Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

IMAN KEPADA KITAB DAN RASUL ALLAH

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Hendra Eka Saputra, S.E.,M.SEI

DISUSUN OLEH:

Indah Pujiarti (212310004)

KELAS 1A

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Iman Kepada Kitab dan Rasul Allah”.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah  berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Pekanbaru, 05 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
1.3. TUJUAN......................................................................................................................1

BAB II..............................................................................................................................2
2.1. IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH................................................................2
A. PENGERTIAN KITAB DAN SHUHUF....................................................................2
B. BERIMAN KEPADA KITAB ALLAH......................................................................2
C. POKOK AJARAN KITAB-KITAB ALLAH............................................................3
D. PERBEDAAN IMAN KEPADA AL-QUR’ANDENGAN IMAN KEPADA
KITAB-KITAB SUCI LAINNYA.....................................................................................5
E. CARA BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH............................................6
F. HIKMAH BERIMAN KEPADA KITAB ALLAH....................................................6
2.2. IMAN KEPADA RASUL ALLAH.............................................................................7
A. FUNGSI UTAMA PARA RASUL.............................................................................8
B. SIFAT-SIFAT RASUL ALLAH.................................................................................9
C. CARA BERIMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH........................................10
D. HIKMAH BERIMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH...................................10

BAB III...........................................................................................................................11
3.1. KESIMPULAN.............................................................................................................11
3.2. SARAN.........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dalam agama islam, kita mengetahui ada 4 buah kitab yang wajib kita imani. Percaya
pada kitab-kitab Allah Swt hukumnya wajib bagi seluruh umat manusia. dilihat dari
definisinya, kitab Allah Swt adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh
Allah melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup manusia sepanjang masa.
Mengingkari salah satu kitab allah swt sama saja mengingkari seluruh kitab-kitab allah dn
mengingkari para rasulnya, malaikat, bahkan Allah Swt sendiri. Iman Kepada Kitab-Kitab
Allah Swt berarti menyakini adanya kitab-kitab yang diturunkan kepada Rasul dan Nabi
untuk disampaikan kepada Umat Manusia. Maka dari itu kita harus wajib berpedoman
kepada kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah Swt kepada nabi dan rasul-Nya supaya untuk
mendapatakan kebahagiaan di dunia maupun diakhirat.

Terkadang kita berpikir mengapa Allah mengutus para rasul bagi manusia. Melihat
manusia senantiasa berselisih, mendengki, bermusuhan, dan bertikai sehingga Allah Swt.
Mengutus para rasul untuk memperbaiki kehidupan dan membimbing umat manusia menuju
jalan yang diridhai-Nya. Tugas tersebut sangat berat dan hanya hamba-hamba Allah terpilih
saja yakni para rasul yang sanggup melakukan atas izin-Nya. Oleh karenanya, manusia harus
beriman kepada kitab suci dan juga kepada Rasul Allah. Maka dalam makalah ini akan
mencoba menyajikan dan menjelaskan beberapa hal yang berkaitan tentang Iman kepada
kitab yang merupakan Rukun Iman yang ketiga dan juga tentang Iman kepada Rasul yang
merupakan rukun Iman yang ke-empat.

1.2. RUMUSAN MASALAH


A. Apa pengertian Iman Kepada Kitab dan Rasul Allah?
B. Bagaimana ajaran pokok kitab-kitab yang diturunkan Allah?
C. Apa perbedaan iman kepada kitab Al-Quran dibanding kitab suci lainnya?
D. Bagaimana cara beriman kepada Kitab dan Rasul Allah?
E. Apa fungsi utama para Rasul Allah?
F. Apa saja sifat-sifat Rasul Allah?
G. Apa saja hikmah beriman kepada Kitab dan Rasul Allah?

1.3. TUJUAN
A. Untuk mengetahui pengertian Iman Kepada Kitab dan Rasul Allah.
B. Untuk memahami ajaran pokok kitab-kitab yang diturunkan Allah.
C. Dapat mengetahui perbedaan iman kepada kitab Al-Quran dibanding kitab suci
lainnya.
D. Dapat mngetahui cara beriman kepada Kitab dan Rasul Allah.
E. Umtuk memahami fungsi utama para Rasul Allah.
F. Untuk mengetahui sifat-sifat Rasul Allah.
G. Dapat mengetahui hikmah beriman kepada Kitab dan Rasul Allah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

A. PENGERTIAN KITAB DAN SHUHUF

Al-Kutub merupakan bentuk jamak berasal istilah “kitab” yang berarti sesuatu yang
ditulis. tetapi, yang dimaksud disini ialah wahyu Allah yang disampaikan pada para rasul
untuk diajarkan kepada manusia menjadi pedoman hidupnya. Adapun shuhuf (lembaran-
lembaran) ialah wahyu Allah yang disampaikan pada rasul, namun tidak harus disampaikan
atau diajarkan kepada manusia. Dapat dikatakan keduanya sama-sama wahyu yang
diturunkan oleh Allah SWT. Di samping itu, kitab dan shuhuf memiliki perbedaan, yaitu:

1) Isi kitab lebih lengkap dari pada shuhuf,


2) Kitab harus disampaikan kepada insan, sedangkan shuhuf tidak,
3) Kitab dibukukan, sedangkan shuhuf tidak. pada Al-Qur’an istilah “kitab” diklaim
tidak kurang 198 kali, sedangkan istilah shuhuf hanya 6 kali.

B. BERIMAN KEPADA KITAB ALLAH

Beriman dengan kitab-kitab Allah yang diturunkan pada rasul-rasul ‘allaisalam


merupakan rukun iman yang ketiga, Sebab Allah Ta’ala sudah mengutuskan rasul-rasul-
Nya menggunakan bukti-bukti yang kentara dan menurunkan pada mereka kitab -kitab
yang sebagai rahmat kepada alam semesta. Sebagai petunjuk kepada mereka untuk
mencapai kebahagiaan dunia serta di akhirat, pula menjadi panduan hidup yang akan mereka
lalui serta penyelesai kepada seluruh perkara yg menjadi perselisihan dikalangan mereka.
Allah SWT. Mempunyai beberapa kitab yang sudah diturunkan pada Nabi-Nya yang berarti
kita harus beritikad atau memiliki keyakinan untuk beriman kepada kitab Allah. Kitab-kitab
yang sudah diturunkan Allah pada para nabi serta rasul-Nya yang harus diketahui oleh umat
Islam, ialah:
1) Kitab Taurat, yang diturunkan pada Nabi Musa a.s. di kira-kira abad ke-12 SM
didaerah Israil serta Mesir.
2) Kitab Zabur, yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. di kira-kira abad ke 10 SM
didaerah Israil.
3) Kitab Injil, diturunkan pada Nabi Isa a.s. didaerah Yerusalem di permulaan abad
pertama.
4) Kitab Al-Qur’an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., didaerah Mekah
serta di Madinah pada abad ke-6 M.
Di samping menurunkan kitab-kitab tersebut di atas, Allah juga menurunkan shuhuf
(lembaran) kepada para nabi terdahulu, yakni:

1) Nabi Adam a.s. menerima 10 shuhuf


2) Nabi Syits a.s. menerima 50 shuhuf

2
3

3) Nabi Idris a.s. menerima 30 shuhuf


4) Nabi Ibrahim a.s. menerima 10 shuhuf
5) Nabi Musa a.s. menerima 10 shuhuf
Keimanan pada kitab -kitab Allah terkandung pada dalam nya empat unsur, yaitu:
Pertama, beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala. kedua,
beriman pada apa yang sudah Allah namakan dari kitab-kitabnya dan mengimani secara
dunia kitab -kitab yang kita tak diketahui namanya. Ketiga, yaitu membenarkan informasi-
informasi yang sahih asal kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita terhadap
informasi-informasi Al-Qur’an serta pula berita-berita lainnya yang tak diganti atau diubah
dari kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-Qur’an). Keempat, mengamalkan aturan-aturan yang
tidak dihapus (nasakh) dan dengan rela serta pasrah menerimanya, baik kita ketahui
hikmahnya atau tidak. Ketahuilah bahwa kita yang terdapat sudah terhapus (mansukh)
dengan turunnya Al-Qur’an

C. POKOK AJARAN KITAB-KITAB ALLAH

Pokok-pokok Ajaran kitab -kitab Allah swt diantaranya:

2.1.1. Kitab Taurat


Kitab taurat merupakan kitab yang diwahyukan pada Nabi Musa di kurang lebih abad ke-
12 SM didaerah Israil serta Mesir. Kitab Taurat ini diturunkan dalam bahasa Ibrani. Istilah
“Taurat” disebutkan dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 18 kali. Isi utama ajarannya ialah
sepuluh firman Allah (hukum) yang diturunkan Allah pada Nabi Musa dipuncak Gunung
Thursina. Intisari dari pokok-pokok tadi ialah:
1) Keharusan mengakui keesaan Allah.
2) Larangan menyembah patung serta berhala sebab Allah tidak bisa diserupakan dengan
makhluk-makhluk-Nya, baik yang terdapat dilangit, bumi juga air.
3) Larangan menyebut yang kuasa Allah SWT., dengan sia-sia.
4) Memuliakan hari Sabtu.
5) Menghormati ayah-bunda.
6) larangan membunuh sesama manusia.
7) Isi pokok di atas adalah ajaran taurat yang murni, tetapi sekarang yang telah beredar
dikalangan yahudi tidak murni lagi dan terdapat banyak perubahan. Para ulama setuju
bahwa tidak terdapat lagi Taurat yang beredar kini ialah karangan orang Yahudi di
masa dan saat yang berlainan.
8) Jadi, di masa Nabi Musa a.s. bangsa Yahudi masih beriman serta mereka pun
mengetahuinya dan percaya bahwa akan terdapat Nabi yang diturunkan oleh Allah di
akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad saw. Mereka mengetahui perihal kedatangan
Nabi Muhammad saw., dan tanda-tandanya dari kitab Taurat. tapi, sesudah Nabi
Musa wafat, mereka membarui isi Taurat dan banyak diantaranya menjadi kafir lagi.
4

2.1.2. Kitab Zabur


Kitab Zabur diturunkan pada Nabi Daud a.s. seorang raja bangsa Israil di Kan’an,
kurang lebih abad ke-10 SM. Kitab Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian pada yang kuasa)
yang melukiskan wacana nikmat Allah yang sudah dilimpahkan kepada Nabi Daud serta
perihal syariat dan hukum Nabi Daud mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi Musa dalam
kitab Taurat. Isi utama kitab Zabur diantaranya, mazmur 146:

“Besarkan olehmu akan Allah. Hai jiwaku pujilah Allah. Maka saya akan memuji
Allah seumur hidupku dan saya akan menyanyikan puji-pujian pada Tuhanku selama saya
ada. Janganlah engkau percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada memiliki
pertolongan. Maka putuslah nyawanya serta kembalilah dia pada tanah Asalnya dan di hari
itu hilanglah segala daya upayanya. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’kub
menjadi penolongnya dan yang memberikan asa kepada yang kuasa Allah. yang berakibat
langit, bumi, dan laut serta segala isinya, serta memberikan setia hingga selamanya. yang
membela orang teraniaya dan memberi makan orang yang lapar. Bahwa Allah membuka
rantai orang yang terpenjara. Dan Allah membukakan mata orang yang buta, Allah
menegakkan orang yang tertunduk dan Allah menyayangi orang yang benar. Maka Allah
memelihara orang dagang dan ditetapkannya anak yatim dan perempuan bujang, namun
jalan orang jahat itu dibalikkannya. Allah akan berkerajaan kelak hingga selama-selamanya
serta Tuhanmu, hai Zion! Zaman-berzaman.

2.1.3. Kitab Injil


Kitab Injil diturunkan Allah swt., pada Nabi Isa a.s. di permulaan abad pertama di
Yerusalem. Istilah Injil ini dari asal bahasa Ibrani yang merupakan berita gembira,
maksudnya informasi akan datangnya utusan Allah, Muhammad saw., untuk seluruh alam.

Kitab Injil yang orisinil memuat informasi-informasi yg sahih dan konkret, yaitu
perintah-perintah Allah swt., pada umat manusia untuk memahasucikan Allah serta melarang
menyekutukan-Nya menggunakan benda atau makhluk lainnya. Disamping itu, dimuat,
kabar-kabar bahwa diakhir zaman akan tiba seseorang nabi terakhir (Nabi Muhammad).
Adapun Injil yang kini tersebar, didunia hanyalah karangan-karangan manusia. Injil ini
dikenal menggunakan injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes. Pada
keempat Injil tadi aneka macam terdapat disparitas pendapat, serta saling bertentangan satu
sama lainnya. berdasarkan para pakar, Injil tersebut memuat tulisan dan catatan perihal
kehidupan Nabi Isa a.s. dan kepercayaan yang ada di dalamnya ialah akibat pemikiran
Paulus dan bukan pendapat orang-orang Hawari (pengikut-pengikut Nabi Isa).

Terdapat pula yang dinamakan Injil Barnabas karangan Barnaba. Kitab Injil Barnaba
dilihat ulama lebih sinkron dengan ajaran tauhid, namun Injil Barnabas ini tidak digunakan
oleh orang-orang Kristen (Nashrani). Oleh sebab itu, Injil yang harus diyakini oleh umat
muslim artinya Injil yang orisinil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s., bukan Injil-Injil yang
tersebar saat ini.
5

2.1.4 Kitab Al-Quran


Al-Qur’an ialah kitab suci yang diturunkan Allah pada Nabi Muhammad saw., untuk
disampaikan kepada umat manusia diseluruh dunia. Sementara itu, Jika kita yakini bahwa
Nabi Muhammad merupakan Rasul terakhir, Al-Qur’an wajib diakui juga menjadi kitab
kudus terakhir yang diturunkan Allah pada umat insan.

Kandungan utama Al-Qur’an berdasarkan ulama Al-Azhar, Prof. Mahmud Syaltut, ialah:

a. Akidah,
b. Akhlak,
c. Dorongan atau bimbingan akan hikmah-hikmah alami
d. Kisah-kisah umat terdahulu,
e. Janji baik dan ancaman buruk yang tiba dari Allah
f. hukum-hukum ibadah dan muamalah.

Al-Qur’an diturunkan pada Nabi secara berangsur-angsur selama 23 tahun, yang terbagi
pada 2 periode, yang pertama Periode Mekah, yakni ayat-ayat dan surat-surat yang
diturunkan di Mekah yang lazimnya berisi akidah, serta dinamakan surat Makiyyah.
Kemudian yang kedua Periode Madinah, yakni ayat-ayat dan surat-surat yang diturunkan di
Madinah yang lazimnya berisi syari’at sehubungan sosial (mu’amalah) dan pembinaan
masyarakat Islam, yang kemudian dikenal sebagai surat Madaniyyah. Menjadi pedoman
hidup serta petunjuk yang tiba dari Allah, Al-Qur’an wajib dijadikan pegangan pada seluruh
aspek kehidupan kaum muslimin. Artinya, hanya Al-Qur’anlah panduan hidup mereka.
mendapatkan petunjuk lain selain Al-Qur’an yang tiba dari Allah itu, pasti akan membawa
mereka di kesengsaraan dan penderitaan.

D. PERBEDAAN IMAN KEPADA AL-QUR’ANDENGAN IMAN KEPADA


KITAB-KITAB SUCI LAINNYA

Seorang muslim wajib mengimani semua Kitab-Kitab Suci yang telah diturunkan oleh
Allah swt., kepada para Nabi dan Rasul-Nya, baik yang disebutkan nama dan kepada siapa
diturunkan maupun yang tidak disebutkan. Allah berfirman yang artinya:

Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-
6

Nya, Rasul-Rasul-Nya dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.” (An-Nisa’ (4): 136).

Tapi tentu terdapat perbedaan konsekuensi keimanan antara iman pada Al-Qur’an dan
Iman pada kitab suci sebelumnya. Jika terhadap kitab suci sebelumnya seorang muslim
hanyalah memiliki kewajiban mengkaji, mengamalkan, dan mendakwahkan kandungannya
sebab kitab -kitab kudus tersebut berlaku untuk umat serta masa tertentu yang sudah berakhir
dengan kedatangan kitab suci yang terakhir yaitu Al-Qur’an. Bila terdapat hal-hal yang sama
yang masih berlaku dan diamalkan, itu hanyalah semata-mata diperintahkan oleh Al-Qur’an
bukan sebab terdapat di kitab suci sebelumnya. Sedangkan iman kepada Al-Qur’an
membawa konsekuensi yang lebih luas seperti mempelajarinya, mengamalkan dan
mendakwahkannya serta membelanya dari serangan musuh-musuh Islam.

E. CARA BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Meyakini kitab-kitab Allah Swt. berarti mempercayai bahwa Allah Swt menurunkan
kitab-kitabNya pada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan
pada semua umat manusia menjadi panduan hidup. Kewajiban manusia terhadap kitab -kitab
Allah Swt. antara lain:

a) Beriman bahwa kitab tersebut secara hak (benar) datang dari Allah.
b) Beriman terhadap nama-nama kitab yang sudah kita ketahui, seperti Al-Qur’an
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, Taurat yang diturunkan kepada
Nabi Musa AS, Injil diturunkan kepada Isa AS, dan Zabur diturunkan kepada
nabi Daud AS. Adapun yang tidak kita ketahui namanya kita mengimani secara
global.
c) Membenarkan segala yang dikabarkannya seperti fakta yang disebutkan Al-
Qur’an dan cerita yang terdapat dalam buku-buku terdahulu yang belum diubah
dan diselewengkan.
d) Mengamalkan serta melaksanakan seluruh hukum yang belum dinasakh (dihapus)
dengan senang hati dan ridha, baik yang sudah kita ketahui hikmahnya atau
belum. seluruh kitab terdahulu dinaskh oleh Al-Qur’an.
e) Mengerjakan semua ajaran yang terdapat didalam Al-Qur'an. kitab -kitab yang
diturunkan Allah pada para nabi atau rasul, sebagai petunjuk bagi semua
umatnya masing-masing. Tetapi, sehabis turunya kitab Al-Qur'an maka semua
umat insan harus mengikuti Al-Qur'an, karena Al-Qur'an merupakan
penyempurna syariat dan ajaran umat-umat sebelumnya.

F. HIKMAH BERIMAN KEPADA KITAB ALLAH

Untuk islam tidak hanya dituntut untuk beriman kepada Al-Qur’an saja, namun mereka
pula wajib percaya pada para Rasul sebelum Muhammad seperti Taurat, Zabur, Injil. Karena
mengimani seluruh kitab -kitab tersebut memiliki hikmah yang besar bagi kita, diantaranya:
7

a. Mendidik umat islam untuk bersikap toleran terhadap pemuluk kepercayaan lain
untuk membangun kerukunan hidup antar umat beragama, karena dalam beragama
tidak terdapat unsur paksaan.
b. Memberi keyakinan pada umat islam bahwa Al-Qur’an ialah kitab penerus serta
pelengkap terhadap semua kitab sebelumnya, serta pula artinya kitab Allah terakhir
dan paling lengkap untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia juga pada akhirat.
c. Menyadari bahwa Allah sangat sayang pada kita sehingga wajib banyak bersyukur.
d. Selalu melaksanakan perintah Allah. dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya,
karena kita tahu hokum-hukum yang ditetapkan Allah.
e. Menyakinkan kita bahwa islam artinya agama buat seluruh umat manusia.
f. Mengetahui kebesaran serta keagungan Allah, melalui kitab-buku yg diturunkan-Nya.

2.2. IMAN KEPADA RASUL ALLAH

Sebagaimana Islam menuntut agar iman pada malaikat dalam mencapai pimpinan
primer bagi manusia, begitu juga Islam menuntut agar iman kepada rasul-rasul menjadi pihak
yang bekerjasama langsung dengan manusia. Sifat rasul-rasul itu dan kemanusiaannya sama
dengan manusia yg lain. Pada hakikatnya Rasul-rasul itu manusia juga, sama dengan insan
lain didalam sifat dan pekertinya. sebab itu mudah menerima pelajaran dari mereka, bisa
istilah-istilah dan perbuatannya ditiru dan diteladan.

Beriman pada rasul-rasul-Nya artinya rukun iman yang keempat, yaitu memercayai
bahwa Allah swt., sudah mengutus para rasul-Nya untuk membawa syi’ar agama atau
membimbing umat insan kepada jalan yang benar dan diridai Allah. Jumlah rasul tidak
diketahui secara sempurna, tetapi ada ulama yang berkata bahwa Allah swt., sudah
menurunkan nabi sebesar 124.000 orang dan rasul sebesar 313 orang, serta jumlah inipun
belum dipastikan dan kemungkinan besar jumlahnya lebih banyak lagi. Hanya Allah swt.,
yang lebih mengetahuinya.

Secara bahasa nabi berarti pembawa berita, sedangkan rasul berarti utusan. Secara
istilah terdapat perbedaan pengertian antara nabi dan rasul. Nabi merupakan seorang laki-
laki yang diberi wahyu oleh Allah Swt. untuk dirinya sendiri. Sementara rasul artinya
seseorang laki-laki yang diberi wahyu oleh Allah Swt. untuk dirinya sendiri dan untuk
disampaikan pada umat manusia. Meskipun demikian terdapat sebagian pandangan yang
tidak membedakan antara pengertian nabi dan rasul. Dua istilah itu disebut sama, yakni
sama-sama utusan Allah Swt. yang menerima tugas untuk menyampaikan wahyu Allah Swt.
kepada umat manusia. Terhadap perbedaan ini, kalian tak perlu risau, karena intinya belajar
perihal nabi dan rasul bukan untuk mempertentangkan istilah, melainkan buat memantapkan
keyakinan bahwa Allah Swt. benar-benar sudah mengutus nabi serta rasul dari kalangan
manusia.

Dari sekian banyak jumlah rasul dan nabi tersebut,hanya 25 orang yang disebutkan dalam
Al-Qur’an, sehingga para rasul dan nabi yang wajib kita ketahui hanya 25 orang. Para nabi
dan rasul tersebut adalah:

1. Nabi Adam a.s.


2. Nabi Idris a.s.
8

3. Nabi Nuh a.s.


4. Nabi Hud a.s.
5. Nabi Soleh a.s.
6. Nabi Ibrahim a.s.
7. Nabi Luth a.s.
8. Nabi Ismail a.s.
9. Nabi Ishak a.s.
10. Nabi Yaqub a.s.
11. Nabi Yusuf a.s.
12. Nabi Ayub a.s.
13. Nabi Suaeb a.s.
14. Nabi Musa a.s.
15. Nabi Harun a.s.
16. Nabi Zulkifli a.s.
17. Nabi Daud a.s.
18. Nabi Sulaiman a.s.
19. Nabi Ilyas a.s.
20. Nabi Ilyasa a.s.
21. Nabi Yunus a.s.
22. Nabi Zakaria a.s.
23. Nabi Yahya a.s.
24. Nabi Isa a.s.
25. Nabi Muhammad saw.
Di antara kedua puluh lima rasul tersebut, ada yang disebut Ulul Azmi, yang artinya
rasul-rasul yang mempunyai keteguhan hati yang tak pernah goyah dan mempunyai
ketabahan yang luar biasa, kesabaran yang tak ada batasnya. Nabi yang mendapatkan julukan
Ulul Azmi adalah:
1. Nabi Nuh a.s.
2. Nabi Ibrahim a.s.
3. Nabi Musa a.s.
4. Nabi Isa a.s.
5. Nabi Muhammad saw.

A. FUNGSI UTAMA PARA RASUL

Pada bukunya An-Nubuwwah wal Anbiya’, Muhammad Ali Ash-Shabuni


mengungkapkan tugas rasul, yaitu sebagai berikut:
1. Mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah, Dzat yang Maha Esa lagi Maha
perkasa. Ini ialah tugas utama sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an yaitu dalam
Q.S. Al-Anbiya’ (21): 25.
2. Memberikan perintah serta larangan Allah. Ditegaskan pada Al-Qur’an yaitu pada
Q.S. Al-Ahzab (33): 39.
3. Menyampaikan petunjuk di jalan yang benar pada manusia. Ditegaskan dalam Al-
Qur’an yaitu pada Q.S. Al-Ahzab (33): 45-46.
4. Sebagai panutan bagi setiap manusia. Ditegaskan oleh Allah dalam Q.S. Al-Ahzab
(33): 21.
9

5. Memberi peringatan perihal adanya hari kebangkitan, dan tentang siksa yang berat
sehabis mati.
6. Mengalihkan perhatian manusia berasal kehidupan yang fana di kehidupan yang
abadi. Ditegaskan oleh Allah dalam Q.S. Al-Ankabut (29): 64.
7. Agar tidak terdapat lagi alasan bagi manusia kelak dihadapan Allah. Ditegaskan oleh
Allah dalam Q.S. An-Nisa’ (4): 165).

B. SIFAT-SIFAT RASUL ALLAH

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, para rasul merupakan pemberi


petunjuk,pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia. Walaupun para
rasul adalah seorang manusia seperti pada umumnya, tugas seperti ini tentu tidak mudah. oleh
karena itu mereka diberi keistimewaan oleh allah swt. Keistimewaannya bisa kita lihat dari
sifat khusus yang mereka miliki yang kita kenal sifat wajib bagi rasul. sifat tersebut
diantaranya adalah:

1) Shiddiq
Shiddiq, ialah jujur, benar dalam segala ucapannya, mustahil bersifat kidzib (bohong).
Para rasul itu pasti benar pada pengakuannya sebagai utusan Allah dan benar juga pada
segala yang disampaikannya. karena, jika tidak benar atau bohong, umat manusia akan rusak,
musnah, dan tidak akan ada kepercayaan yang menyembah Allah swt., seperti sekarang ini.

2) Amanah
Amanah, artinya terpercaya, tidak mungkin bersifat khianat (curang). Para rasul itu bisa
dipercaya dan tidak pernah berkhianat, baik terhadap sesama manusia juga terhadap tuhan.
Sebab rasul terjaga dari perbuatan dosa, kemaksiatan dan kemungkaran lahir serta batin. Hal
ini dianggap pula dengan ma’shum (terjaga dari segala macam dosa). Jika para rasul tak bisa
dipercaya dan khianat, bagaimana mereka bisa menjadi pemimpin atau pembimbing umat
manusia kejalan yang benar dan seluruh umatnya pun akan bergelimang pada kemaksiatan.

3) Tabligh
Tabligh berarti menyampaikan. Maksudnya merupakan para rasul senantiasa memberikan
seluruh wahyu yang wajib disampaikan pada umat manusia, baik berupa pengetahuan,
panduan, juga syariat, dan risalah kenabian yang lain. Mereka menyampaikan seluruh wahyu
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. tak ada satu huruf pun yang disembunyikan.
Mereka mustahil mempunyai sifat kitman adalah tak menyampaikan atau menyembunyikan.

4) Fathanah
Fathanah, yakni cerdas/pandai , tidak mungkin baladah adalah bodoh/dungu. Seorang
rasul tidaklah diutus, kecuali memiliki sisi keagungan asal kecerdasan dan kecerdikan yang
luar biasa, intelektualitas, serta daya nalarnya yang sempurna. Beliau jauh dari sifat
kebodohan. Maksudnya para rasul mempunyai kecerdasan dalam menjalankan jujur, tugas,
9

dan tanggung jawab menjadi seseorang rasul. Mereka bisa memahami masalah umat
sekaligus memberikan jalan keluarnya. Mereka mampu menghadirkan hujjah atau
10

argumentasi bagi orang-orang yang menentangnya. Mereka juga mampu menanamkan


kebenaran ke pada hati orang-orang yang masih ragu kepadanya.

C. CARA BERIMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH

Terdapat empat pondasi utama pada duduk perkara keimanan kepada rasul Allah Swt.
seseorang mukmin wajib memakai pedoman empat pondasi itu menjadi cara beriman kepada
rasul Allah Swt. Empat pondasi itu merupakan sebagai berikut.

a. Mengimani bahwa Allah Swt. benar-benar telah mengutus para nabi dan rasul pada
setiap umat
b. Mengimani nama-nama nabi dan rasul yang disebutkan dalam nas (Al-Qur’an dan
hadis)
c. Membenarkan seluruh isu yang disebutkan dalam nas perihal para nabi dan rasul
d. Mengamalkan syariat yang dibawa oleh para nabi serta rasul
Nilai utama Iman kepada rasul Allah Swt. intinya merupakan keteladanan yang diberikan
oleh para nabi dan rasul. Keteladanan tersebut bersumber berasal sifat-sifat yang dimiliki
seorang rasul, baik sifat wajib , mustahil, maupun jaiz. Sifat-sifat itu tercermin dalam sikap
sehari-hari rasul yg dapat diteladani oleh umat manusia.

D. HIKMAH BERIMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH

1. Menyempurnakan iman kita.


2. Menambah kecintaan kita kepada rasulullah.
3. Menjadikan rasulullah sebagai suri tauladan.
4. Mencontoh sifat-sifat rasulullah.
5. Mendorong dirinya untuk melakukan kebaikan-kebaikan.
6. Cinta terhadap apa yang dibawanya kemudian diamalkan.
7. Menegakkan agama Allah Ta’ala dengan syariat yang diajarkannya.
8. Menyadari bahwa hakikat dirinya adalah makluk (ciptaan) Allah.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Iman kepada kitab -kitab Allah merupakan kita diwajibkan meyakini serta percaya
pada hati bahwa Allah sudah menurunkan kitab -kitab -Nya pada rasul-rasul-Nya buat
disampaikan pada umat-umat-Nya yang dijadikan sebagai panduan hidup, yang isinya berupa
suruhan, larangan dan beberapa hukum yang sebagai petunjuk bagi umat manusia. aturan
beriman pada kitab Allah ialah wajib . kitab -kitab yang telah diturunkan Allah pada para
nabi serta rasul-Nya yang harus diketahui oleh umat Islam, ialah :

1. Kitab Taurat, yang diturunkan pada nabi Musa a.s kira-kira pada abad ke-12 SM
didaerah israil dan Mesir.
2. Kitab zabur, yang diturunkan pada nabi Daud a.s. kira-kira di abad ke-10 SM di
daerah Israil
3. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa a.s. di permulaan abad pertama di daerah
Yerussalem
4. Kitab Al-Quran, yang diturunkan kepda Nabi Muhammad SAW di abad ke-6 M
pada wilayah Mekah serta di Mekah.

Iman pada rasul-rasul allah adalah mempercayai bahwa Allah sudah menentukan
diantara manusia, beberapa orang rasul-Nya untuk menyampaikan syariat kepada hamba-
hamba-Nya serta pengangkatan itu dilakukan menggunakan wahyu dari sekian banyak rasul
dan nabi, hanya 25 orang yg disebutkan dalam al-qur’an, sehingga para rasul dan nabi yang
wajib kita ketahui hanya 25 orang. di antara ke 2 puluh lima rasul tadi, ada yang diklaim
Ulul Azmi, yg ialah rasul-rasul yg memiliki keteguhan hati yang tak pernah goyah serta
memiliki ketabahan yang luar biasa, kesabaran yang tidak terdapat batasnya.

3.2. SARAN

Sebagai hamba Allah sudah sepatutnya kita beriman kepada rukun iman yang enam.
penulis berhrap, setelah mengetahui tentang iman kepada kitab dan rasul allah akan
menambah rasa keyakinan kita kepada allah swt bahwa dialah yang mengatur segalanya yang
telah menurunka kitab sebagai pedoman hidup manusia di dunia dan mengutus rasulnya.

Al-qur’an adalah kitab terakhir yang diturunkan oleh Allah sebagai pedoman hidup
manusia dan menghapus / menyempurnakan ajaran-ajaran kitab terdahulu, oleh karena itu
kita sebagai umat nabi Muhammad SAW yang menerima wahyu yaitu Al-Qur’an sudah
seharusnya kita mengimani dan tidak ragu untuk menjalankan segala ketetapan yang sudah
ada di dalam al-qur’an.

Disamping itu, Kita sebagai umat islam yang menjadikan al-qur’an sebagai pedoman
hidup kita sekarang ini, dan sebagai umat nabi Muhammad SAW, namun kita harus meyakini
bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab selain Al-Quran dan juga mengimani
adanya Rasul-rasul yng telah diutus selain nabi Muhammad SAW.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Muhammad Amri, L. M. (2018). Aqidah Akhlak. (R. Mosiba, Ed.) Makassar:
SEMESTA AKSARA.
Hasanah, U. (2019). PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MATERI BERIMAN
KEPADA KITAB-KITAB ALLAH. SKRIPSI, 30-35.
Hj. Tatik Pudjiani, M. (2019). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII SMP.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

12

Anda mungkin juga menyukai