Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Rukun Iman

Rukun menurut bahasa artinya pilar atau tiang yang menegakkan sesuatu,
sedangkan iman artinya percaya dan membenarkan di dalam hati, mengakui
dengan lisan, serta melakukan dengan perbuatan. Maka dari itu, rukun iman
adalah pilar-pilar yang menyangga iman seorang muslim.1

Rukun iman adalah asas-asas di dalam agama Islam yang menjadi dasar
pembentukan akidah. Asas-asas keimanan di dalam rukun iman berjumlah enam.
Masing-masing meliputi keimanan kepada Allah, para nabi dan rasul, para
malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat, serta qada dan qadar.2

1. Iman Kepada Allah

Rukun iman yang paling pertama dan utama adalah iman kepada Allah, yaitu
meyakini dan mempercayai bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, serta meyakini
bahwa Allah yang telah menciptakan seluruh alam semesta dan segala
kehidupannya.

Beriman kepada Allah, sebagai seorang hamba kita harus mengenali siapa Allah
selaku Tuhan kita. Allah mempunyai sifat wajib, mustahil, dan jaiz.

Sifat-sifat yang wajib (pasti ada pada zat Allah-aqal tidak menerima jika tidak
ada) bagi Allah ada 20, yaitu; (1) wujud-ada; (2) qidam-dahulu; (3) baqa’-kekal;
(4) mukhalafah lil hawadits-berbeda dengan makhluk; (5) qiyamuhu bi nafsih-
berdiri dengan zat-Nya sendiri; (6) wahdaniyah-tunggal; (7) qudrah-kuasa; (8)
iradah-berkehendak; (9) ilmu-tahu; (10) hayah-hidup; (11) sama’-mendengar; (12)
bashar-melihat; (13) kalam-berfirman; (14) qadiran-maha mampu; (15) muridan-
maha berkehendak; (16) aliman-Maha tahu; (17) hayyan-maha hidup; (18)
sami’an-maha mendengar; (19) bashiran-maha melihat; dan (20) mutakalliman-
maha berfirman.
1
Nuraini. [2023]. Pengertian Rukun Iman Lengkap dengan Makna dan Urutannya,
diakses dari https://m.bisnis.com/amp/read/20230222/79/1630735/pengertian-rukun-iman-
lengkap-dengan-makna-dan-urutannya, pada 27 Oktober 2023
2
Wikipedia

1
Sedangkan sifat mustahil (lawan sifat wajib) bagi Allah juga ada 20, yaitu; (1)
adam-tidak ada; (2) huduts-baru; (3) fana’-rusak; (4) mumatsalatu lil hawadits-
sama dengan makhluk; (5) qiyamuhu bi ghairihi-butuh pada zat yang lain; (6)
ta’addud-berbilang; (7) ajzun-lemah; (8) karahah-terpaksa; (9) jahlun-bodoh; (10)
mautun-mati; (11) shamamun-tuli; (12) a‘ma-buta; (13) bukmun-bisu; (14) ajizan-
tidak mampu; (15) karihan-yang terpaksa; (16) jahilan-yang bodoh; (17)
mayyitan-yang mati; (18) ashamma-yang tuli; (19) a’ma-yang buta dan (20)
abkama-yang bisu.

Kemudian sifat yang jaiz bagi Allah swt hanya satu, yaitu fi’lu kulli mumkinin au
tarkuhu (menciptakan setiap sesuatu atau tidak menciptakannya) seperti
menciptakan manusia, dan makhluk yang lainnya.3

2. Iman Kepada Malaikat

Mengimani malaikat artinya mengimani wujud dan penciptaan-Nya. Meskipun


berwujud gaib, seorang muslim harus mempercayai dan mengimani keberadaan
malaikat.

Ada banyak malaikat yang Allah ciptakan, namun hanya 10 malaikat yang harus
ketahui oleh seorang muslim yakni malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar,
Nakir, Raqib, Atid, Malik, dan Ridwan.

Selain itu kita juga diminta untuk mengimani sifat-sifat malaikat yang senantiasa
patuh dan tunduk kepada Allah seperti yang dijelaskan dalam surat Al Anbiya ayat
19 berikut:

‫ۚ َو َلٗه َم ْن ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض َو َم ْن ِع ْنَدٗه اَل َيْسَتْك ِبُرْو َن َع ْن ِعَباَد ِتٖه َو اَل َيْسَتْح ِس ُرْو َن‬

3
Nu Online, Mengenal Hukum Aqli: Sifat Wajib, Mustahil, Jaiz Allah, diakses dari
https://islam.nu.or.id/ilmu-tauhid/mengenal-hukum-aqli-sifat-wajib-mustahil-jaiz-allah-qldW3,
pada 25 Oktober 2023

2
Wa lahụ man fis-samāwāti wal-arḍ, wa man ‘indahụ lā yastakbirụna ‘an ‘ibādatihī
wa lā yastaḥsirụn.

Artinya: “Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-
malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya
dan tidak (pula) merasa letih.

3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Rukun iman yang ketiga adalah kepada kitab-kitab Allah. Hal ini berarti bahwa
umat Islam wajib meyakini dan mempercayai keberadaan kitab-kitab yang
diturunkan Allah SWT.

Selain mengimani Al-Quran sebagai pedoman hidup, Allah juga memerintahkan


umat-Nya untuk meyakini kitab sebelum al-Quran seperti Taurat, Zabur, dan Injil.

Penjelasan tersebut tertuang dalam surat Ali Imran ayat 3 berikut ini:

‫َنَّز َل َع َلۡي َك اۡل ـِكٰت َب ِباۡل َح ِّق ُمَص ِّد ًقا ِّلَم ا َبۡي َن َيَد ۡي ِه َو َاۡن َز َل الَّتۡو ٰر ٮَة َو اِاۡل ۡن ِج ۡي َۙل‬

Nazzala ‘alaikal Kitaaba bilhaqqi musaddiqal limaa baina yadaihi wa anzalat


Tawraata wal Injiil.

Artinya: “Dia menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) yang


mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan
menurunkan Taurat dan Injil.”

4. Iman Kepada Rasul

Rukun yang keempat, umat Islam wajib mengimani rasul-rasul Allah. Rasul
sendiri adalah seorang yang diutus oleh Allah untuk memberikan kabar kebenaran
kepada Manusia.

Allah menjelaskan keberadaan rasul dalam surah Ar Ra’d ayat 38 berikut ini:

‫َو َلَقۡد َاۡر َس ۡل َنا ُرُس اًل ِّم ۡن َقۡب ِلَك َو َجَع ۡل َنا َلُهۡم َاۡز َو اًجا َّو ُذ ِّرَّيًة‌ؕ َو َم ا َك اَن ِلَر ُس ۡو ٍل َاۡن َّيۡا ِتَى ِبٰا َيٍة ِااَّل ِبِاۡذ ِن ِهّٰللا‌ؕ ِلُك ِّل َاَجٍل‬
‫ِكَتاٌب‬

3
Wa laqad arsalnaa Rusulam min qablika wa ja’alnaa lahum azwaajanw wa
zurriyyah; wa maa kaana lirasuulin ai yaatiya bi aayatin illaa bi iznil laah; likulli
ajalin kitaab.

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau
(Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Tidak
ada hak bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu bukti (mukjizat) melainkan
dengan izin Allah. Untuk setiap masa ada Kitab (tertentu).”

5. Iman Kepada Hari Akhir (kiamat)

Dalam ajaran islam seorang muslim diwajibkan untuk mengimani adanya hari
akhir. Hal tersebut berarti bahwa seorang muslim harus meyakini dan
mempercayai bahwa hari itu pasti akan datang, dan hanya Allah SWT yang
mengetahui kapan hari akhir itu akan datang.

Penjelasan ini termaktub dalam surat Al A’raf ayat 187

‫ِااَّل ُه َۘو ؕ‌ َثُقَلۡت ِفى الَّس ٰم ٰو ِت‬ ‫َيۡس َٔــــُلۡو َنَك َع الَّساَع ِة َاَّياَن ُم ۡر ٰس ٮَهاؕ‌ ُقۡل ِاَّنَم ا ِع ۡل ُمَها ِع ۡن َد َر ِّبۡى‌ۚ اَل ُيَج ِّلۡي َه ا ِلَو ۡق ِتَه ۤا‬
‫ِن‬
‫َد ِهّٰللا َو ٰل ــِكَّن َاۡك َث َر الَّن اِس اَل‬ ‫َو اَاۡلۡر ِضؕ‌ اَل َتۡا ِتۡي ُك ۡم ِااَّل َبۡغ َتًة‌ؕ َيۡس ــَٔـ ُلۡو َنَك َك َاَّن َك َح ِفٌّى َع ۡن َه اؕ ُق ۡل ِاَّنَم ا ِع ۡل ُمَه ا ِع ۡن‬
‫َيۡع َلُم ۡو َن‬

Yas’aluunaka ‘anis Saa’ati aiyaana mursaahaa qul innamaa ‘ilmuhaa ‘inda Rabbii
laa yujallaiihaa liwaqtihaaa illaa Huu; saqulat fis samaawaati wal ard; laa
taatiikum illaa baghtah; yas’aluunaka ka annaka hafiyyun ‘anhaa qul innamaa
‘ilmuhaa ‘indal laahi wa.

Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan


terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada
Tuhanku; tidak ada (seorangpun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain
Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di
bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya
kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad),
“Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

6. Iman Kepada Qada dan Qadar (Takdir)

4
Rukun Iman yang keenam dan yang terakhir adalah iman akan ketetapan (qada)
dan takdir (qadar) Allah.

Dalam penjelasan lain, qada adalah rencana dan qadar adalah perwujudan atau
kenyataan. Adanya qada dan qadar dijelaskan dalam Al Quran surah Al Ahzab
ayat 38 berikut:

‫َّم ا َك اَن َع َلى ٱلَّنِبِّى ِم ْن َحَر ٍج ِفيَم ا َفَرَض ٱُهَّلل َلُهۥۖ ُس َّنَة ٱِهَّلل ِفى ٱَّلِذ يَن َخ َلْو ۟ا ِم ن َقْبُلۚ َو َك اَن َأْم ُر ٱِهَّلل َقَدًرا َّم ْقُدوًرا‬

Mā kāna ‘alan-nabiyyi min ḥarajin fīmā faraḍallāhu lah, sunnatallāhi fillażīna


khalau ming qabl, wa kāna amrullāhi qadaram maqdụrā.

Artinya: “Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah
ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunah-
Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu
suatu ketetapan yang pasti berlaku.”

1. Pengertian Qada

Menurut istilah, kata Qada bisa diartikan sebagai suatu ketetapan Allah SWT
sejak zaman azali atau diartikan juga sebagai segala sesuatu hal yang akan terjadi
suatu saat nantinya, dan berkaitan dengan makhluk ciptaan Allah SWT. Sementara
Qada menurut bahasa diartikan sebagai suatu ketetapan, perintah, hukum,
pemberitahuan, penciptaan, dan juga kehendak.

Qada akan mencakup seluruh hal baik maupun buruk, hidup dan mati, serta
berbagai hal lainnya lagi. Qada itu ada sesudah Qadar.

Qada masih bisa diubah melalui adanya suatu usaha, tawakal, ikhtiar secara
sungguh-sungguh supaya memperoleh hasil sesuai dengan apa yang kamu
inginkannya. Sebagaimana yang telah tercantum pada kitab suci Allah SWT,
Bahwasannya tak ada yang bisa merubah nasib suatu kaum, kecuali mereka

5
sendiri yang merubahnya sendiri. Jadi, Qada merupakan suatu ketetapan Allah
SWT yang telah terjadi atau diputuskan oleh Allah SWT.

2. Pengertian Qadar

Menurut istilah, kata Qadar bisa diartikan sebagai bentuk perwujudan atas
ketetapan Allah SWT atau Qadha mengenai keseluruhan yang berhubungan
dengan makhluk-makhluknya yang telah ada sejak di dalam kandungan.
Sedangkan berdasarkan bahasa, kata Qadar diartikannya sebagai suatu peraturan,
atau kepastian, atau juga ukuran.

Qadar bisa mencakup takdir yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan
terjadi di kemudian hari nantinya.

Berbeda halnya dengan Qada, Qadar ini sudah tidak bisa diubah lagi,
bagaimanapun caranya. Sebab Qadar sudah tertulis di Lauhul Mahfudz sejak
kamu di dalam kandungan. Contohnya jodoh, maut, dan lain sebagainya.

Tak ada satu dari makhluk Allah SWT yang bisa mengetahui mengenai segala
sesuatu yang sudah Allah SWT tetapkannya di Lauhul Mahfudz, yang sudah tidak
bisa diubah lagi. Jadi, Qadar adalah suatu ketetapan Allah SWT yang belum
terjadinya.

Sehingga, kesimpulan dari Qada, dan Qadar yaitu Qada bisa dipahami sebagai
sebuah putusan Allah kepada azali, atau diartikan juga sebagai segala sesuatu hal
yang akan terjadinya suatu saat nanti. Sementara, Qadar merupakan sebuah
realisasi Allah atas Qadha pada diri manusia sesuai kehendak Allah SWT.

Dengan begitu bisa dipahami bahwa qada adalah suatu kehendak Allah yang akan
terjadi di suatu saat nanti. Sedangkan Qadar adalah bentuk realisasi atau nyatanya
dari kehendak yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT sebelumnya.

Qada merupakan suatu ketentuan Allah SWT atas segala sesuatunya yang di
dalamnya terdapat suatu kehendak Allah SWT. Sedangkan, Qadar merupakan
sebuah perwujudan atas kehendak, ketentuan maupun ukuran Allah SWT atas
segala sesuatunya.

6
Perbedaan utama dari qada dan qadar adalah dari ketetapannya. Qada merupakan
takdir yang masih dapat diubah oleh manusia dengan cara berikhtiar dan berusaha
dengan sungguh-sungguh dalam mencapai keinginannya. Berbeda dengan qadar
yang merupakan ketetapan dari Allah yang sudah tidak dapat diubah.4

B. Metode Mengajarkan Rukun Iman pada Siswa MI

Dalam metode mengajarkan rukun iman di kalangan MI, guru harus


meningkatkan kreativitasnya dengan melakukan hal sekreatif mungkin guna
menarik minat peserta didik. Apalagi anak-anak yang cenderung menyukai proses
belajar sambil bermain. Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam
mengajarkan rukun iman, seperti metode mencocokkan gambar, pohon rukun
iman, card sort method yang tergabung dalam pembelajaran kooperatif dan
metode bernyanyi.

Tujuan dari semua metode-metode ini tidak lain dan tidak bukan adalah agar
peserta didik mengetahui dan memahami apa itu rukun iman dan
pengaplikasiannya dalam kehidupan.

Pada model belajar mencocokkan gambar, model belajar ini menggunakan gambar
sebagai media utamanya. Guru akan menjelaskan terlebih dahulu terkait dengan
rukun iman, kemudian menyampaikan tahapan-tahapan yang harus ditempuh oleh
peserta didik. Baru kemudian gambar-gambar yang sudah tersedia
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini
mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-
gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.

Model pohon rukun iman, adalah model belajar di mana siswa mengamati pohon
yang digambar menggunakan kertas warna-warni yang ditempel, baru kemudian
di atasnya ditulis rukun iman beserta pembagian-pembagiannya.

Model belajar card sort method sendiri adalah model belajar di mana guru
menyiapkan kartu berisi materi pokok tentang rukun iman, lantas setiap kelompok
mencari jawaban yang sesuai dengan pertanyaan.
4
Shabrina Alfari. [203]. Pengertian Qada dan Qadar, Perbedaan, Dalil, serta Contohnya,
diakses dari https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-qada-qadar Pada 25 Oktober
2023

7
Lalu model pembelajaran terakhir yang bisa digunakan adalah metode bernyanyi.
Guru bisa menuliskan lirik lagunya di papan tulis atau langsung bernyanyi di
depan para peserta didik. Berikut ini salah satu contoh lagu rukun iman yang bisa
diterapkan:

Rukun Iman

Rukun iman ada enam

Yang pertama pada Allah

Yang kedua malaikat

Yang ketiga kitab-kitab

Rasul keempat

Kelima hari kiamat

Keenam qada dan qadar

Rasul keempat

Kelima hari kiamat

Keenam qada dan qadar

Setelah menjalankan metode pembelajaran di atas, guru membuat kesimpulan dan


tindak lanjut. Jangan lupa yang tidak kalah penting adalah guru harus memberikan
reward atau apresiasi kepada peserta didik. Kepada peserta didik yang sangat
menonjol dalam proses pembelajaran dapat diberikan apresisi yang lebih. Menurut
Kidhealth, apresiasi memberikan dampak positif bagi anak. Hal ini membuatnya
lebih bahagia dan terhindari dari stres maupun depresi. Dengan apresiasi otomatis
anak akan merasa bahagia, dan lebih semangat untuk belajar.

Anda mungkin juga menyukai