Anda di halaman 1dari 3

Jawaban soal no 1

ٍ ‫ض َج ِم ْيعًا ِّم ْنهُ ۗاِ َّن فِ ْي ٰذلِكَ اَل ٰ ٰي‬


a. َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن‬ ِ ْ‫ت َو َما فِى ااْل َر‬
ِ ‫َو َس َّخ َر لَ ُك ْم َّما فِى السَّمٰ ٰو‬

wa sakhkhara lakum mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi jamī'am min-h, inna fī żālika la`āyātil


liqaumiy yatafakkarụn.

Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya
(sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.

b. Menurut QS. Al-Jaatsiyah 45: 13 potensi pengembangan teknologi adalah ilmuwan yang
mengembangkannya dan itu berasal dari apa yang ada di bumi. Semua itu diciptakan Allah
untuk manfaat dan maslahat manusia. Hal ini tentunya mengharuskan mereka banyak
bersyukur kepada Allah.

Jawaban soal no 2

a. Q.S Al-hajj/22:54
‫هّٰللا‬
‫اط‬ ِ ‫ك فَيُْؤ ِمنُوْ ا بِ ٖه فَتُ ْخبِتَ لَهٗ قُلُوْ بُهُ ۗ ْم َواِ َّن َ لَهَا ِد الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ ٰلى‬
ِ ‫ص َرا ٍط ُّم ْست‬
ٍ ‫َقص َر‬ ُّ ‫ َّولِيَ ْعلَ َم الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِع ْل َم اَنَّهُ ْال َح‬wa
َ ِّ‫ق ِم ْن َّرب‬
liya'lamallażīna ụtul-'ilma annahul-ḥaqqu mir rabbika fa yu`minụ bihī fa tukhbita lahụ
qulụbuhum, wa innallāha lahādillażīna āmanū ilā ṣirāṭim mustaqīm

dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahwa (Al-Qur'an) itu benar dari
Tuhanmu, lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepada-Nya. Dan sungguh, Allah
pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.

b. Keterkaitan ilmu pengetahuan dengan iman, dan hati yang tunduk menurut Q.S.
Al-hajj/22:54

Menjelaskan bahwa orang yang mendapat ilmu akan meyakini kebenaran dari kitab suci
Alquran. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa Allah memberi petunjuk kepada orang
yang beriman ke jalan yang benar. Salah satu hikmah dari mendapat ilmu akan membuat
seseorang beriman kepada Allah dan juga akan membuat hati kita selalu tunduk kepada
Allah, sehingga kita sangat dianjurkan untuk selalu menuntut ilmu khususnya ilmu agama.
Keterkaitan ilmu dengan iman dan hati yang tunduk adalah orang yang berilmu akan
mengetahui kekuasaan dan kebesaran Allah sehingga membuat iman yang ia miliki menjadi
meningkat. Peningkatan iman akan membuat hati seseorang lebih mudah tunduk dan berserah
diri kepada Allah. Sehingga ilmu menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam menjalani
kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat kelak.

c. َ‫ص ِدقِ ْين‬ َ ‫َص ٰرى ۗ تِ ْل‬


ٰ ‫ك اَ َمانِيُّهُ ْم ۗ قُلْ هَاتُوْ ا بُرْ هَانَ ُك ْم ِا ْن ُك ْنتُ ْم‬ ٰ ‫وقَالُوْ ا لَ ْن يَّ ْد ُخ َل ْال َجنَّةَ اِاَّل َم ْن َكانَ هُوْ دًا اَوْ ن‬wa
َ qālụ lay
yadkhulal-jannata illā mang kāna hụdan au naṣārā, tilka amāniyyuhum, qul hātụ bur-hānakum
ing kuntum ṣādiqīn

Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, "Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi
atau Nasrani." Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, "Tunjukkan bukti kebenaranmu
jika kamu orang yang benar."

d. Berpikir rasional adalah ciri utama ajaran Islam maka Alquran menentang setiap orang
yang meragukan ajaran Islam untuk menggunakan budaya akademik, yaitu menggunakan
tradisi keilmuan yang didasarkan prinsip-prinsip rasionalitas yang lurus. Di antara pernyataan
Alquran yang menunjukkan hal tersebut adalah Q.S. Al-Baqarah /2:111

ٰ ‫َص ٰرى ۗ تِ ْلكَ اَ َمانِيُّهُ ْم ۗ قُلْ هَاتُوْ ا بُرْ هَانَ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
َ‫ص ِدقِ ْين‬ ٰ ‫َوقَالُوْ ا لَ ْن يَّ ْد ُخ َل ْال َجنَّةَ اِاَّل َم ْن َكانَ هُوْ دًا اَوْ ن‬

Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, "Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi
atau Nasrani." Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, "Tunjukkan bukti kebenaranmu
jika kamu orang yang benar."

Bukti kebenaran yang diminta oleh ayat tersebut bukan untuk kepentingan Allah karena Allah
tidak perlu bukti apapun atas apa yang dilakukan manusia. Bukti tersebut diminta oleh Allah
untuk manusia, karena yang perlu bukti adalah manusia. Kesan yang dapat ditangkap dari
ayat tersebut adalah jangan sampai manusia menyangkut prinsip-prinsip kehidupannya hanya
mendasarkan kepada klaim-klaim yang tidak berdasar, dan obyektif.

Dari ayat tersebut terlihat bahwa Islam menuntut kepada manusia untuk mengedepankan
rasionalitas ilmiah dalam setiap tindakannya. Inilah yang dalam era modern sering disebut
dengan budaya akademik.
Jawaban soal no 3

Pengertian budaya kerja yaitu nilai-nilai sosial atau suatu keseluruhan pola perilaku yang
berkaitan dengan akal dan budi manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Jadi setiap
individu yang bekerja harus memiliki budaya kerja yang baik. Budaya yang kerja yang baik
sangat diperluukan agar menjadi pekerja yang berbudi pekerti dan mengerti nilai-nilai yang
dijalaninya dan tidak membawa individu kepada penyimpangan. Jadi itulah perlunya kita
memahami budaya kerja yang baik.

Seperti yg telah dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Qashash: 77.

ِ ْ‫ك ِمنَ ال ُّد ْنيَا ۖ َوَأحْ ِس ْن َك َما َأحْ َسنَ هَّللا ُ ِإلَ ْيكَ ۖ َواَل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِي اَأْلر‬
َ ‫ض ۖ ِإ َّن هَّللا‬ َ ‫ك هَّللا ُ ال َّدا َر اآْل ِخ َرةَ ۖ َواَل تَ ْن‬
ِ َ‫س ن‬
َ َ‫صيب‬ َ ‫َوا ْبت َِغ فِي َما آتَا‬
َ‫“ اَل ي ُِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدين‬

dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77)

Kandungan yang terdapat dalqm Qur'an Surat Al-Qashash ayat 77.

Allah Swt memerintahkan manusia bekerja dan berusaha untuk kepentingan urusan duniawi
dan ukhrawi secara seimbang. Tidak boleh orang mengejar duniawinya saja, dan melupakan
akhiratnya. Begitu juga sebaliknya. Keduanya hendaknya berjalan dan diperhatikan secara
seimbang. Al-Qur’an mengajarkan manusia akan pentingnya memiliki kearifan equilibrium,
yakni kearifan untuk menciptakan keseimbangan dalam dirinya dan kehidupannya, berupa
keseimbangan intelektual dan hati nuraninya, jasmani dan rohaniah, serta keseimbangan
dunia dan akhiratnya. Bahkan keseimbangan itu pun ditunjukkan oleh Allah Swt melalui
penyebutan kosa kata antara ad-dunya dan al-akhirah, masingmasing disebut dalam al-Qur’an
sebanyak 115 kali.

Anda mungkin juga menyukai