Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEOLOGI ISLAM

IMAN KEPADA TAKDIR DAN HARI KIAMAT


Ibu Dr. Ira Suryani, M. Si

Disusun oleh Kelompok 1:


 Khairunnisa Hrp(0303201056)
 Olga Rizki Nadila(0303203207)
 Siti Mutiah Siregar(0303203140)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Akhirat dipakai untuk mengistilahkan kehidupan
alam baka (kekal) setelah kematian atau sesudah dunia
berakhir. Pernyataan peristiwa alam akhirat sering kali
diucapkan secara berulang-ulang pada beberapa ayat
didalam Al-Qur’an sebanyak 115 kali. Akhirat dianggap
sebagai salah satu dari rukun iman yaitu: Percaya Allah,
percaya adanya malaikat, percaya akan kitab-kitab suci,
percaya adanya nabi danr asul, dan percaya takdir dan
ketetapan.
Pada makalah yang sangat sederhana ini, penulis
akan sedikit membahas tentang hari kiamat berupa
kenapa kita harus mengetahuinya, tanda-tanda apa
saja sebelum terjadinya hari kiamat dan hikmah apa
yang dapat kita ambil dari menyakininya, berikut akan
dibahas pada Bab selanjutnya.
1.2. Perumusan masalah
Adapun Perumusan masalah makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari iman ?
2. Apa itu takdir?
3. bagaimanakah dalil terjadinya hari kiamat?
1.3. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Apa pengertian dari iman ?
2. Apa itu takdir?
3. bagaimanakah dalil terjadinya hari kiamat?

BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP IMAN, TAKDIR DAN HARI KIAMAT
1. MAKNA DAN HAKIKAT IMAN
Menurut bahasa iman berarti pembenaran dalam hati.
Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan
dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan
mengamalkan dengan anggota badan.
Sedang iman menurut pandangan para ulama
terdahulu, diantaranya adalah pendapat Imam Al-
Baghawi R.A., beliau berkata :”Para sahabat, Tabi’in,
dan para ulama sunnah mereka bersepakat bahwa
amal shalih adalah bagian dari iman. Mereka berkata
bahwasannya iman terdiri dari ucapan dan perbuatan
serta keyakinan. Iman bertambah karena ketaatan dan
berkurang karena kemaksiatan.[1]
Imam Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Sallam R.A.
berkata:”Pandangan ahlus sunnah yang kami ketahui
adalah apa yang disampaikan oleh para ulama kita
yang kami sebutkan di kitab-kitab kami, yakni bahwa
iman itu meliputi kumpulan niat (keyakinan), ucapan ,
dan amal perbuatan. Iman itu bertingkat-tingkat,
sebagian berada di atas sebagian yang lain.”[2]
Imam Muhammad bin al-Husain al-Ajuri R.A., berkata :
”Ketahuilah , semoga Allah SWT memberi rahmat
kepada kami dan anda, bahwasannya sesuatu yang
diyakini oleh para ulam umat Islam adalah iman itu
wajib bagi semua mahluq, yaitu membenarkan dengan
hati, mengakui dengan lisan, dan mengamalkan
dengan anggota badan. Ketahuilah, ma’rifah
(mengenal Allah) dengan hati dan membenarkannya
tidak cukup, kecuali jika disertai dengan pengakuan
lisan dan keyakinan hati; dan ucapan tidak sah , kecuali
apabila dibuktikan dengan amal perbuatan. Bila
ketiganya (keyakinan hati, ucapan lisan dan amal
anggota badan) terpenuhi, maka ia disebut Mukmin.
Kitab, Sunnah, dan ucapan para ulama salaf R.A., telah
menunjukkan hal itu.
‫ت َواَقَا ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتَ ُوا ال َّز ٰكوةَ لَهُ ْم اَجْ ُرهُ ْم‬ ّ ٰ ‫اِ َّن الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
ٌ ‫ِع ْن َد َربِّ ِه ۚ ْم َواَل َخ ْو‬
‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزنُ ْو َن‬
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al-Baqarah:
277)
1. Penjelasan Definisi Iman
“Membenarkan dengan hati” maksudnya adalah
menerima segala apa yang di bawa oleh Rasulullah
Saw.
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah
kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari
penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk
Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya
harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya
saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul
kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”
(Al-Hasyr: 7)
“Mengikrarkan dengan lisan” maksudnya,
mengucapkan dua kalimat syahadat, “La ilaaha illallah
wa anna Muhammadan Rasulullah” (Tidak ada yang di
sembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah
utusan Allah).
“Mengamalkan dengan anggota badan” maksudnya,
hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang
anggota badan mengamalkannya dalam bentuk
ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.
Seperti dikatakan sebelumnya bahwa para ulama salaf
menjadikan amal termasuk dalam pengertian iman.
Dengan demikian iman itu bisa berkurang dan
bertambah seiring dengan berkurang dan
bertambahnya amal shalih.
2. Dalil-Dalil Ulama Salaf
Firman Allah Dalam Q.S Al-Mudatsir : 31
ۤ
‫ار اِاَّل َم ٰل ِٕٕىِ َكةً ۖ َّو َما َج َع ْلنَا ِع َّدتَهُ ْم اِاَّل فِ ْتنَةً لِّلَّ ِذي َْن َكفَر ُْو ۙا‬
ِ َّ‫ب الن‬ َ ‫َو َما َج َع ْلنَٓا اَصْ ٰح‬
‫اب الَّ ِذي َْن اُ ْوتُوا‬ َ َ‫ب َويَ ْز َدا َد الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اِ ْي َمانًا َّواَل يَرْ ت‬ َ ‫لِيَ ْستَ ْيقِ َن الَّ ِذي َْن اُ ْوتُوا ْال ِك ٰت‬
ُ ‫ب َو ْال ُم ْؤ ِمنُ ْو ۙ َن َولِيَقُ ْو َل الَّ ِذي َْن فِ ْي قُلُ ْوبِ ِه ْم َّم َرضٌ َّو ْال ٰكفِر ُْو َن َما َذٓا اَ َرا َد هّٰللا‬ َ ‫ْال ِك ٰت‬
‫ُضلُّ هّٰللا ُ َم ْن يَّ َش ۤا ُء َويَ ْه ِديْ َم ْن يَّ َش ۤا ۗ ُء َو َما يَ ْعلَ ُم ُجنُ ْو َد َرب َِّك‬ ِ ‫كي‬ َ ِ‫بِ ٰه َذا َمثَاًل ۗ َك ٰذل‬
‫اِاَّل هُ ۗ َو َو َما ِه َي اِاَّل ِذ ْك ٰرى لِ ْلبَ َش ِر‬
Artinya : “Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan
bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi
orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-
Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman
bertambah imannya dan supaya orang-orang yang
diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-
ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya
ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan):
“Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini
sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah
membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya
dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-
Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu
melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah
peringatan bagi manusia.” (Al-Mudatsir : 31)
Maknanya, di dalamnya terdapat penetapan
bertambahnya iman orang-orang mukmin, yaitu
persaksian mereka akan kebenaran Nabinya berupa
terbuktinya kabar beritanya sebagaimana yang
tersebut dalam kitab-kitab samawi sebelumnya (Zabur,
Taurut, Injil).
Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam
Muslim dari Abu Hurairah R.A, ia berkata bahwasannya
Rasulullah bersabda: “Iman itu tujuh puluh cabang
lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama
adalah ucapan ‘La ilaaha illallah’ dan yang paling
rendah adalah menyingkirkan rintangan (kotoran) dari
tengah jalan, sedang malu itu (juga ) salah satu cabang
dari iman.” (HR. Muslim)
Hadits ini menjelaskan bahwa iman itu terdiri dari
cabang-cabang yang bermacam-macam, dan setiap
cabang adalah bagian dari iman yang keutamaannya
berbeda-beda, yang paling tinggi dan paling utama
adalah ucapan “Laa ilaaha illallah” kemudian cabang-
cabang sesudahnya secara berurutan dalam nilai dan
fadilahnyasampai pada cabang yang terakhir yaitu
menyingkirkan rintangan dan gangguan dari tengah
jalan. Adapun cabang-cabang antara keduanya adalah
shalat, zakat, puasa, haji dan amalan-amalan hati
seperti malu, tawakkal, khassyah (takut kepada Allah),
dan sebagainya, yang kesemuanya itu dinamakan
iman.
3. RUKUN-RUKUN IMAN
“Arkanu” bentuk jama’ dari “ruknus syaiin / ruknun”,
berarti sisi sesuatu yang paling kuat. Sedang yang
dimaksud rukun iman adalah sesuatu yang menjadi
sendi tegaknya iman.
Rukun iman ada enam, yaitu :
1. Iman kepada Allah SWT,
2. Iman kepada para Malaikat Allah,
3. Iman kepada kitab-kitab Allah,
4. Iman kepada para Rasul Allah,
5. Iman kepada hari akhir/kiamat,
6. Iman kepada takdir Allah, yang baik maupun yang
buruk.
2. Pengertian Takdir
Takdir Allah terhadap segala sesuatu mencakup
peneguhan terhadap beberapa hakikat berikut :
1. Mengimani bahwa Allah SWT mengetahui segala
sesuatu sebelum terjadinya sebagaimana diri-Nya
mengetahui hal itu setelah terjadinya. Allah
mengetahui sesuatu yang belum terjadi, tengah
terjadi dan akan terjadi dan tidaklah ada sesuatu
yang tidak diketahui-Nya baik yang kecil maupun
besar, sebagaimana firman Allah SWT :
‫َو َما تَ ُك ْو ُن ِف ْي َشأْ ٍن َّو َما تَ ْتلُ ْوا ِم ْنهُ ِم ْن قُرْ ٰا ٍن َّواَل تَ ْع َملُ ْو َن ِم ْن َع َم ٍل اِاَّل ُكنَّا‬
‫ال َذ َّر ٍة ِفى‬ِ َ‫َعلَ ْي ُك ْم ُشه ُْو ًدا اِ ْذ تُفِ ْيض ُْو َن ِف ْي ۗ ِه َو َما يَ ْع ُزبُ َع ْن َّرب َِّك ِم ْن ِّم ْثق‬
‫ب ُّمبِي ٍْن‬ ٍ ‫ك َوٓاَل اَ ْكبَ َر اِاَّل فِ ْي ِك ٰت‬َ ِ‫ض َواَل فِى ال َّس َم ۤا ِء َوٓاَل اَصْ َغ َر ِم ْن ٰذل‬ ِ ْ‫ااْل َر‬
Artinya : “Dan tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu
biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di
langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang
lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam
kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yunus : 61)
2. Mengimani bahwa Allah swt telah menuliskan
segala sesuatu di “Lauh Mahfuzh” sebelum Dia swt
menciptakan langit dan bumi.
ٍ ‫ض َواَل ِف ْٓي اَ ْنفُ ِس ُك ْم اِاَّل ِف ْي ِك ٰت‬
‫ب ِّم ْن قَب ِْل اَ ْن‬ ِ ْ‫ص ْيبَ ٍة فِى ااْل َر‬ ِ ‫اب ِم ْن ُّم‬
َ ‫ص‬َ َ‫َمٓا ا‬
‫ك َعلَى هّٰللا ِ يَ ِس ْي ۖ ٌر‬ َ ِ‫نَّب َْراَهَا ۗاِ َّن ٰذل‬
Artinya : “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di
bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al Hadid [57] : 22)
3. Mengimani bahwa segala sesuatu yang terjadi di
alam ini adalah kehendak Allah swt. Tidak ada
suatu kebaikan maupun keburukan kecuali dengan
kehendak-Nya.
َ ‫ون إِاَّل أَن يَ َشا َء هَّللا ُ ۚ إِ َّن هَّللا َ َك‬
‫ان َعلِي ًما َح ِكي ًما‬ َ ‫َو َما تَ َشا ُء‬
Artinya : “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan
itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al
Insaan [76] : 30)
4. Mengimani bahwa segala sesuatu di alam ini
adalah ciptaan Allah SWT dan hasil dari ketetapan-
Nya.
‫اح ُد ْالقَهَّا ُر‬
ِ ‫ق ُكلِّ َش ْي ٍء َوهُ َو ْال َو‬
ُ ِ‫قُ ِل هَّللا ُ َخال‬
Artinya : Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala
sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa.”(QS. Ar-Ra’ad [13] : 16)
Segala sesuatu yang terjadi di alam ini adalah
kehendak Allah swt, baik itu perkataan maupun
perbuatan, pergerakan maupun berhenti, kondisi
maupun keadaaan, baik maupun buruk seseorang.
Namun demikian Allah SWT bersifat adil, Dia tidak akan
menyesatkan orang yang berhak mendapatkan
petunjuk atau sebaliknya. Kemudian setiap hamba-Nya
pun diberikan kehendak dan pilihan untuk menentukan
perbuatan-perbuatannya sendiri.
3. Pengertian Hari Kiamat
Dalil tentang Hari Akhir
Iman kepada hari akhir adalah salah satu rukun iman
yang wajib kita yakini selain iman kepada Allah SWT.
Menurut Prof. Dr. Quraisy Syihab, dalam bukunya
Wawasan Al-Quran halaman 80, dua rukun iman inilah
yang paling banyak disebutkan dalam Al-Quran.
Terbukti al-Quran selalu menyebutkan Iman kepada
Hari Akhir dan Iman kepada Allah selalu bersamaan
dan berurutan. Diantaranya adalah ayat-ayat berikut:
Al-Quran surat al-Taubah ayat 8
‫َّظهَر ُْوا َعلَ ْي ُك ْم اَل يَرْ قُب ُْوا فِ ْي ُك ْم اِاًّل َّواَل ِذ َّمةً ۗيُرْ ض ُْونَ ُك ْم ِبا َ ْف َوا ِه ِه ْم‬
ْ ‫ْف َواِ ْن ي‬
َ ‫َكي‬
‫َوتَأْ ٰبى قُلُ ْوبُهُ ۚ ْم َواَ ْكثَ ُرهُ ْم ٰف ِسقُ ْو ۚ َن‬
Yang artinya : Hanyalah yang memakmurkan masjid-
masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun)
selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk. (Q.S. al Taubah ayat 8)
Al-Quran surat al-Maidah (5) ayat 69
‫ص ٰرى َم ْن ٰا َم َن ِباهّٰلل ِ َو ْاليَ ْو ِم‬ٰ َّ‫اِ َّن الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا َوالَّ ِذي َْن هَا ُد ْوا َوالصَّابِٔـ ُ ُْٔو َن َوالن‬
‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزنُ ْو َن‬
ٌ ‫صالِحًا فَاَل َخ ْو‬ َ ‫ااْل ٰ ِخ ِر َو َع ِم َل‬
Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-
orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa
saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman
kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.(Q.S. al Maidah ayat 69)
Menurut Prof. Quraisy Syihab keimanan kepada
Allah tidak sempurna kecuali dengan keimanan kepada
hari akhir. Keimanan kepada Allah menuntut adanya
amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru
sempurna motivasinya dengan adanya keimanan
tentang adanya hari akhir. Karena kesempurnaan
ganjaran dan balasannya hanya ditemukan di akhirat
nanti. Untuk memperkuat argumennya, beliau
menyatakan bahwa kata “yaumul akhirat” saja terulang
24 kali, disamping kata “akhirat” terulang 115 kali
dalam Al-Quran. Selain itu Al-Quran selalu menggugah
hati dan pikiran manusia dengan menggambarkan
peristiwa-peristiwa hari akhirat, dengan nama-nama
yang unik, misalnya Al-Zalzalah, Al-Qari’ah, an-Naba’,
al-Qiyamah. Istilah-istilah (yang menjadi nama surat Al-
Quran) itu mencerminkan peristiwa dan keadaan yang
bakal dihadapi oleh manusia pada saat itu, dengan
tujuan agar manusia beriman kepada Allah dan hari
akhirat, karena manusia akan bertemu Allah, dan
manusia pasti akan mati, karenanya manusia jangan
lengah, lupa diri, jangan terpesona dengan kehidupan
dunia yang temporal dan menipu, manusia jangan
mempertuhankan harta, karena harta tidak dapat
menolong pemiliknya dari siksa Allah dihari akhirat.
Tanda-tanda Hari Akhir (kiamat)
Kapan hari kiamat akan tiba memang rahasia Allah,
pengetahuan kita hanya terbatas pada tanda-tanda
akan kedatangannya. Sebagaimana firman Allah dalam
surat al-Isra (17) ayat 51 yang artinya:
Atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak
mungkin (hidup) menurut pikiranmu”. Maka mereka
akan bertanya: “Siapa yang akan menghidupkan kami
kembali?” Katakanlah: “Yang telah menciptakan kamu
pada yang pertama kali”. Lalu mereka akan
menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan
berkata, “Kapan itu (akan terjadi)?” Katakanlah:
“Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat”.
Prof. Bey Arifin dalam bukunya Hidup Sesudah Mati
(hal 182-196) setelah mengutip beberapa hadis
rasulullah melukiskan tanda-tanda hari Kiamat ada 15
peristiwa yang terlebih dahulu, dari 15 peristiwa itu
menurut beliau 3 diantaranya adalah yang paling
penting sebagai berikut:
1. Munculnya Dajjal
Dajjal artinya pembohong yang kerjanya Cuma
menyesatkan manusia. Dajjal ada 2 macam. Dajjal kecil
dan Dajjal besar. Dajjal-Dajjal menyebabkan kerusakan-
kerusakan dalam masyarakat. Kerusakan-kerusakan
yang ditimbulkan oleh Dajjal kecil itu dinamakan
Kiamat Kecil. Dan Dajjal-Dajjal kecil itu telah lahir dan
mungkin dapat kita temukan disekitar kita. Sedangkan
Dajjal besar adalah pembohong kaliber besar yang
kerjanya membohongi dan menyesatkan umat
manusia dan mereka akan muncul menjelang Kiamat
kubra (kiamat besar) tiba.
2. Turunnya Isa ibnu Maryam AS.
Menurut A.Hasan dalam bukunya Verslag Debat
Pembela Islam menerangkan bahwa ada lebih kurang
30 buah hadis yang menerangkan akanturunnya Isa
ibnu Maryam AS. Kedatangannya adalah untuk
membunuh semua babi dan menghancurkan semua
salib. Ulama mentakwilkan sebagai kehancuran dan
lenyapnya agama Kristen dan memperkuat agama
Islam. Dan kedatangan Isa anak Maryam itu adalah
sesudah munculnya Dajjal.
3. Turunnya Imam Mahdi
Kepercayaan akan kehadiran Imam Mahdi pada akhir
zaman telah merata dikalangan kaum muslimin. Mahdi
artinya yang mendapat petunjuk. Kata Mahdi tidaklah
terdapat dalam Al-Quran. Kami kemukakan beberapa
pendapat para ulama mengenai Imam Mahdi :
Macam-Macam Hari Kiamat
1. Kiamat Sughra atau Kiamat Kecil
Yaitu berupa kejadian atau musibah yang terjadi di
alam ini, seperti kematian setiap saat, banjir bandang,
angin beliung, gunungmeletus, gempa bumi,
peperangan, kecelakaan kendaraan, kekeringan yang
kepanjangan, hama tanaman yang merajalela.
Keseluruhan rangkaian kejadian tersebut di atas
ditinjau dari segi aqidah merupakan peringatan dari
Allah. Bagi umat yang beriman hal ini merupakan
peringatan dan ujian. Sedangkan bagi umat yang
ingkar/kafir merupakan siksaan atau azab Allah swt.
Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 155-156
yang artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Danberikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa
innaa ilaihi raaji`uun”. (Q.S. al Baqarah ayat 155-156)
2. Kiamat Kubra
Yaitu masa kehancuran seluruh alam semesta
secara masal dan berakhirnya kehidupan alam dunia
serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia yang
sudah mati sejak zaman Nabi Adam sampai manusia
terakhir, untuk menjalankan proses kehidupan
berikutnya, sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran
surat al-Zalzalah ayat 1-5 yang artinya: Apabila bumi
digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat),
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat
(yang dikandung) nya, dan manusia bertanya:
“Mengapa bumi (jadi begini)?”, pada hari itu bumi
menceritakan beritanya, karena sesungguhnya
Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)
kepadanya.
Hikmah Iman Kepada Hari Akhir
a. Menambah keyakinan bahwa perbuatan di dunia
sebagai bekal kehidupan di akhirat.
b. Meyakini bahwa Allah swt akan memberikan
balasan kepada hambanya sesuai dengan amal
perbuatannya masing-masing.
c. Dengan meyakini adanya hari akhir, maka
seseorang akan memiliki sifat optimis dalam menjalani
kehidupan di dunia ini untuk menyongsong kehidupan
yang hakiki dan abadi kelak di akhirat.
d. Menumbuhkan sifat ikhlas dalam beramal,
istiqomah dalam pendirian dan khusuk dalam
beribadah.
e. Senantiasa melaksanakan amar ma’ruf dan nahi
munkar untuk mencapai ridha Allah swt.
f. Meyakini bahwa segala perbuatan selama hidup di
dunia ini yang baik maupun yang buruk harus
dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt kelak di
akhirat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Iman adalah membenarkan dalam hati; menerima
segala apa yang di bawa Rasulullah SAW, mengikrarkan
dengan lisan; mengucapkan dua kalimat syahadat,
mengamalkan dengan anggota badan; hati
mengamalkan dengan keyakinan, anggota badan
lainnya mengamalkan dalam bentuk ibadah sesuai
dengan fungsinya.
2. Pengertian takdir.
a. Mengimani bahwa Allah SWT mengetahui segala
sesuatu sebelum terjadinya sebagaimana diri-Nya
mengetahui hal itu setelah terjadinya.
b. Mengimani bahwa Allah swt telah menuliskan
segala sesuatu di “Lauh Mahfuzh” sebelum Dia swt
menciptakan langit dan bumi.
c. Mengimani bahwa segala sesuatu yang terjadi di
alam ini adalah kehendak Allah swt.
d. Mengimani bahwa segala sesuatu di alam ini
adalah ciptaan Allah SWT dan hasil dari ketetapan-Nya.
3. Iman kepada hari akhir adalah salah satu rukun
iman yang wajib kita yakini selain iman kepada Allah
SWT. Seperti yang diterangkan dalam Al-Quran surat
al-Taubah ayat 8.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemah, Depag RI Tahun 2007 Al-
Wajiz, ‘Abdul ‘Azhim bin Badawi Al-Khalafi, Pustaka As-
Sunnah, Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 3, ‘Abdul Aziz bin
Baaz, Pustaka Darul Haq, Kitab Tauhid 2, Tim ahli Ilmu
Tauhid, Pustaka Darul Haq, Majmu’atul Fatawa, Ibnu
Taimiyyah, Pustaka Darul Haq, Manhaj Aqidah Imam
Syafi’i, Muhammad A.W. Al-‘Aqil, Pustaka As-Syafi’i,
Mukhtashar Shahih Muslim, Al-Mundziri, pustaka
Amani,

Anda mungkin juga menyukai