Anda di halaman 1dari 8

REVIEW BUKU MASJID YANG TERBELAH: KONTESTASI

ANTARALIRAN ISLAM DALAM MASYARAKAT JAWA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester

Dosen Pengampu: Dr. Ahmad Salehudin, S. Th.I.,M.A

Disusun Oleh:

Ita Safitri (22108030066)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAMNEGERI KALIJAGA

YOGYAKARTA

2022
BAB I

Deskripsi dan Tujuan Garis Besar Pembahasan

A. Identitas Buku

Judul Buku : Masjid yang Terbelah: Kontensasi Antaraliran Islam dalam Masyarakat Jawa

Penulis : Dr. Ahmad Salehudin, S. Th.I.,M.A

Desain Isi : Mohammad Ali Tsabit

Desain Sampul :Mohammad Ali Tsabit

Penerbit : Spasi Book (Lini Cantrik Pustaka)

Cetakan :1

Tahun Terbit : 2018

Jumlah Halaman : XXII, 131

ISBN : 978-602-0708-07-2

a. Identitas Bacaan pembanding

Judul Buku : Benih-benih Islam Radikal di Masjid: Studi Kasus Jakarta dan Solo

Penulis : Ridwan al-Makassary dan Ahmad Gaus

Penerbit : Center for the Study of Religion and Culture (CSRC)

Cetakan :1

Tahun Terbit : 2010

Jumlah Halaman : 317

ISBN : 979-3531-26-6
Judul Jurnal : Masjid sebagai Perekat Kebangsaan

Penulis : Makmur, Hairullah, Fendi

Volume : 6

Nomor :1

Halaman : 3250-3256

Tahun : 2022

Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Tambusai

Identitas Bacaan pembanding

Judul Jurnal : Aliran-aliran dalam Islam dan Pengaruhnya pada Pesantren, NU dan Pancasila
di Indonesia (Telaah Sejarah dan Pemikiran)

Penulis : Abdulloh Shodiq

Volume :8

Nomor :2

Tahun : 2020

Nama Jurnal : Jurnal Tarbawi

Identitas Bacaan pembanding

Judul Jurnal : Islam dan Tradisi Lokal dalam Perspektif Multikulturalisme

Penulis : M. Zainal Abidin

Volume :8

Nomor :2

Halaman : 297-309

Tahun : 2009

Nama Jurnal : Millah: Jurnal Studi Agama


B. Tentang Penulis
Dr. Ahmad Salehudin, S. Th.I.,M.A ialah dosen UIN Sunan Kalijaga sekaligus Lektor Kepala III
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sebelumnya beliu menempuh jenjang pendidikan S1 di UIN
Sunan Kalijaga jurusan Perbandingan Agama. Kemudian melanjutkan jenjang Pendidikan S2
Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada jurusan Ilmu Perbandingan Agama. Beliau kemudian
menyelesaikan Pendidikannya S3 Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2018
jurusan Inter-religius Studies dengan judul disertasi Theologizing Farming: Religiosity and
Economic Rationality of Muslim Peasants in the Dieng Mountains. Dari tahun 2015 hingga kini
beliau aktif menulis, mulai dari buku referensi hingga jurnal ilmiah yang sangat berguna bagi
para pembaca dan sebagai rujukan penelitian-penelitian lain.

C. Tujuan Penulisan Buku


Tujuan penulisan buku yang berjudul “Masjid yang Terbelah: Kontestasi Antaraliran
Islam dalam Masyarakat Jawa”, tidak lain untuk melihat akibat sosial politik dari beragamnya
ekspresi masyakat dalam memahami agama Islam di Jawa yang sebelumnya telah melekat tradisi
nenek moyang di nusantara.

D. Garis Besar Isi Buku


Islam dan tradisi lokal merupakan entitas yang berbeda, masing masing memiliki
independensi. Hadirnya islam dalam suatu wilayah yang sudah melekat tradisi didalamnya
dengan varian lain yang meyertainya, seperti faktor geografi, politik, sosial, menjadikan islam di
Indonesia mempunyai berbagai macam sisi yang berbeda. Perbedaan cara memahami islam di
Indonesia dapat dilihat dalam bentuk pemikiran, ritual, dan persekutuan organsasi ke-islamannya.
Muncunya beberapa organisasi sosial keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU),
Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Lembaga Dakwah Islam Indonesia
(Islam Tauhid) dan yang lainnya merupakan bentuk dari pemahaman yang berbeda dalam
memahami keberadaan agama di Indonesia yang sejatinya telah melekat tradisi lokal yang
heterogen didalamnya.
Dalam buku ini secara umum memberi gambaran sebuah tarik ulur esensialisme agama
yang terjadi pada masyarakat Muslim di Jawa, yaitu Gunung Sari, yang bertempat di pegunungan
selatan Yogyakarta. Penduduk disini semuanya beragama islam. Namun, yang menjadi
permasalahannya berdiri tiga masjid dalam satu daerah yang jaraknya berdekatan. Masjid-masjid
tersebut tidak lain manifestasi dari eksistensi rombongan atau organasisai sosial-keagamaan islam
yaitu NU, Muhammadiyah, dan Islam Tauhid. Rombongan NU dan Muhammadiyah memiliki
sikap toleran terhadap tradisi lokal yang ada. Berbeda dengan Islam Tauhid yang menolak budaya
lokal dalam kehidupan sosial maupun kehidupan beragama.
Perbedaan paham keagamaan dan bagaimana cara memperlakukan tradisi lokal sangat
berpengaruh terhadap interaksi masyarakat dalam sosial-keagamaan. Hal ini dapat dilihat dari
dibangunnya masjid yang mengatasnamakan masing masing rombongan NU, Muhammadiyah,
dan Islam Tauhid. Dengan mengetahui pola interaksi antara tiga rombongan tersebut, nantinya
dapat dilihat bagaimana dinamika masyarakat tersebut terjadi, motif, dan faktor yang
mempengaruhinya.
BAB II

Sub Pembahasan

A. Bab I: Pergulatan Identitas dab Ekspresi Keberagamaan


Islam di Indonesia memiliki banyak sisi. Hal ini tidak lain merupakan pengaruh
pertemuan budaya lokal yang heterogen dengan agama islam yang telah melaui proses panjang.
Pertemuan Islam dengan budaya Jawa sendiri pada kenyataannya telah menghasilkan tiga varian
Islam, diantaranya, abangan, santri, dan priyayi. Orang-orang islam di Jawa dianggap sebagai
muslim statistik dikarenakan mereka mengidentifikasi diri menjadi Muslim disebabkan agama
Islam telah merasuk dalam kebudayaan jawa dan merupakan agama yang paling kuat secara
politik.
Ekspresi keberagamaan dapat dilihat melalui tiga bentuk, diantaranya pemikiran, ritual,
dan persekutuan. Hal ini dapat dinyatakan orang-orang yang mempunyai pemikiran
keberagamaan yang sama. Hal tersebut membuat individu-individu melakukan ritual keagamaan
yang sama pula dan akan berkumpul atau bersekutu dengan orang-orang yang sepemahaman
pula.

B. Bab II: Gunung Sari, Sebuah Masyarakat Islam


Gunung Sari merupakan salah satu dusun yang terletak di desa Sambirejo, kecamatan Prambanan,
Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penduduk disini semuanya beragama islam. Namun, ada tiga
rombongan islam dalam satu dusun di sini yaitu, NU, Muhammadiyah, dan Islam Tauhid. Pada
awalnya penduduk asli disni semua beragama Islam dengan aliran NU, hingga pada akhirnya
Islam dengan aliran Muhammadiyah dan Islam Tauhid masuk dalam komunitas dusun Gunung
Sari yang menjadikan pengaruh bagi masyarakat setempat. Hal ini menjadi penyebab terpecahnya
rombongan aliran islam disini menjadi tiga bagian. Rombongan tersebut memiliki perspektif yang
berbeda dalam memahami Islam dan menanggapi tradisi lokal. Oleh karena perbedaan dari
pemahaman keberagamaan tersebut menjadikan interaksi sosial-keagamaan menjadi tegang antar
rombongan. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya tiga masjid yang masing-masing mewakili
setiap rombongan. Fungsi masjid kini telah berubah, dari sebuah tempat peribadatan menjadi
sebuah simbol yang menjadi pemecah antar umat beragama Islam.

C. Bab III: Tarik Menarik antara NU, Muhammadiyah, dan Islam Tauhid.
Perbedaan pemahaman keislaman ini berimbas pada interaksi sosialnya yang menimbulkan sekat-
sekat dalam interaksi sosial keagamaan. Mereka saling menyalahkan, bertahan, bahkan
menyerang. Hal tersebut terjadi secara terus-menerus hingga diwariskan ke generasi berikutnya
baik secara formal maupun informal. Perbedaan paham keagamaan ini juga memiliki pengaruh
terhadap tarik-menarik antar aliran di desa Gunung Sari yang secara nyata dapat dilihat dengan
dirobohkannya sebuah langgar pada tahun 1987 dan berdirinya tiga masjid yaitu masjid Miftahul
Huda (masjidnya rombongna NU), masjid al-Ikhlas (masjid rombongan Muhammadiyah), dan
masjid Zuhud (masjid rombongan Islam Tauhid)
D. Bab IV: Memahami Kontruksi Sosial Keagamaan Masyarakat Gunung Sari
Keberagaman paham keagamaan yang disimbolkan dengan adanya tiga aliran dan tiga masjid
secara jelas menunjukkan adanya tarik-menarik aliran Islam di dusun Gunung Sari. Penggunaan
teori kontruksi sosial berguna untuk mengetahui terjadinya proses eksternalisasi, objektivasi, dan
internalisasi keberagamaan. Proses eksternalisasi terjadi Ketika individu mengeluarkan nilai-nilai
subjektif yang dia punya, kemudian ditampung oleh masyarakat sebagai realitas objektif.
Selanjutnya, nilai-nilai objektif dalam masyarakat tersebut diserap setiap individu menjadi sebuah
nilai yang subjektif, maka terjadilah proses internalisasi.

BAB III
Komentar Isi Buku

A. Kelebihan dan kekurangan isi Buku


Buku ini mengangkat tema penelitian dari studi kasus yang sangat menarik untuk ditelaah
bagi pembaca. Sikap kedewasaan akan muncul setelah menelaah bahwa setiap kelompok yang
ada di masyarakat memiliki alasan-alasan tersendiri sebagai akibat dari pemahaman terhadap
ajaran keagamaan dan respon terhadap banyaknya sisi Islam atau aliran Islam di Indonesia.
Secara keseluruhan buku ini merupakan buku yang sangat menarik untuk dibaca mengingat
adanya keberagaman budaya dan tradisi yang sejatinya sudah melekat dalam penduduk lokal
nusantara. Kemudian kehadiran Islam yang tumbang tindih terhadap tradisi yang telah ada,
hingga muncul beragam pemahaman dalam perspektif masyarakat menjadi sebuah isu yang tak
akan pernah habis untuk dibahas.
Sayangnya masih terdapat kekurangan dari penulisan buku ini, yang tak lain ialah masih
adanya Sebagian istilah-istilah ilmiah yang belum dijelaskan dalam bacaan. Banyaknya
pengunaan istilah ilmiah ini membuat pembaca pemula membutuhkan waktu dalam memahami
makna yang terkandung antar kalimat. Dibandingkan dengan jurnal penelitian “Masjid sebagai
Perekat Kebangsaan” yang lebih mengunakan bahasa yang sedehana dan mudah dipahami bagi
pembaca pemula. Penulisan kata dalam buku ini masih kurang teliti, terdapat beberapa kata yang
yang diulang sehinga menyebabkan kalimat menjadi tidak baku. Selain itu, masih ada kesalahan
dalam penulisan kata yang tersebar dibeberapa halaman, salah satunya yang terdapat halaman 58
terdapat kesalahan penulisan kata yaitu “diwarikan” yang seharusnya “diwariskan”.

BAB IV
Penutup

Keberagaman pemahaman keagamaan akan selalu menjadi persoalan. Buku ini tidak
menjelaskan mana aliran yang benar sesui dengan al-Qur’an dan hadist. Namun, mengkaji lebih
lanjut mengenai interaksi sosial-keagamaan akibat dari adanya berbagai macam ekspresi dari
berbagai sisi dalam memahami islam. Mengusung tema yang tidak biasa didalamnya menjadikan
buku ini sangat layak untuk dibaca dan dipelajari lebih lanjut bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai