Anda di halaman 1dari 10

Iman Kepada Kitab Allah

Iman Kepada Kitab Allah – Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan
meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para nabi
atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Ada 3
tingkatan dalam beriman kepada kitab Allah, yaitu :
1. Qotmil (membaca saja)
2. Tartil (membaca dan memahami)
3. Hafidz (membaca, memahami, mengamalkan dan menghafalkan.
Singkatnya kita sebagai umat Islam belum cukup beriman kepada kitab-kitab Allah swt saja,
tetapi harus senantiasa membaca, mempelajari dan memahami isi kandungannya. Sehingga kita
tahu aturan-aturan dalamnya untuk selanjutnya kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari
Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun
sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah :

QS.
An-Nisa ayat 136
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya”. (QS An Nisa : 136)
Selain menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa lembaran-lembaran
yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim a.s dan nabi Musa a.s. Firman Allah
SWT .

Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa yang
telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT
berikut.

Kitab-Kitab Allah
1. Kitab Taurat

Kitab ini diturunkan kepada Nabi Musa as sebagai pedoman dan petunjuk bagi Bani Israel.
Sesuai firman Allah swt yang artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami
jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): “Janganlah kamu mengambil
penolong selain Aku” (QS. Al-Isra’ [17]: 2)

Adapun isi kandungan kitab Taurat meliputi hal-hal berikut :

1. Kewajiban meyakini keesaan Allah


2. Larangan menyembah berhala
3. Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia
4. Supaya mensucikan hari sabtu (sabat)
5. Menghormati kedua orang tua
6. Larangan membunuh sesama manusia tanpa alasan yang benar
7. Larangan berbuat zina
8. Larangan mencuri
9. Larangan menjadi saksi palsu
10. Larangan mengambil hak orang lain

2. Kitab Zabur

Kitab ini diturunkan kepada Nabi Daud as sebagai pedoman dan petunjuk bagi umatnya. Firman
Allah

QS.
Al Isra Ayat 55
Artinya: “Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. Al-Isra’ [17]: 55)
Kitab Zabur (Mazmur) berisi kumpulan nyanyian dan pujian kepada Allah atas segala nikmat
yang telah dikaruniakan-Nya. Selain itu berisi zikir, doa, nasihat, dan kata-kata hikmah. Menurut
orang-orang Yahudi dan Nasrani, kitab Zabur sekarang ada pada Perjanjian Lama yang terdiri
atas 150 pasal.
3. Kitab Injil

Kitab ini diturunkan kepada Nabi Isa as sebagai petunjuk dan tuntunan bagi Bani Israel. Allah
swt berfirman

QS.
Al Maidah 46
Artinya: “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya
kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah [5]: 46
Kitab Injil memuat beberapa ajaran pokok, antara lain:

 Perintah agar kembali kepada tauhid yang murni


 Ajaran yang menyempurnakan kitab Taurat
 Ajaran agar hidup sederhana dan menjauhi sifat tamak (rakus)
 Pembenaran terhadap kitab-kitab yang datang sebelumnya

4. Kitab al-Qur’an
Kitab suci al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk dijadikan petunjuk dan
pedoman bagi seluruh umat manusia, bukan hanya untuk bangsa Arab. Sebagaimana firman
Allah

QS.
Al Furqan Ayat 1
Artinya: “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya,
agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqan [25]: 1)
Secara keseluruhan, isi al-Qur’an meliputi hal-hal berikut:
 Pembahasan mengenai prinsip-prinsip akidah (keimanan)
 Pembahasan yang mengangkat prinsip-prinsip ibadah
 Pembahasan yang berkenaan dengan prinsip-prinsip syariat
Kedudukan-kedudukan al-Qur’an antara lain:

 Sebagai wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
 Sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw
 Sebagai pedoman hidup manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
 Sebagai sumber dari segala sumber hukum Islam
Pelajar Juga :

 Pengertian dan Fungsi Iman Kepada Rasul Allah


 Pengertian Iman Kepada Hari Akhir

Fungsi Iman kepada Kitab-kitab Allah

 Untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi


 Untuk membangun kehidupan bermasyarakat
 Untuk menjalin kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara

Hikmah Iman kepada Kitab-kitab Allah

 Meningkatkan keimanan kepada Allah swt yang telah mengutus para rasul untuk
menyampaikan risalahnya.
 Hidup manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci
 Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti yang
tertuang dalam kitab suci
 Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah untuk
meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat
 Terjaga ketakwaannya dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua
larangan-Nya
Penerapan Iman terhadap Kitab-kitab Suci

1. Ada banyak cara untuk beriman terhadap kita-kitab suci Allah, diantaranya :

 Meyakini kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah


 Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah bukan karangan para nabi dan
rasul
2. Beriman kepada al-Qur’an. Caranya adalah :

 Meyakini bahwa al-Qur’an benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi Muhammad
saw
 Meyakini bahwa isi al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikit pun
 Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan al-Qur’an
 Mengamalkan ajaran al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
Beriman kepada rasul-rasul Allah artinya mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah Swt. Telah memilih dan mengutus beberapa orang pilihan sebagai rasulnya. Kepada
mereka diturunkan wahyu supaya disampaikan kepada umatnya.

Kata “nabi” secara etomologi (menurut bahasa) berasal dari bahasa arab yaitu dari kata “naba’a”
yang berarti “pemberitahuan yang besar faedahnya.” Pengertian nabi menurut istilah adalah
manusia yang dipilih Allah SWT. Untuk menerima wahyu berkenaan dengan syariat agama.

Pengertian kata “rasul” secara etomologi (menurut bahasa) berasal dari bahasa arab yaitu dari
kata “rasuluhun” yang berarti “utusan”. Pengertian rasul menurut istilah adalah seorang yang
menerima wahyu dari Allah SWT. Berkenaan dengan syariat agama dan ditugaskan untuk
menyampaikannnya kepada banyak orang. Seorang rasul pasti seorang nabi, namun tidak setiap
nabi itu seorang rasul. Berdasrkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad bahwa jumlah nabi 124
ribu dan jumlah rasul sebanyak 315. Rasul yang disebutkan dalam Al-qur’an berjumlah 25.

Rasul adalah manusia terbaik yang dipilih Allah Swt. Untuk menyampaikan risalah kepada umat
manusia akan tetapi, berlaku juga kepada mereka sifat-sifat kemanusian, seperti makan, minum,
tidur, sehat, sakit, hidup dan meninggal. Iman kepada rasul-rasul Allah adalah rukun iman
keempat. Jadi, seorang tidak dikatakan beriman jika tidak mempercayai rasul-rasul Allah Swt.

Firman Allah Swt. Dalam surah An-nisa Ayat 136

َٰٓ
‫ٱَّللِ َو َم َٰلَ ِئ َكتِ ِهۦ‬
َّ ‫ِي أَنزَ َل ِمن قَ ۡب ُۚ ُل َو َمن يَ ۡكفُ ۡر ِب‬ َٰٓ ‫ب ٱلَّذ‬ِ َ ‫سو ِلِۦه َو ۡٱل ِك َٰت‬ ِ َ‫سو ِلِۦه َو ۡٱل ِك َٰت‬
ُ ‫ب ٱلَّذِي ن ََّز َل َعلَ َٰى َر‬ َّ ‫َٰ َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓواْ َء ِامنُواْ ِب‬
ُ ‫ٱَّللِ َو َر‬
١٣٦ ‫ضلَ ا ََل بَ ِعيدًا‬ َٰ َ ‫ض َّل‬َ ‫س ِلِۦه َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡل َٰٓ ِخ ِر فَقَ ۡد‬
ُ ‫َو ُكتُبِِۦه َو ُر‬
Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada
Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya.

Didalam surah An-nahl ayat 36 dijelaskan,

ُۚ َّ َٰ ‫ٱجتَنِبُواْ ٱل‬
ُ ‫ض َٰلَلَةُ فَس‬
‫ِيرواْ فِي‬ َّ ‫ٱَّللُ َو ِم ۡن ُهم َّم ۡن َحقَّ ۡت َعلَ ۡي ِه ٱل‬ َۖ ُ‫طغ‬
َّ ‫وتَ فَ ِم ۡن ُهم َّم ۡن َهدَى‬ ۡ ‫وًل أ َ ِن‬
َّ ْ‫ٱعبُد ُوا‬
ۡ ‫ٱَّللَ َو‬ ً ‫س‬ُ ‫َولَقَ ۡد بَعَ ۡثنَا فِي ُك ِل أ ُ َّم ٖة َّر‬
ۡ
٣٦ َ‫ف َكانَ َٰ َع ِق َبةُ ٱل ُمك َِذ ِبين‬
َ ‫ظ ُرواْ ك َۡي‬ُ ‫ض فَٱن‬ ِ ‫ۡٱۡل َ ۡر‬

Artinya:

Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, Maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang Telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

Perbedaan antara nabi dan rasul diantaranya adalah sebagai berikut.

 Nabi diberi wahyu berupa syariat tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikan kepada
yang lain.
 Rasul diutus dengan membawa syariat baru sedangkan nabi menguatkan/melanjutkan
syariat dari rasul sebelumnya.

 Nama, Sifat, dan Fungsi Rasul Allah

 Nama-Nama rasul
Jumlah rasul yang diberikan didalam al-qur’an ada 25 orang. Delapan belas nama diantara
mereka disebutkan dalam surah Al-An’am 83-86 dan selebihnya disebutkan dalam surah-surah
yang lain. Dua puluh lima rasul tersebut adalah Adam a.s,. Idris a.s,. Nuh a.s., Hud a.s., Saleh
a.s., Ibrahim a.s., Luth a.s., Ismail a.s., Ishak a.s., Yaqub a.s., Yusuf a.s., Ayyub a.s., Zulkifli a.s.,
Syu’aib a.s., Yunus a.s., Musa a.s., Harun a.s., Ilyas a.s., Ilyasa a.s., Daud a.s., Sulaiman a.s.,
Zakaria a.s., Yahya a.s., Isa a.s., Muhammad Saw

Dari ke-25 orang rasul tersebut terdapat 5 orang yang disebut ulu Azmi, yaitu rasul pilihan yang
memiliki keteguhan hati dan ketabahan yang kuar biasa. Mereka gigih dalam perjuangan dan
sangat sabar menerima berbagai cobaan. Allah Swt berfirman.

 Sifat-sifat Rasul
Para rasul merupakan manusia pilihan yang istimewa dengan fitrah dan kpribadian serta sifat-
sifatnya yang khas. Seluruh rasul memiliki sifat-sifat terpuji yang harus dimiliki rasul yang
disebut sifat wajib rasul, sedangkan sifat-sifat tercela yang tidak mungkin ada pada diri rasul
disebut sifat mustahil para rasul. Selain itu, para rasul juga mempunyai sifat atau yang disebut
dengan al-a’radu al-basyariyah yaitu sifat-sifat kemanusian. Akan tetapi, sifat kemanusiaan
tersebut tidak dapat mendatangkan kekurangan yang dapat mengurangi derajat para rasul. Empat
sifat wajib rasul adalah sebagai berikut:
 Siddiq artinya benar. Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Apapun
yang disampaikan kepada manusia baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan
apa yang telah diterima dari Allah, tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan apa yang
disampaikan kepada manusia pasti benar adanya, karena memang bersumber dari allah.
Seiap rasul pasti jujur dalam pengakuan rasulnya. Kita sebagai manusia harus yakin dan
ber’itikad bahwa semua yang datang dari rasul baik perkataan atau perbuatan adalah
benar dan hak (lihat maryam/19:41, an-najm/53:4)
 Amanah artinya terpercaya. Amanah berarti bisa dipercaya baik lahir atau batin. Setiap
rasul dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul akan terjaga
secara lahir atau batin dari perbuatan yang dilarang dalam agama, begitu pula hal yang
melanggar etila (lihat Q.S Al-a’raf/7:68. Asy syua’ara/26:106-107)
 Tabligh artinya menyampaikan sudah menjadi kewajiban para rasul untuk menyampaikan
kepada manusia apa yang diterima Allah yang berupa wahyu yang didalamnya
menyangkut hukum-hukum agama. Jika allah memerintahkan para rasul untuk
menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi manusia untuk menerima apa
yang telah disampaikan dengan keyakianan kuat sebagai berikut atau saksi akan
kebenaran wahyu itu (lihat QS Al-jin/72:28, al-maidah/5:67, as-sua’ara/42:48)
 Fatonah artinya cerdas dalam menyampaikan risalaha Allah, tentu dibutuhkan
kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu Allah dan rialah yang
disampaiakan bisa diterima dengan baik oleh manusia. Oleh karena itu, seorang rasul
wajib memiliki sifat cerdas. Kecerdasan iii sangat berfungsi terutama dalam menghadapi
orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran islam.
Kebaikan dari sifat jaiz bagi rasul adalah rasul memiliki sifat yang pada umumnya dimilki oleh
manusia. Sifat-sifat umum manusia diantaranya adalah perlu makan, minum, lapar, haus, tidur,
mencari nafkah, berumah tangga, dan ini tidak sampai merendahkan martabat kerasulan mereka
(lihat QS al-furqan/25:20)

Diantara rasul allah terdapat beberapa nama yang disebutkan dalam al-qur’an karena sifat-
sifatnya yang mulia. Mereka antara lain adalah sebagai berikut.
Ibrahim, bersifat penyantun, pengiba, suak bertobat kepada Allah, dan sangat membenarkan.
Semua hal yang gaib datang dari Allah (lihat QS Hud/11:75 dan maryam/19:41)

Nuh adalah rasul yang rajin bersyukur (lihat al-isra/17:3

Zakaria adalah rasul yang berdoa dengan suara lembut (lihat QS Maryam/19:3)

yahya adalah rasul yang diberi hikmah sewaktu kecil, memiliki rasa belas kasih dan kesucian,
bertaqwa, berbakti kepada oran tua, tidak sopan, dan tidak durhaka (QS maryam/19:12-14)

Ismail adalah rasul yang sngat benar janjinya (QS Maryam/19:56)

Idris adalah rasul yang sangat mencintai kebenaran (maryam/19:56)

ayyub adalah rasul yang sabar dan bertaqwa (QS sad/38:43-44)

para rasul juga mempunyai mukjizat untuk membuktikan kebenaran atau senjata untuk
menantang menghadapi musuh yang menantang dan tidak tidak mau menerima ajaran yang
dibawanya. Mukjizat adalah suatu keadaan atau kejadian luar baisa yang dialami ataau
dialakukan para nabi atau rasul atas izin yang diberikan kepada Allah SWT.

 Fungsi Rasul Allah


fungsi utama rasul adalah menyampaikan risalah allah untuk menegakkan kebenaran dan
menjauhkan manusia dari kesesatan fungsi rasul yang lain diaantaranya sebagai berikut.

 Menceritakan ayat-ayat allah.


 Menjelaskan agama dengan terang atau menggunakan bahasa kaumnya.
 Membawa kebenaran, berita, dan peringatan.
 Memberi peringatan yang jelas.
 Menyuruh untuk menyembah allah dan bertaqwa.
 Menganjurkan manusia beriman agar tidak mengutulsukan para rasul dan selalu bersikap
rajin untuk mempelajari dan mengajarkan al-qur’an.
 Membacakan ayat-ayat Nya sebelum Allah memberi azab bagi manusia yang melakukan
kezhaliman.
 Memberikan keputusan diantara manusia dengan adil dan tidak anaiya.
 Menyurukan pada umat agar menyembah allah dan menjauhi tagut

 Ajaran Para Rasul


Ibnu katsir mengatakan bahwa Allah mengutus seorang rasul untuk setiap manusia untuk setiap
umat disetiap generasi dan golongan. Mereka menyeru umatnya untuk beribadah kepada Allah
Swt dan melarang untuk beribadah kepada selain-Nya. Titik temu antara ajaran agama yang
dibawah oleh setiap nabi dari yang pertama (nabi adam a.s) hingga nabi Muhammad saw.
Diaantaranya adalah sebagai berikut

 Ajaran tauhid (lihat QS an-nahl/16:36. Al-maidah/5:49)


 Menuntun manusia untuk berakhlak mulia
 Semua agama yang dibawah para rasul mengajarkan kejujuran,amanah, kebaikan, dan
kebersihan. Akhlak inilah yang seharusnya menjadi motivasi untuk mengambil langkah
penyelesaian pada problem-problem kemanusian modern
 Ajaran para rasul tidak ada pemaksaan dalam beragama/berkeyakinan
 Para nabi dan rasul tidak yahudi dan nasrani tetapi mereka adalah muslim yang tuunduk
pada semua hukum Allah sw. Hal ini menunjukkan bahwa agama mereka adalah Islam

 Sikap Dan Prilaku Yang Mencerminkan Iman Kepada Rasul-Rasul Allah Swt
Sikap dan prilaku yang mencerminkan kepada rasul-rasul Allah Swt. dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari diantaranya adalah sebagai berikut

 Istiqamah dalam menjalankan syariat Agama.


 Tabah dan sabar dalam menghadapi musbah.
 Selalu optimis dan tidak pernah putus asa
 Peduli terhadap kaum dhu’afa.
 Melaksanakan seruan rasul untuk beribadah hanya kepada Allah dan menjauhkan diri
dari segala sikap dan prilaku syirik.
 Mengakui kebesaran Allah swt. baik dalam sifat-sifatNya dan segala yang berkaaitan
dengan masalah ketuhanan
 Menjelaskan aturan-aturan tentang kehidupan manusia sebagaiman yang telah dijelaskan
oleh para rasul
 Menjaga amanah yang telah diberikan kepada Allah kepada manusia, terutama dalam hal
beribadah kepada Nya
 Memiliki sifat tolong menolong dalam kebaikan dan menjauhi sikap anaiya.
 Melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas hidup agar meningkat kederajat yang
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Latifah, Margiono, dan Anwar Junaidi. 2013. Pendididkan Agama Islam dan Budi Pekerti. Cet.
I; Yudhistira.
Djaliel Maman Abdul, dan Abdullah Zakiy Al Kaaf. 1999. Mutiara Ilmu Tauhid. Cet. I;
Bandung: CV Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai