut ini akan disebutkan sebagiannya sebagaimana disebutkan
oleh Dr.Muhammad Abdul Qadir Abu Faris dalam bukunya Al-Amru Bil-Ma‟ruf Wan-Nahyu
„Anil-Munkar dan Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam bukunya Taujihat Nabawiyyah .

1. Azab yang menyeluruh


Apabila kemaksiatan telah merajalela di tengah-tengah masyarakat , sedangkan orang-
orang yang shalih tidak berusaaha mengingkari dan membendung kerusakan tersebut, maka
Allah SWT akan menimpakan azab kepada mereka secara menyeluruh baik orang-orang yang
jahat maupun orang-orang yang shalih.

2. Tidak dikabulkannya do‟a orang-orang yang shalih


Apabila suatu masyarakat mengabaikan amar ma‟ruf dan nahy munkar serta tidak
mencegah orang yang berbuat zalim dari kezalimannya, maka Allah akan menimpakan siksa
kepada mereka dengan tidak mengabulkan do‟a mereka.
Sabda Rasulullah saw: Demi dzat yang diriku ada di tangan-Nya hendaknya kamu menyuruh
kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang munkar, atau Allah akan menimpakan siksa
kepadamu kemudian kamu berdo‟a kepada-Nya lalu tidak dikabulkan. ( HR. Tirmidzi)

24
3. Mendapatkan laknat
Di antara hukuman orang yang mengabaikan amar ma‟ruf dan nahy munkar adalah
berhak mendapatkan laknat, yakni terusir dari rahmat Allah sebagaimana yang telah menimpa
Bani Israil ketika mengabaikan amar ma‟ruf dan nahy munkar.

Abu Daud meriwayatkan dalam kitab Sunannya dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas‟ud ia
berkata :Rasulullah saw. bersabda : ” Pertama kerusakan yang terjadi pada Bani Israil, yaitu
seseorang jika bertemu kawannya sedang berbuat kejahatan ditegur : wahai fulan, berertqwalah
pada Allah dan tinggalkan perbuatan yang kamu lakukan, karena perbuatan itu tidak halal
bagimu, kemudian pada esok harinya bertemu lagi sedang berbuat itu juga, tetapi ia tidak
menegurnya, bahkan ia telah menjadi teman makan minum dan duduk-duduknya. Maka ketika
demikian keadaan mereka, Allah menutup hati masing-masing, sebagaimana firman Allah :

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam.
sampai firman Allah ( tapi kebanyakan mereka adlah orang-orang yang fasik) . Kemudian Nabi
bersabda : ” Tidak, sekali-kali jangan seperti mereka. Demi Allah, kamu harus menyuruh kepada
yang ma‟ruf, mencegah dari yang munkar dan mencegah orang yang berbuat zalim, kamu harus
mengembalikannya ke jalan hak, dan kamu batasi di dalam hak itu. Atau kalau tidak, Allah akan
menutup hatimu, kemudian melaknat kamu sebagaimana melaknat mereka “.

4. Timbulnya perpecahan
Sudah merupakan aksiomatis bahwa kemungkaran yang paling berat dan dan paling keji
dapat menjauhkan syari‟at Allah dari realitas kehidupan dan ditinggalkannya hukum-hukumNya
dalam kehidupan manusia. Apabila hal ini terjadi dan orang-orang diam, tidak mengingkari dan
tidak mencegahnya, maka Allah akan menanamkan perpecahan dan permusuhan di kalangan
mereka sehingga mereka saling melakukan pembunuhan dan menumpahkan darah.

5.Pemusnahan mental
Sebagai kehormatan kepada Nabi Muhammad saw, Allah tidak memusnahkan umat
beliau secara fisik sebagaimana yang telah menimpa umat-umat terdahulu seperti kaum Nabi
Hud, Shalih, Nuh, Luth dan Syu‟aib yang telah mendustakan para Nabi dan mendurhakai
perintah Allah. Tetapi bisa saja Allah membinasakan umat Muhammad secara mental.
Maksudnya umat ini tidak dimusnahkan fisiknya, tetap dalam keadaan hidup, sekalipun
melakukan dosa dan maksiat yang menyebabkan. kehancuran dan kebinasaan, namun walaupun
jumlahnya banyak, kekayaannya melimpah ruah, di sisi Allah tidak ada nilainya sama sekali,
musuh-musuhnya tidak merasa takut, serta kawan-kawannya tidak merasa hormat . Inilah yang
diberitakan Rasulullah saw. ketika umat ini takut mengatakan yang hak dan tidak mencegah
orang yang berbuat zalim

25
V.FITNAH AKHIR ZAMAN

1.Pengertian Akhir Zaman

Akhir zaman adalah hari kiamat yaitu hari dimana Allah „azza wajalla bangkitkan seluruh
manusia untuk dihisab dan dibalas seluruh amalannya.

Hari kiamat memiliki nama-nama yang disebutkan dalam al-Qur‟an, diantaranya yaumud din, al-
Qari‟ah, al-Ghasyiyah, ath-thommah dan masih banyak lagi. Salah satu nama yang paling
terkenal adalah yaumul qiyamah yang diambil dari kata yang artinya berdiri, hal itu karena
semua manusia akan berdiri di padang mahsyar pada hari kiamat.

Akhir zaman menurut islam

Akhir zaman atau hari kiamat itu ada dan pasti terjadi sebagaimana telah disebutkan dalam Al-
Qur‟an dan hadits Rosululloh shallallahu „alaihi wasallam. Lalu kapan terjadinya? Hanya Allah
yang Maha Mengetahuinya karena ini adalah perkara yang gaib, tidak ada seorang manusia
bahkan seorang Rosul yang mulia „alaihis sholatu wassalam mengetahui perkara yang gaib dan
kapan terjadinya hari kiamat, Allah ta‟ala berfirman dalam surat al-A‟raf ayat 187

Artinya : “mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, “kapan terjadi?” katakanlah,


“sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada seorangpun yang
dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru haranya bagi
makhluk) yang dilangit dan dibumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.”
Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad),
“sesungguhnya pengetahuan tentang (hari kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahuinya””

26
Dan disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim bahwa Rosulullah shallallahu
„alaihi wasallam pernah didatangi oleh malaikat Jibril yang berwujud seperti orang badui, lalu
dia bertanya kepada rosul tentang kapan terjadinya hari kiamat, maka Rosulullah menjawab

Artinya : “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya”

Dari dua dalil ini menunjukkan bahwa tidak seorangpun yang mengetahui kapan terjadinya hari
kiamat, meskipun sampai ada yang membuat metodologi dengan mencocokkan keadaan yang
satu dengan yang lainnya sehingga diambil kesimpulan bahwa hari kiamat akan terjadi pada
tanggal sekian, maka ini adalah suatu kedustaan dan sudah dipastikan prediksinya tentang hari
kiamat meleset dan tidak terjadi, karena Allah sudah katakan pada ayat diatas

artinya : “Katakanlah (Muhammad), “sesungguhnya pengetahuan tentang (hari kiamat) ada pada
Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya””

Lalu ketika hari kiamat itu tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, apakah ada tanda-
tandanya yang disebutkan dalam Al-Qur‟an dan hadits Rosulullah shallallahu „alaihi wasallam.

Tanda-tanda akhir zaman dan fitnah akhir zaman

Tidaklah hari kiamat itu terjadi kecuali akan muncul tanda-tandanya, sebagaimana disebutkan
dalam hadits Hudzaifah bin Asid Al-ghifary

Dalam hadits diriwayatkan:

َ ‫صهَّ َى‬
‫ َيا‬:َ‫ػهَ ٍَُْا َََٔحْ ٍُ ََر َزَا َك ُش فَمَال‬ َ ُ‫صهَّى هللا‬
َ َٔ ِّ ٍْ َ‫ػه‬ َّ :َ‫ػ ُُّْ لَال‬
ُّ ‫اطهَ َغ انَُّ ِث‬
َ ً َ ُ‫ً هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫ي ِ َس‬ ِ َ‫ػ ٍْ ُحزَ ٌْفَحَ ت ٍِْ أ َ ِص ٍْ ٍذ ْان ِغف‬
ّ ‫اس‬ َ

َ‫ فَزَ َك َش انذُّخَاٌَ َٔانذَّ َّجا َل َٔانذَّاتَّح‬.ٍ‫ػ ْش َش آٌَاخ‬


َ ‫ إََِّ َٓا نَ ٍْ ذَمُ ْٕ َو َحرَّى ذ ََش ٌَْٔ لَ ْثهَ َٓا‬:َ‫ لَال‬.َ‫ػح‬ َّ ‫ذَزَا َك ُش ٌَْٔ ؟ لَانُ ْٕا ََزْكُ ُش ان‬
َ ‫ضا‬

ٌ ‫ضالَ ُو َٔ ٌَأ ْ ُج ْٕ َض َٔ َيأ ْ ُج ْٕ َض َٔشَالَشَحَ ُخضُ ْٕفٍ َخض‬


‫ْف‬ َّ ‫ػهَ ٍْ ِّ ان‬ َ ٍْ ‫ش ًْ ِش ِي ٍْ َي ْغ ِش ِت َٓا ََُٔ ُز ْٔ َل ِػ‬
َ ‫ضى ات ٍِْ َي ْش ٌَ َى‬ َ ْٕ ُ‫َٔطُه‬
َّ ‫ع ان‬

.‫اس إِنَى َيحْ ش َِش ِْ ْى‬ ْ ‫َاس ذ َْخ ُش ُض ِيٍَ ْانٍَ ًَ ٍِ ذ‬


َ َُّ‫َط ُشد ُ ان‬ ٌ َ َ‫آخ ُش رَنِك‬ ِ ‫ْف تِ َج ِزٌ َْشجِ ْانؼَ َش‬
ِ َٔ ‫ب‬ ِ ‫ْف تِ ْان ًَ ْغ ِش‬
ٌ ‫ب َٔ َخض‬ ِ ‫تِ ْان ًَ ْش ِش‬
ٌ ‫ق َٔ َخض‬

)‫(سٔاِ يضهى‬
27
Rasulullah sallallahu „alaihi wasallam menghampiri kami saat kami tengah membicarakan
sesuatu. Ia bertanya, „Apa yang kalian bicarakan?‟
Kami menjawab, „Kami membicarakan kiamat.‟
Ia bersabda, „Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.‟
Rasulullah menyebut dukhon (asap), Dajjal, ad-dābbah (binatang yang keluar dari perut bumi),
terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam „alaihis salam, Ya‟juj dan Ma‟juj, tiga
gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah
api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka.
(H.R Muslim)

Inilah sepuluh tanda-tanda hari kiamat kubro (besar) yang disebutkan dalam hadits diatas, jika
tanda-tanda ini muncul maka sebentar lagi hari kiamat akan datang.

Akhir zaman atau hari kiamat memang belum datang dan belum juga muncul tanda-tandanya,
akan tetapi fitnah akhir zaman sudah ada dan banyak sekali di zaman sekarang ini, dan fitnah
yang dimaksud disini adalah ujian-ujian.

Diantara fitnah-fitnah itu adalah fitnah harta. Kenapa harta termasuk fitnah atau ujian?
Karena seseorang akan sibuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya sehingga kesibukan ini
melalaikan seseorang dari beribadah kepada Allah „azza wajalla, Rosulullah shallallahu‟alaihi
wasallam bersabda

Artinya : “sesungguhnya masing-masing umat itu ada fitnanya, dan fitnah bagi umatku adalah
harta.”
(H.R. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

Diantara fitnah lainnya yang sangat mengkhawatirkan pada zaman ini adalah fitnah wanita,
dimana sebagian wanita di zaman ini berpakaian tapi seakan-akan tidak berpakaian atau bahkan
mereka mempertontonkan auratnya didepan umum hanya karena ingin mendapatkan keuntungan
yang sebenarnya kecil dibandingkan pengorbanannya yang sangat besar yaitu dengan
mengorbankan agama dan jiwanya, na‟udzubillah min dzalik.

Disaat fitnah akhir zaman sudah ada dan banyak sekali, apakah sudah muncul contoh kejadian
tanda akhir zaman disaat ini.

28
Contoh kejadian tanda akhir zaman saat ini

Para ulama membagi tanda akhir zaman atau hari kiamat menjadi tiga, tanda yang telah berlalu,
tanda yang selalu muncul dan tanda yang akan datang mendekati terjadinya kiamat besar, maka
kejadian tanda akhir zaman saat ini dikategorikan tanda yang selalu muncul.

Diantara contoh kejadiannya adalah menyerahkan amanah kepada yang bukan ahlinya,
munculnya para pendusta yang mengaku nabi, munculnya wanita-wanita yang berpakaian tapi
hakikatnya telanjang, merebaknya perzinaan, dihalalkannya sutra, alat musik dan minuman
keras.

Seluruh umat Islam harus yakin bahwa, akan datang suatu hari dimana seluruh alam dan isinya
akan hancur kemudian dilanjutkan ke kehidupan yang kekal (akhirat). Karena, ini sudah tertera
di dalam Al-Qur‟an, maka tidak dapat dipungkiri jika tanda-tanda akhir zaman mulai
bermunculan.
Sesuai dengan Surah Al – Hajj ayat 7.

ِ ‫س َي ٍْ ِفً ْانمُث‬
‫ُٕس‬ َ َّ ٌَّ َ ‫ْة ِفٍ َٓا َٔأ‬
ُ ‫َّللا ٌَ ْث َؼ‬ َ ٌ‫ػحَ آ ِذ ٍَحٌ ََل َس‬ َّ ‫َٔأ َ ٌَّ ان‬
َ ‫ضا‬
Artinya: “Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.”

Tanda-tanda Hari Kiamat Menurut Rasulullah SAW


Dalam hadits di atas, Rasul menyampaikan tanda-tanda datangnya hari kiamat dengan sangat
rinci. Hal ini bisa menjadi bukti nyata bahwa akhir zaman memang benar adanya. Jika
dijabarkan, berikut beberapa penjelasan tentang apa yang disampaikan Rasulullah kepada
sahabat-sahabatnya.
1. Terdapat Dukhan
Dukhan menurut bahasa artinya asap atau kabut. Secara detailnya, berarti kabut tebal berhawa
panas yang terbang bersama angin menyambar mata dan telinga kaum munafik. Namun bagi
mukmin hanya terasa seperti sakit pilek saja.

ٍٍْ ٍ‫َاٌ ُّي ِث‬ َّ ‫اسذَمِةْ ٌَ ْٕ َو ذ َأْذِى ان‬


ٍ ‫ض ًَ ۤا ُء ِتذُخ‬ ْ َ‫ف‬
“Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas.” (Surah Ad-
Dukhān Ayat 10)

29
2. Munculnya Dajjal dan Dabbah
Dajjal adalah sosok manusia yang memiliki kekuatan hebat, kekuasaan dan pengaruhnya besar.
Sehingga sangat dipercaya oleh orang-orang, bahkan mampu mengajak sebagian umat Islam
menjadi kafir.

Secara bahasa, Dabbah berarti hewan yang keluar dari perut bumi, kemudian berjalan di atas
permukaan tanah. Mereka juga dapat berbicara memberi saksi perihal tanda kiamat. Kedatangan
dan kepergiannya pun secara tiba-tiba.

۟ َُ‫اس َكا‬
ٌَُُٕ‫ٕا ِتـَٔا ٌََٰرَُِا ََل ٌُٕ ِل‬ َ َُّ‫ض ذ ُ َك ِهّ ًُ ُٓ ْى أ َ ٌَّ ٱن‬
ِ ‫ػهَ ٍْ ِٓ ْى أ َ ْخ َشجْ َُا نَ ُٓ ْى دَآتَّحً ّيٍَِ ْٱْل َ ْس‬
َ ‫َٔ ِإرَا َٔلَ َغ ْٱنمَ ْٕ ُل‬
“Artinya: Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang
melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu
tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (Q.S. An-Naml/27: 82)

3. Matahari akan Terbit dari Barat


Jika dipikir-pikir, fenomena ini seperti mustahil terjadi. Namun, ternyata para ilmuwan telah
meneliti jumlah hari dalam setahun yang menurun terus menerus dikarenakan penurunan
kecepatan rotasi bumi pada porosnya di depan matahari.

Proses penurunan kecepatan rotasi secara terus menerus akan memaksa bumi berputar ke arah
yang berlawanan. Hal ini membuktikan, bahwa pernyataan Rasulullah SAW sangatlah mungkin
dapat terjadi.

4. Munculnya Nabi Isa AS dan Ya’juj dan Ma’juj


Bermaksud untuk mendamaikan dunia. Pada saat Imam Mahdi melawan Antikristus yang telah
menyebarkan fitnah di kalangan umat Islam, nabi Isa AS membantu menetralkan semua
penyimpangan agama dan menyelamatkan umat manusia.

Lain halnya dengan Ya‟juj dan Ma‟juj, merupakan dua suku yang memiliki kekuatan besar dan
nantinya akan menghancurkan kehidupan manusia. Mereka kelak berperang melawan Nabi Isa
AS bersama bala tentaranya di bukit Thursina.

Allah SWT berfirman:

ٍ َ‫د ٌَأ ْ ُجٕ ُض َٔ َيأ ْ ُجٕ ُض َُْٔ ْى ِي ٍْ كُ ِّم َحذ‬


ٌَُٕ‫ب ٌَ ُْ ِضه‬ ْ ‫) َحرَّى ِإرَا فُرِ َح‬59( ٌَُٕ‫ػهَى لَ ْشٌَ ٍح أ َ ْْهَ ْكَُاَْا أَََّ ُٓ ْى ََل ٌَ ْش ِجؼ‬
َ ‫َٔ َح َشا ٌو‬

)59(

30
“Sesungguhnya tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan bahwa
mereka tidak akan kembali (kepada Kami). Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-
juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.” (Q.S. Al-Anbiyā‟/21: 95-
96)
Ada yang mengatakan fisik mereka berbeda, namun ada juga pernyataan bahwa wujudnya sama
saja dengan manusia biasa. Ya‟juj dan Ma‟juj ini merupakan tahanan yang dahulu kala pernah
dikurung oleh Raja Zulkarnain.

5. Terjadi Gerhana di Beberapa Tempat di Timur, Barat dan Jazirah Arab


Tepatnya fenomena ini akan terjadi, tidak ada yang mengetahui persis. Di Al-Qur,an dan hadits
pun belum ada pernyataan detailnya.

Ada pula peristiwa api keluar dari jurang „Adn yang merupakan sebuah kota terkenal di Yaman,
sebelah selatan Jazirah Arab. Sekarang disebut lautan Arab dan nantinya akan menggiring
manusia ke tempat mereka semua berkumpul.

Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi
Shallallahu „Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda:

َ ٌ‫ َٔأ َ ْستَ َؼح‬،‫ػهَـى تَ ِؼٍ ٍْش‬


،‫ػهَى تَ ِؼٍ ٍْش‬ َ ٌ‫ َٔشَالَشَح‬،‫ػهَى تَ ِؼٍ ٍْش‬ ِ ُْ‫ َٔاش‬، ٍٍَْ‫ط َشائِكَ َسا ِغ ِثٍٍَْ َٔ َسا ِْ ِث‬
َ ٌ‫َا‬ َ :ٍ‫ػهَى شَالَز‬ ُ َُّ‫ٌُحْ ش َُش ان‬
َ ‫اس‬

ُ ٍ‫صثِ ُح َيؼَ ُٓ ْى َح‬


‫ْس‬ ُ ٍ‫ َٔذَثٍِْدُ َيؼَ ُٓ ْى َح‬،‫ْس لَانُٕا‬
ْ ُ ‫ َٔذ‬،‫ْس تَاذ ُ ْٕا‬ ُ َُّ‫ ٌََٔحْ شُ ُش تَ ِم ٍَّر ُ ُٓ ُى ان‬،‫ػهَى تَ ِؼٍ ٍْش‬
ُ ٍ‫ ذ َ ِم ٍْ ُم َيؼَ ُٓـ ْى َح‬،‫ـاس‬ َ ٌ ‫ػ ْش َشج‬
َ َٔ

َ ‫ْس أ َ ْي‬
.‫ضٕا‬ ْ َ‫أ‬
ُ ٍ‫ َٔذ ًَْضًِ َي َؼ ُٓ ْى َح‬،‫ص َث ُح ْٕا‬
Artinya: “Manusia itu dikumpulkan menjadi tiga kelompok: kelompok orang yang bersuka ria,
kelompok yang merasa takut, dan kelompok di mana dua orang di atas unta, tiga orang di atas
unta, empat orang di atas unta, dan sepuluh orang di atas unta, dan selebihnya digiring oleh
api, api ini akan selalu bersama mereka di saat mereka istirahat, di saat mereka bermalam, di
waktu pagi, dan di waktu sore hari.”

Perubahan Perilaku Manusia Mendekati Akhir Zaman


Sebenarnya, awal dari akhir zaman adalah hari dimana nabi Muhammad SAW telah dipilih
sebagai utusan Allah. Mulai saat itulah, dapat dikatakan tanda-tandanya sudah mulai
bermunculan. Mengingat juga beliau merupakan Nabi terakhir yang tidak akan ada lagi
setelahnya.

31
Seperti diriwayatkan hadits dari Sahl RA, ia berkata:

َ ‫تُ ِؼصْدُ أَََا َٔان َّضا‬


ْ ِ ‫ ٌَُٔ ِشٍ ُْش ِتإ‬،ٍِْ ٍَ‫ػحُ َك َٓاذ‬
.‫صثَ َؼ ٍْ ِّ فٍََ ًُذُّ ِت ِٓ ًَا‬
“Jarak diutusnya aku dan hari Kiamat seperti dua (jari) ini.” Beliau berisyarat dengan kedua
jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu merenggangkannya.”
Dan kemudian muncullah tanda-tanda akhir zaman lainnya, yang juga terlihat dari perubahan
perilaku manusianya. Contohnya di saat sekarang, sudah sangat banyak kejadian-kejadian
kriminal. Hal ini menunjukkan hilangnya rasa kasih sayang kepada sesama.

1. Ilmu Agama Berangsur Menghilang


Pada saat ini, jumlah ulama yang lama kelamaan berkurang. Pondok-pondok pesantren dan
madrasah sudah mulai terabaikan. Pelajaran di bidang lain lebih populer dibandingkan
mempelajari agama Islam.

Sebenarnya, Islam pun tidak melarang kaumnya mempelajari bidang lain. Agar mengurangi
keserakahan akan duniawi, pelajaran agama juga diperlukan untuk menyeimbangkan antara
kepentingan dunia dan akhirat.

Selain itu, kemewahan hidup sering menghalangi seseorang untuk beribadah kepada Allah SWT.
Terkadang, kesibukan akan mengumpulkan harta kekayaan menyebabkan lupa mengerjakan
shalat. Maka sebaiknya carilah harta sesuai kebutuhan saja, jika memiliki kelebihan dapat
disedekahkan.

2. Munculnya Golongan Ruwaibidhah


Golongan ini tidak dapat memegang amanah. Mereka terlihat sangat baik, sehingga akan banyak
orang terkelabui. Demi memenuhi kepentingannya sendiri tega merugikan pihak yang sudah
memberi kepercayaannya.

Kejahatan sangat umum terdengar, apalagi masa sekarang ini banyak kejadian di luar nalar
manusia. Seperti kasih sayang dan rasa saling membantu sudah musnah begitu saja. Bahkan,
sampai mengorbankan orang terkasih untuk memuaskan hati mereka.

3. Munculnya Dua Golongan Penghuni Neraka dan Riba


Muncul penguasa, mempergunakan kekuasaannya untuk menyiksa orang-orang yang lemah dan
banyak wanita menggunakan baju, namun tubuhnya terlihat jelas bagaikan telanjang. Kedua
golongan ini tidak akan menyentuh keindahan surga.

Semakin banyak orang melakukan riba demi mendapatkan keinginannya demi mencapai
kemewahan. Tidak ada lagi ketakutan akan dosa, nantinya kemiskinan merajalela dan yang kaya
terus menindas. Kondisi ini menimbulkan ketidakseimbangan dalam hidup.

32
4. Berkurangnya Rasa Kasih Sayang Orang Tua dan Anak
Di zaman sekarang ini, semakin banyak anak-anak kurang ajar terhadap orang tuanya. Norma
kesopanan sudah menghilang. Bukan hanya menolak nasehat saja, bahkan ada yang tega
memukul dan menendang jika merasa tidak sependapat dan dituruti maunya.

Begitu juga sebaliknya, orang tua menyiksa anak kandungnya bahkan membunuhnya. Tanpa
memikirkan dosa akan perbuatannya, semua dilakukan dengan dasar pikirannya sendiri.
Bagaikan hilang akal, mereka tidak sama sekali berpikir dua kali untuk melakukannya.

5. Banyak Terjadi Peperangan


Sekarang ini, perkembangan teknologi berkembang sangat pesat. Mereka berlomba-lomba
memperebutkan daerah kekuasaan untuk memperdagangkan hasil produksinya. Tidak
memperdulikan banyak korban dan yang dipikirkan hanya keuntungan pribadi saja.

Keserakahan ini menimbulkan persaingan yang memicu peperangan. Bahkan, mereka juga
menciptakan teori konspirasi demi memenangkannya. Hingga kondisi menjadi bertambah
genting karena tidak ada yang mau mengalah.

6. Membanggakan Bangunan Masjid dan Menjual Agama


Salah satu tanda kiamat berikutnya yaitu bermegah-megahan. Umat Islam berbangga-bangga
dengan keistimewaan bangunan masjidnya bukan ibadah di dalamnya. Sehingga, masjid hanya
dijadikan tempat berfoto dan berwisata saja.

Akan muncul orang-orang yang berani menjual agamanya hanya untuk meraih keuntungan
pribadi. Rela melakukan apapun, hingga merubah ketetapan Allah. Dan juga menutupi kebenaran
sesungguhnya, nauzhubillhahi mindzalik.

Siapa Golongan Selamat itu?


Yang dimaksudkan dengan golongan selamat adalah orang yang berpegang hanya kepada Al-
Qur‟an dan sunnah Rasul. Biasanya, ulama-ulama menyebutnya Ahlus Sunnah wal jama „ah.
Rasululullah SAW telah menjanjikan keselamatan bagi mereka.

ًِ‫ َٔ َس ُج ٌم لَ ْهثُُّ ُيؼَهَّ ٌك ف‬،ِ‫ َٔشَابٌّ ََشَأ َ تِ ِؼثَادَجِ هللا‬،ُ‫ اْ ِإل َيا ُو ْانؼَا ِدل‬:ُُّّ‫ص ْثؼَحٌ ٌ ُِظهُّ ُٓ ْى هللاُ فًِ ِظ ِهّ ِّ ٌَ ْٕ َو َلَ ِظ َّم إَِلَّ ِظه‬
َ

ْ َِّ ‫ ِإ‬:َ‫ة َٔ َج ًَا ٍل فَمَال‬


ً ِ ُْ ‫اي َشأَج ٌ رَاخُ َي‬
ٍ ‫ص‬ ْ ّ‫ َٔ َس ُج ٌم دػر‬،ِّ ٍْ َ‫ػه‬
َ ‫ػهَ ٍْ ِّ َٔذَفَ َّشلَا‬ ِ ً‫ َٔ َس ُجالَ ٌِ ذ َ َحاتَّا ِف‬،ِ‫اجذ‬
َ ‫هللا اجْ ر َ ًَ َؼا‬ ِ ‫ض‬َ ًَ ‫ْان‬

‫د‬ َ ‫ َٔ َس ُج ٌم رَ َك َش هللاَ خَا ِنًٍا فَفَا‬،ٍُُُّْ ًِ ٌَ ‫صذَلَ ٍح فَأ َ ْخفَاَْا َحرَّى َلَ ذ َ ْؼهَ َى ِش ًَانُُّ َيا ذ ُ ُْ ِف ُك‬
ْ ‫ض‬ ُ ‫أَخ‬
َ َ ‫ َٔ َس ُج ٌم ذ‬،َ‫َاف هللا‬
َ ِ‫صذَّقَ ت‬

ُِ‫ػ ٍَُْا‬
َ

33
Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan „Arsy Allah Ta‟ala dimana tidak ada naungan
kecuali hanya naungan Allah Ta‟ala. Yaitu:
1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta‟ala
3. Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta‟ala. Mereka berkumpul karena
Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta‟ala.
5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat yang tidak baik, dimana wanita tersebut
memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, “Sungguh aku
takut kepada Allah”.
6. Seorang yang bersedekah dan dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian sehingga kedua matanya
meneteskan air mata.

Namun, ada lima perbuatan yang disegerakan balasannya ini antara lain, seperti berzina,
memakan harta milik orang lain, tidak mau berzakat, berkhianat kepada Allah dan hidup tanpa
menjadikan Al-Qur‟an sebagai pedomannya.

Itulah tanda-tanda akhir zaman yang akan terjadi nanti bahkan mungkin sudah. Sebagai
muslim yang baik, tetaplah bijak dalam menerima informasi. Apapun fenomena yang akan
terjadi ke depannya, sebaiknya berpasrahlah kepada Allah SWT Yang Maha Mengetahui.

34
DAFTAR PUSTAKA
https://ceritakuaja.wordpress.com/2013/05/25/makalah-hakikat-iman-islam-dan-ihsan/
Kafie, Jamaludin. 1981. Tuntunan pelaksaanaan Rukun Iman, Islam dan Ihsan. Surabaya. Al-
Ikhlas.
(http://abd-holikulanwarislamic.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-iman-dalam-agama-
islam.html)
https://duiiantydwi.wordpress.com/artikel-2/pengertian-dan-makna-islam/
http://serbamakalah.blogspot.co.id/2013/02/iman-islam-ihsan.html
Hadi, H. (2009). Sains untuk Kesempurnaan Ibadah Penerapan sains dalam
peribadatan.Yogyakarta: Prima Pustaka.
Noordin, S. (2000). Sains menurut perspektif Islam. kuala lumpur: Dewan bahasa dan Pustaka
Kuala Lumpur.
Al-Faruqi, Ismail R. (1982) Islamization of Knowledge: the Problem, Principles, and the
Workplan, Islamabad : National Hijra Centenary Committee of Pakistan.
Ir.R.H.A.Sahirul Alim, M. (1996). Menguak Keterpaduan Sains,Teknologi dan
Islam. Yogyakarta: Dinamika.
Ghazali, Imam, Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul Yasin, Surabaya: Terbit Terang,
1990
Abdul wahab Khalaf, 1968 Ilmu ushul Fikih, Kuwait,
Abdul Wahhab Khallaf, Prof.Dr. 2000. KAIDAH-KAIDAH HUKUM ISLAM. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Al-Jurjawi, Ahmad ali, Himatut tasyri Wafalsafatuhu, Juz. I al-Harmain, jedah
Ahmad hanafi, 1967, Asas-asas Hukum, Pidana Islam, , Bulan Bintang, Jakarta
Amir Syarifudin, 2009, Ushul Fiqh II, cet. Ke 5. Perpustakan Nasional, Jakarta.
Ali-Juncio Abdul halim, 1966, Abu hanifah Batsahil hurriyyah Watasamuh Fil islam, juz III,
Majlis al kairo, Mesir.
Ahmad malik Tauhid, 1981, Membina Pribadi Muslim dan Masyarakat, al-Hidayah.
Muhammad Daut Ali, Prof. H. S.H. 2011. HUKUM ISLAM. Jakarta: Rajawali Pers.
Iwudh, Ahmad Abduh, Mutiara Hadis Qudsi, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2006
Qasyimi, Muhammad Jalaludin, Roudhlotul Mu‟minin. Terj. Abu Ridho. Semarang: Assyifa.
Ash Shiddiqey, Muhammad Teungku Hasbi, Al-Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001
Nawawi, Imam, Riyadhus Sholihin, Terj. Ahmad Sunarto, Jakarta: Pustaka Amani, 1990
Dahlan, Ali Usman, Hadits Qudsy Pola Pembinaan Akhlak Muslim, Bandung: CV. Diponegoro
Tirmidhi, Imam, Sunan At Tirmidhi, Bairut: Darul Kutub Al- Ilmiyah
Hadna, Mustafa 2010. Ayo Mengaji Al-Qur‟an Dan Hadits. Jakarta:Erlangga
Ash-Shidieqy. 1996. Tafsir Al-Quran“An-Nur‟ Jakarta:Bulan Bintang
http:// id.m.wikipedia.org/belajar al-qur‟an dan hadits//
mtalamin.blogspot.com/2011/04/pengertian amar ma‟ruf nahi munkar//
35
LAMPIRAN
36

Anda mungkin juga menyukai