Anda di halaman 1dari 9

RUKUN IMAN

A. Pengertian Iman
Rukun Iman merupakan pilar-pilar keimanan yang harus dimiliki seorang muslim.
Jumlahnya ada enam. Enam rukun iman ini didasarkan dari ayat-ayat Al- Qur'an maupun
Hadits. Sebagaimana hadits berikut ini:
Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar'i,
iman adalah "Keyakinan dalam hati, perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan".
Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman
seorang hamba akan bertambah dan meningkat bilamana ketaatan dan ibadahnya
bertambah dan meningkat, sebaliknya keimanannya akan menurun bilamana kadar
ketaatan dan ibadahnya
menurun. Sebagaimana perbuatan maksiat sangat berpengaruh kepada iman apabila
seseorang, kemaksiatan tersebut dalam bentuk syirik besar atau kekufuran, maka bisa
mengikis keimanan sampai ke akar-akarnya. Apabila kemaksiatan tersebut tidak sampai
ketingkatan syirik atau kufur, maka akan menghambat kesempurnaan iman yang wajib
dimiliki setiap orang, atau bisa mengeruhkan kejernihannya, atau melemahkannya. (Iman,
n.d.)
Secara bahasa, Iman biasanya diartikan diartikan dengan percaya atau mempercayai.
dalam bahasa Arab pada umumnya menggunakan bi berarti ‚telah beriman atau percaya
kepada obyek utama yaitu Tuhan. Jika obyeknya Alquran maka artinya menjadi ‚percaya
bahwa Alquran adalah kalam Tuhan‛, jika objeknya nabi maka artinya menjadi ‚percaya
baha nabi adalah utusan Tuhan‛. Dalam hal ini, pengertian Iman beralih dari ‚merasa
aman‛ menjadi ‚percaya kepada‛, maka Iman sendiri dapat diartikan ‚Barangsiapa yang
percaya –kepada Tuhan, maka tidak akan merasa aman‛. Artinya, jika seseorang tidak
mengakui Tuhan atau tidak memiliki keimanan terhadap-Nya dan terhadap hal-hal lain
turunan dari keimanan pada Tuhan ini (kebenaran tentang Kitab Suci, dll) maka di dalam
hatinya tidak mungkin merasa aman, damai, integral, dll.(Farah, N., & Fitriya, 2018)
Menurut Fazlur Rahman, Iman adalah suatu fiil hati, yaitu berupa penyerahan diri
seseorang yang tegas kepada Tuhan dan Risalah-Nya serta memperoleh kedamaian dan
keamanan serta benteng dari gangguan-gangguan. Iman merupakan perkara hati nurani atau
hati dan pikiran, namun harus berujung dengan tindakan. Jika Iman dipisahkan dari amal
soleh, maka telah melenceng dari Al-Qur’an.
Sebagaimana dalam firman Allah pada ayat Q.S. Al-baqarah : 143

‫َو َك ٰذ ِلَك َج َع ْلٰن ُك ْم ُاَّم ًة َّو َس ًطا ِّلَتُك ْو ُنْو ا ُش َهَد ۤا َء َع َلى الَّناِس َو َيُك ْو َن الَّرُس ْو ُل َع َلْيُك ْم َش ِهْيًداۗ َو َم ا َجَع ْلَن ا اْلِقْبَل َة‬
‫اَّلِتْي ُكْنَت َع َلْيَه ٓا ِااَّل ِلَنْع َلَم َم ْن َّيَّتِب ُع الَّرُس ْو َل ِمَّم ْن َّيْنَقِلُب َع ٰل ى َع ِقَبْي ِۗه َو ِاْن َك اَنْت َلَك ِبْي َر ًة ِااَّل َع َلى اَّل ِذ ْيَن‬
‫َهَدى ُهّٰللاۗ َو َم ا َك اَن ُهّٰللا ِلُيِض ْيَع ِاْيَم اَنُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا ِبالَّناِس َلَر ُءْو ٌف َّر ِح ْيٌم‬
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar
kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi
atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat)
kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang
yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”

B. Dalil Tentang Rukun Iman


Menurut Dr. Muhammad Na’im Yasin, dalil-dalil rukun iman yang enam terdapat dalam

QS. Al-Baqarah ayat 285:


‫ٰۤل‬
‫ٰا َم َن الَّر ُسْو ُل ِبَم ٓا ُاْنِز َل ِاَلْيِه ِم ْن َّرِّبٖه َو اْلُم ْؤ ِم ُنْو َۗن ُك ٌّل ٰا َم َن ِباِهّٰلل َو َم ِٕىَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖۗه اَل ُنَفِّر ُق َبْيَن َاَح ٍد ِّم ْن‬
‫ُّر ُس ِلٖه ۗ َو َقاُلْو ا َسِم ْعَنا َو َاَطْعَنا ُغ ْفَر اَنَك َر َّبَنا َو ِاَلْيَك اْلَم ِص ْيُر‬

“Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami
dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat
(kami) kembali.”

QS. Al-Baqarah ayat 177:


‫ٰۤل‬
‫َلْيَس اْلِبَّر َاْن ُتَو ُّلْو ا ُوُجْو َهُك ْم ِقَبَل اْلَم ْش ِرِق َو اْلَم ْغ ِر ِب َو ٰل ِكَّن اْلِبَّر َم ْن ٰا َم َن ِباِهّٰلل َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِر َو اْلَم ِٕىَك ِة َو اْلِكٰت ِب‬
‫َو الَّنِبّٖي َن ۚ َو ٰا َتى اْلَم اَل َع ٰل ى ُحِّبٖه َذ ِوى اْلُقْر ٰب ى َو اْلَيٰت ٰم ى َو اْلَم ٰس ِكْيَن َو اْبَن الَّس ِبْيِۙل َو الَّس ۤا ِٕىِلْيَن َو فِى الِّر َقاِۚب َو َاَقاَم‬
‫ٰۤل‬
‫الَّص ٰل وَة َو ٰا َتى الَّز ٰك وَةۚ َو اْلُم ْو ُفْو َن ِبَع ْهِدِهْم ِاَذ ا َعاَهُد ْو اۚ َو الّٰص ِبِر ْيَن ِفى اْلَبْأَس ۤا ِء َو الَّضَّر ۤا ِء َو ِح ْيَن اْلَبْأِۗس ُاو ِٕىَك‬
‫ٰۤل‬
‫اَّلِذ ْيَن َص َد ُقْو اۗ َو ُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم َّتُقْو َن‬

“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan
kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-
malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak
yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya;
melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam
kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

QS. An-Nisa ayat 136:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ٰا ِم ُنْو ا ِباِهّٰلل َو َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْي َنَّز َل َع ٰل ى َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْٓي َاْنَز َل ِم ْن َقْبُلۗ َو َم ْن َّيْكُفْر‬
‫ٰۤل‬
‫ِباِهّٰلل َو َم ِٕىَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖه َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِر َفَقْد َض َّل َض ٰل اًل ۢ َبِع ْيًدا‬

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya (Nabi
Muhammad), Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Dia
turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh”.
Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

: ‫ َقاَل‬.‫ َص َد ْقت‬: ‫ َقاَل‬.‫ َو ُتْؤ ِم َن ِباْلَقَد ِر َخْيِر ِه َو َش ِّر ِه‬، ‫ َأْن ُتْؤ ِم َن ِبَاِهَّلل َو َم اَل ِئَك ِتِه َو ُكُتِبِه َو ُرُس ِلِه َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر‬: ‫َقاَل‬
.‫ َفَأْخ ِبْر ِني َع ْن الَّس اَع ِة‬: ‫ َقاَل‬.‫ َفِإْن َلْم َتُك ْن َتَر اُه َفِإَّنُه َيَر اك‬،‫ َأْن َتْع ُبَد َهَّللا َك َأَّنك َتَر اُه‬: ‫ َقاَل‬. ‫َفَأْخ ِبْر ِني َع ْن اِإْل ْح َس اِن‬
. ‫ َم ا اْلَم ْس ُئوُل َع ْنَها ِبَأْع َلَم ِم ْن الَّساِئِل‬: ‫َقاَل‬
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para
RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata,
“Engkau benar.”
Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-
akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”

C. Pembagian Rukun Iman


Nabi Muhammad SAW bersabda :"Keimanan itu ialah engkau akan percaya (beriman) pada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir (kiamat) dan
engkau akan percaya kepada takdir baik dan buruk dari pada-Nya" (HR. Muslim).
Menurut hadits di atas telah diterangkan bahwa rukun iman itu ada 6 yaitu:
1. Iman kepada Allah SWT.
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
4. Iman kepada rasul-rasul Allah SWT.
5. Iman kepada hari akhir.
6. Iman kepada qada' dan qadar
1. Pengertian Iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Iman kepada Allah SWT artinya mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah itu ada (wujud). iman kepada Allah termasuk Rukun Iman yang pertama.
setiap muslim wajib mempercayai-Nya, walaupun kita belum pernah melihat wujud-Nya,
mendengar suara-Nya atau menyentuh-Nya. Untuk mengenal Allah SWT, kita harus
mengetahui sifat-sifat-Nya (wajib, mustahil, dan jaiz). Manusia akan mengerti kebesaran
dan keagungan Allah. Hal ini berguna sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada
Allah subhanahu wa ta’ala.
2. Pengertian Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat artinya percaya terhadap adanya Malaikat-MalaikatAllah.
Iman kepada malaikat merupaka rukun iman yang ke 2. Kita diwajibkan beriman
kepada malaikat sekalipun kita sendiritidak pernah melihatnya. Kita meng imaninya /
mempercayainya karena Allah SWT memerintahkan dalam firman Allah Surat Al-
Baqarah ayat 285 :
‫ٰۤل‬
‫ٰا َم َن الَّر ُسْو ُل ِبَم ٓا ُاْنِز َل ِاَلْيِه ِم ْن َّرِّبٖه َو اْلُم ْؤ ِم ُنْو َۗن ُك ٌّل ٰا َم َن ِباِهّٰلل َو َم ِٕىَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖۗه اَل ُنَفِّر ُق‬
‫َبْيَن َاَحٍد ِّم ْن ُّر ُس ِلٖه ۗ َو َقاُلْو ا َسِم ْعَنا َو َاَطْعَنا ُغ ْفَر اَنَك َر َّبَنا َو ِاَلْيَك اْلَم ِص ْيُر‬
“Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata,
“Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu
tempat (kami) kembali.”

Malaikat bukan laki-laki bukan pula perempuan. Malaikat dibekali oleh Allah
dengan akal, akan tetapi tidak mempunyai nafsu. Malaikat adalah makhluk Allah SWT
yang paling taat dan selalu menjalankan perintah Allah dan tidak pernah melanggarnya.
(Hudarrohman, 2012)

3. Pengertian Kepada Kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala


Dr. Abdul Majid Az-Zindani menerangkan bahwa beriman dengan kitab-kitab
artinya membenarkan secara pasti bahwa seluruh kitab tersebut diturunkan dari sisi
Allah dan bahwa Allah berbicara secara hakiki dengan kitab-kitab tersebut.
Firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 136:
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ٰا ِم ُنْو ا ِباِهّٰلل َو َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْي َنَّز َل َع ٰل ى َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْٓي‬
‫ٰۤل‬
‫َاْنَز َل ِم ْن َقْبُلۗ َو َم ْن َّيْكُفْر ِباِهّٰلل َو َم ِٕىَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖه َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِر َفَقْد َض َّل َض ٰل اًل ۢ َبِع ْيًدا‬

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya (Nabi
Muhammad), Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Dia
turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh”.

Jumlah kitab yang Allah SWT telah turunkan berjumlah empat kitab. Keempat
kitab tersebut adalah Al Quran (diturunkan untuk Nabi Muhammad SAW), Injil
(diturunkan untuk Nabi Isa As), Taurat (diturunkan untuk Nabi Musa As) dan Zabur
(diturunkan untuk Nabi Daud As).

4. Pengertian Iman kepada Nabi dan Rasul Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Dr. Muhammad Na’im Yasin mengatakan bahwa yang dimaksud dengan beriman
kepada para Nabi dan Rasul adalah beriman kepada siapa saja yang Allah Ta’ala sebut
dalam kitab-Nya sebagai para rasul dan Nabi-Nya.

Beriman kepada Allah ‘Azza wa Jalla bahwa Dia telah mengutus para rasul selain
yang telah disebutkan dalam Al-Quran begitu juga dengan para nabi yang tidak
diketahui jumlahnya dan nama-namanya kecuali Allah Ta’ala yang telah mengutus
mereka.
Firman Allah dalam QS. Ghafir ayat 78:
ۗ ‫َو َلَقْد َاْر َس ْلَنا ُرُس اًل ِّم ْن َقْبِلَك ِم ْنُهْم َّم ْن َقَص ْص َنا َع َلْيَك َو ِم ْنُهْم َّم ْن َّلْم َنْقُصْص َع َلْيَك‬
“Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau (Nabi
Muhammad). Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan ada (pula) yang
tidak Kami ceritakan kepadamu.”

5. Pengertian Iman kepada Hari Akhir (Kiamat)

Dr. Na’im Yasin mengatakan maksud dari beriman kepada hari akhir adalah
beriman keapda segala yang Allah Azza wa jalla beritakan dalam kitab-Nya dan
dikabarkan oleh Rasul-Nya tentang apa saja yang akan terjadi setelah kematian seperti
fitnah kubur, siksa kubur, nikmat kubur, kebangkitan, pengumpulan manusia, lembaran
amal, hisab, mizan (timbangan), al-Haudh (telaga), ash-Shirath (jembatan yang
membentang di atas neraka Jahannam), syafaat, surga, neraka, dan apa saja yang Allah
Ta’ala janjikan kepada para penguninya seluruhnya.Peristiwa tersebut terjadi dalam dua
fase, yakni kiamat sugro (kecil) dan kiamat kubro (besar).
Kiamat sugro adalah terjadinya kejadian hancurnya jagat raya dengan skala yang
kecil. Misalnya adalah bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus,
banjir dan sebagainya
Kiamat kubro adalah kiamat yang sesungguhnya, yaitu proses hancurnya alam
semesta beserta seluruh penghuninya. Kiamat kubro ini merupakan salah satu tanda
dimulainya kehidupan akhirat. Dengan demikian, pahala manusia akan mulai ditimbang
dan dipertanggungjawabkan segala perbuatannya di dunia. Tanda-tanda hari kiamat
kubro ini adalah munculnya Dajjal, turunnya Yakjuj dan Makjuj, terbitnya matahari dari
barat dan lain-lain.

6. Pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar

Syaikh At-Tuwaijiri mengatakan bahwa beriman kepada takdir adalah


membenarkan secara pasti bahwa kebaikan dan keburukan yang terjadi dan segala
sesuatu yang terjadi maka semua itu terjadi dengan ketetapan dari Allah dan takdirnya
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam QS. Al-Qamar ayat 49-50

‫ِاَّنا ُك َّل َش ْي ٍء َخ َلْقٰن ُه ِبَقَد ٍر َو َم ٓا َاْم ُرَنٓا ِااَّل َو اِح َد ٌة َك َلْم ٍحۢ ِباْلَبَص ِر‬

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. Dan perintah


Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata”.

Takdir Allah terbagi atas 2 :

Menurut bahasa, qadha berarti ketetapan yang sudah dituliskan sebelum manusia
diciptakan. Catatan tersebut termuat dalam kitab Lauh Mahfudz mulai dari
kehidupan,jodoh, kebaikan, serta kematian. Meskipun hal ini tidak diketahui kapan
waktunya namun sebagai makhluk kita harus senantiasa bersiap. Caranya yaitu dengan
taat beribadah serta berusaha menghindari larangan Allah.

Menurut bahasa, qadar merupakan ketentuan atau kepastian yang masih bisa
berubah dengan usaha. Oleh karenanya manusia dianjurkan untuk selalu berdoa. Doa
sendiri dipercaya sebagai senjata umat Islam bahkan dipercaya bisa merubah ketentuan
yang bersifat tidak tetap. Antara qadha dan qadar saling berkaitan satu sama lain bahkan
dikenal sebagai takdir dari Allah SWT yang wajib untuk diyakini keberadaannya.

D. KESIMPULAN

Sebagaimana uraian diatas, terdapat 6 rukun Iman. Ketiadaan salah satu dari rukun
iman ini menyebabkan iman menjadi runtuh. Rukun-rukun iman ini apabila telah menetap
secara kokoh di dalam akidah seorang Muslim maka hal itu akan memberikan pengaruh
yang besar terhadap perilakunya, antara lain:
1. Membenarkan dan yakin secara sempurna terhadap apa saja yang datang dari Allah dan
rasul-Nya seta tunduk secara penuh kepadanya.
2. Muraqabah
Sesungguhnya muraqabatullahi Ta’ala (merasa senantiasa diawasi oleh Allah Ta’ala)
dalam keadaan tersembunyi maupun terbuka merupakan buah yang agung dari buah-
buah iman dan pengaruh yang agung-dari pengaruh-pengaruh iman.
3. Al-Izzah (kemuliaan)
Sesungguhnya seorang mukmin sejati yang bersikap jujur kepada Rabbnya itu
meyakini bahwa kemuliaan itu hanyalah milik Allah seluruhnya. Allah Ta’ala
berfirman dalam QS. Al-Munafiqun ayat 8:
ࣖ ‫َو ِهّٰلِل اْلِع َّزُة َو ِلَر ُسْو ِلٖه َو ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ٰل ِكَّن اْلُم ٰن ِفِقْيَن اَل َيْع َلُم ْو َن‬

“ Dan kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, dan bagi Rasul-Nya dan bagi
orang-orang beriman”.
DAFTAR PUSTAKA
Farah, N., & Fitriya, I. (2018). Konsep Iman, Islam Dan Taqwa. Rausyan Fikr: Jurnal Studi
Ilmu Ushuluddin Dan Filsafat, 14(2), 209–241.
https://jurnal.iainpalu.ac.id/index.php/rsy/article/view/349
Hudarrohman. (2012). Rukun Iman. PT Balai Pustaka (Persero).
https://books.google.co.id/books?id=JHDJDAAAQBAJ
Iman, M. R. (n.d.). Mengenal Rukun Iman dan Islam. GUEPEDIA.
https://books.google.com/books?
hl=id&lr=&id=TEpKEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA23&dq=Mengenal+Rukun+Iman+dan+
Islam&ots=mXO3JAbI_M&sig=IWfQ4R-Zj9aWqr144YyuxRCeaPk

https://www.facebook.com/pusatjamdigitalmasjid. (2021). 6 Rukun Iman: Dalil, Makna,


Penjelasan, Urutan, & Urgensinya Lengkap. Retrieved December 2, 2021, from Pusat Jam
Digital Masjid Murah Bergaransi website: https://pusatjamdigital.com/rukun-iman/

Anda mungkin juga menyukai