Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

“IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SUBAHANA


WATA’ALAH”
Dosen Pengampu: Hj. Wahidah Abdullah, S.Ag.,M.Ag

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
Mahadi Ardizah (90100123010)
A. Mabrur Mubarak (90100123031)

JURUSAN EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah Subahana Wata’alah, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah “Iman kepada Kitab-kitab Allah Subahana
Wata’alah” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Akidah Akhlak yang berjudul Makalah Iman
kepada Kitab-kitab Allah Subahana Wata’alah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat
dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Iman kepada Kitab-
kitab Allah Subahana Wataalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa yaitu Allah Subahana Wata’alah, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Semoga Makalah Iman kepada Kitab-kitab Allah Subahana Wataalah ni dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.

Samata, 26 September 2023

Penulis
Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................................... 1
BAB II.................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 2
A. Pengertian Iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT................................................. 2
B. Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT...................................................................... 2
C. Perbedaan Iman Kepada Al-Qur’an Dengan Iman Kepada Kitab-kitab Suci Lainnya 6
D. Fungsi Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT.................................................. 7
E. Perilaku Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT............................................... 8
F. Tanda-Tanda Iman Kepada Allah SWT.................................................................. 9
BAB III - PENUTUP......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan................................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 12

iii
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad saw., para rasul datang untuk menyampaikan ajaran
Allah Swt. kepada umat-Nya. Sebagai manusia biasa, para rasul juga akan meninggal dunia. Sepeninggal
para rasul kehidupan umat manusia mengalami pergeseran dan ada yang mulai meninggalkan ajarannya.
Saat itulah kehidupan umat manusia mulai kacau karena mereka tidak lagi berpedoman sebagaimana yang
telah dibawa oleh rasul. Dengan diturunkannya kitab suci, umat manusia memiliki pedoman hidup.
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT termasuk rukun iman. Baik keimanan terhadap kitab Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu Al-Quran. Maupun keimanan terhadap kitab-kitab Allah
yang diturunkan kepada para utusanNya sebelum Nabi Muhammad Saw.
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt. melalui Malaikat Jibril
secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Al-Quran merupakan kitab suci terakhir dan
merupakan penyempurnaan kitab-kitab sebelumnya. Isi kitab suci Al-Quran mencakup seluruh inti wahyu
yang telah diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelumnya. Al-Quran adalah mukjizat Nabi
Muhammad saw. yang terbesar dan abadi di antara mukjizat-mukjizat lainnya. Oleh karena itu, Al-Quran
idealnya menjadi pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi kehidupan seluruh umat manusia dalam
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah
tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT!
2. Apa saja kitab-kitab Allah SWT!
3. Apa saja tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT!
4. Bagaimana perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT!

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
2. Untuk mengetahui kitab-kitab Allah SWT.
3. Untuk mengetahui tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT.
4. Untuk mengetahui perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT


Iman secara bahasa berarti meyakini sepenuh hatin bahwa Allah SWT telah menurunkan
kitab kepada Nabi atau Rasul yang berisi wahyu untuk disampaika kepada manusia. Iman
menurut istilah berarti mempercayai dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan, dan
diwujudkan dalam perbuatan. Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. berarti mempercayai dengan
sepenuh hati dan diucapkan dengan lisan bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab kepada
rasulNya untuk dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Keyakinan tersebut
diwujudkan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari.
Iman kepada kitab Allah Swt. termasuk salah satu rukun iman. Rukun iman meliputi iman
kepada Allah Swt., iman kepada malaikat-malaikatNya, iman kepada kitab-kitabNya, iman
kepada rasul-rasulNya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qada serta qadar. Sendi-sendi
keimanan dijelaskan dalam hadis Rasulullah saw. seperti yang disampaikan oleh Umar r.a.
berikut ini.

‫اِإْل يَم اِن َأْن ُتْؤ ِم َن ِباِهَّلل َو َم اَل ِئَك ِتِه َو ُكُتِبِه َو ُرُس ِلِه َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر َو ُتْؤ ِم َن ِباْلَقَد ِر َخْيِر ِه َو َش ِّر ِه‬

Artinya:
“Iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, hari akhir, dan qadar baik dan buruk.”
(H.R. Muslim)
Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. tidak hanya diyakini dalam hati dan diucapkan secara
lisan, melainkan diwujudkan dalam perbuatan. Seseorang yang beriman kepada kitab Allah Swt.
tingkah lakunya berdasar pada isi kitab-Nya. Mereka senantiasa menjalankan perintah dan
menjauhi larangan-Nya.

B. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt


Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT, berarti kita wajib beritikad atau mempunyai
keyakinan bahwa Allah SWT, mempunyai beberapa kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-
Nya. Kitab-kitab yang telah diturunkan Allah kepada para nabi dan rasulNya yang wajib
diketahui oleh umat Islam, adalah:

2
1. Kitab Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. kira-kira pada abad ke-12 SM didaerah
Israil dan Mesir.
2. Kitab Zabur, yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. kira-kira pada abad ke 10 SM didaerah
yerusalem.
3. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa a.s. didaerah Yerusalem pada permulaan abad pertama.
4. Kitab Al-Qur’an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, di daerah Mekah dan di
Madinah pada abad ke-6 M.

Selain menurunkan kitab-kitab tersebut, Allah SWT juga menurunkan shuhuf


(lembaran) kepada para nabi terdahulu, yakni:
1. Nabi Adam a.s. menerima 10 shuhuf
2. Nabi Syits a.s. menerima 50 shuhuf
3. Nabi Idris a.s. menerima 30 shuhuf
4. Nabi Ibrahim a.s. menerima 10 shuhuf
5. Nabi Musa a.s. menerima 10 shuhuf
Keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung didalamnya empat unsur, yaitu: Pertama,
beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala. Kedua, beriman
kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab- kitabnya dan mengimani secara global kitab-
kitab yang kita tidak diketahui namanya. Ketiga, yaitu membenarkan berita- berita yang benar
dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga
berita-berita lainnya yang tidak diganti atau diubah dari kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-
Qur’an). Keempat, mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan rela
dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak. Ketahuilah bahwa kitab yang
ada telah terhapus (mansukh) dengan turunnya Al-Qur’an.

Pokok-Pokok Ajaran Kitab-Kitab Allah SWT


1. )Kitab Taurat
Kitab taurat adalah kitab yang diwahyukan kepada Nabi Musa pada sekitar abad ke-12 SM
didaerah Israil dan Mesir. Kitab Taurat ini diturunkan dalam bahasa Ibrani. Kata “Taurat”
disebutkan dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 18 kali. Isi pokok ajarannya adalah sepuluh
firman Allah (hukum) yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa dipuncak Gunung Thursina.
Intisari dari pokok-pokok tersebut adalah:
a. Keharusan mengakui keesaan Allah.

3
b. Larangan menyembah patung dan berhala karena Allah tidak dapat diserupakan dengan
makhluk-makhluk-Nya, baik yang ada dilangit, bumi maupun air.
c. Larangan menyebut nama Tuhan (Allah SWT), dengan sia- sia.
d. Memuliakan hari Sabtu.
e. Menghormati ayah-ibu.
f. Larangan membunuh sesama manusia.
g. Larangan berbuat zina.
h. Larangan mencuri.
i. Larangan menjadi saksi palsu.
j. Larangan keinginan memiliki atau menguasai hak orang lain.
Itulah isi-isi pokok dari ajaran Taurat yang asli, namun kitab Taurat yang sekarang beredar
dikalangan bangsa Yahudi tidak murni lagi, dan bayak perubahan. Para ulama sepakat bahwa
tidak ada lagi Taurat yang beredar sekarang merupakan karangan orang Yahudi pada masa dan
waktu yang berlainan.
Jadi, pada masa Nabi Musa a.s. bangsa Yahudi masih beriman dan mereka pun
mengetahuinya dan percaya bahwa akan ada Nabi yang diturunkan oleh Allah SWT pada akhir
zaman, yaitu Nabi Muhammad saw. Mereka mengetahui tentang kedatangan Nabi Muhammad
saw., serta tanda-tandanya dari kitab Taurat. Akan tetapi, setelah Nabi Musa wafat, mereka
mengubah isi Taurat dan banyak diantaranya menjadi kafir lagi.

2.)Kitab Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s. seorang raja bangsa Israil di Kan’an, sekitar
abad ke-10 SM. Kitab Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian kepadaTuhan) yang melukiskan
tentang nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada Nabi Daud dan tentang syariat dan hukum
Nabi Daud mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi Musa dalam kitab Taurat.
Isi pokok kitab Zabur antara lain, mazmur 146:
“Besarkan olehmu akan Allah. Hai jiwaku pujilah Allah. Maka aku akan memuji Allah
seumur hidupku dan aku akan menyanyikan puji-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
Janganlah kamu percaya kepada raja- raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai
pertolongan. Maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu
hilanglah segala daya upayanya. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’kub sebagai
penolongnya dan yang menaruh harapan kepada Tuhan Allah. Yang menjadikan langit, bumi,
dan laut serta segala isinya, dan menaruh setia sampai selamanya. Yang membela orang
teraniaya dan memberi makan orang yang lapar. Bahwa Allah membuka rantai orang yang
terpenjara. Dan Allah membukakan mata orang yang buta, Allah menegakkan orang yang

4
tertunduk dan Allah mengasihi orang yang benar. Maka Allah memelihara orang dagang serta
ditetapkannya anak yatim dan perempuan bujang, tetapi jalan orang jahat itu dibalikkannya.
Allah akan berkerajaan kelak sampai selama-selamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman-
berzaman.

3.)Kitab injil
Kitab Injil diturunkan Allah swt., kepada Nabi Isa a.s. pada permulaan abad pertama di
Yerusalem. Kata Injil ini berasal dari bahasa Ibrani yang artinya kabar gembira, maksudnya
berita akan datangnya utusan Allah SWT, yaitu Muhammad saw., untuk seluruh alam. Kitab Injil
yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah
swt., kepada umat manusia untuk memahasucikan Allah serta melarang menyekutukan-Nya
dengan benda atau makhluk lainnya. Disamping itu, dimuat, keterangan- keterangan bahwa
diakhir zaman akan datang seorang nabi terakhir (Nabi Muhammad). Adapun Injil yang sekarang
beredar, didunia hanyalah karangan-karangan manusia. Injil ini dikenal dengan injil Matius, Injil
Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes. Dalam keempat Injil tersebut banyak sekali terdapat
perbedaan pendapat, dan saling bertentangan satu sama lainnya. Menurut para ahli, Injil tersebut
memuat tulisan dan catatan tentang kehidupan Nabi Isa a.s. dan kepercayaan yang ada di
dalamnya merupakan hasil pemikiran Paulus dan bukan pendapat orang-orang Hawari (pengikut-
pengikut Nabi Isa).
Ada juga yang dinamakan Injil Barnabas karangan Barnaba. Kitab Injil Barnaba dipandang
ulama lebih sesuai dengan ajaran tauhid, tetapi Injil Barnabas ini tidak dipergunakan oleh orang-
orang Kristen (Nashrani). Oleh karena itu, Injil yang wajib diyakini oleh umat muslim adalah
Injil yang asli yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s., bukan Injil-Injil yang beredar saat ini.

4.) Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw., untuk
disampaikan kepada umat manusia diseluruh dunia. Sementara itu, bila kita yakini bahwa Nabi
Muhammad adalah Rasul terakhir, Al-Qur’an harus diakui pula sebagai kitab suci terakhir yang
diturunkan Allah kepada umat manusia.
Kandungan pokok Al-Qur’an menurut ulama Al- Azhar, Prof. Mahmud Syaltut, adalah:
a. Akidah,
b. Akhlak,
c. Dorongan atau bimbingan akan hikmah- hikmah alami,
d. Kisah-kisah umat terdahulu,
e. Janji baik serta ancaman buruk yang datang dari Allah,
5
f. Hukum-hukum ibadah dan muamalah.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, 2 hari
yang terbagi dalam dua periode: Periode Mekah, yakni ayat-ayat dan surat-surat yang diturunkan
di Mekah yang lazimnya berisi akidah, dan dinamakan surat Makiyyah, dan Periode Madinah,
yakni ayat-ayat dan surat-surat yang diturunkan di Madinah yang lazimnya berisi syari’at
sehubungan sosial (mu’amalah) dan pembinaan masyarakat Islam, yang kemudian dikenal
sebagai surat Madaniyyah.
Sebagai pedoman hidup dan petunjuk yang datang dari Allah, Al-Qur’an harus dijadikan
pegangan dalam semua aspek kehidupan kaum muslimin. Artinya, hanya Al-Qur’anlah pedoman
hidup mereka. Menjadikan petunjuk lain selain Al-Qur’an yang datang dari Allah itu, niscaya
akan membawa mereka pada kesengsaraan dan penderitaan.

C. Perbedaan Iman Kepada Al-Qur’an Dengan Iman Kepada Kitab-Kitab


Suci Lainnya.
Seorang muslim wajib mengimani semua Kitab-Kitab Suci yang telah diturunkan oleh Allah
swt., kepada para Nabi dan Rasul-Nya, baik yang disebutkan nama dan kepada siapa diturunkan
maupun yang tidak disebutkan. Allah berfirman yang artinya: َ

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ٰا ِم ُنْو ا ِباِهّٰلل َو َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْي َنَّز َل َع ٰل ى َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْٓي َاْنَز َل ِم ْن َقْبُلۗ َو َم ْن َّيْكُفْر‬
‫ٰۤل‬
‫ِباِهّٰلل َو َم ِٕىَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖه َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِر َفَقْد َض َّل َض ٰل اًل ۢ َبِع ْيًد ا‬

Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah SWT dan RasulNya dan
kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah Swt, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab
Nya, Rasul-RasulNya dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.” (Q.S An-Nisa: 136).
Akan tetapi tentu ada perbedaan konsekuensi keimanan antara iman kepada Al-Qur’an dan
Iman kepada Kitab Suci sebelumnya. Kalau terhadap Kitab Suci sebelumnya seorang muslim
hanyalah mempunyai kewajiban mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan kandungannya
karena Kitab-Kitab Suci tersebut berlaku untuk umat dan masa tertentu yang telah berakhir
dengan kedatangan Kitab Suci yang terakhir yaitu Al-Qur’an. Jika ada hal-hal yang sama yang
masih berlaku dan diamalkan, itu hanyalah semata-mata diperintahkan oleh Al-Qur’an bukan
karena ada pada Kitab Suci sebelumnya. Sedangkan iman kepada Al-Qur’an membawa

6
konsekuensi yang lebih luas seperti mempelajarinya, mengamalkan dan mendakwahkannya serta
membelanya dari serangan musuh-musuh Islam.

D. Fungsi Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT


1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Pribadi
Iman pada kitab-kitab Allah Swt. dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi. Kitab Allah
Swt. mengajarkan manusia agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Fungsi ini tertera
dalam ayat Al-Quran berikut ini.

)٤( ‫َو ٱَّلِذ يَن ُيْؤ ِم ُنوَن ِبَم ٓا ُأنِزَل ِإَلْيَك َو َم ٓا ُأنِز َل ِم ن َقْبِلَك َو ِبٱْلَٔـاِخَر ِة ُهْم ُيوِقُنوَن‬
)٥( ‫ُأ۟و َلٰٓـِئَك َع َلٰى ُهًۭد ى ِّم ن َّرِّبِهْم ۖ َو ُأ۟و َلٰٓـِئَك ُهُم ٱْلُم ْفِلُحوَن‬

Artinya:
“Dan mereka beriman kepada (Alquran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-
kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah
yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S.
Al-Baqarah: 4–5)

2. Membangun Kehidupan Bermasyarakat


Kehidupan bermasyarakat akan terbangun sebab anggotanya beriman pada kitab Allah Swt.
Anggota masyarakat yang beriman pada kitab akan hidup tenang sebagai anggota masyarakat.
Allah Swt. tidak membedakan manusia berdasarkan status sosial maupun jabatannya. Dengan
persamaan tersebut kehidupan masyarakat akan tenang. Masyarakat yang mengamalkan ajaran
Al-Quran akan menjadi masyarakat yang baik.

3. Menjalin Kerukunan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara


Warga negara yang baik akan senantiasa mengabdikan diri pada bangsa dan negara. Dia akan
bertindak dan berbuat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sikap tersebut akan mudah
diwujudkan jika dilandasi dengan keimanan pada kitab-kitab Allah Swt.
Fungsi iman kepada Kitab-kitab Allah Swt adalah sebagai petunjuk hidup. Manusia hidupdi
dunia memerlukan petunjuk agar hidupnya terarah. Petunjuk yang diperlukan harus mempunyai
kualitas yang tinggi melebihi petunjuk yang dapat membimbing manusia kearah tujuan hidup
hanyalah kitab suci yang telah diwahyukan Allah Swt kepada para rasul-Nya.Di dalam Surat Az-

7
Zariat ayat 56 ditegaskan bahwa jin dan manusia diciptakan oleh AllahSwt tidak lain hanyalah
agar menghambakan diri kepada-Nya. Sementara itu, di dalam Surat Al-Baqarah ayat 30
dinyatakan oleh Allah Swt bahwa manusia diciptakan Allah sebagai khalifah didunia dalam
rangka menghambakan diri kepada-Nya. Kehidupan manusia di bumi tidak lepas dari
permasalahan yang sulit dipecahkan. Permasalahan hidup kian bertambah banyak sehingga
manusia sering lupa dari tugas hidupnya sebagai hamba Allah Swt. Yang harus selalu
menghambakan diri kepada-Nya

E. Perilaku Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT


Kitab-kitab yang diturunkan Allah Swt. kepada rasul-Nya telah dijelaskan di depan. Keimanan
dan pengetahuan Anda tentu tidak bermanfaat jika tidak diterapkan dalam kehidupan.
Menerapkan keimanan dan pengetahuan tentang kitab-kitab Allah Swt. dalam kehidupan sehari-
hari. Langkah-langkah yang dapat ditempuh sebagai berikut.

1. Beriman kepada Kitab-kitab Sebelum Al-Quran


Kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Quran, yaitu kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Cara
beriman pada ketiga kitab Allah Swt. tersebut berbeda dengan cara beriman pada Al-Quran. Cara
beriman pada ketiga kitab Allah Swt. yang diturunkan sebelum Al-Quran sebagai berikut:
a. Meyakini kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah.
b. Meyakini bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar merupakan wahyu Allah Swt. bukan
karangan nabi dan rasul

2. Beriman kepada Al-Quran


Penerapan beriman kepada Al-Quran dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:
a. Meyakini bahwa Al-Quran merupakan wahyu Allah Swt., bukan karangan Nabi Muhammad.
b. Meyakini bahwa Al-Quran dijamin kebenarannya oleh Allah Swt., tanpa ada keraguan sedikit
pun.
c. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Quran.
d. Mengamalkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Al-Quran berlaku sepanjang masa bukan hanya ketika Rasulullah saw. hidup. Ajaran Al-
Quran berlaku bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi bangsa Arab. Tidak ada keraguan

8
sedikit pun terhadap Al-Quran. Isi kandungan Al-Quran harus dipahami, dipelajari, dihayati, dan
diamalkan dalam kehidupan. Berkaitan dengan tidak adanya keraguan sedikit pun terhadap Al-
Quran.

Allah Swt berfirman sebagai berikut:

‫َٰذ ِلَك ٱْلِكَتٰـ ُب اَل َر ْيَب ۛ ِفيِهۛ ُهًۭد ى ِّلْلُم َّتِقيَن‬

Artinya:
“Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”
(Q.S. Al-Baqarah: 2)

Kitab suci berfungsi sebagai tuntunan syariat, hanya berlaku berdasarkan kitab Al-Quran.
Maksudnya, syariat yang berlaku untuk umat sebelum Nabi Muhammad SAW sebagaimana
disebutkan dalam beberapa kitab suci tidak berlaku lagi semenjak hadirnya syariat Islam.
Kecuali, untuk syariat-syariat tertentu yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan sunah Rasulullah
saw. untuk dijalankan seperti syariat Nabi Ibrahim a.s. Hal ini tidak berarti syariat nabi dan rasul
terdahulu jelek, tetapi Al-Quran telah menyempurnakan syariat sebelumnya. Dengan demikian,
kita tidak perlu menjalankan syariat terdahulu, kita hanya diberi kewajiban untuk mengamalkan
ajaran yang terdapat dalam Al-Quran.

F. Tanda-tanda Iman kepada Kitab-kitab Suci Allah SWT


Tanda-tanda keimanan kepada kitab-kitab suci Allah Swt adalah sebagai berikut:

1. Menjaga Kesucian dan Kehormatan Al-Quran dan Kitab-kitab sebelum Al-Quran


Seorang Muslim wajib membaca kesucian kitab-kitab suci Allah Swt. Menjaga kesucian Al-
Quran dilakukan dengan cara berwudu terlebih dahulu sebelum membaca Al- Quran, tidak
membawa Al-Quran di wilayah-wilayah yang memusuhi Islam agar tidak terjadi pelecehan

9
terhadap Al-Quran, menempatkan Al-Quran di tempat yang mulia, misalnya di lemari bagian
atas, di atas meja belajar dan lain sebagainya.

2. Rajin Membaca Al-Quran dengan Tartil


Seorang Muslim wajib belajar ilmu tajwid sebelum ia membaca Al-Quran. Ketentuan ini
dimaksudkan agar bacaan Al-Quran-nya benar, sesuai yang dituntunkan Nabi Saw. Jika bacaan
Al-Quran-nya benar, maka Al Quran akan memberi syafaat kepada dirinya. Sebaliknya, jika
bacaan Al-Quran-nya salah maka Al-Quran akan melaknatnya. Nabi Saw menyatakan, betapa
banyak pembaca Al-Quran yang berharap mendapat syafaat dari Al-Quran, akan tetapi ia justru
mendapatkan laknat dari Al-Quran. Laknat Al-Quran kepada pembacanya disebabkan karena
pembaca Al-Quran tidak memperhatikan kaidah-kaidah tajwid.

3. Hidup Sejalan dengan Tuntunan Al-Quran


Seorang Mukmin benar-benar terbukti telah beriman kepada Al-Quran, jika ia hidup sejalan
dengan Al-Quran. Sebaliknya, keimanan dirinya terhadap Al-Quran belumlah sempurna jika ia
tidak rela diatur dengan Al-Quran. Allah Swt berfirman, yang artinya: “Dan hendaklah kamu
memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah SWT, dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka
tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu”. (Q.S. Al-
Maidah: 49)

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian iman kepada kitab-kitab suci Allah adalah membenarkan dengan pembenaran pasti
kitab-kitab suci Allah yang diturunkan kepada para rasul. Keimanan kepada kitab-kitab suci
yang diturunkan sebelum Al-Quran adalah keimanan yang bersifat ijmali. Artinya, seorang
Muslim dituntut untuk meyakini saja. Seorang Muslim tidak dituntut untuk memahami,
mempelajari, serta mengamalkan kandungan isi kitab-kitab suci terdahulu.
Keimanan kepada Al-Quran bersifat taf ili. Artinya, seorang Muslim tidak hanya dituntut
mengimani Al-Quran sebagai kitab suci Allah Swt, tetapi, ia juga diperintahkan untuk
memahami, mempelajari, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya secara
terperinci. Kitab-kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran adalah kitab suci Taurat, Zabur,
Injil, dan suhuf Nabi Ibrahim dan Musa As. Kitab suci Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As.
Kitab suci Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As. Kitab suci Injil diturunkan kepada Nabi Isa
As.
Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt adalah:

1. Mengimani Taurat, Zabur, Injil, Suhuf Ibrahim dan Musa as, serta Al-Quran sebagai
Kalamullah.
2. Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah terakhir yang diturunkan Allah kepada umat
manusia.
3. Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah yang berfungsi untuk menyempurnakan dan
menguji kebenaran risalah-risalah sebelumnya.

Menerapkan hikmah keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt dalam perilaku-perilaku:

1. Gemar membaca Al-Quran dengan memperhatikan kaidah-kaidah tajwid.


2. Berusaha memahami kandungan isi Al-Quran melalui metodologi penafsiran yang benar.
3. Mengamalkan semua ketentuan yang termaktub di dalam Al-Quran.
4. Merefleksikan keimanan kepada kitab-kitab suci terdahulu dengan cara menghayati dan
menerapkan hikmah dari kisah-kisah para rasul terdahulu.

11
B. Saran
Mari kita Senantiasa Membuka, Membaca, Mengkaji, Memahami Dan Mengamalkan Isi Al-
qur’an, Karena sebaik-baik Di antara Kita Iyalah Orang Yang Mempelajari Al-Qur’an Dan
Mengajarkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Amri M, Rusmin M, Ahmad L.O.I. 2017. Aqidah Akhlak. Watampone. Syahada Creatif Media

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI.
Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Syukur, Asep Puji & Evi Susanti. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas
XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

12
13

Anda mungkin juga menyukai