Anda di halaman 1dari 17

ASSALAMUALAIKUM

WR WB

KELOMPOK :
AHMAD ABDURRAHMAN T
AHMAD FEBI FAHRUROJI
ARIFALDI
IMAN
KEPADA
ALLAH
PENGERTIAN
 Iman menurut istilah artinya percaya dalam
hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan
atau ditunjukkan dengan amal perbuatan,
jadi Pengertian Iman Kepada Allah swt
adalah percaya dengan yakin dalam hati
adanya Allah swt ditunjukkan dengan
ucapan, dan dilaksanakan dengan amal
perbuatan.
SURAT LUQMAN AYAT 33

‫ش ْوا يَ ْو ًما اَل يَ ْج ِزي َوالِ ٌد َعنْ َولَ ِد ِه‬ َ ‫اخ‬ ُ َّ‫يَا َأ ُّي َها الن‬
ْ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ْم َو‬
‫ق ۖ فَاَل‬
ٌّ ‫ش ْيًئا ۚ ِإ َّن َو ْع َد هَّللا ِ َح‬ َ ‫َواَل َم ْولُو ٌد ُه َو َجا ٍز َعنْ َوالِ ِد ِه‬
‫تَ ُغ َّرنَّ ُك ُم ا ْل َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا َواَل يَ ُغ َّرنَّ ُك ْم بِاهَّلل ِ ا ْل َغ ُرو ُر‬
 [1]Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah
pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat
menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula)
menolong bapaknya sedikit pun[2]. Sungguh, janji Allah pasti
benar[3], maka janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh
kehidupan dunia[4], dan jangan sampai kamu terpedaya oleh
penipu (setan)[5] dalam (menaati) Allah[6].
MUFRODAT LUQMAN (33)
 ُ‫يَا َأيُّهَا النَّاس‬ :Wahai manusia
 ‫يَ ْو ًما‬ :pada hari
 ‫َوالِ ٌد َع ْن َولَ ِد ِه‬ :seorang bapak tidak
dapat menolong
 ‫َش ْيًئا‬ anaknya
 ‫ق‬ ٌّ ‫َح‬ :sedikit pun
 ‫فَاَل تَ ُغ َّرنَّ ُك ُم‬ : pasti benar
: sekali-kali kamu
terpedaya
PENJELANSAN LUQMAN (33)
 [1] Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan manusia untuk
bertakwa kepada-Nya, yaitu dengan mengerjakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya, menyuruh mereka untuk memperhatikan hari
Kiamat, hari yang sangat dahsyat, di mana pada hari itu tidak ada yang
dipikirkannya selain dirinya. Dia mengingatkan mereka tentang hari itu
agar membantu seorang hamba dan memudahkannya dalam
mengerjakan ketakwaan. Ini termasuk rahmat Allah kepada hamba-Nya,
Dia memerintahkan mereka bertakwa yang di sana terdapat
kebahagiaan bagi mereka dan menjanjikan pahala untuk mereka,
demikian pula mengingatkan mereka agar berhati-hati terhadap siksa-
Nya, serta menyadarkan mereka dengan nasehat dan hal-hal yang
menakutkan, maka segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin.
 [2] Yakni masing-masing tidak dapat menambahkan kebaikan atau
mengurangi keburukan bagi yang lain.
 [3] Oleh karena itu, janganlah kamu ragu terhadapnya dan jangan
mengerjakan amal orang yang tidak membenarkan janji-Nya.
 [4] Yaitu perhiasannya, kemewahannya, dan berbagai hal yang
menggoda di dalamnya sehingga berpaling dari jalan Islam.
 [5] Setan senantiasa menipu manusia, dan tidak lengah
terhadapnya dalam semua waktu. Manusia berkewajiban
memenuhi hak Allah, dan Dia berjanji akan memberi
balasan kepada mereka, namun apakah mereka memenuhi
hak-Nya atau tidak? Hak-Nya adalah diibadahi. Hal ini
adalah sesuatu yang perlu diingat manusia dan
dijadikannya di hadapan matanya serta tujuan dalam
melanjutkan langkahnya. Di antara sekian penghalang yang
menghalangi seseorang dari beribadah adalah dunia dan
setan yang menipu yang membisikkan ke dalam hati
manusia dan menjadikan manusia memiliki angan-angan
yang panjang dan tinggi, maka dalam ayat ini Allah
Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan hamba-hamba-Nya
agar tidak terpedaya oleh kehidupan dunia dan oleh setan.
 [6] Karena penangguhan waktu dari-Nya.
TAFSIR
Tafsir Jalalayn

 (Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa


sesuatu yang ganjil) untuk membatalkan perkaramu
(melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar)
yang menolak dan membantahnya (dan yang paling baik
penjelasannya) untuk menjelaskan perkara yang sebenarnya
kepada mereka
Tafsir Quraish Shihab
 Setiap kali mereka mendatangkan kepadamu sanggahan-
sanggahan yang tidak beralasan, Kami pasti
mendatangkan kepadamu kebenaran yang kami jelaskan
dengan sebaik-baiknya.
‫‪SURAT AN-NISA AYAT 136‬‬

‫‪‬‬ ‫ين آ َمنُوا آ ِمنُوا بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه‬ ‫يَا َأ ُّيهَا الَّ ِذ َ‬
‫ب‬ ‫ا‬‫َ‬
‫ِِ َ ِ ِ‬ ‫ت‬‫ك‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ُو‬‫س‬ ‫ر‬‫َ‬ ‫ى‬
‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫َّ‬
‫ز‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ذ‬‫َّ‬
‫َو ِ ِ ِ‬
‫ال‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫َ‬ ‫ت‬‫ك‬ ‫ْ‬
‫ال‬
‫الَّ ِذي َأ ْن َز َل ِم ْن قَ ْب ُل ۚ َو َم ْن يَ ْكفُ ْر بِاهَّلل ِ َو َماَل ِئ َكتِ ِه‬
‫ضاَل اًل‬‫ض َّل َ‬ ‫َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر فَقَ ْد َ‬
‫بَ ِعي ًدا‬

Artinya : “ Wahai orang-orang yang
beriman, tetaplah beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada
kitab (Al-qur’an) yang Allah turunkan
kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barang siapa yang
kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya
dan hari kemudian, maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”
(Q.S. an-Nisa [4] ayat 136)
ASBABUN NUZUL

   

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ayat ini diturunkan berkenaan dengan


Abdu ‘I-Lah bin Salam, Asad dan Usaid yang keduanya putra Ka’ab,
Tsa’labah bin Qais, Salam bin saudara perempuan Abdu ‘I-Lah bin Salam,
dan Yamin bin Yamin. Mereka datang kepada Rasulullah saw. seraya
berkata, “Kami beriman kepadamu dan kitabmu, kepada Musa dan Taurat,
dan kepada ‘Uzair; tetapi kami ingkar kepada selain kitab-kitab dan rasul-
rasul itu”. Maka, Rasulullah saw. bersabda, “Bahkan, hendaknya kalian
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad, beserta kitab-Nya, al-
Qur’an, dan seluruh kitab yang diturunkan sebelum itu.” Mereka berkata,
“Kami tidak akan melakukannya”. Maka turunlah ayat ini, kemudian
mereka semua beriman. (Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-
Maraghi 5, hal. 301.)
TAFSIR ULAMA
Menurut imam Qurtubi, firman Allah swt. ‫ ِمنُ ْوا‬s‫ َمنُ ْوا آ‬s‫ل ِذي َْنآ‬ss‫ا‬ َّ ‫ا‬sَ‫اَأيُّه‬ss‫ َي‬, ayat ini diturunkan
dan ditujukan untuk semua orang yang beriman, makna ayat tersebut adalah wahai
orang-orang yang berbuat benar, tunjukkan kebenaran yang kalian lakukan dan teruslah
ْ ‫“ َو‬Dan kepada Kitab yang
َّ ‫ل ِكت َِاب‬ss‫ا‬
kalian berada pada garis kebenaran itu, sِ ‫ َّز َل َعلَى َرس ُْولِه‬s َ‫ل ِذىن‬ss‫ا‬
Allah turunkan kepada rasul-Nya,” maksudnya adalah al-Qur’an,‫ب ُْل‬ss‫ل ِذىُأ ْن ِز َل ِمْن َق‬ss‫ا‬ ْ ‫َو‬
َّ ‫ل ِكت َِاب‬ss‫ا‬
“Serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya,” artinya kepada setiap kitab yang
diturunkan kepada para Nabi.
Ibnu Katsir, Abu Umar, dan Ibnu ‘Amir membaca dengan Qira’ah “nuzzila”, dan
“unzila” dengan harakat dhammah, sedangkan yang lain membacanya dengan Qira’ah
“nazzala” dan “anzala” dengan harakat fathah, pendapat lain mengatakan, bahwa ayat
ini diturunkan kepada orang yang beriman kepada Muhammad dari kalangan para Nabi
terdahulu.
Pendapat lain mengatakan bahwa khitab ayat ini ditujukan kepada orang-orang
munafik, makna ayat menurut kelompok ini adalah wahai orang-orang yang beriman
secara zhahir, murnikanlah keimananmu kepada Allah. Pendapat lain mengatakan bahwa
yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang musyrik, makna ayat menurut
golongan ini adalah wahai orang-orang yang beriman kepada Latta, Uzza dan Thaghut
(syeitan), berimanlah kalian kepada Allah, dan percayalah kalian kepada Allah juga
kepada kitan-kitab-Nya. (Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi 5, hal.983-984 .)
Menurut Sayyid Quthb, seruan iman pada ayat tersebut merupakan
seruan iman yang kedua , dengan menyebutkan ciri atau sifat mereka
yang membedakan mereka dari kejahilan yang ada di sekitarnya. Ini
merupakan penjelasan terhadap unsur-unsur iman yang wajib diimanai
oleh orang-orang yang beriman. Yaitu, beriman kepada Allah dan rasul-
Nya.
Iman yang menghubungkan antara hati seorang mukmin dengan
Tuhan yang telah menciptakan mereka, dan telah mengutus kepada
mereka orang yang menunjukkan mereka pada keimanan itu, yaitu
Rasulullah.
Di sampinng itu juga beriman kepada risalah Rasul dan
membenarkan segala yang dibawa untuk mereka dari Tuhan yang telah
mengutusnya.dan kemudian disusul dengan keharussan beriman
kepada hari kiamat. (Sayyid Quthb, “Tafsir fi Zhilalil Quran”,
diterjemahkan oleh As’ad Yasin, Jakarta, Gema Insani: 2008, cet.3,
jil.III, h.101)
Surat Al-Fath ayat 10
‫ا‬

‫ق َأ ْي ِدي ِه ْم فَ َمن نَّ َك َث‬ َ ‫ون هَّللا َ يَ ُد هَّللا ِ فَ ْو‬ َ ‫ِإ َّن الَّ ِذ‬
َ ‫ين يُبَايِ ُعونَ َك ِإنَّ َما يُبَايِ ُع‬
َ َ‫س ِه َو َمنْ َأ ْوفَى بِ َما َعا َه َد َعلَ ْيهُ هَّللا َ ف‬
‫سيُْؤ تِي ِه‬ ِ ‫ث َعلَى نَ ْف‬ ُ ‫فَِإنَّ َما يَن ُك‬
‫َأ ْج ًرا َع ِظي ًما‬

Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu


sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan
Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang
melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan
menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya
kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang
besar.
َ َ‫يُبَايِعُون‬
‫ك‬ : Semakin berjanji setia
kepadamu

‫َأ ْي ِدي ِه ْم‬ : Tangan-tangan mereka

ُ ‫يَن ُك‬
‫ث‬ :melanggar

‫فَ َسيُْؤ تِي ِه‬ : Maka dia akan memberinya


TAFSIR

TAFSIR JALALAYN

(Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu) yaitu


melakukan baiat Ridwan di Hudaibiah (sesungguhnya mereka berjanji
setia kepada Allah) pengertian ini sama dengan makna yang
terkandung dalam ayat lainnya, yaitu firman-Nya, "Barang siapa yang
menaati rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah." (Q.S. An-Nisa,
80). (Tangan kekuasaan Allah berada di atas tangan mereka) yang
berbaiat kepada Nabi saw. Maksudnya, bahwa Allah swt. menyaksikan
pembaiatan mereka, maka Dia kelak akan memberikan balasan
pahala-Nya kepada mereka (maka barang siapa yang melanggar
janjinya) yakni merusak baiatnya (maka sesungguhnya ia hanya
melanggar) karena itu akibat dari pelanggarannya akan menimpa
(dirinya sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah maka
Allah akan memberinya) dapat dibaca Fasaya`tiihi atau Fasanu`tiihi,
kalau dibaca Fasanu`tihi artinya, Kami akan memberinya (pahala yang
besar.)
TAFSIR QURAISH SIHAB

Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepadamu--untuk


menolong dengan segala kemampuan--sebenarnya mereka berjanji
kepada Allah. Kekuatan Allah menyertaimu dan selalu berada di
atas kekuatan mereka. Barangsiapa melanggar janjimu setelah
dikokohkannya janji itu, maka mudaratnya akan menimpa diri
mereka sendiri. Dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah--
dengan menyempurnakan baiat kepadamu--maka Allah akan
memberinya pahala yang sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai