Anda di halaman 1dari 12

BAB I

DHARÛRIYYÂTUL KHAMS.
MAQÂSHIDUSY-SYARÎ’AH (TUJUAN DASAR SYARIAH).
‘INDA IBNI TAIMIYYAH

A. Kebutuhan Dharuriyat
Kebutuhan dharuriyat ialah tingkat kebutuhan primer. Bila
tingkat kebutuhan ini tidak terpenuhi, akan terancam
keselamatan umat manusia baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Kebutuhan dharuriyat mencakup:

1. Menjaga Din Agama (Khifzhu Ad-Diin)


Ini merupakan dharûriyyât yang terpenting dan berada
pada urutan tertinggi. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala :

      


dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. (Adz-Dzâriyat 51: 56)

      


   
    
     
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka
kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata (Q.S Al-
Jum’ah (62):2)

2. Menjaga Jiwa (Khifzhun-Nafsi)


Menjaga jiwa juga termasuk dalam dharûriyatul-khamsi,
dan agama tidak akan bisa tegak, kalau tidak ada jiwa-jiwa yang
mampu menegakkannya. jika kita ingin mencoba menegakkan
din, artinya, kita harus mampu menjaga jiwa-jiwa yang ingin
menegakkan agama ini. Untuk menjaga serta memuliakan jiwa-

Page 1 of 12
jiwa ini, Alloh Azza wa Jalla berfirman:

     


 
dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup
bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.
(Q.S Al-Baqarah(2):179)

Hifzhun-nafs dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, di


antaranya:
1. Pada saat darurat (sangat terpaksa) ini, wajib memakan apa
saja demi keberlangsungan hidup, meskipun yang ada pada
saat itu sesuatu yang memang haram pada asalnya.
2. Memenuhi apa saja kebutuhan diri yaitu, berupa makanan,
minuman dan pakaian.
3. Mewajibkan pelaksanaan qishash (hukum bunuh bagi siapa
yang telah membunuh, jika sudah memenuhi syarat-
syaratnya, Red.)
4. Dan diharamkan untuk menyakiti atau menyiksa diri.

3. Menjaga Akal (Khifzhul-Aqli).


Salah satu sarana untuk menjaga akal yaitu ilmu.Kalimat wahyu
yang pertama kali sampai kepada Rasulullah ShallAllohu ‘alaihi
wa sallam dan menyentuh telinga Rasulullah ShallAllohu ‘alaihi
wa sallam adalah kalimat iqra’ (bacalah!), setelah itu adalah
kalimat:

     


Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S
Al-Alaq (96):5)

Karena membaca merupakan salah satu jalan untuk


mendapatkan ilmu, meskipun bukan dari jalan satu-satunya,
akan tetapi merupakan jalan terpenting.

      


      

Page 2 of 12
     
Maka Maha Tinggi Alloh raja yang sebenar-benarnya, dan
janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum
disempurnakan mewahyukannya kepadamu[946], dan
Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan." (Q.S Thoha (20):114)

Akan tetapi ilmu ini wajib diiringi dengan amal perbuatan. Ilmu
bukan sekedar untuk diketahui, namun dengan ilmu agar
bertakwa, beramal shalih, serta menjauhan diri dari perbuatan
maksiat dengan landasan takwa kepada Alloh Azza wa Jalla .
Karenanya dalam firman Alloh surat Al-Maidah (5) ayat 91
disebutkan.

     


   
     
     
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum)
khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat
Alloh dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu).

Khamr dan perjudian telah menyebabkan manusia


terhalang dari jalan Alloh dan bisa menghilangkan akal
(kesadaran), sedangkan akal sangat dibutuhkan manusia untuk
memahami perintah dan hukum-hukum syari’ah. Mengapa kalian
tidak berhenti dari hal-hal yang kalian dilarang darinya, berupa
kebiasaan orang-orang Jahiliyah, yaitu khamr dan perjudian?
Sedangkan Nabi ShallAllohu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
“Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan semua khamr itu
haram”. Dan bahwasanya, untuk menjaga kebaikan akal, maka
syari’at mengharamkan semua yang bisa merusaknya, baik yang
maknawi (abstrak) seperti perjudian, nyanyian, memandang
sesuatu yang diharamkan, maupun yang bersifat fisik seperti

Page 3 of 12
khamr, narkoba serta memberikan sanksi kepada yang
melakukannya.

4. Menjaga Keturunan (Khifzhun-Nasli).


Di antara dharûriyyâtul-khams yang dipelihara dan yang
dijaga dalam syari’at, yaitu dengan menjaga keturunan. Alloh
Azza wa Jalla berfirman di dalam Q.S An-Nuur (24):32

    


     
        
dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[1035] diantara
kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-
hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. jika mereka miskin Alloh akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. dan Alloh Maha Luas (pemberian-Nya) lagi
Maha mengetahui.
[1035] Maksudnya: hendaklah laki-laki yang belum kawin atau
wanita- wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat
kawin.

5. Menjaga Harta (Khifdzul Maal)


Sebagaimana dalam firman Alloh Azza wa Jalla, Q.S An-
Nisa’(4):5

     


     
    
dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya[268], harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu) yang dijadikan Alloh sebagai pokok kehidupan.
berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.
[268] Orang yang belum sempurna akalnya ialah anak yatim
yang belum balig atau orang dewasa yang tidak dapat mengatur
harta bendanya.
BAB II
ARTI PENTING HARTA DALAM ISLAM

1. PENDAHULUAN

Page 4 of 12
Islam sangat menghargai apapun yang bermanfaat bagi
manusia, termasuk diantaranya harta. Diantara buktinya bisa kita
lihat dalam kajian seputar dharuriyat al-khams (5 hal yang
mendesak), yang menjadi maqasid as-Syariah (tujuan dasar
syariah). Diantara 5 hal itu adalah hifdzul mal (menjaga harta).
Karena itu, harta dalam islam tidak boleh disia-siakan.
Hanya saja perlu kita pahami, anjuran menghargai harta
tidak sama dengan motivasi mengejar harta dan dunia. Bisa saja
seseorang mengejar harta, namun di saat yang sama dia
menggunakan harta itu untuk pemborosan yang sia-sia. Dan
bahkan, kebanyakan mereka yang rakus dunia, hartanya
dihamburkan untuk kehidupan glamor yang sia-sia.
Sumber: Tirmidzi, Kitab: Sifat qiamat, penggugah hati dan
wara', Bab: Hisab dan qisas, No. Hadist: 2341.

‫َح َّد َثَنا َع ْب ُد الَّل ِه ْب ُن َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن َأْخ َبَر َن ا اَأْلْس َو ُد ْب ُن َع اِم ٍر‬
‫َّد َثَنا َأ و ْك ِر ْب َّي اٍش َعْن اَأْلْع ِش َعْن ِع يِد ْب ِن ْب ِد‬
‫َع‬ ‫َس‬ ‫َم‬ ‫ُن َع‬ ‫ُب َب‬ ‫َح‬
‫وُل الَّلِه‬ ‫ِم‬ ‫َّلِه‬
‫ال ْب ِن ُج َر ْي ٍج َعْن َأِبي َب ْر َز َة اَأْلْس َل ِّي َق اَل َق اَل َر ُس‬
‫َص َّلى الَّل ُه َع َلْي ِه َو َس َّلَم اَل َتُز وُل َق َد َم ا َع ْب ٍد َي ْو َم اْلِقَياَم ِة َح َّتى‬
‫ِر ِه ِفي ا َأْفَن ا َعْن ِع ْلِم ِه ِفي َف َل َعْن اِل ِه‬
‫َم‬ ‫َم َع َو‬ ‫ُه َو‬ ‫َم‬ ‫ُيْس َأَل َعْن ُع ُم‬
‫ِم ْن َأْي َن اْك َتَس َبُه َو ِفيَم َأْن َفَق ُه َو َعْن ِج ْس ِمِه ِفيَم َأْب اَل ُه َق اَل َه َذ ا‬
‫ٍج‬ ‫ْي‬ ‫ِن‬ ‫ْب‬ ‫ِع يُد ْب ْب ِد الَّل ِه‬ ‫ٌح‬ ‫ي‬ ‫ِح‬ ‫ٌن‬ ‫ٌث‬ ‫ي‬ ‫ِد‬
‫َو‬ ‫ُه‬ ‫َر‬ ‫ُج‬ ‫َع‬ ‫ُن‬ ‫َس‬ ‫َو‬ ‫َص‬ ‫َس‬ ‫َح‬ ‫َح‬
‫َبْص ِر ٌّي َو ُه َو َم ْو َلى َأِبي َب ْر َز َة َو َأُب و َب ْر َز َة اْس ُم ُه َنْض َلُة ْب ُن‬
‫ْي ٍد‬
‫ُعَب‬
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah
menceritakan kepada kami Al Aswad bin 'Amir telah
mengkhabarkan kepada kami Abu Bakar bin Ayyasy dari Al
A'masy dari Sa'id bin Abdullah bin Juraij dari Abu Barzah Al
Aslami berkata: Rasulullah ShallAllohu 'alaihi wa Salam bersabda:
"Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada
hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia
Page 5 of 12
habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang
hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan
tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan." Dia berkata: Hadits ini
hasan shahih, adapun Sa'id bin Abdullah bin Juraij dia adalah
orang Bashrah dan dia adalah budak Abu Barzah, sedangkan Abu
Barzah namanya adalah Nadlah bin 'Ubaid.

Selanjutnya kita akan melihat bagaimana aturan islam dalam


menghargai harta,
1. Harta disebut al-khoir
Al-Khoir secara bahasa artinya kebaikan. Dan ada beberapa ayat
dalam al-Quran yang menyebut harta dengan Sebutan al-Khoir..
diantaranya, Firman Alloh, Al-A’diyaat (100):8

    


dan Sesungguhnya Dia sangat bakhil karena cintanya kepada
harta[1597].
[1597] Sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa maksud ayat ini
Ialah: manusia itu sangat kuat cintanya kepada harta sehingga ia
menjadi bakhil.

Mengapa disebut al-Khoir?


Khoir artinya baik. Lawannya Syarr, yang artinya keburukan.
Menurut al-Hakim at-Turmudzi dalam Nawadir al-Ushul, Harta
pada asalnya merupakan pendukung bagi para hamba untuk
urusan agama mereka. Dengan harta mereka bisa shalat, puasa,
zakat, atau sedekah. fisik tidak bisa tegak kecuali dengan harta.
Amal anggota badan hanya bisa terlaksana dengan harta, karena
itu, harta dengan semua karakter yangkita sebutkan, layak untuk
disebut al-khoir, karena banyak kebaikan bisa terlaksana dengan
harta.

2. Harta disebut mal Alloh (harta dari Alloh)


Alloh perintahkan agar kita membantu orang yang
membutuhkan harta, terutama budak yang ingin merdeka. Alloh
berfirman, Q.S An-Nuur (24):33

     


      
Page 6 of 12
    
        
      
     
      
     
dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga
kesucian (diri)nya, sehingga Alloh memampukan mereka dengan
karunia-Nya. dan budak-budak yang kamu miliki yang
memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat Perjanjian
dengan mereka[1036], jika kamu mengetahui ada kebaikan pada
mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta
Alloh yang dikaruniakan-Nya kepadamu[1037]. dan janganlah
kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran,
sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak
mencari Keuntungan duniawi. dan Barangsiapa yang memaksa
mereka, Maka Sesungguhnya Alloh adalah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa
itu[1038].

Alloh menyebut harta dalam ayat di atas dengan mal Alloh (harta
Alloh). Agar kita memahami bahwa harta itu amanah yang
diberikan Alloh kepada kita, sehingga jangan sampai harta itu
disia-siakan.

3. Orang bodoh menurut al-Quran – mereka yang tidak bisa


menggunakan harta dengan benar.
Alloh melarang kita memberikan harta kepada orang bodoh,
meskipun itu miliknya. Sehingga bagi orang bodoh, harta itu
harus ada yang menjaganya. Alloh berfirman,

‫َو اَل ُتْؤ ُتوا الُّس َفَهاَء َأْم َو اَلُك ُم اَّلِتي َج َع َل الَّلُه َلُك ْم ِقَياًم ا َو اْر ُز ُقوُهْم ِفيَها‬
janganlah kamu serahkan kepada orang-orang bodoh, harta
(mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Alloh

Page 7 of 12
sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian
(dari hasil harta itu). (QS. an-Nisa: 5)

Disebut sufaha’ (bodoh) karena belum sempurna akalnya.


Mereka adalah orang yang tidak bisa menggunakan harta dengan
benar. Sehingga orang kaya yang tidak bisa menggunakan harta
dengan benar, dia termasuk kategori bodoh menurut al-Quran.

4. Larangan israf dan tabdzir


Alloh menyebut pelaku tabdzir sebagai temannya setan.
Dan Alloh tidak mencintai orang yang suka israf (boros). Alloh
berfirman, Q.S (Al-Isra’ (17):26-27

     


     
     
   
dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-
saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya.

      


    
   
      
       
    
141. dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung
dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang
bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan

Page 8 of 12
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan. (QS. al-An’am (6) : 141).
Apa beda israf (boros) dengan tabdzir?
Kesimpulan Ibnu Abidin, Al-Israf: menggunakan harta
untuk sesuatu yang benar, namun melebihi batas yang
dibenarkan. Sedangkan tabdzir: menggunakan harta untuk
sesuatu yang tidak benar. Anda makan dengan hidangan
berlebihan, itu israf. Sementara ketika anda menggunakan harta
untuk maksiat, itu tabdzir.

5. Penggunaan harta akan dihisab


Rasulullah shallAllohu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan
bahwa harta akan dihisab. Tidak hanya dihisab untuk bagaimana
cara mendapatkannya, tapi juga dihisab terkait bagaimana cara
menggunakannya. Anda bisa menjamin harta yang anda
dapatkan halal. Tapi itu belum cukup. Ada tugas yang kedua,
yaitu menggunakan harta itu untuk sesuatu yang benar.
Sumber: Bukhari, Kitab: Hibah, keutamaannya dan anjuran
melakukannya, Bab: Keutamaan menikah
No. Hadist: 2439.
‫ِن‬ ‫ِع‬
‫َح َّد َثَنا ُم َح َّم ُد ْب ُن ُيوُس َف َح َّد َثَنا اَأْلْو َز ا ُّي َق اَل َح َّد َث ي َع َط اٌء‬
‫َعْن َج اِبٍر َر ِض َي الَّل ُه َع ْن ُه َق اَل َك اَنْت ِلِر َج اٍل ِم َّن ا ُفُض وُل‬
‫َأَر ِض يَن َفَقاُلوا ُنَؤ اِج ُر َها ِبالُّثُلِث َو الُّر ُبِع َو الِّنْص ِف َفَق اَل الَّنِبُّي‬
‫ِه َّل‬ ‫َّل َّل‬
‫َص ى ال ُه َع َلْي َو َس َم َم ْن َك اَنْت َل ُه َأْر ٌض َفْلَيْز َر ْع َه ا َأْو‬
‫ِس‬ ‫ِل‬
‫َيْم َنْح َه ا َأَخ اُه َف ِإْن َأَبى َفْلُيْم ْك َأْر َض ُه َو َق اَل ُم َح َّم ُد ْب ُن‬
‫ِن‬ ‫ِن‬ ‫ِع‬
‫ُيوُس َف َح َّد َثَنا اَأْلْو َز ا ُّي َح َّد َث ي الُّز ْه ِر ُّي َح َّد َث ي َع َط اُء ْب ُن‬
‫َيِز ي َد َح َّد َثِني َأُب و َس ِع يٍد َق اَل َج اَء َأْع َر اِبٌّي ِإَلى الَّنِبِّي َص َّلى‬
‫الَّل ُه َع َلْي ِه َو َس َّلَم َفَس َأَلُه َعْن اْلِه ْج َر ِة َفَق اَل َو ْي َح َك ِإَّن اْلِه ْج َر َة‬
Page 9 of 12
‫َش ْأُنَها َش ِد يٌد َفَه ْل َل َك ِم ْن ِإِب ٍل َق اَل َنَعْم َق اَل َفُتْع ِط ي َص َد َقَتَها‬
‫ِم‬
‫َقاَل َنَعْم َق اَل َفَه ْل َتْم َنُح ْن َه ا َش ْي ًئا َق اَل َنَعْم َق اَل َفَتْح ُلُبَه ا َي ْو َم‬
‫ِو ْر ِد َه ا َق اَل َنَعْم َق اَل َفاْع َم ْل ِم ْن َو َر اِء اْلِبَح اِر َف ِإَّن الَّل َه َلْن‬
‫َيِتَر َك ِم ْن َع َم ِلَك َش ْي ًئا‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah
menceritakan kepada kami Al Awza'iy berkata, telah
menceritakan kepadaku 'Atho' dari Jabir radliallahu 'anhu
berkata; Ada orang-orang dari kami yang memiliki banyak lahan
tanah. Mereka berkata: "Kami akan sewakan dengan pembagian
sepertiga, seperempat dan atau setengah". Maka Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang memiliki lahan hendaklah
dia tanami atau dia berikan kepada saudaranya untuk digarap.
Jika dia tidak mau, hendaklah dia biarkan tanahnya". Dan
Mujahid bin Yusuf berkata, telah menceritakan kepada kami Al
Awza'iy telah menceritakan kepadaku Az Zuhriy telah
menceritakan kapadaku 'Atho' bin Yazid telah menceritakan
kapadaku Abu Sa'id berkata: "Datang seorang Baduy kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya tentang hijrah. Maka
Beliau menjawab: "Bagaimana kamu ini, sesungguhnya hijrah
adalah perkara yang berat. Apakah kamu ada memiliki unta?" Dia
menjawab: "Ya punya". Lalu Beliau bertanya: "Apakah kamu
mengeluarkan zakatnya?" Dia menjawab: "Ya". Beliau bertanya
lagi: "Apakah ada darinya yang kamu berikan (hadiahkan)?" Dia
menjawab: "Ya". Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu
memberinya susu saat kehausan?" Dia menjawab: "Ya". Maka
Beliau bersabda: "Beramallah kamu dari seberang lautan karena
Allah tidak akan mengurangi sedikitpun dari amalan kamu"

6. Maksimalkan untuk mendukung taqwa.


Harta ketika dipegang oleh orang yang tidak memiliki taqwa
bisa berpotensi bahaya. Karena itu, beliau menyarankan, siapa
yang siap kaya, harus siap bertaqwa. Nabi shallallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

Sumber: Ahmad, Kitab: Sisa musnad sahabat Anshar


Bab: Hadits-hadits beberapa orang sahabat Nabi
Shallallahu 'alaihi wasallam, No. Hadist: 22076.

Page 10 of 12
‫ٍر و َّد َثَنا ْب ُد الَّلِه‬ ‫ِل ِك‬ ‫ِم‬
‫ْب ُن‬ ‫َع‬ ‫َح َّد َثَنا َأُب و َع ا ٍر َع ْب ُد اْلَم ْب ُن َع ْم َح‬
‫َأِبي ُس َلْي َم اَن َم ِد يِنٌّي َح َّد َثَنا ُم َع اُذ ْب ُن َع ْب ِد الَّلِه ْب ِن ُخ َبْي ٍب َعْن‬
‫َأِبي ِه َعْن ِّم ِه َق اَل ُك َّن ا ِفي ْج ِلٍس َفَطَل َلْيَن ا وُل الَّلِه‬
‫َع َع َر ُس‬ ‫َم‬ ‫َع‬
‫َص َّلى الَّلُه َع َلْي ِه َو َس َّلَم َو َع َلى َر ْأِس ِه َأَث ُر َم اٍء َفُقْلَن ا َي ا َر ُس وَل‬
‫الَّل ِه َن َر اَك َطِّيَب الَّنْفِس َق اَل َأَج ْل َق اَل ُثَّم َخ اَض اْلَق ْو ُم ِفي‬
‫ِه َّل‬ ‫َّلِه َّل َّل‬ ‫ِغ‬ ‫ِذ‬
‫ْك ِر اْل َنى َفَقاَل َر ُس وُل ال َص ى ال ُه َع َلْي َو َس َم اَل َب ْأَس‬
‫َّل‬ ‫ِل‬ ‫َّل‬ ‫ِغ ِل‬
‫ِب اْل َنى َم ْن اَّتَقى ال َه َع َّز َو َج َّل َو الِّص َّح ُة َم ْن اَّتَقى ال َه‬
‫َخ ْي ِم ْن اْلِغ َنى ِط يُب الَّنْفِس ِم ْن الِّن ِم‬
‫َع‬ ‫َو‬ ‫ٌر‬
Telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir 'Abdul Malik bin
'Amru telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Abu
Sulaiman Madini telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin
'Abdullah bin Hubaib dari ayahnya dari pamannya berkata; Kami
berada disuatu majlis kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
salam datang, di rambut beliau ada sisa-sisa air, kami berkata;
Wahai Rasulullah! Kami melihat Baginda sedang bahagia.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Benar."
Kemudian orang-orang memperbincangkan kekayaan. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Tidak apa-apa
dengan kekayaan bagi orang yang bertakwa kepada Allah 'azza
wajalla dan kesehatan bagi orang yang bertakwa kepada Allah itu
lebih baik dan kebahagiaan jiwa itu termasuk kenikmatan."

Bahkan ketika kita hendak memberikan harta ke orang lain,


upayakan memilih orang yang bertaqwa.
Sumber: Ahmad, Kitab: Sisa Musnad sahabat yang banyak
meriwayatkan hadits, Bab: Musnad Abu Sa'id Al Khudri
Radliyallahu ta'ala 'anhu, No. Hadist: 10909.
‫ِل‬ ‫ِد‬
‫َح َّد َثَنا َأُبو َع ْب ال َّر ْح َم ِن َح َّد َثَنا َح ْي َو ُة َأْخ َبَر َن ا َس ا ُم ْب ُن َغْي اَل َن‬
‫ِم َأ ا ِع يٍد‬
‫َأَّن اْلَو ِلي َد ْب َن َقْي ٍس الُّتِج يِبَّي َأْخ َب َر ُه َأَّن ُه َس َع َب َس‬
‫اْلُخ ْد ِر َّي َأ َعْن َأِبي اْل ْي َثِم َعْن َأِبي ِع يٍد اْلُخ ْد ِر ِّي َأَّن ِم‬
‫ُه َس َع‬ ‫َس‬ ‫َه‬ ‫ْو‬
Page 11 of 12
‫َّلى الَّل ُه َع َلْي ِه َّل َيُق وُل اَل َت َح ْب ِإاَّل‬ ‫َّل ِه‬
‫ْص‬ ‫َو َس َم‬ ‫َر ُس وَل ال َص‬
‫ُم ْؤ ِم ًنا َو اَل َيْأُكْل َطَعاَم َك ِإاَّل َتِقٌّي‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Abdurrahman berkata;
telah menceritakan kepada kami Haiwah berkata; telah
mengabarkan kepada kami Salim bin Ghailan bahwa Walid bin
Qais At Tujibi mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar Abu
Sa'id Al Khudri, -atau dari Abu Al Haitsam dari Abu Sa'id Al Khudri
- bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Janganlah engkau bersahabat kecuali
dengan seorang mukmin dan janganlah memakan
makananmu kecuali seorang yang bertakwa."

Hadis ini tidaklah menunjukkan bahwa kita dilarang


memberi makan orang yang tidak bertaqwa. Kita boleh memberi
makan orang kafir, sebagaimana Alloh memuji muslim yang
memberi makan tawanan. Dan tawanan bagi para sahabat adalah
orang kafir.
Penjelasan Hadits ini, sebagian ulama – seperti Imam Ibnu
Baz, Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad dan yan lainnya –
memahami, maksud dari hadis ini adalah perbanyaklah berteman
dekat dengan orang yang bertaqwa. Karena ketika hartamu lari
keluar, penerimanya adalah kawan dekatmu. Ketika menerima
harta kita adalah orang yang rajin menghafal al-Quran, maka
harta yang kita berikan kepada mereka akan berubah menjadi
amalan hafalan al-Quran. Demikian pula ketika harta itu kita
berikan kepada orang soleh lainnya. Demikian, Allohu a’lam.

Page 12 of 12

Anda mungkin juga menyukai