“RUKUN IMAN”
DOSEN PENGAMPU
NU SYAHRUL RITONGA, ST, M.Pd
DI SUSUN OLEH
ARYA PRATAMA FALAZIS
2301010
KPNK 1-A
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
RUKUN IMAN ....................................................................................................................
1. IMAN KEPADA ALLAH...........................................................................................
2. IMAN KEPADA MALAIKAT...................................................................................
3. IMAN KEPADA KITAB ALLAH .............................................................................
4. IMAN KEPADA RASUL ALLAH ............................................................................
5. IMAN KEPADA HARI AKHIR.................................................................................
6. IMAN KEPADA QADA DAN QADAR....................................................................
KESIMPULAN......................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
RUKUN IMAN
Rukun Iman / arkanul iman ( )أركان اإليمانyaitu pilar keimanan dalam Islam yang harus
dimiliki seorang muslim. Jumlahnya ada enam. Enam rukun iman ini berdasarkan dari
dalil ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits Jibril yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan
Shahih Muslim yang diriwayatkan dari Umar bin Khathab. Iman secara bahasa berarti
tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam
hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan
ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Dalil Rukun Iman terdapat dalam surah Al
Baqarah ayat 177 yang berbunyi :
َلْيَس اْلِبَّر َاْن ُتَو ُّلْو ا ُوُجْو َهُك ْم ِقَبَل اْلَم ْش ِرِق َو اْلَم ْغ ِرِب َو ٰل ِكَّن اْلِبَّر َم ْن ٰا َم َن ِباِهّٰلل
َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِر َو اْلَم ٰل ِٕىَك ِة َو اْلِكٰت ِب َو الَّنِبّٖي َن ۚ َو ٰا َتى اْلَم اَل َع ٰل ى ُحِّبٖه َذ ِو ى اْلُقْر ٰب ى
َو اْلَيٰت ٰم ى َو اْلَم ٰس ِكْيَن َو اْبَن الَّس ِبْيِل ۙ َو الَّسإِىِلْيَن َو فِى الِّر َقاِبۚ َو َاَقاَم الَّص ٰل وَة َو ٰا َتى
الَّز ٰك وَة ۚ َو اْلُم ْو ُفْو َن ِبَع ْهِدِهْم ِاَذ ا َع اَهُد ْو ا ۚ َو الّٰص ِبِرْيَن ِفى اْلَبْأَس اِء َو الَّضَّراِء َو ِح ْيَن
اْلَبْأِسۗ ُاوٰل ِٕىَك اَّلِذ ْيَن َص َد ُقْو ا َۗو ُاوٰل ِٕىَك ُهُم اْلُم َّتُقْو َن
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa.
berikut penjelasan tiap-tiap rukun iman disertai dalil dalilnya dalam Al Quran
َٰٓي َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنٓو ۟ا َء اِم ُنو۟ا ِبٱِهَّلل َو َر ُس وِلِهۦ َو ٱْل ِك َٰت ِب ٱَّلِذى َنَّز َل َع َلٰى َر ُس وِلِهۦ
َٰٓل
ِم َيْو ْلٱ َو ِلِهۦ ُرُس َو ِهۦ ِب ُكُت َو ِتِهۦ َك ِئ َو ٱْل ِك َٰت ِب ٱَّلِذ ٓى َأنَز َل ِمن َقْب ُل ۚ َو َم ن َي ْك ُفْر ِبٱِهَّلل َو َم
اًۢل
ٱْلَء اِخِر َفَق ْد َض َّل َض َٰل َب ِعيًدا
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya
Malaikat adalah makhluk gaib yang tercipta dari cahaya dan ruh yang berfungsi dan
bertugas sebagai perantara antara Tuhan dan alam nyata. Malaikat ini tidak berjenis
kelamin laki-laki atau perempuan, tidak beribu dan tidak berbapak, tidak makan dan tidak
minum, tidak bersyahwat dan dapat berubah bentuk dengan izin Allah.
Iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua. Iman kepada malaikat
maksudnya ialah percaya kepada malaikat sebagai hamba Allah yang sangat taat dan
tunduk serta senantiasa menuruti perintah Allah, sehingga Allah memuliakan mereka.
Malaikat memiliki jumlah yang banyak, namun malaikat yang wajib diketahui oleh umat
manusia itu ada sepuluh, yaitu :
5) Malaikat munkar bertugas menjaga kuburan dan atau menanyai manusia dialam kubur.
6) malaikat nakir bertugas menjaga kuburan dan atau menanyai manusia dialam
kubur.
َو اَّلِذ ْي َن ُيْؤ ِم ُنْو َن َم ٓا ُاْن َل ِاَلْي َك َو َم ٓا ُاْن َل ِمْن َقْب ِلَك ۚ َو اٰاْل ِخَر ِة ُه ْم ُيْو ِقُنْو َۗن
ِب ِز ِب ِز
ٰۤل ٰۤل
ُاو ِٕىَك َع ٰل ى ُهًدى ِّم ْن َّر ِّب ِهْم ۙ َو ُاو ِٕىَك ُه ُم اْلُم ْف ِلُحْو َن
Artinya: "Dan mereka yang beriman kepada (Alquran) yang diturunkan kepadamu
(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau serta mereka yakin
akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung." (Q.S. al-Baqarah [2]: 4-5).
Iman kepada kitab-kitab artinya percaya bahwa Allah telah menurunkan kitab kepada
para rasul tertentu dan setiap muslim wajib meyakini bahwa isi dari kitab-kitab
tersebut sebagai kebenaran dari Allah swt. Ada empat kitab yang diturunkan oleh Allah
swt, yakni:
Di samping itu, terdapat shuhuf (lembaran/halaman) Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, di
dalamnya terdapat firman Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
َو َم ٓا َاْر َس ْلَن ا ِمْن َقْب ِلَك ِااَّل َج ااًل ُّن ْو ِحْٓي ِاَلْي ِهْم َفاْس َٔـُلْٓو ا َاْه َل الِّذ ْك ِاْن ُكْنُتْم اَل َت ْع َلُمْو َۙن
ِر ِر
Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang
Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
َو َم ا َج َع ْل َن اُه ْم َج َس ًدا اَل َي ْأُك ُلوَن الَّط َع اَم َو َم ا َك اُنوا َخ اِلِديَن
Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh (para rasul) yang tiada memakan
makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal. Umat Islam wajib
meyakini dan melaksanakan semua yang dibawa dan disampaikan oleh Rasul, baik
berupa perintah, larangan, atau hal yang terkait dengan kabar tentang hal-hal yang gaib.
1. Adam AS
2. Idris As
3. Nuh AS
4. Hud AS
5. Shaleh AS
6. Ibrahim AS
7. Ismail AS
8. Luth AS
9. Ishaq AS
10. Ya'qub AS
11. Yusuf AS
12. Ayyub AS
13. Zulkifli AS
14. Syu'aib AS
15. Musa AS
16. Harun AS
17. Daud AS
18. Sulaiman AS
19. Ilyas AS
20. Ilyasa AS
21. Yunus AS
22. Zakaria AS
23. Yahya AS
24. Isa AS
Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 187 mengenai hari akhir (kiamat) yang
tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya kecuali Allah SWT.
Arab:
َيْس َٔـُلْو َن َك َع ِن الَّس اَع ِة َاَّي اَن ُمْر ٰس ىَه ۗا ُقْل ِاَّن َم ا ِع ْلُمَه ا ِع ْن َد َر ِّب ْۚي اَل ُيَج ِّلْيَه ا ِلَو ْق ِتَه ٓا
ِااَّل ُه َۘو َثُقَلْت ِفى الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض اَل َت ْأِتْي ُك ْم ِااَّل َب ْغ َت ًة َۗيْس َٔـُلْو َن َك َك َاَّن َك َح ِفٌّي َع ْن َه ۗا
ُقْل ِاَّن َم ا ِع ْلُمَه ا ِع ْن َد ِهّٰللا َو ٰل ِكَّن َاْك َث َر الَّن اِس اَل َيْع َلُمْو َن
Latin: yasalụnaka 'anis-sā'ati ayyāna mursāhā, qul innamā 'ilmuhā 'inda rabbī, lā yujallīhā
liwaqtihā illā huw, ṡaqulat fis-samāwāti wal-arḍ, lā tatīkum illā bagtah, yasalụnaka
kaannaka ḥafiyyun ‘an-hā, qul innamā ‘ilmuhā ‘indallāhi wa lākinna akṡaran-nāsi lā
ya’lamụn
Maksud dari iman kepada hari akhir adalah keyakinan yang pasti akan datangnya hari
akhir dan sesuatu yang berhubungan dengannya. Dalam hal Iman kepada hari akhir,
terdapat beberapa hal yang harus diyakini oleh orang mukmin yakni siksa dan nikmat
kubur, hari mahsyar, hisab, surga, neraka dan semacamnya. hari akhir atau kehancuran
dunia ini disebut dengan hari kiamat. Iman kepada hari kiamat artinya bahwa disuatu
saat nanti, yakin bahwa Allah akan menciptakan suatu masa yang disebut Hari Kiamat.
Hari kiamat adalah hari berbangkitnya manusia dari alam kubur untuk
mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatannya di hadapan Allah.
Adapun kiamat dibagi menjadi dua, yaitu kiamat kecil (zuhro), dan kiamat besar (kubro).
Kiamat kecil adalah proses kehancuran bumi saja karena meteor dari angkasa luar
berjatuhan. Seluruh kehidupan di muka bumi akan mengalami kehancuran. Termasuk
manusia, jin, binatang dan berbagai tumbuhan, kecuali malaikat.
Iman kepada qada dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa semua kejadian
yang ada di dunia ini merupakan takdir atau ketentuan Allah. Dari uraian pengertian qada
dan qadar diatas, dapat dijelaskan bahwa antara qada dan qadar selalu berhubungan erat.
Qada adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah
kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qada qadar ibarat
rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah berupa qadar-Nya sesuai dengan ketentuan-
Nya. Seperti dalam Q.S. Al Hijr ayat 21.
َو ِإْن ِمْن َش ْي ٍء ِإاَّل ِع ْن َد َن ا َخ َز اِئُنُه َو َم ا ُنَنِّز ُلُه ِإاَّل ِبَق َد ٍر َمْع ُلوٍم
Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya; dan Kami tidak
menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.
waalahu a'lam bisshowab
BAB II
KESIMPULAN
Konsep akidah mudah untuk dipelajari dan di fahami secara umum kepada sesiapa sahaja
yang ingin mengamalkan akidah secara Istiqamah (berterusan). Secara tidak langsung,
masyarakat yang mengamalkan konsep akidah yang betul akan melahirkan sebuah negara
yang tinggi ilmu, amal dan akhlaknya.
Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati, Islam adalah sikap aktif untuk
berbuat/beramal, ihsan merupakan perwujudan dari iman dan Islam, yang sekaligus
merupakan cerminan dari kadar iman dan Islam itu sendiri.
Iman tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam. Selanjutnya, ke
bermaknaan Islam dan Iman akan mencapai kesempurnaan jika dibarengi dengan Ihsan,
sebab Ihsan merupakan perwujudan dari Iman dan Islam, yang sekaligus merupakan
cerminan dari kadar Iman dan Islam itu sendiri.
Tidak ragu lagi bahwa, beriman dengan sebagian kitab dan kufur dengan sebagian yang
lain sama saja dengan kufur terhadap semuanya. Karena keimanan harus mencakup
dengan seluruh kitab samawi dan seluruh para rasul, tidak membedakan dan menyelisihi
sebagiannya. Allah Ta’ala mencela orang-orang yang membedakan dan menyelisihi kitab,
sebagaimana firman-Nya, Oleh karena itu bagi orang-orang yang beriman, wajib
hukumnya memelihara imannya dari segala hal yang dapat merusaknya, karena siapa saja
yang rusak imannya, maka jatuhlah ia pada kekafiran serta musnahlah segala amal yang
dikerjakannya. Orang yang demikian menjadi penghuni neraka dan
kekal di dalamnya.