Anda di halaman 1dari 3

Maka dua rukun ini, yaitu perkataan dan perbuatan, dari keduanya terhimpun semua sikap

atau hakekat semua urusan sikap ini. Dan hakekat dari iman sesuai syar’I itu seperti hakekat
manusia yang terdiri dari jasad dan ruh atau akal dan perasaan. Dan sebagaimana sebuah
pohon yang terdiri dari s

Maka nampaklah secara jelas hubungan antara iman dan amal dari sabda Rasulullah SAW
sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam Bukhari “tidak berimana salah seorang dari
kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri, demikian juga
dalam QS. Al Hajj 77:
Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, sembahlah Tuhanmu, dan lakukanlah
kebaikan agar kamu beruntung

Bagian ke lima: bertambah dan berkurangnya Iman:


Sungguh terdapat di dalam Al Qur’an banyak dalil2 yang menunjukkan tentang bertambah
dan berkurangnya iman dan manusia bertukar pikiran mengenai hal tersebut. Sebagian dari
mereka ada yang lebih utama imannya dari sebagian yang lain, diantara mereka ada yang
terdahulu dalam kebaikan, ada yang pertengahan, ada yang dzolim terhadap dirinya, ada
yang muhsin, ada yang mukmin, ada yang muslim. Kualitas agama mereka tidak sama dalam
satu tingkatan, tapi Allah mengutamakan Sebagian mereka atas Sebagian yang lain dan
mengangkat sebagian mereka diatas beberapa derajat.

Sebagian dalil-dalil tentang bertambah dan berkurangnya Iman


1. Dari Al Qur’an
Surah Ali Imran ayat 173:
(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang
mengatakan kepadanya, "Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka," ternyata (ucapan) itu
menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah (menjadi
penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung."
QS. Annisa. 9:
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
QS. At Taubah 124:
Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafik)
ada yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan
(turunnya) surah ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah
imannya, dan mereka merasa gembira.

Pada ayat ini Allah menjelaskan tentang bertambahnya iman, dan ini merupakan
dalil-dalil yang paling jelas dan terang.

Dan Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya tentang surah At Taubah 124 “ayat ini
termasuk dalil yang paling besar menjelaskan tentang iman yang bisa bertambah dan
berkurang sebagaimana pendapat mayoritas imam-imam ulama khalaf dan salaf.
2. Dari Hadis:
a. Berdasarkan hadis Riwayat Imam Ahmad 13199: “tidak ada iman bagi orang yang
tidak memiliki Amanah”
Hadis ini merupakan dalil tentang orang yang tidak memiliki Amanah. Maka
sungguh tercabutlah didalam dirinya sesuatu dari kewajiban-kewajian agama ini,
lalu hilanglah kesempurnaan iman yang wajib dari dirinya dan menjadilah dia
seorang mukmin yang kurang imannya. Maka tercabutnya Amanah dalam diri
seorang hamba menjadi dalil atas berkurangnya dan lemahnya iman dalam
dirinya. Dan oleh karena itu Urwah Bin Zubair rahimahullah berkata: “tidak
berkurang Amanah seorang hamba sama sekali kecuali berkurang juga imannya”
b. Berdasarkan hadis Riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah
SAW bersabda: “Iman itu memiliki 70 atau 60 cabang, maka cabang yang paling
utama adalah ucapan laa ilaah illallah dan yang laing rendahnya adalah
menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu itu adalah salah satu cabang
dari iman”

Sebab-sebab bertambah dan berkurangnya iman


1. Sebab sebab bertambahnya iman
a. Ilmu
Yang dimaksud adalah ilmu yang bermanfaat diantaranya adalah ilmu
tentang Allah, nama-nama dan sifat-sifatnya, ilmu tentang sirah Nabawi
dan apa saja yang terdapat dalam hadisnya dari syariat yang mulia dan
akhlaknya yang mulia. Allah SWT berfirman.
QS. Az Zumar. 9:
‫َاَّمْن ُه َو َق اِنٌت ٰا َن ۤا َء اَّلْي ِل َس اِجًد ا َّو َقۤا ِٕىًما َّيْح َذ ُر اٰاْل ِخَر َة َو َي ْر ُجْو ا َر ْح َم َة َر ِّب ٖۗه ُقْل َه ْل َي ْس َت ِو ى اَّلِذْي َن‬
‫ࣖ َي ْع َلُمْو َن َو اَّلِذْي َن اَل َي ْع َلُمْو َن ۗ ِاَّن َم ا َي َت َذ َّك ُر ُاوُلوا اَاْلْلَباِب‬
Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah,
“Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang
dapat menerima pelajaran.
Demikian juga atsar (perkataan sahabat) tentang cabang iman dari
Sahabat Jundub Bin Abdullah dan Abdullah Bin Umar RA: “Kami telah
belajar Al Qur’an lalu bertambahlah iman kami”
Dan dari Ibnu Mas’ud RA dia berkata “tat kala kami duduk dihalaqah ilmu,
duduklah kalian maka bertambahlah iman kalian”
b. Ibadah
Yaitu dengan banyak menambah ketaatan, amal shaleh, menjauhi maksiat
dan dosa bisa memantapkan taqwa sehingga keyakinan semakin
bertambah. Dalilnya adalah QS. Al Anfal 2-3:
‫ِاَّن َم ا اْلُمْؤ ِم ُنْو َن اَّلِذْي َن ِاَذ ا ُذ ِكَر ُهّٰللا َو ِج َلْت ُقُلْو ُبُهْم َو ِاَذ ا ُت ِلَي ْت َع َلْي ِه ْم ٰا ٰي ُتٗه َز اَد ْت ُهْم ِاْي َم اًن ا َّو َع ٰل ى َر ِّب ِه ْم‬
‫َي َت َو َّك ُلْو َۙن‬.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila
disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan
mereka bertawakal,
3 ‫اَّلِذْي َن ُي ِقْيُمْو َن الَّص ٰل وَة َو ِمَّما َر َز ْق ٰن ُهْم ُيْن ِفُقْو َۗن‬.
(Yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan yang menginfakkan
sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
Dan dari Adi bin Adi bahwasanya Umar Bin Abdul Aziz pernah menulis
surat kepadanya, “amma ba’d, maka sesunguhnya iman itu memiliki
Batasan-batasan, syariat-syariat, kewajiban-kewajiban yang barang siapa
yang menyempurnakannya maka dia telah menyempurnakan iman dan
barang siapa yang tidak menyempurnakannya maka dia belum
menyempurnakan imannya
c. Dzikir
Allah SWT berfirman QS. Ar Ra’du 28:

‫ ۗ اَّلِذْي َن ٰا َم ُن ْو ا َو َت ْط َم ِٕىُّن ُقُلْو ُبُهْم ِبِذ ْك ِر ِهّٰللاۗ َااَل ِبِذ ْك ِر ِهّٰللا َت ْط َم ِٕىُّن اْلُقُلْو ُب‬.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tenteram.
Umair bin Habib bin Khamasah menyebutkan “sesungguhnya
bertambahnya iman itu dengan dzikirrullah”
d. Tafakkur
Sama saja tafakkur itu terhadap isi ayat al Qur’an atau urusan akhirat atau
urusan dunia serta hal-hal yang berkaitan dengan umat-umat yang
terdahulu.
Tafakkur terhadap penciptaan alam semesta berserta hikmah-hikmahnya
membawa kepada keyakinan bahwasanya alam semesta ini
membutuhkan pencipta yang tunggal yang tidak ada sekutu baginya.
Al an’am 11
‫ُقْل ِس ْيُرْو ا ِفى اَاْلْر ِض ُث َّم اْن ُظ ُرْو ا َك ْي َف َك اَن َع اِقَب ُة اْلُم َك ِّذ ِبْي َن‬
. Katakanlah (Muhammad), “Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah
bagai-mana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.”

e. Bersama-sama/satu komunitas dalam melakukan perbuatan yang baik


At taubah: 119
‫ ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذْي َن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ُك ْو ُن ْو ا َمَع الّٰص ِد ِقْي َن‬.
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan
bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.
Maknanya adalah ikutlah Bersama dengan orang-orang yang benar, bagus
keyakinannya, membenarkan agama baik perkataan maupun perbuatan.

Sabda Rasulullah: tangan Allah Bersama dengan jama’ah, HR Tirmidzi dari


sahabat Ibnu Abbas

Anda mungkin juga menyukai