Oleh :
Kelas : TI22 C1
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Iman
kepada Kitab-kitab Allah SWT ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Iman kepada Kitab-kitab Allah
SWT ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad saw., para rasul datang untuk
menyampaikan ajaran Allah Swt. kepada umat-Nya. Sebagai manusia biasa, para rasul juga
akan meninggal dunia. Sepeninggal para rasul kehidupan umat manusia mengalami
pergeseran dan ada yang mulai meninggalkan ajarannya. Saat itulah kehidupan umat
manusia mulai kacau karena mereka tidak lagi berpedoman sebagaimana yang telah dibawa
oleh rasul. Dengan diturunkannya kitab suci, umat manusia memiliki pedoman hidup.
Beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk rukun iman. Baik keimanan terhadap kitab
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu Al-Quran. Maupun keimanan
terhadap kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para utusan-Nya sebelum Nabi
Muhammad Saw.
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt. melalui
Malaikat Jibril secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Al-Quran
merupakan kitab suci terakhir dan merupakan penyempurnaan kitab-kitab sebelumnya. Isi
kitab suci Al-Quran mencakup seluruh inti wahyu yang telah diturunkan kepada para nabi
dan rasul sebelumnya. Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. yang terbesar dan
abadi di antara mukjizat-mukjizat lainnya. Oleh karena itu, Al-Quran idealnya menjadi
pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi kehidupan seluruh umat manusia dalam
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT?
2. Apa saja kitab-kitab Allah SWT?
3. Apa saja tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT?
4. Bagaimana perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
5. Bagaimana hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
6. Apa saja fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah
SWT ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
2. Untuk mengetahui kitab-kitab Allah SWT.
3. Untuk mengetahui tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT.
4. Untuk mengetahui perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
5. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
6. Untuk mengetahui fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
2
BAB II
PEMBAHASAN
س ِل ِه َو إاليَ إو ِم إاْل ِخ ِر َوتُؤإ ِمنَ بِ إالقَدَ ِر َخي ِإر ِه َوش َِر ِه ِ ان أَ إن تُؤإ ِمنَ بِ ه
ُ اَّلل َو َم ََلئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ِإ
ِ اْلي َم
Artinya: “Iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qadar baik dan buruk.” (H.R. Muslim)
Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. tidak hanya diyakini dalam hati dan diucapkan
secara lisan, melainkan diwujudkan dalam perbuatan. Seseorang yang beriman kepada
kitab Allah Swt. tingkah lakunya berdasar pada isi kitab-Nya. Mereka senantiasa
menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
3
1. Taurat
Kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora: instruksi). Kitab Taurat adalah
salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa a.s. Kitab Taurat
menjadi petunjuk dan bimbingan bagi Bani Israil. Firman Allah Swt.:
۟ ُب َو َجعَ إلنَ ٰـهُ هُ ًۭدًى ِلبَنِى إِس ٰ َٓإر ِءي َل أَ هَّل تَته ِخذ
ً ًۭ وا ِمن دُونِى َو ِك
يَل َ سى ٱ إل ِكتَ ٰـ
َ َو َءاتَ إينَا ُمو
ٓ
Artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami menjadikannya
petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), ‘Janganlah kamu mengambil (pelindung)
selain Aku’.” (Q.S. Al-Isra: 2)
Taurat merupakan salah satu dari tiga komponen (Thora, Nabin, dan Khetubin)
yang terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia (al-Kitab). Oleh
orang-orang Kristen disebut Old Testament (Perjanjian Lama). Isi pokok Kitab Taurat
dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau Sepuluh Firman. Sepuluh
Hukum (Ten Commandements) diterima Nabi Musa a.s. di atas Bukit Tursina (Gunung
Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan asas-asas
kebaktian (syariah), seperti berikut.
a. Tiada Tuhan selain Allah Swt.
b. Jangan menyembah berhala
c. Jangan mempersekutukan Allah Swt.
d. Sucikan hari sabat (hari Sabtu).
e. Hormati kedua orang tuamu.
f. Jangan membunuh.
g. Jangan berzina.
h. Jangan mencuri.
i. Jangan bersumpah palsu (bersaksi dusta).
j. Jangan menginginkan milik orang lain (menginginkan hak orang lain).
2. Zabur
Kata Zabur (bentuk jamaknya zubµr) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang
berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab
dikenal dengan sebutan mazmµr (jamaknya mazamir). Dalam bahasa Ibrani disebut
mizmar, yaitu nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya
Mazmµr, yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum al-Quran (selain Taurat
dan Injil ). Dalam bahasa Ibrani, istilah Zabur berasal dari kata zimra, yang berarti “lagu
atau musik”. Zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari kata
4
zamar, artinya “nyanyi, nyanyian pujian”. Zabur adalah kitab suci yang diturunkan
Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud a.s.
Ayat yang menegaskan keberadaan Kitab Zabur antara lain:
َ وح َوٱلنهبِيِ ۧـنَ ِم ٍۢن بَ إع ِد ِهۦ ۚ َوأَ إو َح إينَا ٓ إِلَ ٰ ٓى إِب ٰ َإره
ِيم َوإِ إس َم ٰـ ِعي َل ٍۢ ُإِنها ٓ أَ إو َح إينَا ٓ إِلَيإكَ َك َما ٓ أ َ إو َح إينَا ٓ إِلَ ٰى ن
َسلَ إي َم ٰـنَ ۚ َو َءاتَ إينَا دَ ُاوۥد
ُ س َو َه ٰـ ُرونَ َو َ ُُّوب َويُونَ س ٰى َوأَي َ اط َو ِعيِ َوب َوٱ إْل َ إسب َ َُوإِ إس َح ٰـقَ َويَ إعق
ً ًۭ ُزَ ب
ورا
Artinya: “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana
Kami telah mewahyukan kepada Nuh, dan Nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah
mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa,
Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada
Dawud.” (Q.S. An-Nisa: 163)
Kitab Zabur berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah
dalam Kitab Zabur yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-
nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah Swt. Secara garis besar, nyanyian
rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud a.s. dalam Kitab Zabur terdiri atas lima
macam:
a. Nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi).
b. Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur.
c. Ratapan-ratapan jamaah.
d. Ratapan dan doa individu.
e. Nyanyian untuk raja.
3. Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil
diturunkan kepada nabi Isa a.s. Kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa a.s. memuat
keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar
manusia mengesakan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Dalam Kitab
Injil terdapat pula keterangan mengenai akan lahirnya nabi yang terakhir dan penutup
para nabi dan rasul, bernama Ahmad atau Muhammad saw.
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s. sebagai petunjuk dan cahaya
penerang bagi manusia. Nabi Is a.s. diutus untuk mengajarkan tauhid kepada umat atau
pengikutnya. Tauhid di sini artinya mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
Penjelasan ini tertulis dalam Al-Quran:
5
ِ نجي َل َو َج َع إلنَا فِى قُلُو
ب ِ سى ٱب ِإن َم إريَ َم َو َءاتَ إينَ ٰـهُ ٱ إ ِْل ُ ث ُ هم قَفه إينَا َعلَ ٰ ٓى َءاثَ ٰـ ِرهِم ِب ُر
َ س ِلنَا َوقَفه إينَا ِب ِعي
... ًٱلهذِينَ ٱتهبَعُوهُ َرأإفَ ًۭةً َو َر إح َم ًۭة
Artinya: “Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami
susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami
jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya.”
(Q.S. Al-Hadid: 27)
Kitab Injil dan Kitab Taurat, yakni sudah mengalami perubahan dan
penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat
tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidup Nabi Isa a.s. Kitab ini ditulis
menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka
sebenarnya bukanlah orang-orang yang dekat dengan masa hidup Nabi Isa a.s. Sejarah
mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnabas. Isi dari Injil Barnabas
ini sangat berbeda dengan isi empat Kitab Injil yang tersebut di atas.
4. Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi
Muhammad saw. melalui malaikat Jibril, Al-Quran diturunkan tidak sekaligus,
melainkan secara berangsur-angsur. Al-Quran diturunkan selama kurang lebih 23 tahun
atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-Quran terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236
ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-
Maidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Zulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang
Arafah, ketika Nabi Muhammad saw. sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan).
Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat.
6
2. Rajin Membaca Al-Quran dengan Tartil
Seorang Muslim wajib belajar ilmu tajwid sebelum ia membaca Al-Quran.
Ketentuan ini dimaksudkan agar bacaan Al-Quran-nya benar, sesuai yang dituntunkan
Nabi Saw. Jika bacaan Al-Quran-nya benar, maka Al Quran akan memberi syafaat
kepada dirinya. Sebaliknya, jika bacaan Al-Quran-nya salah maka Al-Quran akan
melaknatnya. Nabi Saw menyatakan, betapa banyak pembaca Al-Quran yang berharap
mendapat syafaat dari Al-Quran, akan tetapi ia justru mendapatkan laknat dari Al-
Quran. Laknat Al-Quran kepada pembacanya disebabkan karena pembaca Al-Quran
tidak memperhatikan kaidah-kaidah tajwid.
3. Hidup Sejalan dengan Tuntunan Al-Quran
Seorang Mukmin benar-benar terbukti telah beriman kepada Al-Quran, jika ia
hidup sejalan dengan Al-Quran. Sebaliknya, keimanan dirinya terhadap Al-Quran
belumlah sempurna jika ia tidak rela diatur dengan Al-Quran. Allah Swt berfirman,
yang artinya: “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut
apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan
berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu”. (Q.S. Al-Maidah: 49)
7
2. Beriman kepada Al-Quran
Penerapan beriman kepada Al-Quran dapat dilakukan dengan cara seperti
berikut.
a. Meyakini bahwa Al-Quran merupakan wahyu Allah Swt., bukan karangan Nabi
Muhammad.
b. Meyakini bahwa Al-Quran dijamin kebenarannya oleh Allah Swt., tanpa ada
keraguan sedikit pun.
c. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Quran.
d. Mengamalkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Quran berlaku sepanjang masa bukan hanya ketika Rasulullah saw. hidup.
Ajaran Al-Quran berlaku bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi bangsa Arab.
Tidak ada keraguan sedikit pun terhadap Al-Quran. Isi kandungan Al-Quran harus
dipahami, dipelajari, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan. Berkaitan dengan tidak
adanya keraguan sedikit pun terhadap Al-Quran, Allah Swt. berfirman seperti berikut.
1. Meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. yang telah mengutus para rasul untuk
menyampaikan risalah-Nya.
8
2. Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan ketentuan agama.
3. Hidup menjadi lebih tertata karena adanya hukum yang bersumberkan pada kitab suci.
4. Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah Sw t.
untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun akhirat.
5. Terjaga ketakwaannya dengan senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan-
Nya.
9
Warga negara yang baik akan senantiasa mengabdikan diri pada bangsa dan
negara. Dia akan bertindak dan berbuat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sikap
tersebut akan mudah diwujudkan jika dilandasi dengan keimanan pada kitab-kitab
Allah Swt.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian iman kepada kitab-kitab suci Allah adalah membenarkan dengan
pembenaran pasti kitab-kitab suci Allah yang diturunkan kepada para rasul. Keimanan
kepada kitab-kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran adalah keimanan yang bersifat
ijmali. Artinya, seorang Muslim dituntut untuk meyakini saja. Seorang Muslim tidak
dituntut untuk memahami, mempelajari, serta mengamalkan kandungan isi kitab-kitab suci
terdahulu.
Keimanan kepada Al-Quran bersifat taf ili. Artinya, seorang Muslim tidak hanya
dituntut mengimani Al-Quran sebagai kitab suci Allah Swt, tetapi, ia juga diperintahkan
untuk memahami, mempelajari, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di
dalamnya secara terperinci. Kitab-kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran adalah
kitab suci Taurat, Zabur, Injil, dan suhuf Nabi Ibrahim dan Musa As. Kitab suci Taurat
diturunkan kepada Nabi Musa As. Kitab suci Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As.
Kitab suci Injil diturunkan kepada Nabi Isa As.
Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt adalah:
1. Mengimani Taurat, Zabur, Injil, Suhuf Ibrahim dan Musa as, serta Al-Quran sebagai
Kalamullah.
2. Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah terakhir yang diturunkan Allah kepada umat
manusia.
3. Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah yang berfungsi untuk menyempurnakan dan
menguji kebenaran risalah-risalah sebelumnya.
Menerapkan hikmah keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt dalam perilaku-
perilaku:
1. Gemar membaca Al-Quran dengan memperhatikan kaidah-kaidah tajwid.
2. Berusaha memahami kandungan isi Al-Quran melalui metodologi penafsiran yang
benar.
3. Mengamalkan semua ketentuan yang termaktub di dalam Al-Quran.
4. Merefleksikan keimanan kepada kitab-kitab suci terdahulu dengan cara menghayati dan
menerapkan hikmah dari kisah-kisah para rasul terdahulu.
11
B. Saran
Mari kita mulai saat ini untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dengan
cara membaca, mempelajari, mengkaji, dan mengamalkan isi kandungannya..
12
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Pendidikan Agama Islam : Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan
Nasional.
Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam . Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional.