Anda di halaman 1dari 5

RISALAH

PENDAHULUAN

Makna Risalah dalam bahasa Indonesia artinya surat, selebaran, karangan ringkas mengenai
suatu masalah, notula. Risalah dalam Islam adalah pesan-pesan Allah SWT yang diturunkan
Allah SWT kepada para utusan-Nya (rasul) yang terangkum dalam ajaran agama Islam sebagai
panduan jalan hidup manusia. Sehingga misi risalah kenabian bersifat universal untuk semua
manusia, tidak hanya untuk mereka yang beriman, tetapi juga bagi mereka yang tidak beriman.
Dalam hal ini tugas Rasul sangat urgen bagi manusia ialah untuk menunjukkan jalan yang lurus
melalui Kitab & Suhuf dengan tujuan menyembah Allah Yang Esa agar manusia tidak jatuh
kedalam dosa dan kemaksiatan.

Misi risalah atau tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia yaitu untuk membawa dan
menebar rahmat dan kasih sayang kepada alam semesta. Misi risalah kenabian bersifat
universal untuk semua manusia, tidak hanya untuk mereka yang beriman, tetapi juga bagi
mereka yang tidak beriman. Rahmat dan kasih sayang mencerminkan Islam yang ramah,
santun, toleran, dan penuh dengan cinta damai.

Jadi risalah adalah pesan-pesan Tuhan tentang ajaran agama yang benar, diberikan kepada para
utusanNya untuk disampaikan kepada umat manusia, termasuk kepada nabi Muhammad
secara estafet diteruskan oleh para pengikutnya (ulama) melalui dakwah.

Islam dalam dakwahnya tidak menebarkan pemaksaan, kebencian dan permusuhan. Aksi
radikal yang mengatasnamakan pembelaan dan dakwah untuk agama Islam terjadi karena
adanya pemahaman ajaran agama Islam secara tekstual, kaku dan eksklusif. Tetapi, dakwah
untuk menyampaikan misi risalah yang dilakukan dengan cara-cara yang baik dan benar,
santun, beradab, dan bijaksana, bukan dengan paksaan dan kekerasan. Dakwah yang sangat
baik telah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW yang terbukti efektif dan sukses. Semangat untuk
meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW yang ramah, santun, cinta damai, toleran, dan penuh
kasih sayang harus terus diaktuliasaikan dan dikontekstualiasikan dengan semangat zaman
sebagai bentuk tanggung jawab seorang muslim baik secara individual maupun secara sosial.
PEMBAHASAN

I. Tafsir Ayat Risalah

A Quran berbicara tentang risalah dalam Q.S An Nahl 16 : 36

ۚ ‫ض ٰلَلَ ُة‬
َّ ‫ت َعلَ ْي ِه ٱل‬ ْ ‫وت ۖ َف ِم ْنهُم مَّنْ َهدَ ى ٱهَّلل ُ َو ِم ْنهُم مَّنْ َح َّق‬ َّ ٰ ‫ُوا‬
َ ‫ٱلط ُغ‬ ۟ ‫َولَ َق ْد َب َع ْث َنا فِى ُك ِّل أ ُ َّم ٍة رَّ سُواًل أَ ِن ٱعْ ُب ُد‬
۟ ‫وا ٱهَّلل َ َوٱجْ َت ِنب‬

َ ‫ان ٰ َع ِق َب ُة ْٱل ُم َك ِّذ ِب‬


‫ين‬ َ ‫ْف َك‬ ۟ ‫ٱنظر‬
َ ‫ُوا َكي‬ ُ ‫ض َف‬ ِ ْ‫ُوا فِى ٱأْل َر‬
۟ ‫َفسِ ير‬

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

a. Makna Mufrodat

‫ ; َب َع ْث َنا‬datang setelah yang lainnya berlalu, maksudnya seorang Rasul baru akan diutus setelah
rasul yang terdahulu meninggal. Perlu diketahui bahwa rasul dan nabi ada perbedaan.

‫ ;فِى ُكلِّ أُ َّم ٍة َّر ُسواًل‬pada setiap umat ada utusan untuk menegakkan hujjah/ ajaran kepada mereka.

َّ ٰ ; adalah sembahan selain Allah SWT. termasuk orang yang mengajak pada kesesatan
َ ‫ٱلط ُغ‬
‫وت‬

ُ ‫ ; َهدَ ى ٱهَّلل‬dalam hal ini adalah hidayatud-diin (hidayah agama), tauhid dan dijauhkan dari thagut

‫ض ٰلَلَ ُة‬
َّ ‫ت َعلَ ْي ِه ٱل‬
ْ ‫;ح َّق‬
َ yang telah pasti kesesatannya, yakni layak untuk tersesat, karena mereka
bersikeras kepada kekafiran dan kedurhakaan, membantah hujjah / ajaran ketauhidan

‫ ; َفسِ ي ُر‬telusuri (segala fenomena yang terjadi dengan tujuan mengambil pelajaran)
‫ٱنظرُو‬ُ ‫ ; َف‬perhatikanlah (apa yang terjadi kepada orang yang mendustakan ajaran Allah)

b. Asbaabun Nuzul Ayat

Dalam sutu riwayat disebutkan bahwa ayat tersebut turun berkaitan dengan keadaan Nabi
Muhammad SAW dalam berdakwah. Yaitu tentang motivasi atas perjuangan dakwahnya,
terutama dalam menghadapi segala tantangan. Untuk menegaskan agar nabi Muhammad
merasa optimis bahwa sudah menjadi suatu keniscayaan kalau dalam menyampaikan pesan/
berdakwah, ada yang menerima dan ada pula yang membangkan.

c. Pendapat para mufassir dalam kitab tafsir,

Menurut Rasyid ridha bahwa ayat tersebut bermakna, Dan sungguh Allah telah mengutus di
tengah setiap umat yang telah berlalu seorang rasul yang memerintahkan mereka untuk
beribadah kepada Allah dan taat kepadaNya semata serta meninggalkan penyembahan kepada
selainNya, seperti kepada setan-setan, patung-patung dan orang-orang mati dan lain
sebagainya yang dijadikan sebagai penolong selain Allah. Maka diantara mereka terdapat orang
yang diberi petunjuk oleh Allah sehingga dia mengikuti para rosul, dan diantara mereka
terdapat juga para penentang keras yang mengikuti jalan menyimpang, sehingga jatuhlah
ketetapan sesat padanya. Allah tidak memberikan taufik (kesadaran) kepadanya. Maka
berjalanlah di muka bumi dan saksikanlah dengan mata kepala kalian bagaimana angan-angan
orang-orang yang mendustakan dan kehancuran yang menimpa mereka, agar kalian dapat
mengambil pelajaran. Begitu juga dalam al Misbah disebutkan ayat tersebut menjelaskan rasul
sebagai utusan Allah telah menyampaikan risalah dan membimbing mereka.untuk menyembah
Allah dan menjauhi seluruh tiran yang merusak.Lalu segolongan dari mereka ada yang sudi
mendengar bimbingan itu dan menerimanya.Maka Allah memberinya petunjuk berupa
kesiapan yang baik untuk mengikuti jalan yang lurus. Sementara segolongan lain dari mereka
berpaling dari kebenaran sehingga berjalan pada jalan yang tidak benar. Maka Allah pun
menurunkan siksa-Nya kepada golongan tersebut. Jika kalian meragukan hal ini, hai orang-
orang  musyrik Mekah, maka berjalanlah di muka bumi yang dekat dari kalian.
Lihat dan perhatikanlah bagaimana azab Allah menimpa orang-orang yang mendustakan
para rasul seperti kaum ‘Ad, Tsamud dan kaum Nabi Luth, nasib mereka yang binasa dan
merugi. Sedangkan Ibnu Katsir berpendapat bahwa tafsir tersebut berkaitan dengan ayat
sebelumnya, yaitu

}‫{لَ ْو َشا َء هَّللا ُ َما َع َب ْد َنا مِنْ ُدو ِن ِه مِنْ َشيْ ٍء‬
Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia. 
Kehendak Allah secara syar'i tentang mereka tidak ada, karena Allah Swt. telah melarang
mereka berbuat hal itu melalui lisan rasul-rasul-Nya. Adapun mengenai kehendak Allah yang
bersifat kauni (kenyataan) yang mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut secara
takdir, maka tidak ada hujah (alasan) bagi mereka dalam hal ini. Karena Allah telah
menciptakan neraka dan para penduduknya dari kalangan setan dan orang-orang kafir. Dia
tidak rela hamba-hamba-Nya berlaku kafir. Dalam menentukan hal tersebut Allah mempunyai
alasan yang kuat dan hikmah yang bijak. Kemudian sesungguhnya Allah Swt. telah
memberitakan bahwa Dia mengingkari parbuatan mereka dengan menimpakan siksaan kepada
mereka di dunia sesudah para rasul memberikan peringatan kepada mereka. Untuk itulah Allah
Swt. menyebutkan dalam firman-Nya: maka diantara mereka ada yang beriman dan ada juga
yang mendustakan.

Adapun fungsi risalah, Sebagaimana dalam surat al Baqarah ayat 213

َ Bَ‫اس فِي َما ۡٱخ َتلَفُو ْا فِي ۚ ِه َو َما ۡٱخ َتل‬


‫ف‬B ۡ َ ‫نز َل َم َع ُه ُم ۡٱل ِك ٰ َت‬
ِ ‫ب ِبٱل َح ِّق لِ َي ۡح ُك َم َب ۡي َن ٱل َّن‬ َ َ‫ين َوأ‬ َ ‫ين َومُنذ ِِر‬ َ ‫ث ٱهَّلل ُ ٱل َّن ِب ۧ ِّي‍ َن ُم َب ِّش ِر‬
َ ‫ان ٱل َّناسُ أُم َّٗة ٰ َو ِحد َٗة َف َب َع‬ َ ‫َك‬
‫ دِي َمن‬B‫إِ ۡذ ِن ِهۦۗ َوٱهَّلل ُ َي ۡه‬B‫ ِّق ِب‬B‫ ِه م َِن ۡٱل َح‬B‫و ْا فِي‬BBُ‫ِين َءا َم ُنو ْا لِ َما ۡٱخ َتلَف‬ َ ‫ت َب ۡغ ۢ َيا َب ۡي َنه ُۡۖم َف َه َدى ٱهَّلل ُ ٱلَّذ‬ُ ‫ِين أُو ُتوهُ م ِۢن َب ۡع ِد َما َجٓا َء ۡت ُه ُم ۡٱل َب ِّي ٰ َن‬ َ ‫فِي ِه إِاَّل ٱلَّذ‬
‫َي َشٓا ُء إِلَ ٰى صِ ٰ َر ٖط م ُّۡس َتق ٍِيم‬

Artinya: “Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah
mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara
manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada
mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah
memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka
perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”

d. Pesan moral yang terkandung


Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa dan sacral, tak satupun yang serupa denganNya, sehingga
memiliki dimensi yang berbeda dengan makhlukNya. Untuk menyampaikan kehendakNya /
ajaranNya (tauhid) dan bimbinganNya kepada manusia agar berada dalam kebenaran, diutuslah
Rasul dari jenis manusia itu sendiri agar pesan dapat tersampaikan (komunikatif). Allahpun
menurunkan kisah orang-orang yang menerima dan mendustakan risalahNya juga fenomena
yang terjadi disekitar kita agar diperhatikan untuk dijadikan pelajaran. Bagi orang yang
menerima risalah Allah dan beriman, akan menjadi petunjuk dan kabar gembira. Sedangkan
bagi orang yang mendustakannya menjadi peringatan dan siksaan. Agar kita berada dalam
risalahnya, selalu berdo’a dan meminta petunjuk (hidayah) Nya.

Anda mungkin juga menyukai