Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad saw., para rasul datang untuk menyampaikan ajaran
Allah Swt. kepada umat-Nya. Sebagai manusia biasa, para rasul juga akan meninggal dunia. Sepeninggal
para rasul kehidupan umat manusia mengalami pergeseran dan ada yang mulai meninggalkan
ajarannya. Saat itulah kehidupan umat manusia mulai kacau karena mereka tidak lagi berpedoman
sebagaimana yang telah dibawa oleh rasul. Dengan diturunkannya kitab suci, umat manusia memiliki
pedoman hidup. Beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk rukun iman. Baik keimanan terhadap kitab
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu Al-Quran. Maupun keimanan terhadap kitab-
kitab Allah yang diturunkan kepada para utusan-Nya sebelum Nabi Muhammad Saw.
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt. melalui Malaikat Jibril
secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Al-Quran merupakan kitab suci terakhir dan
merupakan penyempurnaan kitab-kitab sebelumnya. Isi kitab suci Al-Quran mencakup seluruh inti
wahyu yang telah diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelumnya. Al-Quran adalah mukjizat Nabi
Muhammad saw. yang terbesar dan abadi di antara mukjizat-mukjizat lainnya. Oleh karena itu, Al-Quran
idealnya menjadi pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi kehidupan seluruh umat manusia dalam
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah
tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT?

2. Apa saja kitab-kitab Allah SWT?

3. Apa saja tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT?

4. Bagaimana perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?

5. Bagaimana hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?

6. Apa saja fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT.

2. Untuk mengetahui kitab-kitab Allah SWT.

3. Untuk mengetahui tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT.


4. Untuk mengetahui perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.

5. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.

6. Untuk mengetahui fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT


Iman secara bahasa berarti percaya. Iman menurut istilah berarti mempercayai dengan sepenuh
hati, diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dalam perbuatan. Iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
berarti mempercayai dengan sepenuh hati dan diucapkan dengan lisan bahwa Allah Swt. telah
menurunkan kitab kepada rasul-Nya untuk dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.
Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari.
Iman kepada kitab Allah Swt. termasuk salah satu rukun iman. Rukun iman meliputi iman kepada
Allah Swt., iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada rasul-rasul-
Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qada serta qadar. Sendi-sendi keimanan dijelaskan dalam
hadis Rasulullah saw. seperti disampaikan oleh Umar r.a. berikut ini.

ِ ‫ان َأ ْن تُْؤ ِمنَ بِاهَّلل ِ َو َماَل ِئ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر َوتُْؤ ِمنَ بِ ْالقَد‬
‫َر َخي ِْر ِه َو َش ِّر ِه‬ ِ ‫اِإْل ي َم‬
Artinya: “Iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya, hari akhir, dan qadar baik dan buruk.” (H.R. Muslim)
Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. tidak hanya diyakini dalam hati dan diucapkan secara lisan,
melainkan diwujudkan dalam perbuatan. Seseorang yang beriman kepada kitab Allah Swt. tingkah
lakunya berdasar pada isi kitab-Nya. Mereka senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan-
Nya.

B. Kitab-kitab Allah SWT


Iman kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menurunkan
kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Di
dalam Al-Quran disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada para nabi-Nya. Empat
kitab tersebut yaitu: Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur kepada Nabi Daud a.s., Injil kepada
Nabi Isa a.s., dan Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw.
1. Taurat
Kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora: instruksi). Kitab Taurat adalah salah satu kitab suci
yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa a.s. Kitab Taurat menjadi petunjuk dan bimbingan bagi
Bani Israil. Firman Allah Swt.:
۟ ‫ب َو َج َع ْلنَ ٰـهُ هُ ۭ ًدى لِّبَنِ ٓى س ٰ َْٓر ِءي َل َأاَّل تَتَّ ِخ ُذ‬
‫وا ِمن دُونِى َو ِكياًۭل‬ َ ‫َو َءاتَ ْينَا ُمو َسى ْٱل ِكتَ ٰـ‬
‫ِإ‬
Artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami menjadikannya petunjuk bagi
Bani Israil (dengan firman), ‘Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku’.” (Q.S. Al-Isra: 2)
Taurat merupakan salah satu dari tiga komponen (Thora, Nabin, dan Khetubin) yang terdapat
dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia (al-Kitab). Oleh orang-orang Kristen disebut Old
Testament (Perjanjian Lama). Isi pokok Kitab Taurat dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten
Commandements) atau Sepuluh Firman. Sepuluh Hukum (Ten Commandements) diterima Nabi Musa a.s.
di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan
asas-asas kebaktian (syariah), seperti berikut.

a. Tiada Tuhan selain Allah Swt.

b. Jangan menyembah berhala

c. Jangan mempersekutukan Allah Swt.

d. Sucikan hari sabat (hari Sabtu).

e. Hormati kedua orang tuamu.

f. Jangan membunuh.

g. Jangan berzina.

h. Jangan mencuri.

i. Jangan bersumpah palsu (bersaksi dusta).

j. Jangan menginginkan milik orang lain (menginginkan hak orang lain).


2. Zabur
Kata Zabur (bentuk jamaknya zubµr) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang berarti menulis. Makna
aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikenal dengan
sebutan mazmµr (jamaknya mazamir). Dalam bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani yang
dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmµr, yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan
sebelum al-Quran (selain Taurat dan Injil ). Dalam bahasa Ibrani, istilah Zabur berasal dari kata zimra,
yang berarti “lagu atau musik”. Zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari
kata zamar, artinya “nyanyi, nyanyian pujian”. Zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt.
kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud a.s. Ayat yang menegaskan
keberadaan Kitab Zabur antara lain:
َ ‫وب َوٱَأْل ْسبَا ِط َو ِعي َس ٰى َوَأي‬
‫ُّوب‬ َ ُ‫ق َويَ ْعق‬ َ ‫وح َوٱلنَّبِيِّـۧنَ ِم ۢن َب ْع ِد ِهۦ ۚ َوَأوْ َح ْينَٓا ِإلَ ٰ ٓى ِإب ٰ َْر ِهي َم َوِإ ْس َم ٰـ ِع‬
َ ‫يل وَِإ ْس َح ٰـ‬ ٍ ۢ ُ‫ِإنَّٓا َأوْ َح ْينَٓا ِإلَ ْيكَ َك َمٓا َأوْ َح ْينَٓا ِإلَ ٰى ن‬
‫س َوهَ ٰـرُونَ َو ُسلَ ْي َمـٰنَ ۚ َو َءاتَ ْينَا دَا ُوۥ َد زَ بُو ۭ ًرا‬
َ ُ‫َويُون‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah
mewahyukan kepada Nuh, dan Nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada
Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah
memberikan Kitab Zabur kepada Dawud.” (Q.S. An-Nisa: 163)
Kitab Zabur berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah dalam Kitab Zabur yang
tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan
kepada Allah Swt. Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud a.s. dalam
Kitab Zabur terdiri atas lima macam:

a. Nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi).


b. Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur.

c. Ratapan-ratapan jamaah.

d. Ratapan dan doa individu.

e. Nyanyian untuk raja.


3. Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa a.s.
Kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa a.s. memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata,
yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia mengesakan dan tidak menyekutukan-Nya dengan
suatu apa pun. Dalam Kitab Injil terdapat pula keterangan mengenai akan lahirnya nabi yang terakhir
dan penutup para nabi dan rasul, bernama Ahmad atau Muhammad saw.
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia.
Nabi Is a.s. diutus untuk mengajarkan tauhid kepada umat atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya
mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Al-Quran:
ً‫ب ٱلَّ ِذينَ ٱتَّبَعُوهُ َرْأفَ ۭةً َو َرحْ َم ۭة‬
ِ ‫…ثُ َّم قَفَّ ْينَا َعلَ ٰ ٓى َءاثَ ٰـ ِر ِهم بِ ُر ُسلِنَا َوقَفَّ ْينَا بِ ِعي َسى ٱ ْب ِن َمرْ يَ َم َو َءاتَ ْينَ ٰـهُ ٱِإْل ن ِجي َل َو َج َع ْلنَا فِى قُلُو‬
Artinya: “Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan
(pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih
sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya.” (Q.S. Al-Hadid: 27)
Kitab Injil dan Kitab Taurat, yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan
oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau
sejarah hidup Nabi Isa a.s. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan
Yahya (Yohana). Mereka sebenarnya bukanlah orang-orang yang dekat dengan masa hidup Nabi Isa a.s.
Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnabas. Isi dari Injil Barnabas ini sangat
berbeda dengan isi empat Kitab Injil yang tersebut di atas.
4. Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui
malaikat Jibril, Al-Quran diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur. Al-Quran
diturunkan selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-Quran terdiri atas
30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S.
al-Maidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Zulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika
Nabi Muhammad saw. sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari sesudah
menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat.

C. Tanda-tanda Iman kepada Kitab-kitab Suci Allah SWT


Tanda-tanda keimanan kepada kitab-kitab suci Allah Swt adalah sebagai berikut:
1. Menjaga Kesucian dan Kehormatan Al-Quran dan Kitab-kitab sebelum Al-Quran
Seorang Muslim wajib membaca kesucian kitab-kitab suci Allah Swt. Menjaga kesucian Al-Quran
dilakukan dengan cara berwudu terlebih dahulu sebelum membaca Al- Quran, tidak membawa Al-Quran
di wilayah-wilayah yang memusuhi Islam agar tidak terjadi pelecehan terhadap Al-Quran, menempatkan
Al-Quran di tempat yang mulia, misalnya di lemari bagian atas, di atas meja belajar dan lain sebagainya.
2. Rajin Membaca Al-Quran dengan Tartil
Seorang Muslim wajib belajar ilmu tajwid sebelum ia membaca Al-Quran. Ketentuan ini
dimaksudkan agar bacaan Al-Quran-nya benar, sesuai yang dituntunkan Nabi Saw. Jika bacaan Al-Quran-
nya benar, maka Al Quran akan memberi syafaat kepada dirinya. Sebaliknya, jika bacaan Al-Quran-nya
salah maka Al-Quran akan melaknatnya. Nabi Saw menyatakan, betapa banyak pembaca Al-Quran yang
berharap mendapat syafaat dari Al-Quran, akan tetapi ia justru mendapatkan laknat dari Al-Quran.
Laknat Al-Quran kepada pembacanya disebabkan karena pembaca Al-Quran tidak memperhatikan
kaidah-kaidah tajwid.
3. Hidup Sejalan dengan Tuntunan Al-Quran
Seorang Mukmin benar-benar terbukti telah beriman kepada Al-Quran, jika ia hidup sejalan
dengan Al-Quran. Sebaliknya, keimanan dirinya terhadap Al-Quran belumlah sempurna jika ia tidak rela
diatur dengan Al-Quran. Allah Swt berfirman, yang artinya: “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara
di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu”. (Q.S. Al-Maidah: 49)

D. Perilaku Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT


Kitab-kitab yang diturunkan Allah Swt. kepada rasul-Nya telah dijelaskan di depan. Keimanan dan
pengetahuan Anda tentu tidak bermanfaat jika tidak diterapkan dalam kehidupan. Menerapkan
keimanan dan pengetahuan tentang kitab-kitab Allah Swt. dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-
langkah yang dapat ditempuh sebagai berikut.
1. Beriman kepada Kitab-kitab Sebelum Al-Quran
Kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Quran, yaitu kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Cara beriman
pada ketiga kitab Allah Swt. tersebut berbeda dengan cara beriman pada Al-Quran. Cara beriman pada
ketiga kitab Allah Swt. yang diturunkan sebelum Al-Quran sebagai berikut.

a. Meyakini kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah.

b. Meyakini bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar merupakan wahyu Allah Swt. bukan karangan nabi

dan rasul.
2. Beriman kepada Al-Quran
Penerapan beriman kepada Al-Quran dapat dilakukan dengan cara seperti berikut.

a. Meyakini bahwa Al-Quran merupakan wahyu Allah Swt., bukan karangan Nabi Muhammad.

b. Meyakini bahwa Al-Quran dijamin kebenarannya oleh Allah Swt., tanpa ada keraguan sedikit pun.

c. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Quran.

d. Mengamalkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.


Al-Quran berlaku sepanjang masa bukan hanya ketika Rasulullah saw. hidup. Ajaran Al-Quran
berlaku bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi bangsa Arab. Tidak ada keraguan sedikit pun
terhadap Al-Quran. Isi kandungan Al-Quran harus dipahami, dipelajari, dihayati, dan diamalkan dalam
kehidupan. Berkaitan dengan tidak adanya keraguan sedikit pun terhadap Al-Quran, Allah Swt.
berfirman seperti berikut.
َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ هُ ۭ ًدى لِّ ْل ُمتَّقِين‬ َ ِ‫ٰ َذل‬
َ ‫ك ْٱل ِكتَ ٰـبُ اَل َري‬
Artinya: “Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. ”
(Q.S. Al-Baqarah: 2)
Kitab suci berfungsi sebagai tuntunan syariat, hanya berlaku berdasarkan kitab Al-Quran.
Maksudnya, syariat yang berlaku untuk umat sebelum Nabi Muhammad sebagaimana disebutkan dalam
beberapa kitab suci tidak berlaku lagi semenjak hadirnya syariat Islam. Kecuali, untuk syariat-syariat
tertentu yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan sunah Rasulullah saw. untuk dijalankan seperti syariat
Nabi Ibrahim. Hal ini tidak berarti syariat nabi dan rasul terdahulu jelek, tetapi Al-Quran telah
menyempurnakan syariat sebelumnya. Dengan demikian, kita tidak perlu menjalankan syariat terdahulu,
kita hanya diberi kewajiban untuk mengamalkan ajaran yang terdapat dalam Al-Quran.

E. Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT


Beriman pada kitab-kitab Allah Swt. memiliki hikmah yang sangat banyak. Hikmah beriman pada
kitab- kitab Allah Swt. sebagai berikut.

1. Meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. yang telah mengutus para rasul untuk menyampaikan

risalah-Nya.

2. Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan ketentuan agama.

3. Hidup menjadi lebih tertata karena adanya hukum yang bersumberkan pada kitab suci.

4. Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah Sw t. untuk meraih

kesuksesan baik di dunia maupun akhirat.

5. Terjaga ketakwaannya dengan senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

F. Fungsi Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT


Selain hikmah yang telah disebutkan, iman pada kitab-kitab Allah Swt. memiliki fungsi sebagai
berikut.
1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Pribadi
Iman pada kitab-kitab Allah Swt. dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi. Kitab Allah Swt.
mengajarkan manusia agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Fungsi ini tertera dalam ayat
Al-Quran berikut ini.
)٥( َ‫ك َعلَ ٰى هُ ۭ ًدى ِّمن َّربِّ ِه ْم ۖ َوُأ ۟ولَ ٰـِٓئكَ هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون‬
َ ‫) ُأ ۟ولَ ٰـِٓئ‬٤( َ‫َٔاخ َر ِة هُ ْم يُوقِنُون‬
ِ ‫نز َل ِمن قَ ْبلِكَ َوبِ ْٱلـ‬‫ُأ‬ ‫ُأ‬
ِ ‫ َوٱلَّ ِذينَ يُْؤ ِمنُونَ بِ َمٓا‬٣
َ ‫نز َل ِإلَ ْي‬
ِ ‫ك َو َمٓا‬
Artinya: “Dan mereka beriman kepada (Alquran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan
(kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah
yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-
Baqarah: 4–5)
2. Membangun Kehidupan Bermasyarakat
Kehidupan bermasyarakat akan terbangun sebab anggotanya beriman pada kitab Allah Swt.
Anggota masyarakat yang beriman pada kitab akan hidup tenang sebagai anggota masyarakat. Allah
Swt. tidak membedakan manusia berdasarkan status sosial maupun jabatannya. Dengan persamaan
tersebut kehidupan masyarakat akan tenang. Masyarakat yang mengamalkan ajaran A l-Quran akan
menjadi masyarakat yang baik.
3. Menjalin Kerukunan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara
Warga negara yang baik akan senantiasa mengabdikan diri pada bangsa dan negara. Dia akan
bertindak dan berbuat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sikap tersebut akan mudah diwujudkan
jika dilandasi dengan keimanan pada kitab-kitab Allah Swt.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian iman kepada kitab-kitab suci Allah adalah membenarkan dengan pembenaran pasti
kitab-kitab suci Allah yang diturunkan kepada para rasul. Keimanan kepada kitab-kitab suci yang
diturunkan sebelum Al-Quran adalah keimanan yang bersifat ijmali. Artinya, seorang Muslim dituntut
untuk meyakini saja. Seorang Muslim tidak dituntut untuk memahami, mempelajari, serta mengamalkan
kandungan isi kitab-kitab suci terdahulu.
Keimanan kepada Al-Quran bersifat taf ili. Artinya, seorang Muslim tidak hanya dituntut
mengimani Al-Quran sebagai kitab suci Allah Swt, tetapi, ia juga diperintahkan untuk memahami,
mempelajari, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya secara terperinci. Kitab-
kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran adalah kitab suci Taurat, Zabur, Injil, dan suhuf Nabi
Ibrahim dan Musa As. Kitab suci Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As. Kitab suci Zabur diturunkan
kepada Nabi Daud As. Kitab suci Injil diturunkan kepada Nabi Isa As.
Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt adalah:

1. Mengimani Taurat, Zabur, Injil, Suhuf Ibrahim dan Musa as, serta Al-Quran sebagai Kalamullah.

2. Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah terakhir yang diturunkan Allah kepada umat manusia.

3. Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah yang berfungsi untuk menyempurnakan dan menguji

kebenaran risalah-risalah sebelumnya.


Menerapkan hikmah keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt dalam perilaku-perilaku:

1. Gemar membaca Al-Quran dengan memperhatikan kaidah-kaidah tajwid.

2. Berusaha memahami kandungan isi Al-Quran melalui metodologi penafsiran yang benar.

3. Mengamalkan semua ketentuan yang termaktub di dalam Al-Quran.

4. Merefleksikan keimanan kepada kitab-kitab suci terdahulu dengan cara menghayati dan menerapkan

hikmah dari kisah-kisah para rasul terdahulu.

Anda mungkin juga menyukai