Disajikan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. selalu kita ucapkan atas karunia nikmat iman dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tafsir Al-Quran
mengenai Dasar Akhlak dalam Islam” tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah
kepada Nabi Agung Muhammad SAW. yang kita nanti-nantikan syafaatnya kelak.
Makalah dengan judul “Tafsir Al-Quran mengenai Dasar Akhlak dalam Islam”
merupakan salah satu cara agar kita dapat mengetahui dasar-dasar dari anjuran berakhlakul
karimah. Tidak hanya sekedar mengimplementasikan, namun menyadari dan memahami dalam
hati tentang pentingnya memiliki akhlak yang baik terhadap sekitar.
Adapun penulisan makalah ini sebagai bentuk pemenuhan tugas mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Dalam makalah ini terdapat beberapa dasar dalil serta sedikit
pengertian tentang akhlak terhadap sekitar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf jika dalam penulisan masih banyak
kekurangan dari segi penulisan maupun segi materi. Saran dan kritik sangat penulis harapkan
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini dan menjadikan pembelajaran untuk menulis
makalah kedepannya.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhalak merupakan dalah sifat manusia yang terdidik oleh keadaan yang melekat
pada jiwa manusia yang melahirkan perbuatan-perbuatan yang melalui proses pemikiran,
pertimbangan, analisa dan ketangkasan. Secara bahasa akhlak (bahasa
Arab: ﺍﺧﻼﻕ, Akhlāq) pengertian Akhlak berasal dari kata Khuluqun yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Dalam mengimplementasikan akhlak di kehidupan sehari-hari kita perlu
mengetahui dasar-dasar serta perintah berakhlakul karimah. Agar apa yang kita lakukan
tidak hanya sekedar menjalankan tetapi juga memahami dalam hati apa yang kita lakukan
itu sesuai atau tidak dengan perin tah Allah SWT.
Melalui makalah ini akan disampaikan dasar-dasar berakhlakul karimah terhadap
sekitar yang dilandasi dengan dalil yang nyata serta bukti nyata supaya pembaca dapat
memahami materi yang ada dengan mudah, dan diharapkan dapat mengamalkan serta
mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar berakhlak kepada Allah?
2. Apa dasar berakhlak terhadap Rasulullah?
3. Apa dasar berakhlak terhadap diri sendiri?
4. Apa dasar berakhlak terhadap keluarga?
5. Apa dasar berakhlak terhadap sesama manusia?
6. Bagaimana akhlak masuk rumah?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami dasar berakhlak kepada Allah
3
2. Mengetahui dan memahami dasar berakhlak terhadap Rasulullah
3. Mengetahui dan memahami dasar berakhlak terhadap diri sendiri
4. Mengetahui dan memahami dasar berakhlakterhadap keluarga
5. Mengetahui dan memahami dasar berakhlak terhadap sesama manusia
6. Mengetahui dan memahami dasar berakhlak ketika masuk rumah
4
BAB II
PEMBAHASAN
ﺣﺴَﺎ ﻧًﺎ ﻭﱠ ِﺑﺬِﻯ ﺍ ْﻟ ُﻘﺮْﺑٰﻰ ﻭَﺍ ْﻟ َﻴﺘٰﻤٰﻰ ﻭَ ﺍ ْﻟ َﻤﺴٰ ِﻜ ْﻴﻦِ ﻭَﺍ ْﻟﺠَـﺎﺭِ ﺫِﻯ
ْ ِﺷﻴْـﺌًـﺎ ۗ ﻭﱠﺑِﺎ ْﻟﻮَﺍ ِﻟﺪَ ْﻳﻦِ ﺍ
َ ٖﺸﺮِ ُﻛﻮْﺍ ِﺑﻪ
ْ ﱣَ ﻭَﻻَ ُﺗW ﻋ ُﺒﺪُﻭﺍ
ْ ﻭَﺍ
ًﺨﺘَﺎ ﻻ
ْ ﺤﺐﱡ َﻣﻦْ ﻛَﺎ ﻥَ ُﻣ
ِ ﱣَ ﻻَ ُﻳW ﺴ ِﺒ ْﻴﻞِ ۙ ﻭَﻣَﺎ َﻣﻠَـ َﻜﺖْ ﺍَ ْﻳﻤَﺎ ُﻧ ُﻜﻢْ ۗ ﺍِﻥﱠ
ﺐۢ ﻭَﺍ ْﺑﻦِ ﺍﻟ ﱠ
ِ ﺣﺐِ ﺑِﺎ ْﻟﺠَـ ْﻨ
ِ ﺍ ْﻟ ُﻘﺮْﺑٰﻰ ﻭَﺍ ْﻟﺠَـﺎﺭِ ﺍ ْﻟﺠُـ ُﻨﺐِ ﻭَﺍ ﻟﺼﱠﺎ
ﺨﻮْﺭًﺍ
ُ َﻓ
wa'budulloha wa laa tusyrikuu bihii syai-aw wa bil-waalidaini ihsaanaw wa bizil-qurbaa
wal-yataamaa wal-masaakiini wal-jaari zil-qurbaa wal-jaaril-junubi wash-shoohibi bil-
1
Mahmud, A. (2017). Akhlak terhadap Allah dan Rasulullah saw. Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman, 11(2).
5
jambi wabnis-sabiili wa maa malakat aimaanukum, innalloha laa yuhibbu mang kaana
mukhtaalang fakhuuroo
Hubungan antar manusia, baik Muslim maupun non-Muslim, telah diatur oleh
Islam. Secara alami, pola interaksi yang dibangun mengedepankan etika dan nilai-nilai
luhur. Islam mengajarkan tata krama yang tepat untuk menjalin hubungan dan
berkomunikasi dengan orang tua, keluarga, dan lingkungan di sekitar mereka.
Untuk menghadapi perbedaan potensi tersebut, Islam mengatur perilaku
bertetangga. Dalam pelajaran Islam, perintah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat
bagi tetangga dibandingkan dengan perintah untuk mencintai Allah dan larangan
pasangan pasangan. Nilai suci dari perintah dan larangan sangat tinggi. Ini sangat
menyarankan bahwa setiap Muslim harus terus bertindak dengan cara bertetangga.2
2
Trismawati, D. (2018). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Menurut Hamka (Kajian Atas Tafsir Al Azhar Surat An
Nisa Ayat 36-38) (Doctoral dissertation, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang).
6
Berakhlak kepada Rasulullah berarti mencintai Rasulullah, hukum berakhlak
kepada Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman. Semua orang Islam
mengimani bahwa Rasulullah adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Makna mengimani
ajaran Rasulullah SAW adalah menjalankan ajarannya, menaati perintahnya dan
berhukum dengannya.3 Ahlus sunnah mencintai Rasulullah SAW dan mengagungkannya
sebagaimana para sahabat beliau mencintai beliau lebih dari kecintaan mereka kepada
diri mereka sendiri dan keluarga mereka, sebagaimana sabda Rasulullah saw, yang
artinya, ”Tidak beriman salah seorang diantara kamu, sehingga aku lebih dicintai olehnya
daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan manusia semuanya, (HR. Bukhari
Muslim).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
Artinya : "Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai
tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu
melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya
milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)."
3
Mahmud, A. (2017). Akhlak terhadap Allah dan Rasulullah saw. Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman, 11(2).
7
C. Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri mengandung arti bagaimana memperlakukan diri
sendiri, sebagai amanah dari Allah.4 Karena pada dasarnya semua yang dimiliki oleh
manusia berupa panca indera atau jasmani maupun rohani, harus diperlakukan
dengan baik, adil dan sesuai dengan kemampuan. Seperti contoh diri kita memiliki
mata, maka akhlak kita bagaimana menggunakan mata, dan memperlakukan mata
secara proporsional, kalau tidak maka diri sendiri yang menanggung akibatnya.
Kita dapat mengimplementasikan akhlak terhadap diri sendiri melalui :
a. Sabar :
Secara terminologis, sabar didefinisikan secara beragam oleh
para ulama. Beragamnya definisi tentang sabar diakibatkan oleh
perbedaan cara pandang mereka dalam memahami sabar di dalam Al-
Qur’an, di samping pula karena latar belakang keilmuan ulama itu sendiri.
Namun, umumnya ulama yang membicarakan sabar adalah mereka yang
mempunyai latar belakang tasawuf. Hal ini karena sabar termasuk kajian
utama di dalam tasawuf.5
Dalam Al Qur’an dijelaskan dalam surah Al-Baqarah: 153
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َ◌ﺼ ِﺒﺮِﻳْﻦ
ﱣَ َﻣﻊَ ﺍﻟ ﱣW ﺼﻠٰﻮﺓِ ۗ ﺍِﻥﱠ
ﺼ ْﺒﺮِ ﻭَﺍ ﻟ ﱠ
ﺳ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻮْﺍ ﺑِﺎ ﻟ ﱠ
ْ ﻳٰۤﺎَ ﱡﻳﻬَﺎ ﺍ ﱠﻟﺬِ ْﻳﻦَ ﺍٰ َﻣﻨُﻮﺍ ﺍ
yaaa ayyuhallaziina aamanusta'iinuu bish-shobri wash-sholaah, innalloha
ma'ash-shoobiriin
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."
4
Warasto, H. N. (2018). Pembentukan Akhlak Siswa. Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, 2(1),
65-86.
5
Yusuf, M. (2018). Sabar dalam perspektif Islam dan Barat. AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan Dan
Keislaman , 4 (2), 233-245.
8
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153).
b. Amanah
Amanah adalah segala bentuk kepercayaan yang diberikan
kepada seseorang, baik dalam bentuk perintah maupun larangan, terkait
urusan duniawi maupun urusan ukhrawi, sehingga semua syariat
Allah adalah amanah.7
Amanah dalam Islam mengacu pada kepercayaan yang diberikan
kepada seseorang untuk menjalankan tugas atau menjaga sesuatu dengan
benar dan penuh tanggung jawab. Ini mencakup pemenuhan kewajiban,
6
Rustin, M. S., Andrizal, A., & Akbar, H. (2020). Nilai pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an surat al-baqarah ayat
153-157 (STUDI PUSTAKA TAFSIR AL-AZHAR). JOM FTK UNIKS (Jurnal Online Mahasiswa FTK UNIKS),
2(1), 103-112.
7
Sari, E. P., & Sofia, N. (2018). Konstruksi alat ukur amanah dalam perspektif Alquran-Hadis. Jurnal Psikologi
Islam, 5(1), 13-26.
9
menjaga kepercayaan, dan tidak menyalahgunakan atau menelantarkan
tugas atau amanah yang diberikan.
Dalam Al Qur’an dijelaskan dalam surah Al-Ahzab: 72
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ﺣ َﻤ َﻠﻬَﺎ
َ َﺷ َﻔ ْﻘﻦَ ِﻣ ْﻨﻬَﺎ ﻭ
ْ َﺤ ِﻤ ْﻠ َﻨﻬَﺎ ﻭَﺍ
ْ ﺠﺒَﺎ ﻝِ َﻓﺎَ َﺑ ْﻴﻦَ ﺍَﻥْ ﱠﻳ
ِ ﺴﻤٰﻮٰﺕِ ﻭَﺍ ﻻَْ ﺭْﺽِ ﻭَﺍ ْﻟ
ﻋﻠَﻰ ﺍﻟ ﱠ
َ ﺿﻨَﺎ ﺍﻻَْ ﻣَﺎ َﻧ َﺔ
ْ َﻋﺮ
َ ﺍِﻧﱠﺎ
ًﺟ ُﻬﻮْﻻ
َ ﻅ ُﻠﻮْﻣًﺎ
َ َﺍﻻِْ ْﻧﺴَﺎ ﻥُ ۗ ﺍِ ﱠﻧﻪٗ ﻛَﺎ ﻥ
Artinya :
"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat
bodoh,"(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 72)
8
Maqbullah, A. (2018). Pemaknaan Amanah Dalam Surah Al-Ahzab Ayat 72 (Perspektif penafsiran al-Sya ‘rāwī)
(Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah).
10
D. Akhlak terhadap Keluarga
Islam mengatur tata cara berakhlak terhadap keluarga (orang tua, kakak/adik).
Bagaimana kondisi orang tua seorang anak tidak diperbolehkan membentak, menyakiti,
atau memperlakukannya secara tidak terhormat. Islam telah mengatur pola hubungan
akhlak orang tua, berbeda agama atau keyakinan, seorang anak harus berakhlak baik
terhadap orang tua. Birul walidain merupakan pendidikan yang sangat penting yang harus
kita utamakan setelah tauhid kepada Allah karena berbakti kepada orang tua merupakan
salah satu bentuk syukur kita kepada Allah, kedua orang tua kita adalah orang yang
sangat berjasa untuk kita.9
Selain dengan orangtua dalam keluarga kita juga harus berakhlak atau bersikap
baik kepada saudara dan anggota keluarga yang lain. Terhadap kakak dan saudara yang
lebih tua kita harus menghormati, jangan sampai mereka marah karena kelakuan kita.
Bentuk rasa hormat dapat diimplementasikan dengan banyak cara, salah satunya adalah
berbicara dengan nada rendah atau tidak membentak kepada saudara yang lebih tua.
Sedangkan kepada saudara yang lebih muda kita harus menyayanginya dan tidak
membentak, jika adik atau saudara yang lebih muda membuat kesalahan maka
nasehatilah dengan kata-kata yang lembut tanpa memarahinya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
9
Khasanah, A. (2022). Konsep pendidikan akhlak dalam berbakti kepada orang tua prespektif Al-Qur’an surat
luqman ayat 14. Alphateach (Jurnal Profesi Kependidikan dan Keguruan), 2(1), 1-11.
11
yaaa ayyuhallaziina aamanuu quuu angfusakum wa ahliikum naarow wa quuduhan-naasu
wal-hijaarotu 'alaihaa malaaa-ikatun ghilaazhung syidaadul laa ya'shuunalloha maaa
amarohum wa yaf'aluuna maa yu-maruun
Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia
perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
10
Hakim, L. (2012). Internalisasi nilai-nilai agama islam dalam pembentukan sikap dan perilaku siswa sekolah dasar
islam terpadu Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, 10(1), 67-77.
12
masyarakat bahwa perempuanlah yang bertugas dan memelihara kerapian
rumah, serta tanggung jawab atas terlaksananya keseluruhan pekerjaan domestik.11
َﺸ ْﻬﺮَ ﺍ ْﻟﺤَـﺮَﺍ ﻡَ ﻭَﻻَ ﺍ ْﻟ َﻬﺪْﻱَ ﻭَﻻَ ﺍ ْﻟ َﻘﻼَۤ ِﺋﺪَ ﻭَﻻَۤ ٓﺍٰ ِّﻣ ْﻴﻦَ ﺍ ْﻟ َﺒ ْﻴﺖَ ﺍ ْﻟﺤَـﺮَﺍ ﻡ
ﱣِ ﻭَﻻَ ﺍﻟ ﱠW َﺷ َﻌﺎٓ ِﺋﺮ
َ ﺤ ﱡﻠﻮْﺍ
ِ ﻳٰۤـﺎَ ﱡﻳﻬَﺎ ﺍ ﱠﻟﺬِ ْﻳﻦَ ﺍٰ َﻣ ُﻨﻮْﺍ ﻻَ ُﺗ
ﺠﺪِ ﺍ ْﻟﺤَـﺮَﺍ
ِ ﺴ
ْ ﻋﻦِ ﺍ ْﻟ َﻤ
َ ْﺻﺪﱡﻭْ ُﻛﻢ
َ ْﺷ َﻨﺎٰ ﻥُ َﻗﻮْﻡٍ ﺍَﻥ
َ ْﺠﺮِ َﻣ ﱠﻨ ُﻜﻢ
ْ ﺻﻄَﺎ ﺩُﻭْﺍ ۗ ﻭَﻻَ َﻳ
ْ ﺣ َﻠ ْﻠ ُﺘﻢْ ﻓَﺎ
َ ﺿﻮَﺍ ﻧًﺎ ۗ ﻭَﺍِ ﺫَﺍ
ْ ِﻀﻼً ِّﻣﻦْ ﺭﱠ ِّﺑ ِﻬﻢْ ﻭَﺭ
ْ َﻳﺒْـ َﺘ ُﻐﻮْﻥَ َﻓ
ِ◌ﺷﺪِ ْﻳﺪُ ﺍ ْﻟ ِﻌﻘَﺎ ﺏ
َ َﱣW ﱣَ ۗ ﺍِﻥﱠW ﻋﻠَﻰ ﺍﻻِْ ْﺛﻢِ ﻭَﺍ ْﻟ ُﻌﺪْﻭَﺍ ﻥِ ۖ ﻭَﺍ ﱠﺗﻘُﻮﺍ
َ ﻋﻠَﻰ ﺍ ْﻟ ِﺒﺮِّ ﻭَﺍ ﻟ ﱠﺘ ْﻘﻮٰﻯ ۖ ﻭَﻻَ َﺗﻌَﺎﻭَ ُﻧﻮْﺍ
َ ﻡِ ﺍَﻥْ َﺗ ْﻌ َﺘﺪُﻭْﺍ ۘ ﻭَ َﺗﻌَﺎﻭَ ُﻧﻮْﺍ
11
Suhra, S. (2013). Kesetaraan Gender dalam Perspektif Al-Qur’an dan Implikasinya terhadap Hukum Islam. Al-
Ulum, 13(2), 373-394.
13
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat
siksa-Nya."
Salah satu kegiatan sehari-hari yang harus kita tanamkan adalah akhlak ketika
masuk rumah. Ketika kita bertamu, sebagai tamu kita harus mengetahui adab bertamu.
Menurut ijma ulama dalam bertamu perlu diperhatikan bahwa meminta izin adalah adab
yang perlu diperhatikan.12 Sebagaimana yang disyariatkan sesuai dalil al-Qur‟an dan as-
Sunnah. Adapun sunnahnya seseorang mengucapkan salam dan meminta izin masuk
sebanyak tiga kali kemudian dikumpulkan antara salam dan izin sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam alQur‟an. Namun mereka berselisih pendapat, apakah disunahkan
mendahulukan salam lalu meminta izin?. Atau mendahulukan izin lalu salam yang benar
sebagaimana sunnah. Menurut para Muhaqqih bahwa dalam hal masuk rumah ada tiga
yang harus diperhatikan yaitu; pertama, mendahulukan salam dengan mengucapkan
“Assalamu‟alaikum” dan bertanya apakah aku boleh masuk. Kedua, meminta izin
terlebih dahulu. Ketiga, pendapat yang terpilih dari al-Mawardi dan para pengikut kami
adalah jika sudah terjadi permintaan izin kepada tuan rumah maka hendaklah sebelum
masuk rumah, meminta izin terlebih dahulu kemudian salam.
yaaa ayyuhallaziina aamanuu laa tadkhuluu buyuutan ghoiro buyuutikum hattaa tasta-
nisuu wa tusallimuu 'alaaa ahlihaa, zaalikum khoirul lakum la'allakum tazakkaruun
12
Afifah, M. (2018). Pendidikan Akhlak Masyarakat Perspektif Hadist. Al Iman: Jurnal Keislaman Dan
Kemasyarakatan, 2(2), 266-281.
14
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat."
fa il lam tajiduu fiihaaa ahadang fa laa tadkhuluuhaa hattaa yu-zana lakum wa ing qiila
lakumurji'uu farji'uu huwa azkaa lakum, wallohu bimaa ta'maluuna 'aliim
Artinya : "Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu
masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, "Kembalilah!" Maka
(hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan."(QS. An-Nur 24: Ayat 28)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak adalah segala sesuatu yang menyiratkan bahwa perlakuan apapun dalam
hidup kita, yang dilakukan secara berulang, serta dilakukan secara spontan dengan tanpa
memikirkannya, terlepas itu baik atau buruk. Dan akhlak hanya bisa dinisbatkan kepada
manusia, karena manusia memiliki dua aspek sekaligus yang hanya salah satu dari
keduanya dimiliki oleh malaikat dan hewan, maka salah satu dari keduanya akan
mendukung manusia.
Akhlak memiliki posisi yang sangat penting, karena sebagai makhluk sosial pasti
membutuhkan banyak komunikasi, dan komunikasi yang baik hanya akan terjalin dengan
menggunakan akhlak yang baik.Ajaran Islam menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah
sebagai dasar akhlak, dan menjadikan kedua sumber tersebut sebagai ukuran baik dan
buruknya sebuah akhlak. Serta Islam tidak menafikan akal dan nurani sebagai alat untuk
menentukan nilai baik dan buruk.
Ruang lingkup akhlak islam itu sendiri meliputi beberapa aspek yang sangat
berkaitan dalam kehidupan, seperti akhlak terhadap diri sendiri, akhlak dalam
berkeluarga, akhlak dalam masyarakat, akhlak dalam bernegara, dan akhlak terhadap
agama.Semua aktivitas yang kita lakukan tidak akan pernah lepas dari semua poin-poin
diatas, karena kita sebagai manusia tidak akan pernah lepas dari ruang lingkup tersebut.
Secara global millie terbagi kepada dua macam, yaitu: pertama, lingkungan alam
yang merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang.
Kedua, yaitu lingkungan pergaulan dalam artian hubungan dengan manusia yang lainnya
yangdapat mempengaruhi akhlak seseorang terutama dalam fikiran, sifat dan tingkah laku.
16
B. Saran
17
Daftar Pustaka
18