Tugas 1 =
1. Jelaskan pengertian ulama dan ciri-ciri/karakter yang harus dimiliki!
a. Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah mengatakan, “Mereka adalah orangorang
yang tidak menginginkan kedudukan, membenci segala bentuk pujian, dan tidak
menyombongkan diri atas seorang pun.”
b. Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah mengatakan, “Mereka adalah orang yang
tidak mengaku-aku berilmu, tidak bangga dengan ilmunya atas seorang pun, dan
tidak serampangan menghukumi orang yang jahil sebagai orang yang
menyelisihi as-Sunnah.”
c. Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Mereka adalah orang yang berburuk
sangka kepada diri mereka sendiri dan berbaik sangka kepada ulama salaf.
Mereka mengakui ulama-ulama pendahulu mereka dan mengakui bahwa
mereka tidak akan sampai mencapai derajat mereka atau mendekatinya.”
d. Mereka berpendapat bahwa kebenaran dan hidayah ada dalam mengikuti apa-
apa yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman,
٦ يز ۡٱل َح ِمي ِد ۡ
ِ ص ٰ َر ِط ٱل َع ِز ِ ي إِلَ ٰى ٓ ق َويَ ۡه ِدَّ ك هُ َو ۡٱل َح
َ ِّك ِمن َّرب َ نز َل إِلَ ۡي ُ ٓ وا ۡٱل ِع ۡل َم ٱلَّ ِذ
ِ يأ ْ َُويَ َرى ٱلَّ ِذينَ أُوت
“Dan orang-orang yang diberikan ilmu memandang bahwa apa yang telah
diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Rabb-mu adalah kebenaran dan akan
membimbing kepada jalan Allah Yang Mahamulia lagi Maha Terpuji.” (Saba: 6)
e. Mereka adalah orang yang paling memahami segala bentuk permisalan yang
dibuat Allah subhanahu wa ta’ala di dalam al-Qur’an, bahkan apa yang
dimaukan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya. Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman,
٤٣ َاس َو َما يَ ۡعقِلُهَٓا إِاَّل ۡٱل ٰ َعلِ ُمونِ ۖ ََّض ِربُهَا لِلن ۡ ك ٱأۡل َمۡ ٰثَ ُل ن
َ َوتِ ۡل
“Demikianlah permisalan-permisalan yang dibuat oleh Allah bagi manusia dan tidak
ada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (al-‘Ankabut: 43)
f. Mereka adalah orang-orang yang memiliki keahlian melakukan istinbath
(mengambil hukum) dan memahaminya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
َُول َوإِلَ ٰ ٓى أُوْ لِي ٱأۡل َمۡ ِر ِم ۡنهُمۡ لَ َعلِ َمهُ ٱلَّ ِذين
ِ ُوا بِ ِۖۦه َولَ ۡو َر ُّدوهُ إِلَى ٱل َّرس ْ ف أَ َذاع ِ ر ِّمنَ ٱأۡل َمۡ ِن أَ ِو ۡٱل َخ ۡوٞ َۡوإِ َذا َجٓا َءهُمۡ أَم
اٗل اَّل ٰ َّ
٨٣ ض ُل ٱ ِ َعلَ ۡي ُكمۡ َو َر ۡح َمتُ ۥهُ ٱَلتَّبَ ۡعتُ ُم ٱلش ۡيطَنَ إِ قَلِي هَّلل ۡ َيَ ۡست َۢنبِطُونَ ۥهُ ِم ۡنهُمۡۗ َولَ ۡواَل ف
“Apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau ketakutan,
mereka lalu menyiarkannya. Kalau mereka menyerahkan kepada rasul dan ulil amri
di antara mereka, tentulah orang-orang yang mampu mengambil hukum (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil amri). Kalau tidak dengan karunia
dan rahmat dari Allah kepada kami, tentulah kalian mengikuti setan kecuali sedikit
saja.” (an-Nisa: 83)
2. Sebutkan tiga adab menuntut ilmu yang menurut anda paling esensial dan
jelaskan alasanya!
a. Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu (QS albayyinah ayat 5),
b. Rajin berdoa kepada Allah Ta’ala, memohon ilmu yang bermanfaat
c. Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu
Karena hal yang utama yaitu berusaha dan berdoa disertai dengan niat.
3. Jelaskan ilmu apa saja yang wajib dipelajari menurut Ibnu Qayyim!
a. Tentang pokok-pokok keimanan, yaitu keimanan kepada Allah Ta’ala, malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir.
b. Tentang syariat-syariat Islam. Di antara yang wajib adalah ilmu tentang hal-hal
yang khusus dilakukan sebagai seorang hamba seperti ilmu tentang wudhu,
shalat, puasa, haji, zakat.
c. Ilmu tentang lima hal yang diharamkan yang disepakati oleh para Rasul dan
syariat sebelumnya.
ö ق َوأَ ْن تُ ْش ِر ُكوا بِاهَّلل ِ َما لَ ْم يُنَ ِّزلْ بِ ِه
ِّ ش َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ َواإْل ِ ْث َم َو ْالبَ ْغ َي بِ َغي ِْر ْال َح
َ قُلْ إِنَّ َما َح َّر َم َربِّ َي ْالفَ َوا ِح
هَّللا ُ ُ
َسُلطَانًا َوأ ْن تَقولوا َعلَى ِ َما اَل تَ ْعلَ ُمون َ ْ
“Katakanlah,’Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak
maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa
alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang
Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui’”. (QS. Al-A’raf [7]: 33)
d. Ilmu yang berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara seseorang dengan
orang lain secara khusus (misalnya istri, anak, dan keluarga dekatnya) atau
dengan orang lain secara umum. Misalnya, seorang pedagang wajib mempelajari
hukum-hukum yang berkaitan dengan perdagangan atau transaksi jual-beli.
ب ِم ْث ِل هَ َذا أَ ْق َربُ ِم ْن َسالَ َمتِ ِه َوإِ ْن قُ ِّد َر َسالَ َمتُهُ اِتِّفَاقًا نَا ِدرًا فَه َُو َ َأن َعط َّ ال َعا ِم ُل بِالَ ِع ْل ٍم َكالسَّائِ ِر بِالَ َدلِ ْي ٍل َو َم ْعلُوْ ٌم
ْ ْ
َغ ْي ُر َمحْ ُموْ ٍد بَلْ َمذ ُموْ ٌم ِعن َد ال ُعقَالَ ِء
“Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan tanpa ada penuntun.
Sudah dimaklumi bahwa orang yang berjalan tanpa penuntun akan mendapatkan
kesulitan dan sulit untuk selamat. Taruhlah ia bisa selamat, namun itu jarang.
Menurut orang yang berakal, ia tetap saja tidak dipuji bahkan dapat celaan.”
6. Mengapa syetan lebih takut seseorang yang berilmu daripada seribu ahli
ibadah
Sebab seorang ahli fiqih adalah orang yang belajar dan berilmu sehingga
memiliki pengetahuan dan pemikiran dan mereka dapat menghancurkan apa
yang direncanakan setan. setiap setan menebar kemaksiatan, setiap itu pula
orang-orang ini berusaha menghalangi dan menghancurkan.
8. Buatlah satu kata mutiara tentang keutamaan ilmu menurut pandangan anda
sendiri
Hiduplah seolah engkau mati besok. Belajarlah seolah engkau hidup
selamanya.
9. Apa yang terjadi jika orang yang pandai dan berilui tetapi tidak memiliki iman
Orang yang berilmu tetapi tidak memiliki iman dan takwa, orang yang seperti
itu biasanya tidak memiliki pegangan dalam hidupnya. jadi misalnya orang
tersebut mendapatkan ujian hidup yang besar dari Allah Swt yang diluar
batas keilmuwannya orang tetsebut bisa melakukan hal-hal yang merugikan
dirinya semdiri atau bahkan orang lain. karena, mereka tak tahu arti dari
ujian itu sendiri dikarenakan tidak adanya iman dan takwa dalam hati dan
jiwanya.
Ibnu SIna
Biografi
Ibnu Sina adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar.
Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Ibnu Sina telah hafal
seluruh Quran pada usia 10 tahun. Ia belajar aritmetika India dari pedagang sayur
India Mahmoud Massahi dan ia mulai belajar lebih banyak dari seorang sarjana yang
memperoleh nafkah dengan menyembuhkan orang sakit dan mengajar anak muda.
Dia juga belajar Fiqih (hukum Islam) di bawah Sunni Hanafi sarjana Ismail al-Zahid.
Sebagai seorang remaja, dia sangat bingung dengan teori Metafisika Aristoteles,
yang ia tidak bisa mengerti sampai dia membaca komentar al-Farabi pada pekerjaan.
Untuk tahun berikutnya, ia belajar filsafat, di mana ia bertemu lebih besar rintangan.
Pada saat-saat seperti ini, dia akan meninggalkan buku-bukunya, melakukan wudhu,
kemudian pergi ke masjid dan terus berdoa sampai hidayah menyelesaikan
kesulitan-kesulitannya. Dia beralih ke pengobatan di usia 16 dan tidak hanya belajar
teori kedokteran, tetapi juga menemukan metode baru pengobatan. Anak muda ini
memperoleh status penuh sebagai dokter yang berkualitas pada usia 18 dan
menemukan bahwa "Kedokteran adalah ilmu yang sulit ataupun berduri, seperti
matematika dan metafisika, sehingga saya segera membuat kemajuan besar, saya
menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat pasien, menggunakan obat
yang disetujui". Ketenaran Ibnu Sina menyebar dengan cepat dan dia merawat
banyak pasien tanpa meminta bayaran.
Sisa sepuluh atau dua belas tahun hidup Ibnu Sina ini dihabiskan dalam pelayanan
dari Kakuyid penguasa Muhammad bin Rustam Dushmanziyar (juga dikenal sebagai
Ala al-Dawla), yang ia didampingi sebagai dokter, sastra, dan penasihat ilmiah,
bahkan dalam berbagai kampanye nya. Selama tahun ini ia mulai belajar hal-hal
sastra dan filologi. Teman-temannya menyarankan dia untuk memperlambat dan
mengambil hidup cukup. Dia menolak, bagaimanapun, menyatakan bahwa:. "Saya
lebih memilih hidup yang pendek dengan lebar untuk satu sempit dengan panjang"
Pada penyesalan ranjang kematiannya menangkapnya; ia diberikan barang nya pada
orang miskin, dipulihkan keuntungan yang tidak adil, membebaskan budak, dan
membaca Al-Quran setiap tiga hari sampai kematiannya.
Al= Khawarizmi