Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN IMAN KITAB-KITAB ALLAH SWT

Disusun Oleh:
Alya Destiana Putri 2311010014
Aida Melda
Alena

FAKULTAS TARIYAH DAN KEGURUAN UIN RADEN INTAN LAMPUNG


PROGAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN

i
2024/2025

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
tugas Makalah dengan tema “Mengimani Kitab-Kitab Allah” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dan tidak lupa kami haturkan terimakasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang
membantu baik dalam memberikan ide, penulisan makalah, maupun memberi dorongan motivasi
dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini merupakan kewajiban untuk memenuhi tugas
Pendidikan Agama Islam, dan diharapkan dapat berguna baik bagi pembaca sebagai salah satu
sumber ilmu/informasi, maupun bagi penulis sendiri sebagai bahan evaluasi kedepannya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran
yang membangun sangat kami terima untuk penyempurnaan makalah ini, terimakasih.

Penulis,

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dan Pentingnya Iman Kepada Kitab-Kitab Allah...........................................3


B. Iman Kepada Kitab Taurat...........................................................................................4
C. Iman Kepada Kitab Zabur............................................................................................6
D. Iman Kepada Kitab Injil...............................................................................................7
E. Iman Kepada Alquran..................................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................................9

B. Saran....................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan rukun iman yang ketiga yang wajib
kita ketahui, yakini dan percayai. Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT. hukumnya
adalah fardlu ‘ain atau wajib bagi seluruh warga muslim di seluruh dunia. Dilihat dari
pengertian atau arti defenisi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu
yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Rasul Rasulnya untuk dijadikan pedoman
hidup umat manusia sepanjang masa.Arti kata kitab adalah “tulisan” atau “yang ditulis”,
berasal dari kata “kataba” yang berarti “menulis”. Dalam Bahasa Indonesia kitab
diartikan buku. Adapun yang dimaksud kitab di sini adalah kitab suci (Rahman: 2020).
Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita
imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits.
Selain dari kitab Allah yang dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga
bisa berpedoman pada Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran
firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.
Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain atau wajib
bagi seluruh warga muslim di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti defenisi,
kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah
SWT melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang
masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran disebut orang-orang
murtad. Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya
1. Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS
2. Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty
3. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab (Rahman: 2020)
Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / Kristen
katolik dan protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi Isa AS
semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh sebab itu datang Al-Quran untuk menjadi
penyempurna seluruh kitab suci yang ada

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan pentingnya iman kepada kitab Allah?
2. Bagaimana iman kepada kitab Tabur?
3. Bagaimana iman kepada kitab Zabur?
4. Bagaimana iman kepada kitab Injil?
5. Bagaimana iman kepada kitab Al-Quran?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan pentingnya iman kepada kitab Allah
2. Untuk memahami iman kepada kitab Taurat
3. Untuk memahami iman kepada kitab Zabur
4. Untuk memahami iman kepada kitab Injil
5. Untuk memahami iman kepada kitab Al-Quran

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Dan Pentingnya Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

Iman berasal dari bahasa Arab; ( ‫ )آَم َن – ُيْؤ ِم ُن‬yang artinya yakin atau percaya. Menurut
bahasa, iman adalah percaya atau membenarkan. Menurut istilah, iman adalah
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan perbuatan (Gholib: 2016). Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah swt
artinya percaya dan meyakini bahwa Allah swt mempunyai kitab yang telah diturunkan
kepada para rasul-Nya agar menjadi pedoman hidup bagi umatnya. Hukum beriman
kepada kitab-kitab Allah swt adalah fardhu’ain (wajib bagi setiap orang yang beragama
Islam). Muslim (Orang Islam) yang tidak mempercayai adanya kitab-kitab Allah swt
maka dinamakan murtad (keluar dari ajaran Islam). Sedangkan kitab-kitab Allah
swt,yang berarti firman-firman Allah swt.yang dibukukan menjadi mushaf.

Beriman kepada kitab Allah swt merupakan rukun iman yang ketiga. Mengimani kitab
Allah swt berarti kita harus mempercayai dan mengamalkan segala sesuatu yang
terkandung di dalam kitab tersebut. Di dalam al-quran disebutkan bahwa ada 4 kitab
Allah swt,yang diturunkan kepada Para Nabi-Nya,yaitu:

1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as.


2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud as.
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as.
4. Kitab al quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Kitab-kitab yang diatas adalah kitab yang berisi peraturan,perintah,ketentuan dan


larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia.

Iman dengan kitab suci mencakup 4 perkara:


1. Iman bahwasanya kitab-kitab tersebut turun dari Allah swt.
2. Iman dengan nama-nama yang kita ketahui dari kitab-kitab tersebut, seperti al-
Qur`an yang Allah swt turunkan kepada Muhammad saw, Taurat kepada Musa
a.s, Injil kepada Isa a.s, dan lain sebagainya.

3
3. Pembenaran terhadap berita-berita yang shahih, seperti berita-berita yang ada
dalam Al-Qur’an dan kitab-kitab suci sebelumnya selama kitab-kitab tersebut
belum dirubah atau diselewengkan.
4. Pengamalan terhadap apa -apa yang tidak di-nasakh dari kitab-kitab tersebut,
menerimanya dan berserah diri dengannya, baik yang diketahui hikmahnya,
maupun yang tidak diketahui.

Beriman kepada kitab-kitab Allah Swt, berarti meyakini bahwa Allah Swt, telah
menurunkan beberapa kitab-Nya kepada para rosul-Nya yang berisi aturan-aturan Allah
Swt, tentang akidah, ibadah, dan prinsip halal dan haram, yang semuanya harus
dijadikan pedoman bagi manusia untuk mencapai kebahagian hidup dunia dan akhirat
beriman kepada kitab-kitab Allah Swt. Merupakan rukun Iman yang ketiga. Yang
dimaksud dengan kitab-kitab Allah Swt, adalah kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah
Swt kepada para nabi atau rasul pilihan sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh umat
manusia agar mencapai kebahagiaan dunia maupun akhirat.

Surah An-Nisa ayat QS. Al-Nisa ayat 136:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah Swt, dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah Swt, turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah Swt turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah Swt,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An Nisa136).

Kita wajib meyakini keberadaan Kitab-kitab Allah Swt. Diantara kitab-kitab Allah Swt
yang diturunkan kepada para rasul-Nya adalah Taurat yang diturunkan kepada Nabi
Musa, kitab Zabur kepada Nabi Daud, kitab Injil kepada Nabi Isa, dan kitab Al-Qur'an
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

B. Iman kepada kitab Taurat

Syekh Thahir Al-Jazairi di dalam kitabnya Jawahirul Kalamiyah Fi Idhahil ‘Aqidah Al-
Islamiyyah mengatakan bahwa cara beriman kepada Taurat adalah sebagai berikut.

4
Saya meyakini bahwa Taurat adalah salah satu kitab dari kitab-kitab Allah Swt. yang
diturunkan kepada Kalimullah, yakni Nabi Musa a.s. Kitab Taurat tersebut diturunkan
untuk menjelaskan hukum-hukum syariat, aqidah yang benar dan diridai, membawa
kabar gembira tentang (akan) datangnya Nabi dari keturunan Nabi Ismail, yakni Nabi
kita Muhammad saw., dan memberi isyarat bahwa Nabi saw. akan datang dengan
membawa syariat baru yang menunjukkan kepada rumah kedamaian (surga).

Dengan demikian, maka cara beriman kepada kitab Taurat adalah dengan
mengimaninya bahwa ialah kitab yang diturunkan oleh Allah Swt. khusus untuk Nabi
Musa a.s. sebagai bekal dakwahnya kepada umatnya, kaum Bani Israil atau bangsa
Yahudi. Di dalam kitab Taurat tersebut dijelaskan tentang syariat, aqidah, petunjuk, serta
aturan-aturan yang harus dipatuhi dan dijauhi (Matsna: 2017).

Selain itu, di dalam kitab Taurat yang original/asli dari Allah Swt. langsung
tersebut juga dijelaskan akan datangnya Nabi akhiruz zaman keturunan Nabi Ismail,
yakni Nabi Muhammad saw. dengan membawa syariat yang baru. Sehingga, ketika
bangsa Bani Israil atau bangsa Yahudi yang hidup bersamaan dengan Nabi Muhammad
saw. atau mengetahui risalahnya, maka mereka juga harus mengakui kenabiannya.
Pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah adalah membenarkan bahwa kitab-kitab itu
merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan semua isi kandungannya
benar. Kesimpulan dari hukum Taurat sendiri adalah kasih. Artinya, jika seseorang
mengasihi Allah dan sesama, ia telah menggenapi seluruh maksud hukum Taurat.
Sepuluh perintah Taurat terdapat dalam dua Kitab Perjanjian Lama. Pertama adalah
Keluaran 20:2-17. Kedua adalah Ulangan 5:6-21. Turner Philip dalam The Ten
Commandments in the Church in a Postmodern World menyatakan bahwa hampir
sepanjang sejarah Kekristenan, dekalog ini dipandang sebagai ringkasan hukum Allah
dan tolok ukur perilaku, pusat kehidupan, kesalehan, serta ibadah. 10 hukum Taurat ini
adalah sebagai berikut,

a. Akulah Allah Tuhanmu, jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.


b. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas,
atau yang ada di bumi di bawah atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

5
c. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan
d. Ingatlah dan kuduskanlah Hari Sabat
e. Hormati ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan
Allahmu kepadamu.
f. Jangan membunuh
g. Jangan berzinah
h. Jangan mencuri
i. Jangan mengungkapkan saksi dusta tentang sesamamu
j. Jangan mengingini rumah sesamamu, jangan mengingini istrinya, atau apapun yang
menjadi milik sesamamu.

Al-A’zami, Ulama besar bidang Al-qur’an dan Hadits, sekaligus sebagai salah
satu tokoh kenamaan yang lahir di India dan Alumnus Universitas Cambridge di dalam
karyanya The History Of The Qur’anic Text mengatakan.”bahwa dalam bahasa Ibrani PL
adalah terdiri dari tiga bagian yaitu Pantateuch, Nabi-Nabi, dan tulisan-tulisan. Berbicara
hukum taurat yang jadi fokus tulisan ini adalah bagaimanakah kita dapat menemukan titik
Subtansial keserasian kedua Kitab suci Al-Qur’an dan Bibel dalam menempatkan posisi
hukum Taurat, yang di akui kedua kitab suci di atas bahwa taurat adalah salah satu kitab
suci yang datang lebih Awal dari kedua kitab suci tersebut (Nopriyansah; 2019).

C. Iman Kepada Kitab Zabur

Nabi Daud AS merupakan nabi pertama yang mendapatkan kitab suci bernama
Zabur. Kata zabur berasal dari kata verbal, zabara-yazburu-zabr, yang berarti menulis.
Jadi, Zabur menurut arti asalnya, berarti kitab yang tertulis dengan bentuk jamaknya
zubur. Dalam Alquran kata Zabur dalam bentuk jamak zubur disebutkan pada sembilan
ayat, yaitu surah asy- Syu‘ara’ ayat 196, surah Ali Imran ayat 184, surah an-Nahl ayat 44,
Fatir ayat 25, al-Qamar ayat 43 dan 52, al-Isra’ ayat 55, an-Nisa’ ayat 163, dan surah al-
Anbiya’ ayat 105. Dalam bentuk mufrad (tunggal) Zabur disebutkan pada tiga ayat dalam
Alquran, yaitu surah al-Isra’ ayat 55, surah an-Nisa’ ayat 163, dan surah al-Anbiya’ ayat
105. Ayat ini menunjukkan bahwa Zabur merupakan kitab yang khusus diberikan kepada
Nabi Daud AS.

Zabur berisi 150 nyanyian (mazmur) yang dise nan dungkan Nabi Daud AS
dengan mengungkapkan semua pengalaman yang dialaminya pada masa hidupnya.
Pengalaman tersebut, seperti pengakuan dosanya, kisah kejatuhannya, pengampunan
dosanya oleh Allah, sukacitanya tentang kemenangannya atas musuh Allah, kemuliaan
Allah seperti dinyatakan oleh alam dan hukuman Allah, dan kemuliaan Messiah (Nabi
Muhammad) yang akan datang. Zabur yang merupakan mazmur berisi lima tipe
nyanyian, yaitu, nyanyian liturgi kebaktian untuk memuji Allah, nyanyian perorangan

6
sebagai ucapan syukur, ratapan- ratapan jamaah, ratapan dan doa individu, serta nyanyian
untuk raja.

Tentang penetapan Zabur bahwa Allah akan mewariskan bumi kepada manusia
yang saleh, seperti dinyatakan oleh Alquran, dapat dilihat bukti penetapan itu dalam
Mazmur Daud pada Perjanjian Lama. Alquran mengatakan, “Dan sungguh telah Kami
tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz bahwasanya bumi ini
dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” (QS al-Anbiya’ [21]: 105).

Sebutan Lauh Mahfuz ternyata juga tercantum di dalam Zabur sebagaimana


dikisahkan dalam Alquran. Lauh Mahfudz, menurut Zabur, adalah catatan tentang
ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Sedangkan pernyataan Alquran tentang
bumi yang dipusakai oleh orang-orang yang saleh, hal ini juga ternyata terdapat dalam
Zabur. Baik dalam kitab Zabur maupun Alquran, keduanya menyebutkan bahwa bumi
beserta isinya diwariskan kepada orang saleh, yakni mereka yang beriman kepada Allah
SWT dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apa pun.

D. Iman Kepada Kitab Injil

Kitab Injil diturunkan Allah swt., kepada Nabi Isa a.s. pada permulaan abad
pertama di Yerusalem. Injil ini berasal dari bahasa Ibrani yang artinya kabar gembira,
maksudnya berita akan datangnya utusan Allah, Muhammad saw., untuk seluruh alam.
Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-
perintah Allah swt., kepada umat manusia untuk memahasucikan Allah serta melarang
menyekutukan-Nya dengan benda atau makhluk lainnya (Amaliyah: 2017).

Disamping itu, dimuat keterangan- keterangan bahwa diakhir zaman akan datang seorang
nabi terakhir (Nabi Muhammad). Adapun Injil yang sekarang beredar, didunia hanyalah
karangan-karangan manusia. Injil ini dikenal dengan injil Matius, Injil Markus, Injil
Lukas, dan Injil Yohanes. Dalam keempat Injil tersebut banyak sekali terdapat perbedaan
pendapat, dan saling bertentangan satu sama lainnya. Menurut para ahli, Injil tersebut
memuat tulisan dan catatan tentang kehidupan Nabi Isa a.s. dan kepercayaan yang ada di
dalamnya merupakan hasil pemikiran Paulus dan bukan pendapat orang-orang Hawari
(pengikutpengikut Nabi Isa). Ada juga yang dinamakan Injil Barnabas karangan Barnaba.
Kitab Injil Barnaba dipandang ulama lebih sesuai dengan ajaran tauhid, tetapi Injil
Barnabas ini tidak dipergunakan oleh orang-orang Kristen (Nashrani). Oleh karena itu,
Injil yang wajib diyakini oleh umat muslim adalah Injil yang asli yang diturunkan kepada
Nabi Isa a.s., bukan Injil-Injil yang beredar saat ini (Amri: 2016).

Penjelasan mengenai kitab Injil tertulis dalam surat Al Hadid ayat 27.

7
“Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan
(pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa
santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya...” (Qs. Al Hadid:
27)
Selain memuat keterangan mengenai perintah untuk meng-Esakan Allah, Kitab
Injil juga menjelaskan akan lahir nabi terakhir yang menutup para nabi dan rasul bernama
Ahmad atau Muhammad SAW. Injil sudah mengalami perubahan dan penggantian yang
dilakukan oleh manusia. Kitab Injil yang sekarang lebih memuat tulisan dan catatan
tentang sejarah hidup Nabi Isa AS. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu
Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana).
Isi pokok kandungan kitab suci Injil, antara lain :

1. Menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul setelah Nabi Isa a.s.,yaitu Nabi
Muhammad SAW.
2. Perintah untuk kembali mengesakan Allah Swt.
3. Menghapus beberapa hukum dalam Kitab Taurat yang tidak lagi sesuai dengan
perkembangan zaman.
4. Menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul setelah Nabi Isa a.s., yaitu Nabi
Muhammad SAW.

E. Iman Kepada Kitab Al-Quran

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
saw., untuk disampaikan kepada umat manusia diseluruh dunia. Sementara itu, bila kita
yakini bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul terakhir, Al-Qur’an harus diakui pula
sebagai kitab suci terakhir yang diturunkan Allah kepada umat manusia. Kandungan
pokok Al-Qur’an antara lain:

Isi pokok kandungan kitab suci Al-Quran, antara lain :

1. Aqidah
2. Akhlak
3. Ibadah
4. Muamalah
5. Tarikh/Qissah

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi secara berangsurangsur selama 23 tahun,


yang terbagi dalam dua periode: Periode Mekah, yakni ayat-ayat dan surat-surat yang
diturunkan di Mekah yang lazimnya berisi akidah, dan dinamakan surat Makiyyah, dan
Periode Madinah, yakni ayat-ayat dan surat-surat yang diturunkan di Madinah yang

8
lazimnya berisi syari’at sehubungan sosial (mu’amalah) dan pembinaan masyarakat
Islam, yang kemudian dikenal sebagai surat Madaniyyah (Ismail: 2018).

Sebagai pedoman hidup dan petunjuk yang datang dari Allah, Al-Qur’an harus dijadikan
pegangan dalam semua aspek kehidupan kaum muslimin. Artinya, hanya Al-Qur’anlah
pedoman hidup mereka. Menjadikan petunjuk lain selain Al-Qur’an yang datang dari
Allah itu, niscaya akan membawa mereka pada kesengsaraan dan penderitaan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Petunjuk Allah swt yang termaktub di dalam kitab-kitab yang diturunkan-Nya merupakan
panduan untuk kebahagiaan manusia di dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, kitab itu
benar-benar berisi cara untuk membimbing kita untuk meraih kebahagiaan. Seorang
muslim wajib mengimani semua Kitab-Kitab Suci yang telah diturunkan oleh Allah swt.,
kepada para Nabi dan Rasul-Nya, baik yang disebutkan nama dan kepada siapa
diturunkan maupun yang tidak disebutkan. Diantara kitab-kitab Allah Swt yang
diturunkan kepada para rasul-Nya adalah Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa,
kitab Zabur kepada Nabi Daud, kitab Injil kepada Nabi Isa, dan kitab Al-Qur'an
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

B. Saran
Kalau terhadap Kitab Suci sebelumnya seorang muslim hanyalah mempunyai kewajiban
mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan kandungannya karena Kitab-Kitab Suci
tersebut berlaku untuk umat dan masa tertentu yang telah berakhir dengan kedatangan
Kitab Suci yang terakhir yaitu Al-Qur’an. Jika ada hal-hal yang sama yang masih berlaku
dan diamalkan, itu hanyalah semata-mata diperintahkan oleh Al-Qur’an bukan karena ada
pada Kitab Suci sebelumnya. Sedangkan iman kepada Al-Qur’an membawa konsekuensi
yang lebih luas seperti mempelajarinya, mengamalkan dan mendakwahkannya serta
membelanya dari serangan musuhmusuh Islam. Jadi, dengan adanya kitab-kitab Allah
swt ini, manusia dapat membedakan mana yang benar (haq) dan mana yang salah
(bathil), mana yang bermanfaat dan mana yang mengandung mudarat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Terjemahan. 2015. Departemen Agama Ri. Bandung: Cv Darus Sunnah.


Amaliyah. 2017. Satu Tuhan Tiga Agama (Yahudi, Nasrani, Islam Di Yerusalem). Religious:
Jurnal Agama Dan Lintas Budaya. Vol 1. No 2. Hal 185-190.
Amri, Muhammad. 2016. Aqidah Akhlak. Makassar
Gholib, Achmad. 2016. Akidah Akhlak Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Fitk Uin Syarif
Hidayatullah
Ismail. 2018. Sistematika Mushaf Al-Qur’an. Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam. Vol 8. No
1. Hal 85-94.
Matsna, Dkk. 2017. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Palembang: Bks Ptn
Barat
Nopriyansa, Eko.2019. Sejarah Kenabian Dalam Bibel Dan Al-Quran. Religi. No 15. No 2. Hal
223-242.
Rahman, Abdul. 2020. Corak Tasawuf Dalam Kitab-Kitab Tafsir Karya K.H. Ahmad Sanusi.
Bandung: Uin Sunan Gunung Djati

10

Anda mungkin juga menyukai