DHARÛRIYYÂTUL KHAMS.
MAQÂSHIDUSY-SYARÎ’AH (TUJUAN DASAR SYARIAH).
‘INDA IBNI TAIMIYYAH
A. Kebutuhan Dharuriyat
Kebutuhan dharuriyat ialah tingkat kebutuhan primer. Bila
tingkat kebutuhan ini tidak terpenuhi, akan terancam
keselamatan umat manusia baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Kebutuhan dharuriyat mencakup:
Page 1 of 12
jiwa ini, Alloh Azza wa Jalla berfirman:
Page 2 of 12
Maka Maha Tinggi Alloh raja yang sebenar-benarnya, dan
janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum
disempurnakan mewahyukannya kepadamu[946], dan
Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan." (Q.S Thoha (20):114)
Akan tetapi ilmu ini wajib diiringi dengan amal perbuatan. Ilmu
bukan sekedar untuk diketahui, namun dengan ilmu agar
bertakwa, beramal shalih, serta menjauhan diri dari perbuatan
maksiat dengan landasan takwa kepada Alloh Azza wa Jalla .
Karenanya dalam firman Alloh surat Al-Maidah (5) ayat 91
disebutkan.
Page 3 of 12
khamr, narkoba serta memberikan sanksi kepada yang
melakukannya.
1. PENDAHULUAN
Page 4 of 12
Islam sangat menghargai apapun yang bermanfaat bagi
manusia, termasuk diantaranya harta. Diantara buktinya bisa kita
lihat dalam kajian seputar dharuriyat al-khams (5 hal yang
mendesak), yang menjadi maqasid as-Syariah (tujuan dasar
syariah). Diantara 5 hal itu adalah hifdzul mal (menjaga harta).
Karena itu, harta dalam islam tidak boleh disia-siakan.
Hanya saja perlu kita pahami, anjuran menghargai harta
tidak sama dengan motivasi mengejar harta dan dunia. Bisa saja
seseorang mengejar harta, namun di saat yang sama dia
menggunakan harta itu untuk pemborosan yang sia-sia. Dan
bahkan, kebanyakan mereka yang rakus dunia, hartanya
dihamburkan untuk kehidupan glamor yang sia-sia.
Sumber: Tirmidzi, Kitab: Sifat qiamat, penggugah hati dan
wara', Bab: Hisab dan qisas, No. Hadist: 2341.
َح َّد َثَنا َع ْب ُد الَّل ِه ْب ُن َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن َأْخ َبَر َن ا اَأْلْس َو ُد ْب ُن َع اِم ٍر
َّد َثَنا َأ و ْك ِر ْب َّي اٍش َعْن اَأْلْع ِش َعْن ِع يِد ْب ِن ْب ِد
َع َس َم ُن َع ُب َب َح
وُل الَّلِه ِم َّلِه
ال ْب ِن ُج َر ْي ٍج َعْن َأِبي َب ْر َز َة اَأْلْس َل ِّي َق اَل َق اَل َر ُس
َص َّلى الَّل ُه َع َلْي ِه َو َس َّلَم اَل َتُز وُل َق َد َم ا َع ْب ٍد َي ْو َم اْلِقَياَم ِة َح َّتى
ِر ِه ِفي ا َأْفَن ا َعْن ِع ْلِم ِه ِفي َف َل َعْن اِل ِه
َم َم َع َو ُه َو َم ُيْس َأَل َعْن ُع ُم
ِم ْن َأْي َن اْك َتَس َبُه َو ِفيَم َأْن َفَق ُه َو َعْن ِج ْس ِمِه ِفيَم َأْب اَل ُه َق اَل َه َذ ا
ٍج ْي ِن ْب ِع يُد ْب ْب ِد الَّل ِه ٌح ي ِح ٌن ٌث ي ِد
َو ُه َر ُج َع ُن َس َو َص َس َح َح
َبْص ِر ٌّي َو ُه َو َم ْو َلى َأِبي َب ْر َز َة َو َأُب و َب ْر َز َة اْس ُم ُه َنْض َلُة ْب ُن
ْي ٍد
ُعَب
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah
menceritakan kepada kami Al Aswad bin 'Amir telah
mengkhabarkan kepada kami Abu Bakar bin Ayyasy dari Al
A'masy dari Sa'id bin Abdullah bin Juraij dari Abu Barzah Al
Aslami berkata: Rasulullah ShallAllohu 'alaihi wa Salam bersabda:
"Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada
hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia
Page 5 of 12
habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang
hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan
tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan." Dia berkata: Hadits ini
hasan shahih, adapun Sa'id bin Abdullah bin Juraij dia adalah
orang Bashrah dan dia adalah budak Abu Barzah, sedangkan Abu
Barzah namanya adalah Nadlah bin 'Ubaid.
Alloh menyebut harta dalam ayat di atas dengan mal Alloh (harta
Alloh). Agar kita memahami bahwa harta itu amanah yang
diberikan Alloh kepada kita, sehingga jangan sampai harta itu
disia-siakan.
َو اَل ُتْؤ ُتوا الُّس َفَهاَء َأْم َو اَلُك ُم اَّلِتي َج َع َل الَّلُه َلُك ْم ِقَياًم ا َو اْر ُز ُقوُهْم ِفيَها
janganlah kamu serahkan kepada orang-orang bodoh, harta
(mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Alloh
Page 7 of 12
sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian
(dari hasil harta itu). (QS. an-Nisa: 5)
Page 8 of 12
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan. (QS. al-An’am (6) : 141).
Apa beda israf (boros) dengan tabdzir?
Kesimpulan Ibnu Abidin, Al-Israf: menggunakan harta
untuk sesuatu yang benar, namun melebihi batas yang
dibenarkan. Sedangkan tabdzir: menggunakan harta untuk
sesuatu yang tidak benar. Anda makan dengan hidangan
berlebihan, itu israf. Sementara ketika anda menggunakan harta
untuk maksiat, itu tabdzir.
Page 10 of 12
ٍر و َّد َثَنا ْب ُد الَّلِه ِل ِك ِم
ْب ُن َع َح َّد َثَنا َأُب و َع ا ٍر َع ْب ُد اْلَم ْب ُن َع ْم َح
َأِبي ُس َلْي َم اَن َم ِد يِنٌّي َح َّد َثَنا ُم َع اُذ ْب ُن َع ْب ِد الَّلِه ْب ِن ُخ َبْي ٍب َعْن
َأِبي ِه َعْن ِّم ِه َق اَل ُك َّن ا ِفي ْج ِلٍس َفَطَل َلْيَن ا وُل الَّلِه
َع َع َر ُس َم َع
َص َّلى الَّلُه َع َلْي ِه َو َس َّلَم َو َع َلى َر ْأِس ِه َأَث ُر َم اٍء َفُقْلَن ا َي ا َر ُس وَل
الَّل ِه َن َر اَك َطِّيَب الَّنْفِس َق اَل َأَج ْل َق اَل ُثَّم َخ اَض اْلَق ْو ُم ِفي
ِه َّل َّلِه َّل َّل ِغ ِذ
ْك ِر اْل َنى َفَقاَل َر ُس وُل ال َص ى ال ُه َع َلْي َو َس َم اَل َب ْأَس
َّل ِل َّل ِغ ِل
ِب اْل َنى َم ْن اَّتَقى ال َه َع َّز َو َج َّل َو الِّص َّح ُة َم ْن اَّتَقى ال َه
َخ ْي ِم ْن اْلِغ َنى ِط يُب الَّنْفِس ِم ْن الِّن ِم
َع َو ٌر
Telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir 'Abdul Malik bin
'Amru telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Abu
Sulaiman Madini telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin
'Abdullah bin Hubaib dari ayahnya dari pamannya berkata; Kami
berada disuatu majlis kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
salam datang, di rambut beliau ada sisa-sisa air, kami berkata;
Wahai Rasulullah! Kami melihat Baginda sedang bahagia.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Benar."
Kemudian orang-orang memperbincangkan kekayaan. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Tidak apa-apa
dengan kekayaan bagi orang yang bertakwa kepada Allah 'azza
wajalla dan kesehatan bagi orang yang bertakwa kepada Allah itu
lebih baik dan kebahagiaan jiwa itu termasuk kenikmatan."
Page 12 of 12