Anda di halaman 1dari 17

“MAKALAH IMPLEMENTASI IMAN, ISLAM DAN IKHSAN”

DISUSUN OLEH:

MUHARI RAHMAN :1914021020

FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas karunia
dan rahmatNyalah saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “implementasi
iman, islam dan ikhsan” ini tepat pada waktunya. Makalah ini saya selesaikan untuk
memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Agama Islam di semester 2 Program
Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Sosiologi, dan Perpustakaan, Fakultas
Hukum dan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Ganesha.

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada Bapak dosen pengampu yang telah membimbing dan
memberikan banyak pemahaman kepada kami dalam perkuliahan terkait materi
yang saya bahas pada makalah ini, dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung.

Singaraja, 11 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGATAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1
1.4 Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Iman..............................................................................................................................3
2.2 Islam.............................................................................................................................8
2.3 Ikshan............................................................................................................................10
BAB III. PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
5.2 Saran.............................................................................................................................13
DAFTARPUSTAKA

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hakikat manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah semata-mata untuk


ta’abbudi yaitu penghambaan yang penuh dengan cara beribadah hanya karena
Allah SWT. Beribadah tanpa ilmu tiada guna dan akan sia-sia. Ada tiga
komponen yang saling berkaitan satu sama lain dan sangat urgen untuk dijaga dan
diamalkan oleh seorang hamba. Tiga komponen dasar yang menjadikan
sempurnanya predikat hamba disisi tuhannya. Tiga komponen tersebut adalah
Iman, Islam, dan Ihsan.

Seseorang dikatakan beriman jikalau mereka meyakini dan membenarkan


adanya Allah ta’ala tuhan yang maha Esa, adanya Malaikat Allah, adanya Rasul,
Kitab-kitab samawi, hari Kiamat serta adanya Qadla’ dan Qadar. Sedangkan
seseorang dikatakan muslim ketika ia melaksanakan kewajiban dan meninggalkan
larangan agama dan dikatakan muhsin ketika seseorang dapat merasakan
manisnya beribadah serta selalu merasa diawasi oleh Allah SWT, pada ujungnya
segala yang diperbuat lillahita’ala hanya karena-Nya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu iman?

2. Apa itu islam?

3. Apa itu ikhsan?


1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar para pembacanya mampu
memahami apa yang di maksud dengan Iman, Islam dan Ikhsan sehingga mampu
mengimplementasikanya dalam kehidupan sehari-hariNya. dan juga diharapkan
nantinya makalah ini bisa dijadikan sebagi pembelajaran, dan dapat
menumbuhkembangkan pemahaman mengenai Iman, Islam dan Ikhsan sehingga
dengan adanya makalah ini dapat mengurangi tingkat pemahaman yang rendah
mengenai agama islam.

1
1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Makalah ini memberikan pengetahuan yang mendalam tentang ilmu Agama


Islam yang mendasar, dan yang harus kita kuasai sebagai ummat islam.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat dari makalah ini bagi akademika universitas pendidikan ganesha


khususnya ramble 39 agama islam dan pemateri, makalah ini akan memberikan
pengetahuan yang mendalam mengenai Iman, Islam dan Ikhsan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 IMAN

Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut
istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan
lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian
iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar
ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan
itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.

Seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna


apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui
dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan
dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut
merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi


seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya,
sebagaimana firman Allah yang artinya:“Wahai orang-orang yang beriman.
Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al
Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-
kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah
tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136).

Rukun Iman dalam Agama Islam yaitu:

1. Percaya Kepada Allah SWT.

Seorang muslim harus beriman kepada Allah yang artinya mengimani adanya
Allah, mengimani rububiah Allah, mengimani uluhiah Allah dan mengimani
semua nama dan sifat Allah. Iman Kepada Allah SWT berarti seorang muslim
harus percaya bahwa Allah itu benar-benar ada. Allah ada sebagai Tuhan Semesta

3
Alam yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Orang yang tak percaya
adanya Allah berarti dia bukan seorang muslim dan terlebih lagi bagi yang tidak
percaya dengan adanya Tuhan maka dia disebut sebagai atheis.

2. Iman Kepada Malaikat Allah SWT.

Rukun Iman adalah iman kepada malaikat Allah. Malaikat berdasarkan sisi
bahasa merupakan kata bahasa Arab yang berasal dari kata “malak” atau
kekuatan. Di dalam ajaran Islam, malaikat diciptakan Allah dari cahaya.Iman
kepada malaikat Allah berarti percaya dan yakin tentang adanya malaikat
walaupun kita tidak bisa melihatnya. Para malaikat memiliki tugas masing-masing
yang diperintahkan oleh Allah SWT.

3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah SWT.

Allah menurunkan firman kepada para Nabi yang kemudian dikumpulkan dalam
kitab-kitab para rasul. Umat Islam wajib mempercayai kitab-kitab Allah. Kitab
suci umat Islam sendiri adalah Al-Quran namun ada kitab-kitab lainnya yang juga
merupakan kitab-kitab Allah. Kitab-kitab Allah tersebut antara lain:

1.Taurat

Taurat merupakan kitab suci yang diturunkan melalui Nabi Musa. Kitab Taurat
diturunkan sekitar abad ke 12 sebelum masehi. Isi dari Taurat sendiri adalah
firman-firman Allah yang ditujukan bagi bangsa Israel. Di dalamnya terdapat
sejarah Nabi terdahulu hingga Nabi Musa dan kumpulan hukum.

2. Zabur

Zabur merupakan kitab suci yang dibawakan melalui Daud. Isi dari Zabur
sendiri bukanlah syariat namun mazmur atau nyanyian pujian bagi Allah SWT.
Nabi Daud sendiri meneruskan syariat yang telah dibawakan oleh Musa. Kitab
Zabur berbahasa Qibti dan diturunkan sekitar abad ke-10 sebelum masehi.

3. Injil

Injil merupakan kitab suci yang diturunkan pada Nabi Isa. Kata Injil berasal
dari Bahasa Yunani yaitu euangelion yang artinya kabar gembira. Injil tidak
memiliki bahasan yang sistematis tentang tema-tema tertentu. Injil yang ada
sekarang mengandung firman Allah dan riwayat Nabi Isa yang ditulis oleh
generasi sesudah Nabi Isa. Kitab Injil mula-mula ditulis oleh murid-murid Nabi
Isa untuk bangsa Israel sebagai penggenap dari ajaran Nabi Musa.

4. Al-Quran

Al-quran merupakan kumpulan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW. Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia yaitu memberikan
pedoman hidup bagi seluruh umat muslim. Bahasa dalam Al-quran adalah bahasa

4
Arab yang berupa prosa berirama, seperti puisi, epik dan simfoni yang terpadu
dengan indah. Di dalamnya terdapat panduan hidup, filsafat, sejarah, peringatan,
dasar hukum dan juga doa-doa. Umat Islam tidak disyariatkan untuk mempelajari
kitab Taurat, Zabur, dan Injil namun diwajibkan untuk mempelajari Al-quran.

4. Iman Kepada Rasul-rasul Allah SWT.

Rukun iman yang selanjutnya adalah iman kepada Rasul Allah. Rasul
merupakan utusan Allah yang mendapatkan wahyu dan diperintahkan untuk
menyampaikan serta mengamalkannya. Semua rasul pasti merupakan seorang
Nabi, sedangkan Nabi belum tentu seorang rasul. Karena Nabi tidak diperintahkan
untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat.

5. Iman Kepada Hari Kiamat

Hari akhir atau hari kiamat merupakan Tanda-tanda Akhir Zaman, hari
dimana saat dunia dihancurkan dan manusia yang mati dibangkitkan. Seorang
muslim wajib percaya bahwa akan ada hari kiamat dan nantinya manusia akan
dibangkitkan. Ada beberapa Ciri-ciri Akhir Zaman atau tanda-tanda hari kiamat,
tanda-tanda besar yang akan terjadinya pada hari kiamat antara lain :
 Keluar sejenis binatang dari dalam bumi yang disebut dengan Dabbatul
Ardhi
 Munculnya Nabi-nabi palsu sampai berjumlah 30 orang
 Dajjal mulai berkuasa
 Munculnya Nabi Isa As
 Munncuknya Yakjut dan Makjut
 Matahari terbenam dan terbit dari Barat.

6. Iman Kepada Qada dan Qadar

Umat Islam wajib beriman kepada qada dan qadar. Qada dan qadar merupakan
takdir Allah yang baik maupun yang buruk. Beriman pada qada dan qadar berarti
yakin sepenuhnya bahwa ada ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua
makhluk-Nya. Takdir sendiri merupakan ketentuan yang terjadi di alam semesta,
yang sama artinya bahwa semua yang terjadi pasti ada takdirinya. Takdir sendiri
memiliki dua jenis yaitu takdir mua’llaq dan takdir mubram.

 Takdir Mua’llaq

Takdir mua’llaq merupakan takdir yang berhubungan dengan ikhtiar atau


usaha yang dilakukan oleh manusia. Misalnya seorang anak yang bercita-cita
ingin menjadi seorang dokter. Ia belajar dengan tekun untuk mencapai cita-citanya
tersebut. Saat dewasa ia akhirnya bisa menjadi dokter sesuai dengan yang ia cita-
citakan.

 Takdir Mubram

5
Takdir mubram merupakan takdir yang terjadi dan tidak dapat ditawar-tawar
lagi. Misalnya saja setiap orang memiliki bentuk fisik yang berbeda, ada yang
matanya besar dan ada yang matanya sipit.

Dalam Ensiklopedi ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits disebutkan bahwa ada 4


macam perkara yang dapat merusak bahkan membatalkan iman seseorang, yaitu:

1. Syirik
Orangnya disebut "Musyrik" yaitu orang yang menyekutukan Allah, dan
orang seperti ini tidak ada ampunannya dari Allah SWT di hari kiamat kelak,
firman Allah dalam Al-Quran :
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar. (QS : An-Nisa :48)
2. Nifaq
Orangnya disebut munafiq, yakni orang yang lisannya mengaku beriman
kepada Alloh tetapi hatinya tidak. Al-Qur'an dengan tegas menyebutkan bahwa
orang-orang munafiq akan ditempatkan di dasar neraka.
Diantara manusia ada yang mengatakan :"kami beriman kepada Alloh dan hari
kemudian" padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman
(QS : Al-Baqoroh : 8)
3. Sihir
Ini merupakan ilmu hitam yang bisa merusak iman dan pada saat sekarang ini
ilmu sihir masih merebak dimana-mana, melalui dukun, orang pintar dll.
sehingga banyak orang-orang yang tertipu gara-gara ilmu ini. Untuk itu demi
keutuhan iman kita, maka jauhi ilmu ini, sebab jika iman kita rusak, maka
ancamannya adalah neraka. Untuk itu kita berlindung kepada Allah dari kejahatan
tukang-tukang sihir.
Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-
buhul (QS : Al-Falaq : 4)
4. Meramal Nasib seseorang
Menebak-nebak nasib seseorang dapat merusak iman, karena pada
hakikatnya, segalanya hanya Allah lah yang menentukan nasib seseorang.
Sayangnya ramal-meramal masih sangat merebak, terutama mereka-mereka yang

6
senang berspekulasi. Ada yang menggunakan istilah astrologi, guratan tangan,
thiyarah (menerbangkan burung), fenomena alam, termasuk mereka yang
menganggap kemalangannya akibat dari kedatangan seseorang. Seperti dalam
kisah Nabi Sholeh AS yang diterangkan dalam Al-Quran: Mereka menjawab :
"Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang
berseteru", Sholeh berkata :"Nasibmu ada pada sisi Allah, (bukan kami yang
menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji. (QS An-Naml : 47)

Adapun 3 cara untuk memperkuat iman yaitu sebagai berikut:


1) mendengarkan ayat al-Qur’an dan hadits yang di dalamnya
disebutkan perihal janji Allah subhanahu wata’ala, ancaman-Nya,
perkara-perkara akhirat, kisah-kisah nabi, mukjizat, serta hukuman bagi
mereka yang menentang para nabi. Begitu juga mendengarkan kezuhudan
salafussalihin di kehidupan dunia, begitu juga kecintaan mereka kepada
akhirat dan pula mendengarkan ayat-ayat sam’iyyat. Salah satu contoh
ayat yang menerangkan tentang janji Allah yaitu: ‫َو َم ن َيَتَو َّك ْل َع َلى ِهللا َفُهَو َح ْسُبُه‬
“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan
mencukupkan keperluannya.” (QS at-Thalaq: 3).

2) melihat kebesaran langit dan bumi dan segala sesuatu yang


menakjubkan dan keindahan yang diciptakan di langit dan bumi. Salah
satu contoh ayat yang menunjukan keagungan Allah di antaranya
disebutkan dalam surat As-Sajdah ayat 4: ‫ُهللا اَّل ِذ ي َخ َل َق الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر َض‬
‫َو َم اَبْيَنُهَم ا ِفي ِس َّتِة َأَّي اٍم ُثَّم اْس َتَو ى َع َلى اْلَع ْر ِش َم ا َلُك ْم ِم ْن ُدوِن ِه ِم ْن َو ِلٍّي َو اَل َش ِفيٍع َأَفاَل َتَت َذَّك ُروَن‬
Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala
yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia
bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong
dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak
memperhatikannya?” (Q.S. Al-Sajdah [32]: 4).
Dengan membaca dan merenungkan ayat diatas kita dapat melihat
kebesaran Allah subhanahu wata’ala, bahwasannya Allah adalah pencipta
seluruh alam yang besar ini, bahwasannya kita ini sangat kecil dibanding
alam besar yang penciptanya adalah Allah, lantas masihkah belum
tumbuh rasa ketawaan kita kepadaNya?

3) melaksanakan amal saleh secara teratur, juga menjaga dirinya


supaya tidak tergelincir kepada kemaksiatan dan keburukan. Beliau juga
menjelaskan bahwa iman itu dengan perkataan dan amal, bertambah sebab
melakukan ketaatan dan menurun sebab melakukan kemaksiat.

7
2.2 ISLAM

Secara Terminologi kata “islām” berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu
dengan arti semantik sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama),
berserah diri, menyerahkan, memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a),
menunaikan, menyampaikan (addā), masuk dalam kedamaian, keselamatan, atau
kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-salām). Dari istilah-istilah lain
yang akar katanya sama, “islām” berhubungan erat dengan makna keselamatan,
kedamaian, dan kemurnian.

Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan


terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap
ketentuan dan hukum-hukum-Nya.

Rukun Islam yaitu:

1.Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat

Rukun Islam yang pertama dan yang paling utama adalah mengucapkan dua
kalimat syahadat. Inilah pintu gerbang seseorang untuk masuk Islam. Ucapan ini
bukan sekedar ucapan biasa, karena ada konsekuensi yang harus ditanggung
ketika mengucapkan kalimat tersebut. Sebagaimana dalam hadist sebelumnya
bahwa ucapan dari dua kalimat syahadat adalah “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
yang pantas disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad
adalah Nabi terakhir dan utusan Allah“. Ketika seseorang telah mengucapkan
kalimat tersebut dengan penuh kesadaran maka ia telah mengikrarkan diri untuk
menjadi bagian dari Islam dan akan mengikuti segala apa yang diperintahkan oleh
Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah. Inilah konsekuensi yang
harus diterima. Sehingga ucapan dua kalimat syahadat tidak hanya berakhir di
lisan tapi juga dieksekusi dengan amal perbuatan.

2. Mendirikan Shalat

Rukun Islam yang kedua adalah shalat. Ini adalah pokok amalan Islam yang
paling utama. Bahkan ini menjadi pembeda antara orang yang beriman dan tidak
beriman, sebagaimana hadist Nabi SAW, “Sesungguhnya yang memisahkan
antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan
sholat.” (HR. Muslim).

3.Menunaikan Zakat

Ibadah shalat dan zakat seringkali disandingkan dalam 1 ayat. Ini


menandakan bahwa zakat memiliki nilai ibadah yang sama tingginya dengan
shalat begitupun urgensinya. Allah SWT berfirman pada Q.S. Al-Bayyinah ayat 5
yang artinya, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang

8
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. dan yang
demikian itulah agama yang lurus.”

Zakat merupakan ibadah dalam Islam yang memiliki nilai ekonomi. Ia menjadi
alat melakukan distribusi kekayaan sehingga harta menjadi merata di setiap
kalangan. Tidak ada penumpukan harta pada sebagian orang dan orang-orang
yang berkekurangan dapat menikmati kehidupan yang layak.

4.Berpuasa di Bulan Ramadhan


Rukun Islam yang satu ini memiliki keterbatasan waktu yaitu hanya
diwajibkan di Bulan Ramadhan. Perintah berpuasa dasarnya adalah Q.S. Al-
Baqarah ayat 183 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar
kamu bertakwa“.Puasa tidak hanya baik dari sisi ukhrawi tapi juga bermanfaat
dari sisi duniawi. Karena puasa dapat membuat hidup seseorang menjadi lebih
sehat. Itulah fakta kedokteran yang ada. Dengan puasa, kita diminta untuk
menahan hawa nafsu mulai dari makan, minum hingga menahan hawa nafsu
berupa perkataan, perbuatan, dan pandangan dari terbit fajar hingga adzan
maghrib berkumandang. Ibadah ini akan membantu mengontrol diri kita agar bisa
jadi pribadi yang lebih baik.

5.Berhaji ke Baitullah Jika Mampu

Rukun Islam yang kelima sekaligus yang terakhir adalah pergi haji jika
mampu. Mengapa jika mampu, karena kewajiban ibadah yang satu ini perlu
kemampuan dari segi fisik dan finansial. Allah SWT berfirman pada Q.S. Ali-
Imran ayat 97 yang artinya, “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah.”

Adapun cara-cara untuk memperkuaat keislaman kita yaitu sebagai berikut:

1) Memperbanyak ibadah
2) Memperbanyak mempelajari agama islam
3) bergaul dengan orang yang baik(islam) dst.

Adapun perkara yang dapat merusak keislaman yaitu:

1) Sering bergaul dengan orang non muslim


2) Jarang ibadah
3) Jarang mempelajari agama islam dst.

9
2.3 IKHSAN

Ihsan adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau
“terbaik.”Dalam terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang
menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu
membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa
sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.

Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia
mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain.
Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu,
kedudukan dan badannya. Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu
Iman,Islam, dan Ihsan.

Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu


hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian
dari akidah dan bagian.

Adapun Wujud atau Aspek dalam Ihsan Yaitu:

1) ibadah

Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua


jenis ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar,
yaitu menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Hal ini tidak
akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan
ibadah-ibadah tersebut ia dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat
(menikmatinya), juga dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa
memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-
Nya.

2) Muamalah

Dalam muamalah, ihsan dijelaskan Allah Subhanahu Wa Ta‟ala. pada surah


An Nisaa‟ ayat 36, yang berbunyi sebagai berikut, “Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnusabil dan hamba
sahayamu.”

Berikut ini adalah mereka yang berhak mendapatkan ihsan tersebut :

a. Ihsan kepada kedua orang tua

b. Ihsan kepada karib kerabat

c. Ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin

10
d. Ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat

e. Ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya

f. Ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia

g. Ihsan dalam hal muamalah

h. Ihsan dengan berlaku baik kepada binatang

3) Akhlak

Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan


muamalah. Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia
telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits
yang telah dikemukakan di awal tulisan ini, yaitu menyembah Allah seakan-akan
melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah
senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai oleh seorang hamba, maka
sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah.

Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga


mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat jelas dalam
perilaku dan karakternya. Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang
“yang diperoleh dari hasil maksimal ibadahnya”maka kita akan menemukannya
dalam muamalah kehidupannya. Bagaimana ia bermuamalah dengan sesama
manusia, lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya, dan bahkan terhadap dirinya
sendiri.

Kelebihan dan Penghayatan Ihsan dalam kehidupan yaitu:

Adapun ciri-ciri Kelebihan Ihsan :

*Mentaati perintah dan larangan Allah SWT dengan ikhlas

*Senantiasa amanah ,jujur dan menepati janji

*Merasakan nikmat dan haus akan ibadah

*Mewujudkan keharmonisan masyarakat

*Mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT

Cara penghayatan ihsan dalam kehhidupan yaitu:

*Menyembah dan beribadah kepada Allah

*Memelihara kesucian aqidah tidak terbatal

11
*Mengerjakan ibadah fardhu ain dan sunat

*Hubungan baik dengan keluarga, tetangga dan masyarakat

*Bersyukur atas nikmat Allah SWT.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan


diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Jadi, seseorang dapat dikatakan
sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga
unsur keimanan di atas.

Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau


berserah diri. Secara istilah apabila kata Islam disebutkan bersamaan
dengan kata iman, maka yang dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-
amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan hartanya , baik dia
meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal
hati. Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka
pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun
furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, perkataan dan
perbuatan.

Ihsan yaitu perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang dengan niat hati
beribadah kepada Allah SWT.

3.2 Saran

Inilah yang dapat saya paparkan dalam makalah ini, yang tentunya
pembahasan tentang Iman, Islam dan ikhsan di sini masih sangat sedikit,
serta perlu diperdalam dan diperluas lagi. dan untuk memperluas serta
mendalaminya itu butuh waktu yang lama dan membutuhkan referensi
yang banyak

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Sifat-sifat_Allah_%28Islam%29

http://conaxe.com/v1/page/234/hal-yang-merusak-keimanan.html

https://islam.nu.or.id/post/read/85813/tiga-langkah-memperkuat-dan-menambah-
keimanan

http://itla4islam.blogspot.com/2012/09/pengertian-ihsan_14.html

http://almanar.co.id/takiyatun-nafs/ihsan.html

14

Anda mungkin juga menyukai