Anda di halaman 1dari 18

Tafsir Al-Quran mengenai Dasar Akhlak dalam Islam

Disajikan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Dr. Abdul Kohar Mudzakir S.Pi., M.Si

Disusun oleh :

Muchammad Rizqa Maulana 26030123130046

PROGRAM STUDI PERIKANAN TANGKAP

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. selalu kita ucapkan atas karunia nikmat iman dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tafsir Al-Quran
mengenai Dasar Akhlak dalam Islam” tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah
kepada Nabi Agung Muhammad SAW. yang kita nanti-nantikan syafaatnya kelak.

Makalah dengan judul “Tafsir Al-Quran mengenai Dasar Akhlak dalam Islam”
merupakan salah satu cara agar kita dapat mengetahui dasar-dasar dari anjuran berakhlakul
karimah. Tidak hanya sekedar mengimplementasikan, namun menyadari dan memahami dalam
hati tentang pentingnya memiliki akhlak yang baik terhadap sekitar.

Adapun penulisan makalah ini sebagai bentuk pemenuhan tugas mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Dalam makalah ini terdapat beberapa dasar dalil serta sedikit
pengertian tentang akhlak terhadap sekitar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf jika dalam penulisan masih banyak
kekurangan dari segi penulisan maupun segi materi. Saran dan kritik sangat penulis harapkan
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini dan menjadikan pembelajaran untuk menulis
makalah kedepannya.

Semarang, 10 Oktober 2023

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhalak merupakan dalah sifat manusia yang terdidik oleh keadaan yang melekat
pada jiwa manusia yang melahirkan perbuatan-perbuatan yang melalui proses pemikiran,
pertimbangan, analisa dan ketangkasan. Secara bahasa akhlak (bahasa
Arab: ‫ﺍﺧﻼﻕ‬, Akhlāq) pengertian Akhlak berasal dari kata Khuluqun yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Dalam mengimplementasikan akhlak di kehidupan sehari-hari kita perlu
mengetahui dasar-dasar serta perintah berakhlakul karimah. Agar apa yang kita lakukan
tidak hanya sekedar menjalankan tetapi juga memahami dalam hati apa yang kita lakukan
itu sesuai atau tidak dengan perin tah Allah SWT.
Melalui makalah ini akan disampaikan dasar-dasar berakhlakul karimah terhadap
sekitar yang dilandasi dengan dalil yang nyata serta bukti nyata supaya pembaca dapat
memahami materi yang ada dengan mudah, dan diharapkan dapat mengamalkan serta
mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar berakhlak kepada Allah?
2. Apa dasar berakhlak terhadap Rasulullah?
3. Apa dasar berakhlak terhadap diri sendiri?
4. Apa dasar berakhlak terhadap keluarga?
5. Apa dasar berakhlak terhadap sesama manusia?
6. Bagaimana akhlak masuk rumah?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami dasar berakhlak kepada Allah
3
2. Mengetahui dan memahami dasar berakhlak terhadap Rasulullah
3. Mengetahui dan memahami dasar berakhlak terhadap diri sendiri
4. Mengetahui dan memahami dasar berakhlakterhadap keluarga
5. Mengetahui dan memahami dasar berakhlak terhadap sesama manusia
6. Mengetahui dan memahami dasar berakhlak ketika masuk rumah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Akhlak kepada Allah


Menurut Abuddin Nata, minimal ada empat alasan kenapa manusia harus
berakhlak kepada Allah.1
1. Karena Allah yang telah menciptakan manusia dengan bentuk sebaik-
baiknya seperti dalam firman Allah Surah At-Thariq ayat 4 sampai 7.
2. Karena Allah yang telah memberikan perlengkapan pancaindra, berupa
pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, di samping
anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia.
3. Karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan sebagainya
terbukti dalam kehidupan nyata dan firman Allah Surah Al- Jatsiyah ayat
12 sampai 13.
4. Karena Allah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya akan
kemampuan menguasai daratan dan lautan yang disebut Allah dalam
firman-Nya Surah Al-Isra’ ayat 70.
Tidak ada alasan untuk kita tidak berakhlak kepada Allah yang maha segalanya
tanpa ada keraguan sedikitpun. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ﺣﺴَﺎ ﻧًﺎ ﻭﱠ ِﺑﺬِﻯ ﺍ ْﻟ ُﻘﺮْﺑٰﻰ ﻭَﺍ ْﻟ َﻴﺘٰﻤٰﻰ ﻭَ ﺍ ْﻟ َﻤﺴٰ ِﻜ ْﻴﻦِ ﻭَﺍ ْﻟﺠَـﺎﺭِ ﺫِﻯ‬
ْ ِ‫ﺷﻴْـﺌًـﺎ ۗ ﻭﱠﺑِﺎ ْﻟﻮَﺍ ِﻟﺪَ ْﻳﻦِ ﺍ‬
َ ٖ‫ﺸﺮِ ُﻛﻮْﺍ ِﺑﻪ‬
ْ ‫ﱣَ ﻭَﻻَ ُﺗ‬W ‫ﻋ ُﺒﺪُﻭﺍ‬
ْ ‫ﻭَﺍ‬
ً‫ﺨﺘَﺎ ﻻ‬
ْ ‫ﺤﺐﱡ َﻣﻦْ ﻛَﺎ ﻥَ ُﻣ‬
ِ ‫ﱣَ ﻻَ ُﻳ‬W ‫ﺴ ِﺒ ْﻴﻞِ ۙ ﻭَﻣَﺎ َﻣﻠَـ َﻜﺖْ ﺍَ ْﻳﻤَﺎ ُﻧ ُﻜﻢْ ۗ ﺍِﻥﱠ‬
‫ﺐۢ ﻭَﺍ ْﺑﻦِ ﺍﻟ ﱠ‬
ِ ‫ﺣﺐِ ﺑِﺎ ْﻟﺠَـ ْﻨ‬
ِ ‫ﺍ ْﻟ ُﻘﺮْﺑٰﻰ ﻭَﺍ ْﻟﺠَـﺎﺭِ ﺍ ْﻟﺠُـ ُﻨﺐِ ﻭَﺍ ﻟﺼﱠﺎ‬
‫ﺨﻮْﺭًﺍ‬
ُ ‫َﻓ‬
wa'budulloha wa laa tusyrikuu bihii syai-aw wa bil-waalidaini ihsaanaw wa bizil-qurbaa
wal-yataamaa wal-masaakiini wal-jaari zil-qurbaa wal-jaaril-junubi wash-shoohibi bil-

1
Mahmud, A. (2017). Akhlak terhadap Allah dan Rasulullah saw. Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman, 11(2).
5
jambi wabnis-sabiili wa maa malakat aimaanukum, innalloha laa yuhibbu mang kaana
mukhtaalang fakhuuroo

Artinya : "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil,
dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
sombong dan membanggakan diri," (QS. An-Nisa' 4: Ayat 36)

Hubungan antar manusia, baik Muslim maupun non-Muslim, telah diatur oleh
Islam. Secara alami, pola interaksi yang dibangun mengedepankan etika dan nilai-nilai
luhur. Islam mengajarkan tata krama yang tepat untuk menjalin hubungan dan
berkomunikasi dengan orang tua, keluarga, dan lingkungan di sekitar mereka.
Untuk menghadapi perbedaan potensi tersebut, Islam mengatur perilaku
bertetangga. Dalam pelajaran Islam, perintah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat
bagi tetangga dibandingkan dengan perintah untuk mencintai Allah dan larangan
pasangan pasangan. Nilai suci dari perintah dan larangan sangat tinggi. Ini sangat
menyarankan bahwa setiap Muslim harus terus bertindak dengan cara bertetangga.2

B. Akhlak terhadap Rasulullah


Dalam 100 tokoh yang terkemuka di dunia, Nabi Muhammad SAW, menduduki
peringkat pertama, sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia. Beliau peletak dasar
negara modern di Madinah yang merumuskan perjanjian yang adil dan demokratis di
tengah-tengah masyarakat sukuistik dan pemeluk Yahudi dan Nasrani. Sebagai politisi,
beliau sangat dikagumi oleh para raja dan penguasa yang kafir. Beliau adalah pembela
kaum kafir miskin yang memilih hidup dalam kefakiran dan kemiskinan.

2
Trismawati, D. (2018). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Menurut Hamka (Kajian Atas Tafsir Al Azhar Surat An
Nisa Ayat 36-38) (Doctoral dissertation, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang).
6
Berakhlak kepada Rasulullah berarti mencintai Rasulullah, hukum berakhlak
kepada Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman. Semua orang Islam
mengimani bahwa Rasulullah adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Makna mengimani
ajaran Rasulullah SAW adalah menjalankan ajarannya, menaati perintahnya dan
berhukum dengannya.3 Ahlus sunnah mencintai Rasulullah SAW dan mengagungkannya
sebagaimana para sahabat beliau mencintai beliau lebih dari kecintaan mereka kepada
diri mereka sendiri dan keluarga mereka, sebagaimana sabda Rasulullah saw, yang
artinya, ”Tidak beriman salah seorang diantara kamu, sehingga aku lebih dicintai olehnya
daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan manusia semuanya, (HR. Bukhari
Muslim).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ْ‫ﻅ َﻠ ُﻤﻮْۤﺍ ﺍِﺫ‬


َ َ‫ﺎ ِﻟّـ ﱣﻠﻪِ ۗ ﻭَ َﻟﻮْ َﻳﺮَﻯ ﺍ ﱠﻟﺬِ ْﻳﻦ‬l‫ﺣﺒ‬
ُ ‫ﺷﺪﱡ‬
َ َ‫ﱣِ ۗ ﻭَﺍ ﱠﻟﺬِ ْﻳﻦَ ﺍٰ َﻣ ُﻨﻮْۤﺍ ﺍ‬W ِّ‫ﺤﺐ‬
ُ ‫ﺤ ﱡﺒﻮْ َﻧ ُﻬﻢْ َﻛ‬
ِ ‫ﱣِ ﺍَ ْﻧﺪَﺍ ﺩًﺍ ﱡﻳ‬W ِ‫ﺨﺬُ ِﻣﻦْ ﺩُﻭْﻥ‬
ِ ‫ﻭَ ِﻣﻦَ ﺍﻟﻨﱠﺎ ﺱِ َﻣﻦْ ﱠﻳ ﱠﺘ‬
ِ◌‫ﺷﺪِ ْﻳﺪُ ﺍ ْﻟ َﻌﺬَﺍ ﺏ‬
َ َ‫ﱣ‬W ‫ﺟ ِﻤ ْﻴﻌًﺎ ۙ ﻭﱠﺍَﻥﱠ‬
َ ِ‫ﱣ‬t َ‫َﻳﺮَﻭْﻥَ ﺍ ْﻟ َﻌﺬَﺍ ﺏَ ۙ ﺍَﻥﱠ ﺍ ْﻟ ُﻘﻮﱠﺓ‬
wa minan-naasi may yattakhizu ming duunillaahi angdaaday yuhibbuunahum
kahubbillaah, wallaziina aamanuuu asyaddu hubbal lillaahi walau yarollaziina zholamuuu
iz yarounal-'azaaba annal-quwwata lillaahi jamii'aw wa annalloha syadiidul-'azaab

Artinya : "Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai
tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu
melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya
milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 165)

3
Mahmud, A. (2017). Akhlak terhadap Allah dan Rasulullah saw. Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman, 11(2).
7
C. Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri mengandung arti bagaimana memperlakukan diri
sendiri, sebagai amanah dari Allah.4 Karena pada dasarnya semua yang dimiliki oleh
manusia berupa panca indera atau jasmani maupun rohani, harus diperlakukan
dengan baik, adil dan sesuai dengan kemampuan. Seperti contoh diri kita memiliki
mata, maka akhlak kita bagaimana menggunakan mata, dan memperlakukan mata
secara proporsional, kalau tidak maka diri sendiri yang menanggung akibatnya.
Kita dapat mengimplementasikan akhlak terhadap diri sendiri melalui :
a. Sabar :
Secara terminologis, sabar didefinisikan secara beragam oleh
para ulama. Beragamnya definisi tentang sabar diakibatkan oleh
perbedaan cara pandang mereka dalam memahami sabar di dalam Al-
Qur’an, di samping pula karena latar belakang keilmuan ulama itu sendiri.
Namun, umumnya ulama yang membicarakan sabar adalah mereka yang
mempunyai latar belakang tasawuf. Hal ini karena sabar termasuk kajian
utama di dalam tasawuf.5
Dalam Al Qur’an dijelaskan dalam surah Al-Baqarah: 153
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ◌‫ﺼ ِﺒﺮِﻳْﻦ‬
‫ﱣَ َﻣﻊَ ﺍﻟ ﱣ‬W ‫ﺼﻠٰﻮﺓِ ۗ ﺍِﻥﱠ‬
‫ﺼ ْﺒﺮِ ﻭَﺍ ﻟ ﱠ‬
‫ﺳ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻮْﺍ ﺑِﺎ ﻟ ﱠ‬
ْ ‫ﻳٰۤﺎَ ﱡﻳﻬَﺎ ﺍ ﱠﻟﺬِ ْﻳﻦَ ﺍٰ َﻣﻨُﻮﺍ ﺍ‬
yaaa ayyuhallaziina aamanusta'iinuu bish-shobri wash-sholaah, innalloha
ma'ash-shoobiriin
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."

4
Warasto, H. N. (2018). Pembentukan Akhlak Siswa. Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, 2(1),
65-86.
5
Yusuf, M. (2018). Sabar dalam perspektif Islam dan Barat. AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan Dan
Keislaman , 4 (2), 233-245.
8
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153).

Perjuangan Menegakkan Kebenaran harus diungkapkan dengan


kesabaran memperbanyak shalat,sehingga menjadi ringan segala
kesukaran dan cobaan, karena Allah selamanya besertanya orang-orang
yang sabar. Dia akan menolong, menguatkan dan menenangkan orang-
orang yang berjuang teguh kebenaran agamanya.6
Surat Al-Baqarah ayat 153 ada nilai tentang kesabaran yang dapat
kita ambil sebagai pelajaran dalam menjalani kehidupan sudah menjadi
sunnatullah, Allah menciptakan rasa senang dan susah, yang disukai dan
yang tidak disukai. Bagi seorang mukmin menghadapi babak kedua
tersebut memiliki senjata yang ampuh yaitu berupa sikap sabar. Tatkala
seorang mukmin kebahagian ia sabar, dan tatkala sulit ia juga
menghadapinya bersabar.

b. Amanah
Amanah adalah segala bentuk kepercayaan yang diberikan
kepada seseorang, baik dalam bentuk perintah maupun larangan, terkait
urusan duniawi maupun urusan ukhrawi, sehingga semua syariat
Allah adalah amanah.7
Amanah dalam Islam mengacu pada kepercayaan yang diberikan
kepada seseorang untuk menjalankan tugas atau menjaga sesuatu dengan
benar dan penuh tanggung jawab. Ini mencakup pemenuhan kewajiban,

6
Rustin, M. S., Andrizal, A., & Akbar, H. (2020). Nilai pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an surat al-baqarah ayat
153-157 (STUDI PUSTAKA TAFSIR AL-AZHAR). JOM FTK UNIKS (Jurnal Online Mahasiswa FTK UNIKS),
2(1), 103-112.
7
Sari, E. P., & Sofia, N. (2018). Konstruksi alat ukur amanah dalam perspektif Alquran-Hadis. Jurnal Psikologi
Islam, 5(1), 13-26.
9
menjaga kepercayaan, dan tidak menyalahgunakan atau menelantarkan
tugas atau amanah yang diberikan.
Dalam Al Qur’an dijelaskan dalam surah Al-Ahzab: 72
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ﺣ َﻤ َﻠﻬَﺎ‬
َ َ‫ﺷ َﻔ ْﻘﻦَ ِﻣ ْﻨﻬَﺎ ﻭ‬
ْ َ‫ﺤ ِﻤ ْﻠ َﻨﻬَﺎ ﻭَﺍ‬
ْ ‫ﺠﺒَﺎ ﻝِ َﻓﺎَ َﺑ ْﻴﻦَ ﺍَﻥْ ﱠﻳ‬
ِ ‫ﺴﻤٰﻮٰﺕِ ﻭَﺍ ﻻَْ ﺭْﺽِ ﻭَﺍ ْﻟ‬
‫ﻋﻠَﻰ ﺍﻟ ﱠ‬
َ ‫ﺿﻨَﺎ ﺍﻻَْ ﻣَﺎ َﻧ َﺔ‬
ْ َ‫ﻋﺮ‬
َ ‫ﺍِﻧﱠﺎ‬
ً‫ﺟ ُﻬﻮْﻻ‬
َ ‫ﻅ ُﻠﻮْﻣًﺎ‬
َ َ‫ﺍﻻِْ ْﻧﺴَﺎ ﻥُ ۗ ﺍِ ﱠﻧﻪٗ ﻛَﺎ ﻥ‬
Artinya :
"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat
bodoh,"(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 72)

Penggunaan kata amanah pada ayat ini adalah berada dalam


konteks pembicaraan tentang kesediaan manusia melaksanakan amanah
yang ditawarkan oleh Allah Swt., setelah sebelumnya tidak satupun
makhluk yang sanggup memikulnya.
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kata al-
amanah atau ketaatan atau kepatuhan yang ‫ ﺍﻟﻄﺎﻋﺔ‬di dalam ayat ini adalah
(‫ )ﺍﻻﻣﺎﻧﺔ‬ditawarkan Allah Swt., kepada langit, bumi, gunung gunung
sebelum ditawarkan pada bapak manusia, Adam as. Langit dengan segala
hormatnya menolak tawaran itu karena sangat beratnya. Akan tetapi
manusia siap menerima dan memelihara amanah itu dengan sebaik
baiknya.8

8
Maqbullah, A. (2018). Pemaknaan Amanah Dalam Surah Al-Ahzab Ayat 72 (Perspektif penafsiran al-Sya ‘rāwī)
(Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah).
10
D. Akhlak terhadap Keluarga
Islam mengatur tata cara berakhlak terhadap keluarga (orang tua, kakak/adik).
Bagaimana kondisi orang tua seorang anak tidak diperbolehkan membentak, menyakiti,
atau memperlakukannya secara tidak terhormat. Islam telah mengatur pola hubungan
akhlak orang tua, berbeda agama atau keyakinan, seorang anak harus berakhlak baik
terhadap orang tua. Birul walidain merupakan pendidikan yang sangat penting yang harus
kita utamakan setelah tauhid kepada Allah karena berbakti kepada orang tua merupakan
salah satu bentuk syukur kita kepada Allah, kedua orang tua kita adalah orang yang
sangat berjasa untuk kita.9

Selain dengan orangtua dalam keluarga kita juga harus berakhlak atau bersikap
baik kepada saudara dan anggota keluarga yang lain. Terhadap kakak dan saudara yang
lebih tua kita harus menghormati, jangan sampai mereka marah karena kelakuan kita.
Bentuk rasa hormat dapat diimplementasikan dengan banyak cara, salah satunya adalah
berbicara dengan nada rendah atau tidak membentak kepada saudara yang lebih tua.
Sedangkan kepada saudara yang lebih muda kita harus menyayanginya dan tidak
membentak, jika adik atau saudara yang lebih muda membuat kesalahan maka
nasehatilah dengan kata-kata yang lembut tanpa memarahinya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ۤ‫ﱣَ َﻣﺎ‬W َ‫ﺼﻮْﻥ‬


ُ ‫ﺷﺪَﺍ ﺩٌ ﻻﱠ َﻳ ْﻌ‬
ِ ‫ﻅ‬
ٌ َ‫ﻏﻼ‬
ِ ٌ‫ﻋ َﻠ ْﻴﻬَﺎ َﻣ ٓﻠٰ ِﺌ َﻜﺔ‬
َ ُ‫ﺤﺠَﺎ ﺭَﺓ‬
ِ ‫ﺴ ُﻜﻢْ ﻭَﺍَ ْﻫ ِﻠ ْﻴ ُﻜﻢْ ﻧَﺎ ﺭًﺍ ﻭﱠ ُﻗﻮْﺩُﻫَﺎ ﺍﻟﻨﱠﺎ ﺱُ ﻭَﺍ ْﻟ‬
َ ‫ﻳٰۤﺎَ ﱡﻳﻬَﺎ ﺍ ﱠﻟﺬِ ْﻳﻦَ ﺍٰ َﻣ ُﻨﻮْﺍ ُﻗﻮْۤﺍ ﺍَ ْﻧ ُﻔ‬
َ◌‫ﺍَ َﻣﺮَ ُﻫﻢْ ﻭَ َﻳ ْﻔ َﻌ ُﻠﻮْﻥَ ﻣَﺎ ُﻳﺆْ َﻣﺮُﻭْﻥ‬

9
Khasanah, A. (2022). Konsep pendidikan akhlak dalam berbakti kepada orang tua prespektif Al-Qur’an surat
luqman ayat 14. Alphateach (Jurnal Profesi Kependidikan dan Keguruan), 2(1), 1-11.
11
yaaa ayyuhallaziina aamanuu quuu angfusakum wa ahliikum naarow wa quuduhan-naasu
wal-hijaarotu 'alaihaa malaaa-ikatun ghilaazhung syidaadul laa ya'shuunalloha maaa
amarohum wa yaf'aluuna maa yu-maruun

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia
perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

E. Akhlak terhadap Sesama Manusia


Akhlak terhadap manusia, dalam konteks Islam, mengacu pada tindakan, sikap,
dan perilaku individu terhadap sesama manusia.10 Hal ini mencakup bagaimana seseorang
berinteraksi, berhubungan, dan berperilaku dengan orang lain dalam kehidupan sehari-
hari. Akhlak terhadap manusia adalah bagian penting dari etika dan moralitas dalam
Islam. Melibatkan prinsip-prinsip seperti kasih sayang, adil, dan menghargai perbedaan
gender.

Dalam perkembangannya, menurut Mansour Fakih perbedaan gender akan


melahirkan manifestasi ketidakadilan antara lain: terjadi marginalisasi (pemiskinan
ekonomi) terhadap kaum perempuan, terjadinya subordinasi pada salah satu jenis
kelamin, pelabelan negatif (stereotype), kekerasan (violence), menanggung beban kerja
domestik lebih banyak dan lebih lama (double burden), pada umumnya yang
menjadi korban adalah perempuan dengan adanya tradisi dan keyakinan

10
Hakim, L. (2012). Internalisasi nilai-nilai agama islam dalam pembentukan sikap dan perilaku siswa sekolah dasar
islam terpadu Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, 10(1), 67-77.
12
masyarakat bahwa perempuanlah yang bertugas dan memelihara kerapian
rumah, serta tanggung jawab atas terlaksananya keseluruhan pekerjaan domestik.11

Dalam bermasyarakat sikap saling menolong tidak kalah pentingnya, Allah


Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ‫ﺸ ْﻬﺮَ ﺍ ْﻟﺤَـﺮَﺍ ﻡَ ﻭَﻻَ ﺍ ْﻟ َﻬﺪْﻱَ ﻭَﻻَ ﺍ ْﻟ َﻘﻼَۤ ِﺋﺪَ ﻭَﻻَۤ ٓﺍٰ ِّﻣ ْﻴﻦَ ﺍ ْﻟ َﺒ ْﻴﺖَ ﺍ ْﻟﺤَـﺮَﺍ ﻡ‬
‫ﱣِ ﻭَﻻَ ﺍﻟ ﱠ‬W َ‫ﺷ َﻌﺎٓ ِﺋﺮ‬
َ ‫ﺤ ﱡﻠﻮْﺍ‬
ِ ‫ﻳٰۤـﺎَ ﱡﻳﻬَﺎ ﺍ ﱠﻟﺬِ ْﻳﻦَ ﺍٰ َﻣ ُﻨﻮْﺍ ﻻَ ُﺗ‬
‫ﺠﺪِ ﺍ ْﻟﺤَـﺮَﺍ‬
ِ ‫ﺴ‬
ْ ‫ﻋﻦِ ﺍ ْﻟ َﻤ‬
َ ْ‫ﺻﺪﱡﻭْ ُﻛﻢ‬
َ ْ‫ﺷ َﻨﺎٰ ﻥُ َﻗﻮْﻡٍ ﺍَﻥ‬
َ ْ‫ﺠﺮِ َﻣ ﱠﻨ ُﻜﻢ‬
ْ ‫ﺻﻄَﺎ ﺩُﻭْﺍ ۗ ﻭَﻻَ َﻳ‬
ْ ‫ﺣ َﻠ ْﻠ ُﺘﻢْ ﻓَﺎ‬
َ ‫ﺿﻮَﺍ ﻧًﺎ ۗ ﻭَﺍِ ﺫَﺍ‬
ْ ِ‫ﻀﻼً ِّﻣﻦْ ﺭﱠ ِّﺑ ِﻬﻢْ ﻭَﺭ‬
ْ ‫َﻳﺒْـ َﺘ ُﻐﻮْﻥَ َﻓ‬
ِ◌‫ﺷﺪِ ْﻳﺪُ ﺍ ْﻟ ِﻌﻘَﺎ ﺏ‬
َ َ‫ﱣ‬W ‫ﱣَ ۗ ﺍِﻥﱠ‬W ‫ﻋﻠَﻰ ﺍﻻِْ ْﺛﻢِ ﻭَﺍ ْﻟ ُﻌﺪْﻭَﺍ ﻥِ ۖ ﻭَﺍ ﱠﺗﻘُﻮﺍ‬
َ ‫ﻋﻠَﻰ ﺍ ْﻟ ِﺒﺮِّ ﻭَﺍ ﻟ ﱠﺘ ْﻘﻮٰﻯ ۖ ﻭَﻻَ َﺗﻌَﺎﻭَ ُﻧﻮْﺍ‬
َ ‫ﻡِ ﺍَﻥْ َﺗ ْﻌ َﺘﺪُﻭْﺍ ۘ ﻭَ َﺗﻌَﺎﻭَ ُﻧﻮْﺍ‬

yaaa ayyuhallaziina aamanuu laa tuhilluu sya'aaa-irollohi wa lasy-syahrol-harooma wa


lal-hadya wa lal-qolaaa-ida wa laaa aaammiinal-baital-harooma yabtaghuuna fadhlam mir
robbihim wa ridhwaanaa, wa izaa halaltum fashthooduu, wa laa yajrimannakum syana-
aanu qoumin ang shodduukum 'anil-masjidil-haroomi ang ta'taduu, wa ta'aawanuu 'alal-
birri wat-taqwaa wa laa ta'aawanuu 'alal-ismi wal-'udwaani wattaqulloh, innalloha
syadiidul-'iqoob

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar


kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban), dan Qalaid (hewan-hewan kurban yang
diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitul
Haram; mereka mencari karunia dan keridhaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah
menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu)
kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidil Haram
mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah

11
Suhra, S. (2013). Kesetaraan Gender dalam Perspektif Al-Qur’an dan Implikasinya terhadap Hukum Islam. Al-
Ulum, 13(2), 373-394.
13
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat
siksa-Nya."

(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 2)

F. Akhlak Masuk Rumah

Salah satu kegiatan sehari-hari yang harus kita tanamkan adalah akhlak ketika
masuk rumah. Ketika kita bertamu, sebagai tamu kita harus mengetahui adab bertamu.
Menurut ijma ulama dalam bertamu perlu diperhatikan bahwa meminta izin adalah adab
yang perlu diperhatikan.12 Sebagaimana yang disyariatkan sesuai dalil al-Qur‟an dan as-
Sunnah. Adapun sunnahnya seseorang mengucapkan salam dan meminta izin masuk
sebanyak tiga kali kemudian dikumpulkan antara salam dan izin sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam alQur‟an. Namun mereka berselisih pendapat, apakah disunahkan
mendahulukan salam lalu meminta izin?. Atau mendahulukan izin lalu salam yang benar
sebagaimana sunnah. Menurut para Muhaqqih bahwa dalam hal masuk rumah ada tiga
yang harus diperhatikan yaitu; pertama, mendahulukan salam dengan mengucapkan
“Assalamu‟alaikum” dan bertanya apakah aku boleh masuk. Kedua, meminta izin
terlebih dahulu. Ketiga, pendapat yang terpilih dari al-Mawardi dan para pengikut kami
adalah jika sudah terjadi permintaan izin kepada tuan rumah maka hendaklah sebelum
masuk rumah, meminta izin terlebih dahulu kemudian salam.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ◌‫ﺧ ْﻴﺮٌ ﻟﱠـ ُﻜﻢْ َﻟ َﻌ ﱠﻠ ُﻜﻢْ َﺗﺬَ ﱠﻛﺮُﻭْﻥ‬


َ ْ‫ﻋﻠٰۤﻰ ﺍَ ْﻫ ِﻠﻬَﺎ ۗ ﺫٰ ِﻟ ُﻜﻢ‬
َ ‫ﺴ ِّﻠ ُﻤﻮْﺍ‬
َ ‫ﺴﻮْﺍ ﻭَ ُﺗ‬
ُ ‫ﺴ َﺘ ْﺄ ِﻧ‬
ْ ‫ﺣﺘﱣﻰ َﺗ‬
َ ْ‫ﻏ ْﻴﺮَ ُﺑ ُﻴﻮْ ِﺗ ُﻜﻢ‬
َ ‫ﺧ ُﻠﻮْﺍ ُﺑ ُﻴﻮْﺗًﺎ‬
ُ ْ‫ﻳٰۤـﺎَ ﱡﻳﻬَﺎ ﺍ ﱠﻟﺬِ ْﻳﻦَ ﺍٰ َﻣ ُﻨﻮْﺍ ﻻَ َﺗﺪ‬

yaaa ayyuhallaziina aamanuu laa tadkhuluu buyuutan ghoiro buyuutikum hattaa tasta-
nisuu wa tusallimuu 'alaaa ahlihaa, zaalikum khoirul lakum la'allakum tazakkaruun

12
Afifah, M. (2018). Pendidikan Akhlak Masyarakat Perspektif Hadist. Al Iman: Jurnal Keislaman Dan
Kemasyarakatan, 2(2), 266-281.
14
Artinya :

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat."

(QS. An-Nur 24: Ayat 27)

‫ﱣُ ِﺑﻤَﺎ‬t ‫ﺟ ُﻌﻮْﺍ ۚ ُﻫﻮَ ﺍَﺯْﻛٰﻰ ﻟَـ ُﻜﻢْ ۗ ﻭَﺍ‬


ِ ْ‫ﺟ ُﻌﻮْﺍ ﻓَﺎ ﺭ‬
ِ ْ‫ﺣﺘﱣﻰ ُﻳﺆْﺫَﻥَ ﻟَـ ُﻜﻢْ ۚ ﻭَﺍِ ﻥْ ِﻗ ْﻴﻞَ ﻟَـ ُﻜﻢُ ﺍﺭ‬
َ ‫ﺧ ُﻠﻮْﻫَﺎ‬
ُ ْ‫ﺣﺪًﺍ َﻓﻼَ َﺗﺪ‬
َ َ‫ﺠﺪُﻭْﺍ ِﻓ ْﻴ َﻬﺎۤ ﺍ‬
ِ ‫َﻓﺎِ ﻥْ ﱠﻟﻢْ َﺗ‬
ٌ◌‫ﻋ ِﻠﻴْﻢ‬
َ َ‫َﺗ ْﻌ َﻤ ُﻠﻮْﻥ‬

fa il lam tajiduu fiihaaa ahadang fa laa tadkhuluuhaa hattaa yu-zana lakum wa ing qiila
lakumurji'uu farji'uu huwa azkaa lakum, wallohu bimaa ta'maluuna 'aliim

Artinya : "Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu
masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, "Kembalilah!" Maka
(hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan."(QS. An-Nur 24: Ayat 28)

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak adalah segala sesuatu yang menyiratkan bahwa perlakuan apapun dalam
hidup kita, yang dilakukan secara berulang, serta dilakukan secara spontan dengan tanpa
memikirkannya, terlepas itu baik atau buruk. Dan akhlak hanya bisa dinisbatkan kepada
manusia, karena manusia memiliki dua aspek sekaligus yang hanya salah satu dari
keduanya dimiliki oleh malaikat dan hewan, maka salah satu dari keduanya akan
mendukung manusia.

Akhlak memiliki posisi yang sangat penting, karena sebagai makhluk sosial pasti
membutuhkan banyak komunikasi, dan komunikasi yang baik hanya akan terjalin dengan
menggunakan akhlak yang baik.Ajaran Islam menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah
sebagai dasar akhlak, dan menjadikan kedua sumber tersebut sebagai ukuran baik dan
buruknya sebuah akhlak. Serta Islam tidak menafikan akal dan nurani sebagai alat untuk
menentukan nilai baik dan buruk.

Ruang lingkup akhlak islam itu sendiri meliputi beberapa aspek yang sangat
berkaitan dalam kehidupan, seperti akhlak terhadap diri sendiri, akhlak dalam
berkeluarga, akhlak dalam masyarakat, akhlak dalam bernegara, dan akhlak terhadap
agama.Semua aktivitas yang kita lakukan tidak akan pernah lepas dari semua poin-poin
diatas, karena kita sebagai manusia tidak akan pernah lepas dari ruang lingkup tersebut.

Secara global millie terbagi kepada dua macam, yaitu: pertama, lingkungan alam
yang merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang.
Kedua, yaitu lingkungan pergaulan dalam artian hubungan dengan manusia yang lainnya
yangdapat mempengaruhi akhlak seseorang terutama dalam fikiran, sifat dan tingkah laku.

16
B. Saran

Setelah melakukan penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyaknya


kekurangan yang ada di makalah ini. Maka dari itu saran dan kritik dari para pembaca
sangat diharapkan, sebagai bentuk apresiasi kepada penulis. Saran akan diterima penulis
dengan lapang dada untuk memperbaiki makalah ini serta kritik juga akan diterima untuk
dijadikan pembelajaran kedepannya.

17
Daftar Pustaka

Afifah, M. (2018). Pendidikan Akhlak Masyarakat Perspektif Hadist. Al Iman: Jurnal


Keislaman Dan Kemasyarakatan, 2(2).
Hakim, L. (2012). Internalisasi nilai-nilai agama islam dalam pembentukan sikap dan
perilaku siswa sekolah dasar islam terpadu Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan
Agama Islam-Ta’lim, 10(1).
Khasanah, A. (2022). Konsep pendidikan akhlak dalam berbakti kepada orang tua
prespektif Al-Qur’an surat luqman ayat 14. Alphateach (Jurnal Profesi Kependidikan dan
Keguruan), 2(1).
Maqbullah, A. (2018). Pemaknaan Amanah Dalam Surah Al-Ahzab Ayat 72 (Perspektif
penafsiran al-Sya ‘rāwī) (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN
Syarif Hidayatullah).
Mahmud, A. (2017). Akhlak terhadap Allah dan Rasulullah saw. Sulesana: Jurnal
Wawasan Keislaman, 11(2).
Suhra, S. (2013). Kesetaraan Gender dalam Perspektif Al-Qur’an dan Implikasinya
terhadap Hukum Islam. Al-Ulum,
Trismawati, D. (2018). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Menurut Hamka (Kajian Atas
Tafsir Al Azhar Surat An Nisa Ayat 36-38) (Doctoral dissertation, Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Magelang).
Warasto, H. N. (2018). Pembentukan Akhlak Siswa. Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan,
Seni, dan Teknologi, 2(1).
Yusuf, M. (2018). Sabar dalam perspektif Islam dan Barat. AL-MURABBI: Jurnal Studi
Kependidikan Dan Keislaman , 4 (2).
13(2).

18

Anda mungkin juga menyukai