Anda di halaman 1dari 37

BAB I

IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH


Standar kompetensi :
Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT.
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah
SWT.
2. Menunjukan nama-nama kitab Allah yang diturunkan
kepada para Rasul-Nya.
3. Menyebutkan fungsi dan tujuan diturunkannya kitab-kitab
Allah SWT.
4. Menyebutkan isi pokok kitab-kitab: Taurat, Zabur, Injil dan
Al-Quran.
5. Menampilkan sikap mencintai Al-Quran sebagai kitab
Allah SWT.
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT
1. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT.
a. Pengertian Iman
Menurut bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yaitu

-
-
artinya membenarkan. Sedangkan menurut


istilah, iman ialah kepercayaan dalam hati, meyakini dan
membenarkan adanya Tuhan dan membenarkan semua
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
b. Pengertian Kitab-Kitab Allah swt.
Kitab Allah ialah wahyu Allah SWT yang disampaikan
kepada para Rasul untuk diajarkan kepada umat manusia
sebagai petunjuk dan pedoman hidup.Tujuan Allah
menurunkan kitab-kitab itu agar digunakan sebagai
pedoman hidup bagi seluruh manusia menuju jalan hidup
yang benar dan diridhai-Nya
Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah
mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa

Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul


yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada
umat manusia.
2. Suhuf
Selain kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan
adanya Suhuf atau Sahifah (halaman), yang berjumlah
seratus Sahifah. Suhuf adalah firman Allah swt. yang
diturunkan kepada para Nabi atau rasul-Nya yang berisi
hukum-hukum dasar sebagai petunjuk dan pedoman dalam
menjalankan agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT
kepada tiga orang Nabi-Nya, masing-masing dengan rincian
sebagai berikut:
- 60 Sahifah kepada nabi Syits a.s.
- 30 Sahifah kepada nabi Ibrahim a.s.
- 10 Sahifah kepada nabi Musa a.s.
Firman Allah swt:


(









( 18)


(19).

Artinya: Sesungguhnya ini semua benar-benar


terdapat di dalam suhuf yang pertama (yaitu) suhuf-suhuf
Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s.(Qs.al-ala: 18-19).
3. Dalil-dalil Naqli yang terkait dengan Iman
kepada Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT. merupakan
rukun iman yang ketiga. Umat Islam wajib percaya dan
meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab
yang telah diturunkan Allah SWT.kepada para Rasul-Nya
pasti benar. Firman Allah swt.:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah


kamu sekalian beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan

kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya dan


kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.(Qs.An-Nisa:136).
Firman Allah swt.:


Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran
dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain
itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang
Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami
berikan aturan dan jalan yang terang, niscaya Allah
menghendaki niscaya kamu dijadikan satu umat saja, tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu. Maka berlomba-lombalah bebuat kebajikan.
Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya.(alMaidah :48)
Kitab-kitab yang dimaksud dalam ayat di atas berisi
peraturan, ketentuan, perintah dan larangan yang dijadikan
pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan
agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Kitab-kitab Allah swt. diturunkan pada masa yang berlainan,
namun di dalamnya terkandung ajaran pokok yang sama,
yaitu ajaran tauhid atau ajaran tentang keesaan Allah swt.
Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan
dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.

4. Nama-nama kitab Allah swt. dan Rasul yang


menerimanya.
Di antara kitab-kitab Allah swt. yang wajib kita imani
ada empat (4) yaitu:
a. Kitab Taurat
Kitab Taurat diwahyukan Allah swt. kepada nabi Musa
a.s. sebagai pedoman hidup bagi kaum Bani Israil.
Firman Allah swt:

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab


Taurat di dalamnya (ada ) petunjuk dan cahaya(yang
menerangi).( Q.S Al-Maidah: 44)
Taurat asli yang berisikan akidah dan hukum-hukum
syariat sudah tidak ada lagi. Yang beredar di kalangan
orang-orang Yahudi saat ini bukanlah Taurat asli, melainkan
palsu. Sebab, mereka telah melakukan perubahanperubahan isinya (ajarannya). Para ulama pun sepakat
bahwa taurat yang murni sudah tidak ada lagi. Taurat yang
beredar saat sekarang lebih tepat dikatakan sebagai
karangan atau tulisan orang-orang Yahudi pada waktu dan
masa yang berbeda.
Allah berfirman:

Artinya: Yaitu orang-orang Yahudi mereka mengubah


perkataan dari tempat-tempatnya.(Qs. An-Nisa46).
b. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Isa
a.s. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan
yang benar dan nyata yaitu perintah-perintah Allah SWT
agar manusia mengesakannya dan tidak menyekutukan-Nya
dengan suatu apapun, juga menjelaskan bahwa di akhir
zaman akan lahir Nabi yang terakhir.
Kitab Injil yang beredar sekarang hanyalah hasil
pikiran manusia bukan wahyu Allah . Misalnya Kitab Injil
matius, Injil lukas dan Injil Johanes. Antar Injil tersebut
banyak terdapat perbedaan dan bahkan bertentangan.

Menurut para ahi, isi dari kitab Injil adalah biografi Nabi isa
a.s. dan keyakinan yang ada di dalam ajarannya merupakan
pikiran paulus, bukan pendapat orang-orang harawi
(pengikut-pengikut nabi isa a.s.). Ada juga yang dinamakan
Injil Bernabas, oleh para ulama dianggap sesuai dengan
ajaran tauhid. Namun Injil jenis ini tidak dipakai oleh orangorang Kristen (Nasrani). Dengan demikian, yang wajib
dipercayai oleh umat Islam hanyalah Injil yang diturunkan
Allah SWT.kepada nabi isa a.s.
Firman Allah swt.:

Artinya: Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa)


kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya
(yang menerangi) (al-Maidah 46)
c. Kitab Zabur
Kitab zabur diwahyukan Allah swt. Kepada nabi Daud
a.s. Nabi Daud hanya diperintahkan oleh Allah SWT untuk
mengikuti syariat Nabi Musa. Maka pokok ajaran kitab Zabur
berisi tentang zikir, nasehat dan hikmah tidak memuat
syariat.
Firman Allah swt.:

Artinya: Dan kami berikan Zabur kepada Daud a.s(alIsra: 55)


d. Kitab al-Quran
Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada Nabi
Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril itu tidak sekaligus,
melainkan secara berangsur-angsur, yang waktu turunnya
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri dari 30 juz, 144
surat, 6666 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf.
Turunnya al-Quran disebut Nuzulul Quran. Wahyu pertama
berupa surat Al-Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17
Ramadhan tahun 610 m. Di Gua Hira ketika Nabi Muhammad
sedang berkhalwat. Pada saat itu pula Nabi Muhammad saw.
dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan Allah swt. untuk
menyampaikan risalahNya kepada seluruh umat. Sedangkan

ayat yang terakhir turun adalah surat al-Maidah ayat 3, ayat


tersebut turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 hijriyah di
padang Arafah ketika beliau sedang menunaikan haji wada
(haji perpisahan), karena beberapa hari sesudah menerima
wahyu tersebut nabi Muhammad saw wafat. Al-Quran
diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Sebahagian
isinya menghapus sebahagian syariat yang tertera dalam
kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum
yang sesuai dengan hukum syariat yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Al-Quran merupakan kitab suci
terlengkap dan abadi sepanjang masa, berlaku bagi semua
umat manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan
petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan di
dunia agar tercapai kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu,
sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama sekali.
Firman Allah:


Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran
dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain
itu (al-Maidah : 48)
Firman Allah swt.:

Artinya: Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan


padanya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.(Qs.alBaqarah:2)
Isi pokok kandungan al-Quran adalah:
1. Aqidah atau keimanan
2. Ibadah baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah
3. Akhlak seorang hamba kepada khaliq, kepada sesama
manusia dan alam sekitarnya

4. Muamalah yaitu hubungan manusia dengan sesama


manusia
5. Waad dan waid
6. Kisah kisah nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan orangorang yang inkar
7. Ilmu pengetahuan.
Keistimewaan kitab suci al-Quran dibanding dengan
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya adalah sebagai
berikut:
a. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir dan
terjamin keasliannya. Al-Quran sebagai kitab suci yang
terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah
swt. sampai akhir zaman.
Firman Allah SWT :

Artinya: Sesungguhnya kamilah yang menurunkan alQuran dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.(Al - Hijr : 9)
b. Al-Quran memiliki isi kandungan yang paling
lengkap dan sempurna. Isi al-Quran mencakup segala aspek
kehidupan manusia.
c. Al-Quran tidak dapat ditiru dan dimasuki oleh ideide manusia yang ingin menyimpangkannya karena Allah
swt. yang selalu memeliharanya.
Allah swt. Berfirman:

Artinya: Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan


jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran ini,
niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia. Sekalipun sebahagian mereka menjadi
pembantu bagi sebahagian yang lainnya.( Qs.al-Isra88)
d. Al-quran isinya sesuai dengan perkembangan
zaman, berlaku sepanjang masa dan untuk seluruh umat
manusia.

e. Membaca dan mempelajari isi al-Quran adalah


ibadah. Masih banyak keistimewaan al-Quran dibanding
dengan kitab-kitab sebelumnya.
Oleh karena itu, sebagai kitab suci umat Islam, kita
harus berusaha mempelajari dan mengkaji al-Quran dengan
sungguh-sungguh, insya Allah akan diperoleh berbagai
keuntungan untuk hidup di dunia dan di akhirat. Karena
dengan hanya membaca saja sudah merupakan ibadah
kepada Allah apalagi jika kita dapat memahami dan
mengamalkannya.
Sabda Rasulullah saw.:

Artinya: atas engkau membaca al-Quran adalah


cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.(HR. Ibn
Majah)
5. Menjadikan al-Quran sebagai sumber hukum
dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak problem
kehidupan yang tidak dapat diatasi oleh manusia.sepertinya:
- Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa
diketahui cara pengobatannya,
- Terjadinya bencana yang tidak disangka-sangka,
- Terjadinya gejolak sosial, dsb.
Semuanya itu merupakan dampak sikap sikap
manusia yang meninggalkan al-Quran. Padahal Rasulullah
saw. Telah berpesan dalam sabdanya yang berbunyi:

Artinya: kutinggalkan untukmu dua perkara (pusaka),


kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada
keduanya, yaitu (al-Quran) dan sunnnah rasulNya. (alHakim) Dengan membaca dan mempelajari dan menggali isi
kandungan ilmu pengetahuan yang ada dalam al-Quran,
akan:

- Menghilangkan kegelisahan bathin, bahkan penyakit jiwa


yang erat kaitannya dengan penyakit jasmani.
- Meningkatkan kewaspadaan diri untuk selalu menjalankan
segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larang-Nya.
- Meningkatkan kesadaran bahwa apa yang diperbuat di
atas dunia ini akan dipertanggung jawabkan di akhirat
kelak.
Dengan demikian, selaku seorang Muslim haruslah kita:
- Menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman
hidup ini, dan jangan berpedoman dengan yang lainnya,
- Berusaha untuk selalu menghormati, memuliakan dan
menjunjung tinggi kitab suci al-Quran.
- Senantiasa membaca al-Quran dalam segala kesempatan
di kala suka maupun duka.
- Berusaha untuk memahami arti dan isi kandungannya
- Berusaha untuk mengamalkan isi kandungannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah swt.
a. Mempertebal keimanan kepada Allah swt. Karena banyak
hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh
ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah
mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang nampak
maupun yang gaib.
b. Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi
Muhammad saw. Karena dengan meyakini kitab-kitab Allah
swt. Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan
ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.
c. Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab
Allah, di samping berisi tentang perintah dan larangan Allah,
juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan
untuk mendorong manusia mengembangkan dan
memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.

d.

Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena


dengan beriman kepada kitab-kitab Allah maka umat Islam
akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini
sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan
hadits.
BAB II
IMAN KEPADA RASUL ALLAH
Standar Kompetensi
Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah
2. Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah
3. Meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW

A. Pengertian Iman kepada Rasul Allah SWT


Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu
benar benar utusan Allah SWT yang di tugaskan untuk
membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di
dunia dan akhirat.
Pengertian rasul dan nabi berbeda. Rasul adalah
manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah SWT untuk
dirinya sendiri dan mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan kepada umatnya. Nabi adalah manusia
pilihan yang di beri wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya
sendiri tetapi tidak wajib menyampaikan pada umatnya.
Dengan demikian seorang rasul pasti nabi tetapi nabi belum
tentu rasul. Meskipun demikian kita wajib meyakini
keduanya.
Firman Allah SWT:
Dan kami mengutus para rasul itu melainkan untuk
memberikan kabar gembira dan memberi
peringatan.Barangsiapa yang beriman dan mengadakan
perbaikan, maka tidak ada kekawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS. Al Anam 6: 48)

B. Nama Nama Rasul Allah Dan Sifat Sifatnya


Rasul rasul yang wajib diimani berjumlah 25 orang:
1. Adam As
14. Musa As
2. Idris As
15. Harun As
3. Nuh As
16. ZulkiFli As
4. Hud As
17. Daud As
5. Sholeh As
18. Sulaiman As
6. Ibrahim As
19. Ilyas AS
7. Luth As
20. Ilyasa As
8. Ismail As
21. Yunus As
9. Ishaq As
22. Zakaria As
10. Yaqub As
23. Yahya As
11. Yusuf As
24. Isa As
12. Ayub As
25. Muhammad
Saw
13. Syuaib As
Seluruh rasul mempunyai sifat yang sangat terpuji
dan terhindar dari sifat-sifat tercela. Sifat-sifat terpuyji yang
harus dimiliki rasul disebut sifat wajib rasul, sedangkan sifatsifat tercela yang tidak mungkin ada pada diri rasul disebut
sifat mustahil para rasul.
Sifat wajib ada 4 antara lain :
1. Sidiq
: berkata benar ,
2. Amanah
: dapat dipercaya,
3. Tabligh
: menyampaikan, dan
4. Fathonah : cerdik,pandai
Sedang sifat mustahil bagi rasul yaitu :
1. Kizib
: berkata bohong
2. Khianah : tidak dapat dipercaya
3. Kitman : menyembunyikan
4. Baladah : bodoh

C. DALIL DALIL TENTANG IMAN KEPADA RASUL ALLAH


SWT
1. Allah mengutus rasul sebagai pembawa kabar
gembira dan peringatan
Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa
kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan (Fathir : 24)
Wahai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk
menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan.(Al-Ahzab: 45)
2. Allah mengutus rasul sebagai suri tauladan
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi yang mengharab
rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (Al-Ahzab: 21)
3. Allah mengutus seorang rasul kepada setiap umat
Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada
padanya seorang pemberi peringatan. (Fathir: 24 )

D. Rasul Ulul Azmi


Rasul ulul azmi adalah utusan Allah yang memiliki
kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dalam
menyampaikan risalah kepada umatnya.
Diantaran 25 nabi dan rasul, ada rasul yang di beri
gelar ulul azmi, yaitu:
1. Nabi Nuh As
2. Nabi Ibrahim As
3. Nabi Musa As
4. Nabi Isa As

5. Nabi Muhammad SAW


E. Fungsi Iman Kepada Rasul Allah SWT
1. Bertambah iman kepada Allah SWT dengan
mengetahui bahwa rasul benar-benar manusia pilihan Allah
2. Mau mengamalkan apa yang disampaikan para
rasul
3. Mempercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya
4. Lebih mencintai dan menghormati rasul atas
perjuangannya
5. Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani
hidup
BAB III
MUJIZAT ALLAH
Standar Kompetensi : Memahami mukjizat dan
kejadian luar biasa lainnya
Kompetensi Dasar
:
1. Menjelaskan pengertian mukjizat dan kejadian luar
biasa lainnya (Karamah, Maunah dan Irhas).
2. Menunjukkan hikmah dengan adanya mukjizat dan
kejadian luar biasa lainnya bagi rasul Allah dan orang-orang
pilihan Allah.

1. Mukjizat
Mukjizat berasal dari bahasa Arab yang artinya
melemahkan, yaitu membuat sesuatu menjadi tidak mampu.
Mukjizat merupakan sesuatu yang luar biasa sehingga
manusia tidak mampu mendatangkan hal yang serupa.
Menurut istilah, mujizat berarti sesuatu yang luar biasa
yang terjadi dalam diri nabi atau rasul Allah SWT. Mukjizat
bertujuan untuk membuktikan kenabian atau kerasulan
seorang nabi atau rasul Allah SWT yang tidak dapat ditiru
oleh siapa pun dan untuk melemahkan segala macam usaha

dan alasan orang kafir dan menentang Islam, dan menyeru


kepada umat agar percaya akan keesaan Allah.
Unsur yang harus ada dalam mukjizat, antara lain:
1) Kejadian luar biasa
2) Tampak pada diri seorang nabi
3) Ada tantangan dari kaum yang menyangsikan
kedudukan seorang nabi
4) Manusia tidak mampu menandingi hal yang luar biasa
tersebut.
Lazimnya, nabi atau rasul menampakkan mukjizatnya
hanya pada saat-saat yang sangat dibutuhkan,
misalnya untuk membela diri atau menjawab
tantangan orang- orang kafir.
Dalam al-Quran, mukjizat biasanya disebutkan
dengan kata-kata ayat atau burhan, yang berarti bukti atau
keterangan yang jelas. Allah SWT berfirman dalam Q.S. AsySuara: 4






Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada
mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kudukkuduk mereka tunduk kepadanya.
Setiap Muslim wajib memercayai mukjizat yang
dimiliki nabi dan rasul. Mengingkari mukjizat nabi dan rasul
berarti mengingkari ayat-ayat yang ada dalam al-Quran itu
sendiri. Jadi, orang yang mengingkari mukjizat nabi dan
rasul termasuk orang kafir.
Contoh Mukjizat yang Diberikan Kepada Rasul
Allah
Mukjizat yang diberikan oleh Allah antara lain sebagai
berikut:
1) Nabi Ibrahim a.s

Mukjizat Nabi Ibrahim a.s. adalah tidak hangus ketika


dibakar oleh Raja Namrud. Jika orang biasa dibakar dalam
kobaran api dalam suhu 1700 C, tentu hangus terbakar
dalam sekejap. Namun Nabi Ibrahim a.s. tidak terbakar
sedikit pun, bahkan api terasa dingin oleh beliau. Allah
berfirman dalam Q.S. al-Anbiya:69.

Kami berfirman, Hai api, jadikanlah dingin dan


menjadi keselamatan bagi Ibrahim.
2) Nabi Musa a.s
Nabi Musa a.s merupakan nabi yang diutus untuk
menyeru Bani Israil agar beriman kepada Allah. Dakwahnya
ditentang oleh seorang raja yang kejam dan durhaka kepada
Allah yang bernama Firaun. Raja Firaun mengumpulkan
para tukang sihir untuk mengalahkan Nabi Musa a.s. Para
tukang sihir tersebut melemparkan tongkat-tongkat yang
ada di tangan mereka dan menjelma menjadi ular-ular yang
siap menyerang Nabi Musa a.s.
Allah memerintahkan Nabi Musa a.s. melemparkan
tongkat yang biasanya digunakan untuk menggembala
kambingnya. Tongkat itu berubah menjadi ular besar dan
menelan habis semua ular para tukang sihir tersebut. Kisah
ini termaktub dalam al-Quran Surah Toha ayat 19-21.
3) Nabi Muhammad saw.
Mukjizat Nabi Muhammad saw. adalah sebagai
berikut.
a) Al-Quran merupakan mukjizat terbesar.
b) Celah-celah jari beliau dapat memancarkan air
yang diminum para sahabatnya.
c) Miraj ke Sidratul Muntaha dalam waktu yang
singkat.
4) Nabi saleh a.s
Nabi Saleh dapat mengeluarkan unta besar dari
lubang batu yang sangat kecil.

5) Nabi Sulaiman a.s.


Kisah kehebatan Nabi Sulaiman a.s. dapat kita
baca dalam surah Saba dan surah An-Nahl. Ia seorang
nabi yang dapat berbicara dengan semua jenis
binatang, termasuk dengan bangsa jin, contohnya
Ifrid. Ia juga dapat mengendalikan angin. Ia juga
seorang raja bagi manusia dan hewan dan berhasil
mengislamkan ratu Bulqis yang sebelumnya
menyembah berhala.
6) Nabi Isa a.s.
Mukjizat Nabi Isa a.s. adalah sebagai berikut.
a) Membuat burung dari tanah dan benar-benar hidup
atas izin Allah.
b) Menyembuhkan orang yang buta sehingga dapat
melihat lagi.
c) Menyembuhkan orang yang sakit lepra.
d) Menghidupkan orang yang sudah meninggal
dengan izin Allah.
2. KARAMAH
Karamah berasal dari bahasa Arab berarti
kemuliaan, keluhuran, dan anugerah. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang mengistilahkan karomah dengan
keramat diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu
diluar kemampuan manusia biasa karena ketaqwaanya
kepada Tuhan.
Menurut ulama Sufi, karamah berarti keadaan luar
biasa yang diberikan Allah SWT kepada para wali-Nya. Wali
ialah orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh
kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yunus: 62-64,

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada


rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi
mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di
akhirat.
Ulama Sufi meyakini bahwa para wali mempunyai
keistimewaan, misalnya kemampuan melihat hal-hal ghaib
yang tidak dimiliki oleh manusia umumnya. Allah SWT dapat
memberi karamah kepada orang beriman, takwa, dan
beramal shaleh menurut kehendaknya.
1) Kejadian yang Dialami Seorang Ahli Ilmu pada masa Nabi
Sulaiman a.s.
Ketika Nabi Sulaiman a.s. sedang duduk di hadapan
dengan para tentaranya yang terdiri atas manusia, hewan,
dan jin, beliau meminta kepada mereka mendatangkan
singgasana Ratu Bulqis. Ada seorang yang berilmu berkata
kepada Nabi Sulaiman a.s. menurut sebuah keterangan,
orang yang berilmu itu bernama Asif. Perkataan orang
berilmu tersebut diabadikan Allah SWT dalam firman-Nya
Q.S. an-Naml: 40,

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al


Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu
sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini
termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang
siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang
ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia".
2) Kejadian yang Dialami Maryam binti Imran

Nabi Zakaria a.s. menemukan makanan setiap hadir di


mihrab Maryam binti Imran.
Allah berfirman dalam Q.S. Ali
Imran: 37,

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar)


dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan
pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria
pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui
Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria
berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh
(makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi
Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa
yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.
Peristiwa yang disaksikan Nabi Zakaria a.s. merupakan
karamah yang dianugerahkan Allah SWT kepada maryam
binti Imran.
Allah SWT mentakdirkan bahwa pengasuh Maryam
adalah pamannya sendiri, yakni Nabi Zakaria a.s.
3. MAUNAH
Maunah berarti pertolongan. Maunah adalah
pertolongan yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang
mukmin untuk mengatasi kesulitan yang menurut akal sehat
melebihi kemampuannya. Maunah terjadi pada orang yang
biasa berkat pertolongan Allah. Misalnya, orang yang
terjebak dalam kobaran api yang sangat hebat, namun
berkat maunah/pertolongan Allah, ia selamat.
4. IRHAS
Irhas adalah kejadian luar biasa atau hal-hal yang
istimewa pada diri calon nabi atau Rasul ketika masih kecil.
Contohnya, Muhammad saw. Selalu dinaungi awan sehingga
kepanasan saat melakukan perjalanan dagang ke negeri

Syam. Peristiwa yang terjadi pada diri Nabi Isa a.s. ketika
beliau masih bayi dalam buaian ibunya, Maryam. Pada saat
masih bayi, Nabi isa dapat berbicara kepada orang-orang
yang melecehkan ibunya.
Pembicaraan Nabi Isa a.s. ketika masih bayi itu
disebutkan dalam firman Allah, Q.S. Maryam: 29-33.

Maka dia (Maryam) menunjuk kepada anaknya,


mereka berkata Bagaimana kami akan berbicara dengan
anak kecil yang masih dalam ayunan? Dia (Isa) berkata,
Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku kitab Injil)
dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan
aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan
Dia memerintahkan kepadaku melaksanakan shalat dan
menunaikan zakat selama hidup, dan berbakti kepada ibuku,
dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi
celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku,
pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali.

MACAM-MACAM MUKJIZAT
Menurut sifatnya, mukjizat dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu mukjizat hisyiah/kauniyah dan mukjizat
maknawiyah/aqliyah.
1) Mukjizat hisyiah/kauniyah ialah mukjizat yang dapat
dilihat, didengar, dirasakan, dan dipegang. Mukjizat hisyiah
ditujukan kepada orang biasa, yang kurang mampu
menggunakan akal pikirannya secara baik. Contohnya,
mukjizat Nabi Nuh a.s. beliau membuat perahu untuk
menghadapi banjir yang pada waktu itu tidak pernah

dilakukan orang dan mustahil dapat dilakukan oleh orang


biasa. Setelah perahu selesai dibuat, banjir datang dan
sumber airnya datang dari tiap-tiap rumah penduduk yang
kafir. Akhirnya, semua penduduk kafir tenggelam sedangkan
Nabi Nuh a.s. dan para pengikutnya selamat.
2) Mukjizat maknawiyah ialah mukjizat yang tidak
dapat dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan dipegang.
Mukjizat maknawiyah hanya dapat dimengerti dan dikenal
oleh orang-orang yang berpikir sehat, berbudi luhur, dan
berperasaan halus. Contohnya mukjizat yang dimiliki Nabi
Muhammad saw. berupa al-Quran. Tidak semua orang mau
menerima petunjuk al-Quran. Hanya orang yang sehat,
berbudi luhur, dan berperasaan halus yang sanggup
menerima al-Quran dengan senang hati. Al-Quran memiliki
keistimewaan yang luar biasa, salah satunya adalah dalam
hal balaghah (sastra). Tidak ada seorang pun yang mampu
menyusun atau merangkai kata-kata sebagaimana al-Quran
meskipun hanya satu ayat
PERBEDAAN ANTARA MUKJIZAT, KARAMAH, MAUNAH,
DAN IRHAS
Pada dasarnya mukjizat, karamah, maunah, dan irhas
adalah sama, yaitu anugerah Allah SWT yang diberikan
kepada hamba-Nya. Perbedaannya terletak pada siapa yang
menerimanya.
Perbedaan antara mukjizat, karamah, maunah, dan
irhas adalah sebagai berikut.
a. Mukjizat diberikan kepada para nabi dan rasul.
b. Karamah dianugerahkan kepada wali.
c. Maunah diberikan kepada orang mukmin.
d.Irhas dianugerahkan kepada calon nabi atau rasul
Allah SWT (sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul)
Persamaan antara mukjizat, karomah, maunah dan
irhas adalah sama-sama datangnya dari Allah SWT. Orang
yang diberikan mukjizat, karamah, maunah, dan irhas

pantas diteladani hidupnya, karena mukjizat, karamah,


maunah, dan irhas hanya diberikan kepada hamba-hamba
Allah SWT yang bertakwa dan beramal shaleh.
Hikmah Mukjizat
Hikmah adanya mukjizat adalah sebagai berikut.
a. Melemahkan dan mengalahkan alasan,usaha,dan
tipu daya orang-orang yang menentang dakwah
rasul allah.
b. Bagi yang telah percaya kepada kenabian maka
mukjizat akan berfungsi untuk memperkuat iman
serta menambah keyakinan akan kekuasaan Allah
SWT.
c. Membuktikan kebenaran rasul yang diutus Allah dan
ajaran ajarannya.
Hikmah Karamah, Maunah, dan Irhash
Hikmah adanya karamah, maunah, dan irhas adalah
sebagai berikut.
a. Mempertebal iman kepada Allah SWT.
b. Mendekatkan diri kepada Allah.
c. Tidak takut akan kesulitan, karena yakin Allah selalu
memberikan pertolongan kepada hambanya yang beriman
dan bertakwa.
BAB IV
PERILAKU KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW
Standar kompetensi :
Memahami perilaku kehidupan Nabi Muhammad saw
Kompetens Dasar
:
1.
2.

Menjelaskan Kisah Nabi Muhammad saw


Menunjukan sfat-sifat utama Nabi Muhammad yan patut
diteladani
3. Menunjukan bukti, bahwa sunnah rasul sebagai uswatun
hasanah

4.

Bersikap dan berperilaku sebagai orang yang meneladani


akhlak Nabi Muhammad saw
BAB V
PERILAKU SIKAP TERPUJI PADA DIRI SENDIRI
Standar Kompetensi
diri sendiri

1.
2.
3.
4.
5.
6.

: Membiasakan perilaku terpuji pada

Kompetensi Dasar
Menjelaskaan pengertian tawadhu, taat, qanaah dan sabar
Membiasakan prilaku tawadhu, taat, qanaah dan sabar
Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakal
Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam kehidupan
sehari-hari
Menjelaskan pengertian Qanaah dan Tasamuh
Membiasakan perilaku qanaah dan tasamuh dalam
kehidupan sehari-hari
A. Tawadhu
Tawadhu artinya merendahkan diri untuk tidak
diketahui kemampuan yang dimilikinya oleh orang lain.
Orang beriman dilarang memiliki sifat takabur dan
dianjurkan memiliki sifat tawadhu, karena dengan mampu
bersikap tawadhu (merendahkan diri) Allah akan
meninggikan derajatnya. Firman Allah SWT yang
menganjurkan tawadhu dalam Quran S. Al Araf ayat 205:
Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam
hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan
dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang,
dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai (QS.
Al Araf:205)

Keutamaan tawadhu diantaranya adalah :


a. Akan ditinggikan derajatnya
b. Mendapatkan cinta dari Allah
c. Mendapatkan kasih saying Allah

B. Taat
Taat sering disamakan artinya dengan patuh dan
tunduk. Dengan demikian taat artinya patuh dan tunduk
terhadap perintah atau larangan seseorang atau peraturan
yang berlaku.
Taat lebih berkaitan dengan sikap dan tindakan
seseorang dalam mentaati peraturan secara suka rela tanpa
ada perasaan terpaksa sehingga dalam mentaati dan
melakukan peraturan tersebut didasarkan pada rasa patuh
dan tunduk terhadap peraturan yang berlaku. Mentaati
peraturan merupakan akhlak terpuji dan hukumnya wajib.
Allah SWT berfirman:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
C. Qanaah
Qanaah adalah suatu sikap yang menerima dengan
cukup dan senang hati atas apa yang telah dianugrahkan
Allah SWT kepadanya, karena merasa bahwa itulah telah
menjadi bagiannya.
Imam Ibnu Taimiah mengatakan bahwa qanaah itu
identik dengan zuhud, yaitu meninggalkan keinginan
terhadap sesuatu yang tidak bermanfaat bagi akhirat.
Manfaat qanaah:
a.
Hatinya penuh dengan keimanan dan keyakinan
yang kuat kepada Allah SWT.
b. Mampu mewujudkan syukur kepada Allah SWT
c. Mensapatkan kehidupan yang membahagiakan dan
menyenangkan
d.
Menjadikannya mulia.
D. Sabar
Sabar artinya teguh hati tanpa mengeluh dalam
menghadapi cobaan dan ujian. Orang yang sabar tidak

pernah mengeluh, tidak putus asa, tidak mudah marah, baik


dalam keadaan senang maupun susah.
Sabar diperintahkan oleh Allah SWT, sebagaimana
firmanNYA:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar (QS. Albaqarah :153)
Macam-macam sabar di antaranya:
a.
Sabar dalam berbuat, artinya dalam melakukan
pekerjaan tidak tergesa-gesa
b. Sabar dalam menderita, artinya bila sedang
tertimpa musibah kita menerima dengan lapang
dada
c. Sabar dalam menahan marah
E.Zuhud
Secara bahasa zuhud berarti perihal meninggalkan
keduniawian. Menurut istilah, zuhud berarti berpaling dan
meninggalkan sesuatu yang disayangi bersifat material atau
kemewahan duniawi dengan mengharap dan menginginkan
sesuatu yang lebih baik dan bersifat spiritual berupa
kebahagiaan akhirat.
Menurut imam Al Qusyairi, zuhud adalah tidak merasa
bangga terhadap kemewahan dunia yang dimiliki dan tidak
merasa sedih ketika kehilangan harta. Sedangkan menurut
imam Gazali. Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk
menguasai kemewahan dunia atau harta kekayaan.
Zuhud bukan berarti semata-mata tidak mau memiliki
harta dan tidak sukamengenyam nikmat duniawi, tetapi
zuhud sebenarnya adalah kondisi mental seseorang yang
tidak terpengaruh oleh harta benda dalam dalam
mengabdikan diri kepada Allah, Allah berfirman:
Artinya: (kami jelaskan yang demikian itu) supaya
kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari
kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira[1459]
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak

menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan


diri (QS. Al Hadid: 23)
F. Tawakal
Tawakal artinya berserah diri. Tawakal kepada Allah
artinya berserah diri kepada qada dan qadar Allah SWT.
Setelah berusaha sekuat tenaga sesuai kewajiban sebagai
manusia.
Keutamaan tawakal :
a. Tawakal kepada Allah SWT merupakan pengamalan
sebagian agama
Artinya: dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan
(pertolongan) Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal
dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali(QS.Hud:88)
b. Tawakal merupakan sebagian cabang dari iman
c. Allah SWT akan mencukupkan penjagaan-Nya dari segala
kejelekan
d. Allah SWT akan selalu mencintai orang-orang yang
bertawakal
e. Allah SWT akan menjamin rezeki
f.. Allah SWT akan member selalu petunjuk, kecukupan dan
penjagaan.
G. Qanaah
Qanaah adalah suatu sikap yang menerima dengan
cukup dan senang hati atas apa yang telahdianugrahkan
Allah SWT kepadanya, karena merasa bahwa itulah telah
menjadi bagiannya.
Imam ibnu Taimiah mengatakan bahwa qanaah itu
identik dengan zuhud, yaitu meninggalkan keinginan
terhadap sesuatu yang tidak bermanfaat bagi akhirat.
Hikmah qanaah dalam kehidupan bermasyarakat,
antara lain:
a. Menghilangkan kesenjangan social antara kelompok
kaya dan kelompok miskin
b. Mengurangi tindakan criminal

c. Mewujudkan kesatuan dan persatuan


d. Mendorong masyarakat untuk maju
e. Menyebabkan mendapat ridho dan rahmat Allah
SWT

a.
b.

c.
d.
e.

Manfaat qanaah:
Hatinya penuh dengan keimanan dan keyakinan yang kuat
kepada Allah SWT.
Menumbuhkan kehidupan yang baik
Artiny: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan (QS. An Nahl: 97)
Mampu mewujudkan syukur kepada Allah SWT
Mendapatkan kehidupan yang membahagiakan dan
menyenangkan
Dijadikan kecukupan oleh Allah SWT

Artinya: Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang


kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan (QS. Ad
Duha:8)
f. Menjadikannya mulia.
H. Tasamuh
Tasamuh berarti kelapangan dada, keluasan pikiran
dan toleransi terhadap sesama muslim maupun non muslim.
Pembahasan tasamuh meliputi cara-cara menjaga
kerukunan dan persatuan.
1. Menjaga persatuan
a.Kerukunan Intern umat Islam
Saat ini dalam agama Islam berkembang berbagai
macam paham dan aliran. Walaupun demikian antara
muslim yang satu dengan yang lain tetap merupakan

saudara. Rasulullah SAW menggabarkan persaudaraan umat


islam tersebut dalam hadits berikut:
Artinya:
Perumpamaan orang Islam di dalam saying
menyayangi dan kasih mengasihi adalah bagaikan satu
tubuh yang apabila ada salah satu anggota yang sakit,
anggota tubuh yang lain akan ikut merasakannya,tidak bisa
tidur dan merasa demam(H.R muslim)
f. Kerukunan umat islam degan umat beragama lain
Islam merupakan agama yang memiliki toleransi yang
tinggi terhadap golongan agama lain. Dakwah Islam tidak
boleh dilaksanakan dengan cara kekerasan dan paksaan,
tetapi harus dengan cara yang damai dan bijaksana. Hal itu
terdapat Al Quran,
Artinya:Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang
tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui(QS.al Baqarah:156)
g. Kerukunan umat Islam dengan pemerintah
Menurut tafsir ulil amri adalah orang-orang yang
memegang kekuasaan diantara umat manusia yaitu
pemerintah, penguasa dan pemimpin lainnya. Kita wajib
mentaatinya selama peraturan itu tidak bertentangan
dengan prinsif syariat Islam. Hal itu terdapat dalam QS. An
Nisa ayat 59
1. Menjaga persatuan
Salah satu cara untuk menjaga persatuan dan
kesatuan adalah kebersamaan, seperti firman Allah dalam
QS. Ali Imran : 102. Oleh karena itu tidak layak apabila
diantara sesame muslim terjadi perselisihan, perpecahan
dan permusuhan. Seyogyanya umat islam lebih
memperhatiakan persatuan dan kesatuan, saling menolong
dan saling menghormati.

3.
Fungsi tasamuh diantaranya:
a.
Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan
bermasyarakat
b.
Menimbulkan rasa saling menghormati antar sesame
c.
Menciptakan rasa aman, tenang, damai dan
keserasian dalam masyarakat
d.
Menghilangkan permusuhan, kebencian dan dendam
e.
Menjalin rasa persatuan dan kesatuan dalam
bermasyarakat

1.
2.
3.
4.

BAB VI
Rasul Ulul Azmi
Standar kompetensi :
Memahami Sifat-sifat Ulul azmi
Kompetens Dasar :
Menjelaskan pengertian ulul azmi
Menyebutka nama-nama Rasul ulul azmi
Menjelaskan sifat-sifat Rasul Ulul Azmi
Mengambil hikmah Dari kisah Rasul Ulul azmi

1.Pengertian Ulul azmi


Ulu al-Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para
rasul yang memiliki kedudukan tinggi/ istimewa karena
ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam
menyebarkan agama.
Hanya lima rasul yang mendapatkan julukan ini, dari
beberapa rasul yang telah diutus oleh Allah. Gelar ini adalah
gelar tertinggi/istimewa ditingkat para nabi dan rasul.
Tentang gelar ini telah dijelaskan pada Al-Qur'an Surah AlAhqaaf ayat 35 dan Asy-Syuraa ayat 13.
2. Rasul Ulul Azmi
Para Rasul yang memiliki julukan Ulul Azmi adalah:
1.
Nuh
2.
Ibrahim
3.
Musa
4.
Isa
5.
Muhammad

3.

Kriteria Ulu al-Azmi


Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk
mendapatkan gelar ini, di antara lain adalah:
1. Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah
2. Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak
menurunkan azab kepada kaumnya
3. Senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah
kepada kaum mereka

1.

Kisah Ulu al-Azmi


Nuh
Nabi Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah
untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah
menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Kualifikasi Nuh
sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya dalam
berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa
menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat
dan masyarakat umum, untuk kembali kejalan yang lurus.
Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya
tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang
bernama Kanan termasuk penentangnya. Atas kehendak
Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan
dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali
Nuh dan pengikutnya yang beriman.
Ibrahim
Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam
gua, yang disebabkan oleh perintah RajaNamrudz untuk
membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah
dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat
penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang
pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang
pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung
halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan
pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak

hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit


hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar
dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail.
Allah memerintahkan Ibrahim untuk mengasingkan istri
dan anak yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah
gersang di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya,
perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat
diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang
baru beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun
akhirnya yang disembelih adalah seekor domba. selain itu
ujian Ibrahim yang lain adalah membangun Ka'bah,
membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja
Namrudz yang zalim.
Musa
Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan
mendakwahi Firaun. Selain itu, dia juga mampu untuk
bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat
pembangkang. Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit
Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng
dengan menyembah berhalaemas anak sapi. Harun yang
ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk
menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak
dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak dapat bersabar ketika
berguru kepada Khidir.
Isa
Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki
kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran
Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai
seorang yang miskin, pengkhianatan seorang muridnya,
Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak diusir
dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa
menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.
Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian dari
wol. Ia keluar dalam keadaan tidak beralas kaki sambil
menangis serta wajahnya tampak pucat karena kelaparan
dan bibirnya tampak kering karena kehausan. Isa berkata,

Salam kepada kalian wahai Bani Israil. Aku adalah


seseorang yang meletakkan dunia di tempatnya sesuai
dengan izin Allah, tanpa bermaksud membanggakan diri.
Apakah kalian mengetahui di mana rumahku? Mereka
menjawab: "Di mana rumahmu wahai Ruhullah?" Isa
menjawab: Rumahku adalah tempat ibadah, wewangianku
adalah air, makananku adalah rasa lapar, pelitaku adalah
bulan di waktu malam dan salat ku di waktu musim dingin di
saat matahari terletak di Timur, bungaku adalah tanamantanaman bumi, pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah
takut kepada Tuhan Yang Maha Mulia, teman-temanku
adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan
orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu pagi dan
aku tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga
aku memasuki waktu sore dan aku tidak menemukan
sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang
jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih
kaya daripada aku?
Muhammad
Sejak kecil sampai dewasa, Muhammad selalu
mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah
menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu
meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil.
Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah
diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja
dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya
sendiri. Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani
Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan
dakwahnya.
Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan
tersebut yang isinya antara lain melarang berhubungan jual
beli, pernikahan, dan hubungan sosial lainya kepada Bani
Hasyim. Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu dan
telah menghabiskan hartanya dan istrinya, Khadijah.
BAB VII

1.
2.
3.
4.

PERILAKU AKHLAK TERCELA PADA DIRI SENDIRI


Standar Kompetensi
: Menghindari perilaku tercela
pada diri sendiri
Kompetensi Dasar
:
Menjelaskan pengertian ananiah, gadab, putus asa, gadab,
tamak, dan takabur
Mengidentifikasi bentuk dan contoh perbuatan ananiah,
gadab, putus asa, gadab, tamak, dan takabur
Menunjukan nilai negatif perilaku ananiah, gadab, putus
asa, gadab, tamak, dan takabur
Menghindari perilaku ananiah, gadab, putus asa, gadab,
tamak, dan takabur

A. Ananiah
Ananiah menurut bahasa artinya mengutamakan diri
sendiri. Sikap ananiah disebut juga sikap egois. Orang yang
bersikap ananiah lebih mengutamakan kepentingan diri
sendiri dari pada orang lain. Sikap ini berbahaya bagi diri
sendiri karena akan membawa pelakunya menjadi rakus
bahkan berupaya menyingkirkan keberadaan orang lain
yang akan mengganggu tujuannya.

3. Tujuan Akidah Islam


Akidah Islam harus menjadi pedoman bagi setiap
Muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini dan
menjalankan pokok-pokok kandungan akidah Islam
tersebut dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan akhirat dan mendapatkan rido dari Allah Swt.
tentunya. Dengan demikian berarti mempelajari pokokpokok kandungan akidah Islam
adalah kewajiban bagi umat Islam dengan tujuan
seabagi berikut:
1) Mengetahui petunjuk hidup yang benar serta dapat
membedakan yang benar dan yang salah.

2) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan


yang ada sejak lahir. Manusia adalah makhluk yang
berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia cenderung
mengakui adanya Tuhan. Dengan naluri
berketuhanan, manusia berusaha untuk mencari
Tuhannya. Kemampuan akal dan ilmu yang berbedabeda memungkinkan manusia akan keliru mengenal
Tuhan. Dengan akidah Islam, naluri atau
kecenderungan manusia akan keyakinan adanya
Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan
benar.
3) Memelihara manusia dari kesyirikan.
Untuk mencegah manusia dari kesyirikan perlu
adanya tuntunan yang jelas tentang kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemungkinan
manusia terperosok kedalam kesyirikan selalu
terbuka, baik syirik jaly (terang-terangan) berupa
perbuatan, maupun syirik khafy (tersembunyi) di
dalam hati. Dengan mempelajari Akidah Islam,
manusia akan terpelihara dari perbuatan syirik.
4) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang
menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari
makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapatpendapat atau faham-faham yang semata-mata
didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang
menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, akal
pikiran perlu dibimbing oleh akidah Islam agar manusia
terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.
1. Sifat Wajib dan Mustahil Allah Swt.
Kita akan pelajari sifat wajib Allah dan mustahil-Nya
secara bersamaan. Karena pada dasarnya, sifat
mustahil adalah kebalikan dari sifat wajib.
a. Pengertian dan sifat-sifat wajib serta mustahil Allah

Yang dimaksud sifat wajib Allah Swt. ialah sifat-sifat


yang pasti dimiliki oleh Allah Swt. yang sesuai dengan
keagungan-Nya sebagai Pencipta alam seisinya.
Sedangkan sifat mustahil Allah adalah kebalikan dari
sifat wajib Allah, yaitu sifat yang tidak mungkin ada
dan tidak layak disandarkan pada Zat-Nya sebagai
Pencipta alam semesta. Sifat-sifat wajib dan mustahil
Allah adalah sebagai berikut:
1. Wajib: Wujud artinya ada.
Mustahil: Adam artinya tidak ada.
Adanya Allah Swt. dapat dibuktikan dengan adanya
alam ini. Semua barang yang ada di lingkungan kita
pasti ada yang membuat. Adanya meja ada yang
membuat, yaitu tukang. Adanya baju atau pakaian
karena dibuat oleh penjahit. Alam ini pasti ada yang
membuat dan tidak mungkin ada dengan sendirinya.
2. Wajib: (Qidam) artinya terdahulu.
mustahil: Fana artinya rusak.
Akal sehat mengatakan bahwa tukang kayu lebih
dahulu ada daripada meja yang dibuatnya. Allah Swt.
adalah pencipta alam semesta, Dia lebih dahulu ada
sebelum alam ini ada.
3. Wajib: Baqa artinya berbeda dengan makhluk.
Mustahil: artinya serupa dengan makhluk.
Semua makhluk ciptaan Allah Swt. akan rusak,
sedangkan Dia sebagai pencipta tidak akan rusak. Allah
Swt. akan kekal selamanya dan Dia tidak akan pernah
mati.
4. Wajib: Mukhalafatu lil hawadisi artinya Berbeda
dengan Makhluk.
Mustahil: Mumasalatu lil Hawadisi artinya serupa
dengan Makhluk.
Allah Swt. memiliki sifat yang sempurna dan istimewa.
Sifat Allah Swt. berbeda dengan sifat makhluk-Nya.

5. Wajib: Qiyamuhu Binafsihi artinya berdiri sendiri.


Mustahil: Ihtiyaju Lighhoirihi artinya butuh kepada yang
lain.
Allah Swt. sebagai pencipta alam adalah Maha kuasa.
Dia tidak memerlukan bantuan dari kekuatan lain
karena mempunyai kekuatan yang ada pada diri-Nya.
6. Wajib: Wahdaniah artinya esa.
Mustahil: Taaddud artinya berbilang.
Manusia dituntut untuk meyakini bahwa wujud Allah
Maha Esa (satu).
7. Wajib: Qudrat artinya kuasa.
Mustahil: Ajzun artinya lemah.
Manusia dapat berkuasa, tetapi kekuasaannya sangat
terbatas. Manusia tidak akan dapat mempertahankan
dirinya untuk tetap hidup. Kuasa Allah Swt. di atas
segalagalanya.
9. Wajib: Ilmun artinya mengetahui.
Mustahil: Jahlun artinya bodoh.
Akal sehat pasti mengakui bahwa orang yang membuat
sesuatu pasti mengetahui sesuatu yang akan dibuat.
Allah Swt. adalah pencipta alam ini dan Dia mengetahui
semua ciptaan-Nya.
10. Wajib: Hayat artinya hidup.
Mustahil: Mautun artinya mati.
Seluruh kehidupan makhluk tunduk kepada Allah Swt.
Dia yang mengatur semua kehidupan makhluk hidup.
Allah Swt. tidak akan mati dan Dia kekal selamanya.
11. Wajib: Sama artinya mendengar.
Mustahil: Shummun artinya tuli.
Tidak ada suatu yang tidak didengar oleh Allah Swt.
Walaupun jumlah suara manusia ratusan juta, semua
akan didengar oleh Allah Swt.
12. Wajib : Bashar artinya melihat.
Mustahil : Umyun artinya buta.

Allah melihat segala sesuatu, baik yang besar maupun


yang kecil, bahkan yang tersembunyi, tanpa bantuan
alat untuk melihat. Penglihatan Allah tidak ada
batasnya. Teknologi manusia yang paling canggih pun
tidak mungkin dapat mengimbangi penglihatan Allah.
13. Wajib: Kalam artinya berfrman.
Mustahil : Bukmun artinya bisu.
Kalam berarti Allah Swt. berbicara melalui frman-Nya
yang berupa wahyu.
14. Wajib: Qadiran artinya Yang Maha Kuasa.
Mustahil: Ajizan artinya yang lemah.
Sesungguhnya Allah Zat Yang Mahakuasa atas segala
sesuatu.
15. Wajib: Muridan artinya yang Maha Berkehendak.
Mustahil: Mukrahan artinya yang terpaksa.
Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Berkehendak atas
segala sesuatu.
16. Wajib: Aliman artinya Yang MahaMengetahui.
Mustahil: Jahilan artinya yang bodoh.
Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Mengetahui atas
segala sesuatu.
16. Wajib: Hayyan artinya Yang Maha Hidup.
Mustahil: Mayyitan artinya yang mati.
Sesungguhnya Allah Zat Yang Mahahidup, hidup
selamnya dan tidak akan mati.
18. Wajib: Samian artinya Maha Mendengar.
Mustahil: Asammu artinya yang tuli.
Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Mendengar atas
segala sesuatu.
19. Wajib: Basiran artinya Yang Maha Melihat.
Mustahil: Ama artinya yang buta.
Sesungguhnya Allah adalah Zat Yang Maha Melihat atas
segala sesuatu
20. Wajib: Mutakalliman artinya Yang Maha Berrman.
Mustahil: Abkam artinya yang Bisu.

Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Berkata-kata atau


Maha Berrman.
1. Riya
Riya dalam Bahasa Arab artinya memperlihatkan atau
memamerkan, secara istilah riyayaitu memperlihatkan
sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun
perbuatan baik yang dilakukan, dengan maksud agar
orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya.
Contoh-contoh perbuatan riyaa misalnya adalah:
a. Sifatsifat yang melekat pada diri seseorang, seperti
suka melekatkan sifat-sifat mulia pada diri sendiri. Halhal yang cenderung dipamerkan itu misalnya keelokan
dirinya, pakaian atau perhiasan, jabatan di tempat
kerja, dan status sosial lainnya.
b. Seseorang menyantuni anak yatim dihadapan
banyak orang dengan maksud agar ditayangkan di TV
atau radio.
Tanda-tanda orang munafk itu ada tiga, yaitu apabila
berkata selalu berdusta, apabila berjanji selalu tidak
ditepati, dan apabila dipercaya selalu mengkhianati.

Anda mungkin juga menyukai