Disusun Oleh:
Nama; PUSHARSIN
Nim; 212831367
2021
BAB I PENDAHULUAN
Maka dari itu, mengingat betapa pentingnya tiga komponen tersebut, makalah
ini dibuat untuk terlebih dahulu mengetahui apa itu iman, islam dan ihsan,
mengetahui rukun-rukun iman dan islam, mengetahui tingkatan-tingkatan dalam iman
maupun islam, serta korelasi antarketiga komponen tersebut.
1.3 Tujuan
1. IMAN
Iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada
Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan
segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan
dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah,
maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan
kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya
adalah untuk kebaikan manusia.
ِ َوَأ ْدنَاهَا ِإ َماطَةُ اَْأل َذى ع َِن الطَّ ِري،ُضلُهَا قَوْ ُل الَ ِإلهَ ِإالَّ هللا
،ْق َ فََأ ْف،ًْاِإل ْي َمانُ بِضْ ٌع َو َس ْبعُوْ نَ َأوْ بِضْ ٌع َو ِستُّوْ نَ ُش ْعبَة
ِ َو ْال َحيَا ُء ُش ْعبَةٌ ِمنَ ْاِإل ْي َم.
ان
“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang atau lebih dari enam puluh cabang,
cabang yang paling tinggi adalah ucapan laa ilaaha illallaah, dan yang paling rendah
adalah menyingkirkan duri (rintangan) dari jalan, dan malu adalah salah satu cabang
iman.”
Rukun Iman ada enam, yaitu:
Keenam rukun iman ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari ‘Umar bin al-
Khaththab Radhiyallahu anhu dalam jawaban Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam atas
pertanyaan Malaikat Jibril Alaihissallam tentang iman, yaitu:
2. ISLAM
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri.
Adapun menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua
pengertian:
Pertama: Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka
pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’
(cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, perkataan dan perbuatan.
ِ َو َمن يَ ْبت َِغ َغي َْر اِإْل ْساَل ِم ِدينًا فَلَن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوهُ َو فِي اآْل ِخ َر ِة ِمنَ ْال َخ
َاس ِرين
“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat
dia termasuk orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]
Kedua: Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang
dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga
diri dan hartanya , baik dia meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan
dengan amal hati.
ت اَأْل ْع َرابُ آ َمنَّا ۖ قُل لَّ ْم تُْؤ ِمنُوا َو ٰلَ ِكن قُولُوا َأ ْس„لَ ْمنَا َولَ َّما يَ„ ْد ُخ ِل اِإْل ي َم„„انُ فِي قُلُ„„وبِ ُك ْم ۖ َوِإن تُ ِطي ُع„„وا هَّللا َ َو َر ُس„ولَهُ اَل
ِ َقَال
ُ هَّللا ُ َأ
ِ يَلِتكم ِّم ْن ْع َمالِك ْم َش ْيًئا ۚ ِإ َّن َ َغفو ٌر ر
َّحي ٌم ُ ْ
Tidak diragukan lagi bahwa prinsip agama Islam yang wajib diketahui dan
diamalkan oleh setiap muslim ada tiga, yaitu; (1) mengenal Allah Azza wa Jalla, (2)
mengenal agama Islam beserta dalil-dalilnya [4], dan (3) mengenal Nabi-Nya,
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Mengenal agama Islam adalah landasan
yang kedua dari prinsip agama ini dan padanya terdapat tiga tingkatan, yaitu Islam,
Iman dan Ihsan. Setiap tingkatan mempunyai rukun sebagai berikut:
1. Bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan
hanya Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam
adalah utusan Allah.
2. Menegakkan shalat.
3. Membayar zakat.
4. Puasa di bulan Ramadhan
5. Menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu menuju ke sana.
Kelima rukun Islam ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam ;
َوتَ ُح َّج، َض„ان َ َص„وْ َم َر َم َّ َوتُقِ ْي َم ال،ِْاِإل ْسالَ ُم َأ ْن تَ ْشهَ َد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالَّ هللاُ َوَأ َّن ُم َح َّمداً َرسُوْ ُل هللا
ُ َوت،َ َوتُ„ْؤ تِ َي ال َّزك„اَة،َصالَة
ْ
ًالبَيْتَ ِإ ِن ا ْستَطَعْتَ ِإلَ ْي ِه َسبِ ْيال.
“Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan
benar melainkan hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah,
menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan
haji ke Baitullah jika engkau mampu menuju ke sana.
ص„وْ ِمَ َو، َوِإ ْيتَ„„ا ِء ال َّز َك„„ا ِة،الص„الَ ِة ِ „َ َوِإق،ِ َش„هَا َد ِة َأ ْن الَ ِإلَ„هَ ِإالَّ هللاُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َر ُس„وْ ُل هللا:س
َّ „ام ٍ بُنِ َي ْاِإل ْس„الَ ُم َعلَى َخ ْم
ِ ضانَ َو َحجِّ ْالبَ ْي
ت َ ر َم.َ
“Islam dibangun atas lima hal: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang
berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah
utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan
menunaikan haji ke Baitullah.”
3. IHSAN
Ihsan memiliki satu rukun yaitu engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla
seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari
‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu dalam kisah jawaban Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam kepada Jibril Alaihissallam ketika ia bertanya tentang ihsan, maka
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
ََأ ْن تَ ْعبُ َ„د هللاَ َكَأنَّكَ تَ َراهُ فَِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَِإنَّهُ يَ َراك.
“Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka bila engkau
tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.”
Tidak ragu lagi, bahwa makna ihsan secara bahasa adalah memperbaiki amal dan
menekuninya, serta mengikhlaskannya. Sedangkan menurut syari’at, pengertian ihsan
sebagaimana penjelasan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam :
ََأ ْن تَ ْعبُ َ„د هللاَ َكَأنَّكَ تَ َراهُ فَِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَِإنَّهُ يَ َراك.
“Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka jika engkau
tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.”
“Hendaklah kalian berakhlak dengan akhlak Tuhan sesuai kemampuan kalian sebagai
makhluk”.
Kita diperintahkan oleh Nabi untuk berusaha meneladani akhlak Tuhan sifat-
sifat Tuhan sesuai kemampuan kita sebagai makhluk, nah, puasa adalah salah satu
upaya untuk meneladani sifat-sifat Allah itu sesuai kemampuan kita sebagai makhluk,
Allah tidak makan, tidak minum, tidak memiliki pasangan, kita sebagai makhluk
berusaha meneladaninya sesuai kemampuan kita, maka dalam puasa kita tidak
makan, tidak minum dan tidak berhubungan suami istri sesuai dengan kemampuan
kita sebagai makhluk. Namun, akhlak banyak bentuk jama’nya menunjukkan bahwa
ada banyak aspek dari akhlak, karena itu ada akhlak kepda Allah ada akhlak sesama
manusia ada akhlak kepada binatang bahkan dengan lingkungan.
2.2.2 Hidayah
Kata Hidayah adalah dari bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah
menjadi bahasa Indonesia. Akar katanya ialah : hadaa, yahdii, hadyan, hudan,
hidyatan, hidaayatan. Khusus yang terakhir, kata hidaayatan kalau wakaf (berhenti) di
baca : Hidayah, nyaris seperti ucapan bahasa Indonesia. Hidayah secara bahasa
berarti petunjuk. Lawan katanya adalah : “Dholalah” yang berarti “kesesatan”. Secara
istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan
menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah. Allah
berfirman yang artinya:
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan Pencipta mereka, dan
(sebab itu) merekalah orang-orang yang sukses.” (Q.S. Al-Baqarah: 5)
Namun salinan bahasa Indonesia tersebut (petunjuk atau pimpinan) dari kata-
kata hidayah itu tidaklah menggambarkan makna haqiqi yang dalam perkataan
hidayah tersebut.sebab arti yang terkandung dalam perkataan Hidayah itu
mengandung kekhususan,yaitu satu petunjuk yang datangnya dari yang maha suci
(Allah) yang di karuniakan kepada semua mahluk-Nya,baik mahluk insani maupun
mahluk hewani dan lain-lain.jadi perkataan hidayah itu boleh di katakan semacam
satu hak prerogatif yang khusus hanya dimiliki oleh Tuhan.
MACAM-MACAM HIDAYAH.
Hidayah ialah satu petunjuk yang di karuniakan Tuhan kepada semua mahluk-
Nya,baik mahluk hewani maupun mahluk insani.Menurut Syekh Muhammad
Abduh,bahwa hidayah itu ada 4 macam tingkatanya, yaitu :
1. Hidayatul Wijdan
Contoh = bayi ketika sakit atau lapar akan menangis, padahal tidak ada yang
pernah mengajarkan bayi untuk menangis jika ia merasa lapar atau sakit. Kita
mencari air ketika meras haus.
2. Hidayatul Hawas
4. Hidayah Ad-din
5. Hidayah taufik
Suatu kekuatan yang Allah berikan pada manusia untuk mengamalkan dengan
sungguh-sungguh apa yang telah diketahuinya. hidayah taufik adalah kemauan dan
kemampuan untuk mengamalkan hidayah dilalah.
Contoh: pengetahuan kita bahwa sholat itu wajib, tata cara sholat, rukun sholat, syarat
sah sholat, semua itu adalah hidayah dilalah yang kita dapatkan melalui proses
belajar. tapi ketika kita mampu dan mau mengamalkan sholat, itulah hidayah taufik.
jika kita tahu sholat itu wajib,tetapi kita tidak melaksanakannya, iyu berarti kita
punya hidayah dilalah tetapi tidak punya hidayah taufiq.
Setiap diri manusia sebenarnya mempunyai potensi bahwa Allah itu esa
(tauhid). Potensi tersebut akan menjadi kenyataan biladiiringi dengan penyediaan
lingkungan yang kondusif guna tumbuh dan berkembangnya potensi tersebut.
Iman dapat terbentuk mellui zikir, yaitu mengingat Allah, dan menyebut
nama-nama-Nya setiap saat dalam segala posisi dan keadaan. Menghadirkan asma
Allah setiap waktu akan membawa efek yang sangat besar terhadap kedalaman dan
kemantapan iman.
3. Ingat mati
Mati akan dirasakan oleh manusia setelah tiba saatnya. Mati adalah misteri
yang sering dilupakan namun juga sangat ditakuti manusia. Ssalah satu cara untuk
mengingat mati adalah bertakziyah kepada orang yang mati dan dengan ziarah kubur.
Karena dengan melaksanakan aktifitas inni seseorang akan sadar bahwa cepat atau
lambatiapun atau mati. Bila tidak sempat berziarah kubur, maka saat lewat kuburan
dianjurkan mengucapkan salam kepada ahli kubur muslim yang telah mendahului
kita.
a. Hakikat Ibadah
Ibadah adalah bentuk penghambaan diri kepada Allah yang bukan hanya
hubungan manusia sebagai hamba dengan Tuhan (hablun minallah) tetapi juga
hubungan manusia dengan sesamanya (hablun minannas), bahkan juga hubungan
manusia dengan semua makhluk (mu’amalah ma’al khalqi). As-Siddieqy misalnya
mengartikan ibadah sebagai: “nama yang meliputi segala yang meliputi segala
kegiatan yang disukaidan dan diridhoi oleh Allah, baik berupa perkataan ataupun
perbuatan, secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi”.
2) Menjaga agar hubungan antara manusia dan Tuhan itu berjalan dengan baik dan
abadi (daiman Abadan) yang telah ditelah diterangkan pada Q.S. Al-fath:4
ِ ْت َواَأْلر
ُ ض ۚ َو َك„„انَ هَّللا َّ ب ْال ُمْؤ ِمنِينَ لِيَ ْزدَادُوا ِإي َمانً„„ا َم„ َع ِإي َم„„انِ ِه ْم ۗ َوهَّلِل ِ ُجنُ„„و ُد
ِ الس„ َما َوا ِ هُ َو الَّ ِذي َأ ْن َز َل ال َّس ِكينَةَ فِي قُلُو
َعلِي ًما َح ِكي ًما
3) Mendisiplinkan sikap dan perilaku agar etis dan religius. Sikap etis didasarkan
pada paradigm agama (Tim Dosen PAI UM.,2005:38). Allah berfirman:
“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat
kembali yang baik.”
Ibadah pada umumnya dibagi menjadi dua macam, yaitu ibadah mahdhah
(ibadah ritual) dan ibadah ghairu mahdhah (ibadah social). Ibadah ritual adalah
ibadah yang terangkum dalam rukun islam dan ibadah social adalah ibadah yang
berupa perbuatan baik yang dilakukan oleh mukallaf dalam rangka melaksanakan
perintah Allah.
Selain bid’ah dhalalah yang dilarang adapula bid’ah hasanah yaitu yang baik
dan tidak dilarang agama karena merupakan sunnah al-Khulufa al-Rasyidin (Abu
bakar, Umar, Usman, Ali) yang oleh Nabi SAW diperintahkan mengikutinya. Nabi
SAW bersabda bahwa “Hendaklah kamu mengikuti sunahku dan sunnah al-Khulufa
al-Rasyidin yang akan mendapat hidayah.”
Ibadah mahdhah dapat dibedakan antara yang bersifat badaniyyah (fisik) dan
maliyyah (harta):
1. Bersifat Badaniyyah, seperti: bersuci (thaharah) meliputi berwudhu, mandi,
tayammum, cara menghilangkan najis, adzan, iqamah, I’tikaf, doa, dan lain-lain.
2. Bersifat Maliyyah, seperti: qurban, aqiqah, al-hadyu, sedekah, wakaf, fidyah,
hibah, dan lain-lain.
b. Ibadah Umum (Ghair Mahdhah)
Ibadah Ghairu Mahdhah adalah ibadah yang jenis dan macamnya tidak
ditentukan, baik oleh Al-Quran atau sunnah Nabi SAW,berupa perbuatan apa
saja yang dilakukan oleh seseorang yang dibenarkan oleh agama contohnya,
bekerja, belajar, menolong sesame, silaturrahim, dan sebagainya.
Sebagai ibadah yang bersifat umum cakupan Ghairu Mahdhah cukup luas meliputi:
Semua ibadah, baik yang khusus (mahdhah) maupun yang umum (ghairu
mahdhah) mempunyai tujuan yang sama, yaitu ridho Allah. Hanya kepada Allah-lah
semua ibadah di tujukan, karena hanya dia-lah yang berhak menerima peribadatan
dari semua makhluk yang di ciptakannya. Ada dua syarat yang harus di penuhi agar
semua ibadah bisa di terima oleh Allah SWT,
a. Dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah semata. Diterangkan oleh Nabi
Muhammad SAW :
Dari segi bahasa, ikhlas berarti bersih atau murni, tidak ada campuran. Ibarat emas
yang bersih dari segala macam campuran bahan-bahan lain. Suatu ibadah yang di
sebut ikhlas, jika ibadah itu di lakukan murni karena Allah SWT Semata, tanpa di
campuri maksud-maksud selain Allah, seperti ingin di puji, terkenal daan sebagainya.
Allah SWT berfirman:
Perusak ikhlas adalah riya’ dan sum’ah, yaitu beramal bukan karena Allah Subhanahu
wa Ta’ala, tetapi karena ingin dipertontonkan atau diperdengarkan kepada manusia.
Demikian pula beramal karena dunia dapat merusak keikhlasan. Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إنما األعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى فمن ك„„انت هجرت„„ه إلى هللا ورس„„وله فهجرت„„ه إلى هللا ورس„„وله ومن
كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه
b. Dilakukan sesuai dengan ketentuan Allah dan contoh Rasul-nya. Allah berfirman:
Maksud amal saleh dalam firman Allah tersebut ialah amal yang sesuai dengan
kehendak/petunjuk agama (as-shiddieqy, 1963;29). Ibadah yang dilakukan tidak
sesuai dengan petunjuk agama, disebut bid’ah dhalalah.Hukum bid’ah dhalalah
adalah sesat atau dosa.
Sudah tentu seorang muslim cinta pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
was sallam, bukti kalau kita cinta kepada Allah adalah ittiba’/mengikuti beliau
shallallahu ‘alaihi was sallam terutama dalam beramal, sebagaimana firman Allah
‘azza wa jalla (yang artinya), “Katakanlah (Wahai Muhammad) jika mereka
mencintai Allah maka iktutilah aku (Muhammad) maka Allah akan mencintai kalian”.
(QS. Al ‘Imron [3] : 31). Maka di antara konsekuensi dari mencintai Allah dan
mengimani kerosulan Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam adalah mengikuti
syari’at beliau yang tercakup d
Sholat adalah ibadah yang paling penting bagi umat islam dari sekian banyak
ibadah.sholat adalah inti dari semuanya. Bahkan di bandingkan dengan semua macam
ibadah yang lain sekalipun, shalat adalah yang paling istimewa, maka seharusnya
setiap muslim dan muslimah menaruh perhatian khusus (serius) terhadap ibadah
shalat dengan cara rajin dan taat dalam melaksanakannya.
a. Shalat adalah ibadah badaniyah yang pertama kali di wajibkan oleh Allah,
mendahului ibadah badaniyah yang lain.
b. Perintah shalat (lima waktu) di wahyukan di luar planet bumi, yaitu di hadirat
Allah yang Maha Tinggi, langsung tanpa melalui perantara malaikat jibril, pada
saat Nabi Muhammad SAW melakkian isra’mi’raj memenuhi panggilaan Allah
SWT.
c. Sghyalat adalah tiang agama, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “barang
siapa mendirikan shalat, maka sesungguhnya ia telah mendirikan agama dan
barang siapa merusaknya, sesungguhnya ia telah merusak agama” (HR. Baihaqi
dari Umar RA)
d. Dengan shalat seorang dapat terhindar dari perbuatan jahat ( fakhsya’ dan munkar),
karena dirinya akan selalu ingat Allah sehingga akan timbul perasaan malu
kepadanya untuk melakkan kejahatan yang bertentang dengan ucapan dan
harapan-harapan doa shalatnya (Q.S. al –ankabut:45)
e. Shalat adalah ibadah yang paling keras perintahnya, melebihi kerasnya perintah
untuk ibadah-ibadah yang lain.
f. Shalat adal ibadah amal perbuatan manusia yang pertama kali di perhitungkan
(dihisab) oleh Allah, dan semua amal yang lain bergantung pada hasil perhitungan
shalatnya. Jika shalatnya baik, maka sempurnalah seluruh amalannya, jika
shalatnya buruk/tidak baik, maka rusaklah seluruh amal perbuatanya yan lain (HR.
al-Thabrani)
g. Shalat adalah wasiat terakhir semua Nabi kepada umatnya. Termasuk Nabi
Muhammad SAW. Di akhir hayatnya berwasiat: ‘shalat, shalat, shalat!’ (HR. Ibnu
Jurair dari Ummu Salamah).
h. Shalat adalah saat yang paling dekat antara hamba dengan Allah, yaitu saat hamba
bersujuddalam shalatnya, Nabi SAW berpesan agar kita memperbanyak doa dalam
sujud (HR. al-muslim, Abu Dawud dan al-Nasai dari Abu Hurairah).
“Dan mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Namun
sesungguhnya yang demikian itu adalah berat, kecuali bagi orang-orang khususk”
j. Shalat adalah wujud rasa syukur manusia kepada Allah atas anugerah nikmat-Nya
yang tak terhingga banyaknya. Hal ini di perintah ole-Nya, salah satu dalam Q.S.
al-Kautsar:1-2:
k. Shalat mrnjadi syarat pertama dri kebahagiaan orang-orang beriman yang akan
menjadi pewaris surga dalam kehidupan akhir nanti (Q.S. al-Mukminun:1-11)
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri.
Secara istilah apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang
dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga
diri dan hartanya , baik dia meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan
dengan amal hati. Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka
pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’
(cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, perkataan dan perbuatan.
Ihsan yaitu perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang dengan niat hati
beribadah kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
https://abangdani.wordpress.com/2010/07/07/syarat-diterimanya-ibadah-dan-perusak-
perusaknya/. 9-feb-2017
https://onlinehidayah.wordpress.com/2011/10/12/pengertian-dan-macam-macam-
hidayah-secara-umum/.9-feb-2017