Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MATERI PAI

IMAN KEPADA KITAB ALLAH


Dosen Pengampuh: Dr. Luciana Nasution,M.Pd.I

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Abdillah Dhuha (71200211091)
Atthahira Lutfiah Nazmi (71200211068)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SUMATRA UTARA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….……....2

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...…3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..4

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………..4

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….4

C. Tujuan…………………………………………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..5

A. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT……………………………………….5

B. Kitab-kitab Allah SWT………………………………………………………………….5

C. Tanda-tanda Iman kepada Kitab-kitab Suci Allah SWT………………………………..8

D. Perilaku Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT……………………………………...8

E. Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT……………………………………....9

F. Fungsi Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT………………………………………10

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….11

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….11

B. Saran…………………………………………………………………………………...11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….12

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran MATERI PAI. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Iman kepada
Kitab-kitab Allah SWT ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Iman kepada Kitab-kitab
Allah SWT ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

MEDAN, 21 Oktober 2022

Kelompok 3

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad saw., para rasul datang untuk
menyampaikan ajaran Allah Swt. kepada umat-Nya. Sebagai manusia biasa, para rasul juga akan
meninggal dunia. Sepeninggal para rasul kehidupan umat manusia mengalami pergeseran dan ada
yang mulai meninggalkan ajarannya. Saat itulah kehidupan umat manusia mulai kacau karena
mereka tidak lagi berpedoman sebagaimana yang telah dibawa oleh rasul. Dengan diturunkannya
kitab suci, umat manusia memiliki pedoman hidup. Beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk
rukun iman. Baik keimanan terhadap kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw,
yaitu Al-Quran. Maupun keimanan terhadap kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para
utusan-Nya sebelum Nabi Muhammad Saw.
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt. melalui Malaikat
Jibril secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Al-Quran merupakan kitab suci
terakhir dan merupakan penyempurnaan kitab-kitab sebelumnya. Isi kitab suci Al-Quran
mencakup seluruh inti wahyu yang telah diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelumnya. Al-
Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. yang terbesar dan abadi di antara mukjizat-mukjizat
lainnya. Oleh karena itu, Al-Quran idealnya menjadi pedoman sekaligus menjadi dasar hukum
bagi kehidupan seluruh umat manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT?
2. Apa saja kitab-kitab Allah SWT?
3. Apa saja tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT?
4. Bagaimana perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
5. Bagaimana hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
6. Apa saja fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
2. Untuk mengetahui kitab-kitab Allah SWT.
3. Untuk mengetahui tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT.
4. Untuk mengetahui perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
5. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
6. Untuk mengetahui fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT

Iman secara bahasa berarti percaya. Iman menurut istilah berarti mempercayai dengan
sepenuh hati, diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dalam perbuatan. Iman kepada kitab-kitab
Allah Swt. berarti mempercayai dengan sepenuh hati dan diucapkan dengan lisan bahwa Allah
Swt. telah menurunkan kitab kepada rasul-Nya untuk dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani
kehidupan. Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari.
Iman kepada kitab Allah Swt. termasuk salah satu rukun iman. Rukun iman meliputi iman
kepada Allah Swt., iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman
kepada rasul-rasul-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qada serta qadar. Sendi-sendi
keimanan dijelaskan dalam hadis Rasulullah saw. seperti disampaikan oleh Umar R.A. berikut ini.1

‫اَّللِ َو َم ََلئِ َكتِ ِه َوكتبِ ِه َورس ِل ِه َو إاليَ إو ِم إاْل ِخ ِر َوتؤإ ِمنَ بِ إالقَدَ ِر َخي ِإر ِه َوش َِر ِه‬
‫ان أ َ إن تؤإ ِمنَ بِ ه‬ ِ‫إ‬
ِ ‫اْلي َم‬
Artinya: “Iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qadar baik dan buruk.” (H.R. Muslim)

Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. tidak hanya diyakini dalam hati dan diucapkan secara
lisan, melainkan diwujudkan dalam perbuatan. Seseorang yang beriman kepada kitab Allah Swt.
tingkah lakunya berdasar pada isi kitab-Nya. Mereka senantiasa menjalankan perintah dan
menjauhi larangan-Nya.

B. Kitab-kitab Allah SWT


Iman kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah
menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh
umat manusia. Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah Swt. yang diturunkan
kepada para nabi-Nya. Empat kitab tersebut yaitu: Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur
kepada Nabi Daud a.s., Injil kepada Nabi Isa a.s., dan Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw.

1. Taurat
Kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora: instruksi). Kitab Taurat adalah salah satu kitab
suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa a.s. Kitab Taurat menjadi petunjuk dan
bimbingan bagi Bani Israil. Firman Allah Swt.:

1
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI. Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

5
۟ ‫ب َو َجعَ إلنَ ٰـه ه ًۭدى ِلبَنِى إِ إس ٰ َٓر ِءي َل أ َ هَّل تَت ه ِخذ‬
‫وا ِمن دونِى َو ِك ًۭيَل‬ َ ‫سى إٱل ِكت َ ٰـ‬
َ ‫َو َءات َ إينَا مو‬
ٓ
Artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami menjadikannya petunjuk
bagi Bani Israil (dengan firman), ‘Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku’.” (Q.S.
Al-Isra: 2)
Taurat merupakan salah satu dari tiga komponen (Thora, Nabin, dan Khetubin) yang
terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia (al-Kitab). Oleh orang-orang
Kristen disebut Old Testament (Perjanjian Lama). Isi pokok Kitab Taurat dikenal dengan
Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau Sepuluh Firman. Sepuluh Hukum (Ten
Commandements) diterima Nabi Musa a.s. di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh
Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan asas-asas kebaktian (syariah), seperti
berikut.
a) Tiada Tuhan selain Allah Swt.
b) Jangan menyembah berhala
c) Jangan mempersekutukan Allah Swt.
d) Sucikan hari sabat (hari Sabtu).
e) Hormati kedua orang tuamu.
f) Jangan membunuh.
g) Jangan berzina.
h) Jangan mencuri.
i) Jangan bersumpah palsu (bersaksi dusta).
j) Jangan menginginkan milik orang lain (menginginkan hak orang lain).

2. Zabur
Kata Zabur (bentuk jamaknya zubµr) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang berarti
menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikenal dengan
sebutan mazmµr (jamaknya mazamir). Dalam bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian
rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmµr, yaitu salah satu kitab suci yang
diturunkan sebelum al-Quran (selain Taurat dan Injil ). Dalam bahasa Ibrani, istilah Zabur berasal
dari kata zimra, yang berarti “lagu atau musik”. Zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan
pengembangan dari kata zamar, artinya “nyanyi, nyanyian pujian”. Zabur adalah kitab suci yang
diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud a.s.
Ayat yang menegaskan keberadaan Kitab Zabur antara lain:2

َ
‫يل َو ِإ ْس َح ٰـق‬ َ ‫ٱلنب ِّي ۧـ َن م ٍۢن َب ْعدهۦ ۚ َو َأ ْو َح ْي َن ٓا إ َ َٰٰٓل إ ْب َ ٰره‬
َ ‫يم َوإ ْس َم ٰـع‬ َّ َ ٍۢ ُ ٰ َ ٓ َ ْ َ ْ َ ٓ َ َ َ ْ َ ٓ َ ْ َ ْ َ ٓ َّ
‫ِإنا أوحينا ِإليك كما أوحينا ِإَل نوح و‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َُ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ِ َ ٰ َ ْ َ ُ َ َ ُ ٰ َ َ َ ُ ُ َ َ ُّ َ َ ٰ ِ َ َ َْ َ َ ُ ََْ
َ ‫ٱْل ْس‬
‫ورا‬ًۭ ‫ب‬
‫ز‬ ‫ۥد‬ ‫او‬ ‫د‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ات‬‫ء‬‫و‬ ۚ ‫ن‬‫ـ‬ ‫م‬‫ي‬ ‫ل‬‫س‬ ‫و‬ ‫ون‬ ‫ر‬ ‫ـ‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ون‬ ‫ي‬‫و‬ ‫وب‬ ‫ي‬ ‫أ‬‫و‬ ‫يَس‬ ‫ع‬ ‫و‬
ِ ِ‫اط‬ ‫ب‬ ‫ويعقوب و‬

2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI. Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

6
Artinya: “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami
telah mewahyukan kepada Nuh, dan Nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula)
kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman.
Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud.” (Q.S. An-Nisa: 163)
Kitab Zabur berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah dalam Kitab
Zabur yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujian,
dan sanjungan kepada Allah Swt. Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh
Nabi Daud a.s. dalam Kitab Zabur terdiri atas lima macam:
a) Nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi).
b) Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur.
c) Ratapan-ratapan jamaah.
d) Ratapan dan doa individu.
e) Nyanyian untuk raja.

3. Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil diturunkan kepada
nabi Isa a.s. Kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa a.s. memuat keterangan-keterangan yang
benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia mengesakan dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Dalam Kitab Injil terdapat pula keterangan mengenai
akan lahirnya nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, bernama Ahmad atau
Muhammad saw.3
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi
manusia. Nabi Is a.s. diutus untuk mengajarkan tauhid kepada umat atau pengikutnya. Tauhid di
sini artinya mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Al-
Quran:
ُُ ِ ََْ َ َ َ ْ ُ ََْٰ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َّ َ َ َ ُ ُ ٰ َ َ ٰٓ َ َ َ ْ َّ َ َّ ُ
‫وب‬ ِ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫ا‬
َِْ‫ن‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫ج‬‫و‬ ‫يل‬ ‫نج‬ِ ِ ‫ٱْل‬ ‫ه‬ ‫ـ‬‫ن‬ ‫ي‬ ‫ات‬‫ء‬‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬‫ر‬‫م‬ ‫ن‬ ‫ٱب‬ ‫يَس‬ ‫ع‬
ِ ‫ب‬
ِ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ق‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ل‬ِ ‫س‬‫ر‬ ‫ب‬
ِ ‫م‬ ‫ه‬
ِ ‫ر‬
ِ ‫ـ‬ ‫اث‬‫لء‬ ٰ ‫ثُم قفينا ع‬
َّ ِ
ُ ‫ين َّٱت َب ُع‬
‫وه َرأف ًۭة َو َر ْح َم ًۭة‬ َ ‫…ٱلذ‬
ِ
Artinya: “Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami
susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa
santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya.” (Q.S. Al-Hadid: 27)
Kitab Injil dan Kitab Taurat, yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang
dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal
kehidupan atau sejarah hidup Nabi Isa a.s. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius,
Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka sebenarnya bukanlah orang-orang yang dekat
dengan masa hidup Nabi Isa a.s. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi
Barnabas. Isi dari Injil Barnabas ini sangat berbeda dengan isi empat Kitab Injil yang tersebut di
atas.
4. Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw.
melalui malaikat Jibril, Al-Quran diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur.

3
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI. Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

7
Al-Quran diturunkan selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-
Quran terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Wahyu yang
terakhir turun adalah Q.S. al-Maidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Zulhijjah tahun 10
Hijriyah di Padang Arafah, ketika Nabi Muhammad saw. sedang menunaikan haji wada’ (haji
perpisahan). Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat.

C. Tanda-tanda Iman kepada Kitab-kitab Suci Allah SWT


Tanda-tanda keimanan kepada kitab-kitab suci Allah Swt adalah sebagai berikut:
1. Menjaga Kesucian dan Kehormatan Al-Quran dan Kitab-kitab sebelum Al-Quran
Seorang Muslim wajib membaca kesucian kitab-kitab suci Allah Swt. Menjaga kesucian Al-
Quran dilakukan dengan cara berwudu terlebih dahulu sebelum membaca Al- Quran, tidak
membawa Al-Quran di wilayah-wilayah yang memusuhi Islam agar tidak terjadi pelecehan
terhadap Al-Quran, menempatkan Al-Quran di tempat yang mulia, misalnya di lemari bagian atas,
di atas meja belajar dan lain sebagainya.4
2. Rajin Membaca Al-Quran dengan Tartil
Seorang Muslim wajib belajar ilmu tajwid sebelum ia membaca Al-Quran. Ketentuan ini
dimaksudkan agar bacaan Al-Quran-nya benar, sesuai yang dituntunkan Nabi Saw. Jika bacaan
Al-Quran-nya benar, maka Al Quran akan memberi syafaat kepada dirinya. Sebaliknya, jika
bacaan Al-Quran-nya salah maka Al-Quran akan melaknatnya. Nabi Saw menyatakan, betapa
banyak pembaca Al-Quran yang berharap mendapat syafaat dari Al-Quran, akan tetapi ia justru
mendapatkan laknat dari Al-Quran. Laknat Al-Quran kepada pembacanya disebabkan karena
pembaca Al-Quran tidak memperhatikan kaidah-kaidah tajwid.
3. Hidup Sejalan dengan Tuntunan Al-Quran
Seorang Mukmin benar-benar terbukti telah beriman kepada Al-Quran, jika ia hidup sejalan
dengan Al-Quran. Sebaliknya, keimanan dirinya terhadap Al-Quran belumlah sempurna jika ia
tidak rela diatur dengan Al-Quran. Allah Swt berfirman, yang artinya: “Dan hendaklah kamu
memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu”. (Q.S. Al-
Maidah: 49)

D. Perilaku Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT


Kitab-kitab yang diturunkan Allah Swt. kepada rasul-Nya telah dijelaskan di depan.
Keimanan dan pengetahuan Anda tentu tidak bermanfaat jika tidak diterapkan dalam kehidupan.
Menerapkan keimanan dan pengetahuan tentang kitab-kitab Allah Swt. dalam kehidupan sehari-
hari. Langkah-langkah yang dapat ditempuh sebagai berikut.

4
Syukur, Asep Puji & Evi Susanti. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

8
1. Beriman kepada Kitab-kitab Sebelum Al-Quran
Kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Quran, yaitu kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Cara
beriman pada ketiga kitab Allah Swt. tersebut berbeda dengan cara beriman pada Al-Quran. Cara
beriman pada ketiga kitab Allah Swt. yang diturunkan sebelum Al-Quran sebagai berikut.
a) Meyakini kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah.
b) Meyakini bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar merupakan wahyu Allah Swt. bukan
karangan nabi dan rasul.
2. Beriman kepada Al-Quran
Penerapan beriman kepada Al-Quran dapat dilakukan dengan cara seperti berikut.
a) Meyakini bahwa Al-Quran merupakan wahyu Allah Swt., bukan karangan Nabi
Muhammad.
b) Meyakini bahwa Al-Quran dijamin kebenarannya oleh Allah Swt., tanpa ada keraguan
sedikit pun.
c) Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Quran.
d) Mengamalkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Quran berlaku sepanjang masa bukan hanya ketika Rasulullah saw. hidup. Ajaran Al-
Quran berlaku bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi bangsa Arab. Tidak ada keraguan
sedikit pun terhadap Al-Quran. Isi kandungan Al-Quran harus dipahami, dipelajari, dihayati, dan
diamalkan dalam kehidupan. Berkaitan dengan tidak adanya keraguan sedikit pun terhadap Al-
Quran, Allah Swt. berfirman seperti berikut.
َِ ‫َذ ٰ ل َك ْٱلك َت ٰـ ُب ََل َرْي َب ۛ فيه ۛ ُهدى ِّل ْل ُم َّتق‬
‫ي‬ ِ ًۭ ِ ِ ِ ِ
Artinya: “Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 2)

Kitab suci berfungsi sebagai tuntunan syariat, hanya berlaku berdasarkan kitab Al-Quran.
Maksudnya, syariat yang berlaku untuk umat sebelum Nabi Muhammad sebagaimana disebutkan
dalam beberapa kitab suci tidak berlaku lagi semenjak hadirnya syariat Islam. Kecuali, untuk
syariat-syariat tertentu yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan sunah Rasulullah saw. untuk
dijalankan seperti syariat Nabi Ibrahim. Hal ini tidak berarti syariat nabi dan rasul terdahulu jelek,
tetapi Al-Quran telah menyempurnakan syariat sebelumnya. Dengan demikian, kita tidak perlu
menjalankan syariat terdahulu, kita hanya diberi kewajiban untuk mengamalkan ajaran yang
terdapat dalam Al-Quran.

E. Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT


Beriman pada kitab-kitab Allah Swt. memiliki hikmah yang sangat banyak. Hikmah beriman
pada kitab- kitab Allah Swt. sebagai berikut.
a) Meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. yang telah mengutus para rasul untuk
menyampaikan risalah-Nya.
b) Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan ketentuan agama.
c) Hidup menjadi lebih tertata karena adanya hukum yang bersumberkan pada kitab suci.

9
d) Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah Sw t.
untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun akhirat.5
e) Terjaga ketakwaannya dengan senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan-
Nya.

F. Fungsi Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT


Selain hikmah yang telah disebutkan, iman pada kitab-kitab Allah Swt. memiliki fungsi
sebagai berikut.
1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Pribadi
Iman pada kitab-kitab Allah Swt. dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi. Kitab
Allah Swt. mengajarkan manusia agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Fungsi ini
tertera dalam ayatُ Al-Quran berikut ini. ُ ُ
ُ ٰ َ َ َ ٰٰٓ َ ۟ َ ُ ُ ْ ُ َ َٔ ْ َ َ ْ َ َ ‫ون ب َم ٓا أنز َل إ َل ْي َك َو َم ٓا أنز‬
َ ُ ْ ُ َ َّ َ
‫ل ه ًۭدى‬ ‫) أولـ ِئك ع‬٤( ‫وقنون‬ ِ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ة‬ ‫ر‬ ‫اخ‬
ِ ِ ِ ‫ـ‬ ‫ٱل‬ ‫ب‬‫و‬ ‫ك‬‫ل‬ِ ‫ب‬ ‫ق‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ل‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫وٱل ِذين يؤ ِمن‬٣
َ ُ ْ ُ ْ ُ ُ َ ٰٰٓ َ ۟ ُ َ ْ ِّ َّ ِّ
)٥( ‫من رب ِهم ۖ وأولـ ِئك هم ٱلمف ِلحون‬
Artinya: “Dan mereka beriman kepada (Alquran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad)
dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.
Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” (Q.S. Al-Baqarah: 4–5)
2. Membangun Kehidupan Bermasyarakat
Kehidupan bermasyarakat akan terbangun sebab anggotanya beriman pada kitab Allah Swt.
Anggota masyarakat yang beriman pada kitab akan hidup tenang sebagai anggota masyarakat.
Allah Swt. tidak membedakan manusia berdasarkan status sosial maupun jabatannya. Dengan
persamaan tersebut kehidupan masyarakat akan tenang. Masyarakat yang mengamalkan ajaran Al-
Quran akan menjadi masyarakat yang baik.
3. Menjalin Kerukunan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara
Warga negara yang baik akan senantiasa mengabdikan diri pada bangsa dan negara. Dia
akan bertindak dan berbuat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sikap tersebut akan mudah
diwujudkan jika dilandasi dengan keimanan pada kitab-kitab Allah Swt.

5Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan Nasional.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian iman kepada kitab-kitab suci Allah adalah membenarkan dengan pembenaran
pasti kitab-kitab suci Allah yang diturunkan kepada para rasul. Keimanan kepada kitab-kitab suci
yang diturunkan sebelum Al-Quran adalah keimanan yang bersifat ijmali. Artinya, seorang
Muslim dituntut untuk meyakini saja. Seorang Muslim tidak dituntut untuk memahami,
mempelajari, serta mengamalkan kandungan isi kitab-kitab suci terdahulu.
Keimanan kepada Al-Quran bersifat taf ili. Artinya, seorang Muslim tidak hanya dituntut
mengimani Al-Quran sebagai kitab suci Allah Swt, tetapi, ia juga diperintahkan untuk memahami,
mempelajari, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya secara terperinci.
Kitab-kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran adalah kitab suci Taurat, Zabur, Injil, dan
suhuf Nabi Ibrahim dan Musa As. Kitab suci Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As. Kitab suci
Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As. Kitab suci Injil diturunkan kepada Nabi Isa As.
Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt adalah:
1. Mengimani Taurat, Zabur, Injil, Suhuf Ibrahim dan Musa as, serta Al-Quran sebagai
Kalamullah.
2. Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah terakhir yang diturunkan Allah kepada umat
manusia.
3. Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah yang berfungsi untuk menyempurnakan dan
menguji kebenaran risalah-risalah sebelumnya.
Menerapkan hikmah keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt dalam perilaku-perilaku:
1. Gemar membaca Al-Quran dengan memperhatikan kaidah-kaidah tajwid.
2. Berusaha memahami kandungan isi Al-Quran melalui metodologi penafsiran yang
benar.
3. Mengamalkan semua ketentuan yang termaktub di dalam Al-Quran.
4. Merefleksikan keimanan kepada kitab-kitab suci terdahulu dengan cara menghayati dan
menerapkan hikmah dari kisah-kisah para rasul terdahulu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas
XI. Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Syukur, Asep Puji & Evi Susanti. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas
Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

12

Anda mungkin juga menyukai