Anda di halaman 1dari 24

HALAQAH 01

SILSILAH BERIMAN KEPADA KITAB


Wajibnya Beriman Dengan Kitab-Kitab
Ustadz DR.Abdullah Roy, MA.

01 Rabiul Awal 1439 H

H
20 Novermber 2017
alaqah yang pertama dari Silsilah ‘Ilmiyyah 7 Beriman Dengan
Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Pengertian Tentang Kitab
Secara Bahasa & Syari’at Dan Wajibnya Beriman Dengan
Kitab-kitab Allāh.” Diantara pokok-pokok keimanan yang harus diimani
seorang hamba adalah beriman dengan kitab-kitab Allāh. Semakin
seseorang mengetahui tentang kitab-kitab Allāh secara terperinci maka :
Akan semakin bertambah keimanannya. Akan semakin besar manfaatnya di
dunia maupun di akhirat.

PENGERTIAN KITĀB
Secara Bahasa
Kitābun ( ٌ‫ ) ِكتَاب‬dalam bahasa Arab adalah mufrad (tunggal) dari kutubun (
ٌ‫) ُكتُب‬. Kitab artinya “yang ditulis”.

Secara Syari’at
Yang dimaksud kitab-kitab disini adalah kitab-kitab yang Allāh turunkan
kepada para rasulNya sebagai petunjuk bagi manusia, supaya mereka
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Al-Qurān, As-Sunnah dan
Ijma’ kaum Muslimin menunjukkan tentang wajibnya beriman kepada
kitab-kitab Allāh. Dan bahwasanya kekufuran dengan kitab-kitab Allāh
pada hakikatnya adalah kekufuran dengan Allāh.
Dari Al-Qurān
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ۚ ‫ب الَّ ِذي َأنزَ َل ِمن قَ ْب ُل‬ِ ‫ب الَّ ِذي نَ َّز َل َعلَ ٰى َرسُو ِل ِه َو ْال ِكتَا‬ ِ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا آ ِمنُوا ِباهَّلل ِ َو َرسُو ِل ِه َو ْال ِكتَا‬
‫ضاَل اًل بَ ِعيدًا‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫َو َمن يَ ْكفُرْ ِباهَّلل ِ َو َماَل ِئ َكتِ ِه َو ُكتُ ِب ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَقَ ْد‬
“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kalian kepada Allāh dan
RasulNya dan kitab yang telah diturunkan kepada RasulNya dan kitab-kitab
yang diturunkan sebelumnya.
Dan barangsiapa yang kufur kepada Allāh, malaikat-malaikatNya, kitab-
kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir maka sungguh dia telah sesat
dengan kesesatan yang jauh.”
(QS An-Nisā: 136)

Dari As-Sunnah
Sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika ditanya Jibrīl tentang
“Apa itu Iman?”. Beliau mengatakan:
‫اآلخ ِر َوتُْؤ ِمنَ بِ ْالقَد َِر خَ ي ِْر ِه َو َشرِّ ِه‬
ِ ‫ َأ ْن تُْؤ ِمنَ بِاهللِ َو َمالَِئ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم‬: ‫ْاِإل ْي َما ِن‬
“Beriman adalah engkau beriman dengan Allāh, malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir dan engkau beriman dengan
taqdir yang baik maupun yang buruk.”
(HR Muslim)

Ijmā’
Telah berkata Ibnu Baththah rahimahullāh:
‫ وبجميع ما قاله هللا عز‬،‫وكذلك وجوب اإليمان والتصديق بجميع ما جاءت به الرسل من عند هللا‬
‫ كان بر ّد ذلك‬،ً‫ فلو أن رجالً آمن بجميع ما جاءت به الرسل إال شيئا ً واحدا‬،‫ق الز ٌم‬
ٌّ ‫وجل فهو ح‬
‫الشيء كافراً عند جميع العلماء‬
“Demikian pula wajibnya beriman dan membenarkan seluruh apa yang
dibawa oleh para Rasul dari sisi Allāh dan beriman dengan seluruh yang
Allāh ‘Azza wa Jalla katakan, ini adalah sebuah kewajiban.
Seandainya seseorang beriman dengan seluruh yang dibawa oleh Rasul
kecuali satu hal maka dengan dia menolak satu hal tersebut jadilah dia kafir
menurut seluruh ulama.”
(Al-Ibānah Ash-Shughra halaman 211)
HALAQAH 02
SILSILAH BERIMAN KEPADA KITAB
Cara Beriman Dengan Kitab-Kitab
Ustadz DR.Abdullah Roy, MA.

01 Rabiul Awal 1439 H

H
20 Novermber 2017
alaqah yang kedua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan
Kitab-kitab Allāh adalah tentang Pentingnya Beriman Dengan
Kitab-Kitab Allāh Dan Cara Beriman Dengan Kitab-Kitab
Diantara yang menunjukkan pentingnya beriman dengan kitab-kitab Allāh,
bahwasanya beriman dengan kitab-kitab Allāh secara global adalah
termasuk pokok-pokok aqidah Islam & merupakan rukun yang ke-tiga dari
enam rukun Iman yang tidak sah Iman seseorang kecuali dengan mengimani
seluruh rukun Iman ini & telah berlalu haditsnya.

Kemudian diantara yang menunjukkan pentingnya bahwasanya beriman


dengan kitab-kitab adalah sifat orang-orang yang beriman. Allāh berfirman
‫…آ َمنَ ال َّرسُو ُل ِب َما ُأ ْن ِز َل ِإلَ ْي ِه ِم ْن َربِّ ِه َو ْال ُمْؤ ِمنُونَ ۚ ُكلٌّ آ َمنَ ِباهَّلل ِ َو َماَل ِئ َك ِت ِه َو ُكتُ ِب ِه َو ُر ُس ِل ِه‬
“Rasul beriman dengan apa yang diturunkan kepadanya dari Rabb nya
demikian pula orang-orang yang beriman semua beriman kepada Allāh,
Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya & Rosul-rosul-Nya”
(Surat Al-Baqarah 285)

Diantara yang menunjukkan pentingnya bahwa Allāh telah menyuruh


orang-orang yang beriman untuk mengatakan kami beriman kepada Allāh
& apa yang diturunkan kepada kami. Allāh berfirman :
‫وب َواَأْل ْسبَا ِط َو َما ُأوتِ َي‬ َ ُ‫ق َويَ ْعق‬ َ ‫ْحا‬
َ ‫يل َوِإس‬ َ ‫اع‬ِ ‫قُولُوا آ َمنَّا بِاهَّلل ِ َو َما ُأ ْن ِز َل ِإلَ ْينَا َو َما ُأ ْن ِز َل ِإلَ ٰى ِإ ْب َرا ِهي َم َوِإ ْس َم‬
ُ ِّ‫ُمو َس ٰى َو ِعي َس ٰى َو َما ُأو ِت َي النَّ ِبيُّونَ ِم ْن َربِّ ِه ْم اَل نُفَر‬
َ‫ق بَيْنَ َأ َح ٍد ِم ْنهُ ْ•م َونَحْ نُ لَهُ ُم ْس ِل ُمون‬
“Katakanlah oleh kalian kami beriman kepada Allāh dan apa yang
diturunkan kepada kami & apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il,
Ishak, Ya’qub & asbath dan apa yang diberikan kepada Musa & Isa dan apa
yang diberikan kepada para Nabi dari Rabb mereka, kami tidak membeda-
bedakan seorangpun diantara mereka & kami menyerahkan diri kepada
Allāh ”
(Surat Al-Baqarah 136)

Diantara yang menunjukkan pentingnya beriman dengan kitab-kitab Allāh


bahwasanya mengkufuri Kitab-kitab Allāh adalah sebuah kesesatan yang
nyata. Allāh berfirman :
‫ضاَل اًل بَ ِعيدًا‬ َ ‫َو َم ْن يَ ْكفُرْ بِاهَّلل ِ َو َماَل ِئ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَقَ ْد‬
َ ‫ض َّل‬
” Dan barangsiapa yang kufur kepada Allāh, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-
kitab-Nya, Rosul-rosul-Nya dan hari akhir maka sungguh dia telah tersesat
dengan kesesatan yang jauh ”
(Surat An-Nisa’ 136)

Diantara hal yang menunjukkan pentingnya beriman dengan Kitab-kitab


Allāh, bahwasanya Allāh telah menurunkan Kitab-kitab tersebut sebagai
petunjuk bagi manusia, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju
cahaya menunjukkan jalan yang lurus yang dengannya mereka bahagia di
dunia & akhirat. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
ْ ‫ۚ ِإنَّا َأ ْن‬
‫زَلنَا التَّوْ َراةَ فِيهَا هُدًى َونُو ٌر‬
“Sesungguhnya kami telah menurunkan Taurat didalamnya ada petunjuk
dan juga cahaya ”
(Surat Al-Ma’idah 44)
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
ۖ ‫يل ِفي ِه هُدًى َونُو ٌر‬
َ ‫َوآتَ ْينَاهُ اِإْل ْن ِج‬
” Dan Kami telah berikan kepada Isa, Injil didalamnya ada petunjuk dan
juga cahaya ”
(Surat Al-Ma’idah 46)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


َ ‫ٰ َذلِكَ ْال ِكتَابُ اَل َري‬
َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ هُدًى لِ ْل ُمتَّقِين‬
“Kitab tersebut (Alqur’an) tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk
bagi orang-orang yang bertaqwa”
(Surat Al-Baqarah 2)

Cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah beriman dengan empat


perkara
1. Beriman bahwasanya kitab-kitab ini benar-benar turun dari Allāh
Subhānahu wa Ta’āla
2. Beriman dengan nama-nama Kitab yang kita ketahui namanya,
sedangkan yang tidak kita ketahui maka kita beriman secara global
3. Membenarkan kabar-kabar yang shahīh didalam kitab-kitab tersebut
seperti kabar-kabar Alqur’an & kabar-kabar Kitab sebelumnya yang
belum dirubah
4. Beramal, Ridho dan berserah diri dengan hukum-hukum yang belum
dihapus didalam Kitab-kitab tersebut & semua kitab yang terdahulu
telah manshuq atau telah terhapus hukumnya dengan Al-Quran.
HALAQAH 03
SILSILAH BERIMAN KEPADA KITAB
Wahyu
Ustadz DR.Abdullah Roy, MA.

01 Rabiul Awal 1439 H

H
20 Novermber 2017
alaqah yang ketiga dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan
Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Wahyu”. Secara bahasa
adalah pemberitahuan yang cepat dan samar. Di dalam Al-
Qurān, Allāh menyebutkan bahwa:
1. Allāh mewahyukan kepada ibu Nabi Mūsā ‘alayhissalām untuk
menyusui Mūsā ‘alayhissalām.
2. Allāh mewahyukan kepada lebah untuk membuat sarang.
3. Allāh menyebutkan bahwa Nabi Zakariyya ‘alayhissalām mewahyukan
kepada kaumnya dengan isyarat.
4. Allāh juga menyebutkan bahwasanya syaithān mewahyukan kepada
wali-walinya.
Secara Syari’at adalah pemberitahuan Allāh kepada para NabiNya dengan
apa yang Allāh ingin sampaikan kepada mereka;
1. baik berupa syari’at atau kitab.
2. baik dengan perantara atau tidak dengan perantara.
Dan wahyu inilah yang merupakan kekhususan para Nabi, sebagaimana
firman Allāh:
ٍ ُ‫ِإلَىٰ ن‬ ‫ك َك َما َأوْ َح ْينَا‬
‫وح َوالنَّبِيِّينَ ِمن بَ ْع ِد ِه‬ َ ‫َ ۚ ِإنَّا َأوْ َح ْينَا ِإلَ ْي‬
“Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah
mewahyukan kepada Nūh dan nabi-nabi setelahnya.”
(An-Nisā: 163)
Wahyu, Allāh sampaikan kepada para nabi menggunakan 3 cara:
Cara Pertama
Allāh langsung mewahyukan ke hati nabi, yang diwahyukan
Seperti sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
‫ فََأجْ ِملُوا فِي‬، ‫ب ِر ْزقَهَا‬ َ ‫ُوعي َأنَّ نَ ْفسًا لَ ْن تَ ُموتَ َحتَّى تَ ْستَ ْك ِم َل َأ َجلَهَا َوتَ ْستَوْ ِع‬ِ ‫ث فِي ر‬ ِ ‫ِإنَّ رُوْ َح ْالقُد‬
َ َ‫ُس نَف‬
‫ فَِإنَّ هَّللا َ ال يُنَا ُل َما ِع ْن َدهُ ِإال بِطَا َعتِ ِه‬، ‫ْصيَ ٍة‬ ْ
ِ ‫ق َأ ْن يَطلُبَهُ بِ َمع‬
ِ ‫ب َوال يَحْ ِملَنَّ َأ َح َد ُك ُم ا ْستِ ْبطَا ُء الرِّ ْز‬ِ َ‫الطَّل‬
“Sesungguhnya Rūhul Qudus (Jibrīl) telah meniupkan di dalam hatiku
bahwa sebuah jiwa tidak akan meninggal sampai sempurna ajalnya dan
sempurna rizqinya. Maka hendaklah kalian perbaiki cara mencari rizqi
kalian. Janganlah sampai salah seorang diantara kalian mencari rizqi dengan
maksiat karena melihat lambatnya rizqi, karena sesungguhnya tidak dicari
apa yang ada di sisi Allāh kecuali dengan keta’atan kepadaNya.”
(HR Abū Nu’aim dalam Hilyatul Awliyā dan dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albāniy rahimahullāh)
Cara Kedua
Allāh berbicara langsung dengan nabi tersebut dari balik hijab
Sebagaimana Allāh berbicara langsung dengan Nabi Mūsā ‘alayhissalām,
sebagaimana dalam firman Allāh:
‫َو َكلَّ َم هَّللا ُ ُمو َسى تَ ْك ِلي ًما‬
“Dan Allāh berbicara dengan Mūsā dengan sebenar-benar pembicaraan.”
(An-Nisā: 164)
Cara Ketiga
Wahyu tersebut datang dengan perantaraan malaikat.
Sebagaimana turunnya Jibrīl membawa wahyu dari Allāh kepada para nabi
dan rasul. Dalil ke-3 cara ini:
ُ‫ َمايَشَا ُء ۚ ِإنَّه‬ ‫ُوح َي بِِإ ْذ ِن ِه‬
ِ ‫ب َأوْ يُرْ ِس َل َر ُسواًل فَي‬
ٍ ‫ َوحْ يًا َأوْ ِمن َو َرا ِء ِح َجا‬  ‫ِإاَّل‬ ُ ‫َأن يُ َكلِّ َمهُ هَّللا‬ ‫َو َما َكانَ ِلبَش ٍَر‬
‫َع ِل ٌّي َح ِكي ٌم‬
“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang
diwahyukan secara langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau
Allāh mengutus seorang malaikat utusan kemudian malaikat tersebut
mewahyukan dengan izin Allāh apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya Dia
Maha Tinggi Lagi Maha Bijaksana.”
(Asy-Syūrā: 51)

Dan Jibrīl datang kepada nabi dengan membawa wahyu;


1. terkadang dengan wujudnya yang asli.
2. terkadang datang wahyu tersebut seperti kerincingan lonceng.
3. terkadang Jibrīl datang menjelma sebagai seorang manusia.

Al-Hārits Ibnu Hisyām radhiyallāhu ‘anhu pernah bertanya kepada


Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
‫ “َأحْ يَانًا يَْأ ِتي ِني ِم ْث َل‬: ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ َ‫ك ْال َوحْ ُي ؟ فَق‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ ‫ َكيْفَ يَْأ ِتي‬، ِ ‫يَا َرسُو َل هَّللا‬
ُ َ‫ َوَأحْ يَانًا يَتَ َمثَّ ُل ِلي ْال َمل‬، ‫ال‬
‫ك‬ َ َ‫ْت َع ْنهُ َما ق‬ َ ‫ َوه َُو َأ َش ُّدهُ َعلَ َّي فَيُ ْف‬، ‫س‬
ُ ‫ َوقَ ْد َو َعي‬، ‫ص ُم َعنِّي‬ ِ ‫صلَ ِة ْال َج َر‬ َ ‫ص ْل‬
َ
‫َر ُجاًل فَيُ َكلِّ ُمنِي فََأ ِعي َما يَقُو ُل‬
“Wahai Rasūlullāh, bagaimana wahyu datang kepadamu?”
Maka Beliau Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Terkadang datang wahyu kepadaku seperti suara kerincingan lonceng dan
inilah yang paling berat bagiku. Kemudian suara itu pergi dan aku sudah
memahami apa yang dia katakan. Dan terkadang malaikat menjelma sebagai
seorang laki-laki kemudian berbicara kepadaku dan akupun memahami apa
yang dia ucapkan.”
(Muttafaqun ‘alayhi)
HALAQAH 04
SILSILAH BERIMAN KEPADA KITAB
Kitab-kitab Ini Benar-benar Turun Dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla
Ustadz DR.Abdullah Roy, MA.

01 Rabiul Awal 1439 H

H
20 Novermber 2017
alaqah yang ke-4 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan
Kitab-kitab Allāh adalah “Beriman Bahwasanya Kitab-kitab Ini
Benar-benar Turun Dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla”. Diantara
cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah:
1. Beriman bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar;
• Turun dari Allāh.
• Merupakan kalamullāh dari Allāh bermulai.
2. Beriman bahwasanya Allāh telah;
• Berbicara secara hakikat dengan huruf dan maknanya.
• Berbicara sesuai dengan yang Dia kehendaki (dengan cara yang Allāh
kehendaki) yang sesuai dengan keagungan Allāh ‘Azza wa Jalla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


َ ‫ص ِّدقًا لِّ َما بَيْنَ يَ َد ْي ِه َوَأنزَ َل التَّوْ َراةَ َواِإْل ن ِج‬
‫يل‬ ِّ ‫َاب ِب ْال َح‬
َ ‫ ُم‬ ‫ق‬ َ ‫نَ َّز َل َعلَيْكَ ْال ِكت‬
“Dia telah menurunkan atasmu, Al-Kitāb (Al-Qurān) dengan haq,
membenarkan kitab-kitab  sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan
Taurāt dan Injīl.”
(QS Āli ‘Imrān: 3)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
‫وب َواَأْل ْسبَا ِط َو َما ُأو ِت َي‬
َ ُ‫ق َويَ ْعق‬
َ ‫ْحا‬
َ ‫اعي َل وَِإس‬ ِ ‫نز َل َعلَ ٰى ِإ ْب َرا ِهي َم وَِإ ْس َم‬‫ُأ‬
ِ ‫ َو َما‬ ‫نز َل َعلَ ْينَا‬
‫ُأ‬
ِ ‫قُلْ آ َمنَّا ِباهَّلل ِ َو َما‬
‫ُموسَىٰ َو ِعيسَىٰ َوالنَّ ِبيُّونَ ِمن َّربِّ ِه ْم‬
“Katakanlah: Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada
Kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm, Ismā’īl, Ishāq, Ya’qūb dan
juga asbāth dan apa yang diberikan kepada Mūsā, ‘Īsā dan para Nabi dari
Rabb mereka.”
(QS Āli ‘Imrān: 84)

Tidak boleh seseorang mengatakan bahwa:


1. Taurat yang asli adalah ucapan Mūsā.
2. Injīl yang asli adalah ucapan ‘Īsā.
3. Al-Qurān adalah ucapan Muhammad.

Orang yang mengatakan bahwa kitab-kitab tersebut adalah ucapan manusia


maka dia telah kufur dengan ayat-ayat Allāh. Allāh berfirman:
‫َزي ٌز ُذو ا ْنتِقَ ٍام‬ ِ ‫ ِبَآيَا‬ ‫الَّ ِذينَ َكفَرُوا‬  َّ‫ِإن‬
ِ ‫لَهُ ْم َع َذابٌ َش ِدي ٌد َوهللا ع‬ ‫ت هللا‬
“Sesungguhnya orang-orang yang kufur dengan ayat-ayat Allāh, mereka
akan mendapatkan adzab yang pedih. Dan Allāh adalah Zat Yang Perkasa
dan memiliki siksaan.”
(QS Āli ‘Imrān: 4)

Allāh menceritakan tentang ucapan sebagian orang kafir yang mengatakan:


‫ِإاَّل قَوْ ُل ْالبَش َِر‬ ‫ ٰهَ َذا‬ ‫ِإ ْن‬
“Tidaklah Al-Qurān ini kecuali ucapan manusia.”
(QS Al-Muddatstsir: 25)

Para rasul dan malaikat hanyalah sebagai perantara dalam menyampaikan


kalamullāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
( َ‫) َعلَى قَ ْل ِبكَ ِلتَ ُكونَ ِمنَ ْال ُمن ِذ ِرين‬١٩٣( ُ‫َزَل ِب ِه الرُّ و ُح اَأْل ِمين‬
َ ‫) ن‬١٩٢(  َ‫َنزي ُل رَبِّ ْال َعالَ ِمين‬
ِ ‫َوِإنَّهُ لَت‬
)١٩٥ ( ‫ين‬
ٍ ‫ان َع َر ِب ٍّي ُّم ِب‬
ٍ ‫) ِب ِل َس‬١٩٤
“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) diturunkan dari Rabbul ‘Ālamīn, turun
dengannya Ar-Rūhul Amīn (Jibrīl) atas hatimu (Nabi Muhammad) supaya
engkau menjadi pemberi peringatan. Turun kitab tersebut dengan bahasa
‘Arab yang jelas.”
(QS Asy-Syuarā: 192-195)

Adapun firman Allāh:


ٍ ‫ِإنَّهُ لَقَوْ ُل َرس‬
‫ُول ك َِر ٍيم‬
Yang Allāh sebutkan di dalam surat Al-Hāqqah ayat 40 dan Surat Takwīr
ayat 19, yang artinya:
“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) dalam ucapan Rasul yang mulia.”
Maka maksudnya adalah penyandaran ucapan kepada yang mengucapkan.
1. Di dalam Surat Al-Hāqqah, yang dimaksud “utusan” adalah Muhammad
shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
2. Di dalam surat At-Takwīr yang dimaksud “utusan” adalah malaikat
Jibrīl ‘alayhissalām.
HALAQAH 05
SILSILAH BERIMAN KEPADA KITAB
Nama-Nama Kitab-Kitab
Ustadz DR.Abdullah Roy, MA.

01 Rabiul Awal 1439 H

H
20 Novermber 2017
alaqah yang kelima dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan
Kitab-kitab Allāh adalah  Beriman Dengan Nama-nama Kitab-
Kitab Allāh Yang Kita Ketahui Namanya. Diantara cara
beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah beriman dengan nama-nama kitab
Allāh yang telah Allāh & Rasul-Nya beritahukan namanya kepada kita &
kita ketahui namanya
[1] Shuhuf Ibrahim & Shuhuf Musa
Shuhuf Ibrahim diturunkan kepada Nabi Ibrahim & Shuhuf Musa
diturunkan kepada Nabi Musa alaihima salam
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
‫ُف ِإ ْب َرا ِهي َم َو ُمو َس ٰى‬
ِ ‫صح‬
ُ
“Yaitu Shuhufnya Ibrahim dan Musa ”
[Surat Al-A’la 19]

[2] Az Zabur diberikan kepada Nabi Daud alaihi salam


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
ۚ ‫َوآتَ ْينَا دَاوُو َد زَ بُورًا‬
” Dan Kami telah berikan kepada Daud kitab Zabur ”
[Surat An-Nisa’ 163]

[3] At Taurat yang diturunkan kepada Musa alaihi salam


[4] Al Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa alaihi salam
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
َ ‫ص ِّدقًا ِل َما بَيْنَ يَ َد ْي ِه َوَأ ْن‬
َ ‫زَل التَّوْ َراةَ َواِإْل ْن ِج‬
‫يل‬ ِّ ‫َاب ِب ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫نَ َّز َل َعلَيْكَ ْال ِكت‬
” Dia lah yang telah menurunkan kepadamu Al Kitab yaitu Alqur’an dengan
hal membenarkan apa yang datang sebelumnya & Dialah yang telah
menurunkan at Taurat & Injil”
[Surat Al-Imran 3]

[5] Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu


Alaihi Wasallam.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
ُ‫ضانَ الَّ ِذي ُأ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُرْ آن‬
َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
“Bulan Ramadhan yang diturunkan didalamnya Al Quran ”
[Surat Al-Baqarah 185]

Kita harus beriman dengan nama-nama kitab tersebut & Nabi yang
diturunkan kepadanya adapun yang tidak kita ketahui namanya maka kita
beriman secara global, maksudnya kita beriman bahwasanya setiap Rasul
memiliki kitab namun tidak semua kita ketahui namanya sebagai firman
Allāh :
‫َاب َو ْال ِميزَ انَ لِيَقُو َم النَّاسُ ِب ْالقِ ْس ِط‬
َ ‫زَلنَا َم َعهُ ُم ْال ِكت‬
ْ ‫ت َوَأ ْن‬
ِ ‫ۖ لَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا ِب ْالبَيِّنَا‬
“Sungguh Kami telah mengutus Rasul-Rasul kami dengan keterangan-
keterangan yang nyata dan Kami turunkan bersama mereka Kitab-kitab &
timbangan supaya manusia berlaku adil ”
[Surat Al-Hadid 25]
HALAQAH 06
SILSILAH BERIMAN KEPADA KITAB
Shuhuf Ibrāhīm
Ustadz DR.Abdullah Roy, MA.

19 Jumadil Ula 1439 H


05 Februari 2018

S
huhuf adalah jama’ dari shahīfah (ٌ‫)ص•• ِح ْيفَة‬
َ artinya adalah
sesuatu yang digunakan untuk menulis di dalamnya. Shuhuf
Ibrāhīm adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Ibrāhīm
‘alayhissalām. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
‫ُف ِإب َْرا ِهي َم َو ُمو َسى‬
ِ ‫صح‬
ُ
“(Yaitu) Shuhufnya Ibrāhīm dan Mūsā.”
(QS Al-A’lā: 19)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:


)٣٧( ‫) وَِإب َْرا ِهي َم الَّ ِذي َوفَّى‬٣٦( ‫ ُمو َسى‬ ‫ُف‬ ُ  ‫يُنَبَّْأ ِب َما ِفي‬ ‫َأ ْم لَ ْم‬
ِ ‫صح‬
“Apakah dia belum dikabarkan dengan apa yang ada dalam Shuhuf
Mūsā dan juga Ibrāhīm yang telah menyempurnakan.”
(QS An-Najm: 36-37)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengisyaratkan Shuhuf Ibrāhīm


ini di dalam firmanNya:
‫ُأ‬ ‫ُأ‬
‫نز َل ِإلَ ٰى ِإب َْرا ِهي َم‬ ِ ‫قُولُوا آ َمنَّا بِاهَّلل ِ َو َما‬
ِ ‫نز َل ِإلَ ْينَا َو َما‬
“Katakanlah oleh kalian; Kami beriman kepada Allāh dan apa yang
diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm.”
(QS Al-Baqarah: 136)
S
huhuf Ibrāhīm diturunkan di malam pertama di bulan
Ramadhān. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam
bersabda:
‫من رمضان‬ ‫أنزلت صحف إبراهيم عليه السالم في أول ليلة‬
“Telah diturunkan Shuhuf Ibrāhīm ‘alayhissalām pada malam yang
pertama di bulan Ramadhān.”
(HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

S
huhuf ini tidak diketahui keberadaannya, namun diketahui
sebagian kandungannya. Allāh Subhānahu wa Ta’āla
berfirman:
)٣٨( ‫از َرةٌ ِو ْز َر ُأ ْخ َرى‬
ِ ‫) َأاَّل ت َِز ُر َو‬٣٧( ‫) َوِإب َْرا ِهي َم الَّ ِذي َوفَّى‬٣٦( ‫ُف ُمو َسى‬ ُ ‫َأ ْم لَ ْم يُنَبَّْأ بِ َما فِي‬
ِ ‫صح‬
َّ‫) َوَأن‬٤١( ‫) ثُ َّم يُجْ زَ اهُ ْال َجزَا َء اَأْلوْ فَى‬٤٠( ‫) َوَأنَّ َس ْعيَهُ سَوْ فَ ي َُرى‬٣٩( ‫ْس ِلِإْل ْن َسا ِن ِإاَّل َما َس َعى‬ َ ‫َوَأ ْن لَي‬
َ َ‫) َوَأنَّهُ خَ ل‬٤٤( ‫) َوَأنَّهُ هُ َو َأ َماتَ َوَأحْ يَا‬٤٣( ‫) َوَأنَّهُ ه َُو َأضْ حَكَ َوَأ ْبكَى‬٤٢( ‫ك ْال ُم ْنتَهَى‬
‫ق ال َّزوْ َجي ِْن‬ َ ِّ‫ِإلَى َرب‬
( ‫) َوَأنَّهُ هُ َو َأ ْغنَى َوَأ ْقنَى‬٤٧( ‫) َوَأنَّ َعلَ ْي ِه النَّ ْشَأةَ اُأْل ْخ َرى‬٤٦( ‫طفَ ٍة ِإ َذا تُ ْمنَى‬
ْ ُ‫) ِم ْن ن‬٤٥( ‫الذ َك َر َواُأْل ْنثَى‬
َّ
‫ُأْل‬
ٍ ُ‫) َوقَوْ َم ن‬٥١( ‫) َوثَ ُمو َد فَ َما َأ ْبقَى‬٥٠( ‫) َوَأنَّهُ َأ ْهلَكَ عَادًا ا ولَى‬٤٩( ‫) َوَأنَّهُ ه َُو َربُّ ال ِّش ْع َرى‬٤٨
‫وح ِم ْن‬
)٥٤( ‫) فَ َغ َّشاهَا َما َغ َّشى‬٥٣( ‫) َو ْال ُمْؤ تَ ِف َكةَ َأ ْه َوى‬٥٢( ‫طغَى‬ ْ ‫ظلَ َم َوَأ‬ ْ ‫قَ ْب ُل ِإنَّهُ ْم كَانُوا هُ ْم َأ‬
“Apakah belum dikabarkan kepadanya tentang apa yang ada di
dalam Shuhuf Mūsa dan Ibrāhīm yang telah menyempurnakan?
Yaitu bahwasanya sebuah jiwa tidak menanggung dosa jiwa yang
lain. Dan bahwasanya seorang manusia tidak memiliki kecuali apa
yang dia usahakan. Dan bahwasanya usaha dia akan diperlihatkan
kepadanya. Kemudian dibalas dengan balasan yang paling
sempurna. Dan bahwasanya hanya kepada Rabbmu kesudahan. Dan
bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.
Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan. Dan
bahwasanya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan
wanita dari air mani yang dipancarkan. Dan bahwasanya
atasNyalah penciptaan yang lain yaitu kebangkitan. Dan
bahwasanya Dia yang memberikan kecukupan dan menjadikan
ridha. Dan bahwasanya Dia adalah Rabb bagi Asy-Syi’ra (yaitu
nama sebuah bintang yang disembah). Dan bahwasanya Dialah
yang menghancurkan kaum ‘Ād yang pertama. Demikian pula
Tsamūd. Maka Dia tidak menyisakan. Dan juga kaum Nūh
sebelumnya. Sesungguhnya dahulu mereka lebih zhalim dan lebih
durhaka. Dan negeri-negeri kaum Lūth yang telah Allāh hancurkan.
Maka Allāh menimpakan atas negeri itu adzab besar yang
menimpanya.”
(QS An-Najm: 36-54)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:


‫) َواَآْل ِخ َرةُ خَ ْي ٌر‬١٦( ‫) بَلْ تُْؤ ِثرُونَ ْال َحيَاةَ ال ُّد ْنيَا‬١٥( ‫صلَّى‬َ َ‫) َو َذ َك َر ا ْس َم َربِّ ِه ف‬١٤( ‫قَ ْد َأ ْفلَ َح َم ْن تَزَ َّكى‬
)١٩( ‫ُف ِإ ْب َرا ِهي َم َو ُمو َسى‬ ِ ‫صح‬ ُ )٨( ‫ُف اُأْلولَى‬ ِ ‫) ِإنَّ هَ َذا لَ ِفي الصُّ ح‬١٧( ‫َوَأ ْبقَى‬
“Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa dan
mengingat nama Rabbnya kemudian shalat. Akan tetapi kalian
mendahulukan kehidupan dunia. Dan akhirat itu lebih baik dan
lebih kekal. Sesungguhnya yang demikian ada di dalam Shuhuf
yang terdahulu, yaitu Shuhuf Ibrāhīm dan Mūsa.”
(QS Al-A’lā: 14-19)

HALAQAH 07
SILSILAH BERIMAN KEPADA KITAB
Shuhuf Musa dan Kitab Az-Zabur
Ustadz DR.Abdullah Roy, MA.

20 Jumadil Ula 1439 H


06 Februari 2018

A
llāh menyebutkan Shuhuf Mūsā dan sebagian isinya di
dalam Surat Al-A’la dan An-Najm, sebagaimana telah
disebutkan ayat-ayatnya di dalam halaqah sebelumnya.
• Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Mūsā
berbeda dengan At-Taurāt, diantaranya adalah Syaikh Shālih Alu
Syaikh hafizhahullāh.
• Dan sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa Shuhuf Mūsā
adalah bagian dari Kitab At-Taurāt, seperti Syaikh ‘Abdurrazzāq
Afifiy rahimahullāh.
• Dan sebagian yang lain mengatakan bahwa Shuhuf Mūsā sama
dengan At-Taurāt, diantaranya adalah Syaikh Shālih Fawzān
hafizhahullāh.
Wallāhu a’lam, mana diantara pendapat-pendapat ini yang lebih
kuat. Namun seorang yang beriman wajib beriman secara global
dengan semua kitab yang Allāh turunkan kepada para
RasulNya.

AZ-ZABŪR
Kalimat Az-Zabūr, secara bahasa artinya adalah kitāb, jamaknya
adalah Az-Zubur. Allāh berfirman:
ُّ ‫فِي‬ ُ‫َي ٍء فَ َعلُوه‬
‫الزب ُِر‬ ْ ‫ش‬  ُّ‫َو ُكل‬
“Dan segala yang mereka lakukan tertulis di dalam Az-Zubur.”
(QS Al-Qamr: 52)
Maksudnya adalah semuanya tertulis di dalam kitab-kitab yang ada
di tangan malaikat.

Yang kita ketahui tentang Az-Zabūr bahwasanya:


[1]
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Dāwūd ‘alayhissalām.
Sebagaimana firman Allāh di dalam surat An-Nisā ayat 163 dan Al-
Isrā ayat 55:
ً‫زَ بُورا‬ ‫دَاوُو َد‬ ‫َوآتَ ْينَا‬
“Dan Kami telah berikan kepada Dāwūd kitab Zabūr.”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


، ‫يل ؛ ْال َمثَانِ َي‬ ُ ‫ َوُأ ْع ِط‬، َ‫ُور ؛ ْال َمِئين‬
ِ ‫يت َم َكانَ اِإْل ْن ِج‬ ِ ‫يت َم َكانَ ال َّزب‬ُ ‫يت َم َكانَ التَّوْ َرا ِة ؛ ال َّس ْب َع َوُأ ْع ِط‬
ُ ‫ُأ ْع ِط‬
‫ت ؛ بِ ْال ُمفَص َِّل‬
ُ ‫َوفُضِّ ْل‬
“Aku telah diberi As-Sab’u yang sebanding dengan kitab Taurāt.
Dan aku diberi Al-Maīn yang sebanding dengan kitab Az-Zabūr.
Dan aku diberi Al-Matsāniy yang sebanding dengan kitab Al-Injīl.
Dan aku dikaruniai kelebihan dengan Al-Mufashshal.”
(HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)
Yang dimaksud dengan As-Sab’u, Al-Maīn, Al-Matsāniy dan Al-
Mufashshal adalah nama kumpulan surat yang ada di dalam Al-
Qurān.
[2]
Az-Zabūr diturunkan di bulan Ramadhān.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
‫رمضان‬ ‫عشرة خلت من‬ ‫وأنزل الزبور لثمان‬
“Dan diturunkan Az-Zabūr setelah berlalu 18 hari di bulan
Ramadhān.”
(HR Ath-Thabrāniy di dalam Al-Mu’jamul Kabīr dan dihasankan
oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

HALAQAH 08
SILSILAH BERIMAN KEPADA KITAB
Shuhuf Musa dan Kitab Az-Zabur
Ustadz DR.Abdullah Roy, MA.

21 Jumadil Ula 1439 H


07 Februari 2018
At-Taurātu (ُ‫ )التَّوْ َراة‬berasal dari bahasa Ibrani yang artinya ajaran.
Diantara kabar yang kita ketahui tentang Taurat di dalam Al-Qurān
dan Al-Hadīts:
● Pertama | Kitab Taurat/At-Taurāh ini diturunkan kepada Nabi
Mūsā ‘alayhissalām 
Allāh berfirman:
َ ‫ َولَقَ ْد آتَ ْينَا ُمو َسى ْال ِكت‬ ۖ
‫بَ ْع ِد ِه ِبالرُّ س ُِل‬ ‫ ِم ْن‬ ‫َاب َوقَفَّ ْينَا‬
“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Mūsā Al-Kitab (Kitab
Taurat) dan Kami susulkan setelahnya dengan Rasul-rasul.” (QS Al-
Baqarah: 87)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
َ َ‫ َق‬، ‫ َوَأ ْخ•• َرجْ تَهُ ْم ِمنَ ْال َجنَّ ِة‬، ‫اس‬
‫••ال آ َد ُم‬ َ َّ‫ آ ْنتَ الَّ ِذي َأ ْش••قَيْتَ الن‬: ‫وس••ى آل َد َم‬ َ ‫ْالتَقَى آ َد ُم َو ُم‬
َ ‫ فَقَ••ا َل ُم‬، ‫وس••ى‬
: ‫•ال‬ َ •‫ َوَأ ْن‬، ‫ َواصْ طَفَاكَ ِلنَ ْف ِس • ِه‬، ‫ َأ ْنتَ ُمو َسى الَّ ِذي اصْ طَفَاكَ هَّللا ُ ِب ِر َسالَتِ ِه‬: ‫لِ ُمو َسى‬
َ •َ‫•زَل َعلَ ْي••كَ التَّوْ َراةَ ؟ ق‬
‫ نَ َع ْم‬،
“Bertemu Ādam dan Mūsā, maka berkata Mūsā kepada Ādam,
‘Apakah engkau adalah Ādam yang telah menyengsarakan manusia
dan mengeluarkan mereka dari surga?’ Ādam berkata, ‘Apakah
engkau adalah Mūsā yang Allāh telah memilihmu dengan
risalahNya dan memilihmu untuk diriNya dan menurunkan
kepadamu Kitab Taurat?’ Mūsā berkata, ‘Ya’.” (HR Bukhāri dan
Muslim)
● Kedua | Disana ada beberapa kata di dalam Al-Qurān yang Allāh
gunakan untuk kitab Taurat ini.
⑴ AT-TAURĀH
Dan ini yang paling banyak Allāh pakai di dalam Al-Qurān.
Diantaranya, Allāh berfirman:
ِ ‫لِّ َما بَيْنَ يَ َد ْي ِه َوَأنزَ َل التَّوْ َراةَ َواِإْل‬ ‫ص ِّدقًا‬
‫نجي َل‬ ِّ ‫َاب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫ك ْال ِكت‬
َ ‫نَ َّز َل َعلَ ْي‬
“Dia telah menurunkan atasmu Al-Kitāb (yaitu Al-Qurān) dengan
benar, membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan Dialah yang telah
menurunkan Taurāt dan Injīl.” (QS Āli ‘Imrān: 3)
Diantara nama lain Taurat adalah:
⑵ AL-KITĀB
Allāh berfirman:
َ ‫ َولَقَ ْد آتَ ْينَا ُمو َسى ْال ِكت‬ ۖ
‫بَ ْع ِد ِه بِالرُّ س ُِل‬ ‫ ِم ْن‬ ‫َاب َوقَفَّ ْينَا‬
“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Mūsā Kitab (yaitu Taurat)
dan Kami susulkan setelahnya dengan rasul-rasul.” (QS Al-Baqarah:
87)
⑶ AL-FURQĀN
Allāh berfirman:
َ‫ضيَا ًء َو ِذ ْك ًرا لِّ ْل ُمتَّقِين‬
ِ ‫ ْالفُرْ قَانَ َو‬  َ‫ َوهَارُون‬  ٰ‫َولَقَ ْد آتَ ْينَا ُموسَى‬
“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Mūsā dan Hārūn Al-
Furqān (yaitu Taurat) dan cahaya serta peringatan bagi orang-orang
yang bertaqwa.” (QS Al-Anbiyā: 48)
⑷ KITAB MŪSĀ
Allāh berfirman:
ً‫َو ِم ْن قَ ْب ِل ِه ِكتَابُ ُمو َسى ِإ َما ًما َو َرحْ َمة‬
“Dan sebelum Al-Qurān adalah kitab Mūsā sebagai imam dan
rahmat.” (QS Al-Ahqāf: 12)
Diantara nama lain dari At-Taurāh adalah:
⑸ AL-ALWĀH
Allāh berfirman:
ِ ‫ َموْ ِعظَةً َوتَ ْف‬ ‫َي ٍء‬
ْ ‫صيالً ِل ُك ِّل ش‬
‫َي ٍء‬ ِ ‫فِي اَأل ْل َو‬ ُ‫َو َكتَ ْبنَا لَه‬
ْ ‫ ُك ِّل ش‬ ‫اح ِم ْن‬
“Dan Kami telah menulis untuknya (yaitu untuk Mūsā) di dalam Al-
Alwāh (yaitu Taurat) segala sesuatu sebagai nasihat dan perincian
untuk segala sesuatu.” (QS Al-A’rāf: 145)
Dan di dalam sebuah riwayat yang lain di dalam Shahīh Muslim
dari kisah percakapan antara Nabi Ādam dengan Mūsā
‘alayhimassalām.
Nabi Ādam berkata kepada Mūsā:
‫فيها بيان كل شيء‬ ‫وأعطاك األلواح‬
“Dan Allāh memberimu Al-Alwāh, di dalamnya penjelasan segala
sesuatu.”
⑹ SHUHUF MŪSĀ
Menurut sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Mūsā
adalah Taurat.

Lelah lelah aku mencari


Dimana kau kini bersembunyi
Ternyata kau ada dalam hati
Yang slama ini ku kira mimpi
Akhirnya aku menemukanmu, tak akan lagi ku melepasmu
Karna kau lah sang pencuri hati
Kan ku penjarakan kamu hingga akhir waktu
Karna kau lah sang pencuri hati
Kini ku kan menghukummu untuk bahagia denganku terima sgala
sanubariku
Usai sudah aku mencari
Kau yang ku kira hanyalah mimpi
Akhirnya aku menemukanmu, tak akan lagi ku melepasmu
Karna kau lah sang pencuri hati
Kan ku penjarakan kamu hingga akhir waktu
Karna kau lah sang pencuri hati
Kini ku kan menghukummu untuk bahagia denganku terima sgala
sanubariku

Anda mungkin juga menyukai