Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya dan
makalah ini dapat tersusun dengan baik. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari apa yang
diharapkan karena masih banyak kekurangannya baik pada penjelasannya maupun teorinya.
Oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
Dalam pembuatan makalah ini kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
bagi para penyusunnya walaupun makalah ini sederhana namun atas nama tim penyusun
kami ucapkan terima kasih.

Teluk Kuantan, 14 Agustus 2019


Penyusun

Abdul Wahab

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar belakang Masalah................................................................................... 1
B. Tujuan .............................................................................................................. 1
C. Manfaat Penulisan ........................................................................................... 1
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
A. Pengertian Kitab dan Suhuf ........................................................................... 2
B. Iman kepada kitab allah ................................................................................. 2
C. Suhuf nabi ibrahim ......................................................................................... 3
D. Kitab-Kitab Allah dan pembahasan................................................................ 5
1. kitab taurat ...................................................................................................... 7
2. kitab zabur ..................................................................................................... 7
3. kitab injil ........................................................................................................ 9
4. kitab al-quran ................................................................................................. 10
E. Nama Lain Kitab Al-Quran ............................................................................ 11
F. Isi Kandungan Al-Quran ................................................................................ 18
G. Keistimewaan Al-Quran ................................................................................. 19
BABA III PENUTUP .............................................................................................. 27
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 27
B. Saran ................................................................................................................ 27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagaimana kita ketahui bersama sebagai orang muslim bahwa hukum belajar ilmu
tentang apa itu suhuf dan kitab. Kalau ada dalam suatu tempat ada seseorang yang
menguasai ilmu ini maka bagi yang lainnya tidak menanggung dosa, kalau sampai tidak ada
maka seluruh kaum muslimin menanggung dosa.

B. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas agama islam yang
diberikan kepada kami selaku siswa SMK Negri 2 teluk kuantan dengan harapan semoga bermanfaat bagi
kita semua.

C. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
khususnya kepada siswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang suhuf dan kitab
yang duturunkan Allah S.W.T. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata pelajaran agama islam

D. Metode Pengumpulan Data


Data penulisan makalah ini diperoleh dengan memperoleh data dari internet.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Shuf dan Kitab

Kitab (Bahasa Arab: ‫كتاب هللا‬, Kitabullāh) yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan
kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.

Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-
lembaran yang terpisah.

Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf.

 Persamaan : Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.


 Perbedaan : Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf, kitab dibukukan sedangkan
suhuf tidak dibukukan.

B. Iman Kepada Kitab Allah

pengertian iman kepada kitab allah beriman kepada kitab allah

Iman secara etimologi berasal dari bahasa arab amana-yu’minu-imanan yang artinya
percaya.

Menurut istilah Iman adalah pembenaran dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan

dengan amal perbuatan. Begitu pula dengan kitab yang berasal dari bahasa Arab kataba-
yaktubu-kitaban yang artinya buku ,tulisan, ketetapan, surah kiriman dan hukum (peraturan).

Dalam memahami kitab suci dibagi menjadi dua kategori:

1. Kitab Suci Samawi , yaitu kitab suci yang bersumber dari wahyu atau firman Allah
SWT yang disampaikan melalui Malaikat Jibril kepada rasul yang dipilihNya.
2. Kitab suci Ardi yaitu kitab suci yang bersumber dari hasil perenungan para tokoh
agama , dan bukan yang bersumber dari wahyu atau firman Allah SWT.

Dari pengertian di atas secara terminology iman kepada kitab-kitab Allah adalah

iv
mempercayai dan meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabnya kepada para
Rasulnya agar kitab-kitabnya itu dijadikan sebagai pedoman hidup (way of life) umat
manusia agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

C. SUHUB IBRAHIM AS

Shuhuf Nabi Ibrahim (Arab: ‫صحف إبراهيم‬, Ṣuḥuf ʾIbrāhīm) adalah bagian dari salah satu
Shuhuf atau lembaran suci yang diyakini umat Islam sebagai lembaran-lembaran yang
diturunkan oleh Allah SWT. kepada Nabi Ibrahim, untuk disampaikan kembali kepada
umatnya.

Hal tersebut telah disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam Alquranulkarim dalam beberapa
tempat, ada yang bersifat global atau yang bersifat terperinci.

Yang bersifat global, misalnya firman Allah Ta’ala,

Artinya “Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub
dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan
kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka
dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (SQ. Al-Baqoroh: 136)

Juga firman Allah Ta’ala,

Artinya “Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada
Kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa
yang diberikan kepada Musa, Isa dan Para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-
bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah Kami menyerahkan diri."
(SQ. Ali Imron: 84)

Adapun ayat-ayat yang jelas terdapat dalam surat An-Najm, Allah Ta’ala berfirman,

Artinya “Maka Apakah kamu melihat orang yang berpaling (dari Al-Quran)? Serta memberi
sedikit dan tidak mau memberi lagi? Apakah Dia mempunyai pengetahuan tentang yang
ghaib, sehingga Dia mengetahui (apa yang dikatakan)? ataukah belum diberitakan kepadanya
apa yang ada dalam lembaran- lembaran Musa?. Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu
menyempurnakan janji? (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa

v
orang lain, Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan
diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna.” (SQ. AN-Najm: 33-41)

Dalam surat Al-A’la, Allah Ta’ala berfirman,

Artinya “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan
Dia ingat nama Tuhannya, lalu Dia shalat. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih
kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-Kitab
Ibrahim dan Musa.” (SQ. Al-a’la: 14-19)

Ibnu Jarir rahimahullah berkata, “Adapun shuhuf merupakan bentuk jamak dari shahifah,
yang dimaksu adalah kitab Ibrahim dan Musa.” (Jami Albayan, 24/377)

Al-Allamah Asy-Syinqithy rahimahullah berkata, “

Artinya “Apa yang diturunkan kepada Ibrahim” tidak dijelaskan disini, apa yang diturunkan
kepada Nabi Ibrahim. Akan tetapi dijelaskan dalam surat Al-A’la bahwa yang dimaksud
adalah shuhuf (lembaran-lembaran). Dan termasuk yang terdapat dalam shuhuf adalah,

Artinya “Dan kalian lebih mementingkan kehidupan dunia sedangkan akhirat lebih baik dan
lebih abadi”.

Hal itu terdapat dalam firmanNya,

Artinya “Sesungguhnya ini terdapat dalam shuhuf yang pertama, yaitu shuhuf Ibrahim dan
Musa.” (Adhwa’ul Bayan, 1/45)

Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita tentang sejarah turunnya.
Sebagaimana diriwayatkan dari Watsilah bin Alasqa, sesungguhnya Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,

Artinya “Shuhuf Ibrahim alaihissalam diturunkan di awal malam Ramadan, sedangkan Taurat
diturunkan pada enam Ramadan. Injil diturunkan pada tanggal 10 Ramadan, Al-Furqan
(Alquran) diturunkan pada tanggal 24 Ramadan.” (HR. Ahmad dalam Almusnad, 4/107,
dinyatakan hasan oleh Alalbany dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 1575)

vi
Terdapat riwayat dalam sebagian hadits yang lemah atau sebagian atsar tabiin yang mengutip
shuhuf Ibrahim. Kemungkinan besar hal tersebut dikutip dari kitab-kitab Bani Israil.
Seandainya riwayat itu benar, semuanya menunjukkan bahwa kandungan yang terdapat pada
shuhuf Ibrahim adalah hikmah dan nasehat.

Daud bin Hilal Annashibi berkata, “Tertera dalam shuhuf Ibrahim alaihissalam, (ungkapan
sebagai berikut), “Duhai dunia, betapa rendahnya engkau yang berpura-pura dan bergaya di
hadapan orang-orang saleh. Sungguh Aku telah tetapkan di hati mereka keengganan
terhadapmu dan penolakan terhadapmu. Tidaklah aku ciptakan ciptaan yang lebih rendah
darimu. Semua urusanmu adalah kecil, engkau akan binasa. Aku telah tetapkan saat Aku
ciptakan makhluk bahwa engkau tidak akan abadi untuk siapapun, dan tidak ada seorang pun
yang abadi di atasmu, walaupun pencintamu bakhil dan kikir demimu. Beruntunglah orang-
orang saleh yang selalu ridha denganKu di hati mereka dan selalu jujur hatinya serta
istiqomah. Beruntunglah mereka. Tidak ada balasan mereka dariKu jika mereka
menghadapKu kecuali cahaya yang berjalan di depan mereka dan malaikat yang mengelilingi
mereka sehingga mereka tiba pada apa yang merekah harapkan berupa rahmatku.” (Azzuhd,
Ibnu Abi Dunya, no. 200)

Disebutkan dalam Al-Mau’suah Al-Fiqhiyyah (15/167)

Artinya “Adapun shuhuf Ibrahim dan Daud, di dalamnya berisi nasehat-nasehat dan
perumpamaan-perumpamaan, tidak ada hukum padanya. Maka dia tidak dapat dikatakan
sebagai kitab-kitab yang mengandung hukum-hukum.”

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Shuhuf Ibrahim adalah shuhuf yang Allah
Ta’ala turunkan kepada Ibrahim. Di dalamnya terdapat nasehat-nasehat dan hukum-hukum.”
(Liqoat Al-Bab Al-Maftuh, pertemuan no. 176)

Wallahua’lam.

D. Kitab Kitab Allah (Zabur, Taurat, Injil, dan Al quran

Kitab Kitab Allah (Zabur, Taurat, Injil, dan Al quran) adalah kitab-kitab yang diturunkan
Allah kepada Nabi atau Rasul. Dalam Al-Qur’an tidak disebut jumlah serta nama kitab Allah.

vii
Kita menhetahui jumlah dan nama kitab berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad
SAW.

Sebagai orang yang beriman, kita wajib mempercayai dan meyakini bahwa Allah telah
menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para nabi dan rasul. Percaya kepada kitab-kitab Allah
termasuk salah satu rukun iman.

Kitab Kitab Allah

Berikut ini adalah 4 kitab kitab Allah.

No Nama Kitab Nabi/Rasul penerimanya Bahasa Ditujukan Kepada

1 Taurat Musa AS Ibrani Kaum Bani Israil

2 Zabur Daud AS Qibti Kaum Bani Israil

3 Injil Isa AS Suryani/Ibrani Kaum Bani Israil

4 Al Qur’an Muhammad SAW Arab Semua umat manusia dan jin

viii
1. Kitab Taurat (Nabi Musa AS)

Kitab taurat yang dalam bahasa ibrani disebut thora adalah kitab suci yang diturunkan Allah
SWT kepada Nabi Musa AS. Untuk membimbing kaumnya Bani Israil. Jadi Kitab Taurat
menggunakan bahasa Ibrani.

Kitab taurat adalah salah satu dari tiga komponen yaitu thora, nabiin dan khetubi’in. 3
komponen ini terdapat dalam kitab suci agama yahudi yang disebut Biblia (Al-Kitab)

Orang-orang Kristen menyebutnya Old Testament (Perjanjian Lama).

Dalam Kitab Taurat ini ada yang berisi kisah keluarnya Bani Israil dari penindasan (Fir’aun)
di Mesir dibawah pimpinan Nabi Musa AS. Kitab ini juga menceritakan keberadaaan Nabi
Musa di padang Tiah (semenanjung Sinai) selama 40 tahun untuk berdoa kepada Yahwe
(Allah Yang Maha Esa). Dalam doanya Allah menurunkan sepuluh perintah (ten
commandments)

Dalam doanya Allah menurunkan sepuluh perintah, berikut adalah 10 poin tersebut :

1. Hormati dan cintai satu Allah.


2. Sebutlah nama Allah dengan hormat.
3. Kuduskanlah hari Tuhan (hari sabat, yaitu hari ke-7 setelah bekerja enam hari dalam
seminggu).
4. Hormati ibu dan bapakmu.
5. Jangan membunuh.
6. Jangan bercabul.
7. Jangan mencuri.
8. Jangan berdusta.
9. Jangan ingin berbuat cabul.
10. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.

Berikut contoh ajaran Taurat :

Artinya : “Hai anak Adam! Aku menciptakan engkau, supaya engkau beribadah kapada-Ku,
maka janganlah engkau main-main.”

ix
Isi Kandungan kitab Taurat

1. Ajaran Tauhid (mengesakan Allah).


2. Nasehat-nasehat kebaikan.
3. Hukum-hukum syariah.

Kisah dan sejarah nabi nabi terdahulu

2. Kitab Zabur (Nabi Daud AS)

Kitab zabur adalah nama kitab suci yang diberikan kepada Nabi Dawud AS. Zabur berasal
dari kata zabara-yazburu-zabran yang berarti menulis. Bahasa yang digunakan Kitab Zabur
adalah bahasa Qibti. Kitab zabur berisi 150 surah seperti yang dikutip Ali AS-Sabuni dalam
kitab Safwah At-Tafasir juz 1 halaman 320.

kitab zabur disebut juga dalam bahasa arab dengan mazmur dan jamaknya mazamur, yang
berisi 150 nyanyian yang disenandungkan Nabi Dawud as dengan mengungkapkan semua
pengalaman yang dialami pada masa hidupnya seperti dosa, kejatuhan, pengampunan dosa,
suka cita atas kemenangannya terhadap musuh allah dan kemulian Allah SWT.

Nabi Dawud AS menyatakan bahwa inti sari kitab taurat yang berupa sepuluh perintah tetap
menjadi pedoman hidupnya, meskipun Allah menurunkan kitab Zabur kepadanya.

Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah


memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa,
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (QS. Anisa 163)

Dalam kitab zabur tidak ditemukan pembahasan tentang hukum, karena masih mengikuti dan
meneruskan syariat serta hukum terdahulu pada Nabi Musa as.

Isi kandungan Kitab Zabur

1. Ajaran Tauhid (mengesakan Allah SWT)


2. Kata-kata hikmah
3. Nasihat-nasihat kebaikan

x
3. Kitab Injil (Nabi Isa AS)

Injil adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa. Kitab ini pada intinya berisi ajakan
kepada umat Nabi Isa. Untuk hidup dengan menjahui kerakusan dan ketamakam duniawi.

Bertujuan untuk meluruskan pandangan orang yahudi yang bersifat materialistis. Dan Kitab
Injil menggunakan bahasa Suryani .

Dia Isa berkata: “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia memberiku Kitab Injil dan Dia
menjadikan aku seorang Nabi.” (QS. Maryam 30).

Kitab Injil yang ada sekarang berbeda dengan kitab Injil asli yang diturunkan Allah kepada
Nabi Isa.

Dalam bentuknya yang sekarang ada sejumlah pengikut Nabi Isa yang memasukakan
karanganya kedalam kitab Injil. Mereka adalah Matius, Markus, Lukas dan Yahya. Karena itu
Injil tersebut dinamakan sesuai pengarangnya yaitu Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan
Injil Yahya.

Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan Rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula)
dengan Isa putra Maryam, dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati
orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. dan mereka mengada-adakan
rahbaniyyah. Padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah
yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya
dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang
beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.( QS. Al-
Hadid 27).

Diantara kitab injil ada yang isinya tidak bertentangan dengan Al-Quran yaitu Injil Barnabas
tetapi injil ini ditolak oleh umat Nasrani,adapun ajaran Injil Barnabas adalah :

 Yesus tidak disalib yang disalib sebenarnya ialah Yudas Iskariat yang telah
diserupakan oleh Tuhan(rupa dan suaranya).Yesus sendiri naik ke langit bersama
malaikat.

xi
 Yesus bukan anak Allah,bukan pula tuhan,tetapi sebagai rasul Allah.
 Messias (ratu adil atau juru selamat) atau al-masih yamg dinanti-nantikan, bukanlah
Yesus,tetapi Muhammad SAW, Nabi dan Rasul Allah yang terakhir.
 Putra Ibrahim yang akan disembelih adalah Ismail, bukan Ishaq,seperti yang ada pada
perjanjian lama yang ada sekarang.

Isi Kandungan kitab Injil

1. Ajaran Tauhid (MengEsakan Allah SWT).


2. Hukum-hukum syariah.
3. Nasihat-nasihat kebaikan.
4. Sejarah nabi-nabi terdahulu.

4. Kitab Al Quran (Nabi Muhammad SAW)

Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW,
sebagai nabi terakhir, dinamakan Al Quran karena sebagai kitab suci yang wajib dibaca,
dipelajari dan merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik.

Al-Quran adalah kitab terakhir dan penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Lihat QS .
Almaidah : 48 ( sudah dihafalkan).

Al Quran pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW ketika beliau sedang bertafakur
digua hira pada tanggal 17 Ramadan bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 632 M sejak itu,
tanggal 17 Ramadhan diperingati sebagai nuzulul quran oleh umat Islam sedunia.

Al Quran diturunkan secara berangsur angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Tujuan dIturunkannya Al Quran secara berangsur-angsur adalah:

1. Agar mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh umat Islam.


2. Lebih mengesankan dan lebih berpengaruh dihati.
3. Agar lebih mudah dihafalkan.
4. Memberikan jawaban atas pertanyaan atau panolakan terhadap suatu pendapat atau
perbuatan.

xii
Beberapa nama lain dari AL Quran adalah Al-Kitab (ketetapan atau tulisan) lihat Qs. Al
Baqarah : 2, Al Furqan (pembeda atau membedakan antara yang hak dan yang batil) lihat Qs
Furqan: 1, dan Az Zikr (peringatan bagi umat manusia) lihat Al Hijr ayat 9.

Kedudukan Al Quran Terhadap Kitab Kitab Allah

 Al Quran menghapus (nasakh) kitab-kitab Allah sebelumnya baik dari segi redaksi
maupun hokum-hukum yang terkandung dadalamnya.
 Hukum-hukum yang terdapat dalm kitab-kitab sebelumnya khusus untuk umat saat itu
saja. Al Quran adalah sumber memutuskan perkara diantara manusia yang beraneka
ragam agama (lihat an Nisa 105)
 Hukum dalam Al Quran berlaku untuk siapa saja dan kapan saja,sedangkan kitab
sebelumnya hanya untuk masa itu saja.
 Al Quran selalu dijaga kebenaranya oleh Allah SWT (Qs. Hijr, 9)
 “ Sesungguhnya Kamilah Yang menurunkan Al-Quran dan pasti Kami yang
memeliharanya (menjaganya) “
 Isi Al-Quran lebih lengkap daripada kitab-kitab sebelumnya.
 Al-Quran sebagai batu ujian terhadap kitab-kitab sebelumnya.

E. Nama Lain Al Quran Lengkap dengan Arti dan Penjelasannya

Nama Lain Al Quran – Al Qur’an adalah kitab suci dari umat islam. Al qur’an secara
bahasa memiliki arti bacaan. Sedangkan secara istilah, alquran memiliki arti sebagai firman
Allah SWT yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an bagi umat
islam adalah kitab suci yang bukan hanya wajib dibaca, tetapi juga dipelajari, diterapkan,
diamalkan, dan dijadikan petunjuk bagi kehidupan manusia.

Ditinjau dari tujuannya, Al-Qur’an bertujuan untuk menyempurnakan kitab terdahulu seperti
Taurat, Zabur, dan Injil. Karena itu, Al-Qur’an menjadi sempurna sebagai sumber ajaran
hidup manusia. Al-Qur’an sebagai kitab suci dan pedoman hidup memiliki beberapa nama
lain. Nama-nama tersebut beserta artinya akan dijelaskan dalam artikel ini.

1. Al Kitab (Kitab)

xiii
Dalam bahasa Arab, kata Kitab dengan adanya baris tanwin di akhir yaitu Kitabun memberi
makna yang sangat umum yakni sebuah kitab yang tidak ternetentu. Dan jika ditambah
dengan adanya alif beserta lam di depannya sehingga menjadi Al Kitab maka makna telah
berubah menjadi sesuatu yang khusus (kata dengan nama tertentu).

Terdapat banyak nama lain dari Al-Quran dan sesuai dengan ciri-ciri serta kriteria dari Al-
Quran itu sendiri. Al-Kitab sebagai nama lain dari Al-Qur’an disebutkan dalam beberapa
ayat. Dalam Al Qur’an Surat Ad Dukhan (44) ayat 1 – 3 Allah SWT berfirman yang artinya
“Haa miim, demi Kitab (yaitu Al Qur’an) yang menjelaskan”

Dalam ayat yang lain juga disebutkan di dalam surat Al Baqarah ayat 2 Allah SWT berfirman
yang artinya “Kitab (yaitu Al Qur’an) ini tak ada keraguan padanya, dan juga menjadi
petunjuk bagi mereka yang (tetap) bertakwa”

2. Al Hudaa (Artinya Petunjuk)

Al Quran bagi umat islam merupakan sebuah petunjuk dan pedoman kelangsungan hidupnya
dalam melakukan segala sesuatu. Al-Qur’an sebagai petunjuk telah dinyatakan oleh Allah
SWT dalam firmannya. Al Hudaa sebagai nama lain dari Al Quran dinilai sesuai dengan
kriteria dan ciri-ciri dari kitab suci umat Islam tersebut.

Beberapa ayat yang menyebutkan bahwa Al Qur’an sebagai petunjuk ialah dalam Al Qur’an
surat Al Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman yang artinya “Al Qur’an sesungguhnya
adalah petunjuk bagi umat manusia”. Ayat lain yaitu QS (3) ayat 138 Allah SWT berfirman
dengan arti “Alqur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”

Allah SWT juga berfirman dalam surat AL Baqarah ayat 185 yang artinya “Bulan ramadan
merupakan bulan dimana diturunkannya Al Qur’an (yang digunakan) sebagai petunjuk bagi
umat manusia serta penjelasan mengenai petunjuk tersebut sekaligus sebagai pembeda
(pembeda antara mana yang benar dan juga mana yang batil)”

Al Qur’an surat Fushilat (41) ayat 44 juga menjelaskan mengenai Al Hudaa yang artinya
“dan jikalau Kami jadikan Al Quran sebagai bacaan dalam bahasa selain Arab, maka tentu
mereka akan mengatakan: ‘mengapa tidak dijelaskan ayatnya?’ Apakah (pantas Al Qur’an)
dalam bahasa asing sedangkan Rasul merupakan orang Arab?…….”

xiv
QS. Fushilat ayat 44 “….Katakanlah bahwa Al Qur’an itu merupakan petunjuk serta penawar
bagi orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang tidak beriman sungguh terdapat
sumbatan pada telinga mereka……”

3. Al Furqan (Artinya Pembeda)

Al Furqan memiliki arti sebagai pembeda. Dalam hal ini, AL Quran dijadikan sebagai
pembeda kehidupan umat islam dari hal-hal mana yang baik dan mana yang tidak serta
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membaca dan mengamalkan Al Qur’an
manusia sudah sewajanya dapat membedakan mana yang Al Haq (yang baik) serta mana
yang batil (yang buruk).

Jika manusia telah belajar, membaca, dan memahami Al Qur’an maka seseorang tersebut
sudah seharusnya dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Contohnya saat
hendak mencari keuntungan ketika berdagang, dijelaskan untuk tidak melakukan
pengurangan berat dari barang dagangan yang artinya itu penipuan.

Allah SWT pernah berfirman dalam Al Qur’an surat Al-Furqan ayat 1 yang artinya “Maha
Suci Allah SWT yang telah menurunkan (mewahyukan) Al-Furqan (yakni Al Qur’an) kepada
hambaNya (Muhammad)…”

4. Ar Rahmah (Artinya Rahmat)

Nama lain dari Al Quran yakni Ar Rahmat mengandung arti bahwa Al Quran akan
melahirkan hikmah, rahmat, dan juga iman. Bagi umat manusia yang senantiasa beriman
serta berpegang teguh pada Al Quran sebagai Ar Rahmah ini tentu akan terus mencari
kebaikan dan senantiasa akan cenderung kepada kebaikan yang ditimbulkan tersebut.

Ar Rahmah sebagai nama lain dari Al Qur’an dinyatakan Allah SWT dalam firmannya dalam
surat Al Isra’ ayat 82 yang artinya “dan Kami turunkan Al Qur’an (sebagai sesuatu) yang
akan menjadi penawar serta rahmat bagi setiap orang yang beriman, sedangkan bagi mereka
yang zalim maka (Al Qur’an) hanyalah akan menambahkan kerugian”

xv
5. An Nuur (Artinya Cahaya)

Selain menjadi petunjuk, pedoman,dan rahmat, Al Quran bagi umat islam juga menjadi
cahaya bagi kehidupan yang akan menuntun manusia menuju cahaya kebenaran, menjauhkan
dari kegelapan, kesesatan serta kejahilan ilmu. Dengan An Nuur, manusia akan senantiasa
beriman dan mengabdi kepada Allah SWT serta terjauhkan dari kesempitan dunia dengan
melihat keluasan dari akhirat.

Allah berfirman dalam surat Al Maidah ayat 17 yang artinya “dengan kitab itulah Allah SWT
memberikan petunjuk kepada hamba yang senantiasa mengikuti keridhaanNya ke dalam jalan
keselamatan….”

Al Maidah ayat 17 “….dan (dengan Kitab ‘Al Qur’an’ itu pula” Allah SWT membawa
hamba tersebut keluar dari adanya kegelapan menuju terangnya cahaya dan tentu dengan
izin-Nya akan menunjukkan ke jalan yang benar dan lurus”

6. Ar Ruuh (Artinya Roh)

Allah SWT menurunkan wahyu kepada Rasul-Nya yaitu Nabi Muhammad SWT berupa Al
Qur’an dan dinamakan sebagai roh. Roh dalam hal ini berarti menghidupkan sesuatu.
Selayaknya jasad manusia, tanpa adanya roh manusia akan mati, tidak berguna, dan busuk.
Al Qqur’an dinilai sebagai roh untuk menghidupkan hati yang telah mati hingga dekat kepada
sang Pencipta.

Ar Ruuh sebagai nama lain dari Al Quran dinyatakan oleh Allah SWT dalam firmannya Al
Qur’an surat Ash Shura ayat 52 dengan arti “dan demikianlah Kami wahyukan kepada
engkau (Muhammad) sebuah Ruuh (yakni Al Qur’an) dengan adanya perintah Kami,…”

7. Asy Syifaa’ (Artinya Penawar)

Al Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk diturunkan kepada
manusia telah di sifatkan sebagai penyembuh dan penawar bagi umat manusia. Penawar dan
penyembuh berkaitan dengan penyakit.

Manusia tentu akan memiliki beberapa penyakit hati seperti sombong, ragu, bahkan syirik.
Tafsir Ibnu Kathir menjelaskan bahwa Al Qur’an dapat menjadi penawar dan penyembuh

xvi
dari berbagai penyakit hati yang ada di dalam manusia. Sesungguhnya Al Qur’an yang benar-
benar diamalkan akan membawa kedamaian dan ketenangan hati manusia.

Al Qur’an dapat memberikan pencerahan bagi yang beriman. Ketika hati seseorang terbuka
pada Al Qur’an maka ia dapat mengobati dirinya sendiri. Perasaan yang mudah datang seperti
mudah marah, dengki, iri, cemas dapat menjadi lebih bahagia dan tenang serta senantiasa
berada di jalan Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam surat Yunus ayat 57 yang artinya “Wahai manusia.
Sesungguhnya Kami telah datangkan kepadamu sebuah pelajaran (yakni Al Qur’an) dari
Tuhanmu sebagai penawar dari berbagai penyakit yang ada di dalam hati serta sebagai
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”

8. Al Haq (Artinya kebenaran)

Al Haq memiliki arti kebenaran. Sudah sewajarnya Al Qur’an diberi nama sebagai Al Haq
karena isinya dari wal hingga akhir yang mengandung kebenaran. Kebenaran yang datang
dari Allah SWT untuk menciptakan kehidupan manusia yang sesuai dengan isi Al Qur’an
serta untuk mengatur sistem kehidupan manusia.

Karena itu, pandangan yang ada di dalam Al Qur’an merupakan sesuatu yang sudah
seharusnya untuk diikuti serta dijadikan sebagai prioritas utama dalam segala sisi kehidupan
termasuk dalam pengambilan keputusan.

Al Haq sebagai nama lain dari Al Qur’an dinyatakan Allah SWT dalam firmannya di Al
Qur’an surat Al Baqarah ayat 147 yang artinya “kebenaran itu sesungguhnya dari Tuhanmu,
maka jangan sekali-sekali wahai engkau (Muhammad) termasuk ke dalam orang-orang yang
ragu”

9. Al Bayaan (Artinya keterangan)

Al Bayaan memiliki arti sebagai keterangan. Dalam hal ini Al Qur’an sebagai Al Bayaan
yaitu memberikan penjelasan dan keterangan kepada umat manusia perihal apa yang baik dan
apa yang buruk bagi mereka. Penjelasan mengenai antara mana yang haq dan mana yang
batil, mana yang benar dan mana yang palsu, mana yang lurus dan mana yang sesat.

xvii
Selain itu, ada beberapa kisah umat terdahulu yang diterangkan di dalam Al Qur’an, umat
umat yang mengingkari perintah Allah SWT dan diberikan oleh-Nya azab yang bahkan tidak
terduga.

Al Qur’an sebagai Al Bayaan dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al Baqarah
ayat 138 yang artinya “Inilah (kitab Al Qur’an) suatu keterangan yang memberikan
penjelasan untuk umat manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi mereka orang-
orang yang bertakwa”

10. Al Mau’izhah (Artinya Pengajaran)

Al Mau’izhah memiliki arti sebagai pengajaran atau nasihat. Al Qur’an sebagai Al Mau’izhah
diturunkan sebagai untuk berbagai keperluan dan kegunaan bagi umat manusia. Umat
manusia akan senantiasa membutuhkan pelajaran dan peringatan yang akan membawa
manusia tersebut kembali pada tujuan penciptaan yang sesungguhnya.

Tanpa bahan peringatan dan pengajaran tersebut, manusia akan selalu lalai dan tidak
menghiraukan kewajibannya karena adanya nafsu dan hasutan yang didorong oleh adanya
syaitan. Karena itu, Al Qur’an sangat berperan penting sebagai Al Mau’izhah dalam pondasi
kehidupan manusia.

Selain itu, nasihat beserta peringatan penting adanya karena sebagai manusia akan sering
dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan dan solusi penyelesaiannya ialah dengan
mengambil bahan ajar dari agama (di dalam Al Qur’an). Permasalahan dapat beragam bahkan
tata cara berperilaku terhadap tetangga, orang tua, dan musuh sekalipun.

Allah SWT menerangkan dalam firmannya mengenai Al Qur’an sebagai Al Mau’izhah dalam
surat Al Qamar ayat 22 yang artinya “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an
sebagai peringatan, maka adakah orang-orang yang mau untuk mengambil pelajaran? (dari Al
Qur’an)”

Allah SWT juga menerangkan dalam Al Qur’an surat Yunus ayat 57 yang artinya “Wahai
manusia. Sesungguhnya Kami telah datangkan kepadamu sebuah pelajaran atau peringatan
(yakni Al Qur’an) dari Tuhanmu sebagai penawar dari berbagai penyakit yang ada di dalam
hati serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”

xviii
11. Adz Dzikr (Artinya Pemberi Peringatan)

Adz Dzikra memiliki arti sebagai peringatan, hal tersebut sudah menjadi sifat Al Qur’an
sebagai firman Allah SWT. Al Qur’an sebagai Adz Zikra memiliki arti bahwa sifat Al Qur’an
yang akan selalu memberikan peringatan kepada umat manusia dari sifat lupa yang mungkin
sudah mendarah daging pada manusia.

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT dengan sifat lupa. Manusia bisa lupa dalam
berbagai hal termasuk dalam hubungannya dengan Sang Pencipta, hubungan antara manusia
dengan manusia pun bisa lupa dengan tuntutan-tuntutan yang sudah seharusnya dilakukan
oleh manusia.

Oleh karena itu, orang-orang yang beriman senantiasa dituntun untuk menjadikan Al Qur’an
sebagai pendamping. Selain membaca dan mengamalkan merupakan ibadah, Al Qur’an juga
senantiasa memberikan peringatan kepada manusia mengenai tanggung jawab yang sedang
kita emban.

Al Qur’an sebagai Adz Dzikr dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya di dalam Al
Qur’an surat Al Hijr ayat 9 yang artinya “Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan
Adz Zikra (yakni Al Qur’an) dan Kamilah pula yang akan memeliharanya (Al Qur’an)”

12. Al Busyraa (Artinya Berita Gembira)

Al Qur’an sebagai Al Busyraa (berita gembira) menjelaskan bahwa Al Quran merupakan ktab
yang di dalamnya kerap menceritakan berita gembira bagi manusia yang senantiasa beriman
kepada Allah SWT dan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya, hidup sesuai
dengan jalan dan aturan yang ada di dalam Al Qur’an.

Banyak janji dan kabar gembira yang Allah SWT berikan kepada orang yang beriman sesuai
dengan dengan ayat Al Qur’an. Kabar tersebit disampaikan dengan balasan dan pengakhiran
yang baik dan menggembirakan bagi orang yang patuh dengan Al Qur’an.

Allah SWT menjelaskan melalui firman-Nya di dalam Al Qur’an surat An Nahl ayat 89 yang
artinya “Dan ingatlah pada saat ketika Kami bangkitkan (kehidupan) setiap umat, seorang
saksi atas mereka dan dari diri mereka sendiri. Kami datangkan pula wahai engkau
(Muhammad) yang menjadi saksi atas mereka….”

xix
QS. An Nahl ayat 39 “……Dan Kami turunkan pula sebuah Kitab (yakni Al Qur’an) kepada
engkau untuk menjelaskan segala sesuatunya, serta sebagai petunjuk, rahmat dan juga kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri (orang-orang muslim)”

13. Al Burhan (Artinya Bukti Kebenaran)

Al Qur’an dengn sifat Al Burhan dijelaskan Allah SWT melalui firmannya di dalam Al
Qur’an Surat An Nisa (4) ayat 174 yang artinya “Wahai manusia, sungguh tekah datang
kepadamu sebuah bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad beserta mukjiazatnya), dan
juga telah Kami turunkan kepadamu sebuah cahaya yang terang bersinar (yakni Al Qur’an)”

14. Al Kalam (Artinya Perkataan)

Al Qur’an sebagai Al Kalam mengandung arti bahwa isi awal hingga akhir yang ada di dalam
Al Qur’an merupakan firman atau perkataan dari Allah SWT. Beberapa ayat Al Qur’an
menjelaskan Al Qur’an sebagai Al Kalam.

Penjelasan tersebut terdapat di dalam Al Qur’an surat At Taubah ayat 2 yang memiliki arti
“Maka hendaklah kamu berjalan (wahai kamu musyrikin) di muka bumi selama 4 bulan, dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan pernah bisa melemahkan Allah SWT dan
sesungguhnya Allah SWT akan menghinakan orang kafir”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa adanya perjanjian damai antara Nabi Muhammad SAW
dan orang-orang musyrikin. Isi perjanjian tersebut tidak ada peperangan antara kedua belah
pihak dan kaum muslimin diperbolehkan untuk haji ke kota Mekkah dan melakukan tawaf di
Ka’bah.

Allah SWT menurunkan ayat tersebut untuk memberikan kesempatan kepada kaum
msuyrikin untuk memperkuat diri dengan waktu 4 bulan. Artinya, semua yang ada di dalam
Al Qur’an merupakan perintah dan firman dari Allah SWT yang diturunkan kepada manusia
untuk dipatuhi dan diamalkan dalam kehidupan.

F. Isi kandungan Al-Quran

1. Akidah (Keyakinan).
2. Syariah (hukum) baik yang berkatan dengan ibadah atau muammalah.

xx
3. Akhlak (etika).
4. Kisah-kisah umat terdahulu.
5. Berita-berita tentang masa yang kan dating (akherat).
6. Prinsip dan dasar hukum-hukum yang berlaku bagi alam semesta termasuk manusia.

G. Keistimewaan-Keistimewaan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasul kita Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam, dimulai dengan surat al-Fatihan dan ditutup dengan surat an-Nas, bernilai
ibadah bagi siapa yang membacanya, berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:

Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap
kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‫ الــم‬ialah satu
huruf, akan tetapi ‫ ا‬satu huruf, ‫ ل‬satu huruf dan ‫ م‬satu huruf. [HR. Bukhari].

Banyak hadits shahih yang menjelaskan tentang keutamaan membaca surat-surat dari al-
Qur’an.

Berikut ini kami paparkan sebagian keistimewaan-keistimewaan al-Qur’an al-Karim: [2]

1. Tidak sah shalat seseorang kecuali dengan membaca sebagian ayat al-Qur’an (yaitu surat
Al-Fatihah-Red) berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca surat al-Fatihah”. [HR. Bukhari-Muslim]

2. Al-Qur’an terpelihara dari tahrif (perubahan) dan tabdil (penggantian) sesuai dengan
firman Allah Azza wa Jalla :

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar


memeliharanya”. [al-Hijr:9]

Adapun kitab-kitab samawi lainnya seperti Taurat dan Injil telah banyak dirubah oleh
pemeluknya.

3. Al-Qur’an terjaga dari pertentangan/kontrakdiksi (apa yang ada di dalamnya) sesuai


dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

xxi
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari
sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya”. [an-Nisa’:
82]

4. Al-Qur’an mudah untuk dihafal berdasarkan firman Allah:

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran”. [al-Qamar: 32]

5. Al-Qur’an merupakan mu’jizat dan tidak seorangpun mampu untuk mendatangkan yang
semisalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menantang orang Arab (kafir Quraisy) untuk
mendatangkan semisalnya, maka mereka menyerah (tidak mampu). Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:

“Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah:


“(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya
… “. [Yunus: 38]

6. Al-Qur’an mendatangkan ketenangan dan rahmat bagi siapa saja yang membacanya,
berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam suatu majlis kecuali turun pada mereka ketenangan
dan diliputi oleh rahmat dan dikerumuni oleh malaikat dan Allah akan menyebutkan mereka
di hadapan para malaikatnya”. [HR. Muslim].

7. Al-Qur’an hanya untuk orang yang hidup bukan orang yang mati berdasarkan firman
Allah:

“Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya)”.
[Yaasiin: 70]

Dan firman Allah:

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”.
[an-Najm:39]

Imam Syafi’i mengeluarkan pendapat dari ayat ini bahwa pahala bacaan al-Qur’an tidak akan
sampai kepada orang-orang yang mati. Karena bacaan tersebut bukan amalan si mayit.

xxii
Adapun bacaan seorang anak untuk kedua orang tuanya, maka pahalanya bisa sampai
kepadanya, karena seorang anak merupakan hasil usaha orang tua, sebagaimana disebutkan
dalam hadits Rasulullah n .

8. Al-Qur’an sebagai penawar (obat) hati dari penyakit syirik, nifak dan yang lainnya. Di
dalam al-Qur’an ada sebagian ayat-ayat dan surat-surat (yang berfungsi) untuk mengobati
badan seperti surat al-Fatihah, an-Naas dan al-Falaq serta yang lainnya tersebut di dalam
sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman”. [Yunus :57]

Begitu pula dalam firmanNya:

“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman”. (ِAl-Israa’:82)

9. Al-Qur’an akan memintakan syafa’at (kepada Allah) bagi orang yang membacanya,
berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memohonkan


syafa’at bagi orang yang membacanya (di dunia)”. [HR. Muslim].

10. Al-Qur’an sebagai hakim atas kitab-kitab sebelumnya, sebagaimana firman Allah Azza
wa Jalla :

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu”. [al-Maidah: 48]

Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata sesudah menyebutkan beberapa pendapat tentang tafsir (‫ُم َهي ِْمنًا‬
): “Pendapat-pendapat ini mempunyai arti yang berdekatan (sama), karena istilah (‫) ُم َهي ِْمنًا‬
mencakup semuanya, yaitu sebagai penjaga, sebagai saksi, dan hakim terhadap kitab-kitab
sebelumnya. Al-Qur’an adalah kitab yang paling mencakup dan sempurna, yang diturunkan
sebagai penutup kitab-kitab sebelumnya, yang mencakup seluruh kebaikan (pada kitab-kitab)

xxiii
sebelumnya. Dan ditambah dengan kesempurnaan-kesempurnaan yang tidak (ada dalam
kitab) yang lainnya. Oleh karena inilah Allah k menjadikannya sebagai saksi kebenaran serta
hakim untuk semua kitab sebelumnya, dan Allah menjamin untuk menjaganya. [Tafsir Ibnu
Katsir juz 2 hal. 65]

11. Berita Al-Qur’an pasti benar dan hukumnya adil. Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (al-Qur’an), sebagai kalimat yang benar dan adil.
Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya” [al-An-‘aam: 115].

Qatadah rahimahullah berkata: “Setiap yang dikatakan al-Qur’an adalah benar dan setiap apa
yang dihukumi al-Qur’an adalah adil, (yaitu) benar dalam pengkhabaran dan adil dalam
perintahnya, maka setiap apa yang dikabarkan al-Qur’an adalah benar yang tidak ada
kebohongan dan keraguan di dalamnya, dan setiap yang diperintahkan al-Qur’an adalah adil
yang tidak ada keadilan sesudahnya, dan setiap apa yang dilarang al-Qur’an adalah bathil,
karena al-Qur’an tidak melarang (suatu perbuatan) kecuali di dalamnya terdapat kerusakan.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

“Dia menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan
yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk” [al-A’raaf: 157] [Lihat tafsir Ibnu Katsir jilid 2 hal. 167]

12. Di dalam al-Qur’an terdapat kisah-kisah yang nyata, dan tidak (bersifat) khayalan, maka
kisah-kisah Nabi Musa bersama Fir’aun adalah merupakan kisah nyata. Firman Allah:

“Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar”. [al-
Qashash: 3]

Begitu pula kisah As-Haabul Kahfi merupakan kisah nyata. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:

“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya”. [Al-Kahfi: 13].

Dan semua apa yang dikisahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-Qur’an adalah
haq (benar). Allah berfirman:

“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar”. [ali-Imran: 62]

xxiv
13. Al-Qur’an mengumpulkan antara kebutuhan dunia dan akhirat. Allah berfirman:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu”. [al-Qashash:
77]

14. Al-Qur’an memenuhi semua kebutuhan (hidup) manusia baik berupa aqidah, ibadah,
hukum, mu’amalah, akhlaq, politik, ekonomi dan. permasalahan-permasalahan kehidupan
lainnya, yang dibutuhkan oleh masyarakat. Allah berfirman:

“Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab”. [al-An’aam: 38]

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri”. [an-Nahl: 89]

Al-Qurthubi berkata dalam menafsirkan firman Allah (‫ىء‬


ْ ‫ش‬ ِ ‫طنَا فِي ْال ِكت َا‬
َ ‫ب ِمن‬ ْ ‫ ) َّمافَ َّر‬Tiadalah Kami
lupakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab (Al-An’aam: 38)
: “Yakni di dalam al-Lauh al-Mahfud. Karena sesungguhnya Allah l sudah menetapkan apa
yang akan terjadi, atau yang dimaksud yakni di dalam al-Qur’an yaitu Kami tidak
meninggalkan sesuatupun dari perkara-perkara agama kecuali Kami menunjukkannya di
dalam al-Qur’an, baik penjelasan yang sudah gamblang atau global yang penjelasannya bisa
didapatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , atau dengan ijma’ ataupun qias
berdasarkan nash al-Qur’an”. [Juz 6 hal. 420].

Kemudian Al-Quthubi juga berkata: “Maka benarlah berita Allah, bahwa Dia tidak
meninggalkan perkara sedikitpun dalam al-Qur’an baik secara rinci ataupun berupa kaedah.

َ ‫“ ) َون ََّز ْلنَا َعلَيْكَ ْال ِكت‬Dan Kami


َ ‫َاب تِ ْبيَانًا ِل ُك ِل‬
Ath-Thabari berkata dalam menafsirkan ayat (‫ش ْىء‬
turunkan kepadamu Al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu. (An-Nahl: 89):
“Al-Qur’an ini telah turun kepadamu wahai Muhammad sebagai penjelasan apa yang
dibutuhkan manusia, seperti mengetahui halal dan haram dan pahala dan siksa. Dan sebagai
petunjuk dari kesesatan dan rahmat bagi yang membenarkannya dan mengamalkan apa yang
ada di dalamnya, berupa hukum Allah, perintahNya dan laranganNya, menghalalkan yang

xxv
halal mengharamkan yang haram. …Dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri
…… beliau berkata : “dan sebagai gambar gembira bagi siapa saja yang ta’at kepada Allah
dan tunduk kepadaNya dengan bertauhid dan patuh dengan keta’atan, maka Allah akan
berikan kabar gembira kepadanya berupa besarnya pahala di akhirat dan keutamaan yang
besar. [Juz 14 hal. 161].

15. Al-Qur’an mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jiwa manusia dan jin.
Adapun (pengaruh yang kuat terhadap) manusia maka banyak kaum musyrikin pada
permulaan Islam yang terpengaruh dengan al-Qur’an dan merekapun masuk Islam.
Sedangkan di zaman sekarang, saya pernah bertemu dengan pemuda Nasrani yang telah
masuk Islam dan dia menyebutkan kepadaku bahwa dia terpengaruh dengan al-Qur’an ketika
ia mendengarkan dari kaset. Adapun (pengaruh yang kuat terhadap) jin, maka sekelompok jin
telah berkata:

“Katakanlah (hai Muhammad0 :” Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya : sekumpulan jin


telah mendengarkan (al-Qur’an) , lalu mereka berkata : Sesungguhnya kami telah
mendengarkan al-Qur’an yang menakjubkan (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang
benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan
seseoranpun dengan Rabb kami”. [al-Jin : 1-2]

Adapun orang-orang musyrik, banyak diantara mereka yang terpengaruh dengan al-Qur’an
ketika mendengarnya. Sehingga Walid bin Mughirah berkata: “Demi Allah, ini bukanlah
syair dan bukan sihir serta bukan pula igauan orang gila, dan sesungguhnya ia adalah
Kalamullah yang memiliki kemanisan dan keindahan. Dan sesungguhya ia (al-Qur’an) sangat
tinggi (agung) dan tidak yang melebihinya. [Lihat Ibnu Katsir juz 4 hal 443].

16. Orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkan adalah orang yang paling baik.
Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.” [HR.
Bukhari]

17.“Orang yang mahir dengan al-Qur’an bersama malaikat yang mulia, sedang orang yang
membaca al-Qur’an dengan tertatih-tatih dan ia bersemangat (bersungguh-sungguh maka
baginya dua pahala” [HR. Bukhari-Muslim].

xxvi
Arti As-Safarah = para malaikat.

18. Allah menjadikan al-Qur’an sebagai pemberi petunjuk dan pemberi kabar gembira. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa
bagi mereka ada pahala yang besar”. [al-Isra: 9]

19. Al-Qur’an menenangkan hati dan memantapkan keyakinan. Orang-orang yang beriman
mengetahui bahwa al-Qur’an adalah tanda (mujizat) yang paling besar yang menenangkan
hati mereka dengan keyakinan yang mantap. Allah berfirman:

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram”. [ar-Rad: 28].

Maka apabila seorang mukmin ditimpa kesedihan, gundah gulana, atau penyakit, maka
hendaklah ia mendengarkan al-Qur’an dari seorang Qari’ yang bagus suaranya, seperti al-
Mansyawi dan yang lainnya. Karena Rasulullah Shalalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Baguskan (bacaan) al-Qur’an dengan suaramu maka sesungguhnya suara yang bagus akan
menambah keindahan suara al-Qur’an”. [Hadits Shahih, lihat Shahihul Jami’ karya Al-Albani
rahimahullah].

20. Kebanyakan surat-surat dalam al-Qur’an mengajak kepada tauhid, terutama tauhid
uluhiyah dalam beribadah, berdo’a, minta pertolongan.

Maka pertama kali dalam al-Qur’an yaitu surat al-Fatihah, engkau dapati firman Allah ( َ‫إِيَّاك‬
ُ‫“ )نَ ْعبُدُ َوإِيَّاكَ نَ ْستَ ِعين‬Kami tidak menyembah kecuali kepadaMu dan kami tidak minta pertolongan
kecuali kepadaMu”. Dan diakhir dari al-Qur’an yaitu surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Naas,
engkau jumpai tauhid nampak sekali dalam firmanNya:

“Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa “. [al-Ikhlash:], dan:

“Katakanlah “Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai subuh”. [al-Falaq:1] dan:

“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb manusia”. [an-Naas:1].

xxvii
Dan masih banyak ayat tauhid di dalam surat-surat al-Qur’an yang lain. Di dalam surat Jin
engkau baca firman Allah Azza wa Jalla :

“Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Rabbmu dan aku tidak


mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya”. [al-Jin: 20].

Juga di dalam surat yang sama Allah berfirman:

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu
menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah”. [al-Jin: 18].

21. Al-Qur’an merupakan sumber syari’at Islam yang pertama yang Allah turunkan kepada
Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengeluarkan manusia dari
kegelapan kufur, syirik dan kebodohan menuju cahaya keimanan, tauhid dan ilmu. Allah
berfirman:

“Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Rabb
mereka, (yaitu) menuju jalan Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. [Ibrahim: 14].

22. Al-Qur’an memberitakan perkara-perkara ghaib yang akan terjadi, tidak bisa diketahui
kecuali dengan wahyu. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

“Golongan itu (yakni kafirin Quraisy) pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke
belakang”. [al-Qamar: 45].

Dan sungguh orang-orang musyrik telah kalah dalam perang Badar, mereka lari dari medan
peperangan. Al-Qur’an (juga) banyak memberitakan tentang perkara-perkara yang ghaib,
kemudian terjadi setelah itu.

sumber: islamic-wallpaper-collections

xxviii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah

Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan
kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.

Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-
lembaran yang terpisah.

B. Saran
Untuk umat yang beragama muslim dimohon mempelajari lagi dan memahami apa itu
Suhuf dan kitab, agar kita dijauhkan dari segala kesalah pahaman yang ditimbulakan oleh
umat-umat yang tidak berpendidikan

xxix

Anda mungkin juga menyukai