Anda di halaman 1dari 31

KAJIAN ISLAM

1. Iman, Islam, Ihsan


2. Islam Dan Sains
3. Islam Dan Penegakkan Hukum
4. Kewajiban Menegakkan Amar Makruf Nahi Munkar
5. Fitnah Akhir Zaman

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S, Th.I., M. Sos

Disusun Oleh:

Nama : Nabila Andini Putri

NIM : E1S020050

Fakultas & Prodi : FKIP – Pendidikan Sosiologi

Semester :1

PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

T. A. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas selesainnya tugas ini
mata kuliah Agama Islam dengan waktu yang tepat. Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT
tidak mungkin akan terselesaikan dengan baik dan tepat.

Sholawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW atas
rahmat dan hidayah yang telah ia berikan sehingga kita dapat merasakan nikmat sehat, iman, dan
kesempatan untuk menyelesaikan tugas yang berjudul “Kajian Islam” ini.

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S, Th.I., M.
Sos. Sebagai dosen pengampuh mata kuliah Agama Islam yang telah membimbing saya dalam
penyusunan tugas ini.

Besar harapan saya tugas ini akan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
dapat menemukan sudut pandang yang baru setelah membaca tugas ini. Apabila ada kesalahan
dari tugas ini saya mohon maaf. Demikian yang dapat saya sampaikan jika ada salah kata mohon
dimaafkan. Akhir kata Wassallam’ualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penyusun, Mataram 13 Desember 2020

Nama: Nabila Andini Putri

NIM: E1S020050

i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................4
I. Iman, Islam, Ihsan..................................................................................................4
II. Islam dan Sains.......................................................................................................9
III. Islam dan Penegakan Hukum...........................................................................11
IV. Kewajiban Menegakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.......................................15
V. Fitnah Akhir Zaman.............................................................................................19
LAMPIRAN....................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................30

ii
A. Iman, Islam, Ihsan
1) Iman

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan), sedangkan menurut istilah syar’I iman
adalah keyakinandalam hati, perkataan oleh lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah
dengan melakukan ketaan dan berkurang dengan maksiat.

Iman menurut bahasa arab artinya percaya. Sedangkan secara terminology adalah pengakuan
yang melahirkan sikap atau tunduk. Iman juga merupakan kepercayaan (yang berkaitan dengan
agama), keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kibat, dan sebagainya. Iman diyakini
dalam hati yaitu dengan mempercayai dan meyakini sepenuh hati adanya alam semesta dan
segala isinya.

Jadi dapat disimpulkan iman adalah membenarkan dengan hari, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan perbuatan.

Iman berfungsi sebagai fitrah kita untuk bergantung dan berharap kepada allah swt. (Al-
Zumar, 39: 8; Luqman, 31: 32 dan Al-Isra’, 17: 67).

Firman Allah SWT;

‫يح طَيِّبَ ٍة‬ٍ ‫ك َو َج َر ْينَ بِ ِه ْم بِ ِر‬ ِ ‫هُ َو الَّ ِذي يُ َسيِّ ُر ُك ْم فِي ْالبَرِّ َو ْالبَحْ ِر ۖ َحتَّ ٰى إِ َذا ُك ْنتُ ْم فِي ْالفُ ْل‬
َ ‫ف َو َجا َءهُ ُم ْال َموْ ُج ِم ْن ُكلِّ َم َكا ٍن َوظَنُّوا أَنَّهُ ْم أُ ِحي‬
‫ط بِ ِه ْم‬ ِ ‫َوفَ ِرحُوا بِهَا َجا َء ْتهَا ِري ٌح ع‬
ٌ ‫َاص‬
َ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ لَئِ ْن أَ ْن َج ْيتَنَا ِم ْن ٰهَ ِذ ِه لَنَ ُكون ََّن ِمنَ ال َّشا ِك ِرين‬
ِ ِ‫ۙ َد َع ُوا هَّللا َ ُم ْخل‬

Artinya

“Dia lah yang menjalankan kamu di darat dan di laut (dengan diberi kemudahan
menggunakan berbagai jenis kenderaan); sehingga apabila kamu berada di dalam
bahtera, dan bahtera itu pula bergerak laju membawa penumpang-penumpangnya
dengan tiupan angin yang baik, dan mereka pun bersukacita dengannya; tiba-tiba

1
datanglah kepadanya angin ribut yang kencang, dan mereka pula didatangi ombak
menimpa dari segala penjuru, serta mereka percaya bahawa mereka diliputi oleh
bahaya; pada saat itu mereka semua berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan
kepercayaan mereka kepadanya semata-mata (sambil merayu dengan berkata):
"Demi sesungguhnya! jika Engkau (Ya Allah) selamatkan kami dari bahaya ini,
kami tetap menjadi orang-orang yang bersyukur" (Yunus, 10: 22).

Unsure-Unsur Iman

Unsur-unsur iman atau disebut juga sebagai rukun iman. Rukun iman itu ada enam, yaitu:
iman kepada Allah, malaikatmalaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, hari kiamat
dan takdir baik buruk itu dari Allah.

 Iman kepada Allah, yang dimaksud iman kepada Allah adalah membenarkan adanya
Allah swt, dengan cara meyakini dan mengetahui bahwa Allah swt wajib adanya karena
dzatnya sendiri (Wajib Al-wujud li Dzathi), Tunggal dan Esa, Raja yang Maha kuasa,
yang hidup dan berdiri sendiri, yang Qadim dan Azali untuk selamanya.
 Iman kepada Para Malaikat, yang di maksud iman kepada malaikat adalah meyakini
adanya malaikat, sebagai hamba Allah yang selalu tunduk dan beribadah. Iman kepada
Para Malaikat adalah percaya bahwa malaikat adalah makhluk ciptaan Allah swt yang
tidak pernah membangkang perintah-Nya, juga makhluk gaib yang menjadi perantara-
perantara Allah swt dengan Para Rasul.
 Iman kepada Kitab-Kitab Allah, beriman kepada kitab-kitab ilahi yang merupakan bagian
dari akidah mukmin ialah membenarkan secara pasti kalam khusus Allah yang Dia
Wahyukan kepada Rasul pilihan-Nya, kemudian disatukan dan dsusun menjadi lembaran-
lembaran atau kitab-kitab suci. Yang dimaksud dengan iman kepada kitab-kitab Allah
adalah membenarkan bahwa kitab-kitab tersebut telah diturunkan oleh Allah. Kitab
tersebut diturunkan melalui firman-firman-Nya. Ada yang disampaikan secara langsung
kepaa para Rasul tanpa perantara, ada yang disampaikan melalui perantara malaikat, dan
ada yang dia tulis sendiri.
 Iman kepada Para Rasul, iman kepada Rasul adalah percaya dan yakin bahwa Allah swt
telah mengutus para Rasul kepada manusi untuk memberi petunjuk kepada manusia, dan
Nabi yang wajib kita percayai itu ada dua puluh lima.
2
 Iman kepada Hari Akhir, hari akhir ialah hari kiamat, termasuk kebangkitan (alba’ts),
yaitu keluarnya manusia dari kubur mereka dalam keadaan hidup, sesudah jazad mereka
dikembalikan dengan seluruh bagiannya seperti dulu kala di dunia.
 Iman kepada Taqdir (Qadha dan Qadhar), iman kepada Qadha dan Qadhar adalah
percaya bahwa segala hak, keputusan, perintah, ciptaan Allah swt yang berlaku pada
makhluknya termasuk dari kita (manusia) tidaklah terlepas (selalu berlandaskan pada)
kadar, ukuran, aturan dan kekuasaan Allah swt.

Keutamaan dan Pahala Iman

Kewajiban kita yang pertama kali sebagai manusia adalah beriman kepada Allah. Setelah
itu beriman kepada yang lain yang jelas telah diperintahkan dalam Al-Qur’a dan Hdits Nabi.
Dengan iman inilah manusia akan memperoleh martabat yang tinggi dan tingkatan yang mulia di
sisi Allah. Sehingga siapa saja yang beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya maka akan
memperoleh pahala yang besar. Allah Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an di dalam Q.S Ali
Imran ayat 179: “Karena itu berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu beriman dan
bertakwa, maka bagimu pahala yang besar”.

Berdasarkan ayat tersebut, maka jelaslah bahwa dengan keimanan seseorang akan
memperoleh pahala yang besar. Orang yang beriman akan memperoleh pahala dan memperoleh
surga, tidak berarti asal beriman atau mempercayai keenam rukun iman itu saja, tapi disamping
itu harus juga disertai dengan melakukan amaliah-amaliah (perbuatan-perbuatan) yang telah
disebutkan dalam cabang-cabangnya iman. Sebab dalam hadits Nabi disebutkan, bahwa iman itu
mempunyai 77 cabang. Sebagaimana hadits Nabi dari Abu Hurairah ra, bahwasannya Rasulullah
saw, bersabda: “Iman mempunyai 77 cabang. Adapun yang paling utama adalah ucapan Laa
Ilaaha Illallah, dan yang paling rendah adalah membuang (menyingkirkan) kotoran (sesuatu yang
menyakitkan) di jalan. Dan malu adalah sebagian dari cabangnya iman”.

Dalam hadits tersebut ucapan Laa ilaaha illallah adalah merupakan caang iman yag paling
utama. Oleh karenanya di dalam hadits Nabi ditegaskan bahwa ucapan Laa ilaaha illallah adalah
merupakan kunci surga. Adapun sebagai ciri-ciri orang yang sempurna imannya antara lain
adalah:

 Apabila mendengar sebutan Allah, hati mereka merasa gemetar akut karenanya.

3
 Apabila mendengar bacaan ayat-ayat Allah, bertambahlah iman mereka karenanya.
 Senantiasa bertawakkal (berserah diri) kepada Allah.
 Mendirikan shalat, dan berseru kepada orang lain untuk ikut juga melaksanakannya.
 Menafkahkan rizkinya di jalan Allah.
 Senantiasa besabar terhadap apa yang menimpa mereka dan termasuk juga orang
yang berjhad fisabilillah.

Hal-Hal Yang Merusak Keimanan Seseorang

a) Syirik, syirik adalah segala keyakinan dan amalan yang semestinya hanya untuk allah
tetapi dilakukan untuk selain Allah. Syirik dibagi menjadi dua yaitu syirik akbar (syirik
besar) dan syirik ashgor (syirik kecil).
b) Melakukan sihir, sihir yang dimaksud adalah tata cara yang bertujuan merusak rumah
tangga orang lain dengan jalan meminta bantuan kepada setan. Di Indonesia dikenal
dengan sebutan santet, teluh, dan guna-guna.
c) Memakan harta riba, riba diartikan sebagai utang piutang atau pinjam meminjam atau
barang yang disertai dengan bunga.
d) Membunuh jiwa manusia, maksudnya adalah membunuh jiwa yang diharamkan tanpa
hak dengan sengaja (QS, 25: 68-70). Orang yang melakukan hal tersebut akan
dimasukkan ke neraka jahannam dan kekal di dalamnya sebagaimana firman Allah SWT
(QS An-Nisa: 93) yang artinya: “dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin
dengan sengaja maka balasannya adalah jahannam, ia kekal didalamnya dan Allah murka
kepadanya. Dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya”.

e) Memakan harta anak yatim, memakan harta anak yatim dilarang apabila dilakukan
secara dzalim. Seperti firman allah dalam QS. An-nisa: ayat 10 yang artinya:
“sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya
mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk kedalam api yang
menyala-nyala (neraka)”.

f) Melarikan diri dari perang (jihad), jihat adalah berjuang dengan mengeluarkan seluruh
daya dan upaya memerangi kaum kafir dan pemberontak. Islam mewajibkan umatnya

4
untuk memelihara, menjaga, membela agamanya, serta mempertahankan agamanya jika
islam diperangi musuh, maka umat islam wajib berperang. Orang yang melarikan diri
dari perang atau jihad telah menipu dirinya sendiri dan telah berkhianat kepada allah dan
tidak meyakini kekuasaan allah.

g) Menuduh wanita mukminat yang baik melakukan zina (qadzaf), apabila wanita seperti itu
dituduh berzina tanpa disertai syarat yang telah ditetapkan syara’ seperti mendatangkan 4
saksi dan menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, maka penuduhannya wajib didera
80 kali dan kesaksiannya tidak boleh diterima selama-lamnya.
2) Islam

Islam secara etimologi berarti tunduk, patuh, dan berserah diri. Sedangkan menurut syari’at
(terminologi) apabla dimutlakkan ada dua pengertian:

 Pertama: apabila disebutkan sendiri tidak diiringi dengan kata iman, maka pengertian
islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh
aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan, dan perbuatan.
 Kedua: jika kata islam diiringi dengan kata iman maka islam adalah perkataan dan amal-
amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan hartanya baik dia meyakini islam atau
tidak.

Prinsip agama islam yang wajib deketaui ada 3 yaitu:

 Mengenal Allah SWT


 Mengenal islam dengan dalil-dalilnya
 Mengenal Nabi-Nya Muhammad SAW

Menurut Mahmud Syaltout islam secara istilah adalah agama Allah SWT yang
diwariskan dengan ajaran-ajarannya sebagaimana terdapat di dalam pokok-pokok dan
syari’atnya kepada Nabi Muhammad SAW dan mewajibkan kepadanya untuk
menyampaikannya kepada seluruh umat manusia serta mengajak mereka untuk
memeluknya. Secara garis besar ruang lingkup agama islam menyangkut tiga hal pokok
yaitu:

5
 Aspek keyakinan yang disebut akidah, yaitu aspek credial atau keimanan terhadap
Allah SWT dan semua yang difirmankannya untuk diyakini.
 Aspek norma atau hukum yang disebut syariah, yaitu aturan –aturan Allah SWT yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusa dan dengan alam
semesta.
 Aspek perilaku yang disebut akhlak, yaitu sikap – sikap atau perilaku yang nampak
dari pelaksanaan akidah dan syariah.

Antara akidah, syariah, dan akhlaq masing – masing saling berkaitan. Aqidah atau iman
merupakan keyakinan yang mendorong seorang mslim untuk melaksanakan syariah. Apabila
syariah telah dilaksanakan berdasarkan aqidah akan lahir akhlak. Oleh karena itu, iman tidak
hanya di dalam hati, tetapi ditampilkan dalam bentuk perbuatan. Dapat disimpulkan bahwa
aqidah merupakan landasan bagi tegak berdirinya syariah dan akhlak.

Misi Kehadiran Islam

Agama Islam memiliki misi, antara lain:

 Mengajak manusia untuk tunduk dan patuh terhadap aturan – aturan yang ditetapkan
Allah SWT.
 Membimbing manusia menemukan kedamaina lahir dan batin dan menciptakan
kedamaian hidup bersama.
 Memberikan jaminan untuk mendapatkan keselamatan dan terbebas dari bencana hidup,
baik di dunia dan di akherat.

Metode mempelajari Islam

Memahaami islam secara menyeluruh adalah hal yang sangat penting, walaupun tidak
secara mendetail. Di samping itu untuk menghindari kesalahpahaman yang mana memungkinkan
timbulnya pandangan dan sikap negative terhadap islam. Maka untuk memahami islam secara
benar adalah dengan cara sebagai berikut :

 Islam harus di pelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Al – Quran dan sunnah Rsullulah.

6
 Islam harus dipelajari secara integral tidak secara parsial, artinya islam dipelajari secara
menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak hanya sebagian saja.
 Islam dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar. Karena pada
umumnya mereka memahami Islam secara baik, pemahaman yang lahir dari perpaduan
ilmu yang dalam terhadap Alquran dan Sunnah Rasullulah dengan pengalaman yang
indah dari praktek ibadah yang dilakukan setiap hari.

3 Sumber Ajaran Islam

 Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kalamullah yang berisikan firman-firman Allah, diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai salah satu mukjizatnya melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an
yang merupakan kitab suci umat Islam yang berisikan tentang aqidah, ibadah, hukum,
peringatan, kisah-kisah dan isyarat pengembangan iptek yang dijadikan sebagai acuan dan
pedoman hidup bagi umat Nabi Muhamad SAW.

 Hadits (Sunnah)

Sunnah merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah baik dari segi perkataan,
perbuatan maupun ketetapan atau persetujuan Rasulullah terhadap apa yang dilakukan oleh para
sahabatnya.As-Sunnah berfungsi untuk memperjelas, menafsirkan isi atau kandungan dari ayat-
ayat Al-Qur’an dan memperkuat pernyataan ayat-ayat Al-Qur’an serta mengembangkan segala
sesuatu yang samar-samar atau bahkan tidak ada ketentuannya di dalam Al-Qur’an.

 Ijtihad

Ijtihad yaitu mengerahkan segala kemampuan berpikir secara maksimal untuk mengeluarkan
hukum syar’i dari dalil-dalil syara’ yaitu Qur’an dan hadits. Ijtihad dapat dilakukan jika ada
suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam Al-Qur’an maupun hadits, maka dapat
dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal pikiran dengan tetap mengacu dan berdasarkan pada
Al-Qur’an dan hadits.

7
3) Ihsan
Ihsan secara bahasa bearti berbuat baik, sedangkan secara istilah ada dua pengertian ihsan
yaitu ihsan dalan beribadah kepada Allah dan ihsan kepada sesame makhluk. Ihsan kepada
sesame makhluk yaitu berbuat baik kepada siapa pun makhluk baik itu manusia ataupun hewan
sesuai dengan hak dan kedudukannya. Orang yang melakukan ihsan disebut muhsin. Ihsan
merupakan puncak dimana ibadah dan akhlak yang senantiasa yang menjadi tujuan hamba-
hamba Allah., karena menjadikan seseorang mendapatkan kemuliaan dari sang pencipta.
Sebaliknya seorang hamba yang tidak dapat mencapai tujuan tersebut maka akan kehilangan
kesempatan yang sangat berharga untuk mendapatkan posisi terhormat di mata Allah SWT.
Rasulullah pun sangan menaruh perhatian akan hal tersebut, sehingga seluruh ajaran-ajarannya
hanya mengarah kepada 1 hal yakni mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia.
Ulama menggolongkan ihsan ke dalam 4 bagian yaitu, ihsan kepada allah, kepada diri sendiri,
dan kepada sesama manusia.
Kaitan antara iman, islam, dan ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu
dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut
kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun
Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah SWT.
B. Islam dan Sains

Hubungan antara Islam dan sains dapat diketahui melalui banyak sudut pandang. Keduanya
ini mempunyai pengaruh pada manusia, di antaranya: Islam dan Sains sama-sama memberikan
kekuatan, sains memberi manusia peralatan dan mempercepat laju kemajuan, Islam menetapkan
maksud tujuan upaya manusia dan sekaligus mengarahkan upaya tersebut. Sains membawa
revolusi lahiriah (material), Islam membawa revolusi batiniah (spiritual). Sains memperindah
akal dan pikiran, Islam memperindah jiwa dan perasaan.

Hubungan antara Islam dan sains dapat diketahui dengan dua sudut pandang. Pertama,
apakah konsepsi dalam Islam melahirkan keimanan dan sekaligus rasional, atau semua gagasan
ilmiah itu bertentangan dengan agama. Sudut pandang kedua, merupakan landasan dalam
membahas hubungan antara Islam dan sains, yakni bagaimana keduanya ini berpengaruh pada
manusia. Agama dan sains sama-sama memberikan kekuatan, sains memberi manusia peralatan
dan mempercepat laju kemajuan, agama menetapkan maksud tujuan upaya manusia dan

8
sekaligus mengarahkan upaya tersebut. Sains membawa revolusi lahiriah (material), agama
membawa revolusi batiniah (spiritual). Sains memperindah akal dan pikiran, agama
memperindah jiwa dan perasaan. Sains melindungi manusia dari penyakit, banjir, badai, dan
bencana alam lain. Agama melindungi manusia dari keresahan, kegelisahan dan rasa tidak
nyaman. Sains mengharmoniskan dunia dengan manusia dan agama menyelaraskan dengan
dirinya.

Penerapan islam dan sains akan menciptakan suasana yang menggugah ingatan kita kepada
Allah SWT, mendorong perilaku yang sesuai dengan ketentuan syariat dan mengingatkan nilai-
nilai konseptual yang ada di dalam Al-Qur’an.

Tradisi Sains Dalam Islam

Islam adalah nama agama yang diketahui dalam bahasa arab berarti keselamatan atau
ketaatan kepada perintah tanpa menolaknya. Umumnya, islam dianggap sebagai agama yang
kadangkala diterjemahkan menjadi religion atau dalam bahasa arab berarti din. Perbedaan bahasa
akan sangat mempengaruhi keyakinan dan worldview manusia dalam memahami konsep segala
sesuatu. Jika islam diterjemahkan dalam kata religion berarti kepercayaan terhadap tuhan
keberadaan tuhan yang diimplikasikan dengan menjalankan ritual untuk menyembahnya dan
adanya berbagai ajaran yang berdimensi spiritual.

sedangkan jika islam diterjemahkan sebagai din maka maknanya akan berbeda. Kata din
merupakan bahasa arab daana-yadinu yaitu pemberian untuk jangka waktu tertentu. Jadi, sain
islam secara khusus dapat didefinisikan sebagai aktifitas saintifik atau ilmiah yang memiliki

Dasar atau berpedoman pada islamic worldlife (yaitu penggunaan konsep secara natural)
dan merupakan penerjemahan secara langsung dari skema konseptual saintifik yang islami. Islam
memandag sains yang bersifat fisik tidak hanya pada tataran lahiriyah saja, akan tetapi memiliki
tujuan , kebenaran, dan pengakuan wahyu sebagai satu-satunya sumber tentang realist dan
kebenaran yang terkait dengan makhluk dan khaliknya. Artinya, dalam melakukan kegiatan
saintifik para ilmuan muslim berpedoman kepada al-qur’an dan hadits sehingga dapat
melahirkan produk sains yang membawa kemaslahatan/kebaikan bagi umat manusia baik jangka
panjang ataupun pendek.

9
Dalam islam sains sangat terikat dengan ilmu pengetahuan dan iman, karena sifat dari
kandungannya sama dengan sifat dari prinsip pertama logika dan pengetahuan metafisika, etika,
dan estetika. Sehingga dengan sendirinya subjek tersebut akan bertindak sebagai cahaya yang
menerangi segala sesuatu. Bahwa iman adalah suatu visi yang menempatkan semua data dan
fakta dalam perspektif yang sesuai dengan pemahaman yang benar.

Dinamika Pemikiran di Abad Pertengahan

Ketika dunia barat mengalami masa kegelapan, khususnya di bidang ilmu pengetahuan
akibat doktrin dari gereja, pada saat yang sama, keilmuan Islam mengalami kemajuan seiring
banyaknya pengkajian (research) dan pengembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat
sehingga melahirkan peradaban yang bernilai tinggi. Ada dua faktor yang mempengaruhi
kemajuan ini: pertama, faktor internal bahwa Islam sangat mendorong umatnya untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, ditandai dari wahyu pertama yang turun kepada Nabi
Muhammad adalah perintah iqra’ yang menunjukkan bahwa dunia Islam memberikan perhatian
yang besar terhadap research dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dorongan faktor eksternal
ialah diperoleh melalui kekuatan sistem pendidikan yang integral dan dinamis, di antaranya
ketersediaan perpustakaan yang memadai pada setiap lembaga pendidikan.

Pembahasan diatas membuktikan bahwa pada saat Eropa berada pada abad pertengahan
(zaman kegelapan), umat Islam tengah mengalami kejayaan dan kemajuan peradabannya,
kemajuan inipun dirasakan non muslim. Seiring dengan mundurnya umat Islam di akhir abad
pertengahan, sentuhan dunia barat dengan Islam pada akhirnya memunculkan tranformasi
intelektual dari dunaIslam ke dunia Barat, sehingga melahirkan gerakan renaissance, reformasi,
rasionalisme,dan aufklarung di dunia Barat. Dengan demikian, kemajuan sains dan teknologi
serta semangat intelektualisme yang bekembang begitu pesat di Barat pada saat ini, tidak terlepas
dari kontribusi kemajuan umat Islam pada masa sebelumnya.

C. Islam dan Penegakkan Hukum


Hokum islam sebagai hokum yang berasal dari wahyu Allah merupakan hokum yang tidak
dapat diragukan lagi kebenarannya. Di mana hokum islam ini mengatur segala bentuk kehidupan
manusia dalam menjalankan kehidupannya, baik hubungannya dengan Allah maupun dengan
sesama manusia. Perlu diketahui hokum islam adalah sekumpulan aturan keagaamaan yang

10
mengatur perilaku kehidupan kaum muslimin dalam berbagai aspek, baik bersifat individual
maupun kolektif. Oleh karena itu, untuk mengkaji hokum islam sangat dibutuhkan suatu
pemikiran yang komperensif. Untuk mencapai tujuan yang dikehendaki maka Al-Qur’an endiri
sebagai sumber primer yang memuat kaidah-kaidah yang fundamental tentang hokum perlu
pengkajian lebih utuh, baik hal-hal yang dimengerti ataupun tidak.
Hukum Islam telah ada sejak manusia (masyarakat) ada (qadim) karena ia adalah firman
Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara. Oleh karena hukum itu dibuat untuk manusia,
Allah menurunkan sesuatu yang berfungsi untuk mengerahui hukum tersebut, yang dalam Ushul
Fiqh dikenal dengan istilah dalil, yang terdiri dari dua yaitu bersifat qath'i dan manlli. Oleh
karena itu hukum Islam pun ada dua macam. Pertama, hukum Islam yang ditetapkan secara
langsung dan tegas oleh Allah, yaitu hukum-hukum yang diturunkan dari dalil yang qath’i,
Hukum ini tidak banyak dan dalam perkembangannya dikenal dengan syariah. Kedua, hukum
yang ditetapkan pokok-pokoknya saja, maksudnya ialah hukum yang ditetapkan oleh dalil yang
zhalllli. Hukum jenis ini jumlahnya sangat banyak, dan dapat atau perlu dikembangkan dengan
ijtihad. Hasil pengembangannya itulah yang kemudian dikenal dengan istilah fiqih. . Hokum
islam dengan kedua macam tersebut memiliki sifat dan karakteristik yang secara umum berbeda
dengan hokum budaya (hokum wad’i, hokum yang dibuat manusia). Sifat dan karakteristik
tersebut antara lain:
 Hokum islam adalah serentetan peraturan yang digunakan untuk beribadah.
 Kepatuhan terhadap hokum islam merupakan tolak ukur keimanan seseorang
 Hokum islam bersifat ijabi dan salbi, artinya memerintahkan, mendorong, dan
menganjurkan melakukan perbuatan yang makruf serta melarang perbuatan yang munkar
dan segala macam kemudaratan.
 Hokum islam tidak hanya berisi perintah dan larangan, akan tetapi berisi ajaran-ajaran
untuk membentuk pribadi-pribadi muslim sejati, berakhlak mulia, berhati suci, berjiwa
tinggi dan memiliki kesadaran akan segala tanggung jawab.

Dalam system islam, sekuat apapun upaya untuk mengintervensi hokum pasti akan gagal,
karena hokum Allah SWT tidak berubah, tidak akan pernah berubah, dan tidak boleh diubah.
Ada beberapa sifat hokum islam antara lain:

 Rabbaniyyah, sumber syariat/hukum dari allah, artinya musyarri (pembuat syariat) adalah

11
allah bukan manusia. Jika manusia pembuat syariat, maka akan terbawah dengan rasa
sabyektif, kelompoisme, dan keinginan-keinginan duniawi.
 Insaniyyah, hukum islam menghargai eksistensi manusia sebagai keturunan adam pada
posisi yang sama, tidak ada perbedaan dalam strata sosial, hukum, politik, ekonomi,
sosial-kemasyarakatan. Yang membedakan satu dengan yang lain adalah taqwa.
 Syumul, bahwa hukum islam shalih li kulli zaman wa makan dan hukum islam meliputi
seluruh aspek hidup manusia, mulai dari manusia tidur s.d bangun lagi, baik sebagai
abdullah/ individu maupun khalifatullah/kolektif
 Wasathiyyah, hukum islam memperhatihan aspek al-tawazun/keseimbangan. Qardawi
menyatakan yang dimaksud dengan keseimbangan yaitu, hukum islam tidak
mengabaikan meletakkan aspek ruhiyah (spritual) dan maddiyah (materi), fardiyah dan
jamaiyah, waqiiyah (kontekstual) dan mitsaliyah (idealisme), tsabat (tetap) dan taghayyur
(perubahan).
 Waqiiyyah, bahwa hukum islam tidak mengabaikan konteks sebagai sebuah sunnatullah
sepanjang tidak bertentangan/melanggar dengan jiwa dan ruh syariat allah. Contoh, pada
dasarnya sholat harus pada waktunya, akan tetapi konteksnya musafir bisa di di jamak.
 Tatawwur, hukum islam selalu dinamis dan berdialog dengan perkembangan zaman dan
teknologi, akan tetapi hukum islam selalau konsisten pada nilai-nilai syariat.
 Tsabat, hukum islam konsisten dalam menjaga nilai-nilai ilahiyah dalam kondisi dan
suasana yang musykil sekalipun.
 Wadhu, mashadir (sumber hukumnya jelas) karena sumber hukumnya jelas, maka
falsafah nadzariyah ( kajian teoritis/ushul/qaidah fiqhiyah jelas) dan falsafah tasyri
(kerangkah operasuonalnya jelas). Tujuannya jelas yaitu, pengabdian hanya kepada allah
semata, menciptakan tatanan min al-zdulamat ilaa al-nuur dalam berbagai bidang,
salaman fi al-dunya wa-alakhirat.

Dalam hukum Islam, telah menjadi prinsip keharusan adanya law in books dan law
in action, yakni al-qur’an dan hadist hukum fundamental, sedang penjabarannya dalam
bentuk action telah diatur dalam fiqih, yaitu ketentuan yang mengatur perilaku dan
kenyataan hidup dalam masyarakat melalui metode ijtihad.

12
Prinsip Hukum Islam tersebut sesungguhnya secara tidak langsung telah dipahami
oleh banyak ahli hukum, seperti apa yang dikemukakan Soerjono, bahwa faktor
hukum, penegak hukum, sarana hukum, masyarakat dan kebudayaan adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi penegakan hukum sebagaimana diuraikan dibawah ini:

a) Faktor Hukum itu sendiri

Hukum yang dimaksudkan adalah undang-undang dalam arti material. Agar


supaya undang-undang mempunyai dampak yang positif, maka setidaknya harus
memenuhi asas-asas yaitu :

 Undang-undang hanya boleh diterapkan terhadap peristiwa yang disebut


dalam undang-undang, dan terjadi setelah undang-undang itu dinyatakan
berlaku.
 Undang-undang yang dibuat peguasa yang lebih tinggi mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi pula.
 Undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan undang-undang
yang bersifat umum jika pembuatnya sama.
 Undang-undang yang berlaku belakangan, membatalkan undang-undang
yang berlaku terdahulu.
 Undang-undang tidak dapat diganggu gugat.
 Undang-undang merupakan suatu sarana untuk mencapai kesejahteraan
spiritual dan material bagi masyarakat maupun pribadi seseorang.

Tidak terpenuhi 6 asas di atas juga karena:

 Belum adanya peraturan pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menerapkan


undang-undang.
 Ketidakjelasan arti kata-kata kesimpangsiuran dalam penafsiran serta
penerapannya.
b) Faktor Penegak Hukum

Penegak hukum yang dimaksudkan adalah penegak hukum yang mencakup mereka
yang secara langsung berkecimpung dalam bidang penegakan hukum yaitu (law

13
enforcement and peace maintenance) yang meliputi hakim, jaksa, polisi, pengacara dan
masyarakat, demikian pula mereka yang secara tidak langsung berkecimpung dalam
bidang penegakan hukum, seperti pemerintah dalam arti umum, pelaku ekonomi,
elit-elit politik. Penegak hukum yang berkecimpung langsung dalam penegakan hukum,
mempunyai jenjang peran tertentu, yaitu; (a) peranan yang ideal (ideal role), (b) peranan yang
seharusnya (expected role); (c) peranan yang dianggap oleh diri sendiri (perceived
role); (d) peranan yang sebenarnya dilakukan (actual role). Kelemahan segi penegak
hukum bisa disebabkan karena para penegak hukum tidak memahami peranannya,
khususnya peranan yang seharusnya dan peranan yang sebenarnya dilakukan.

c) Faktor Sarana atau Fasilitas

Yang dimaksud sarana atau fasilitas dalam hal ini mencakup; (a) Sumber daya
manusia (manpower), (b) organisasi yang baik, (c) peralatan yang memadai, dan (d)
keuangan yang cukup. Keempat faktor tersebut harus terpenuhi dalam penegakan hukum
demi terwujudnya tujuan hukum.

d) Faktor Masyarakat

Karena penegakan hukum berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat dalam
arti umum, maka masyarakat adalah salah satu fenomena yang sangat mempengaruhi
penegakan hukum.

e) Faktor kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dari faktor-faktor


lainnya yang mempengaruhi penegakan hukum. Sebab kebudayaan (sistem) hukum pada
dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai mana
merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik (sehingga
dianutnya), dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari).

Di mata hukum Islam, semua orang memiliki kedudukan setara; baik ia Muslim, non-
Muslim, pria maupun wanita. Tidak ada diskriminasi, kekebalan hukum, atau hak istimewa.
Siapa saja yang melakukan tindakan kriminal (jarimah) dihukum sesuai dengan jenis

14
pelanggarannya. Dituturkan dalam riwayat sahih, bahwa pernah seorang wanita bangsawan dari
Makhzum melakukan pencurian.

D. Kewajiban Menegakkan Amar Makruf Nahi Munkar

Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Amar ma'ruf nahi munkar, (al`amru bil-ma'ruf wannahyu'anil-mun'kar) adalah sebuah


frase dalam bahasa Arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan
hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.

Dalil Amar Ma'ruf Nahi Munkar adalah: “Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah
manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-
hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [Luqman 17]

Munkar Menurut kamus al-Munawir Arab-Indonesia Ma‟ruf artinya adalah kebajikan.


Nahi artinya melarang atau mencegah. Munkar artinya adalah keji atau munkar. ma‟ruf juga
diartikan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam kitabnya atau melalui
lisan rasulnya Muhammad SAW. Sedangkan yang munkar diartikan apa yang dilarang oleh
Allah dalam kitabnya atau melalui lisannya Muhammad SAW. Dinamakan ma‟ruf karena jiwa
yang sehat akan mengenalinya dan mengetahui kebaikannya serta menerimanya dan akan terus
melakukan perbuatan yang ma‟ruf dan dinamakan munkar karena jiwa dan fitrah yang sehat
akan mengingkari dan menjauhi serta menjelekkan perbuatan tersebut.

Arti amar ma‟ruf nahi munkar secara terminologi ialah megajak kepada perbuatan yang
baik dan mencegah kepada perbuatan yang munkar. Secara etimologi amar berarti adalah
perintah, ajakan, anjuran, himbauan bahkan juga berarti permohonan. ma‟ruf artinya baik, layak,
patut. Nahi munkar berarti melarang, mencegah dan munkar berarti durhaka.

Amar Ma’ruf Nahi Munkar menjadi tanda keamanan kehidupan, sebagai jaminan
kebahagiaan individu dan komunitas, menegakkan makna-makna kebaikan dan keshalihan umat,
menghilangkan faktor-faktor yang merusak dan faktor-faktor yang memperkeruh kehidupan.

15
Jika kita tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, maka Allah akan menyiksa
kita dengan pemimpin yang zhalim dan menindas kita dan tidak mengabulkan segala doa kita:
“Hendaklah kamu beramar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang
berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat
di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo’a dan tidak
dikabulkan (do’a mereka).” (HR. Abu Zar)

Ada beberapa manfaat bila amar ma’ruf dan nahi munkar ditegakkan.

 Kita akan menjadi bagian dari orang-orang mukmin


 Segala kebaikan akan diberikan siapa saja yang melakukan aksi amar ma’ruf nahi
munkar, yaitu, orang-orang yang lahir dari umat terbaik (umat muslim)
 Kita akan menjadi orang-orang yang shaleh
 Kita akan mendapatkan keselamatan apabila kita mencegah perbuatan buruk (munkar).
 Kita akan menjadi orang-orang yang meraih kemenangan.
 Allah akan memberikan rahmat dan karunianya kepada kaum tersebut, sehingga tercipta
kerukunan, kedamaian dan ketentraman.
 Akan dijauhkan dari Azab Allah.

Pentingnya Penegakan Amar Maruf Nahi Mungkar

Amar ma’ruf nahi mungkar merupakan amal yang paling tinggi karena posisinya sebagai
landasan utama dalam Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Kamu (umat Islam) adalah
umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf,
mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka.

Jika kita perhatikan dengan saksama, sebenarnya diutusnya para rasul dan diturunkannya
Al-Kitab adalah dalam rangka memerintah dan mewujudkan yang ma’ruf, yaitu tauhid yang
menjadi intinya, kemudian untuk mencegah dan menghilangkan yang mungkar, yaitu kesyirikan
yang menjadi sumbernya. Jadi, segala perintah Allah subhanahu wa ta’ala yang disampaikan
melalui rasul-Nya adalah perkara yang ma’ruf. Begitu pula seluruh larangan-Nya adalah perkara

16
yang mungkar. Kemudian, Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan amar ma’ruf nahi mungkar ini
sebagai sifat yang melekat dalam diri nabi-Nya dan kaum mukminin secara menyeluruh.

Akibat Tidak Melakukan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

1. Hilangnya rasa aman, baik di tingkat pribadi maupun masyarakat.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

“Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebahagian
yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa mengikuti
petunjukKu, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari
peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 123-124).

2. Tersebarnya kerusakan di dalam kehidupan bermasyarakat.

Kerusakan ini ditimbulkan apabila generasi ini tumbuh tanpa ada perbaikan (amar ma’ruf
nahi mungkar). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan perumpamaan tentang hal ini
dalam haditsnya, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Perempumaan orang yang menegakkan hudud (hukum) Allah dan orang yang melanggarnya
adalah seperti suatu kaum yang melakukan undian di atas kapal, maka sebagian mereka
mendapatkan bagian di lantai atas dan yang lain di lantai bawah. Maka apabila yang berada di
lantai bawah hendak mengambil air, mereka melewati orang-orang yang berada di lantai atas.
Maka mereka pun berkata-kata seandainya kami melubangi yang menjadi bagian kami (bagian
bawah kapal), tentu kami tidak mengganggu orang-orang yang di atas kami (karena tidak
melewati mereka ketika mengambil air). Maka apabila mereka dibiarkan melakukan apa yang
mereka inginkan, maka binasalah semuanya, dan apabila mereka dicegah (dari niatnya), maka
selamatlah mereka dan selamatlah seluruh penghuni kapal.” (HR. Al-Bukhari).

Demikianlah menegakkan hudud Allah akan mewujudkan keselamatan bagi yang menyuruh
dan orang yang disuruh apabila tidak maka binasalah pelaku kemaksiatan karena maksiatnya dan
orang yang diam (tidak mencegahnya) karena ridhanya mereka. Al-Hafidz ibnu Hajar berkata:

17
“Di dalam hadits ini ada penjelasan bahwa penyebab turunnya adzab karena ditinggalkannya
amar ma’ruf nahi munkar.”

3. Tidak diijabahnya do’a.

Ini adalah perkara yang mengerikan karena seseorang hamba sangat fakir kepada Allah,
maka apabila dia berdo’a kemudian tidak dikabulkan oleh Allah, maka dia termasuk orang yang
celaka. Tidak terkabulnya do’a karena ditinggalkannya amar ma’ruf nahi mungkar. Hal ini
ditunjukkan oleh sabda Nabi: ”Demi yang jiwaku di tanganNya hendaklah kalian beramar ma’ruf
dan nahi munkar, atau (kalau tidak) hampir-hampir Allah akan menurunkan adzab kepada kalian
kemudian kalian kemudian kalian berdo’a dan tidak dikabulkan.”

4. Turunnya berbagai macam musibah, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.

Apabila dalam suatu negeri tidak ditegakkan amar ma’ruf dan tidak ada pengingkaran
terhadap kemungkaran dan kemaksiatannya. Dan kemaksiatan apabila tersembunyi, maka
dampaknya hanyalah untuk pelakunya saja. Adapun apabila dilakukan dengan terang-terangan
dan tidak ada yang mengingkarinya, maka dampaknya akan menimpa seluruh manusia, ini
sebagaimana firman Allah : “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus
menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaanNya.” (QS. Al-Anfal: 25)

Turunnya laknat yaitu dijauhkan dari rahmat Allah, karena laknat itu tidak terjadi
melainkan karena seseorang melakukan dosa besar. Dan Allah telah mengabarkan bahwasanya
Dia telah melaknat orang-orang sebelum kita yaitu Bani Isra’il karena mereka meninggalkan
amar ma’ruf nahi munkar.

5. Punahnya hukum dan syiar Islam.

Ini adalah bahaya yang paling besar dari sekian bahaya ditinggalkannya amar ma’ruf nahi
munkar. Karena tidaklah hukum-hukum Islam dan syiar-syiarnya menjadi asing melainkan
karena mereka tidak mengenal Islam. Hal itu disebabkan karena tidak adanya para penyeru
kepada yang ma’ruf dan penentang kemungkaran. Maka kita dapati saat ini orang-orang Islam
yang justru mempermainkan dan memperolok-olok hukum dan syiar Islam. Padahal

18
memperolok-olok dan mempermainkan syariat Islam adalah salah satu perbuatan yang bisa
mengeluarkan seseorang dari Islam, maka hendaklah kita berhati-hati dari hal yang demikian.

Hukum Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Amar ma'ruf dan nahi munkar hukumnya wajib bagi setiap muslim yang mampu
melakukannya. Namun wajibnya adalah wajib kifayah, yakni jika sudah ada yang melakukannya,
maka yang lain tidak berdosa. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung." (QS. Ali Imran: 104).

Dengan kata lain, kewajibannya terletak pada kemampuan. Dengan demikian, setiap
orang wajib menegakkannya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman:

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, dengarlah serta taatlah dan
infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa dijaga dirinya dari kekikiran,
mereka itulah orang yang beruntung.” (at-Taghabun: 16)

Kemampuan, kekuasaan, dan kewenangan adalah tiga hal yang terkait erat dengan proses
amar ma’ruf nahi mungkar. Yang memiliki kekuasaan tentu saja. Para penegak amar ma’ruf nahi
mungkar hendaknya memerhatikan dan memenuhi beberapa syarat berikut.:

1. Ilmu dan pemahaman sebelum memerintah dan melarang.

Apabila tidak ada ilmu, dapat dipastikan yang ada adalah kebodohan dan kecenderungan
mengikuti hawa nafsu. Padahal siapa saja yang beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala
tanpa ilmu, maka kerusakan yang diakibatkannya jauh lebih dominan daripada kebaikan yang
diharapkan. Dalam kaitannya dengan amar ma’ruf nahi mungkar, ilmu yang harus dimiliki
meliputi tiga hal, antara lain: Mengetahui yang ma’ruf dan yang mungkar serta dapat
membedakan antara keduanya; Mengetahui dan memahami keadaan objek yang menjadi
sasarannya; serta mengetahui dan menguasai metode atau langkah yang tepat dan terbaik sesuai
dengan petunjuk jalan yang lurus (ketentuan syariat). Tujuan utamanya adalah supaya tercapai

19
maksud yang diinginkan dari proses amar ma’ruf nahi mungkar dan tidak menimbulkan
kemungkaran yang lain.

2. Lemah lembut dalam beramar ma’ruf dan bernahi mungkar.

Penyambutan yang baik, penerimaan, dan kepatuhan adalah harapan yang tidak mustahil
apabila proses amar ma’ruf nahi mungkar selalu dihiasi oleh kelembutan.

Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyatakan dalam sabdanya:


“Sesungguhnya Allah Mahalembut dan menyukai sikap lemah lembut dalam tiap urusan. Allah
subhanahu wa ta’ala akan memberikan kepada sikap lemah lembut sesuatu yang tidak akan
diberikan kepada sikap kaku atau kasar dan Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan apa-
apa yang tidak diberikan kepada selainnya.” (HR. Muslim “Fadhlu ar-Rifq” no. 4697)

3. Tenang dan sabar menghadapi kemungkinan adanya gangguan setelah beramar ma’ruf
nahi mungkar.

Gangguan seolah-olah menjadi suatu kemestian bagi para penegak amar ma’ruf nahi
mungkar. Oleh karena itu, jika tidak memiliki ketenangan dan kesabaran, tentu kerusakan yang
ditimbulkannya jauh lebih besar daripada kebaikan yang diinginkan. Al-Imam ar-Razi
rahimahullah menjelaskan bahwa orang yang beramar ma’ruf nahi mungkar itu akan mendapat
gangguan, maka urusannya adalah bersabar. Al-Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga
mengemukakan bahwa para rasul adalah pemimpin bagi para penegak amar ma’ruf nahi
mungkar.

Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintah mereka semua agar bersabar, seperti firman-Nya:

“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki


keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar azab disegerakan untuk mereka. Pada hari
mereka melihat azab yang dijanjikan, merasa seolah-olah tinggal (di dunia) hanya sesaat saja
pada siang hari. Tugasmu hanya menyampaikan. Maka tidak ada yang dibinasakan, selain kaum
yang fisik (tidak taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala).” (al-Ahqaf: 35)

20
Allah subhanahu wa ta’ala juga menyebutkan wasiat Luqman kepada putranya dalam firman-
Nya:

“Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan cegahlah
(mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya
yang demikian itu termasuk perkara yang penting.” (Luqman: 17)

Seseorang yang beramar ma’ruf nahi mungkar berarti telah memosisikan dirinya sebagai
penyampai kebenaran. Padahal tidak setiap orang ridha dan suka dengan kebenaran. Oleh karena
itu, ia pasti akan mendapat gangguan, dan itu menjadi cobaan serta ujian baginya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan
dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji? Dan
sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-
orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” (al-‘Ankabut: 2—3).

21
E. Fitnah Akhir Zaman

Pengertian Fitnah Akhir Zaman

Kata fitnah berarti musibah, cobaan, dan ujian. Kata ini disebutkan secara berulang di
dalam al-Qur’an pada hampir 70 ayat (lihat al-Mu’jam al-Mufahras), dan seluruh maknanya
berkisar pada ketiga makna di atas. Kata fitnah bisa juga bermakna sesuatu yang
mengantarkankepada adzab Allah, seperti firman-Nya: “Ketahuilah, bahwa mereka telah
terjerumus ke dalamfitnah…” (QS. at-Taubah: 49)

Di sisi lain, kata fitnah bermakna ujian, sebab keduanya bisa digunakan dalam
kontekskesulitan maupun kesenangan yang diterima seseorang. Hanya saja, makna “kesulitan”
lebihsering digunakan. Allah berfirman (yang artinya): “Dan Kami akan menguji kamu
dengankeburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)…” (QS. al-Anbiyaa’:
35(Mufradat Alfazh al-Qur’an al-Karim karya ar-Raghib al-Ashfahani)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasanya pengertian fitnah adalah hal-hal dan
kesulitan-kesulitan yang Allah timpakan kepada hamba-hamba-Nya sebagai ujian dancobaan
yang mengandung hikmah. Biasanya fitnah terjadi secara umum, namun ada juga fitnahyang
terjadi secara khusus. Pada akhirnya, berkat karunia Allah, fitnah itu diangkat sehingga
meninggalkan dampak yang baik bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dan yang beriman,
sebaliknya meninggalkan dampak yang buruk bagi mereka yang berbuat kejahatan dan
tidakberiman. Wallaahu a’lam. (Fitnah Akhir Zaman/al-Fitnah wa Mauqif al-Muslim minhaa”,
Dr.Muhammad al-‘Aqil)

Fitnah-Fitnah Akhir Zaman

Diantara fitnah akhir zaman yang dijelaskan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah:

1. Fitnah dalam agama, yaitu dengan mudahnya manusia berpindah dari agama Islam.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menjelaskan: “Cepat-cepatlah kalian beramal


shalihsebelum datang fitnah, seperti malam yang gelap. Seorang pada pagi harinya dalam
keadaanmukmin, kemudian pada sore harinya menjadi kafir. Pada sore harinya dalam keadaan

22
mukmin,pada pagi harinya menjadi kafir; dia menjual agamanya dengan benda-benda dunia.”
(HR. Muslim)

2. Fitnah kebodohan, kerakusan, dan kekacauan dengan dicabutnya ilmu agama dari hati
manusia.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Zaman semakin dekat, ilmu dicabut,muncul
fitnah-fitnah, tersebar kebakhilan-kebakhilan, banyak terjadi al-haraj. Parasahabat bertanya,
‘Apakah al-haraj itu, ya Rasulullah?” beliau menjawab, ‘Pembunuhan.’”(Muttafaqun ‘alaih)

Ilmu akan dicabut dari hati manusia dengan cara diwafatkannya para ulama’ ahli ilmuagama.
Maka setelah itu akan terjadilah kebodohan dimana-mana dan akan ada muncul da’i-da’iyang
menyeru ke dalam neraka jahanam.

3. Diangkatnya amanah dari manusia.

Hal ini merupakan tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat. Sebagaimana yang telahdi
kabarkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam yang ketika itu datang seorang
Baduikepada beliau dan berkata, “Kapankah hari kiamat akan terjadi?” Beliau menjawab
dengasabdanya: “Apabila telah disia-siakannya amanah, maka tunggulah hari kiamat! Orang
tersebutkembali bertanya, ‘Bagaimana disia-siakannya, wahai Rasulullah?’ beliau menjawab,
‘Apabilasuatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tungguhlah hari
kiamat.’” (HR.Bukhari)

Pada kenyataan yang bisa kita amati adalah dengan dicabutnya sifat amanah dari pundak-
pundak para pemimpin. Kepemimpinan merupakan amanah yang sangat besar.
Sebagaimanasabda shallahu ’alaihi wasallam: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian
akan dimintaper tanggung jawaban terhadap apa yang pimpin.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hal tersebut telah muncul di zaman ini seperti yang bisa kita amati seksama,
yaitubanyaknya para pemimpin yang tidak melaksanakan amanahnya dengan baik. Mereka
malah menyelewengkan amanah itu untuk kepentingan dirinya sendiri dan keluarganya seperti
halnyakorupsi yang telah merajalela dimana-mana. Hal itu termasuk bentuk penyelewengan
amanahyang seharusnya disampaikan kepada rakyat.

23
4. Fitnah harta.

Macam-macam fitnah tersebut merupakan sebagian dari tanda-tanda hari kiamat.


DariAnas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam
bersabda:“Sesungguhnya di antara tanda hari kiamat ialah; diangkat ilmu (agama), tersebar
kejahilan(terhadap agama), arak diminum (secara leluasa), dan zahirnya zina (secara terang-
terangan)”.(HR. al-Bukhari no. 78 dan Muslim no. 4824)

Fitnah-fitnah tersebut mulai muncul setelah wafatnya Umar bin al-Khattab. Karena
beliaumerupakan dinding pembatas antara kaum Muslimin dengan fitnah tersebut, sebagaimana
yangditerangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau berkata kepada ‘Umar:
“Sesungguhnyaantara kamu dan fitnah itu terdapat pintu yang akan hancur.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

Maka kita semua harus berhati-hati pada fitnah-fitnah tersebut, karena hal tersebut
akanmeng hancurkan semua umat. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Dan
takutlahkepada fitnah yang tidak hanya menimpa orang yang zhalim di antara kalian semata
danketahuilah, bahwa Allah memiliki adzab yang sangat pedih.” (QS. al-Anfal: 25)

24
LAMPIRAN

 Kaitan Iman, Islam, Ihsan

 Islam Dan Sains

 Islam Dan Penegakkan Hukum

25
 Kewajiban Menegakkan Amar Makruf Nahi Munkar

 Fitnah Akhir Zaman

26
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiyusfemtXtAhWPf30KHb1pDZ0Q
FjAAegQIAxAC&url=https%3A%2F%2Fejournal.iai-tribakti.ac.id%2Findex.php
%2Fintelektual%2Farticle%2Fdownload
%2F811%2F606&usg=AOvVaw1t4GNsMS4xw2prrI5YIOEt

https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/4310839/memahami-rukun-iman-dalam-
islam-lengkap-beserta-makna-dan-urutannya

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiyusfemtXtAhWP
f30KHb1pDZ0QFjADegQIBRAC&url=https%3A%2F%2Fjurnal.uin-antasari.ac.id
%2Findex.php%2Ftiftk%2Farticle%2Fview
%2F3422&usg=AOvVaw3IX3tKGD0hVdwJwPdawsqe

https://almanhaj.or.id/3192-pengertian-islam-dan-tingkatannya.html

https://media.neliti.com/media/publications/118062-ID-manusia-dalam-konteks-pedagogis.pdf

https://juraganberdesa.blogspot.com/2019/09/pengertian-ihsan.html

https://republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/02/02/o1vv4z394-empat-makna-ihsan

https://www.researchgate.net/publication/335714230_HUBUNGAN_ISLAM_DENGAN_SAIN
S/link/5d7722f892851cacdb2dfde0/download

http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JIS/article/download/180/155#:~:text=Ulama
%20ushul%20figh%20mendefinisikan%20hukum,seperti%20wajib%2C%20haram%20dan
%20mubah.

https://www.hisbah.net/akibat-meninggalkan-amar-maruf-nahi-mungkar/

https://umma.id/article/share/id/6/231958

https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/mazahib/article/view/116

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjs3cqam9XtAhV
GeX0KHY3aDCYQFjACegQIAhAC&url=http%3A%2F%2Fjournal.uin-alauddin.ac.id
%2Findex.php%2Fdiskursus_islam%2Farticle%2Fdownload
%2F6584%2F5377&usg=AOvVaw2MYSaGtNynBmErPxbJCDe4

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjrj_i1mtXtAhUKfisKHeC0AioQFj

27
ABegQIAhAC&url=http%3A%2F%2Fjournal.uinjkt.ac.id%2Findex.php%2Funa%2Farticle
%2Fdownload%2F15294%2Fpdf&usg=AOvVaw03WAP5CyuVmlsPLPG48Gv0

28

Anda mungkin juga menyukai